Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INDONESIA
Disusun oleh:
EVA OKPRIYANI
HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM CABANG
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Hubungan umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Timur Tengah, telah
melahirkan banyak ulama-ulama di Nusantara. Umat Islam Nusantara banyak
yang belajar mendalami agama Islam dari Ulama di Timur Timur. Setelah mereka
belajar berbagai keahlian dan bidang ilmu di sana, ulama-ulama kembali ke
Nusantara untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu yang telah di
pelajarinya. Bersamaan dengan itu, Revivalisme Islam di Timur Tengah telah
membawa pengaruhnya di Indonesia sudah dimulai sejak abad ke17. Hadirnya
organisasi kemasyarakatan Islam seperti Muhammadiyah pada 1912, dan
Nahdlatul Ulama pada 1924, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh revivalisme
Islam di Timur Tengah ini. Kedua tokoh pendiri ormas ini (KH. Ahmad Dahlan
dan KH. Hasyim Asyari) sama-sama mendalami ilmu agama di Timur Tengah.
Selama beberapa abad, sejarah mencatat banyak orang Indonesia pergi ke Timur
Tengah baik sebagai haji, pedagang, pelajar, maupun sebagai ulama. 1
Hubungan umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Timur Tengah, telah
melahirkan banyak ulama-ulama di Nusantara. Umat Islam Nusantara banyak
yang belajar mendalami agama Islam dari Ulama di Timur Timur. Setelah mereka
belajar berbagai keahlian dan bidang ilmu di sana, ulama-ulama kembali ke
Nusantara untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu yang telah di
pelajarinya. Bersamaan dengan itu, Revivalisme Islam di Timur Tengah telah
membawa pengaruhnya di Indonesia sudah dimulai sejak abad ke17. Banyak
Kalangan pelajar atau mahasiswa yang belajar di Timur Tengah setelah kembali
ke Indonesia, mereka mulai menyebarkan ide-ide/gagasan di kalangan umat Islam
Indonesia dengan beragam pemikiran yang berbada-beda. Mereka
mengembangkan ide-idenya di kalangan generasi muslim masyarakat kota, pelajar
maupun mahasiswa. Di kampus-kampus terdapat beberapa organisasi kerohanian,
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Masjid/Mosholah dijadikan sebagai sarana
untuk mentransformasikan pemikiran dan gagasannya. 2
1
Fealy, Greg, Jejak Kafilah; Pengaruh Radikalism Timur Tengah di Indonesia,(Bandung: mizan)
2007,
2
Zainal Abidin, Wahabisme Transnasionalisme dan gerakan-hgerakan islam transnasional
radikal, 12(2), 2015.
dan fundamentalistik. Pemahaman yang fundamentalistik kian hari kian tumbuh
dalam idealisme di sebagian masyarakat Islam di Indonesia. Bahkan pemahaman
itu kemudian menjadi sebentuk gerakan massif yang melandasi munculnya
Ormas-ormas keIslaman baru.8 Ormas-ormas keIslaman lama dalam wacana
politik nasional menjadi semakin termarginalkan, karena digantikan oleh
kemunculan Ormas keIslaman baru yang menghiasi di media-media massa.
Azyumardi Azra, kaum muslim yang memiliki pemahaman seperti itu, maupun
mereka kaum muslim yang tergabung dalam Ormas-ormas Islam yang boleh
dikatakan sebagai gerakan fundamentalis, tetap saja hanyalah gerakan periferal
dalam masyarakat Islam Indonesia secara menyeluruh.4
Pada intinya ciri muslim Indonesia (masih) tetap moderat, dalam pengertian
tetap menjalankan syariat Islam sehari-hari, syariat tidak harus distrukturasi ke
dalam bentuk aturan kenegaraan yang resmi, akan tetapi dipahami sebagai aturan
kultural masyarakat Islam semata, seperti menjalankan shalat setiap hari lima kali,
menjalankan puasa di bulan Ramadhan, melakukan haji, menunaikan zakat, dan
seterusnya.
3
Hilmy M, Akar-akar transnasionalismee islam hizbut tahir Indonesia,Jurnal Islamica 6(1). 2011.
4
Syamsul Arifin, Dredikalisasi ideology gerakan islam transnasional radikal 12(3), 2013.
politik. Muhammadiyah dan Persatuan Islam, bisa menjadi contoh
fundamentalisme non-politik.
5
Ismatillah A Nu’ad, Gerakan Islam Konteks Lokal dan Global Respon PemikiraN Sosial Politik dan
Ekonomi Aktivis Gerakan Islam di Indonesia IX(1), 2016.
6
Staf pengajar program konsentrasi pendidikan sejarah, 1(1), 2017.
dan jejaring yang sangat luas dan melintasi batas teritorial negara tertentu. Target
utama dari gerakan deteritorialisasi ini adalah untuk mengubah budaya asli negara
muslim setempat dengan pandangan baru yang dianggap dimiliki oleh Islam
murni. Dengan demikian, umat Islam yang berbeda dengan pandangan kelompok
gerakan ini dianggap salah dan tidak menerima akulturasi kebudayaan Islam
dengan kebudayaan lokal sebagai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat
yang berpenduduk Islam di daerah dan negara tertentu.
7
Soegijanto Padmo, Gerakan islam transnasional di Indonesia, 2(1), 2017.
8
Mirza Dwiky Hermastuti, Respon Organisasi Islam Transnasional Di Indonesia Terhadap Program
Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisame 2(1), 2016.
Gerakan islam transnasional juga muncul karena adanya rasa kesetiakawanan
atau sifat solidaritas terhadap umat Islam seperti di Irak, Afganistan dan Pakistan
atas nasib di daerahnya akibat penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara lain.
Transnasionalisme Islam di Timur Tengah bagi mereka dianggap sebagai langkah
efektif dalam membebaskan dirinya dari imperialisme dan kolonialisme bangsa
Barat.
9
Muhammad AS Hikam dan Stanislaus Riyanta, Perkembangan Kelompok Radikal di Indonesia
Pasca , 8(3), 2013.
Indonesia. Agen-agen itu meliputi atase kedutaan Arab Saudi di Jakarta, Rabithah
Alam Islami, International Islamic Relief Organization (IIRO) dan Word
Assembly Muslim Youth (WAMY), atau lembaga amal non pemerintah seperti
Al-Haramain yang cabangnya di Indonesia dituding Amerika sebagai organisai
pendukung terorisme. Ketiga, jalur publikasi dan internet. Melalui sejumlah media
baik cetak maupun online, atau buku-buku dalam versi Arab maupun terjemahan,
juga menjadi salah satu jalur transmisi cukup efektif. Beberapa penerbit buku di
Indonesia bahkan mengkhususkan, menerbitkan atau menerjemahakan buku
beraliran salafi dan pemikiran-pemikiran dari kalangan Ikhwanul Muslimin.10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Norsian, Gerakan islam tran snasional di Indonesia, 2(1), 2013.
media baik cetak maupun online, atau buku-buku dalam versi Arab maupun
terjemahan,
3.2 Saran
Adapun saran terkait makalah ini agar ada karya berikutnya yang lebih
terfokus kepada salah satu gerakan islam transnasional di Indonesia dan
memaparkan pengaruhnya di Indonesia serta faktor yang mempengaruhi
penyebaran Gerakan tersebut di Indonsia. Dengan adanya karya lanjutan maka
akan menjadi pembanding untul karya yang lain. Serta dengan data yang jelas
terkait gerakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fealy, Greg. dan Bubalo, Antony. 2007. Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme
Timur Tengah di Indonesia (terj). Bandung: Mizan.
Ismatillah A. Nu’ad. 2016. Gerakan Islam Konteks Lokal Dan Global, Respon
Pemikiran Sosial Politik Dan Ekonomi Aktivis Gerakan
Islam Di Indonesia. Vol IX no.1
Syamsul Arifin & Hasnan Bachtiar. 2013. Deradikalisasi Ideologi Gerakan Islam
Transnasional Radikal. Vol 12 no.3