Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ALVIAN RAHMATSYAH ZULDA

SOAL
1. Cari mode ventilator (min 5)
2. Cari dosis obat , miloz,fentanyl,propofol,etc
3. SOP General Anestesi dan Regional Anestesi
4. kebutuhan oksigenasi (NC,RM,NRM)
5. Kebutuhan cairan pengganti puasa dan stress op
6. obat yang kontraindikasi asma,ckd

JAWABAN
1. Mode Ventilator
a. Assisted Controlled Ventilation (ACV)
Dirangsan oleh inspirasi pasien, namun pada keadaan tidak ada inspirasi, akan berputar
sesuai kecepatan yang telah diset. Dapat Meningkatkan pernapasan spontan, tidak ada
penurunan tonus otot, baik untuk meningkatkan kadar CO2, Tv (Tidal Volume) mekanik
penuh
b. Assusted Ventilation (AV)
Pasien mencetuskan ventilator, yang menyediakan napas bertekanan positif ,Tv deprogram
namun pasien menentukan frekuensi
c. Controlled Ventilation (CV)
Ventilator menyalurkan pernapasan yang telah deprogram tanpa mempertimbangkan usaha
napas pasien. Keuntunganya Tv dan RR sudah diset sebelumnya . untuk apnea dan henti
napas akibat obat dan status asmatikus, penurunana usaha bernapas pasien
d. Intermittent Mandatory Ventilation (IMV)
Menggabungkan spontan dan CV, pasien dapat bernapas spontan di antara napas ventilasi
yang diberikan. Volume dan kecepatan tidak tergantung pada usaha pasien, memungkinkan
penyaluran gas yang dilembabkan, membantu hiperventilasi persisten, penurunan ansietas,
penurunana barotrauma, membantu dengn PEEP.
e. Pressure Support Ventilation (PSV)
Menyediakan napas bertekanan positif yang levelnya sudah diset sebelumnya, hanya
selama siklus inspirasi. Digunakan sebagai cadangan SIMV, lebih nyaman karena
kecepatan pemberian ditentukan oleh pasien, paling baik untuk melatih pernapasan mandiri
(weaning).

2. a. atracurium : 0,3-0.5 mg/kgbb


b. atropine sulfat : 0,5-1 mg/kgbb
c. bupivacaine : 12,5–150 mg
d. dexamethasone : 5mg/ml
e. ephedrine : 5-20mg ( 100-200 mcg/kgbb)
f. epinephrine : 1mg atau 0,002 mg/kgbb
g. fentanyl : 25-100 mcg/kgbb (0,7-2,0 mcg/kgbb)
h. ketorolac : 3mg (0,5mg/kgbb)
i. lidocaine : 10 mg/ ampul
j. metoclopramide : 10 mg ( berikan injeksi iv selama 1-2 menit
k. midazolam : 50-350 mcg/kgbb
l. neostigmine : 0,05mg/kgbb
m. ondansentron : 8-16mg (100-400mcg/kgbb)
n. oxytocin : antepartum : 1-20mU/menit postpartum : 20-40mU/menit
o. propofol : 2,0-2,5mcg/kgbb/menit
p. recuronium : 0,2-1,2 mg/kg

3. a. GENERAL ANESTESI
Memberikan obat-obat anestesi untuk mencapai trias anestesi (hipnotik, analgesik,
relaksan) Dengan tujuan Untuk menfasilitasi para dokter operator dalam melakukan
tindakan pembedahan /diagnostic
Prosedurnya : Pemberian obat-obat anesthesia sampai stadium III(stadium bedah) Obat-
obat yang diberikan: 1) profopoll : 2-2,5mg/kgBB
2) thiopental : 2-3 mg/kgBB
3) diazepam : 0,2-0,5 mg/kgBB
4) midazolam : 0,2-0,5 mg/kgBB
5) Ketamin : 1-2 mg/kgBB Induksi juga dapat dilakukan dengan valotil
agent misalnya sevoflurane, halothane
b. REGIONAL ANESTESI
1) Prosedur Anestesi spinal
1. persiapan alat dan obat
• Obat-obatan untuk sedasi dan anestesi (bupivacain, fentanil)
• Spuit dan spinocan sesuai ukuran
• Monitor (nadi dan saturasi)
• Oksigen
• Peralatan dan obat resusitasi
• Rekam medis
• Ambubag

2. Persiapan pasien
• dokter anestesi melakukan anamnesis dan pemeriksaan keadaan umum
• dokter anestesi memberikan penjelasan tentang hal - hal yang akan dilakukan
kepada pasien dan kelurga.
• dokter anestesi melakukan informed konsent / persetujuan tindakan
• dokter anestesi menyuruh pasien puasa sebelum dilakukan sedasi (dewasa >6 jam
dan anak -anak >4 jam)
3. Pelaksanaan
• dokter anestesi mengecek hemodinamik pasien
• perawat anestesi memposisikan pasien duduk / miring dengan kepala fleksi
• perawat anestesi menyiapkan peralatan dan obat - obatan sesuai dengan kebutuhan
• perawat anestesi melakukan desinfektan daerah yang akan ditusuk
• dokter anestesi melakukan penusukan didaerah lumbal 3-4 / 4-5
• setelah selesai perawat merapikan alat

4. 1. Nasal Canul : Nasal kanul digunakan untuk terapi oksigen pada pasien dengan kebutuhan
oksigen rendah hingga sedang (saturasi oksigen 90-95%), menggunakan laju 1-4 L/menit tanpa
sistem humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan sistem humidifikasi.
2. Non Rebreathing Mask : Teknik non-rebreathing oxygen mask (NRM) yang benar meliputi
pemasangan selang ke sumber oksigen, memastikan kantung reservoir mengembang, dan
memastikan terdapat katup satu arah yang berfungsi baik. Ubah laju aliran oksigen menjadi 10-
15 liter per menit dan letakkan sungkup pada wajah pasien, menutupi hidung dan mulut. Gunakan
tali elastis untuk menahan sungup.
3. Rebreathing Mask : Sungkup muka Rebreathing dengan kantong 02 Oksigen : Aliran 8-12
l/menit menghasilkan oksigen dnegan konsentrasi 60 - 80%.

5. 1. kebutuhan cairan pengganti puasa :

Rumusnya :
Jam 1 = ½ (Puasa + Maintenance + IWL + Perdarahan) = ml
½ (760 + 95 + 440 + 390) = 842,5 cc
Jam 2 = ¼ (Puasa + Maintenance + IWL + Perdarahan) = ml
¼ (760 + 95 + 440 + 300) = 398,75 cc
Jam 3 = ¼ (Puasa + Maintenance + IWL + Perdarahan) = ml
¼ (760 + 95 + 440 + 300) = 398,75 cc
2. stress op : Terapi cairan pengganti dirancang untuk mengganti kehilangan cairan dan
elektrolit abnormal yang masih berlangsung, Sangat penting untuk menghitung cairan yang
dibutuhkan untuk menutupi kekurangan cairan akibat puasa

Rumusnya :
. Insensible Water Lose (IWL)
Stres Operasi : Ringan = 2 – 4 ml,
sedang = 4 -6 ml, berat = 6 – 8 ml
IWL = Stress operasi x BB (Kg) pasien
= 8 x 55 kg
= 440 ml

6. 1. Asma : a. Aspirin 10 hingga 20 persen penderita asma sangat sensitif terhadap aspirin dan
obat-obatan pereda nyeri lainnya yang tergolong pada non-steroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDS). Selain aspirin,
b. Beta-blockers adalah jenis obat-obatan yang diberikan oleh dokter untuk
mengatasi berbagai gangguan pda jantung, tekanan darah tinggi, migraine, sakit
kepala, dan glaukoma.
c. ACE inhibitor Obat-obatan jenis ini biasa digunakan untuk mengobati penyakit
jantung dan tekanan darah tinggi. Pemakaian obat-obatan ACE inhibitor dapat
memberi efek samping berupa batuk pada pemakainya. Batuk inilah yang
dikhawatirkan dapat memicu kambuhnya penyakit asma.
2. CKD : Obat-obat nefrotoksik harus, jika mungkin, dihindari pada pasien dengan gangguan
ginjal karena akibat nefrotoksisitas ini bisa lebih parah apabila renal reserve sudah berkurang.
Seperti acyclovir, captopril, cetotaxime, dapsone, cyclosporine, gentamicin, ibuprofen,
ketorolac, lithium, methotrecate, clavulanic acid, tobramycin, vancomycin,

Anda mungkin juga menyukai