SHALAT JUM'AT
Guru Mapel:
KHAIRUNNISA S. Pd.I
Disusun Oleh :
• Azzahra Nabila Ayyung
• Nurul Aprilia
• Aridha Putri Jumardin
Nurhidayanah
•
PONDOKPESANTREN DARUSSALIHIN
ANGKATAN
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat Jum’at” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ibadah Akhlak. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah Ilmu dan wawasan Shalat Jum’at sesuai
dengan syariat islam bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Toto Tohari S.Th.I., M.Ag
selaku dosen Mata Kuliah Ibadah Akhlak. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesailannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh dengan itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
2- Februari-2022
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
2.1 Hukum Melaksankan Shalat Jum’at..........................................................................................7
2.2 Syarat-Syarat Melaksanakan Shalat Jum’at...........................................................................7
2.3 Tata cara shalat Jum’at................................................................................................................9
2.4 Rukun, Syarat dan Tata cara Khutbah Jum’at......................................................................10
2.5 Sunah-Sunah Dalam Melaksanakan Shalat Jum’at.............................................................12
2.6 Hikmah Melaksanakan Shalat Jum’at.....................................................................................13
BAB III...................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
“Hari Jumat adalah ‘tuannya’ semua hari, dan hari yang paling agung. Di mata Allah, hari
Jumat lebih agung dari hari ldul Fitri dan ldul Adha.”
Sholat Jumat juga merupakan ibadah wajib tersendiri bagi kaum Laki-laki. Terkecuali,
seperti perempuan dan musafir. Bahkan, Allah SWT mengampuni 600 ribu penghuni
neraka di hari Jumat. Bagi orang-orang yang meninggal di hari Jumat, Allah juga akan
mencatatkan pahala syahid dan dijaga dari siksa kubur.
Dalam Al-Qur’an sendiri juga terdapat surat yang dinamai dengan surat Al-Jum’ah, surat
yang ke-62. Dalam ayat sembilan pada surat tersebut juga terdapat penjelasan tentang
peritah untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut.
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa
żarul baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
“Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikian itu
adalah baik bagimu sekalian jika mengetahui”
"Demi Allah, berhentilah para lelaki yang sering meninggalkan sholat Jumat atau Allah
akan mengunci hati mereka dan menjadikannya orang-orang yang lalai" (Hadis Riwayat
Muslim dari Abi Hurairah).
Diriwayatkan juga dalam hadits riwayat Nasaa'i dari Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:
"Pergi menunaikan shalat Jumat wajib bagi semua lelaki yang sudah baligh."
Bahkan, orang yang meninggalkan sholat Jumat layak diberi hukuman. Sesuai sabda
Rasulullah saw kepada mereka yang melalaikan sholat Jumat:
"Aku berniat menyuruh para lelaki untuk shalat berjamaah, lalu aku akan bakar
rumahrumah orang yang meninggalkan shalat Jumat." (HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu
Mas'ud).
Arab-
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa
żarul baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
2. Laki-laki
Syarat wajib sholat Jumat selanjutnya adalah laki-laki. Sholat Jumat tidak
diwajibkan bagi perempuan. Tetapi jika perempuan ingin melaksanakan sholat
Jumat diperbolehkan dengan beberapa syarat tertentu.
3. Merdeka
Maksudnya merdeka adalah mereka yang bukan seorang budak atau hamba
sahaya. Hal ini tertulis dalam riwayat hadist nabi yang berbunyi "Jumat adalah
kewajiban bagi setiap Muslim secara jamaah kecuali empat orang. Hamba sahaya
yang dimiliki, perempuan, anak kecil dan orang sakit". (HR. Abu Daud).
4. Tinggal di Tempat Dilaksanakannya Sholat Jumat
Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi seorang musafir kecuali musafir tersebut
berniat menetap selama kurang lebih 4 hari. Sholat Jumat diwajibkan bagi
seseorang yang menetap di suatu kota maupun daerah yang luas. Sholat Jumat
diwajibkan bagi mereka yang bermukim di sebuah daerah.
5. Tidak Mendapatkan Halangan
Syarat wajib sholat Jumat yang kelima adalah tidak mendapatkan halangan yang
berarti mereka yang sehat, merasa aman, merdeka, dapat berjalan, tidak ada hal
yang menahannya, tidak hujan lebat, berlumpur, maupun bersalju, dan lain
sebagainya.
Adapun diluar semua itu, atau orang yang mempunai halangan-halangan tertentu, tidak
terkena hukum wajib dalam melaksankan ibadah shalat Jum’at. Misalnya : perempuan,
masih anak-anak (belum baligh), orang yang sakit, orang yang sedang dalam kondisi
berpergian, orang yang mengalami gangguan jiwa (gila). Untuk orang yang sedang
berpergian usahakan untuk melaksanakannya di mesjid yang ada pada rute
perjalanannya, meskipun dalam kondisi ini tidak ada larangan untuk meninggalkannya.
Tetapi, yang terpenting adalah ketika orang yang dalam kondisi berpergian tersebut
meninggalkan shalat Jumat, maka orang terrsebut harus tetap melaksankan shalat
Dzuhur (sebagai gantinnya).
Sedangkan untuk syarat-syarat sah melaksanakan shalat Jumat tersebut adalah :
1. Shalat Jumat dan kedua khutbah dilakukan di waktu zuhur seperti yang dijelaskan
dalam hadits berikut.
“Sesungguhnya Nabi Saw melakukan shalat Jumat saat matahari condong ke barat
(waktu zhuhur)”. (HR.al-Bukhari dari sahabat Anas).
2. Dilaksanakan di area pemukiman warga. Boleh juga dilaksanakan di luar bangunan
masjid seperti lapangan.
“Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang
apabila masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah
pemukiman warga, sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka
Jumat tidak sah dilaksanakan di tempat tersebut”. (al-Ghazali, al-Wasith, juz.2, hal.263,
[Kairo: Dar al-Salam], cetakan ketiga tahun 2012).
3. Rakaat pertama harus dilaksanakan secara berjamaah.
Apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat mufaraqah (berpisah dari Imam) dan
menyempurnakan ibadahnya sendiri-sendiri, maka shalat Jumat tetap sah.
4. Menurut pendapat kuat dalam mazhab Syafi’i, jumlah minimal melaksanakan shalat
Jumat adalah 40 orang. Namun, terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa
shalat Jumat tetap dianggap sah apabila hanya ada 4 - 12 orang.
Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:
“Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya
bertaklid kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan Jumat
dengan 4 atau 12 orang, maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan
dalam hal tersebut”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.18).
5. Melaksanakan shalat Jumat dilakukan satu kali. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh
Abu Bakr bin Syatha’, yaitu:
“Rasulullah Saw berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi
melanjutkan khutbahnya”. (HR. Muslim).
“Aku niat melakukan salat Jumat 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini,
menjadi makmum, karena Allah ta’ala.”
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca/mendengar surat Al Fatihah yang dibaca imam
4. Membaca/mendengarkan surat atau ayat-ayat yang dibaca imam
5. Ruku' disertai Tuma'ninah
6. Sujud disertai Tuma'ninah
7. Duduk di antara dua sujud disertai dengan Tuma'ninah kemudian membaca doa:
Adapun tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah
dianjurkan. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan
tata cara khutbah Jumat sesuai anjuran Rasul.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan
dipraktikkan:
1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan
salam. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah
mengucapkan salam. Setelah berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam
pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa
mengucapkan salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih Ibnu Majah.
2. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam,
maka suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk duduk
mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
3. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya
membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca
alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa,
dan perkataan amma ba’d.
4. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Saat
berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para
jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan
posisi duduk.
5. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama
hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah
kedua.
6. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh
lebih lama dari durasi shalat Jumat.
7. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib
hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini
agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.
8. khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT.
Saat mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun
pada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah
kedua.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa shalat Jum’at diwajibkan bagi
kaum laki-laki. Mendirikan sholat Jumat hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib), bagi yang
mengingkarinya akan dianggap kafir karena telah diberikan dalil sholat Jum’at yang jelas.
Adapun syarat-syaratnya sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya.
3.2 Saran
Makalah yang disajikan ini tidak lepas dari kekurangan dan bahkan belum
sempurna. Untuk itu kami mohon maaf dan kritikannya guna perbaikan makalah ini
selanjutnya. Semoga bermanfaat. Amin.
Daftar Pustaka
- https://www.portal-ilmu.com/2020/01/shalat-jumat-pengertian-hukum rukun_11.html
- https://news.detik.com/berita/d-5367196/5-syarat-wajib-sholat-jumat-yang-
harusdiketahui
- https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-syarat-sah-shalat-jumat-yang-wajib dipahami-
1vPv0j4naS5/full
- https://www.inews.id/lifestyle/muslim/rukun-khutbah-jumat/5
- https://www.99.co/blog/indonesia/tata-cara-sholat-jumat /
- https://id.berita.yahoo.com/tata-cara-khutbah-shalat-jumat -
063520143.html?guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlL
mNvbS8&guce_referrer_sig=AQAAAJ4TNkxwg7n6agUewcd7dRxcGrxVPHJlK32
xSbaIvA9O5qqFvnecOt321RR8GI6FXqDyb0wYJo5fKAh75nCzk4J3bG7OMxiHP
Lc4zvbDS96FfHlOwdzoqrldjhnKJ19KDAu4jxPIS6psIdEP_AUYIAKCxVor8BSQtU
gvcjPZz2MR
-