Anda di halaman 1dari 12

TATAP MUKA 15

Pada pertemuan ke lima belas ini mahasiswa bisa memahami dan mempelajari isi materi
tentang konsep dan mekanisme dari kegagalan. Penyebab kerusakan yang paling umum
terjadi pada komponen mesin adalah kelelahan, lebih dikarenakan muatan dinamis
daripada muatan statis, terutama sekali pada aplikasi aeronotika. Ini mengimplikasikan
bahwa muatan atautegangan maksimum yang menyebabkan kelelahan jauh lebih
sedikit dibandingmuatan statis. Jenis keretakan ini biasanya terjadi pada komponen
yang menjadi sasaran bagi aplikasi yang berulang dalam tegangan alternatif
isi Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila
menerima tegangan berulang – ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah
batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen
mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang
sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.

MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam paparan materi ini akan menjelaskan mengenai tentang proses konsep
dan mekanisme dari kegagalan. Memperkirakan umur lelah suatu komponen adalah
sulit. Kesukaran ini disebabkan oleh banyaknya factor yang mempengaruhi umur lelah.
Kelelahan adalah fenomena yang penting dan kompleks karena terhitung fenomena ini
merupakan 80% dari semua jenis kegagalan struktural. Ini pertama kalinya diketahui di
tahun 1800 pada permukaan yang rusak dari sebuah as roda/gandar lokomotif dan
selama 125 tahun penelitian telah dilakukan untuk ini.
Untuk itulah sudah merupakan hal yang wajar untuk menanyakan mengapa
kelelahan masih tejadi dengan sangat teratur dan pada jenis produk industrial yang
sangat luas. Alasan yang paling dominan adalah struktur metal kompleks mungkin
mengandung area tegangan dan kerusakan yang tersembunyi atau tak dikenal.
Mekanisme patah lelah terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap awal terjadinya retakan
(crack initiation), tahap penjalaran retakan (crack propagation) serta patah akhir atau
patah statis akibat dari penampang yang tersisa tidak mampu lagi menerima beban

JUDUL
A. KONSEP DAN MEKANISME DARI KEGAGALAN
https://www.youtube.com/watch?v=Y-bqhq2Y8pE
TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengujian spesimen merupakan salah satu tahapan yang sangat penting untuk
menjamin mutu dan kualitas suatu material, komponen atau bahan tertentu ntuk
memastikan layak untuk digunakan serta sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan.
Mayoritas komponen kelelahan timbul dari beberapa bentuk penimbul tegangan.
Tegangan tensil, baik terapan maupun residual merupakan komponen mayor dari
kelelahan dan secara umum jauh lebih lemah dari yang dibutuhkan bagi keretakan
statik. Setelah beberapa jumlah kritis dari daur tegangan, retakan akan terbentuk dalam
daerah konsentrasi tegangan tertinggi. Dengan siklus berkelanjutan, retakan akan
bertambah dalam panjang dan dalam petunjuk garis tegak lurus pada tegangan tensil
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
151
teraplikasi. Permulaan dan perkembangbiakkan dari sebuah kelelahan merupakan
sebuah proses yang rumit, keduanya terjadi karena pembaharuan plastik. Tidak seperti
keretakan pipa/ saluran, keretakan akibat kelelahan tidak menunjukkan adanya
pembaharuan dalam daerah kerusakan.
Umur lelah biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus tegangan yang dicapai
sampai spesimen atau komponen patah. Dengan demikian umur total tersebut telah
mencakup pula tahap awal retakan dan penjalaran retakan yang bila telah cukup jauh
penjalarannya akan menyebabkan patah menjadi dua. Selain itu data kelelahan lain
yang penting adalah laju penjalaran retakan (crack growth rate). Laju penjalaran
retakan inilah yang datanya dapat dipakai untuk memperkirakan umur lelah.
Uji lelah yang sederhana dilakukan dengan memberikan pembebanan atau
tegangan yang relatif sederhana, yaitu beban uniaksial atau lenturan. Dengan beban
tersebut akan diperoleh tegangan tarik dan tegangan tekan yang berfluktuasi. Baja
memiliki batas kelelahan (fatigue limit) atau batas ketahanan (endurance limit) yang
jelas, sedangkan alumunium tidak mempunyai batas kelelahan yang jelas.

B. KELELAHAN
Kelelahan adalah fenomena yang penting dan kompleks karena terhitung
fenomena ini merupakan 80% dari semua jenis kegagalan struktural. Ini pertama
kalinya diketahui di tahun 1800 pada permukaan yang rusak dari sebuah as
roda/gandar lokomotif dan selama 125 tahun penelitian telah dilakukan untuk ini. Untuk
itulah sudah merupakan hal yang wajar untuk menanyakan mengapa kelelahan masih
tejadi dengan sangat teratur dan pada jenis produk industrial yang sangat luas.
Alasan yang paling dominan adalah struktur metal kompleks mungkin
mengandung area tegangan dan kerusakan yang tersembunyi atau tak dikenal.
Mayoritas komponen kelelahan timbul dari beberapa bentuk penimbul tegangan.
Tegangan tensil, baik terapan maupun residual merupakan komponen mayor dari
kelelahan dan secara umum jauh lebih lemah dari yang dibutuhkan bagi keretakan
statik. Setelah beberapa jumlah kritis dari daur tegangan, retakan akan terbentuk dalam
daerah konsentrasi tegangan tertinggi.
Dengan siklus berkelanjutan, retakan akan bertambah dalam panjang dan dalam
petunjuk garis tegak lurus pada tegangan tensil teraplikasi. Permulaan dan
perkembangbiakkan dari sebuah kelelahan merupakan sebuah proses yang rumit,
keduanya terjadi karena pembaharuan plastik. Tidak seperti keretakan pipa/ saluran,
keretakan akibat kelelahan tidak menunjukkan adanya pembaharuan dalam daerah
kerusakan.
Untuk itu, tak ada indikasi sebelumnya tentang serangan retakan akibat kelelaha
yang dapat dideteksi secara visual. Secara normal retakan sangat sulit untuk dideteksi
sampai mereka berkembang menjadi ukuran makroskopik menjadi perputusan yang
arsial atau bahkan komplit. Metode dasar dalam pemunculan data kelelahan mesin
biasanya dalam bentuk kurva S-N. bias dilihat pada gambar 1 dibawah ini yang
mengilustrasikan kurva jenis S-N.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
152
Gambar 1 Ilustrasi hubungan antara amplitudo tegangan dan masa hidup putaran
Ini memperlihatkan bahwa kurva S-N dikonsenkan dengan kelelahan pada jumlah
putaran yang lebih tinggi (N > 10 5 putaran). Di bawah kondisi ini tegangan pada skala
kasar adalah elastis. Pada tegangan yang lebih tinggi, masa kelelahan secara progresif
menurun. Untuk putaran yang lemah kelelahan yang dikonsenkan dengan N<10 4
putaran dilakukan dengan putaran terkontrol dari tegangan plastic elastis plus sebagai
pengganti tegangan kontrol putaran.
Karena amplitude tegangan meningka, N tidak dapat terus menerus berada
dalam nilai tinggi. Oleh sebab itu dia akan mengalami drop. Kelelahan pada putaran
yang lemah diambil sebagai pertimbanagn dalam desain bejana bertekanan nuklir,
turbin air panas dan jenis mesin kekuatan yang lain, padahal kelelahan putaran yang
tinggi ditujukan dengan struktur dinamis. Kelelahan putaran lemah sering terjadi di
mana tegangan yang berulangan mencapai suhu aslinya, karena suhu tegangan
diproduksi oleh pelepasan suhu material.
Metode yang biasa dalam memunculkan data kelelahan putaran lelah yaitu
dengan perencanaan tegangan plastic melawan jumlah putaran pada skala logaritma
daloam bntuk garis lurtus. Hubungan ini diketahui sebagai
hukum Coffin Manson dan ditampilkn dengan persamaan.
ΔεpNb = Konstan
Bagaimanapun juga karena sulitnya penghitungan hasil yang didapat dari tes
laboratorium untuk komponen structural dengan ukuran penuh, tes kelelahan mesin
sekarangdilakukan dengan komponen asli dengan ukuran penuh seperti sayap pesawat
terbang dengan menyubjekkan ini pada getaran tersimulasi.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
153
Aspek metalurgi pada kelelahan :
Kerusakan berupa kelelahan terjadi melalui 4 langkah/ tahap, yang diberi nama:
1. Nukleasi retakan mikro
2. Perkembangan retakan mikro
3. Perkembangan retakan makro
4. perputusan atau patahan akhir.

C. PERANAN PENIMBUL TEGANGAN DALAM KELELAHAN .


Sebuah penimbul tegangan merupakan sebuah ketidakteraturan dari sudut
pandang geometrical baik dalam bentuk atau permukaan, yang menyebabkan puncak
ketegangan berada pada atau dekat dengan ketidakteraturan yang lebih tinggi
daripada tegangan rata-rata pada daerah sekitar.
Penimbul tegangan bias jadi mekanikal atau metalurgikal. Penimbul tegangan
mekanikal secara aktual tidak berlanjut atau terpisah dalam produk ( seperti lipatan,
inklusi, laminasi, retakan, dll.). penimbul tegangan secara metalurgi muncul dari
perbedaan dalam propertiproperti seperti noda yang samar dan kuat, dekarburisasi,
segregasi kimia, penandaan, dll).
Beban dan tegangan lelah yang bervariasi terhadap waktu (beban dinamik)
memiliki potensi untuk menyebabkan kegagalan lelah. Karakter beban tersebut secara
substansial dapat bervariasi dari aplikasi yang satu ke aplikasi yang lain. Aplikasi beban
pada rotating machinery, amplitudo bebannya akan selalu konsisten (tetap) sepanjang
waktu dan berulang-ulang pada frekuensi tertentu. Aplikasi beban pada service
equipment (segala jenis kendaraan), amplitudo dan frekuensi bebannya acak
sepanjang waktu. Bentuk gelombang beban sebagai fungsi waktu pada service
equipment yang dalam keadaan tidak terkorosi terlihat tidak memiliki pengaruh
signifikan pada kegagalan lelah.

a. Rotating Machinery Loading

Rotating Machinery Loading Tegangan sebagai fungsi waktu yang dialami


rotating machinery dapat dimodelkan sebagai berikut :

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
154
Gambar 2. Nilai alternating, mean, dan range

Tiga kondisi tegangan siklus pada gambar diatas:


a. Fully reversed
b. Repeated ( kasus Release tension, gelombang diatas sumbu axis)
c. Fluctuating

Selain tiga kondisi tegangan diatas, ada satu lagi kondisi tegangan yang sering
digunakan, yaitu release compression dimana gelombang dibawah sumbu axis.
Keempat kondisi tegangan mempunyai amplitudo yang konstan.

Tabel 1. Parameter tegangan siklus

Amplitude ratio A berhubungan dengan stress ratio R, seperti ditunjukkan dalam


persamaan berikut:

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
155
b. Service Equipment Loading
Karakter beban sebagai fungsi waktu untuk service equipment tidak mudah
didefinisikan seperti pada rotating machinery. Data terbaik didapatkan dari pengukuran
actual pada service equipment dengan simulasi kondisi operasi,
contohnya:
1. Industri mobil menggunakan kendaraan prototipe untuk menguji kondisi jalan
dengan melakukan simulasi berbagai macam permukaan dan tikungan
jalan.Kendaraan uji sangat mahal karena dilengkapi dengan accelerometers, force
transducers, strain gages, dan berbagai macam intrumen yang lain yang
memberikan sejumlah data yang besar ke computer yang mana data tersebut
dalam bentuk digital untuk dianalisis lebih lanjut.
2. Industri pesawat terbang juga melengkapi pesawat uji dengan berbagai peralatan
yang mencatat in-flight force, acceleration, dan strain data.
3. Kapal laut dan offshore oil platform juga dilakukan pengujian actual.

Gambar 3. Semirandon loading dalam periode yang berbeda


Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
156
c. Sumber Penimbul Tegangan
Karena sebagian besar analisis kelelahan meliputi deteksi dan identifikasi
terhadap penimbul tegangan pada lokasi permulaan terjadinya kelelahan,
teridentifikasilah 4 kategori sumber :

1. Hasil dari kelemahan atau kerusakan desain (seperti lubang, sudut, galur)
2. Diambil dari sisa proses penyulingan logam (pipa, inklusi, segrerasi)
3. Disebakan oleh proses pembuatan.
4. Disebabkan hasil operasi atau lingkungan ( korosi, penyinaran, objek asing, dan
kerusakan)

D. RETAKAN AKIBAT KELELAHAN DIBAWAH PERTUKARAN MUATAN.


Aspek mikroskopis dan makroskopis dari nukleasi dan perkembangan keretakan.
Aspek mikroskop kelelahan termasuk fenomena nukleasi dan perkembangan retakan
dengan bantuan teori micro-plasticity, sedangkan aspek makroskopis seiring dengan
perkembangan kemunculan awal retakan makro atau retakan seperti kerusakan dengan
bantuan plastisitas yang besar. Permukaan bebas secara normal merupakan area
pilihan untuk permulan retakan akibat kelelahan. Pada penegangan monotonik lekukan
menyebar luas menutupi semua serat permukaan, padahal pada kelelahan beberapa
serat permukaan akan memperlihatkan garis lekukan tanpa bukti adnya lekukan pada
yang lain.Bagaimanapun juga, jenis kerusakan permukaan bervariasi dipertimbangkan
atas dasar orientasi mereka dan distribusi permukaan bergantung pada
ketidakhomogen-
nya struktur yang pokok. Gambar dibawah ini memperlihatkan 2 jenis kerusakan
permukaan yaitu ekstrusi (proyek material dari permukaan) dan intrusi.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
157
Gambar. 4. proses perusakan permukaan pada ekstrusi dan intrusi pada material
logam berdasakan arus bolak – balik (untuk tambahan bacaan, J.C. Grosse kreutz,
ASTM 495, 1971)

Garis lekukan dibentuk selama beberapa ribu putaran tegangan yang pertama
dan putaran berturut-turut menghasilkan garis galangan tambahan. Secara umum, ada
beberapa garis lekukan yang lebih rentan dibandingkan sisanya dan yang akan tampak
bekas, sementara yang lainnya akan diperbaiki.Lekukan yang rentan ini merupakan
daerah embrionik untuk terjadinya kelelahan berupa retakan.
Mikrograf SEM dari intrusi dan ekstrusi sudah mengindikasikan bahwa proses ini
diasosiasikan dengan pembentukan derajat mikro dan retakan mikro. Sekali terbentuk,
kelelahan berupa keretakan cenderung bertambah pada sudut kira-kira 45º untuk
tegangan tensil. Retakan 45º dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai daerah
permulaan yang sempit pada permukaan yang retak setelah kerusakan pada
kebanyakan campuran, kecuali pada nikel yang kekuasaannya tinggi dan kobalt
campuran di mana area yang besar pada permukaan yang retak terdiri dari jenis
retakan ini. Angka peningkatan keretakan pada daerah I sangat lemah dan hasil dari
beberapa diameter atom per putaran dibandingkan dengan jumlah beberapa micron per
putaran pada daerah II.

Gambar. 5. penggambaran propagasi retakan akibat kelelahan pada daerah I dan


daerah II (Untuk tambahan bacaan, C. Laird. ASTM 415 – 1967)

Sebuah peralatan mikroskop yang penting dan unik bagi perubahan kelelahan
adalah pembentukan bubungan dan galur pada intrusi dan ekstrusi daerah lekukan.
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
158
Sebuah mekanisme pembentukan pada intrusi dan ekstrusi yang disarankan oleh
Cotrell dan Hall diperlihatkan secara skematik pada gambar dibawah ini.

Gambar. 6. Ilustrasi untuk mekanisme pembentukan ekstrusi dan intrusi

Selama setengah putaran tegangan tensil, kedua sistem galangan beroperasi


untuk menghasilkan tegangan permukaan. Ketika tegangan menjadi kompresif, bentuk
intrusi oleh lekukan pada sistem pertama dan bentuk ekstrusi ketika sistem lekuakan
lain beroperasi. Diketahui bahwa kerusakan berupa kelelahan dapat pula terjadi pada
specimen yang tersemir dengan begitu lembut tanpa adanya konsentrasi tegangan
yang
muncul tiba-tiba.Tapi proses inisiasi retakan dipertimbangkan terpengaruh oleh
ketidakteraturan pada permukaan seperti inklusi pada permukaan bebas, partikel asing
pada sub-permukaan atau retakan terbentuk oleh tembakan peening, goresn dan
kerusakan permukaan disebabkan oleh pengukir kayu atau alat mekanikal.

E. PERKEMBANGAN KELELAHAN BERUPA RETAKAN.


Setelah permulaan retakan pada daerah I, daerah II mulai dengan
perkembangan retakan di sudut kanan pada arah tegangan tensil sampai retakan
berperan karena kelebihan muatan. Perkembangan retakan pada daerah II
memperlihatkn perkembangan sebuah karakteristik yang luas dari kelelhan oleh retakan
dari transisi retakan akhir katastrofik.
Penelitian yang luas sudah dilakukan untuk memutuskan hukum kelelahan
berupa perkembangan retakan untuk daerah II. Hubungan perkembangan retakan
secara umum mengijinkan implementasi filosofi desain yang aman, yang
memprediksikan bahwa kehadiran retakan atau retakan seperti kerusakan pada struktur
mesin, , bersifat tak terelakkan. Ini bertujuan untuk penentuan muatan yang aman dan
panjang retakan yang akan menghindarkan kegagalan pada servis secara
konvensional. Di antara berbagai hubungan empiric, persamaan berikut ini adalah yang
paling umum digunakan.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
159
da/ Dn = A (ΔK)p
dimana da/ dN adalah angka perkembangan retakan, a adalah panjang retakan, A dan
P adalah konstanta, K= yσ √πa , dimana y adalah factor koreksi geometrical dan ΔK
adalah jarak intensitas tegangan. Gambar 6.5 memperlihatkan hubungan skematik
antara pertumbuhan retakan dan ΔK untuk campuran structural pada lingkungan non
agresif.

Gambar 7. Ilustrasi skematik untuk pertumbuhan sifat retakan akibat kelelahan

Penampang lipatan individual bergantung pada material maupun kondisi muatan.


Pada ketiadaan pembentukan tanda individual secara tepat/pasti pada penampang
lipatan, perkembangan retakan seperti yang ditawarkan oleh C.Laird, secara umum
dapat diterima.
Menurut model, pembentukan kerutan individual terjadi sebagai akibat dari
pembukaan dan penutupan berturut-turut pada sisi retakan. Dalam prosesnya, retakan
berkembang selama proses pembukaan, sedangkan saat penutupan, material yang
berubah dengan plastisitik pada retakan-pun menjadi tertekan. Sebagai akibatnya,
muatan yang dihasilkan kemudian berada menonjol dalam bentuk alur, variasi dalam
profil alur tergantung pada intensitas muatan dan bentuk galangan pada retakan.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
160
Gambar .8.. Gambaran skematik pertumbuhan kelelahan pada pesawat terbang yang
berbeda (Untuk bacaan yang berbeda. C. D. Beachem Trans ASM 60,
Philadelphia, USA 1967 S 325)

RANGKUMAN
Berdasarkan atas hasil dari investigasi secara detail yang telah didiskusikan diatas,
urutan Konsep dan Mekanisme dari Kegagalan bahan material dilakukan secara tidak
langsung, tetapi melalui karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang
sebenarnya.
Mayoritas komponen kelelahan timbul dari beberapa bentuk penimbul tegangan.
Tegangan tensil, baik terapan maupun residual merupakan komponen mayor dari
kelelahan dan secara umum jauh lebih lemah dari yang dibutuhkan bagi keretakan
statik. Setelah beberapa jumlah kritis dari daur tegangan, retakan akan terbentuk dalam
daerah konsentrasi tegangan tertinggi.
Kelelahan adalah fenomena yang penting dan kompleks karena terhitung
fenomena ini merupakan 80% dari semua jenis kegagalan struktural. Ini pertama
kalinya diketahui di tahun 1800 pada permukaan yang rusak dari sebuah as
roda/gandar lokomotif dan selama 125 tahun penelitian telah dilakukan untuk ini. Untuk
itulah sudah merupakan hal yang wajar untuk menanyakan mengapa kelelahan masih
tejadi dengan sangat teratur dan pada jenis produk industrial yang sangat luas. Aspek
metalurgi pada kelelahan :
Kerusakan berupa kelelahan terjadi melalui 4 langkah/ tahap, yang diberi nama:
1. Nukleasi retakan mikro
2. Perkembangan retakan mikro
3. Perkembangan retakan makro
4. perputusan atau patahan akhir.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
161
LATIHAN/TUGAS/LUARAN
Anda telah mempelajari materi pada pada modul tersebut, apakah anda sudah benar-
benar menguasai materi tersebut? Coba anda ulang-ulang dalam membaca nya kembali
sehingga mampu memahami maksud tujuan dari pelajaran ini / modul ini dan tugas anda
sebagai latihan adalah Carilah salah satu contoh jurnal tentang karakteristik Konsep dan
Mekanisme dari Kegagalan bahan material dan anda buat rangkumammnya dari jurnal
tersebut ( judul dan nama Jurnalnya disebutkan )

DAFTAR PUSTAKA
1. Collins,J.A., 1993, Failure of Material in Mechanical Design, Analysis Predection
and Prevention, John Willey & Son, Inc US, New York United States of America
2. Dieter, George E., 1992, Metalurgi Mekanik, Jilid 1, edisi ketiga, alih bahasa oleh
Sriati Djaprie, Erlangga, Jakarta
3. Smallman, R. E., Bishop, R. J. (1999) Modern Physical Metallurgy and Materials
Engineering, sixth edition,pg 368 – 372. Oxford Auklend Boston Johannesburg
Melbourn New Delhi.
4. Cahn, R. W., Haasen. P., Kramer. E. J., (1993), Material Science and
Technology, A Comprehensive Treatment, Vol 2A., Characterisation of Material
Part 1. Eric Lifshin. V. H, New York.
5. Jiemo, T., Lingling, W., Baoging, Z., Xiaohua, T., and Guongguo, P., (1988),
Microstructure and Growth Mechanism of SiC Whisker, Proceeding of The Third
International Symposium, Las Vegas, pp. 148-154.
6. Rusianto, T., Mesin, T., Industri, F. T., & Sains, I. (2009). HOT PRESSING
METALURGI SERBUK ALUMINIUM, 2, 89-95.
7. George,E.,1986.,Mechanical Metalurgy, edisi 3, McGraw Hill Book, New York,
hal. 659-662.
8. Tippler,P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik jilid I ,edisi 3 Penerbit Erlangga,
Halaman 568-570.
9. J.S. Baker, L.B. Fricke,The Traffic - Accident Investigation Manual,
6th edn. (NorthwesternUniversity Traffic Institute, USA, 1986)
10. J.L. Otegui, Fatigue Damage Leads to a Serious Traffic Accident. Eng. Fail.
Anal. 9, 109- 122(2002). ISSN 1350–6307
11. T.A. Kletz, Learning From Accidents, 2nd ed. (Butterworth–Heinemann Ltd,
Oxford, 1994).ISBN 0 7506 1952 X
12. J.L. Otegui, E. Rubertis, Cañerías y Recipientes de Presión, EUDEM , Editoria
13. Cahn, R. W., Haasen. P., Kramer. E. J., (1993), Material Science and
Technology, A Comprehensive Treatment, Vol 2A., Characterisation of
Material Part 1. Eric Lifshin. V. H, New York
14. Smallman, R. E., Bishop, R. J. (1999) Modern Physical Metallurgy and
Materials Engineering, sixth edition,pg 368 – 372. Oxford Auklend Boston
Johannesburg Melbourn New Delhi.
15. Cahn, R. W., Haasen. P., Kramer. E. J., (1993), Material Science and
Technology, A Comprehensive Treatment , Vol 2A., Characterisation of
Material Part 1. Eric Lifshin. V. H, New York

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
162

Anda mungkin juga menyukai