Anda di halaman 1dari 219

ANALISIS KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF

PENYELESAIAN DALAM PEMBELAJARAN IPS EKONOMI


POKOK BAHASAN PAJAK PENGHASILAN KELAS 8

(Studi Kasus: MTs Al-Hamidiyah Depok)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh
AH. ASIF PUTRA NZ
1111015000109

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK

AH. Asif Putra NZ (NIM: 1111015000109). Analisis Kesulitan Siswa dan


Alternatif Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan
Pajak Penghasilan Kelas 8 Di MTs Al-Hamidiyah Depok
Penelitian ini berkaitan tentang kesulitan siswa serta alternatif
penyelesaian dalam pembelajaran IPS ekonomi pokok bahasan pajak penghasilan.
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik, faktor
penyebab peserta didik mengalami kesulitan belajar, dan efektifkah penerapan
solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini karena tingkat
pemahaman peserta didik rendah, terdapat kesulitan belajar saat mengerjakan
perhitungan, serta solusi kesulitan belajar siswa belum ada.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Tekhnik
pengambilan sampel yaitu diambil dari kelas yang mempunyai tingkat kesulitan
belajar yang tinggi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes berbentuk
uraian, angket, wawancara, dan lembar observasi. Sebelum instrumen tes dan
angket digunakan, instrument ini telah diuji validitas dan reabilitas. Selanjutnya
digunakan uji statistik menggunakan uji t yaitu Paired Sample T test.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa siswa mengalami
tingkat kesulitan belajar yang tinggi, faktor penyebab siswa mengalami kesulitan
belajar adalah sebagai berikut: (1) faktor internal antara lain: Minat dan motivasi
belajar siswa rendah, kesiapan dan perhatian kurang, dan konsentrasi yang rendah.
(2) faktor eksternal antara lain: banyaknya kegiatan pesantren, banyaknya
kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak konsentrasinya sebagian siswa karena ingat
rumah atau karena kangen keluarga. Penerapan solusi remedial dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan sangat efektif. Hal ini
dibuktikan bahwa thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya
pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajan remedial dengan
kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes.

Kata Kunci : Kesulitan Siswa, Alternatif Penyelesaian, Pembelajaran IPS


Ekonomi, Pajak Penghasilan

i
ABSTRACT

AH. Asif Putra NZ (NIM: 1111015000109). Analysis Difficulties and


Alternative Settlement for Students in Learning IPS Highlights Income Tax
Economy Class 8 At MTs Al-Hamidiyah Depok
This study relates the difficulties and alternative settlement for students in
teaching the subject of economic IPS income tax. Aims to determine the level of
difficulty of learners, the causes of learners with learning difficulties, and the
effective implementation of remedial solutions to overcome the difficulties of
student learning. This is due to the low level of understanding of students, there is
the difficulty of learning while doing the calculations, as well as students' learning
difficulties solution does not exist.
The method used is qualitative and quantitative methods. The sampling
technique that is taken from a class that has a high degree of learning difficulties.
The research instrument used is shaped test descriptions, questionnaires,
interviews, and observation sheet. Before the test instruments and questionnaires
used, this instrument has been tested for validity and reliability. Then used
statistical test used t ie Paired Sample T test.
The results obtained in this study that students experiencing difficulty level
of learning is high, factors that cause students experiencing learning difficulties
are as follows: (1) internal factors, among others: interest and student motivation
is low, readiness and less attention, and concentration is low. (2) external factors,
among others: the number of boarding activities, the number of extracurricular
activities, and no concentration because some students recalled home or because
of missed family. Implementation of remedial solutions to overcome the
difficulties of students in a very effective income tax matter. It was proven that t =
-9.526 <-2.086 = ttabel then H0 is rejected, which can be concluded that there is
a difference in the value of before and after learning remedial in other words
learning remedial effect on the results of the test.

Keywords: Difficulty Students, Alternative Settlement, IPS Learning Economy,


Income Taxes

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur pada Allah SWT karena berkat


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam untuk tuntunan dan suri tauladan
Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang membimbing dari
jaman jahiliyah sampai jalan kebenaran dan yang senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di
penjuru dunia.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dan Alternatif


Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan Pajak
Penghasilan Kelas 8 di Mts Al-Hamidiyah Depok” ini merupakan salah satu
syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan S1 (S.Pd) pada Program Studi
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis meyakini dalam penilitian ini bahwa masih banyak kekurangan


dan keterbatasan mulai dari penyusunan proposal skripsi hingga penulisan laporan
skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,


sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati:

iii
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Anissa Windarti, M.Sc, Dosen Penasehat Akademik selama belajar
di Jurusan/Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
5. Tri Harjawati, S.Pd, M.Si. selaku pembimbing penyusunan skripsi
yang telah banyak meluangkan waktunya dan motivasinya untuk
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan sumbangsihnya berupa ilmu dan pengalaman.
7. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf TU
serta Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah.
9. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, H. Moh. Muhtar Ali dan
Hj. Nur Musyafa’ah yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi, kasih sayang, pengorbanan baik dari segi moril, materil
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada keluarga besar H. Munif dan H. Ulum selaku paman-
paman penulis yang telah membantu penulis baik dari segi moril
dan materil selama kuliah.
11. Kakak dan adik, Ellya Norma dan Adinda Putri yang memberikan
dorongan dan semangat kepada penulis.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2011,
terutama Aprian Hidayat, Sigit Rahma, Imam Munandar,
Muslihuddin, dan Siti Alfi Syahrin yang telah menemani dan
memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

iv
13. Motivator Pribadi, Yusnia Pratiwi yang tanpa henti selalu
memberikan dukungan dan semangat.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun
materil yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam


penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Demikian semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan


kebijakannya. Akhir kata semoga penyusunan proposal skripsi ini dapat
bermanfaat dan mempunyai nilai yang berguna bagi pembacanya.

Jakarta, 13 September 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ......................................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR


A. Kajian Teoritis .......................................................................................................... 10
1. Belajar ..................................................................................................................... 10
1.1 Pengertian Belajar ................................................................................................ 10
1.2 Unsur-unsur Belajar .............................................................................................. 11
1.3 Definisi Proses Belajar .......................................................................................... 13
1.4 Fase-fase dalam Proses Belajar ............................................................................. 14
1.5 Karakteristik Perilaku Belajar ............................................................................... 16
1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................................... 17
1.7 Faktor Pendekatan Belajar .................................................................................... 21
1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar Mengajar ............................ 22
2. Kesulitan Belajar .................................................................................................... 22
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar ................................................................................ 22

vi
2.2 Jenis-jenis Kesulitan Belajar ................................................................................. 24
2.3 Faktor-faktor Kesulitan belajar ............................................................................. 25
2.4 Diagnosis Masalah Belajar dan mengatasinya ...................................................... 26
2.5 Penanganan Kesulitan Belajar ............................................................................... 27
2.6 Upaya Mengatasi Kesulitan belajar ....................................................................... 28
2.7 Pembelajaran Remidial ......................................................................................... 29
2.8 Remidial Secara Individual ................................................................................... 32
2.9 Organisasi Kegiatan Remidial ............................................................................... 33
2.10 Memberikan Pengajaran Remedial ................................................................33
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................................. 34
3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................................... 34
3.2 Karakteristik Pembelajaran IPS ........................................................................... 35
3.3 Tujuan Pembelajaram Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................. 36
4. Ilmu Ekonomi ......................................................................................................... 37
4.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ..................................................................................... 37
5. Pajak ........................................................................................................................ 39
5.1 Pengertian Pajak ................................................................................................... 39
5.2 Jenis-jenis Pajak ................................................................................................... 40
5.3 Pajak Penghasilan .................................................................................................. 41
B. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 46
C. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................................... 49
D. Hipotesis ................................................................................................................... 51

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 52
B. Populasi dan Sampel ................................................................................................. 53
C. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 53
D. Metode Penelitian ..................................................................................................... 54
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 55
F. Instrumen Penelitian ................................................................................................. 58
G. Kalibrasi Instrumen ................................................................................................... 59

vii
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................................. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................................ 72
B. Hasil Data .................................................................................................................. 75
C. Analisis Data ............................................................................................................. 81
D. Pembahasan ............................................................................................................. 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 118
B. Saran ....................................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 120

viii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran Remidial dengan Pembelajaran Reguler ............ 30


Tabel 2.2 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia .................................................. 35
Tabel 2.3 Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak .......................................................... 43
Tabel 2.4 Tarif Pajak untuk wajib pajak oranng pribadi dalam negeri ...................... 44
Tabel 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 50
Tabel 3.1 Kerangka penelitian ................................................................................... 52
Tabel 3.2 Tekhnik Pengumpulan data ........................................................................ 57
Tabel 3.3 Kisi Kuesioner atau Angket ....................................................................... 58
Tabel 3.4 Kisi-kisi penilaian tiap butir soal ............................................................... 58
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ............................................................ 60
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ......................................................................... 61
Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai ......................................................................................... 65
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Angket ......................................................................... 67
Tabel 4.1 Case Processing Summary ......................................................................... 73
Tabel 4.2 Reliability Statistics soal uraian ................................................................. 73
Tabel 4.3 Case Processing Summary ......................................................................... 74
Tabel 4.4 Reliability Statistics Angket ....................................................................... 74
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa................................................................................ 75
Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap Guru .................................................................. 77
Tabel 4.7 Nilai Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial ........................................... 78
Tabel 4.8 Nilai Siswa Setelah Pembelajaran Remedial ............................................. 80
Tabel 4.9 Nilai Perubahan Antara Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Remedial .. 82
Tabel 4.10 Kisi-kisi Kuesioner atau Angket .............................................................. 83
Tabel 4.11 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 1........................................................... 84
Tabel 4.12 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 2........................................................... 84
Tabel 4.13 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 3........................................................... 85
Tabel 4.14 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 4........................................................... 85
Tabel 4.15 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 5........................................................... 86

ix
Tabel 4.16 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 6........................................................... 86
Tabel 4.17 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 7........................................................... 87
Tabel 4.18 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 8........................................................... 87
Tabel 4.19 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 9........................................................... 88
Tabel 4.20 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 10......................................................... 88
Tabel 4.21 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 11......................................................... 89
Tabel 4.22 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 12......................................................... 89
Tabel 4.23 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 13......................................................... 90
Tabel 4.24 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 14......................................................... 90
Tabel 4.25 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 15......................................................... 91
Tabel 4.26 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 16......................................................... 91
Tabel 4.27 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 17......................................................... 92
Tabel 4.28 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 18......................................................... 92
Tabel 4.29 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 19......................................................... 93
Tabel 4.30 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 20......................................................... 93
Tabel 4.31 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 21......................................................... 94
Tabel 4.32 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 22......................................................... 94
Tabel 4.33 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 23......................................................... 95
Tabel 4.34 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 24......................................................... 95
Tabel 4.35 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 25......................................................... 96
Tabel 4.36 Hasil Wawancara Siswa Nomer 1 ............................................................ 97
Tabel 4.37 Hasil Wawancara Siswa Nomer 2 ............................................................ 98
Tabel 4.38 Hasil Wawancara Siswa Nomer 3 ............................................................ 99
Tabel 4.39 Hasil Wawancara Siswa Nomer 4 .......................................................... 100
Tabel 4.40 Hasil Wawancara Siswa Nomer 5 .......................................................... 101
Tabel 4.41 Hasil Wawancara Siswa Nomer 6 .......................................................... 102
Tabel 4.42 Hasil Wawancara Siswa Nomer 7 .......................................................... 103
Tabel 4.43 Hasil Wawancara Siswa Nomer 8 .......................................................... 104
Tabel 4.44 Hasil Wawancara Siswa Nomer 9 .......................................................... 105
Tabel 4.45 Hasil Wawancara Siswa Nomer 10 ........................................................ 106
Tabel 4.46 Hasil Wawancara Guru .......................................................................... 108

x
Tabel 4.47 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas VIII D ............................................. 111
Tabel 4.48 Paired Samples Statistics ....................................................................... 113
Tabel 4.49 Paired Samples Correlations .................................................................. 113
Tabel 4.50 Paired Samples Test ............................................................................... 114

xi
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 48


Gambar 4.1 Grafik Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran Remedial .............................................................................................. 83
Gambar 4.2 Curva daerah Penerimaan dan Penolakan ............................................ 113

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambaran Umum MTs Al-Hamidiyah Depok


Lampiran 2 Hasil Wawancara Santri/wati Pra Observasi
Lampiran 3 Hasil Wawancara Wali Kelas VIII Pra Observasi
Lampiran 4 Jadwal Kegiatan Satu Pekan Santri MTs Al-Hamidiyah Depok
Lampiran 5 Instrumen Observasi Siswa
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa
Lampiran 7 Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Guru
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Uji Daya
Pembeda Soal Uraian
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Uraian Pajak Penghasilan
Lampiran 11 Kisi-kisi penilaian Tiap Butir Soal
Lampiran 12 Soal Tes Uraian Pajak Penghasilan
Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Uraian Pajak Penghasilan
Lampiran 14 Nilai Pre Test Kelas VIII B, C, dan D
Lampiran 15 Kisi-kisi Kuesioner sebelum di Uji Validitas
Lampiran 16 Lembar Angket Sebelum di Uji Validitas
Lampiran 17 Hasil Uji Validitas Angket
Lampiran 18 Kisi-kisi Kuesioner Setelah di Uji Validitas
Lampiran 19 Lembar Angket Setelah di Uji Validitas
Lampiran 20 Hasil Angket
Lampiran 21 Kisi-kisi Wawancara Siswa
Lampiran 22 Kisi-kisi Wawancara Guru
Lampiran 23 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 24 Pedoman Wawancara Guru
Lampiran 25 Hasil SPSS 17 Paired Sample T Test
Lampiran 26 RPP Pembelajaran Remedial
Lampiran 27 Foto Kegiatan Pembelajaran Remedial

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Pendidikan menghasilkan


kecerdasan, dan kecerdasan sangat mempengaruhi kehidupan di era modern ini.
Pendidikan wajib ditempuh bagi semua orang, terlebih di Indonesia yaitu semua
warga negara berhak mendapatkan pendidikan selama 9 tahun.

Menurut UU. No. 20 th 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.1

Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana dalam proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang untuk
mengembangkan kepribadian sesuai nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan
melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam proses pengubahan baik sikap maupun
tingkah laku seseorang tidak terlepas dari pengajaran dan pelatihan, dalam hal ini
belajar sangat penting demi menunjangnya suatu pendidikan yang baik dan
berhasil .

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya,
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.

1
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 BAB 1 Pasal 1

1
2

Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan


hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang
bermutunnya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik2.

Adapun pemaparan dari beberapa perspektif para ahli tentang pengertian


belajar.

Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984)


mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya”.
Sementara Ernest R. Hilgard dalam introduction to Psychology
mendefinisikan “Belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi
terhadap lingkungan”. Sedangkan Harold Spears mengemukakan pengertian
belajar dalam prespektifnya yang lebih detail.
Menurut Spears, “Learning is to observe, to read, to imitate, to try the
something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri,
mendengar dan mengikuti aturan”.3

Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku pada diri individu dalam interaksi dengan lingkungannya secara aktif dan
integratif untuk mencapai suatu tujuan. Adapun dalam setiap pembelajaran pasti
muncul suatu permasalahn, dimana permasalahan itu adalah ketika siswa
mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, berbagai faktor yang membuat
kesulitan belajar siswa.

Kesulitan belajar adalah Secara harfiah kesulitan belajar merupakan


terjemahan dari Bahasa Inggris “learning Disability yang berarti ketidak

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 87
3
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1 h.4
3

mampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan


kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar4.

Adapun permasalahan belajar itu ada dua. Pertama, masalah belajar internal
adalah masalah yang ditimbulkan dari dalam diri siswa atau adanya faktor-faktor
internal yang menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar. Kedua, masalah belajar
eksternal adalah masalah yang ditimbulkan dari luar diri siswa, atau adanya
faktor-faktor eksternal yang menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar5.

Kesulitan tersebut dalam hal menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan


berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga
karena pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena faktor kesulitan dari dalam
individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi
terhadap objek yang diinderainya. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak
dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan
dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan
perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik. Berdasarkan
pandangan Clement, kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom
multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific
learning disabilities), hiperaktivitas atau distraktibilitas dan masalah emosional.
Kelompok anak dengan Learning Dissability (LD) dicirikan dengan adanya
gangguan-gangguan tertentu yang menyertainya6.

Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan masing-masing, baik


dalam hal intektual, kebiasaan, latar belakang orang itu sendiri bahkan
kemampuan fisik dia sendiri. Dengan sejumlah karakteristik siswa yang beraneka
ragam. Ada siswa yang lancar dan berhasil dalam kegiatan belajarnya tanpa

4
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar.Hal 33 diakses 22 oktober 2014 3:45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
5
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1 h.182
6
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. Hal 34 diakses 22 oktober 2014 3:45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
4

mengalami kesulitan, akan tetapi disisi lain pula banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajarnya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap siswa baik Mts maupun MA


selama menjalankan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di Yayasan Al-
Hamidiyah. Mereka menjelaskan bahwa tingkat kesulitan belajar siswa di tingkat
MTs lebih tinggi dari tingkat MA, hal ini dikarenakan tingkat MTs merupakan
pengalihan dari tingkat dasar yang tidak memiliki basic keagamaan, sehingga
mereka belajar lebih berat baik belajar formal (sekolah) dan keagamaan
(pesantren) daripada siswa MA, yang basic sebelumnya sudah belajar tentang
keagamaan. Sedangkan di sana mereka hanya terfokuskan dalam tingkat formal
(sekolah) karena sebelumnya basic mereka keagamaan.

Oleh karena itu, siswa Mts Al-Hamidiyah cenderung mengalami kesulitan


pada proses belajar, hal ini disebabkan waktu dalam belajar mereka kurang
dikarenakan kegiatan ekstrakulikuler dan kepesantrenan lebih banyak terutama
pada kelas VIII7. Kesulitan tersebut berimbas pada seluruh pembelajaran yang ada
di kelas, hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu wali kelas VIII-B ibu Nur Syamsiah
”keinginan mereka buat belajar sudah mulai berkurang karena sudah mulai
banyak gangguan seperti ekstrakulikuler, perlombaan dan sebagainya”.8

Pada dasarnya para siswa Mts Al-Hamidiyah juga mengalami kesulitan


belajar, terlebih karena sekolah ini berbentuk pesantren, jadi dalam pembelajaran
bukannya hanya tertuju pada pembelajaran umum saja melainkan pembelajaran
agama. Waktu dalam belajar mereka kurang sehingga memunculkan kesulitan
belajar karena faktor minimnya waktu tersebut. Khususnya siswa kelas VIII,
dimana siswa kelas VIII di Mts Al-Hamidiyah lebih banyak kegiatan
dibandingkan dengan kelas VII dan IX, seperti ekstrakulikuler dan kegiatan
pesantren9.

7
Hasil wawancara pra obsevasi santri
8
Hasil wawancara pra observasi wali kelas 8
9
Jadwal kegiatan belajar mengajar santri
5

Hal ini mempengaruhi siswa kelas VIII dalam pembelajaran umum. Dan
tidak sedikit siswa yang tidak dapat memahami materi khususnya tentang pajak
penghasilan dalam pelajaran IPS. Terlebih pokok bahasan pajak penghasilan yang
merupakan perpaduan antara menghitung dan membaca. Peserta didik
menganggap materi ini sangat sulit sehingga dengan pemikiran yang demikian
maka kebanyakkan siswa malas untuk mengerjakannya. Disini peran guru harus
jeli mengetahui letak kesulitan pada peserta didiknya.

Meteri Pajak Penghasilan ini sangat sukar bagi para siswa, disamping
menghafal, materi ini juga terdapat banyak tentang menghitung, sehingga
membuat siswa lebih kesulitan dalam belajar tentang materi Pajak Penghasilan
ini. Kendala yang lain yang ditemukan oleh guru IPS terpadu kelas ini adalah
hilangnya konsentrasi siswa saat memperhatikan guru menejelaskan bahkan
memberi contoh dalam perhitungan, apabila terlewat sedikit apa yang guru
sampaikan maka akan terjadi kebingungan sendiri yang dialami para peserta
didik.

Untuk mencapai tujuan agar siswa mempunyai minat dan kemampuan yang
baik terhadap materi pajak penghasilan. Peran para pendidik sangat berpengaruh,
para pendidik harus menyampaikan materi dengan cara yang tidak membosankan
demi menambah keminatan siswa dalam belajar, mereka dituntut membantu siswa
untuk mendapatkan pemahaman yang baik serta contoh perhitungan yang mudah
dalam materi pajak penghasilan ini. Akan tetapi dalam kenyataannya, para peserta
didik seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya. Sementara itu,
kesuksesan setiap peserta didik dalam belajar mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapai tujuan tanpa adannya kesulitan,
akan tetapi tidak sedikit pula siswa yang mengalami kesulitan, sehingga
menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.

Kesulitan siswa dalam belajar merupakan hal yang selalu terkait dengan
dunia pendidikan, dalam materi pajak penghasilan ini siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal pajak penghasilan dan untuk mengatasi kesulitan
dalam belajar materi ini para pendidik harus mendiagnosa dimanakah kesulitan itu
6

terjadi agar masalah ini dapat diselesaikan dengan solusi yang baik, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Al-Hamidiyah Depok.

Beberapa hasil terdahulu berkaitan dengan kesulitan belajar yaitu, Siti


Sapuroh tentang kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep biologi pada
konsep monera, Tarra Anggun Cantika tentang kesulitan siswa dalam
pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan pajak penghasilan, dan Yulianda Erma
Suryani, S.Pd, M.Si lebih memaparkan tentang kesulitan belajar, baik dari faktor
kesulitannya maupun karakteristik kesulitannya.

Dengan merujuk penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti


tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar dan memberikan solusi melalui
penerapan model penyelesaian dalam pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di
atas, maka dengan judul penelitiannya “Analisis Kesulitan Siswa dan Alternatif
Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan Pajak
Penghasilan Kelas 8 di MTs Al-Hamidiyah Depok”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diperoleh identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi pajak penghasilan.
2. Terdapat kesulitan belajar saat mengerjakan perhitungan pajak penghasilan
pada peserta didik.
3. Solusi kesulitan belajar siswa dalam materi pajak penghasilan belum ada.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan dalam memahami penelitian ini, maka
peneliti membatasi permasalahanya kepada:
1. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan perhitungan
pajak penghasilan karena dianggap sukar.
7

2. Peneliti ingin mencari kesulitan apa saja yang dialami peserta didik dalam
mengerjakan perhitungan pajak penghasilan serta penyebabnya.
3. Memberikan suatu solusi yang lebih bermanfaat dalam menyelesaikannya.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kesulitan belajar peserta didik kelas VIII dalam
memahami materi pajak penghasilan di MTs Al-Hamidiyah Depok?
2. Faktor-faktor apa saja penyebab peserta didik Kelas VIII mengalami
kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di MTs Al-Hamidiyah
Depok?
3. Berapa besar efektivitas penerapan solusi remedial dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan?

E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi
masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya, adalah:

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesulitan belajar peserta didik


dalam materi Pajak Penghasilan di MTs Al-Hamidiyah Depok Kelas
VIII.
b. Untuk mengetahui apa penyebab kesulitan yang banyak dialami
peserta didik MTs Al-Hamidiyah Depok Kelas VIII dalam
menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan.
c. Untuk mengetahui apa solusi yang tepat dalam menyelesaikan
kesulitan belajar siswa dalam materi Pajak Penghasilan di MTs Al-
Hamidiyah depok.
8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya


suatu kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun secara praktis.
Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat


mengembangkan serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
terutama pada bidang pendidikan, khususnya tentang kesulitan
perhitungan pajak penghasilan dan menemukan solusi yang tepat
dalam masalah kesulitan belajar siswa.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat


membawa manfaat bagi para pelaku pendidikan, diantaranya:

1) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat dengan cepat membantu siswa
menyelesaikan permasalahannya dan meningkatnya hasil belajar
siswa.
2) Bagi Guru
Dapat mengidentifikasi faktor apa saja kesulitan belajar yang
dialami siswa dengan cermat sehingga guru dapat dengan cepat
mencari solusi yang tepat untuk menangulangi masalah kesulitan
yang siswa alami agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Bagi Sekolah
Melalui hasil penelitian ini sekolah dapat meningkatkan prestasi
akademik siswa dan dapat mengevaluasi kesulitan-kesulitan apa
saja yang dialami oleh siswa dalam proses belajar-mengajar agar
dengan baik menyelesaikan masalah tersebut.
9

4) Bagi Pembaca
Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada
pembaca dan bermanfaat bagi pembaca untuk memahami kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal
perhitungan pajak penghasilan.
5) Bagi Peneliti
Sebagai calon guru yang profesional, penelitian ini dilakukan agar
peneliti mengetahui penyebab kesulitan belajar dan menjadikan
peneliti lebih berpengalaman apabila menemui hal yang sama dapat
dengan cekatan mengatasinya.
6) Bagi peneliti lain
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain untuk referensi dalam
penelitian berikutnya agar dapat dijadikan pedoman dan juga
dikembangkan agar ilmu ini dapat diketahui oleh masyarakat luas.
7) Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bermanfaat untuk kampus tercinta peneliti UIN Syarif
Hidayatullah sebagai perluasan ilmu pengetahuan baru bagi dunia
kependidikan dan juga sebagai referensi bagi junior yang ingin
mengembangkan hasil penelitian ini agar dapat terus berkembang
sampai akhir masa.
10
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoritis
1. Belajar
1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya seendiri. Oleh
karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segal aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya
para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan
kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik1.
Berikut ini pemaparan dari beberapa perspektif para ahli tentang
pengertian belajar.
Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984)
mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku
pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.2
Sementara Ernest R. Hilgard dalam introduction to Psychology
mendefinisikan “Belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi
terhadap lingkungan”.3
Sedangkan Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam
prespektifnya yang lebih detail. Menurut Spears “Learning is to observe,
to read, to imitate, to try the something them selves, to listen, to follow

1
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16.,h.87
2
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op.cit., h. 4
3
Ibid, h. 4

10
11

direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu


pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan”.4

Salah satu definisi belajar yang cukup sederhana namun mudah diingat
adalah yang dikemukakan oleh Gagne
Menurut Gagne,“Learning is relatively permanent change in
behavior that result from past experience or purposeful intruction.
Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang
bertujuan direncanakan”.5

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya


terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
a. Bertambahnya jumlah pengetahuan,
b. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi,
c. Ada penerapan pengetahuan,
d. Menyimpulkan makna,
e. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan
f. Adanya perubahan sebagai pribadi.

Disini kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya belajar adalah suatu


kegiatan untuk menambah pengetahuan melalui proses yang kompleks
sehingga terdapat perubahan pribadi yang lebih, lebih dalam kata kata yang
bersifat positif.

1.2 Unsur-unsur Belajar

Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses


belajar,yaitu:
a. Tujuan.Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Perbuatan
belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi

4
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op.cit., h. 4
5
Ibid, h. 4
12

kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar akan efisien apabila terarah kepada


tujuan yang jelas dan berarti bagi individu.
b. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak
atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, dan psikis,
persiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun
penguasa pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Dalam
situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang
dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta
kondisi siswa yang belajar. Kelancaran dan hasil belajar banyak
dipengarui oleh situasi ini, walaupun untuk individu dan pada waktu
tertentu sesuatu aspek dari situasi belajar ini lebih dominan sedang pada
individu atau waktu lain yang lebih berpengaruh.
d. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadaan
interpretasi, yaitu melihat hubungan antara komponen-komponen situasi
belajar, melihat, makna dari hubungan tersebut dan menghubungkanya
dengan kemungkinan pencapaian tujuan. Berdasarkan intrerpretasi
tersebut mungkin individu sampai kepada kesimpulan dapat atau tidak
dapat mencapai tujuan.
e. Respon. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu
mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia
memberikan respon. Respon ini mungkin memberikan sesuatu usaha
coba-coba (trial dan error), atau usaha yang penuh perhitungan dan
perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya untuk mencapai tujuan
tersebut.
f. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau
konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan
respon atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam belajarnya
ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih meningkatkan semangatnya
untuk melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.
13

g. Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain


yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan
menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap
kegagalan dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa
menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha selanjutnya, tetapi
bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat
ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut6.

Jadi pada dasarnya dalam proses pembelajaran haruslah terdapat unsur


belajar, yaitu mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, kesiapan siswa
dalam pembeljaran, situasi dalam belajar yang menyenangkan, serta reaksi
dalam pembelajaran.

1.3 Definisi Proses Belajar

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang
berarti berjalan kedepan. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau
kemajuan yang mengarah pada sasaran atau tujuan.

Menurut Chaplin, “Proses adalah Any changes in any objector


organism, particularly a behavioural psychological change.(proses
adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah
laku atau perubahan kejiwaan)”.
Menurut Reber, “Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara
atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan
ditimbulkan hingga tercapainya hasi-hasil tertentu”.7
Jika kita perhatikan ungkapan any change in object or organis dalam
definisi Chaplin diatas dan kata “cara-cara atau langkah-langkah” (manners
or operations) dalam definisi Reber tadi, istilah “tahapan perubahan” dapat
kita pakai sebagai padanan kata proses8.

6
Nana Syaodih sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), cet ke-4, h.157-158
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 109
8
Ibid,, h. 110
14

Jadi kita dapat menarik kesimpulan, bahwasannya proses belajar adalah


tahapan perubahan yang bersfat positif perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor pada siswa.

1.4 Fase-fase dalam Proses Belajar


Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik9.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentag teori S-R Bond
(Barlow, 1985), dalam proses belajar, siswa menempuh tiga episode atau
fase, yakni:
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi).
b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi).
c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi).
Dalam fase informasi (information), seorang siswa sedang belajar
memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali
baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah
dimiliki.
Dalam fase tranformasi (transformation), informasi yang telah
diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditranformasikan menjadi bentuk
yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat
dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini
akan berlangsung mudah apabila disertai dengan bimbingan Anda selaku
guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang
tepat untuk mempelajari materi pelajaran tertentu.

9
PP 19 thn 2013 tentang SNP. BAB IV pasal 19
15

Dalam fase evaluasi (evaluation), seorang siswa menilai sendiri


sampai sejauh mana pengetahuan (informasi yang telah
ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
memecahkan masalah yang dihadapi10.
Sedangkan menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of
Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tahapan-tahapan
yang mencakup:
a. Acquisition (tahap perolehan/peneriman informasi).
b. Storage (tahap penyimpanan informasi).
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi


sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula
asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan
perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang
paling mndasar. Kegagalan pada tahp ini akan mengakibatkan kegagalan
pada tahap-tahap berikutnya.

Pasa tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan


mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yangbia
peroleh ketika menjalani proses acquision. Peristiwa ini sudah tentu
melibatkan fungsi short term dan long term memori.

Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali


fungsi-fungsi sitem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan
atau memecahkan maslah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya
atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali
item-item yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol,

10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 111
16

pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang


dihadapi11.

1.5 Karakteristik Perilaku Belajar


Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya:
a) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau
latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya bukan secara
kebetulan; dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan
kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang
sebagai perubahan hasil belajar;
b) Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan
(normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang
dari segi siswa (tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas
perkembangan, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan
masyarakat orang dewasa sesuai dengan tindakan kulturalnya);
c) Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna
tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu)
relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan
dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving),baik
dalam ujian, ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri
dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidup.12

Dari beberapa karakteristik perilaku belajar yang telah dipaparkan


diatas, kita dapat mengetahui bahwa dalam suatu proses belajar mengajar
terdapat suatu perubahan, baik dalam bidang akademis maupun pengetahuan.

11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 111-112
12
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 158
17

1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-
hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah
banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.
Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:13
a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat
digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping
tetap ada, yaitu:
1) Faktor-faktor non sosial
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
(pagi atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya),
alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-
buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat
pelajaran).
Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga
faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus kita atur sedemikian
rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan) proses atau perbuatan
belajar secara maksimal.Letak sekolah atau tempat belajar misalnya
harus memenuhi syarat-syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat
kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah.
Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin diusahakan
untuk memenuhi syarat didaktis, psikologis dan pedagogis.
2) Faktor-faktor sosial

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor


manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun
kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran
orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak

13
Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2014), Cet
21, h. 233.
18

kali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang


mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap
disamping kelas atau seseorang sedang belajar dikamar, satu atau dua
orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan di atas
itu, mungkin juga orang lain itu hadir tidak langsung atau dapat
disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat merupakan
representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang dihidangkan
lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi
kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan
diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan
prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu
kosentrasi sehingga perhatian dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari
atau aktifitas belajar semata-semata. Dengan berbagi cara faktor-faktor
tersebut dapat berlangsung dengan baik14.

b) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik dan ini pun dapat
lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1) Faktor-faktor fisiologis,
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan tonus jasmani pada
umumnya ini dapat melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan
jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani
yang kurang segar; keadaaan jasmani yang lelah lain
berpengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan
hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan yaitu:
 Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya

14
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 233-234
19

dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan


sebagainya.
 Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan
yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang
tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan,
akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini
sangat mengganggu aktivitas belajar itu.
b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Panca indera dapat
dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam
individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan
mempergunakan pancaindera. Baiknya pancaindera merupakan
syarat dapat belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem
persekolahan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling
memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga15.

2) Faktor-faktor psikologis

Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan


keadaan kejiwaan siswa. Faktor psikologis dapat ditinjau dari aspek
bakat, minat, intelegasi, dan motivasi.16

a. Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimilliki anak untuk
mencapai keberhasilan. Bakat anak akan mulai tampak sejak ia dapat
berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Bakat yang
dimiliki anak tidak sama. Bakat akan mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu.

15
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 235-236
16
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1 h.176
20

b. Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam hal ini, terdapat dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
 Minat pembawaan. Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungna.
 Minat yang muncul karena adannya pengaruh dari luar
c. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara
tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan
anak dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan
persoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil.
Sebaliknya, tingkat kemampuan dasar yang rendah dapat
mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar.
d. Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong seseorang
untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah
perbuatan, yankni kearah tujuan yang hendak dicapai, dan
mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan
adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan
hasil belajar yang baik17.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang di atas.


Dapat ditarik kesimpulan, keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya
kesulitannya siswa dalam belajar, melainkan diri sendiri dan lingkungan
sekitar sangat ikut andil dalam membantu keberhasilan siswa dalam belajar.

17
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Op.cit , h. 176-177
21

1.7 Faktor Pendekatan Belajar


“Menurut Ballard & Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya
dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge).
Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:
a. Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving);dan
b. Sikap memperluas (extending).

Sedangkan menurut Biggs, pendekatan belajar siswa dapat


dikelompokkan ke dalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni :

a. Pendekatan surface (pendekatan/bersifat lahiriah)


Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar
karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu.
b. Pendekatan deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena
memang tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik).
c. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan Achieving pada umumnya dilandasi
oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut “ego-
enhancement” yaitu ambisi pribadi bisa dalam meningkatkan prestasi
kekuatan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya18.
Dilihat dari kedua pendekatan menurut masing-masing tokoh dan di
ambil kesimpulan, bahwasannya setiap siswa memiliki cara pendekatan yang
berbeda-beda.

18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 132-
137
22

1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar Mengajar


Secara fundamental Dollar dan Miller (1970), menegaskan bahwa
keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:
a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner
must want something);
b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something);
c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner
must do something);
d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus
memperoleh sesuatu (the learner must get something)19.

Dengan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dalam


proses belajar mengajar guru harus memperhatikan dengan baik tugasnya
baik dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.

2. Kesulitan Belajar
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar

Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa


Inggris “learning Disability yang berarti ketidak mampuan belajar. Kata
disability diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa
anak sebenarnya masih mampu untuk belajar.

Istilah lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learning


differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda.
Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih bernada positif,
namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan
kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka
digunakan istilah Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah ketidak

19
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 164
23

mampuan belajar, istilah kata yakni disfungsi otak minimal ada yang lain lagi
istilahnya yakni gangguan neurologist.

Sedangkan menurut Hallahan, Kauffman, dan Lloyd Kesulitan belajar


khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis yang
mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan
tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada
otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup
anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal
dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena
kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.

Menurut Hammill (1981) kesulitan belajar adalah beragam bentuk


kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap,
membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut
berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf
pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain
(misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh
lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang tidak
sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor
penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang
memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada20.

Dari paparan di atas kita dapat mengetahui, bahwa dalam suatu proses
pembelajaran tidak semua siswa dapat menangkap dengan baik, siswa masih
mendapati kesulitan dalam belajar. Dan kesulitan belajar yang dapat saya
simpulkan disini adalah gangguan siswa dalam mendapatkan suatu
pengetahuan, baik di lihat dari segi psikologis maupun akademik.

20
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3:45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
24

2.2 Jenis-jenis Kesulitan Belajar

Burton mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat


diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan
kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Kegagalan belajar didefinisikan oleh burton sebagai berikut:

a. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang


bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (level of mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu, seperti
yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion refrenced).
Kasus siswa semacam ini dapat digolongkan kedalam lower group.
b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran
tingkat kemampuan, inteligensi, bakat. Diramalkan (predicted) akan
dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata
tidak sesuai dengan kemampuannya. Kasus siswa ini dapat digolongkan
kedalam under archievers.
c. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan
tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuian sosial sesuai dengan
pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan
tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang
bersangkutan (norm-referenced). Kasus siswa yang bersangkutan dapat
dikategorikan kedalam slow learners.
d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai
tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat
(prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow
learners atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi
pengulang (repeaters) pelajaran21.

21
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Cet. Ke-10 h. 307-308
25

Dari keempat definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa


diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu. Dalam hasil belajar, sudah
tentu mencakup aspek-aspek substansial-material, fungsional-struktural, dan
behavioral atau yang mencakup segi-segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan batasan waktu yang dimaksud, dapat berarti satu periode
pendidikan.

2.3 Faktor-faktor kesulitan belajar


Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan
belajar juga dapat dibuktikaan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kelas, dan sering minggat dari
sekolah.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri atas dua macam22.
a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari dalam diri siswa sendiri yang bersifat kognitif, afektif dan
psikomotor. Antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual siswa,
labilnya emosi siswa, bahkan terganggungnya alat-alat indera
penglihat dan pendengar
b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa baik di lingkungan
keluarga, masyarakat dan sekolah23.

22
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 170
23
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010), Cet 16 , h. 170-171
26

Jadi dapat disimpullkan bahwasanya kedua faktor ini sangant


mempengaruhi dalam tingkat pencapaian siswa dalam belajar karena
kesulitan belajar dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata dan
bisa menghambat tercapainya kinerja akademik seswa yang sesuai dengan
harapan.

2.4 Diagnosis Masalah Belajar dan Mengatasinya

Hal yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses


pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah
belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan
belajar pada muridnya. Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis
dan terarah dengan langkah-langkah seperti berikut ini:24

a. Mengidentifikasi adanya masalah belajar


Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat khusus,
sebab kemmpuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belaka kurang
efektif, semakin luas pengetahuan guru tentang gejala-gejala kesulitan
belajar dan makin banyak pengalaman guru dalam mengidentifikasi
kesulitan belajar, akan makin terampil guru melakukan diagnosis masalah
belajar. Gejala-gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam
berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang
menyimpang atau dalam menurunya hasil belajar. Perilaku yang
menyimpang juga muncul dalam berbagai bentuk seperti: suka
mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran, sukar memusatkan
perhatian, sering termenung, menangis hiperaktif, sering bolos dan
sebagainya.
b. Menelaah atau menetapkan status siswa
Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid.

24
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1 h.181
27

2) Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan


menggunakan teknik dan alat penilaian yang tepat.
3) Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda
dari tujuan yang ditetapkan itu.
c. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar
Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks
yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa
prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinnya maslah
belajar adalah sebagai berikut.
1) Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
2) Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda.
3) Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala
masalah yang makin kompleks25.

2.5 Penanganan Kesulitan Belajar


Penanganan yang diberikan pada kasus anak dengan kesulitan belajar
tergantung pada hasil pemeriksaan yang komprehensif dari tim kerja.
Penanganan yang diberikan pada anak dengan kesulitan belajar meliputi:
a. Penatalaksana dibidang Medis
1) Terapi Obat
Pengobatan yang diberikan adalah sesuai dengan gangguan fisik atau
psikiatrik yang diderita oleh anak, misalnya: Berbagai kondisi depresi
dapat diberikan dengan obat golongan antidepresan dan GPPH
diberikan obat golongan psikostimulansia, misalnya Ritalin,dll
2) Terapi Perilaku
Terapi perilaku yang sering diberikan adalah modifikasi perilaku.
Dalam hal ini anak akan mendapatkan penghargaan langsung jika dia
dapat memenuhi suatu tugas atau tanggung jawab atau perilaku positif
tertentu. Di lain pihak, ia akan mendapatkan peringatan jika ia

25
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1 h.181-182
28

memperlihatkan perilaku negative. Dengan adanya penghargaan dan


peringatan langsung ini maka diharapkan anak dapat mengontrol
perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik di sekolah maupun
dirumah.
3) Psikoterapi Suportif
Dapat diberikan pada anak dan keluarganya. Tujuannya adalah untuk
memberi pengertian dan pemahaman mengenai kesulitan yang ada,
sehingga dapat menimbulkan motivasi yang konsisten dalam usaha
untuk memerangi kesulitan ini.
4) Pendekatan Psikososial Lainnya
 Psikoedukasi orang tua dan guru
 Pelatihan keterampilan social bagi anak
b. Penatalaksana di bidang Pendidikan
Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial, yaitu
bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi kesulitan
belajar anak. Guru remedial ini akan menyusun suatu metoda pengajaran
yang sesuai bagi setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat
belajar baik dengan teknik-teknik pembelajaran tertentu (sesuai dengan
jenis kesulitan belajar yang dihadapi anak) yang sangat bermanfaat bagi
anak dengan kesulitan belajar26.

2.6 Upaya mengatasi kesulitan belajar


Untuk mengatasi kesulitan belajar, ada dua pendekatan yang dapat
digunkan, pertama. mencegah kesulitan belajar agar tidak menular kepada
peserta didik lainya. Kedua, menyembuhkan peserta didik yang sedang
mengalami kesulitan belajar. upaya penyembuhan kesulitan belajar akan lebih
mudah bila dibantu dengan alat-alat tertentu seperti observasi, angket,
wawancara, meneliti hasil pekerjaan anak, tugas kelompok, penggunaan buku
rapor, home visit, tes psikologi, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kepribadian.

26
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
29

Dalam melaksanakan pembelajaran remidial, ada beberapa tekhnik


yang dapat digunakan. Tekhnik mana yang akan dipilih bergantung pada
kondisi sekolah msing-masing. Tekhnik pembelajaran remidial yang
dimaksud adalah:
A. Pembelajaran di luar jam sekolah
Tekhnik ini dapat digunakan sebelum atau sesudah jam pelajaran
reguler yang berlaku di sekolah dan digunakan untuk membantu
kesulitan belajar peserta didik terhadap beberapa materi pembelajaran.
B. Pengambilan peserta didik tertentu
Tekhnik ini dilaksanakan dengan jalan mengambil beberapa peserta
didik yang membutuhkan remidial, dari kelas reguler ke kelas remidial.
Pelaksanaanya terpisah dari jam pembelajaran reguler dengan jadwal
tersendiri. Model ini biasanya hanya untuk topik-topik yang dianggap
essensial sebagai landasan pengetahuan lanjutan.
C. Penggunaan tim pengajar siap
Tekhnik ini dilaksanakan dengan melibatkan beberapa guru. Tim
bekerja sama dalam menyiapkan bahan-bahan pelajaran, melaksanakan
pembelajaran, penilaian hasil belajar yang mengacu pada peningkatan
efektivitas belajar.
Dari ketiga tekhnik pembelajaran remidial di atas, tekhnik pertama dan kedua
merupakan tekhnik yang paling banyak digunakan. Berikut akan
dikemukakan contoh hasil evaluasi terhadap peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar27.

2.7 Pembelajaran Remidial


Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi.
Banyak hasil penelitian menunjukkan lemahnya penguasaan peserta didik
terhadap materi pelajaran. Sebenarnya pembelajaran remedial merupakan
kelanjutan dari pembelajaran biasa atau reguler di kelas. Hanya saja perseta

27
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013) hal 307
30

didik yang masuk dalam kelompok ini adalah peserta didik yang memerlukan
pelajaran tambahan. Peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik yang
belum tuntas belajar. Pembelajaran remidial adalah suatu proses atau kegiatan
untuk memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan
peserta didik dalam belajar.
Tujuan pembelajaran remidial adalah memebantu atau menyembuhkan
pesert didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran.
Dalam praktiknya, batas minimal ketuntasan belajar untuk tiap mata pelajaran
sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta didik
yang menjadi sasaran remidial. Kebutuhan peserta didik ini dapat diketahui
dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep-konsep
tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, baru kemudian guru
memberikan pembelajaran remidial. Bantuan dapat diberikan kepada peserta
didik berupa perbaikan metode belajar, perbaikan modul, perbaikan LKS,
menyederhanakan konsep, menjelaskan kembali konsep yang masih kabur,
dan memperbaiki konsep yang disalahtafsirkan oleh peserta didik.

Tabel 2.1
Perbedaan pembelajaran Remidial dengan Pembelajaran Reguler
No. Aspek-aspek Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran Reguler Remidial

Subjek Seluruh Peserta Peserta didik yang


1
Didik belum tuntas

Materi Topik Bahasan Konsep terpilih


2
Pembelajaran
Dasar Pemilihan Rencana Analisis Kebutuhan
3
Materi Pembelajaran (rencana
pembelajaran remidi)
31

Dalam pelaksanaan pembelajaran Remidial, perlu ditempuh langkah-


langkah berikut : (1) menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi
kesulitan dan kebutuhan peserta didik (2) merancang pembelajaran, yang
meliputi merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan,
merancang belajar bermakna, memilih pendekatan/metode/teknik, merancang
bahan pembelajaran (3) menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki
rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik (4) menyiapkan
perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS (5) melaksanakan
pembelajaran, yang meliputi: merumuskan gagasan utama, memberikan
arahan yang jelas, meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara aktif (6)
melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun nontes, dan
menilai ketuntasan belajar peserta didik28.
Beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar peserta didik
adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
b. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah
dibandingkan dengan peserta didik lainya dalam satu kelompok.
c. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
d. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti
kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013) hal 304-306
32

2.8 Remidial Secara Individual


Tidak teknik diagnostik dan remedial yang berhasil, jika dilakukan
tanpa sepengetahuan siswa yang bersangkutan, dalam hubungan antara teknik
diagnostik dan remedial dengan kebutuhan mereka. Beberapa siswa yang
mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan tidak
pandai. Tujuan bimbingan konseling dalam kaitannya dengan kesulitan
belajar adalah meningkatkan dan menguatkan motivasi mereka untu bangkit
guna mengatasi permasalahan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah
bagaimana seorang guru mengorganisasi pengajaran remedial secara
komprehensif?
Jika kesulitan siswa, baik yang bersumber internal maupun eksternal
telah diidentifikasi, selanjutnya program remedi perlu diformulasikan. Jika
siswa telah dimotivasi dalam kegiatan belajarnya maka kegiatan remedi ini
sebaiknya dilakukan secara individual. Penilaian remidi pun difokuskan pada
kebutuhan spesifik individual siswa.
Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua
remedi harus dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan
secara berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 4 atau 6 siswa yang memiliki problem sama. Disamping itu, ada juga
kesempatan remedi untuk secara keseluruhan. Ini terjadi, ketika kelemahan
dan kesulitan siswa ternyata menyuruh dalam satu unit satuan pembelajaran.
Beberapa contoh yang memungkinkan problem remedi menyeluruh, misalnya
mata pelajaran matematika.
Dalam hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan
menyiapkan setiap satuan pembeljaran dengan latihan soal dan buku kerja
yang relevan dengan subtansi pengajaran. Selain itu, pada situasi ini guru
juga harus tetap mampu mengenal kelebihan dan kelemahan siswa sehingga
kesempatan untuk menerapkan teknik remedi individual atau kelompok dapat
dilakukan dengan baik29.

29
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) hal 234
33

2.9 Organisasi Kegiatan Remedial


Program remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada
diagnostik awal dan disertai deengan tindak lanjut kontinu.
1) Perlu diadakan pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program
remedi diantaranya adalah mengatasi kesulitan belajar. Ketika kesulitan
belajar semakin menumpuk, maka dampak yang muncul adalah remedi
pengajaran pun semakin kompleks.
2) Guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang
diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi
agar sisa dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
3) Evaluasi remidi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa.
Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua
mengenai perkembangan belajarnya. Dengan mengakui pencapaian hasil
belajar dan tetap mendorong untuk terus belajar, motivasi belajar siswa
diharapkan dapat meningkat, ketika siswa mengetahui usaha belajar yang
telah diikuti30.

2.10 Memberikan Pengajaran Remidial


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah31. Para siswa yang mengalami
permasalahan belajar harus diberi pemahaman dalam bentuk program-
program yang direncanakan dalam bentuk kegiatan remedi. Mereka
mempunyai problem diidentifikasi dan dipilih untuk kemudian diberi
penjelasan secara intensif.

30
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) hal 234
31
UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bab 1 pasal 1 nomer 1
34

Tingkat awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri


siswa. Remedi yang baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar
yang baik, ditambah dengan contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih
memahami dan menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, juga perlu
bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa.
Hal itu semua akan membantu siswa manakah perkembangan positif
dan nyata diberitahukan dan keberhasilan yang dapat dicapai dihargai. Untuk
tetap termotivasi dan interes untuk belajar, maka program remedi harus selalu
ditekankan, tindakan monoton dan tanpa usaha perlu dihindari. Oleh karena
itu, pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang
memberikan program remedi.
Minat siswa mungkin akan menyusut dan berkurang jika ia didorong
terlalu keras dalam program remedi. Oleh karena itu, guru juga perlu, suatu
ketika memberikan izin untuk mengambil tes yang telah direncanakan, dan
membantu mereka dalam menganalisis hasilnya. Seorang guru juga perlu
memberikan dorongan berupa pujian ketika siswa berhasil memperbaiki
peringkat nilai setelah mereka mengikuti program remedi. Untuk
menghindari turunya minat siswa, kegiatan remedi seyogianya tidak dijadwal
secara fleksibel untuk mencegah terjadinya konflik dengan kegiatan siswa
lain dalam kelas yang diikutinya32.

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


3.1 Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

32
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) hal 236
35

aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,


ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial33.

3.2 Karakteristik Pembelajaran IPS


Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks
kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tesebut pertama kali digunakan AS
pada tahun 1913 mengadopsi nema lembaga social studies yang
mengembangkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976)34.

Tabel 2.235
Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia

Dimensi dalam
kehidupan Ruang Waktu Nilai/Norma
manusia
Kaidah atau aturan
Alam sebagai
Alam dan kehidupan yang menjadi perekat
tempat dan
Area dan Subtansi yang selalu berproses, dan penjamin
penyedia
Pembelajaran masa lalu, saat ini, keharmonisan
potensi
dan yang akan datang kehidupan manusia dan
sumber daya
alam

Konsisten dengan
Contoh
Adaptasi aturan yang disepakati
kompetensi dasar Berfikir kronologis,
spasial dan dan kaidah alamiah
yang prospektif, antisipatif
eksploratif masing-masing disiplin
dikembangkan
ilmu
Alternatif
Ekonomi, sosiologi,
penyajian dalam Goegrafi Sejarah
dan antropologi
mata pelajaran

33
Trianto, Model pembelajaran terpadu. Konsep, strategi, dan implementasinya dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). (Jakarta: pt. Bumi aksara 2012) h. 171
34
Ibid. , h. 172
35
Ibid. , h. 176
36

3.3 Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala masalah
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap ketimpangan yang terjadi sehari-
hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di
sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat
dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam Puskur, 2006b:4).

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau


lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan


metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di
gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat


keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta


mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu


membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.

6) Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral.

7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat


menghakimi.

8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam


kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan
37

penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang di


hadapinya.

9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan


siswa terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan.

Di samping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap


pelajaran berupa: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan,
pengorganisasian, karakteristik nilai dan menceritakan36.

Jadi dapat ditarik kesimpulan Ilmu pengetahuan sosial adalah


sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

4. Ilmu Ekonomi
4.1 Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan seni yang tertua di dunia. Istilah „ekonomi‟
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos Nomos, yang berarti tata laksana
rumah tangga atau pemilikan. Tokoh yang pertama sekali menulis
permasalahan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani sehingga orang
sekarang menyebutnya sebagai Ahli ekonomi pertama37.
Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya
upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala
masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahannya untuk
memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.
Itulah definisi ilmu ekonomi yang pertama, tetapi definisi yang baru
saja tersebut di atas itu tidak lebih dari sebuah definisi “ringan”, sebuah
definisi yang disediakan untuk orang-orang awam, sedangkan yang kita
perlukan adalah sebuah definisi yang lebih memadai.

36
Trianto,”Model Pembelajran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam
kurikulum KTSP,”Jakarta; bumi aksara, 2012, h. 176
37
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
hal 23
38

Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi
dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan
sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam
definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (political economy), adalah suatu
studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan
uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran
antarmanusia.
2. Ilmu ekonomi adalah studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan
pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif
(tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan
pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk
menghasilkan berbagai-bagai barang (misalnya gandum, dagimg,
mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta
mendistribusikan (membagikan)nya kepada berbagai anggota
masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi.
3. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup
mereka sehari-hari (untuk) mendapat dan menikmati kehidupan.
4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah
pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan
produksinya.
5. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
6. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki
masyarakat.
Samuelson sendiri menyatakan bahwa setiap sarjana ekonomi bisa saja
memperluasnya menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun
demikian, samuelson akhirnya memberikan pernyataan sebagai
kesimpulan. Tulisnya: Para ahli ekonomi sekarang telah bersepakat
untuk menerima kebenaran sebuah definisi umum sebagai berikut:
Economics is the study of how societies use scarce resources to produce
valuable commodities and distribute them among different people
39

Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh


masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna
memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta
mendistribusikannya kepada semua orang38.

5. Pajak
5.1 Pengertian Pajak

Berikut merupakan definisi pajak menurut beberapa tokoh:39

a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H:

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-


undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat balas jasa timbal
balik (kontraprestasi) yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian di sempurnakan, menjadi:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas


Negara untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.

b. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat:

Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian besar


dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara
langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

38
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
hal 8-9
39
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 1
40

c. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann:

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang


kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara
umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

5.2 Jenis-jenis Pajak

Jenis pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan


menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga
pemungutnya40.

a. Menurut golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain.
Contoh: pajak Pertambahan Nilai
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikanm keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunkan untuk membiayai rumah tangga negara.

40
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta: Andi, 2011) h. 5
41

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak


Penjualan atas Barang Mewah , Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
 Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
 Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Pajak Hiburan.41

5.3 Pajak Penghasilan


a. Definisi pajak penghasilan
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak42.
b. Dasar hukum pajak penghasilan
Peraturan perundangan yang mengatur pajak penghasilan di Indonesia
adalah UU.No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU. NO 7
Tahun 1991. UU No.10 Tahun 1994. UU No. 17 Tahun 2000, UU No. 36
Tahun 2008, peraturan pemerintah, keputusan Presiden, keputusan menteri
keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak maupun surat edaran Direktur
Jendral Pajak43.
c. Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk
dikenakan pajak penghasilan.

41
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta: Andi, 2011) h. 5-6
42
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 78
43
Ibid, . h.74
42

Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UU No. 36 Tahum 2008, subjek pajak


dikelompokkan sebagai berikut:44
1) Subjek Pajak Orang Pribadi
2) Subjek Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak.
3) Subjek Pajak Badan
4) Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)45
d. Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau
keadaan) yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan adalah
penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun diluar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada
wajib pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas
seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris,
aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya
2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan
3) Penghasilan dari modal
4) Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah46
e. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan
tertentu yang dikenakan pajak. Untuk menghitung besarnya penghasilan
kena pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi
dengan jumlah penghasilan tidak kena pajak. PTKP yang ditetapkan dalam
pasal 7 ayat (1) undang-undang nomor 17 Tahun 2003 mengalami
beberapa perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi dan moneter
44
Ibid, . h.75
45
Ibid. , h.75-76
46
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011) , h.79-80
43

serta perkembangan harga kebutuhan pokok setiap tahunnya. Sampai


dengan diberlakukannya undang-undang nomor 36 Tahun 2008 perubahan
PTKP dapat dilihat pada tabel berikut:47
Tabel 2.3
Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak

Diri Wajib Pajak


Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001) 2.880.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005) 12.000.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006) 13.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008) 15.840.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku 24.300.000
1 januari 2013)

Tambahan untuk Wajib Pajak yang sudah kawin


Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001) 1.440.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005) 1.200.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006) 1.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008) 1.320.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku 2.025.000
1 januari 2013)

Tambahan untuk seorang istri yang menerima atau memperoleh penghasilan


yang digabung dengan penghasilan suami
Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001) 2.880.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005) 12.000.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006) 13.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008) 15.840.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku 24.300.000

47
Ibid. . h.96
44

1 januari 2013)

Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam garis


keturunan lurus yang menjadi tanggungannya (maksimal 3)
Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001) 1.440.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005) 1.200.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006) 1.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008) 1.320.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku 2.025.000
1 januari 2013)

f. Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk
menghitung besarnya tarif yang berlaku di Indonesia di kelompokkan
menjadi dua tarif umum sesuai dengan pasal 17 UU No.7 Tahun 1983
(sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir adalah dalam
UU No.36 Tahun 2008) dan tarif lainnya.
Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan pasal 17 UU
PPh dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan
wajb pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap48.
Tabel 2.4
Tarif Pajak untuk wajib pajak oranng pribadi dalam negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Tarif Pajak

5%
Sampai dengan Rp. 50.000.000
15%
Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000
25%
Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000
30%
Di atas Rp. 500.000.000

48
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 119
45

g. Menghitung pajak penghasilan


Cara menghitung Pajak penghasilan yang terutang secara umum sebagai
berikut :
PPh terutang = tarif pajak penghasilan kena pajak
PKP = Penghasilan Netto PTKP
Contoh:
Sesorang pengusaha memiliki penghasilan Rp.10.000.000 per bulan. Jika
pengusaha tersebut memiliki istri dan dua orang anak, maka tentukan besar
pajak yang ditanggun per bulan!
Penghasilan setahun = Rp.10.000.000 x 12 =Rp.120.000.000
PTKP
-Wajib pajak sendiri = Rp.12.000.000
-Tambahan istri = Rp. 2.025.000
-Tambahan 2 Anak = Rp. 4.050.000 +
Jumlah PTKP = Rp. 18.075.000 -
PKP = RP.101.925.000
PPh dalam setahun:
5% x 50.000.000 = Rp. 2.500.000.
15% (101.925.000-50.000.000) = Rp. 7.788.750 +

= Rp.10.288.750

PPh per bulan:


Rp.10.288.750 : 12 = Rp. 857.395,83
Dalam perhitugan tersebut dijelaskan seorang pengusaha yang
berpenghasilan Rp. 10.000.000 harus membayar Rp.10.288.750 selama satu
tahun dan Rp.857.395,83 per bulanya, inilah perhitungan pajak
penghasilan yang ada di kelas VIII yang siswa harus kerjakan dengan
berbagai kesulitannya. Secara garis besar peneliti juga menitik beratkan
pada afektif siswa dalam mengerjakan perhitun gan pajak penghasilan di
atas.
46

B. Kerangka Berpikir
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara
untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Dalam
materi pajak penghasilan ini banyak siswa yang masih kesulitan dalam
memahami bahkan cara menghitung suatu pajak penghasilan.
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris
“learning Disability yang berarti ketidak mampuan belajar. Kata disability
diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak
sebenarnya masih mampu untuk belajar. Kesulitan belajar yang dapat saya
simpulkan disini adalah gangguan siswa dalam mendapatkan suatu
pengetahuan, baik di lihat dari segi psikologis maupun akademik.
Dan peneliti akan melihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan. Faktor
internal meliputi: minat, bakat, intelegensi, sikap dan motivasi. Faktor
eksternal dibagi dua yaitu: faktor sosial dan faktor non-sosial, faktor
lingkungan sosial meliputi: keluarga, guru, teman, dan masyarakat sedangkan
faktor lingkungan nonsosial meliputi: alam, rumah, sekolah, dan peralatan.
Melalui dua faktor inilah kemampuan besar peneliti bisa mengetahui lebih jauh
lagi dimana faktor yang membuat siswa kesulitan belajar dalam materi pajak
penghasilan.
Adapun dalam kesulitan belajar ini terdapat beberapa alternatif
penyelesaian dibagi dua yaitu penatalaksana di bidang medis dan dibidang
pendidikan. Penatalaksana dibidang medis meliputi: terapi obat, terapi
perilaku, dan psikoterapi, sedangkan penatalaksana di bidang pendidikan
meliputi: remedial, pengambilan siswa tertentu dan penggunaan tim pengajar
siap. Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial.
Pembelajaran remidial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami
dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik dalam
47

belajar. Tujuan pembelajaran remidial adalah memebantu atau menyembuhkan


peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran.
Dalam praktiknya, batas minimal ketuntasan belajar untuk tiap mata pelajaran
sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung. Adapun
dalam pelaksanaan pembelajaran Remidial, perlu ditempuh langkah-langkah
berikut : (1) menganalisis kebutuhan, (2) merancang pembelajaran, (3)
menyusun rencana pembelajaran, (4) menyiapkan perangkat pembelajaran, (5)
melaksanakan pembelajaran, (6) melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan
tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik.
Sehingga pembelajaran remedial dapat dapat berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar dan tetap mendorong untuk terus belajar, motivasi
belajar siswa diharapkan dapat meningkat, ketika siswa mengetahui usaha
belajar yang telah diikuti
Berikut ini merupakan bagan kesulitan siswa dan alternatif penyelesaian
dalam pembelajaran IPS ekonomi pokok bahasan pajak penghasilan:
48

Materi Pajak
Penghasilan

Kesulitan Belajar
(Learning
Dissabilty)

Faktor Internal Faktor Eksternal

Alternatif Penyelesaian

Penatalaksana Penatalaksana
dibidang Medis dibidang Pendidikan

Penggunaan
Terappi Pengambilan
Terapi Obat Psikoterapi Remedial Tim Pengajaran
Perilaku siswa tertentu
Siap

Menganalisis Merancang Menyusun Menyiapkan Melaksanakan Melakukan


Kebutuhan Pembelajar Rencana Perangkat Pembelajaran Evaluasi
an Pemelajaran Pembelajar Pembelajaran
an

Hasil Belajar

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
49

C. Hasil Penelitian Relevan


Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Siti Sapuroh. Pada tahun 2010, skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan
Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi Pada Konsep Monera“
Hasil penelitiannya yaitu masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah
yang masih jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), menurunya
hasil belajar ini dapat dilhat dari rendahnya hasil latihan, baik latihan di
kelas maupun pekerjaan rumah dan rendahnya hasil ulangan harian dalam
memahami konsep monera di mata pelajaran biologi.
2. Tarra Anggun Cantika. Pada tahun 2014, skripsi dengan judul “Analisis
Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak
Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang”. Hasil penelitian yaitu
Pajak penghasilan merupkan materi yang sulit apabila siswa dan siswi
tidak memperhatikan dengan seksama, hilangnya konsentrasi di saat
mempelajari materi ini, apabila terlewat sedikit apa yang guru sampaikan
maka akan terjadi kebingungan yang mengakibatkan siswa tidak dapat
mengerti apa yang di bicarakan oleh guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa
siswa SMP Fatahillah memiliki kesulitan belajar yang tinggi dalam
mempelajari materi pajak penghasilan.
3. Yulinda Erma Suryani, S.Pd, M,Si. Pada tahun 2010, jurnal dengan judul
kesulitan belajar. Hasil penelitianya yaitu Kesulitan belajar bukan
disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya,
fasilitas belajar, dan lain-lain. Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar
tidak terlihat dengan jelas dan sering disebut “hidden handicap”.
Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya
anak yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak
yang underachiever , pemalas, atau aneh.
50

Tabel. 2.5
Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti Judul Persamaan dan perbedaan penelitian

1 Siti Sapuroh Analisis kesulitan Persamaan : sama-sama meneliti tentang


belajar siswa kesulitan belajar siswa
dalam memahami
Perbedaan : pada subjek mata
konsep biologi
pelajarannya, penelitian ini dilakukan pada
pada konsep
mata pelajaran biologi sedangkan penulis
monera
pada mata pelajaran IPS

2 Tarra Anggun Analisis kesulitan Persamaan : sama-sama meneliti tentang


Cantika siswa dalam kesulitan belajar siswa dan sama-sama
pembelajaran IPS menggunakan subjek materi dalam mata
terpadu pokok pelajaran yang sama yaitu pajak
bahasan pajak penghasilan
penghasilan di
Perbedaan : tidak terdapat alternatif
SMP Fatahillah
penyelesaian dalam kesulitan belajar siswa
Pondok Pinang
dan letak studi kasusnya berbeda, dimana
penelitian ini dilakukan di SMP Fatahillah
Pondok Pinang, sedangkan penulis
penelitian di MTs Al-Hamidiyah Depok.

3 Yulianda Erma Kesulitan belajar Persamaan : sama-sama meneliti tentang


Suryani kesulitan belajar siswa

Perbedaan : tidak terdapat alternatif


penyelesaian dalam kesulitan belajar siswa
dan subjek mata pelajarannya.
51

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan49. Berdasarkan pengertian hipotesis di atas, maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran
remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok

49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009.
Cet: ke-8 Hal 64
52
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Hamidiyah Sawangan
Depok, demi memudahkan dalam pengerjaan penelitian ini, peneliti
memilih MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok karena merupakan tempat
dimana peneliti menjalani program PPKT sehingga, memudahkan peneliti
untuk menjalani penelitian dan mempercepat proses penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan yaitu bulan Februari 2015-
Oktober 2015 dengan rincian sebagai berikut;
Tabel 3.1
Kerangka penelitian
Bulan:
No. Kegiatan
Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agust Sept Okt
Penyusunan
1
proposal
penelitian
Revisi Bab
2
1,2,3
Persiapan
3
Instrumen
Penelitian
Persiapan
4
surat izin
penelitian
Pengambilan
5
dan
penelitian
Pengolahan
6
data
Penyusunan
7
bab IV dan
V

52
53

Melengkapi
8
lampiran
penelitian
Sidang
9
Munaqosah
Revisi
10
Skripsi

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan1. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII di MTs Al-Hamidiyah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut2. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D.
Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling, purposive sampling adalah tekhnik pengambilang sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu3.
Peneliti menggunakan purposive sampling karena sumber data yang
sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu tentang kesulitan dalam materi
pajak penghasilan, dan peneliti mengambil sampel yang terdiri dari para
siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok.

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya4. Dalam

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11 Hal 118
2
Ibid, h. 81
3
Ibid, h. 300
4
Ibid, h. 61
54

penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu X (nilai sebelum


remedial) dan Y (nilai setelah remedial)

D. Metode penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu5. Dalam permasalahan
dan penelitian tentang kesulitan belajar siswa pada materi pajak ini, penulis
menggunakan metode campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif, untuk
memudahkan dalam mendapatkan data, fakta, dan informasi.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini,
penulis menggunakan studi kepustakaan (Library research), penelitian
lapangan (field research)6, dan Paired Sample T-test
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau
menelaah dan mengakaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang
akan dibahas yaitu, kesulitan siswa dalam perhitungan pajak pada Siswa
kelas VIII SMP MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok. Penulis membaca
referensi-referensi yang relevan dengan masalah yang diteliti.
2. Lapangan (Field Research)
Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh
fakta, data, dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai yaitu
kesulitan Siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada
siswa kelas VIII, MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok. Dalam hal ini
penulis melakukan Observasi, penyebaran tes soal, angket dan melakukan
wawancara kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11, h. 3
6
Syamsir salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta
Press,2006) Cet, Ke- 1, h. 4
55

3. Paired Sample T-test


Paired Sample T Test adalah dua pengukuran pada subyek yang
sama (desain within-suject) terhadap suatu pengaruh atau perlakuan
tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu
diukur. Dasar pemikiranya sederhana, apabila suatu perlakuan tidak
memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol7. Dalam hal ini
penulis ingin melihat pengaruh sebelum dan sesudahnya diadakanya
remidial.

E. Tekhnik Pengumpulan Data


Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalan
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data8.
disini peneliti menggunakan macam-macam tekhnik pengumpulan data,
banyak terdapat tekhnik pengumpulan dalam penelitian ini antara lain:
1. Tes
a. Soal uraian
Peneliti ingin mencari tata letak kesulitan yang dialami siswa
dalam materi pajak penghasilan dengan memberikan tes yang
berbentuk uraian, dimana soal pajak penghasilan itu sendiri
berpedoman pada kurikulum KTSP tahun 2009 dan sudah divaliditas
oleh peneliti. Sehingga peneliti dapat mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi pajak penghasilan.
2. Non-Tes
a. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Sanafiah Faisal (1990) mengakliasifikasikan observasi menjadi
observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang
7
Cornelius Trihendradi. Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametrik, dan Non-
Parametrik dengan SPSS 12, (Yogyakarta: ANDI, 2004) Hal:99
8
Sugiyono. ,Op.cit. , h. 308
56

terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert


observation), dan observasi yang tak terstruktur (unstructured
observation)9.
Peneliti sendiri menggunakan observasi partisipatif dan observasi
yang terang-terangan dan tersamar, dimana peneliti terlibat dengan
kegiatan dalam pembelajaran sebagai sumber dalam penelitian,
peniliti juga berperan sebagai guru, membimbing serta mengamati
perilaku setiap siswanya guna mengetahui dimana letak kesulitan
belajar dalam materi pajak penghasilan tersebut.

b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atas pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.10 Angket akan disebar
memberikan informasi tentang respon siswa mengenai kesulitan
belajar pajak penghasilan, memberikan pertanyaan berupa pertanyaan
yang sudah diketahui jawabanya, adapun jawabannya adalah sangat
setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dan selalu, sering,
kadang-kadang, tidak pernah.

c. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut.
“a meeting of two persons to exchange information and idea
through question and responses, resulting in communication and
joint construction of meaning about a particular topic”.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar


informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu11.

9
Sugiyono, op.cit. , h. 310
10
Ibid , h. 142
11
Ibid , h. 317
57

Peneliti menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data


untuk menemukan masalah kesulitan belajar siswa. Narasumber dari
penelitian ini adalah para siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah
Depok dan Guru IPS kelas VIII.

d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang12. Dokumen salah satu tekhnik dalam
pengumpulan data kualitatif. Peneliti mendokumentasikan melalui
foto dalam kegiatan penelitian tersebut.

Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar pajak
penghasilan, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan 4
tekhnik pengumpulan data, yaitu tes, observasi, angket dan wawancara.

Tabel 3.2
Tekhnik Pengumpulan data
Jenis Data Sumber Data Instrumen

KBM siswa Lembar observasi


Proses pembelajaran
Siswa Tes objektif
Tingkat kesulitan belajar siswa

kesulitan Siswa Angket dan


Faktor penyebab
Wawancara
belajar
KBM Siswa Lembar oservasi
Proses pembelajaran remedial

Efektivitas penerapan solusi Siswa Tes objektif setelah


pembelajaran remidial
remedial

12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11 h. 329
58

F. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan data berbentuk soal, angket (Kuesioner), dan
wawancara untuk memperoleh data. Para siswa diberikan soal yang terdiri dari
5 pertanyaan tentang pajak penghasilan dan angket yang digunakan terdiri dari
28 item pertanyaan yang disebarkan kepada siswa kelas VIII-D MTs Al-
Hamidiyah Depok.
1. Soal
Tabel 3.3
KISI-KISI PENILAIAN TIAP BUTIR SOAL

NO. KRITERIA PENILAIAN BOBOT NILAI JUMLAH (%)

1 Kelengkapan 4 40%

2 Kesesuaian jawaban 4 40%

3 Penulisan 2 20%

TOTAL 10 100%

2. Angket

Tabel 3.4
KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

NO. ASPEK NO. ITEM JUMLAH (%)

Faktor Internal
1. Minat dan Motivasi 1,4,5,6,9,14,17,8b 28,6%
2. Kesiapan dan Perhatian 2,3,7,11,12,13,16,4b,5b,6b 35,7%
3. Fisiologis 8,15,7b 10,7%
Faktor Eksternal
4. Lingkungan Keluarga 10b 3,6%
5. Lingkungan Sekolah 10,1b,2b 10,7%
6. Lingkungan Pesantren 3b,9b,11b 10,7%
59

Total 28 100%

G. Kalibrasi Instrumen
1. Soal dan Angket
Untuk menguji kualitas instrumen penelitian yaitu soal tes dan angket,
dilakukan uji coba pengerjaan instrumen soal tes dan uji coba instrumen
angket di luar sampel penelitian.
a. Uji Validitas Data

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya


suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid
jika pernyataan pada instrumen penelitian mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang diukur oleh instrumen penelitian tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara


masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik
korelasi product moment. Rumusnya adalah :

Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor variable (jawaban responden)
Y = skor total variable untuk responden n
N = banyaknya sampel dalam penelitian

Dalam pengambilan keputusan :

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak
valid.
b. Uji Reliabilitas Data

Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh


mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan
60

reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.

Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7
dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik13.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan


siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran
dihitung dengan menggunakan rumus:14

Keterangan :
P = proporsi (indeks kesukaran)
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes
Interpretasi mengenai indeks kesukaran yang diperoleh digunakan
tabel klasifikasi dibawah ini:

Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai P Kriteria
0.00-0.25 Sukar
0.26-0.75 Sedang
0.76-1.00 Mudah

13
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV. Andi
offset, 2009) h. 172.
14
Iin Hendriyanti. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Nusantara Plus), Skripsi, (Perpustakaan :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
61

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda butir soal
dihitung dengan menggunakan rumus:15

Keterangan :
DP = daya pembeda
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0.00-0.20 Jelek
0.21-0.40 Cukup
0.41-0.70 Baik
0.71-1.00 Baik Sekali

2. Wawancara
Adapun untuk membuktikan keabsahan data adalah dengan
triangulasi. Triangulasi dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi di
artikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada16.

15
Suharsimi Arikunto PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTIK.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Cet. 14 hal 207
16
Sugiyono. Op,cit, hal. 330
62

Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penelitian. Untuk


memenuhi kriteria dalam penelitian, maka validitas dan reliabilitas harus
dipenuhi kalau tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan
keilmiahannya. Dalam wawancara, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai
pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara
peneliti. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumber-
sumber data dengan cara:
a. Membandingkan data hasil angket dengan hasil wawancara.
b. Mengecek ulang hasil wawancara apakah sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai.
c. Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang penelitian
diwaktu yang berbeda.
Dalam hal ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tapi
dengan teknik yang berbeda.

3. Observasi
Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar
observasi kegiatan belajar siswa. Pengujian validitas instrumen lembar
observasi ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Dalam hal ini
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah dosen pemimbing skripsi
dan guru pamong penelitian. Lembar observasi yang telah dikonsultasikan
dan disetujui oleh para ahli tersebut dikatakan valid.17

17
http://labkim-ia.blogspot.com/2013/04/analisis-lembar-angket-untuk-asesmen.html,
diakses pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 18.10 (buku sumber yang diambil blog: Widodo, A.
Tri. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: LP3 UNNES)
63

H. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data


1. Tekhnik Pengolahan Data
Langkah-langkah dalam mengelola data dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
a. Data tes
1) Diperiksa melalui pemberian bobot terhadap setiap pertanyaan
yang siswa dan siswi jawab.
2) Bobot disesuaikan dengan dugaan-dugaan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3) Hasil tes dijumlahkan dari setiap bobot yang diterima siswa dan
siswi setiap pertanyaannya.

b. Data Angket
1) Editing, Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit,
tujuan dilakukannya editing adalah untuk: Melihat lengkap
tidaknya pengisian kuesioner. Melihat logis tidaknya jawaban.
Melihat konsistensi antar pertanyaan.18 Oleh sebab itu peneliti
wajib memeriksa kembali dan menyempurnakan pertanyaan dan
jawaban.
2) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-
butir soal yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan
dalam angket terdapat 8 butir jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S) , Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), dan Selalu (SL). Maka
penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan
sebagai berikut:
Sangat setuju =4 Tidak Pernah =1
Setuju =3 Jarang =2
Tidak Setuju =2 Sering =3
Sangat Tidak Setuju =1 Selalu =4
18
Nugraha Setiawan, pengolahan dan Analisis Data. Diakses melalui
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf pada
tanggal 26 Oktober 2014
64

3) Tabulasi, dalam jurnal Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu


Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2008:24) “tabulasi adalah
proses menempatkan data dalam bentuk table dengan cara
membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan
analisis.” Selanjutnya setelah seluruh data tersebut ditabulasikan
dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.

c. Data Wawancara
Metode wawancara yang penulis ambil adalah sebuah penelitian
face to face. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin mengetahui secara mendalam tentang kesulitan
siswa dalam materi pajak penghasilan.
Wawancara dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur
(peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai,
yang berdasarkan masalah yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan pada responden telah ditentukan jawaban-jawabannya).
Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan menggali
informasi secara lebih detail dan mendalam dari subjek penelitian
sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Yaitu kesulitan siswa
dalam belajar materi pajak penghasilan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara
adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling berarti “sample
tersebut dilaksanakan berdasarkan keputusan subjek peneliti yang
didasarkan pertimbangan-pertimbagan tertentu. Pada cara ini peneliti
mula-mula mengidentifikasikan semua karakteristik populasi yang
hendak di teliti dan mempelajari karakteristik tadi. Kemudian mulailah
peneliti menetapkan samplenya berdasarkan pertimbangannya
sendiri”.19

19
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, Edisi Revisi 2011), h.187
65

d. Observasi
1. Pengumpulan data observasi dengan pengamatan secara langsung
pada saat kegiatan belajar mengajar.
2. Penganalisisan data observasi, sebagaimana dengan teknik-teknik
penelitian lainnya.

2. Tekhnik Analisis Data


a. Hasil tes

Langkah pertama peneliti memeriksa hasil tes siswa dengan bobot


yang telah ditentukan, setelah hasil nilai yang sudah diberikan sesuai
kemampuan siswa ditentukan klasifikasi nilai siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7
Klasifikasi Nilai20
No Nilai Kualitas Klasifikasi

1 77-100 Sempurna A

2 66-76 Baik B

3 56-65 Cukup C

4 40-55 Kurang D

5 30-39 Gagal E

Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai


tinggi, menengah, dan rendah :

Nilai Tinggi : 80-100


Nilai Menengah : 56-79
Nilai Rendah : 3-55

20
Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok
Bahasan Pajak Penghasilan
66

Selanjutnya, untuk menegetahui nilai rata-rata siswa dalam


menghitung pajak kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Depok, maka penulis
menghitung rata-rata tersebut dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:21
Mx = Σx .

N
Keterangan :
Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari
Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari
N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)
Dalam setiap klasifikasi diambil sampel siswa untuk mengetahui apa
saja kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan
pajak penghasilan, lalu di berikan analisis oleh peneliti dan sebagai
triangulasi peneliti mewawancarai siswa yang bersangkutan.

b. Hasil angket

Langkah Kedua adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian


dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus
sebagai berikut:
P= f x 100%

Keterangan :
P = Presentase yang dicari
f = Frekuensi yang sedang dicari
N = Jumlah populasi yang ada
Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebar kepada
siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian
tersebut, peneliti merumuskan sebagai berikut:22

21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 98
22
Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok
Bahasan Pajak Penghasilan
67

Tabel 3.8

Kategori Penilaian Angket

NO PROSENTASE PENAFSIRAN

1 100% Seluruhnya

2 90-99% Hampir seluruhnya

3 60-89% Sebagian besar

4 51-59% Lebih dari setengah

5 50% Setengahnya

6 40-49% Hampir Setengahnya

7 20-39% Sebagian kecil

8 10-19% Sedikit

9 1-9% Sedikit sekali

10 0% Tidak ada sama sekali

Selanjutnya peneliti mencari rata-rata penyebab kesulitan pada angket


dengan rumus sebagai berikut:

Mx = Σx .

N
Keterangan :
Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari
Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari
N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)
Kemudian menentukan kategori penilaian kesuilitan siswa dalam
menghitung pajak penghasilan tersebut diantaranya:

0-40 = Tingkat Kesulitan Rendah


41-51 = Tingkat Kesulitan sedang
51-60 = Tingkat Kesulitan Tinggi
>70 = Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi
68

c. Hasil wawancara

Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan peneliti untuk


menggali data tentang kesulitan belajar siswa pada materi pajak
penghasilan. Interview ini sebagai pelengkap dari beberapa alat
pengumpul data yang digunakan oleh peneliti.

Hasil wawancara baik dari siswa kelas VIII-D maupun guru IPS kelas
VIII akan dikumpulkan dan dibuat tabel, sehingga peneliti lebih mudah
menyimpulkan dari berbagai pertanyaan mengenai kesulitan belajar siswa
pada materi pajak penghasilan.

d. Uji hipotesis
Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan uji
signifikansi. Karena penelitian ini menggunakan pre-test and post test one
group design maka peneliti melakukan uji signifikansi dengan analisis
paired sample t test.
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Untuk menguji hipotesis yang digunakan rumus
sebagai berikut23 :

( x1 - x 2 )
t hitung =
 12  22
+
n1 n2

Keterangan24:
T = nilai t yang dihitung
x 1 = nilai rata-rata pre test
x 1 = nilai rata-rata pre test
 1 = variansi populasi 1
2

 22 = variansi populasi 2
n = jumlah anggota sampel

23
Modul 1 (t-Test) Universitas Islam Indonesia
24
Budi Susetyo, Statistika untuk analisis data penelitian, (Jakarta: PT Refika Aditama).
Cet. Ke-1 h. 72
69

Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat


kebebasan (dk) = n – 1 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika t < ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak.

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis data kuantitatif. Data


kuantitatif diperoleh dari hasil tes. Dalam analisis ini data yang dianalisis
oleh peneliti adalah test hasil belajar siswa sesudah diterapkanya metode
alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial yang
di analisis mengunakan perhitungan statistic parametik yaitu dengan uji
hipotesisi data berpasangan (paired sample t-test), uji ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa
pembelajaran remedial dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar peserta
didik di MTs Al-Hamidiyah Depok.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan menghitung paired


sample t-test.

1) Perhitungan Manual
a. Membuat tabel

Memasukkan nilai pre test dan post test siswa

No. Nama Siswa Nilai Sebelum Remedial Nilai Setelah Remedial

1 X

2 Y

dst.

b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis penelitian

Tidak ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum


sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif
penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran
remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok.
70

Ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum dan


sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian
pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs
Al-Hamidiyah Depok.
Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 1 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika thitung
berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak

c. Menetapkan nilai signifikansi ( )

d. Menetapkan derajat kebebasan (daerah kritik)

dk=N-1 dengan = 0,05.

e. Menghitung data dengan uji statistik yang digunakan

Memasukkan nilai mengikuti rumus yang digunakan

( x1 - x 2 )
t hitung =
 12  22
+
n1 n2

2) Pengerjaan Menggunakan SPSS25


a. Masukkan Data ke SPSS
 Dari menu utama File, pilih menu New, lalu kilik mouse pada
Data.
 Pada Variabel View, pengisian Variabel nilai ujian sebelum
remedial pada kotak Name diketik nilai_ujian_sebelum, sesuai
dengan studi kasus.
 Pada Variabel View , pengisian Variabel nilai ujian sesudah
remedial pada kotak Name diketik nilai_ujian_sesudah, sesuai
dengan studi kasus.
 Abaikan bagian yang lain, dan tekan CTRL+T untuk kembali ke
DATA VIEW.

25
Jubilee Enterprise. SPSS untuk pemula (Jakarta: PT Elex Media Komputindo:2014) h. 94
71

b. Mengisi data yang telah diketahui pada studi kasus pada DATA VIEW
c. Pengolahan Data dengan SPSS :
Menu AnalyzeCompare MeansPaired-samples T Test

Pengisian:

 Paired Variable (s) atau Variabel yang akan diuji. Karena yang
akan diuji nilai ujian sebelum dan sesudah remediasi, maka klik
nilai_ujian_sebelum agar masuk pada variable 1, kemudian klik
nilai_ujian_sesudah, agar masuk ke variable 2.

Nb: variabel nilai ujian sebelum dan sesudah harus dipilih


bersamaan.

 Untuk kolom Option atau pilihan yang lain

Pengisian:

 Untuk Confidence Intervalatau tingkat kepercayaan, karena tidak


ada data yang hilang dan tingkat kepercayaan 95%, maka abaikan
pengisian pilihan option apabila tidak akan merubah tingkat
kepercayaan.

 Untuk Missing Value atau data yang hilang. Karena dalam data ini
semua pasangan data lengkap, maka bagian ini diabaikan saja.

d. Kemudian klik OK untuk memproses data.

e. Pengambilan keputusan:
1) Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel:

- Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima


- Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak
2) Kesimpulan hasil data
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
a) Uji Validitas Soal

Berdasarkan hasil uji validitas, dari 10 soal yang diuji cobakan


terdapat soal yang valid yakni nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10. Namun yang
digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk
memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10.
Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrument tes hasil belajar
dapat dilihat pada lampiran 9.

b) Uji Validitas angket

Sedangkan hasil uji validitas angket, dari 28 pertanyaan yang diuji


cobakan terdapat 25 pertanyaan yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28. Untuk lebih
jelasnya, hasil uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 17.

2. Uji Reliabilitas
a) Uji Reliabilitas Soal
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS
20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas
Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

72
73

Tabel 4.1
Case Processing Summary

N %

Valid 12 100,0

a
Cases Excluded 0 ,0

Total 12 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 4.2

Reliability Statistics Test

Cronbach's Alpha N of Items

,876 10

Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada tabel di


atas adalah 0,876 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang
digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan
cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki
rebilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan.

b) Uji Reabilitas Angket


Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS
20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas
Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
74

Tabel 4.3
Case Processing Summary

N %

Valid 15 100,0

a
Cases Excluded 0 ,0

Total 15 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 4.4

Reliability Statistics Angket

Cronbach's Alpha N of Items

,898 28

Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada table di


atas adalah 0,898 maka dapat dikatakan bahwa instrument yang
digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan
cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki
reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan.

3. Uji Tingkat Kesukaran


Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 10 soal tes
hasil belajar yang diujikan, 10% termasuk kriteria sedang dan 90% termasuk
mudah. Hasil perhitungan pengujian tingkat kesukaran tes hasil belajar.
Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal
tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan
nomor 2, 4, 5, 8, 10. Tingkat kesukaran 5 soal itu masuk dalam golongnan
mudah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.
75

4. Uji Daya Pembeda


Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 10 soal tes hasil belajar yang
diujikan, 30% termasuk kriteria buruk, 70% termasuk kedalam kriteria
jelek. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal,
hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan
nomor 2, 4, 5, 8, 10. Dan daya pembeda 5 soal itu termasuk jelek. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.

B. Hasil Data
1. Observasi pembelajaran
a) Observasi siswa

Dari hasil observasi penulis terhadap siswa kelas VIII-D MTs Al-
Hamidiyah Depok, penulis menggunakan 3 aspek dalam melakukan
observasi, diantaranya aspek sebelum PBM, selama PBM, dan akhir
PBM. Kesluruhan poin yang digunakan berjumlah 12, dari data yang
didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan
menggunakan presentasi jumlah siswa yang melakukan kegiatan
pembelajaran.

Tabel 4.5
Hasil Observasi Siswa
Indikator No. Aspek Yang Diamati Pada Presentase
Instrumen Kegiatan Tahap Pembelajaran
1 Siswa hadir tepat waktu
Sebelum PBM 80%
2 Siswa ikut berdoa dan menjawab 80%
salam
3 Siswa mendengarkan guru 40%
mengabsen
4 Siswa mendengarkan apersepsi dan
40%
motivasi guru
5 Siswa memperhatikan apa yang
Selama PBM 40%
dijelaskan guru
6 Siswa aktif dalam bertanya kepada 40%
guru
7 Siswa mengungkapkan pendapat 20%
76

8 Siswa menjawab pertanyaan dari 20%


guru
9 Siswa konsentrasi ketika 40%
pembelajaran
10 Siswa memperhatikan guru dengan 40%
seksama
11 Siswa mencatat dan menandai
Akhir PBM 40%
tugasnya
12 Siswa menyimpulkan kegiatan 20%
pembelajaran
41,666%
Rata-rata Keaktifan Siswa

Setelah melihat data dan melihat langsung dalam proses belajar


mengajar, banyak hal yang dapat diasumsikan oleh penulis menjadi faktor
penyebab kesulitan belajar siswa tersebut diantaranya:

1) Dari kesiapan siswa dalam belajar kurang, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya siswa yang tidak mendengarkan apersepsi dan motivasi
guru, 60% siswa tidak mendengarkan.
2) Dari interpretasi siswa kurang, hal ini bisa dilihat kurang aktifnya
siswa bertanya pada guru dan banyaknya siswa yang mengobrol
sehingga siswa tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan.
3) Kurangnya respon siswa terhadap guru, hal ini bisa dilihat dari
kurangnya siswa dalam berpendapat dan kurang aktifnya siswa dalam
menjawab pertanyaan guru, 80% siswa VIII-D kurang respon dalam
belajar.
4) Konsentrasi siswa kurang, 60% siswa kurang konsentrasi dalam
mengikuti pelajaran, konsentrasi sangat berpengaruh pada materi
pajak penghasilan ini karena jika terlewat apa yang guru jelaskan
maka siswa akan kesulitan dalam belajar.
5) Kurangnya siswa mencatat dan menyimpulkan materi pajak pengsilan
salah satu faktor siswa mengalami kesulitan belajar.
77

b) Observasi guru
Dari hasil observasi penulis terhadap guru IPS Terpadu yang
mengajar kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok, penulis membagi
menjadi 3 kegiatan pengajaran yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Keseluruhan poin yang digunakan berjumlah 13, dari
data yang didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan
memberi skor ditiap poinnya.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Terhadap Guru
No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Skor
Pengajaran
Kegiatan Awal
1 Guru hadir tepat waktu 3

2 Guru mengucapkan salam 2

3 Guru mengabsen siswa 2

4 Guru memberikan motivasi kepada siswa 2

Kegiatan Inti

5 Guru mampu mengkondisikan siswa 1

6 Guru menjelaskan materi pelajaran secara 2


singkat
7 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk 0
mencatat materi pelajaran
8 Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa 2

9 Guru mendorong siswa untuk bertanya 1

10 Guru memberikan tugas meringkas materi atau 3


mengerjakan soal latihan di buku paket
Kegiatan Penutup

11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran 2

12 Guru menutup kegiatan belajar mengajar 3


78

13 Guru mengucapkan salam penutup 3

Rata-rata nilai kreatifitas guru 2

Berdasarkan dari tabel di atas bisa ditarik kesimpulan. Hasil rata-


rata nilai kreatifitas guru mendapatkan skor sebesar 2, hal ini
membuktikan bahwa guru memiliki kreatifitas yang cukup baik. Dengan
kreatifitas yang baik guru dituntut untuk membuat siswa lebih giat
belajar dan lebih bersemangat dan akitivitas belajar mengajar

2. Hasil Nilai Siswa Sebelum Diadakanya Remedial Pada Materi Pajak


Penghasilan
Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai soal essay mengenai
perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan
sebelumnya kepada 21 siswa sebagai berikut :
Tabel 4.7
Nilai Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial
NO. NAMA NILAI KUALITAS KLASIFIKASI
1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 49 Kurang D
2 Fikrianto Mahdi Satrio 59 Cukup C
3 Ibnu Kuncoro 55 Kurang D
4 Idris Akhmal 89 Sempurna A
5 Jatnika Rahayu 61 Cukup C
6 Khrisna Raditya Pratama 59 Cukup C
7 Muhammad Alfadio Umam 88 Sempurna A
8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 21 Gagal E
9 Muhammad Dimas Ariehan 51 Kurang D
10 Muhammad Faiz N 62 Cukup C
11 Muhammad Iqbal Hilmy 27 Gagal E
12 Muhammad Rafi Ramadhan 55 Kurang D
13 Muhammad Reza 39 Gagal E
14 Muhammad Ridwan 63 Cukup C
15 Restu Indianto 46 Kurang D
16 Reza Fachrezy 82 Sempurna A
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 58 Cukup C
18 Sulthan Nararya Hambali 49 Kurang D
19 Syarifuddin Aganda Putra 49 Kurang D
20 Tito Wiradinata 30 Gagal E
21 Zayd Khalik 49 Kurang D
79

JUMLAH 1141

Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu


Mx = Σx = 1141 = 54,33
N 21
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan
yaitu 54,33 yang memiliki klasifikasi rendah.
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi,
menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki nilai
tinggi, 6 siswa memiliki nilai menengah, dan 12 siswa lainya mendapat nilai
rendah.
Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM,
yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
yaitu sebanyak 18 siswa atau 85,71%. Dan siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM yaitu sebanyak 3 siswa atau 14,29%.

3. Pembelajaran Remedial
a) Menganalisis kebutuhan
Setelah dilakukanya pembelajaran, dan terdapat banyak siswa yang
nilainya belum tuntas/belum memenuhi KKM, peneliti mengidentifikasi
dimanakah letak kesulitan dan kebutuhan para siswa melalui angket dan
wawancara. Adapun dimana letak kesulitannya terdapat dalam
perhitungan pajak penghasilan, yaitu cara siswa menghitung PTTK dan
PKP, sedangkan kebutuhan para siswa yaitu mempelajati ulang dan
belajar lebih dalam materi pajak penghasilan ini.
b) Merancang pembelajaran
Peneliti merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai
kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih
pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran. Peneliti juga
lebih memfokuskan pembelajaran dalam cara menghitung pajak
penghasilan dengan benar.
80

c) Menyusun rencana pembelajaran


Peneliti menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki
rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik.
d) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, dengan
menggunakan proyektor, laptop, spidol, dan penghapus agar lebih efektif
dalam pembelajaran remidial ini.
e) Melaksanakan pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran, peneliti merumuskan gagasan
utama, memberikan arahan yang jelas pada letak kesulitan mereka,
meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang kurang motivasi ketika
dalam pembelajaran, memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta
didik secara aktif.
f) Melakukan evaluasi pembelajaran
Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun
nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik.

4. Hasil Nilai Siswa Sesudah Diadakanya Remedial Pada Materi Pajak


Penghasilan
Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai setelah diadakannya
pembelajaran remedial berupa soal essay mengenai perhitungan pajak
penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan sebelumnya kepada
21 siswa sebagai berikut :
Tabel 4.8
Nilai Siswa setelah Pembelajarn Remedial
NO. NAMA NILAI KUALITAS KLASIFIKASI
1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 89 Sempurna A
2 Fikrianto Mahdi Satrio 88 Sempurna A
3 Ibnu Kuncoro 84 Sempurna A
4 Idris Akhmal 90 Sempurna A
5 Jatnika Rahayu 94 Sempurna A
6 Khrisna Raditya Pratama 91 Sempurna A
81

7 Muhammad Alfadio Umam 92 Sempurna A


8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 47 Kurang D
9 Muhammad Dimas Ariehan 87 Sempurna A
10 Muhammad Faiz N 92 Sempurna A
11 Muhammad Iqbal Hilmy 49 Kurang D
12 Muhammad Rafi Ramadhan 79 Sempurna A
13 Muhammad Reza 67 Baik B
14 Muhammad Ridwan 97 Sempurna A
15 Restu Indianto 85 Sempurna A
16 Reza Fachrezy 88 Sempurna A
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 83 Sempurna A
18 Sulthan Nararya Hambali 58 Cukup C
19 Syarifuddin Aganda Putra 87 Sempurna A
20 Tito Wiradinata 81 Sempurna A
21 Zayd Khalik 94 Sempurna A
JUMLAH 1722
Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu
Mx = Σx = 1722 = 82
N 21
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan
yaitu 82 yang memiliki klasifikasi tinggi.
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi,
menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 16 siswa yang memiliki nilai
tinggi, 3 siswa memiliki nilai menengah, dan 2 siswa lainya mendapat nilai
rendah.
Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM,
yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
yaitu sebanyak 4 siswa atau 19,05%. Dan siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM yaitu sebanyak 17 siswa atau 80,95%.
C. Analisis Data
1. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial
Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai sebelum dan setelah
diadakannya pembelajaran remedial berupa soal essay mengenai
perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan
sebelumnya kepada 21 siswa. Adapun perbedaan nilai sebelum dan sesudah
pembelajaran remedial bisa dilihat dalam tabel dan grafik berikut:
82

Tabel 4.9

Nilai Perubahan Antara Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Remedial

NO. NAMA NILAI PRE TEST NILAI POST TEST KENAIKAN PRESENTASE(%)
1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 49 89 40 81,63 %
2 Fikrianto Mahdi Satrio 59 88 29 49,15 %
3 Ibnu Kuncoro 55 84 29 45,45 %
4 Idris Akhmal 89 90 1 1,11 %
5 Jatnika Rahayu 61 94 33 54,09 %
6 Khrisna Raditya Pratama 59 91 32 54,23 %
7 Muhammad Alfadio Umam 88 92 4 4,54 %
8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 21 47 26 123.80 %
9 Muhammad Dimas Ariehan 51 87 36 70,58 %
10 Muhammad Faiz N 62 92 30 48,38 %
11 Muhammad Iqbal Hilmy 27 49 22 81,48 %
12 Muhammad Rafi Ramadhan 55 79 24 43,63 %
13 Muhammad Reza 39 67 28 71,79 %
14 Muhammad Ridwan 63 97 34 53,96 %
15 Restu Indianto 46 85 39 84,78 %
16 Reza Fachrezy 82 88 6 7,31 %
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 58 83 25 43,10 %
18 Sulthan Nararya Hambali 49 58 9 18,36 %
19 Syarifuddin Aganda Putra 49 87 38 77,55 %
20 Tito Wiradinata 30 81 51 170,00 %
21 Zayd Khalik 49 94 45 91,83 %
JUMLAH 1141 1722 581
83

Gambar 4.1
Grafik Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran Remedial
100
90
80
70
60
50 post test
40 pre test
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Dari melihat tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai yang tinggi dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial
dengan setelah diadakannya pembelajaran remedial, hal ini dilihat dari rata-
rata kenaikan nilai siswa dari sebelum dan sesudah diadakanya
pembelajaran remedial yaitu di atas 50%.

2. Hasil angket
Tabel 4.10

KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

NO. ASPEK NO. ITEM JUMLAH (%)


84

Internal
1. Minat dan Motivasi 1,4,5,6,8,12,15,7b 32%
2. Kesiapan dan Perhatian 2,3,7,9,10,11,14,3b,4b,5b 40%
3. Fisiologis 13,6b 8%
Eksternal
4. Lingkungan Keluarga 9b 4%
5. Lingkungan Sekolah 1b 4%
6. Lingkungan Pesantren 2b,8b,10b 12%

Total 25 100%

Tabel 4.11
Siswa tidak tertarik dengan materi pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
1. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 7 33,33
Tidak setuju 9 42,86
Sangat tidak setuju 3 14,29
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak tertarik dengan
materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 42,85% siswa tidak
tertarik dengan materi ini, sebaliknya 57,15% siswa tertarik dengan materi
ini, hal ini bisa diartikan bahwa lebih dari 50% siswa tertarik dengan materi
ini.

Tabel 4.12
Siswa sulit menangkap apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
2. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 9 42,86
Sangat tidak setuju 1 4,76
85

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa sulit menangkap apa
yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa
52,38% siswa sulit menangkap apa yang dijelaskan oleh guru, sebaliknya
47,62% siswa tertarik dengan materi ini, hal ini bisa diartikan bahwa lebih
dari 50% siswa kesulitan dalam menangkap apa yang guru jelaskan tentang
materi pajak penghasilan dan hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Tabel 4.13
Siswa sulit berkonsentrasi ketika sedang belajar pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
3. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 9 42,86
Sangat tidak setuju 1 4,76
Siswa sulit berkosentrasi dalam belajar pajak penghasilan merupakan
salah satu penyebab kesulitan belajar siswa, hal ini terkait dengan materi
pajak pajak penghasilan yang banyak tahapan-tahapan dalam
menghitungnya, untuk itu siswa dituntut untuk konsentrasi dalam belajar.
dilihat dari jawaban pernyataan siswa lebih dari 50% siswa menjawab setuju
dan sangat setuju, hal ini berarti 50% siswa tidak konsentrasi dalam PBM.

Tabel 4.14
Siswa tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga mereka malas
untuk memperhatikan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
4. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 5 23,82
Tidak setuju 12 57,14
Sangat tidak setuju 2 9,52
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak suka dengan
materi pajak penghasilan sehingga mereka malas untuk memperhatikan bisa
86

ditarik kesimpulan bahwa 33,34% siswa tidak suka dengan materi ini. suka
atau tidaknya siswa dalam suatu pelajaran atau suatu materi juga
berpengaruh dalam kesiapan mereka dalam belajar.

Tabel 4.15
Siswa merasa kurang berbakat pada materi pelajaran IPS terpadu khususnya
materi pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
5. Sangat setuju 0
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 7 33,33
Sangat tidak setuju 5 23,81
Kurang percaya dirinya seseorang dalam belajar mempengaruhi
tingkat semangat mereka dalam belajar. Menilik tabel di atas untuk
pernyataan siswa merasa kurang berbakat pada materi pelajaran IPS terpadu
khususnya materi pajak penghasilan yaitu 42,86% siswa tidak percaya akan
bakatnya, para siswa tidak yakin dengan materi ini.

Tabel 4.16
Siswa kurang termotivasi belajar pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
6. Sangat setuju 1 4,76
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 11 52,38
Sangat tidak setuju 0
Dilihat dari tabel di atas pernyataan siswa kurang termotivasi belajar
pajak penghasilan yaitu, lebih dari 50% siswa termotivasi akan belajar, hal
ini sangat mendukung bahwasanya masih banyak anak-anak yang
termotivasi dalam belajar pajak penghasilan.
87

Tabel 4.17
Menurut siswa materi pajak penghasilan merupakan materi yang sukar
No. Soal Alternatif Jawaban F P
7. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 14 66,66
Tidak setuju 5 23,82
Sangat tidak setuju 0

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan materi pajak penghasilan


merupakan materi yang sukar bisa ditarik kesimpulan bahwa 76.18% siswa
mengalami kesulitan dalam materi pajak penghasilan ini, sebaliknya 23,82%
siswa tidak mengalami tingkat kesukaran dalam materi ini.

Tabel 4.18
Siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena
siswa tidak memiliki minat belajar
No. Soal Alternatif Jawaban F P
8. Sangat setuju 2 9,52
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 8 38,10
Sangat tidak setuju 2 9,52

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan


dalam perhitungan pajak penghasilan karena siswa tidak memiliki minat
belajar bisa ditarik kesimpulan bahwa 52,38% siswa tidak memiliki
motivasi dalam belajar, hal ini sangat merugikan dalam siswa itu sendiri
karena minat belajar merupakan salah satu faktor kesuksesan dalam belajar.
88

Tabel 4.19
Kemampuan berhitung siswa rendah sehingga dalam mengerjakan materi
pajak penghasilan siswa mengalami kesulitan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
9. Sangat setuju 0
Setuju 12 57,14
Tidak setuju 9 42,86
Sangat tidak setuju 0

57,14% kemampuan berhitung siswa rendah dalam mengerjakan


materi pajak penghasilan, hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
kesulitan belajar siswa karena dalam materi ini siswa dituntut mempunyai
kemampuan dalam berhitung.

Tabel 4.20
Karena banyak ketentuan dan tahapan-tahapan yang rumit siswa kesulitan
dalam perhitungan pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
10. Sangat setuju 5 23,81
Setuju 10 47,62
Tidak setuju 6 28,57
Sangat tidak setuju 0

Banyaknya ketentuan dan tahapan-tahapan yang rumit merupakan


faktor penyebab tingginya tingkat kesulitan belajar siswa, 71,43% siswa
kesulitan dalam mengikuti tahapan-tahapan dalam mengerjakan soal pajak
penghasilan.
89

Tabel 4.21
Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung pajak penghasilan karena
tidak punya buku paket atau hilang
No. Soal Alternatif Jawaban F P
11. Sangat setuju 1 4,76
Setuju 3 14,29
Tidak setuju 11 52,38
Sangat tidak setuju 6 28,57

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan


dalam perhitungan pajak penghasilan karena siswa tidak punya buku paket
atau hilang bisa ditarik kesimpulan bahwa 80.95% tidak punya atau
hilangnya buku paket tidak menjadi salah satu faktor terbesar dalam
kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.

Tabel 4.22
Siswa tidak optimis dalam mengerjakan tugas pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
12. Sangat setuju 3 14,29
Setuju 8 38,09
Tidak setuju 7 33,33
Sangat tidak setuju 3 14,29

Tidak optimis dan kurang percaya dirinya siswa dalam mengerjakan


soal pajak penghasilan cukup menjadi faktor dalam kesulitan siswa dalam
mengerjakan, hal ini dilihat dari jawaban pernyataan siswa yaitu setuju dan
sangat setuju sebesar 52,38% sebaliknya siswa yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju hanya 47,62%.
90

Tabel 4.23
Siswa tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak badan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
13. Sangat setuju 1 4,76
Setuju 3 14,29
Tidak setuju 11 52,38
Sangat tidak setuju 6 28,57

Pernyataan siswa tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak


badan bukan salah satu faktor utama dalam kesulitan belajar pajak
penghasilan, hal ini dibuktikan dari jawaban para siswa yaitu, setuju dan
sangat setuju hanya sebesar 19,05% hal ini bebanding terbalik dengan siswa
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak sejutu yaitu sebesar 80,95%.

Tabel 4.24
Siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena
ketinggalan materi ketika keluar kelas
No. Soal Alternatif Jawaban F P
14. Sangat setuju 3 14,28
Setuju 5 23,82
Tidak setuju 10 47,62
Sangat tidak setuju 3 14,28

Tertinggal suatu materi baik dipertengahan PBM maupun diawal PBM


merupakan salah satu faktor siswa mengalami kesulitan belajar, terlebih
materi pajak penghasilan dimana materi yang mempunyai tahapan-tahapan
yang panjang, akan tetapi hanya sebagian siswa yang yang mengalami
kesulitan belajar karena faktor ketinggalan materi ketika keluar kelas, hal ini
bisa dilihat dari siswa yang yang menjawab setuju dan sangat setuju yaitu
hanya sebesar 38,10%.
91

Tabel 4.25
Siswa mudah bosen ketika belajar materi pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
15. Sangat setuju 4 19,05
Setuju 9 42,86
Tidak setuju 7 33,33
Sangat tidak setuju 1 4,76

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mudah bosan belajar
materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 61,91% siswa
mudah bosan ketika belajar, hal ini salah satu faktor dalam kesulitannya
siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.

Tabel 4.26
Siswa kesulitan belajar materi pajak penghasilan karena temen sekelas siswa
membuat gaduh
No. Soal Alternatif Jawaban F P
16. Selalu 3 14,29
Sering 12 57,14
Jarang 6 28,57
Tidak pernah 0

Kegaduhan di dalam kelas salah satu faktor kesulitan siswa dalam


belajar, hal ini karena ketika PBM sedang berlangsung dan terdapatnya
kegaduhan, secara tidak langsung akan mengganggu suasana kelas, baik
penjelasan guru yang jadi kurang jelas maupun tidak fokusnya siswa lain
dalam belajar. Dan kegaduhan kelas sangat mengganggu teman lainnya.
71,43% responden menjawab selalu dan sering itu berarti tingkat kesulitan
akibat gaduhnya suasana kelas sangat tinggi.
92

Tabel 4.27
Siswa tidak dapat belajar karena lingkungan pesantren yang tidak kondusif
atau tidak nyaman
No. Soal Alternatif Jawaban F P
17. Selalu 2 9,52
Sering 2 9,52
Jarang 11 52,38
Tidak pernah 6 28,58

Melihat pernyataan diatas yaitu siswa tidak dapat belajar karena


lingkungan pesantren tidak kondusif atau tidak nyaman bisa ditarik
kesimpulan bahwa 80,96% siswa menjawab jarang dan tidak pernah, hal ini
membuktikan bahwa sebagian besar kesulitan belajar tidak dari faktor
lingkungan pesantren.

Tabel 4.28
Siswa mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
18. Selalu
Sering 11 52,38
Jarang 10 47,62
Tidak pernah

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengobrol disaat


guru menerangkan materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa
52,38% siswa mengobrol saat PBM, hal ini salah satu faktor dalam
kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan, terlebih
pajak penghasilan sangat banyak tahapan-tahapan dalam mengerjakannya.
93

Tabel 4.29
Ketika guru menerangkan materi pajak penghasilan siswa kehilangan
konsentrasi
No. Soal Alternatif Jawaban F P
19. Selalu
Sering 11 52,38
Jarang 9 42,86
Tidak pernah 1 4,76

Konsentrasi dalam belajar itu sangat dibutuhkan, terlebih pada materi


pajak penghasilan karena pajak penghasilan merupakan materi yang banyak
tahapan-tahapan dalam mengerjakan perhitungannya. 52,38% siswa sering
kehilangan konsentrasi ketika guru menerangkan materi, kehilangan
konsentrasi saat guru menerangkan merupakan sedik faktror yang
menyebabkan timbulnya kesulitan siswa dalam belajar.

Tabel 4.30
Karena cuaca yang tidak menentu siswa tidak bersemangat untuk belajar
pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
20. Selalu
Sering 2 9,52
Jarang 13 61,90
Tidak pernah 6 28,58

Faktor cuaca juga berpengaruh dalam kegiatan PBM, ketika cuaca yg


sejuk, adem siswa akan nyaman dalam melakukan PBM. Menilik tabel di
atas untuk pernyataan karena cuaca yang tidak menentu siswa tidak
bersemangat untuk belajar pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa
hanya 9,52% siswa kehilangan semangat belajar karena faktor cuaca.
94

Tabel 4.31
Siswa hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga
meterinya tidak ditulis mendetail menyebabkan siswa tidak mengerti materi
pajak penghasilan
No. Soal Alternatif Jawaban F P
21. Selalu
Sering 2 9,52
Jarang 9 42,86
Tidak pernah 10 47,62

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa hanya menggunakan


LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga meterinya tidak ditulis
mendetail menyebabkan siswa tidak mengerti materi pajak penghasilan bisa
ditarik kesimpulan bahwa 90,48% siswa menjawab jarang dan tidak pernah,
itu artinya LKS dan buku paket hanya fator kecil yang membuat siswa
mengalami kesulitan belajar.

Tabel 4.32
Siswa tidak mengerjakan sendiri tugas/PR pajak penghasilan yang diberikan
oleh guru (mencontek)
No. Soal Alternatif Jawaban F P
22. Selalu 1 4,76
Sering 6 28,58
Jarang 12 57,14
Tidak pernah 2 9,52

Tidak dikerjakannya sendiri tugas dari guru (mencontek) merupakan


faktor timbulnya kesulitan belajar, ketika siswa kebanyakan mencontek itu
membuat siswa malas dalam belajar. Akan tetapi hanya 33,33% siswa yang
tidak mengerjakan sendiri tugas/PR pajak penghasilan yang diberikan oleh
(mencontek).
95

Tabel 4.33
Siswa ketiduran saat pelajaran pajak penghasilan karena tadi malam belajar
tentang kepesantrenan sehingga tidur terlarut malam
No. Soal Alternatif Jawaban F P
23. Selalu 2 9,52
Sering 7 33,33
Jarang 10 47,63
Tidak pernah 2 9,52
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa ketiduran saat
pelajaran pajak penghasilan karen tadi malam belajar tentang kepesantrenan
bisa ditarik kesimpulan bahwa 42,85% siswa menjawab selalu dan sering,
ketiduran saat belajar salah satu faktor dalam kesulitannya siswa dalam
mengerjakan soal pajak penghasilan, karena ketika ketiduran maka siswa
akan tertinggal pelajaran.

Tabel 4.34
Siswa tidak konsentrasi belajar pajak penghasilan karena kangen dan ingat
keluarga di rumah
No. Soal Alternatif Jawaban F P
24. Selalu 3 14,28
Sering 1 4,76
Jarang 12 57,14
Tidak pernah 5 23,82

Kangen rumah dan ingat keluarga di rumah adalah hal wajar bagi
siswa MTs Al-Hamidiyah, faktor ini mempengatuhi tingkat kesulitan
belajar siswa, karena hanya 19,04% siswa yang tidak konsentra belajar
pajak penghasilan karena kangen dan ingat keluarga di rumah.
96

Tabel 4.35
Siswa tidak konsentrasi karena banyak tugas kepesantrenan yang saya
pikirkan ketika belajar di kelas
No. Soal Alternatif Jawaban F P
25. Selalu 4 19,04
Sering 10 47,62
Jarang 6 28,58
Tidak pernah 1 4,76

Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak konsentrasi


karena banyak tugas kepesantrenan yang siswa pikirkan ketika belajar yaitu
bisa ditarik kesimpulan bahwa 66,66% siswa tidak konsentrasi ketika
belajar, banyaknya tugas kepesantrenan bisa membuat siswa kehilangan
konsentrasi belajar saat PBM di dalam kelas. hal ini salah satu faktor dalam
kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.
Dari data 25 pernyataan diatas menunjukkan berbagai penyebab
kesulitan belajar pajak penghasilan siswa kelas VIII-D, baik secara internal
maupun eksternal. Dan dari deskripsi hasil total angket dapat dianalisis dan
diinterpresentasikan frekuensi nila rata-rata penyebab siswa kelas VIII-D
MTs Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan pada materi pajak
penghasilan berikut:
Mx = Σx = 1259 = 50,36
N 25

Melihat rata-rata frekuensi di atas yaitu sebesar 50,36 dapat


digambarkan bahwa siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok
mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran IPS pokok
bahasan pajak penghasilan.
97

3. Hasil wawancara
a) Wawancara siswa
1. Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak
penghasilan?
Tabel 4.36
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Tetap bingung, soalnya materi yang
Saena diajarkan lumayan susah
2 Fikrianto Mahdi Satrio Bingung
3 Ibnu Kuncoro Tidak paham sama sekali
4 Idris Akhmal Saya menjadi faham dan mengerti
tentang pajak
5 Jatnika Rahayu Membosankan
6 Khrisna Raditya Pratama Lumayan paham tentang pajak
7 Muhammad Alfadio Lumayan faham
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Membingungkan pak
rifa’i
9 Muhammad Dimas Biasa saja
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Paham sedikit-sedikit
11 Muhammad Iqbal Hilmy Sedikit paham
12 Muhammad Rafi Rumit
Ramadhan
13 Muhammad Reza Bingung
14 Muhammad Ridwan Alhamdulillah sedikit paham
15 Restu Indianto Yang saya rasakan biasa saja
16 Reza Fachrezy Senang, lebih mengerti tentang pajak
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Cukup mengerti
18 Sulthan Nararya Hambali Susah dan sangat membingungkan
19 Syarifuddin Aganda Putra Lumayan faham
20 Tito Wiradinata Tidak menarik
21 Zayd Khalik Biasa saja, karea susah
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain
adalah bingung, susah, rumit, tidak menarik, dan paham. Hal ini bisa
diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa belum mengerti apa itu
pajak penghasilan setelah mempelajari materi tersebut.
98

2. Apa pendapat anda tentang cara pengajaran yang dilakukan oleh ibu
guru?
Tabel 4.37
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Mengajarnya terlalu cepat jadi susah
Saena ditangkap
2 Fikrianto Mahdi Satrio Terlalu cepat dalam menjelaskan
3 Ibnu Kuncoro Kurang bagus, bikin ngantuk
4 Idris Akhmal Suka-suka saja
5 Jatnika Rahayu Lumayan
6 Khrisna Raditya Pratama Menyenangkan
7 Muhammad Alfadio Lumayan menyenangkan
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Membosankan
rifa’i
9 Muhammad Dimas Kurang menyenangkan
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Asik, tapi bikin bete
11 Muhammad Iqbal Hilmy Membosankan
12 Muhammad Rafi Membosankan
Ramadhan
13 Muhammad Reza Menyenangkan
14 Muhammad Ridwan Biasa saja
15 Restu Indianto Terlalu monoton
16 Reza Fachrezy Lumayan, walaupun serius tapi
menyenangkan
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Biasa saja
18 Sulthan Nararya Hambali Mengasyikkan tapi tak paham yang
dijelaskan
19 Syarifuddin Aganda Putra Cukup menyenangkan
20 Tito Wiradinata Kurang menarik
21 Zayd Khalik Biasa saja
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain
adalah lumayan menyenangkan, membosankan, biasa saja, monoton, dan
mengasyikkan. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa ada sebagian besar
siswa mengatakan pengajaran yang dilakukakn ibu guru membosankan, tapi
sebagain juga mengatakan pembelajaran yang dilakukan ibu guru lumayan
menyenangkan. Memyenangkan dan membosankannya suatu PBM juga
tidak terluput dari respon siswa itu sendiri, oleh sebab itu terdapat
perbedaan jawaban dari siswa dari pertanyaan tersebut.
99

3. Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?


Tabel 4.38
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Materinya terlalu rumit dipahami
Saena
2 Fikrianto Mahdi Satrio Materinya susah dipahami
3 Ibnu Kuncoro Materinya susah
4 Idris Akhmal Agak tegang siih mendengarkannya
tapi semakin semangat untuk
memperhatikan
5 Jatnika Rahayu Susah
6 Khrisna Raditya Pratama Sedikit susah
7 Muhammad Alfadio Materi yang asyik dan bermanfaat
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Materinya susah
rifa’i
9 Muhammad Dimas Lumayan susah
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Rumit pak
11 Muhammad Iqbal Hilmy Rumit pak
12 Muhammad Rafi Susah dimengerti
Ramadhan
13 Muhammad Reza Susah dipahami
14 Muhammad Ridwan Susah banget
15 Restu Indianto Susah dan gak bisa
16 Reza Fachrezy Materinya lumayan rumit tapi
menyenangkan
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Lumayan susah
18 Sulthan Nararya Hambali Susah
19 Syarifuddin Aganda Putra Sedikit susah
20 Tito Wiradinata Sedikit susah
21 Zayd Khalik Terlalu rumit
Melihat data wawancara pendapat siswa tentang materi pajak
penghasilan rata-rata jawaban siswa antara lain adalah materinya susah
dipahami, materinya rumit, materinya susah banget, dan materinya tidak
menarik. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa
kesusahan dalam mencerna materi pajak penghasilan, baik dalam teori
maupun perhitungan. Kesusahan siswa dalam mencerna materi pajak
penghasilan ini berimbas pada nilai ulangan harian mereka, nilai 18 siswa
tidak bagus dan di bawah KKM.
100

4. Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan?


Tabel 4.39
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Ya cuma bengong karena gak ngerti
Saena apa-apa
2 Fikrianto Mahdi Satrio Diam, dan agak ngantuk
3 Ibnu Kuncoro Kurang memperhatikan
4 Idris Akhmal Mendengarkan dengan baik
5 Jatnika Rahayu Hanya mendengarkannya
6 Khrisna Raditya Pratama Males
7 Muhammad Alfadio Tenang
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Agak ngantuk
rifa’i
9 Muhammad Dimas Sedikit memperhatikan
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Kebanyakan becanda
11 Muhammad Iqbal Hilmy Sikap saya tenang
12 Muhammad Rafi Jenuh
Ramadhan
13 Muhammad Reza Biasa saja
14 Muhammad Ridwan Mengikuti pelajaran tapi agak
becanda
15 Restu Indianto Sedikit memperhatikan
16 Reza Fachrezy Mendengarkan dengan baik
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Diam dan mendengarkan
18 Sulthan Nararya Hambali Mendengarakn dan mengikuti
pelajaran
19 Syarifuddin Aganda Putra Mendengarkan dengan baik
20 Tito Wiradinata Tidak terlalu mengerti
21 Zayd Khalik Nyantai ajah

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah mendengarkan dengan baik, meperhatikan dengan baik, biasa saja,
ngantuk, males, dan bahkan ada yang kurang memperhatikan. Hal ini bisa
diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa sudah memperhatikan
dengan baik walaupun tidak sedikit juga siswa yang becanda sediri,dan
ketiduran. Sikap siswa dalam menerima pengajaran juga berpengaruh pada
ketercapaian tujuan pembelajaran.
101

5. Apakah kamu mendengarkan dan konsentrasi pada materi yang


diberikan guru dari awal sampai akhir?
Tabel 4.40
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Tidak
Saena
2 Fikrianto Mahdi Satrio Tidak
3 Ibnu Kuncoro Tidak mendengarkan
4 Idris Akhmal Mendengarkan
5 Jatnika Rahayu Enggak begitu konsentrasi
6 Khrisna Raditya Pratama Sedikit mendengrkan
7 Muhammad Alfadio Iya
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Iya dari awal sampek
rifa’i
9 Muhammad Dimas Tidak terlalu sering
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Setengah-setengah
11 Muhammad Iqbal Hilmy Tidak, saya konsentrasi, diawal saja
12 Muhammad Rafi Kadang-kadang
Ramadhan
13 Muhammad Reza Yaa.. kadamg-kadang
14 Muhammad Ridwan Yaa... tapi gak paham
15 Restu Indianto Tidak
16 Reza Fachrezy Yaa... mendenjakan `
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Iyaa... tapi dipehatikan
18 Sulthan Nararya Hambali Tidak,,, karena dipertengahan diajak
ngobro temen
19 Syarifuddin Aganda Putra Iya
20 Tito Wiradinata Jarang mendengarkann
21 Zayd Khalik Mendengarkan

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah iya dan tidak. Menilik dari jawaban para siswa, peneliti bisa
mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari
awal sampai akhir PBM, ini merupakan salah satu faktor yang membuat
nilai mereka jelek, dimana mereka kehilangan konsentrasi belajar ketika
mengikuti PBM.
102

6. Apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak
penghasilan? jika iya, mengapa?
Tabel 4.41
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Kalau susaah yaa nyontek dari pada
Saena gak dikerjain
2 Fikrianto Mahdi Satrio Seringnyontek
3 Ibnu Kuncoro Iya, karena nggak memperh
4 Idris Akhmal Kadang sii
5 Jatnika Rahayu Iyaaa. Karena saya males mandi
6 Khrisna Raditya Pratama Alhamdulillah tidak
7 Muhammad Alfadio Tidal pernak
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Tidak,,, saya belnar saya tanggung
rifa’i sendiri
9 Muhammad Dimas Iya, karena belum begitu
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Setengah-setengah
11 Muhammad Iqbal Hilmy Agak banyak... maklum
12 Muhammad Rafi Lumayan sering karena tidak faham
Ramadhan
13 Muhammad Reza Sering soalnya gak mngerti
14 Muhammad Ridwan Kurang lebih iya
15 Restu Indianto Iyaa, karena saya males mengerjakan
16 Reza Fachrezy Tidak, karena tugas itu mengasah
kemempuan
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Tidak
18 Sulthan Nararya Hambali Yaaa sedikit
19 Syarifuddin Aganda Putra Iya
20 Tito Wiradinata Iya.. karena kurang mengerti
21 Zayd Khalik Heheh kadang-kadang gak begitu
mengerti

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah iya. Menilik dari jawaban para siswa peneliti mengambil kesimpulan
bahwa sebagian besar siswa mencontek temannya ketika ada tugas dan PR
tentang materi pajak penghasilan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
kesulitan mereka dalam belajar, karena seringnya mereka mencontek
temannya maka jarang pula mereka belajar ulang tentang pajak penghasilan.
103

7. Jika menurut kamu materi pajak penghasilah itu sulit, dimanakah letak
kesulitannya?
Tabel 4.42
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Cara menghitung (%)
Saena
2 Fikrianto Mahdi Satrio Diperhitungan (%)
3 Ibnu Kuncoro Hitungannya susah apalagi di (%)nya
4 Idris Akhmal Tidak ada
5 Jatnika Rahayu Mencari hasil akhir
6 Khrisna Raditya Pratama Alhamdulillah sedikit kesulitan yaitu
di (%)
7 Muhammad Alfadio Alhamdulillah tidak terlalu susah
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Di itungan yang (%)
rifa’i
9 Muhammad Dimas Kebanyakan sulit dipersentasennya
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Mengihitung persennya agak rumit
11 Muhammad Iqbal Hilmy Sulit dibagian hitung (%)
12 Muhammad Rafi Dihitungan paling akhir
Ramadhan
13 Muhammad Reza Semua sulit
14 Muhammad Ridwan Dipersennya
15 Restu Indianto Semuannya sulit
16 Reza Fachrezy Pada saat menghitung (%)
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Diperhitungan PTKP
18 Sulthan Nararya Hambali Diperhitungan persennya
19 Syarifuddin Aganda Putra Diperhitungan persennya
20 Tito Wiradinata Diperhitungan persennya
21 Zayd Khalik Diperhitungan persennya

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban dimana letak


kesulitan siswa terdapat antara lain adalah diperhitungan persen dan
menentukan PTPK. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
siswa belum mengerti pembagian dan perhitungan persentase tentang pajak
penghasilan dan sebagian besar pula siswa belum mengerti tentang
perhitungan dan pembagian PTKP.
104

8. Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari


materi pajak penghasilan?
Tabel 4.43
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Ya
Saena
2 Fikrianto Mahdi Satrio Tidak
3 Ibnu Kuncoro Alhamdulillah. Tidak pak
4 Idris Akhmal Sedikit kepala pusing
5 Jatnika Rahayu Tidak
6 Khrisna Raditya Pratama Tidak
7 Muhammad Alfadio Alhamdulillah tidak
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Pancaindera saya sehat-sehat saja pak
rifa’i
9 Muhammad Dimas Iya, mata saya agak buram
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Iya, kepala agak pusing
11 Muhammad Iqbal Hilmy Alhamdulillah tidak ada
12 Muhammad Rafi Alhamdulillah tidak
Ramadhan
13 Muhammad Reza Iya, jadi agak ngantuk
14 Muhammad Ridwan Tidak, saya sehat-sehat saja
15 Restu Indianto Tidak pak
16 Reza Fachrezy Tidak
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Alhamdulillah tidak
18 Sulthan Nararya Hambali Tidak
19 Syarifuddin Aganda Putra Alhamdulillah tidak
20 Tito Wiradinata Iya, tidak bisa nahan ngantuk
21 Zayd Khalik Tidak, biasa aja

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah iya dan tidak. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
siswa tidak mengalami kesulitan dalam panca indera mereka ketika belajar
pajak penghasilan, akan tetapi ada sebagian kecil yang mengeluh tentang
panca indera yaitu mata mereka buram, kepala agak pusing.
105

9. Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang paling


sulit dalam hal apa saja?
Tabel 4.44
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Menghitung dan mempelajari
Saena rumusnya
2 Fikrianto Mahdi Satrio Menghafalkan rumusnya
3 Ibnu Kuncoro Rumus-rumusnya banyak yang gak
hafal
4 Idris Akhmal Hasil akhir agak membingungkan
5 Jatnika Rahayu Hitung dan menghitung
6 Khrisna Raditya Pratama Mencari hasil akhir
7 Muhammad Alfadio Alhamdulillah tidak ada yang susah
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Dalam menghitung PTKP
rifa’i
9 Muhammad Dimas Hitung menghitung
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Perhitungan persen
11 Muhammad Iqbal Hilmy Perhitungan persen
12 Muhammad Rafi Masalah hitung menghitung
Ramadhan
13 Muhammad Reza Masalah hitungan
14 Muhammad Ridwan Tidak hafal pasal-pasalnya
15 Restu Indianto Semuannya membingungkan
16 Reza Fachrezy Tidak ada
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Agak sedikit susahhh
18 Sulthan Nararya Hambali Dalam menghafalkan pasal-pasalnya
19 Syarifuddin Aganda Putra Perhitungan semua
20 Tito Wiradinata Hitung menghitung
21 Zayd Khalik Presentasenya

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah kesulitan hitung menghitung, rumus yang ribet, dan kesulitan dalam
menghafalkan rumus-rumusnya. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar siswa kesulitan dalam menghafal rumus-rumusnya dan
hitung menghitung, terlebih dalam hitung menghitung di PKP.
106

10. Apakah sebelumnya anda sudah mengerti apa itu pajak penghasilan?
Tabel 4.45
No. Responden Jawaban
1 Faddlurorrohman Fakhri Tidak
Saena
2 Fikrianto Mahdi Satrio Belum pernah
3 Ibnu Kuncoro Sudah
4 Idris Akhmal Belum pernah
5 Jatnika Rahayu Belum pernah
6 Khrisna Raditya Pratama Belum pernah
7 Muhammad Alfadio Sudah, lihat diberita
Umam
8 Muhammad cakra sabilli Belum pernah denger sama sekali
rifa’i
9 Muhammad Dimas Belum pernah
Ariehan
10 Muhammad Faiz N Belum pernah sama sekali
11 Muhammad Iqbal Hilmy Sudah
12 Muhammad Rafi Belum pernah
Ramadhan
13 Muhammad Reza Sudah ada di TV
14 Muhammad Ridwan Belum pernah sama sekali
15 Restu Indianto Tidak...
16 Reza Fachrezy Belum pernah dan baru mengerti
sekarang
17 Sulthan Azhar Syarifuddin Belum pernah
18 Sulthan Nararya Hambali Belum pernah
19 Syarifuddin Aganda Putra Belum pernah sama sekali
20 Tito Wiradinata Sudah pernah di TV
21 Zayd Khalik Belum pernah

Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain


adalah belum pernah. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
siswa belum pernah mengerti apa itu pajak penghasilan akan tetapi sebagian
kecil siswa mengerti apa itu pajak penghasilan.
107

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan seluruh siswa


kelas VIII-D dengan 10 pertanyaan tadi, peneliti menemukan beberapa letak
kesulitan siswa dalam memahami materi pajak penghasilan. Antara lain:

1. Sebagian besar siswa belum mengerti apa itu pajak penghasilan


setelah mempelajari materi tersebut.
2. Pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup membosankan
sehingga siswa cenderung malas dalam menerima pengajaran, dan
siswa cenderung mengantuk.
3. Susahnya materi pajak penghasilan ini membuat sebagian besar
siswa kesusahan dalam mencerna materi pajak penghasilan, baik
dalam teori maupun perhitungan.
4. Sikap siswa dalam menerima pengajaran juga berpengaruh pada
ketercapaian tujuan pembelajaran. Hal ini ketika siswa becanda
sendiri, ngantuk maka imbas dari sikap itu akan membuat nilai
mereka jelek.
5. Sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari awal sampai akhir
PBM, ini merupakan salah satu faktor yang membuat nilai mereka
jelek, dimana mereka kehilangan konsentrasi belajar ketika
mengikuti PBM.
6. Sebagian besar siswa mencontek temannya ketika ada tugas dan
PR tentang materi pajak penghasilan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kesulitan mereka dalam belajar, karena seringnya mereka
mencontek temannya maka jarang pula mereka belajar ulang
tentang pajak penghasilan.
7. Perhitungan persen dan menentukan PTKP adalah kesulitan siswa
dalam menghitung pajak penghasilan.
8. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menghafal rumus-rumusnya
dan hitung menghitung, terlebih dalam hitung menghitung di PKP.
108

b) Wawancara Guru

Tabel 4.46

No. Pertanyaan Jawaban


1 Bagaimana perasaan anda Lumayan menyenangkan, dimana saya
setelah mengajar materi bisa berbagi ilmu tentang perpajakan,
tentang pajak penghasilan? yaitu mengajarkan kepada anak cara
menghitung pajak, pengertian pajak,
macam-macam pajak, tarif pajak, dan
fungsi pajak. Sehingga anak-anak
mengetahui tentang pajak.
2 Jelaskan kesulitan apa saja Kesulitan saat mengajar materi pajak yaitu
yang anda alami saat ketika melihat anak-anak lemas dan
mengajar materi pajak terlihat capek, terlebih karena mata
penghasilan? pelajaran IPS di 2 jam terakhir. 2 tahun ini
saya juga bingung tentang tarif pajak yang
dipakai, sering berubahnya tarif pajak
membuat saya bingung mau menggunakan
tarif pajak yang mana, disisi lain buku
yang saya dan anak-anak pegang tarif
pajaknya masih lama, sedangkan yang di
uji nasionalkan menggunakan tarif yang
baru, sehingga saya harus menghafal ulang
dan menjelaskan lebih detail pajak kepada
anak-anak.
3 Jika nilai siswa dibawah kkm Menjelaskan ulang sampai anak-anak
dan siswa masih ada yang paham apa itu pajak penghasilan,
belum paham tentang materi bagaimanakah cara menghitung pajak
pajak penghasilan, sebagai penghasilan.
seorang pengajar apa yang
akan anda lakukan?
109

4 Apa pendapat anda tentang Materi pajak penghasilan merupakan


materi pajak penghasilan? salah satu materi yang sukar di pelajaran
IPS kelas 8 setelah materi permintaan dan
penawaran, karena selain pengertian
materi ini juga menggunakan perhitungan
dalam mencari kewajiban seseorang, oleh
sebab itu saya meletakkan materi ini di
awal-awal semester genap. Supaya anak
lebih semangat dalam belajar
5 Menurut anda apa saja Penyebab siswa mengalami kesulitan
penyebab siswa mengalami belajar yaitu antara lain: Anak-anak
kesulitan dalam belajar pajak mengantuk ketika saya menjelaskan,
penghasilan? kurangnya kemampuan anak-anak dalam
hitung menghitung terlebih karena
banyaknya tahapan dalam perhitungan
pajak penghasilan, konsentrasi mereka
kurang karena ketika saya menjelaskan
mereka ketinggalan dan tidak mau
menanyakan, sehingga mereka lupa. Dan
yang terakhir yaitu kurangnya minat dan
bakat anak-anak terlihat dari sikap anak-
anak timbal balik dalam PBM, ada yang
bergurau, ngomong sendiri bahkan tidur.
6 Bagaimana perasaan anda Sedikit pusing dan mudah capek, mungkin
saat mengajar materi pajak faktor saya lagi hamil tua hehehe
penghasilan?
7 Menurut anda metode apa Sering memberi soal salah satu metode
yang tepat digunakan dalam yang efektiv, dimana anak-anak dapat
mengajar pajak penghasilan? berlatih dalam menghafal tahapan-tahapan
menghitung pajak penghasilan
110

8 Apakah anda menguasai Saya sangat menguasai materi pajak


materi pajak penghasilan penghasilan, terlebih karena saya lulusan
sebelum mengajar? pendidikan ekonomi jadi saya sangat
faham dan menguasai materi pajak
penghasilan.
9 Apakah anda mengalami Alhamdulillah tidak ada kesultan dalam
kesulitan dalam mengajarkan mengajarkan materi pajak penghasilan,
perhitungan pajak cuma ya itu tadi sering berubahnya tarif
penghasilan? pajak membuat ibu belajar lagi dan
menyiapkan ringkasan lagi.
10 Apakah anda sudah Sangat maksimal, saya sudah menjelaskan
menjelaskan dan dengan kemampuan saya.
menerangkan materi pajak
secara maksimal?
11 Apakah karakteristik siswa Berpengaruh, biasanya kalau ada anak
mempengaruhi anda dalam yang mengantuk bahkan ketiduran saya
mengajar? akan menyuruh anak tersebut ambil air
wudhu.
12 Apa yang anda lakukan agar Mencoba lebih dekat dengan anak-anak
dapat memahami akan membuat mereka merasa nyaman dan
karakteristik siswa? saya lebih mudah dalam memahami
karakteristik anak yang berbeda-beda
13 Apakah masalah yang terjadi Alhamdulillah tidak ada masalah dalam
dalam keluarga anda kelurga, kalaupun ada juga saya akan
mempengaruhi konsentrasi profesional dalam memberi pendidikan
mengajar anda? kepada anak-anak
14 Apakah sebelum mengajar Selalu. Saya selalu membuat ringkasan
anda telah mempersiapkan terlebih dahulu sebelum mengajar, setiap
rencana pembelajaran terlebih materi harus mempunyai konsep dan
dahulu? tujuan belajar
111

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas VIII-
D dengan 14 pertanyaan tadi, atas bantuan dari jawaban guru tadi peneliti
menemukan beberapa faktor dan letak kesulitan siswa dalam memahami
materi pajak penghasilan. Antara lain:

1) Anak-anak lemas dan terlihat kecapean sehingga tidak fokus


dalam belajar.
2) Materi pajak penghasilan merupakan salah satu materi yang sukar
di pelajaran IPS Terpadu kelas 8.
3) Anak-anak mengantuk ketika guru sedangkan menjelaskan.
4) Kurangnya kemampuan anak-anak dalam hitung menghitung
terlebih karena banyaknya tahapan dalam perhitungan pajak
penghasilan.
5) Konsentrasi mereka kurang karena ketika guru menjelaskan
mereka tidak fokus, ketinggalan dan tidak mau menanyakan,
sehingga mereka lupa dan mengalami kesulitan.
6) Dan yang terakhir yaitu kurangnya minat dan bakat anak-anak
terlihat dari sikap anak-anak timbal balik dalam PBM, ada yang
bergurau, ngomong sendiri bahkan tidur

4. Hasil Uji hipotesis


a) Perhitungan Manual
1. Membentuk tabel

Tabel 4.47

NO. NAMA NILAI PRE NILAI POST


TEST TEST
1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 49 89
2 Fikrianto Mahdi Satrio 59 88
3 Ibnu Kuncoro 55 84
4 Idris Akhmal 89 90
5 Jatnika Rahayu 61 94
6 Khrisna Raditya Pratama 59 91
7 Muhammad Alfadio Umam 88 92
112

8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 21 47


9 Muhammad Dimas Ariehan 51 87
10 Muhammad Faiz N 62 92
11 Muhammad Iqbal Hilmy 27 49
12 Muhammad Rafi Ramadhan 55 79
13 Muhammad Reza 39 67
14 Muhammad Ridwan 63 97
15 Restu Indianto 46 85
16 Reza Fachrezy 82 88
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 58 83
18 Sulthan Nararya Hambali 49 58
19 Syarifuddin Aganda Putra 49 87
20 Tito Wiradinata 30 81
21 Zayd Khalik 49 94
JUMLAH 1141 1722
2. Hipotesis penelitian

3.
4. Menghitung data dengan uji statistik yang digunakan
̅1 = 54,33 ; ̅2 = 82
σ1 = 17,630 ; σ2= 14,436
ttabel = t/ 2;n-1 = t(0,05/2: 21-1) = t(0,025; 20) = -2,086

Keterangan: Ingat dalam melihat tabel t untuk paired-sample t test nilai df


adalah jumlah sampel dikurangi satu atau n-1.

( x1 - x 2 )
t hitung =
 12  22
+
n1 n2

(54,33 - 82 )
t hitung =  9,526
17 ,630 2 14 ,436 2
+
21 21
113

Gambar 4.2
Curva daerah Penerimaan dan Penolakan

2,5% 95% 2,5%

-2,086 2,086

thitung= -9,526 < -2,086 = ttabel maka H0 ditolak


b) Hasil dari SPSS

Tabel 4.48
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 nilai_ujian_sebelum 54.3333 21 17.63047 3.84728

nilai_ujian_sesudah 82.0000 21 14.43607 3.15021

Pada bagian pertama terlihat ringkasan dari kedua sampel. Untuk nilai
ujian sebelum diadakannya pembelajaran remedial siswa VIII-D memiliki
nilai rata-rata 54,33 dari total keseluruhan 21 siswa. Sedangkan nilai ujian
setelah diadakannya pembelajaran remedial siswa VIII-D memiliki nilai
rata-rata 82 dari total keseluruhan 21 siswa. Selain itu, pada tabel ini juga
dapat diketahui nilai standard deviation dan standard error mean dari
masing-masing variabel.

Tabel 4.49
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 nilai_ujian_sebelum &
nilai_ujian_sesudah 21 .672 .001
114

Tabel 4.50
Paired Samples Test
Paired Differences

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)

Pair 1 nilai_ujian_sebelum -27.66667 13.30914 2.90429 -33.72492 -21.60842 -9.526 20 .000


nilai_ujian_sesudah

Pengambilan keputusan:
1) Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel:

- Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima


- Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak
thitung dari output adalah -9,526
ttabel = t/ 2;n-1 = t(0,05/2: 21-1) = t(0,025; 20) = 2,086
Karena thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak.

2) Melihat hasil dari perhitungan yang dilakukan peneliti menggunakan


paired sample t test baik secara manual maupun SPSS. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya
pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajaran
remedial dengan kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap
hasil nilai tes.
115

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas dapat memberikan pemahaman, Bagaimana


tingkat kesulitan belajar peserta didik kelas VIII dalam memahami materi pajak
penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu 54,33. Nilai rata-rata siswa
dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan yaitu 54,33 yang memiliki
klasifikasi rendah. Berdasarkan dari klasifikasinya, maka dapat dibagi menjadi
nilai tinggi, menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki
nilai tinggi, 6 siswa memiliki nilai menengah, dan 12 siswa lainya mendapat nilai
rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM,
yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu
sebanyak 18 siswa atau 85,71%. Dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
yaitu sebanyak 3 siswa atau 14,29%.

Hal ini didukung oleh pendapat Buton yang dikutip Abin Syamsudin yang
menyatakan bahwa “Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu
yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (level of mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu”, ”Siswa
dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau
mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat kemampuan,
inteligensi, bakat”, “Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuian sosial sesuai
dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan
tertentu”, “Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat
(prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow learners atau
belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang (repeaters)
pelajaran”1.

1
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya) Cet. Ke-10 h. 307-308
116

Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik Kelas VIII mengalami


kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok.
Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam
diri siswa sendiri yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Antara lain
seperti rendahnya kapasitas intelektual siswa, labilnya emosi siswa, bahkan
terganggungnya alat-alat indera penglihat dan pendengar. Adapun beberapa faktor
internal yang ditemukan oleh peneliti yaitu kurangnya minat dan bakat siswa
dalam materi pajak penghasilan, kurangnya konsentrasi dan kurangnya fokus
siswa dalam menerima pengajaran yang diberikan oleh guru, dan sebagian kecil
siswa mengalami gangguan dalam penglihatan. Hal ini ketika siswa becanda
sendiri, ngantuk maka imbas dari sikap itu akan membuat nilai mereka jelek,
sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari awal sampai akhir PBM, ini
merupakan salah satu faktor yang membuat nilai mereka jelek, dimana mereka
kehilangan konsentrasi belajar ketika mengikuti PBM, Sebagian besar siswa
mencontek temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan.

Sedangkan faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang


datang dari luar siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktifitas belajar siswa baik di lingkungan keluarga, pesantren
dan sekolah. Adapun beberapa faktor eksternal yang ditemukan oleh peneliti yaitu
banyaknya kegiatan pesantren sehingga siswa kesulitan dalam membagi waktu
dalam belajar, banyaknya kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak konsentrasinya
sebagian siswa karena ingat rumah atau karena kangen keluarga.

Hal ini didukung oleh pendapat Dollar dan Miller yang dikutip Abin
Syamsudin yang menyatakan bahwa keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh
empat hal, yaitu: “Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu
(the learner must want something)”, Adanya perhatian dan mengetahui sasaran
(cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something)”,
Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do
117

something)”, Dan adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa


harus memperoleh sesuatu (the learner must get something)”2.

Selanjutnya dalam mencari tingkat efektivitas penerapan solusi remedial


dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan peneliti
menggunakan uji hipotesis berupa paired sample t test, hal ini dibuktikan bahwa
thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan
sesudah diadakannya pembelajan remedial dengan kata lain pembelajaran
remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes.

Hal ini didukung oleh penemuan Yulianda Erma Suryani pada jurnalnya
yang berjudul kesulitan belajar yang menyatakan bahwa dalam penanganan
kesulitan belajar di bidang pendidikan, terapi yang paling efektif adalah terapi
remedial, yaitu bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi
kesulitan belajar anak. Guru remedial ini akan menyusun suatu metode pengajaran
yang sesuai bagi setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat belajar baik
dengan teknik-teknik pembelajaran tertentu (sesuai dengan jenis kesulitan belajar
yang dihadapi anak) yang sangat bermanfaat bagi anak dengan kesulitan belajar3.

2
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 164
3
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas


VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan belajar yang tinggi pada
materi pajak penghasilan IPS Terpadu, dimana 85,71% siswa mendapatkan nilai
rendah dan di bawah KKM. Dan dari data angket dapat dianalisis dan
diinterpresentasikan frekuensi nila rata-rata penyebab siswa kelas VIII-D MTs
Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan yang tinggi pada materi pajak
penghasilan sebesar 50,36.
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik Kelas VIII mengalami
kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok
adalah: Faktor internal (Minat dan Motivasi kurang, siswa tidak konsentrasi,
kesiapan dan perhatian siswa saat mengikuti PBM sangat kurang, mencontek
temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan) dan faktor
eksternal (Pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup membosankan,
banyaknya kegiatan pesantren, banyaknya kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak
konsentrasinya sebagian siswa karena ingat rumah atau karena kangen keluarga)

Penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada


materi pajak penghasilan sangat efektiv. Hal ini dibuktikan bahwa thitung = -
9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan sesudah
diadakannya pembelajan remedial dengan kata lain pembelajaran remedial
berpengaruh terhadap hasil nilai tes.

118
119

B. Saran-saran
Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Siswa
a. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar
b. Lebih fokus dan konsentrasi dalam menerima pengajaran dari guru.
c. Jangan main-main saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
2. Guru
a. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pajak
penghasilan dengan sering memberikan latihan kepada siswa agar siswa
terbiasa untuk menghitung sehingga pada saat diberikan soal perhitungan
pajak penghasilan siswa dapat mengerjakan dengan baik.
b. Lebih detail dalam menjelaskan tentang tahapan-tahapan dalam
perhitungan pajak penghasilan pada siswa.
c. Diharapkan menggunakan metode yang efektif dan menarik agar dapat
meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa.
3. Sekolah
Sekolah diharapkan dapat meningkatkan fasilitas sekolah dengan
mengadakan buku yang lebih lengkap karena buku yang digunakan siswa
sekarang merupakan buku lama dan menghambat siswa untuk mengetahui
perkembangan tarif pajak penghasilan yang berubah secara berkala.
4. Peneliti lainnya
Untuk perbaikan penelitian selanjutnya, penulis menyarankan bagi peneliti
yang akan melakukan penelitian pada bahasan ini, supaya tdak hanya
terfokus pada peserta didik saja, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor
yang lain seperti, faktor guru, mtode pembelajaran, instrumen penunjang
dalam KBM, bahkan faktor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsimi. PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN
PRAKTIK.. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 14, 2010.
Cantika, Tara Anggun. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS
Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan (studi kasus SMP
Fatahillah Pondok Pinang). Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Enterprise, Jubilee. SPSS untuk pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo,
2014.
Hendriyanti, Iin. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Quasi Eksperimen di
SMP Nusantara Plus), Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Cet. 10, 2009.
Modul 1 (t-Test) Universitas Islam Indonesia
PP 19 thn 2013 tentang SNP. BAB IV pasal 19
Prayitno, Duwi. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, Yogyakarta:
Andi offset, 2009.
Resmi, Siti. Perpajakan : Teori dan kasus. Jakarta: Salemba Empat. Buku 1
edisi 6, 2011.
Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
UIN Jakarta Press. Cet. 1, 2006
Sapuroh, Siti. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep
Biologi Pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong

120
121

Tangerang), Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah Jakarta, 2010
Setiawan, Nugraha. Pengolahan dan Analisis Data. Diakses melalui
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. Cet. I, 2010.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta : Rajawali
Pers. Cet. 4, 2104.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta. Cet. 8, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. 11, 2010.
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya). Jakarta:
Bumi Aksara, 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet.4, 2007.
Sumadi, Suryabrata. Psikologi pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Cet 21, 2014.
Suryani, Yulinda Erma. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
Susetyo, Budi. Statistika untuk analisis data penelitian. Jakarta: Refika
Aditama). Cet. 1, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung :
Remaja Rosdakarya. Cet 16, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. Cet. 1,
2009
Taufik, Mohammad dkk. Desain Model Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran IPA fisika
SMP di Kota Bandung. Jurnal Perpustakaan : Universitas Pendidikan
Indonesia, 2004.
122

Trihendradi, Cornelius. Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametrik,


dan Non-Parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta: ANDI, 2004.
Trianto, Model pembelajaran terpadu. Konsep, strategi, dan implementasinya
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: PT.
Bumi aksara, 2012.
UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bab 1 pasal 1 nomer 1
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003
123

Lampiran 1

Gambaran Umum MTs Al-Hamidiyah Depok

1. Profil MTs Al-Hamidiyah Depok

Mendirikan pesantren untuk mengembangkan dakwah Islamiyah merupakan


salah satu cita-cita luhur KH. Achmad Sjaichu (Almarhum). Sebagai orang yang
sejak kecil hidup dan dididik di lingkungan pesantren, wajar saja jika KH.
Achmad Sjaichu bercita-cita untuk mendirikan sekaligus mengasuh pesantren.
Sistem Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah dilaksanakan dengan
sistem klasikal melalui bimbingan individual yang menekankan pada
pembelajaran beraktivitas dengan cara penyajian pelajaran yang memanfaatkan
berbagai sarana penunjang seperti kepustakaan, laboratorium MIPA / Bahasa dan
lingkungan Alam, Sosial dan Budaya.
Tahun 1987 mulai dilaksanakan pembangunan pesantren. Pembangunan
ditangani langsung oleh para putera dan menantunya (Dr. Fahmi). Bangunan fisik
pesantren dirancang sendiri oleh Ir. H. Moch. Sutjahyo, Putera ketiga KH.
Achmad Sjaichu. Selang delapan bulan, tepatnya tanggal 17 Juli 1988, pesantren
mulai dibuka dan menerima santri. Di luar dugaan, ternyata banyak remaja di
sekitar Depok dan Jakarta yang datang mendaftar sebagai santri. Pada tahun
kedua, sudah mulai ada santri yang datang dari daerah lain di luar Depok dan
Jakarta.
Hidup di lingkungan pesantren yang jauh dari polusi udara Jakarta dan
berada di tengah-tengah santri sungguh merupakan kenyamanan tersendiri bagi
KH. Achmad Sjaichu. Ia benar-benar merasa memperoleh ketenangan batin
berada di lingkungan pesantren dan di tengah-tengah ratusan santrinya. Suatu
kondisi yang tak pernah dialami selama ia di Jakarta. Lebih-lebih ketika masih
sibuk dengan urusan politik.
Tahun 1989, karena merasa mendapatkan kesejukan rohani, ia memutuskan
untuk hijrah dari kediamannya yang lama di daerah Slipi, Jakarta Barat ke rumah
baru yang dibangun di komplek pesantren.
124

Berada di lingkungan baru, kesehatan KH. Achmad Sjaichu yang


sebelumnya sering terganggu mulai normal kembali. Setahun sebelum KH.
Achmad Sjaichu mendirikan pesantren, ia jatuh sakit karena kelebihan kadar gula
yang cukup serius. Praktis sejak itu ia menghentikan aktivitasnya yang berat-
berat, terutama kesibukannya memberi pengajian di luar. Dia merasa memperoleh
obat dengan hidup di lingkungan pesantren.
Gelar Kyai yang sejak lama disandang, kini benar-benar bermakna riil bagi
KH. Achmad Sjaichu, juga bagi para santrinya. Setiap Rabu malam, ia
membacakan kitab al-Adzkar dan Fath al-Mu’in. Pada hari ahad pagi, ia
membacakan kitab al-Ahkam al-Shulthoniyah. Ketiga kitab itu, hanya
diperuntukan bagi para guru Al-Hamidiyah.
Irama kehidupan KH. Achmad Sjaichu kini makin didominasi oleh nuansa
agama. Kegiatan rutin lain di samping mengajar kitab, adalah membaca al-Qur’an.
Hampir setiap minggu sekali, ia menghatamkan al-Qur’an 30 juz.
Babak pertama dari upayanya untuk merealisasikan cita-cita mendirikan
pesantren sudah terpenuhi. Kini ada babak kedua yang akan segera dimasuki,
menyusul berdirinya pesantren. Saya ingin mendirikan Sekolah Tinggi Hukum
Islam dan Dakwah di komplek Pesantren. Itu termasuk cita-cita lama saya yang
belum kesampaian, ujarnya. Cita-cita itu akhirnya terwujud, kini di dalam
lingkungan pesantren telah ada unit Sekolah Tinggi Agama Islam, walaupun
pemanfaatan gedungnya masih bersama dengan pesantren.
Sebagai refleksi dari rasa kesyukurannya, KH. Achmad Sjaichu menyatakan
keinginannya, jika nanti dipanggil oleh Yang Maha Kuasa untuk selama-lamanya,
ia ingin dimakamkan di komplek pesantren. Dunia pesantren adalah tempat awal
di mana ia menempa dirinya sebagai seorang Sjaichu. Meskipun pernah
ditinggalkan selama hampir 40 tahun terhitung sejak ia meninggalkan pesantren
Al-Hidayah Lasem, pesantren bukan menjadi dunia yang asing baginya. Setelah ia
kenyang dengan dinamika kehidupan yang harus dilakoni sebagai seorang tokoh
pada zamannya, ia ingin kembali ke dunia pesantren.
125

Adapun Sistem Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah


meliputi :

 Kegiatan Intrakulikuler merupakan pelaksanaan pembelajaran sesuai


dengan struktur program kurikulum KBK tahun 2004 ataupun kurikulum
KTSP tahun 2006 yang terdiri atas kegiatan pembelajaran mata pelajaran
umum dan mata pelajaran agama Islam dengan tindaklanjut ketuntasan
belajar melalui program remedial dan pengayaan.
 Kegiatan Matrikulasi dan Tutorial merupakan kegiatan pengulangan
belajar atau mempelajari kembali atas kemampuan akademik yang belum
dimiliki pada jenjang sebelumnya. Adapun mata pelajaran yang diberikan
Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab (Tutorial)
dan Membaca Al-Quran (Matrikulasi).
 Kegiatan Responsi merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang telah
diajarkan dengan latihan soal standar tertentu.
 Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan di
luar jam pelajaran yang tercantum dalam struktur program kurikulum, yang
bertujuan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian.

2. Visi, Misi dan Tujuan


 Visi MTs Al-Hamidiyah

Unggulan dalam ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Prestasi berlandaskan


Iman dan Takwa, Indikator :

1. Unggulan dalam prestasi


2. Unggulan dalam prestasi non akademik
3. Mantap dalam etika, budi pekerti, dan disiplin menuju kualitas iman
dan taqwa
4. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan Standar
Nasional
126

5. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan standar


internasional
6. Terwujudnya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif
7. Unggul dalam pembelajaran berbasis teknologi da informasi
8. Unggul dalam pembelajaran bahasa asing
9. Terwujudnya pengelolaan sekolah sesuai dengan Manajemen Berbasis
Sekolah yang partisipasif, transparan, dan akuntabel
10. Terwujudnya sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran
11. Terwujudnya tenaga pendidikan dan kependidikan yang professional
12. Terwujudnya suatu system penilaian yang beragam mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang sesuai untuk setiap mata
pelajaran
13. Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah,
dan ramah.

 Misi MTs Al-Hamidiyah


1. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang
meliputi : Silabus, system penilaian , dan perencanaan proses
pembelajaran
2. Melaksnakan pengembangan pengelolaan sekolah yang meliputi
sumber daya manusia, pembelajaran, sarana dan prasarana, system
penilaian, kurikulum. Kesiswaan, administrasi, dan pembiayaan
berbasis masyarakat
3. Melaksanakan program pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan pengetahuan murid (student centered)
4. Melaksanakan pembelajaran berbasis character building
5. Melaksanakan pengembangan professional guru
6. Melaksanakan pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan
– kegiatan ekstrakulikuler
7. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah
127

8. Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup aspek


teknis teknologi
9. Merintis pengembangan pembiayaan pendidikan
10. Merintis pengembangan pembelajaran Bahasa Asing
11. Melaksanakan pengembangan budaya organisasi sekolah yang
mencakup internalisasi nilai dan penyelenggaraan kegiatan simbolik.
 Tujuan MTS Al-Hamidiyah

Mengingat Visi merupakan tujuan jagka panjang, maka tujuan yang


diharapkan pada tahun pembelajaran 2011-2012 sampai dengan tahun
pembelajaran 2015-2016 adalah :

1. Peningkatan rata-rata nilai UN pada setiap tahunnya adalah kurang


lebih 0,2
2. Seluruh siswa lulus UN 100 %
3. Seluruh siswa mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar
4. Seluruh siswa dapat mengaktualisasikan budaya sekolah
5. Seluruh siswa berkepribadian baik dan berperilaku mulia
6. Seluruh siswa memiliki kekhususan dalam minat dan bakat
7. Seluruh siswa memiliki keterampilan menggunakan bahasa asing
8. Seluruh siswa mampu mengoperasikan computer ( Ms. Office )
128

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah seluruh personal madrasah sebanyak 38 orang, terdiri atas 34 guru dan 4 orang karyawan tata usaha.

DAFTAR NAMA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MTs AL-Hamidiyah

NO NAMA GURU L/P JABATAN MATA PELAJARAN

1 Sinta Wahyuning Sri, SH P Kepala Madrasah PKn

2 A. Rif'ai L Tenaga Pendidik IPA

3 Bambang Sumaryono L Tenaga Pendidik TIK

4 Bayu Wardhani, S.TP P Tenaga Pendidik IPA

5 Dewi Retno, S.Si P Tenaga Pendidik Matematika

6 Euis Virgiani, S. Pd P Tenaga Pendidik Bahasa Inggris


129

7 Drs. Desi Fitriani P Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia

8 Dwi Alfiani Rusmawati, S.Pd P Tenaga Pendidik Matematika

9 Dwi Wahyu Prihantoro, S.Si L Tenaga Pendidik IPA

10 Hidayat, SS L Tenaga Pendidik Bahasa Inggris

11 Ilman, S.Pd L Tenaga Pendidik Matematika

12 Irma Aryani, S.Pd P Tenaga Pendidik Matematika

13 Drs. Luthfi Jawahirul Qodri, S.S L Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia

14 Lidia, S.Pd P Tenaga Pendidik IPS

15 Maryamah, S.Pd P Tenaga Pendidik Bimbingan Konseling

16 H. Mukhtar. SY P Tenaga Pendidik Bahasa Arab

17 Drs. H. Muslich L Tenaga Pendidik Aqidah Akhlak


130

18 Muhammad Soheh, S.Ag L Tenaga Pendidik Bahasa Arab

19 HJ. Nur Ilman Hamzah P Tenaga Pendidik Qurdits

20 Nurbaeti, S.Pd P Tenaga Pendidik PKn

21 Dra. Nurul Hidayah P Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia

22 Rodiyah Rodiyanah P Tenaga Pendidik Penjaskes

23 R. Zulfatullaila, S.Hi P Tenaga Pendidik Fikih

24 Saaman, S.Ag L Tenaga Pendidik PKn

25 Siti Andriyani, S.Si P Tenaga Pendidik Matematika

26 Dra. Siti Barkah P Tenaga Pendidik IPA

27 Nursyamsiah, M.Ag L Tenaga Pendidik Bahasa Inggris

28 Suparno, S. Pd L Tenaga Pendidik Bahasa Inggris


131

29 Wulan Sari AtikaBakti, S.Ag P Tenaga Pendidik S KI

30 Yulia Darmawaty, S.Pd P Tenaga Pendidik I PS

31 Djamaluddin Prawironegoro, M.Pd.I L Tenaga Pendidik Bahasa Arab

32 H. Asenih L Tenaga Pendidik Qurdits

33 Drs. H.Abd. Rasyid L Tenaga Pendidik Qurdits

34 Drs. Oos Sarcosih L Tenaga Pendidik Bahasa Arab

NO NAMA TENAGA KEPENDIDIKAN L/P JABATAN

1 Evi Herawati P Tata usaha

2 Churzudin L Tata usaha

3 Nurul Abidah P Tata usaha


132

4 Abdul Muis L Perpustakaan

5 Ahmad Ta'mim L Laboratorium

6 Fuad Hasan L IT

7 Ade Mulyadi L Kebersihan

4. Kurikulum dan Sistem Pembelajaran

1. Kurikulum yang digunakan : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 & Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun
2004

2. Struktur Program Kurikulum Pembelajaran MTs Al-Hamidiyah :

KELAS DAN ALOKASI WAKTU

VII VIII IX
No MATA PELAJARAN
SEMESTER GASAL /
SEMESTER GASAL / GENAP SEMESTER GASAL / GENAP
GENAP
133

Reguler Tutorial Reguler Tutorial Reguler Tutorial

Pendidikan Agama Islam


2 2 2 3 2 -
1.1. Qur’an Hadist

1.2 . Aqidah Akhlaq 2 - 2 - 2 -


1
1.3. Fiqih 2 - 2 - 2 -

1.4. Sejarah Kebudayaan


2 - 2 - 2 -
Islam

2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 - 2 - 2 -

Bahasa
6 (4+2) - 4 2 4 2
1.1. Bahasa Indonesia
3
1.2. Bahasa Arab 2 1 2 1 1 -

1.3. Bahasa Inggris 4 (3+1) 2 4 2 4 3


134

4 Matematika 5 (4+1) 2 4 2 4 3

5 Pengetahuan Alam 5 (4+1) - 4 2 4 3

6 Pengetahuan Sosial 4 (3+1) - 4 - 4 -

Teknologi Informasi &


7 2 - 2 - 2 -
Komunikasi / Prakarya

8 Pend. Jasmani, OR, Kes. 2* - 2* - 2* -

9 Seni Budaya 1 - 1 - 1 -

10 Bahasa Sunda 1 - 1 - 1 -

JUMLAH 41 7 36 12 36 12

TOTAL 48 48 48

Ket : Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan pada waktu
kegiatan ekstrakurikuler.
135

5. SISWA

Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 semester Genap


seluruhnya berjumlah 362 peserta didik. Jumlah peserta didik tersebar dalam
rombongan belajar Kelas VII sebanyak 5 rombongan belajar, Kelas VIII sebanyak
4 rombongan belajar, dan Kelas IX sebanyak 4 rombongan belajar, dengan rincian
sebagai berikut:

No. Kelas Jumlah

1. VII A 35 siswa

2. VII B 29 siswa

3. VII C 28 siswa

4. VII D 26 siswa

5. VII E 29 siswa

6. VIII A 30 siswa

7. VIII B 30 siswa

8. VIII C 30 siswa

9. VIII D 21 siswa

10. IX A 27 siswa

11. IX B 27 siswa

12 IX C 27 siswa

13 IX D 21 siswa

Jumlah 362swa
136

6. SARANA DAN PRASARANA

RUANGAN JUMLAH KETERANGAN

Kepala Madrasah 1 Sangat Baik

Guru 1 Sangat Baik

Tata Usaha 1 Sanga Baik

Kelas/Belajar 13 Baik

Lab. IPA 1 Sangat Baik

Lab. Komputer 1 Sangat Baik

Lab. Bahasa 1 Sangat Baik

BP 1 Sangat Baik

Osis 1 Baik

UKS 1 Baik

Keterampilan

Kesenian

Multi Media 1 Sangat Baik

Perpustakaan 1 Sangat Baik

Mushola/Mesjid 1 Sangat Baik

WC Siswa 1 Baik

WC Guru 1 Sangat Baik


137

Aula

Lapangan Upacara 1 Sangat Baik

Lapangan Olah Raga 1 Sangat Baik

Gudang 1 Baik

Asrama 1 Sangat Baik

Rumah Dinas 1 Sangat Baik

Kantin 1 Sangat Baik

7. LAINYA YANG RELAVAN

Program Pembinaan Peserta Didik

1. Bidang Keagamaan
a. Penyisipan jiwa agama pada setiap mata pelajaran dengan
mengintegrasikan bidang Imtaq dan IPTEK.
b. Shalawat, doa, dzikir, tadarus Al-qur’an, dan Shalat Duha
c. Shalat berjamaah
d. Pelatihan Shalat Jenazah
e. Pelatihan Imam (Shalat Rawatib, Terawih, Fitri, dan Idul Adha)
f. Pelatihan Bilal (Shalat Jumat, Terawih, Idul Fitri, dan Idul Adha)
g. Pelatihan Kultum dan Khotib
h. Kegiatan Qurban dan bakti sosial
i. Peringatan Hari besar Islam (PHBI)
j. Tahfidz Qur’an
k. Muhadhoroh
138

2. Bidang Akademik
a. Mengaktifkan kelompok belajar mandiri dan Bimbingan Belajar Intensif
b. Program remedial dan pengayaan
c. Mengadakan Try Out Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan UAMBN
d. Pembinaan peserta Olimpiade Pelajaran
e. Pengarahan Ujian Nasional
f. Pembagian raport bayangan
3. Bidang Kesiswaan
a. Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB)
b. Ikatan Santri Pesantren Al-Hamidiyah (ISPA)
c. Dewan Kehormatan Masjid (DKM)
d. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
e. Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN)
f. Kegiatan-kegiatan/lomba-lomba dari dalam/luar madrasah
139

Lampiran 2

WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH

NAMA : Bagas Qomaruddin dan M. Hazami

KELAS : 7-D

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan kamu di asrama Jajan di kantin, olahraga, belajar


setelah jam sekolah (formal) pelajaran sekolah dan ngerjain
selesai? PR kalau ada PR.
2 Apakah tiap malam kamu belajar Belajar. Tapi jarang-jarang
pembelajaran yang ada di sekolah? karena kadang suka ngantuk.

3 Kegiatan apa yang kamu jalani Mengaji, belajar KBM di kelas.


ketika malam tiba?

4 Apakah kamu mengalami kesulitan Iya tapi Kadang-kadang.


belajar dalam pembelajaran formal?

5 Faktor apa saja yang membuat Karena pelajaran tidak ada di


kamu kesulitan belajar? buku, kadang-kadang juga
ketiduran di kelas dan becanda.
6 Berapa jam kalian belajar tentang 2 jam sampai 2,5 jam.
kepesantrenan?

7 Kira-kira berapa jam kamu Antara setengah jam sampai 1


meluangkan waktu untuk belajar jam.
formal (selain di sekolah)?

8 Apakah kamu bisa memanfaatkan Kadang-kadang bisa tapi


waktu itu dengan semaksimal tergantung mood dan gak
mungkin buat belajar? ngantuk
140

WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH

NAMA : Semua Santriwati

KELAS : 7-B

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan kamu di asrama Tahtiman (Kajian Islam),


setelah jam sekolah (formal) ngerjain PR kalau ada PR.
selesai?

2 Apakah tiap malam kamu belajar Belajar.


pembelajaran yang ada di sekolah?

3 Kegiatan apa yang kamu jalani Mengaji, belajar KBM di kelas


ketika malam tiba? dan kadang-kadang-kadang piket
kamar (menyapu, mengepel)

4 Apakah kamu mengalami kesulitan Kadang-kadang kurang paham.


belajar dalam pembelajaran formal?

5 Faktor apa saja yang membuat Ngantuk, pusing, capek, inget


kamu kesulitan belajar? rumah dan males.

6 Berapa jam kalian belajar tentang 2 jam sampai 2,5 jam.


kepesantrenan?

7 Kira-kira berapa jam kamu Antara setengah jam sampai 1


meluangkan waktu untuk belajar jam.
formal (selain di sekolah)?

8 Apakah kamu bisa memanfaatkan Maksimal banget.


waktu itu dengan semaksimal
mungkin buat belajar?
141

WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH

NAMA : Ilham Yoga dan M. adhim

KELAS : 8-C

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan kamu di asrama Olahraga, ekstrakulikuler,


setelah jam sekolah (formal) istirahat kalo lagi gak ada jadwal
selesai? ekstrakulikuler.

2 Apakah tiap malam kamu belajar Jarang, belajar kalo lagi ada PR
pembelajaran yang ada di sekolah? aja.

3 Kegiatan apa yang kamu jalani Mengaji, setoran hafalan, belajar


ketika malam tiba? KBM di kelas kalo mau ada
ulangan.

4 Apakah kamu mengalami kesulitan Iya, karena belajar sendiri itu


belajar dalam pembelajaran formal? kurang konsentrasi dan sering
ketiduran.

5 Faktor apa saja yang membuat Ngantuk, gerah, pusing, capek,


kamu kesulitan belajar? dan males.

6 Berapa jam kalian belajar tentang 2 jam, 1 jam belajar mandiri.


kepesantrenan?

7 Kira-kira berapa jam kamu Antara setengah jam sampai 1


meluangkan waktu untuk belajar jam.
formal (selain di sekolah)?

8 Apakah kamu bisa memanfaatkan Bisa, tapi lebih sering


waktu itu dengan semaksimal martikulasi.
mungkin buat belajar?
142

WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH

NAMA : Gita ayu lestari

KELAS : 8-B

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan kamu di asrama Sholat ashar, tahtiman


setelah jam sekolah (formal) (tadarrus), ekstrakulikuler,
selesai? persiapan sholat maghrib, dan
kajian islam.
2 Apakah tiap malam kamu belajar Tidak, kecuali ada PR baru
pembelajaran yang ada di sekolah? belajar.

3 Kegiatan apa yang kamu jalani Mengaji, setoran hafalan, belajar


ketika malam tiba? KBM tapi waktu abis buat
ngobrol, curhat-curhatan dan
baca novel.
4 Apakah kamu mengalami kesulitan Baik-baik saja, tapi tergantung
belajar dalam pembelajaran formal? guru kadang ada kesulitan.

5 Faktor apa saja yang membuat Karena gurunya tidak enjoy


kamu kesulitan belajar? kepada murid bikin tidak fokus,
terkadang juga ngantuk, dan
males.
6 Berapa jam kalian belajar tentang Kalau malam 2 jam.
kepesantrenan?

7 Kira-kira berapa jam kamu Antara setengah jam sampai 1


meluangkan waktu untuk belajar jam.
formal (selain di sekolah)?

8 Apakah kamu bisa memanfaatkan Tergantung mood.


waktu itu dengan semaksimal
mungkin buat belajar?
143

WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH

NAMA : Umar, wira dan hafidz

KELAS : 9-C

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan kamu di asrama Olahraga, main pimpong, nyuci


setelah jam sekolah (formal) baju dan jajan di kantin.
selesai?

2 Apakah tiap malam kamu belajar Hampir tiap malam.


pembelajaran yang ada di sekolah?

3 Kegiatan apa yang kamu jalani Mengaji, kadang ngelanjutin


ketika malam tiba? setoran hafalan.

4 Apakah kamu mengalami kesulitan Pernah,matematika dan IPA.


belajar dalam pembelajaran formal?

5 Faktor apa saja yang membuat Ngantuk, cape’ kangen rumah


kamu kesulitan belajar? dan bosen.

6 Berapa jam kalian belajar tentang 2 jam kalau malam.


kepesantrenan?

7 Kira-kira berapa jam kamu 1 jam sampai 2 jam.


meluangkan waktu untuk belajar
formal (selain di sekolah)?

8 Apakah kamu bisa memanfaatkan Insya Allah maksimal.


waktu itu dengan semaksimal
mungkin buat belajar?
144

Lampiran 3

WAWANCARA WALI KELAS VIII AL-HAMIDIYAH

NAMA : Ibu Nur Syamsiah

WALI KELAS : 8-B

No. Pertanyaan Jawaban

1 Selama ibu mengajar baik dari Kelas 8, karena mereka mulai


kelas 7 sampai kelas 9, kelas memasuki masa puber, mereka
berapakah yang menurut ibu mulai males belajarnya dan
mempunyai tingkat kesulitan banyak gangguan.
belajar? Berbeda dengan kelas 7 dan 9,
kalau kelas 7 meraka baru masuk
belum banyka kegitan sedangkan
untuk kelas 9 mereka udah fokus
dengan ujian akhir.

2 Selama ibu mengajar disini Kelas 9 belum pernah. Kelas 7


apakah ibu sudah pernah menjadi dan kelas 8 sama sering dibawah
wali kelas 7, 8, dan 9? Jika sudah, kkm nya tapi masih lebih banyak
menurut ibu dari 3 tingkatan kelas di kelas 8 salah satunya karena
tadi kelas berapakah yang sering puberitas tadi.
nilainya sering di bawah KKM
dan yang mengalami kesulitan
belajar?

3 Selama jadi wali kelas 8 apakah Banyak, karena pelajaran mulai


banyak nilai siswa ibu yang sulit, keinginan mereka buat
dibawah KKM? belajar udah mulai berkurang
karena udah mulai banyak
145

gangguan seperti ekstrakulikuler,


perlombaan dan sebagainya.

4 Dari semua mata pelajaran, mata Matematika dan IPA


pelajaran apakah yang
kebanyakan siswa ibu nilainya di
bawah KKM?

5 Apakah mata pelajaran IPS Iya. Karena ips itu banyak


termasuk salah satu pelajaran hafalannya, IPS juga terdapat
yang kebanyakan nilai siswanya hitung-hitungan terlebih yang di
di bawah KKM? materi yang masuk ke ekonomi,
seperti permintaan penawaran dan
pajak.
146

WAWANCARA WALI KELAS VIII AL-HAMIDIYAH

NAMA : Ibu Siti Andriyani

WALI KELAS : 8-C

No. Pertanyaan Jawaban

1 Selama ibu mengajar baik dari Kelas 8, sebenarnya bukan hanya


kelas 7 sampai kelas 9, kelas kelas 8 saja, kelas 7 juga
berapakah yang menurut ibu mengalami kesulitan belajar,
mempunyai tingkat kesulitan kalau kelas 7 kesulitan utamannya
belajar? itu mereka memulai beradaptasi
Sedangkan, kalau kelas 8 udah
mulai merasa jadi kakak kelas dan
itu yang paling merubah dari
adab, prilaku, tingkah laku, itu
membuat mereka terlihat lebih
sudah besar, sehingga saya
perhatikan ada beberapa anak
sempet turun nilainya, ketika di
kelas 7 bisa bertahan tapi ketika
masuk kelas 8 udah tidak
mempertahankan nilai mereka.

2 Selama ibu mengajar disini Kelas 7 dan kelas 8 pernah tapi


apakah ibu sudah pernah menjadi kelas 9 belum pernah. semua
wali kelas 7, 8, dan 9? Jika sudah, kelas ada faktornya dari kemauan
menurut ibu dari 3 tingkatan kelas mereka belajar,latar belakang
tadi kelas berapakah yang sering keluarga dan sebagainya, kalo
nilainya sering di bawah KKM dibilang paling banyak masih
147

dan yang mengalami kesulitan banyka kelas 8


belajar?

3 Selama jadi wali kelas 8 apakah Banyak, mungkin hampir3-4 nilai


banyak nilai siswa ibu yang mata pelajaran mereka di bawah
dibawah KKM? KKM.

4 Dari semua mata pelajaran, mata Bahasa sunda dan sbk


pelajaran apakah yang
kebanyakan siswa ibu nilainya di
bawah KKM?

5 Apakah mata pelajaran IPS Iya, Ips salah satu pelajaran yang
termasuk salah satu pelajaran termasuk, untuk pelajarn ips asal
yang kebanyakan nilai siswanya siswa mau membaca akan lebih
di bawah KKM? mudah dalam belajarnya, tapi ada
belajar berhitungnya juga dan itu
menyangkut pelajaran
matematika.
148

Lampiran 4

Pada dasarnya para siswa Mts Al-Hamidiyah juga mengalami kesulitan


belajar, terlebih karena sekolah ini berbentuk pesantren, jadi dalam pembelajaran
bukannya hanya tertuju pada pembelajaran umum saja melainkan pembelajaran
agama. Waktu dalam belajar mereka kurang sehingga memunculkan kesulitan
belajar karena faktor minimnya waktu tersebut. Khususnya siswa kelas VIII,
dimana siswa kelas VIII di Mts Al-Hamidiyah lebih banyak kegiatan
dibandingkan dengan kelas VII dan IX, seperti ekstrakulikuler dan kegiatan
pesantren.

Adapun jadwal kegiatan satu pekan santri Madrasah Tsanawiyah bisa dilihat
di bawah ini’
149
150
151

Lampiran 5

Instumen Observasi Siswa

Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa


No. Aspek Indikator
1 Kegiatan Membuka 1. Hadir tepat waktu
Pelajaran 2. Berdoa dan menjawab salam
3. Mendengarkan guru mengabsen
4. Mendengarkan apersepsi dan
motivasi guru
2 Kegiatan Inti 1. Memperhatikan apa yang
Pembelajaran dijelaskan guru
2. Aktif dalam bertanya kepada
guru
3. Mengungkapkan pendapat
4. Menjawab pertanyaan dari guru
5. Konsentrasi ketika
pembelajaran
6. Memperhatikan guru dengan
seksama
3 Penutup 1. Siswa mencatat dan menandai
tugasnya
2. Siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran
152

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada kolom dengan pedoman
sebagai berikut:

0 jika tidak ada siswa yang melakukan

1 jika 4 orang siswa melakukan

2 jika 8 orang siswa melakukan

3 jika 12 orang siswa melakukan

4 jika 16 orang siswa melakukan

5 jika 20 orang siswa melakukan

Indikator No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Skor


instrumen Pembelajaran

0 1 2 3 4 5
Sebelum 1 Siswa hadir tepat waktu X
PBM
2 Siswa ikut berdoa dan menjawab salam X
3 Siswa mendengarkan guru mengabsen X
4 Siswa mendengarkan apersepsi dan motivasi guru X
Selama 5 Siswa memperhatikan apa yang dijelaskan guru X
PBM
6 Siswa aktif dalam bertanya kepada guru X
7 Siswa mengungkapkan pendapat X
8 Siswa menjawab pertanyaan dari guru X
9 Siswa konsentrasi ketika pembelajaran X
10 Siswa memperhatikan guru dengan seksama X
Akhir PBM 11 Siswa mencatat dan menandai tugasnya X

12 Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran X


153

Lampiran 7

Pedomanan Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru1

N0. Aspek Yang Kriteria


Diamati Pada Baik sekali = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang= 1 Sangat kurang = 0
Kegiatan
Pengajaran
Kegiatan awal
1 Guru hadir tepat Telah hadir di kelas Menuju kelas saat Kehadiran terlambat Kehadiran terlambat Kehadiran terlambat
waktu saat jam pelajaran tepatjam pelajaran tepat kurang dari 5 menit kurang dari 10 lebih dari 10 menit
dimulai dimulai menit
2 Guru mengucapkan Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam
salam dengan lantang dan dengan lantang dan dengan lantang dan kurang lantang kurang lantang dan
dijawab oleh semua djawab oleh dijawab oleh namun dijawab dijawab sebagain
siswa sebagian besar sebagain kecil siswa sebagain besar kecil siswa (<50%)
siswa (>50%) (<50%) siswa (>50%)
3 Guru mengabsen Mengabsen seluruh Mengabsen seluruh Mengabsen seluruh Hanya melihat Hanya menanyakan
siswa siswa dengan melihat siswa dengan siswa dengan sebagian kecil siswa siswa yang tidak
satu persatu siswa yang melihat satu persatu melihat sebagian (<50%)) dan ada hadir kepada Ketua
dibsen siswa yang diabsen kecil siswa yang beberapa siswa yang kelas
(>50%) diabsen (>50%) tak disebutkan
namanya
4 Guru memberikan Guru dapat membuat Guru dapat Guru dapat Hampir seluruh Seluruh siswa
motivasi kepada seluruh siswa membuat sebagian membuat sebagian (>90%) siswa bersikap acuh tak
siswa mendengarkan besar siswa kecil siswa (<50%) bersikap acuh acuh terhadap

1
Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan
154

motivasi yang mendengarkan mendengarkan terhadap motivasi motivasi guru


diberikannya motivasi guru motivasi yang guru
(>50%) diberikannya

Kegiatan inti
5 Guru mampu Guru dapat membuat Guru dapat 80% Guru dspat Guru dapat 40% Ketertiban dan
mengkondisikan seluruh siswa tertib dan siswa tertib dan membuat 60% siswa tertib dan ketidakgaduhan
siswa tidak gaduh tidak gaduh siswawa tertib dan tidak gaduh dimiliki kurang dari
idak gaduh 30% siswa
6 Guru mejelaskan Menyampaikan materi Menyampaikan Menyampaikan Menyampaikan Menyampaikan
materi pelajaran dengan jelas, bersuara materi dengan jelas, materi dengan jelas, materi dengan materi dengan
secara singkat lantang, dan langsung bersuara lantang, bersuara lantang, kurang jelas, kurang jelas, tidak
pada initinya namun sedikit dan idak langsung bersuara lantang, bersuara lantang,
lambat pada pada intinya dan tidak langsung tidak langsug pada
pembahasanya pada intinya intinya
7 Guru dapat Guru mampu membuat Guru mampu Guru mampu Guru mampu Guru tidak mampu
mengkondisikan seluruh siswa mencatat membuat >90% membuat 70%-90% membuat 70%-50% membuat >50%
siswa untuk materi pelajaran siswa mencatat siswa mencatat siswa mencatat siswa mencatat
mencatat materi materi pelajaran materi pelajaran materi pelajaran materi pelajaran
pelajaran
8 Guru menjelaskan Menyampaikan materi Menyampaikan Menyampaikan Menyampaikan Menyampaikan
materi pokok dengan jelas,bersuara materi dengan jelas, materi dengan jelas, materi dengan jelas, materi dengan
kepada siswa lantang dan dapat bersuara lantang dan bersuara sedikit namun bersuara kurang jelas,
menanggapi respon dapat menanggapi pelan namun dapat kurang lantang dan bersuara kurang
siswa secara cepat respon siswa namun menanggapi respon kurang dapat lantang dan kurang
sedikit lambat siswa namun sedikit menanggapi respon dapat menanggapi
lambat siswa respon siswa
9 Guru mendorong Guru dapat membuat Guru dapat Guru dapat Guru dapat Guru tidak dapat
155

siswa untuk seluruh siswa untuk membuat >90% membuat 70%-90% membuat 70%-50% membuat >50%
bertanya bertanya siswa untuk siswa untuk siswa untuk siswa untuk
bertanya bertanya bertanya bertanya
10 Guru memberikan Guru mampu membuat Guru mampu Guru mampu Guru mampu Guru tidak mampu
tugas meringkas seluruh siswa membuat >90% membuat 70%-90% membuat 50%-70% membuat >50%
materi atau mengerjakan tugas siswa mengerjakan siswa mengerjakan siswa mengerjakan siswa mengerjakan
mengerjakan soal tugas tugas tugas tugas
latihan di buku
paket
Kegiatan penutup
11 Guru Menyimpulkankegiatan Menyimpulkan Menyimpulkan Menyimpulkan Guru tidak mampu
menyimpulkan pembelajaran dengan kegiatan kegiatan kegiatan membuat
kegiatan jelas, singkat dan pembelajaran pembelajaran pembelajaran kesimpulan yang
pembelajaran langsung pada intinya dengan jelas, dengan jelas namun dengan kurang jelas, singkat dan
singkat namun panjang lebar dan jelas, panjang lebar langsung pada
sedikit meluas sedikit meluas dan sedikit meluas intinya

12 Guru menutup Menginformasikan Menginformasikan Menginformasikan Menginformasikan Sama sekali tidak


kegiatan belajar kepada seluruh siswa kepada siswa yang kepada siswa yang kepada seorang menginformasikan
mengajar bahwa kegiatan belajar duduk di depan saja bertanya saja bahwa siswa saja bahwa kepada siswa
telah selsai bahwa kegiatan kegiatan belajar kegiatan belajar bahwa kegiatan
belajar telah selesai telah selesai telah selesai belajar telah selesai
13 Guru mengucapkan Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam Mengucapkan salam
salam penutup dengan lantang dan dengan lantang dan dengan lantang dan kurang lantang kurang lantang dan
djawab oleh semua dijawab sebagian dijawab oleh namun dijawab dijawab sebagain
siswa besar siswa (>50%) sebagain kecil siswa sebagain besar kecil siswa (<50%)
(<50%) siswa (>50%)
156

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI GURU

No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Skor


Pengajaran 0 1 2 3 4
Kegiatan Awal
1 Guru hadir tepat waktu X
2 Guru mengucapkan salam X
3 Guru mengabsen siswa X
4 Guru memberikan motivasi kepada siswa X
Kegiatan Inti
5 Guru mampu mengkondisikan siswa X
6 Guru menjelaskan materi pelajaran secara X
singkat
7 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk X
mencatat materi pelajaran
8 Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa X
9 Guru mendorong siswa untuk bertanya X
10 Guru memberikan tugas meringkas materi X
atau mengerjakan soal latihan di buku paket
Kegiatan Penutup
11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran X
12 Guru menutup kegiatan belajar mengajar X
13 Guru mengucapkan salam penutup X
Rata-rata nilai kreatifitas guru 2
Depok, 23 Maret 2015

Observer

AH. Asif Putra NZ


157

Lampiran 9

UJI VALIDITAS, REABILITAS, TINGKAT KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA

RESP JAWABAN SOAL NOMOR Total Awal Akhir skor


ONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 0,4 0,4 0,8 0,4 0,2 0,2 1 0,2 0 0 3,6 2,2 1,4 7,2 batas
2 1 1 0,6 1 1 0,6 1 0,6 0,8 1 8,6 4,6 4 17,2 atas
3 1 1 1 1 1 1 1 0,8 1 0,8 9,6 5 4,6 19,2
4 0,8 0,4 0,6 1 1 0,4 1 0,8 0,8 1 7,8 3,8 4 15,6
5 0,8 1 0,4 0,4 1 0,8 1 1 0,4 0,8 7,6 3,6 4 15,2
6 1 1 1 1 0,6 1 1 0,6 1 1 9,2 4,6 4,6 18,4
7 0,8 1 1 0,6 1 1 1 0,8 0,6 1 8,8 4,4 4,4 17,6 batas
8 1 1 0,8 1 1 1 1 0,8 0,8 0,8 9,2 4,8 4,4 18,4 bawah
9 1 1 1 1 1 0,8 1 0,6 1 1 9,4 5 4,4 18,8
10 1 1 1 1 1 0,6 1 0,8 1 1 9,4 5 4,4 18,8
11 1 1 1 1 0,8 1 0,8 0,6 1 0,8 9 4,8 4,2 18
12 0,8 0,2 1 0,6 0,4 1 1 0,6 0,8 0,4 6,8 3 3,8 13,6
r hitung 0,950052 0,740774 0,297287 0,749003 0,775689 0,639746 -0,13933 0,621763 0,867161 0,879026
r Tabel 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576
HASIL VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID
VALID VALID

batas atas 5 4,8 4,4 4,8 4,8 4 6 4 4 4,6


batas 5,6 5,2 5,8 5,2 5,2 5,4 5,8 4,2 5,2 5
158

bawah
jumlah 10,6 10 10,2 10 10 9,4 11,8 8,2 9,2 9,6
betul
tingkat 0,883333 0,833333 0,85 0,833333 0,833333 0,783333 0,983333 0,683333 0,766667 0,8
kesukaran
Mudah mudah Mudah mudah mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah

daya -0,1 -0,06667 -0,23333 -0,06667 -0,06667 -0,23333 0,033333 -0,03333 -0,2 -0,06667
pembeda
Jelek jelek Buruk jelek jelek Buruk jelek Jelek Buruk Jelek
K k k K K
Tingkat Kesukaran

Mudah 9 10 90
Sedang 1 10 10
Sukar 0 10 0

Daya Pembeda

Buruk 3 10 30
Jelek 7 10 70
Cukup 0 10 0
Baik 0 10 0
159

Lampiran 10

KISI-KISI TES URAIAN PAJAK PENGHASILAN

NO. BUTIR BOBOT INDIKATOR


SOAL SOAL
1 1 15 Siswa dapat menetukan dan menghitung PTKP.

2 2 15 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi


wajib pajak yang sudah bekerja.
3 3 20 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi
orang yang sudah menikah dan memiliki anak.
4 4 30 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi
suami istri yang sama-sama bekerja dan memiliki
anak.
5 5 20 Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi
orang yang sudah menikah dan memiliki anak dan
tinggal bersama ibunya.

Lampiran 11

KISI-KISI PENILAIAN TIAP BUTIR SOAL

Kriteria penilaian Bobot dalam satu soal Bobot dalam persen


(%)

Kelengkapan 4 40%
Kesesuaian jawaban 4 40%

Penulisan 2 20%
160

Lampiran 12

SOAL TES URAIAN PAJAK PENGHASILAN

NAMA :

KELAS :

TANGGAL :

1. Marta seorang pegawai ia menikah dengan antoni, mereka memiliki 2


orang anak dan mereka tinggal bersama ayah marta. Hitunglah PTKP
2. Kanaya seorang pegawai memiliki gaji Rp 6.000.000 perbulan tentukan
pajak yang harus di bayar per bulannya.
3. Dani seorang pegawai memiliki gaji sebesar Rp 70.000.000 pertahun. ia
sudah menikah dengan maya yang tidak bekerja dan memiliki 3 orang
anak. Hitunglah pajak yang harus di bayar dani tiap bulannya?
4. Aluna bekerja pada PT. Liga mas dan memliki gaji sebesar Rp 4.000.000
perbulan. Ia memiliki 4 orang anak dan suami yang bekerja di Toyota
memiliki gaji Rp 5.500.000 hitunglah pajak yang harus di bayar aluna per
bulan!
5. Abdu seorang pegawai dengan gaji sebesar Rp 4.500.000. ia menikah
dengan nisa yang tidak bekerja. Mereka memiliki 3 orang anak dan ibunda
nisa tinggal bersama mereka. Hitunglah pajak yang harus dibayar abdu
setiap bulannya!
161

Lampiran 13

KUNCI JAWABAN

1. Marta seorang pegawai ia menika dengan antoni, mereka memiliki 2 orang


anak dan mereka tinggal bersama ayah marta. Hitunglah PTKP

Marta : 24.300.000
Suda menikah : 2.025.000
2 orang anak : 4.050.000
Ayah marta : 2.025.000 +

PTKP : 32.400.000

2. Kanaya seorang pegawai memiliki gaji Rp 6.000.000 perbulan tentukan pajak


yang harus dibayar perbulannya.

Gaji 6.000.000 x 12 = 72.000.000

PTKP
Wajib pajak = 24.300.000 -

PKP = 47.700.000

47.700.000 x 5% = 2.385.000
Perbulan 2.385.000:12 = 198.750
162

3. Dani seorang pegawai memiliki gaji sebesar Rp 70.000.000 pertahun. ia


sudah menikah dengan maya yang tidak bekerja dan memiliki 3 orang anak.
Hitunglah pajak yang harus di bayar dani tiap bulannya?
Gaji pertahun 70.000.000
PTKP
Wajib pajak = 24.300.000
Istri = 2.025.000
3 anak = 6.075.000 +
32.400.000 -
PKP = 37.600.000
37.600.000 x 5% = 1.880.000
Perbulan 1.880.000:12 = 156.000

4. Aluna bekerja pada PT. Liga mas dan memliki gaji sebesar Rp 4.000.000
perbulan. Ia memiliki 4 orang anak dan suami yang bekerja di Toyota
memiliki gaji Rp 5.500.000 hitunglah pajak yang harus di bayar aluna per
bulan!
Gaji aluna 4.000.000x12 = 48.000.000
Gaji suami 5.500.000x12 = 66.000.000 +
114.000.000
PTKP
Aluna = 24.300.000
Suami bekerja = 24.300.000
3 anak = 6.075.000 +
54.675.000 -
PKP = 59.325.000
50.000.000 x 5% = 2.500.000
9.325.000x15% = 1.398.750 +
3.898.750
Perbulan 3.898.750:12 = 324.895
163

5. Abdu seorang pegawai dengan gaji sebesar Rp 4.500.000. ia menikah dengan


nisa yang tidak bekerja. Mereka memiliki 3 orang anak dan ibunda nisa
tinggal bersama mereka. Hitunglah pajak yang harus dibayar abdu setiap
bulannya!
Gaji 4.500.000x12 = 54.000.000

PTKP
Wajib pajak = 24.300.000
Istri = 2.025.000
Ibu = 2.025.000
3 anak = 6.075.000 +
34.425.000 -

PKP = 19.575.000

19.575.000 x 5% = 978.750
Perbulan 978.750:12 = 81.562
164

Lampiran 14

Nilai Pre Test Kelas VIII B, C, dan D

Nilai PRE TEST kelas VIII-B


NO. NAMA NILAI
1 Adinda Rafhanah Talogo 51
2 Aisyah Nurul jannah 27
3 Ananda Nabilla Jasmine 65
4 Anggraeni Dwi N 35
5 Annisa Dwi Octaviani 71
6 Annisa Putri 59
7 Annisa Ramadhani N 73
8 Chairunnisa Indah Tyandi 65
9 Debbie Febrina 73
10 Diah Ayu Sri Ramadhani 72
11 Dinah Nur Ramadhan 71
12 Dyva Karunia Rchmani 68
13 Elsya Nabilah 63
14 Farah Azizah Haq 72
15 Githa Ayu Lestarina Adam 73
16 Hana Nabilah 57
17 Mahsa Nuraini S 75
18 Maudina Mutiarani 79
19 Mendy Adhadisha R 47
20 Nabila Azzahra 85
21 Nibraska Nadhira 76
22 Nurma Wulandari 21
23 Pillaria Azzahra 79
24 Regina annisa Aulia 72
25 Shafira Nur Ramadhanti 67
26 Siti Zahra Danisa 39
27 Talisa Amalia R 53
28 Yusfa Tasya Roihana 72
JUMLAH 1760

Nilai rata-rata dari kelas VIII-B adalah

1760 : 28 = 62,85
165

Nilai PRE TEST kelas VIII-C

NO. NAMA NILAI


1 Abitian Priya Nouvadil 63
2 Adnan Hamidi 55
3 Ady Bachruddinsyah 71
4 Ahmad Mufarrij 62
5 Ahmad Syatibi Hafiz 76
6 Andi Muhammad Iskandar 44
7 Ariz Zhafir 93
8 Aryo Bimo Santoso 80
9 Evan Muhammad Fachriza 59
10 Fahmi Taufikul Ihsan 90
11 Fahri Akmal Syarif 76
12 Fajar Abdul Manaf 79
13 George Khatami 62
14 Hendrawan Jaka Maulana 56
15 Ilham 59
16 Ilham Yoga Adiyanto 54
17 Kurniadi Darmawan S 67
18 Muhammad Fauzil Adhim 44
19 Muhammad Andry Octap 59
20 Muhammad Faisal Nugraha 82
21 Muhammad Fikri 62
22 Muhammad Harits Zhafran 74
23 Muhammad Ihsan Nurfawaz 51
24 Muhammad Rafi 76
25 Muhammad Rasyid Ardiansyah 83
26 Rafif Nadhif Muflh 76
27 Rahtiarso pamungkas 82
28 Rifqi Maula Hidayah 80
29 Roihan Adham 65
30 Wahyu Pratama 90
JUMLAH 2070

Nilai rata-rata dari kelas VIII-C adalah

2070 : 30 = 69
166

Nilai PRE TEST kelas VIII-D

NO. NAMA NILAI


1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 49
2 Fikrianto Mahdi Satrio 59
3 Ibnu Kuncoro 55
4 Idris Akhmal 89
5 Jatnika Rahayu 61
6 Khrisna Raditya Pratama 59
7 Muhammad Alfadio Umam 88
8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 21
9 Muhammad Dimas Ariehan 51
10 Muhammad Faiz N 62
11 Muhammad Iqbal Hilmy 27
12 Muhammad Rafi Ramadhan 55
13 Muhammad Reza 39
14 Muhammad Ridwan 63
15 Restu Indianto 46
16 Reza Fachrezy 82
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 58
18 Sulthan Nararya Hambali 49
19 Syarifuddin Aganda Putra 49
20 Tito Wiradinata 30
21 Zayd Khalik 49
JUMLAH 1141

Nilai rata-rata dari kelas VIII-D adalah

1141 : 21 = 54,33
167

Lampiran 15

KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET SEBELUM DI UJI VALIDITAS

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

NO. ASPEK NO. ITEM JUMLAH (%)

1. Minat dan Motivasi 1,4,5,6,9,14,17,8b 28,6%

2. Kesiapan dan Perhatian 2,3,7,11,12,13,16,4b,5b,6b 35,7%

3. Fisiologis 8,15,7b 10,7%

4. Lingkungan Keluarga 10b 3,6%

5. Lingkungan Sekolah 10,1b,2b 10,7%

6. Lingkungan Pesantren 3b,9b,11b 10,7%

Total 28 100%
168

Lampiran 16

LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF


PENYELESAIANDALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
SEBELUM DI UJI VALIDITAS

Nama : ______________

Kelas : ______________

Petunjuk pengisisan :

o Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab


o Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan
jujur dan sesuai dengan hati nurani dan
o Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu
jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:

(Angket A)

SS : Sangat Setuju TS : Tidak

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pertanyaan SS S TS STS


1 Saya tidak tertarik dengan mata pelajaran
Pajak penghasilan
2 Saya sulit menangkap apa yang guru saya
jelaskan tentang pajak penghasilan
3 Ketika sedang belajar pajak penghasilan
saya sulit untuk berkonsentrasi
169

4 Saya tidak suka dengan materi pajak


penghasilan sehingga saya malas untuk
memperhatikan
5 Saya merasa kurang berbakat pada mata
pelajaran IPS terpadu khususnya materi
pajak penghasilan
6 Saya kurang termotivasi belajar pajak
penghasilan
7 Menurut saya materi pajak penghasilan
merupakan materi yang sukar
8 Saya tidak dapat mengikuti apa yang
guru jelaskan tentang pajak penghasilan
karena mata atau pendengaran saya tidak
berfungsi dengan baik
9 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
saya tidak memiliki minat belajar
10 Terlalu cepatnya guru dalam menjelaskan
sehingga saya kurang mengerti tentang
materi pajak penghasilan
11 Kemampuan berhitung saya rendah
sehingga dalam mengerjakan materi
pajak penghasilan saya mengalami
kesulitan
12 Dalam menghitung pajak penghasilan
membuat saya sulit mengerjakannya
karena banyak ketentuan dan tahap-
tahapan yang rumit
13 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
170

saya tidak punya buku paket atau hilang


14 Saya selalu optimis dalam mengerjakan
tugas pajak penghasilan
15 Saya tidak memperhatikan pelajaran
karena tidak enak badan
16 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
saya ketinggalan materi ketika keluar
kelas
17 Saya mudah bosan ketika belajar materi
pajak penghasilam

(Angket B)

SL : Selalu JR : Jarang

SR : Sering TP : Tidak Pernah

No. Pertanyaan SL SR JR TP
1 Saya mengalami kesulitan belajar
menelaah pelajaran karena saya ada
masalah dengan teman yang dipikirkan
2 Saya kesulitan belajar materi pajak
penghasilan karena teman sekelas saya
membuat gaduh
3 Saya tidak dapat belajar karena lingkungan
pesantren yang tidak kondusif atau
nyaman
4 Saya mengobrol disaat guru menerangkan
materi pajak penghasilan
5 Ketika guru menerangkan materi pajak
171

penghasilan saya kehilangan konsentrasi


6 Karena cuaca yang tidak menentu saya
tidak bersemangat untuk belajar pajak
penghasilan
7 Saya hanya menggunakan LKS dan tidak
memiliki buku paket sehingga materinya
tidak ditulis mendetail menyebabkan saya
tidak mengerti materi pajak penghasilan
8 Untuk melatih kemampuan, saya selalu
mengerjakan sendiri tugas/PR pph yang
diberikan oleh guru
9 Saya ketiduran saat pelajaran pajak
penghasilan karena tadi malam belajar
tentang kepesantrenan sehingga tidur
terlarut malam
10 Saya tidak konsentrasi belajar pajak
penghasilan karena kangen dan ingat
keluarga di rumah
11 Saya tidak konsentrasi karena banyak
tugas kepesantrenan yang saya pikirkan
ketika belajar di kelas
172

Lampiran 17

UJI VALIDITAS ANGKET

PERTANYAAN
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 5
2 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3
3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 3 2 4 4 3
4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3
5 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3
6 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 2 1 3 2 3 3 2 3 1 1 1 1 3 3
8 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3
9 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4
10 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3 1 4
11 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 2
12 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 1 3
13 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3
14 3 3 1 3 2 3 3 2 2 1 1 3 1 3
15 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3
r- hitung 0,66831 0,52407 0,53881 0,5468 0,55957 0,61055 0,59618 0,123631 0,60526 0,372367 0,56381 0,708042 0,590851 0,616392
r- tabel 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514
tidak tidak
Hasil valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid valid
valid valid
173

PERTANYAAN TOTAL
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3 2 3 2 2 4 3 2 3 1 4 3 2 3 80
2 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 70
2 4 2 1 1 3 1 4 2 3 4 4 4 4 78
2 2 2 2 2 1 2 4 2 1 3 1 1 2 55
2 2 2 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 59
2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 47
1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 48
2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 59
3 3 3 3 4 1 3 2 2 1 2 2 4 4 81
1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 53
1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
3 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 47
1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 3 56
2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 1 3 63
3 1 4 2 2 1 2 3 2 3 2 3 1 4 75
0,61034 0,578017 0,522911 0,194369 0,51893 0,54962 0,57836 0,57843 0,61446 0,53998 0,68292 0,68422 0,622974 0,771103
0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514
tidak
valid valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid valid
valid
174

Lampiran 18

KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET SETELAH DI UJI VALIDITAS

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

NO. ASPEK NO. ITEM JUMLAH (%)

1. Minat dan Motivasi 1,4,5,6,8,12,15,7b 32%

2. Kesiapan dan Perhatian 2,3,7,9,10,11,14,3b,4b,5b 40%

3. Fisiologis 13,6b 8%

4. Lingkungan Keluarga 9b 4%

5. Lingkungan Sekolah 1b 4%

6. Lingkungan Pesantren 2b,8b,10b 12%

Total 25 100%
175

Lampiran 19

LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF


PENYELESAIANDALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
SETELAH DI UJI VALIDITAS

Nama : ______________

Kelas : ______________

Petunjuk pengisisan :

o Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab


o Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan
jujur dan sesuai dengan hati nurani dan
o Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu
jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:

(Angket A)

SS : Sangat Setuju TS : Tidak

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pertanyaan SS S TS STS


1 Saya tidak tertarik dengan mata pelajaran
Pajak penghasilan
2 Saya sulit menangkap apa yang guru saya
jelaskan tentang pajak penghasilan
3 Ketika sedang belajar pajak penghasilan
saya sulit untuk berkonsentrasi
176

4 Saya tidak suka dengan materi pajak


penghasilan sehingga saya malas untuk
memperhatikan
5 Saya merasa kurang berbakat pada mata
pelajaran IPS terpadu khususnya materi
pajak penghasilan
6 Saya kurang termotivasi belajar pajak
penghasilan
7 Menurut saya materi pajak penghasilan
merupakan materi yang sukar
8 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
saya tidak memiliki minat belajar
9 Kemampuan berhitung saya rendah
sehingga dalam mengerjakan materi
pajak penghasilan saya mengalami
kesulitan
10 Dalam menghitung pajak penghasilan
membuat saya sulit mengerjakannya
karena banyak ketentuan dan tahap-
tahapan yang rumit
11 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
saya tidak punya buku paket atau hilang
12 Saya selalu optimis dalam mengerjakan
tugas pajak penghasilan
13 Saya tidak memperhatikan pelajaran
karena tidak enak badan
14 Saya mengalami kesulitan dalam
perhitungan pajak penghasilan karena
177

saya ketinggalan materi ketika keluar


kelas
15 Saya mudah bosan ketika belajar materi
pajak penghasilam

(Angket B)

SL : Selalu JR : Jarang

SR : Sering TP : Tidak Pernah

No. Pertanyaan SL SR JR TP
1 Saya kesulitan belajar materi pajak
penghasilan karena teman sekelas saya
membuat gaduh
2 Saya tidak dapat belajar karena lingkungan
pesantren yang tidak kondusif atau
nyaman
3 Saya mengobrol disaat guru menerangkan
materi pajak penghasilan
4 Ketika guru menerangkan materi pajak
penghasilan saya kehilangan konsentrasi
5 Karena cuaca yang tidak menentu saya
tidak bersemangat untuk belajar pajak
penghasilan
6 Saya hanya menggunakan LKS dan tidak
memiliki buku paket sehingga materinya
tidak ditulis mendetail menyebabkan saya
tidak mengerti materi pajak penghasilan
7 Untuk melatih kemampuan, saya selalu
mengerjakan sendiri tugas/PR pph yang
178

diberikan oleh guru


8 Saya ketiduran saat pelajaran pajak
penghasilan karena tadi malam belajar
tentang kepesantrenan sehingga tidur
terlarut malam
9 Saya tidak konsentrasi belajar pajak
penghasilan karena kangen dan ingat
keluarga di rumah
10 Saya tidak konsentrasi karena banyak
tugas kepesantrenan yang saya pikirkan
ketika belajar di kelas
179

Lampiran 20
HASIL ANGKET

NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 TOTAL
1 Faddlurorrohman F 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 2 4 54
2 Fikrianto Mahdi Satrio 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 69
3 Ibnu Kuncoro 3 2 2 2 3 2 4 1 3 4 1 4 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 4 2 3 62
4 Idris Akmal 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 52
5 Jantika Rahayu 1 1 1 1 1 3 3 4 3 4 2 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 59
6 Khrisna Raditya Putra 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 1 3 4 4 4 4 2 3 2 1 1 3 1 4 64
7 Muhammad Alfadio 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 42
8 Muhammad Cakra 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 61
9 Muhammad Dimas A 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 1 3 4 2 60
10 Muhammad Faiz N 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 3 58
11 Muhammad Iqbal Hilmy 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 56
12 Muhammad Rafi R 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 1 2 3 1 3 3 2 4 4 70
13 Muhammad Reza 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 1 2 47
14 Muhammad Ridwan 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 67
15 Restu Indianto 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 2 2 2 3 67
16 Reza Fachrezy 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 51
17 Sulthan Azhar Syarifuddin 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 3 60
18 Sulthan Nararya Hambali 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 2 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 72
19 Syarifudin Aganda Putra 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 2 2 4 1 3 59
20 Tito Wiradinata 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 4 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 68
21 Zayd Khalik 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 1 3 3 61
Total 50 54 54 49 46 53 60 53 54 62 41 53 41 50 58 60 42 53 52 38 34 48 51 44 59 1259
180

Lampiran 21

KISI-KISI WAWANCARA SISWA

Jenis Pertanyaan Jumlah


Pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 1
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 2
Pertanyaan tentang pengetahuan 2
Pertanyaan dengan pancaindera 1
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang 2

Lampiran 22

KISI-KISI WAWANCARA GURU

Jenis Pertanyaan Jumlah


Pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 3
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 2
Pertanyaan tentang pengetahuan 3
Pertanyaan dengan pancaindera 2
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang 2
181

Lampiran 23

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

No. Pertanyaan
1 Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak
penghasilan?
2 Apa pendapat anda tentang cara pengajaran yang dilakukan oleh ibu
guru?
3 Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
4 Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan?
5 Apakah kamu mendengarkan dan konsentrasi pada materi yang
diberikan guru dari awal sampai akhir?
6 Apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak
penghasilan? jika iya, mengapa?
7 Jika menurut kamu materi pajak penghasilah itu sulit, dimanakah letak
kesulitannya?
8 Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari
materi pajak penghasilan?
9 Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang paling
sulit dalam hal apa saja?
10 Apakah sebelumnya anda sudah mengerti apa itu pajak penghasilan?
182

Lampiran 24

PEDOMAN WAWANCARA GURU

No. Pertanyaan
1 Bagaimana perasaan anda setelah mengajar materi tentang pajak
penghasilan?
2 Jelaskan kesulitan apa saja yang anda alami saat mengajar materi pajak
penghasilan?
3 Jika nilai siswa dibawah kkm dan siswa masih ada yang belum paham
tentang materi pajak penghasilan, sebagai seorang pengajar apa yang
akan anda lakukan?
4 Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
5 Menurut anda apa saja penyebab siswa mengalami kesulitan dalam
belajar pajak penghasilan?
6 Bagaimana perasaan anda saat mengajar materi pajak penghasilan?
7 Menurut anda metode apa yang tepat digunakan dalam mengajar pajak
penghasilan?
8 Apakah anda menguasai materi pajak penghasilan sebelum mengajar?
9 Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan perhitungan
pajak penghasilan?
10 Apakah anda sudah menjelaskan dan menerangkan materi pajak secara
maksimal?
11 Apakah karakteristik siswa mempengaruhi anda dalam mengajar?
12 Apa yang anda lakukan agar dapat memahami karakteristik siswa?
13 Apakah masalah yang terjadi dalam keluarga anda mempengaruhi
konsentrasi mengajar anda?
14 Apakah sebelum mengajar anda telah mempersiapkan rencana
pembelajaran terlebih dahulu?
183

Lampiran 25

Hasil SPSS 17 Paired Sample T Test

NEW FILE. T-TEST PAIRS=nilai_ujian_sebelum WITH


nilai_ujian_sesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet1]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 nilai_ujian_sebelum 54.3333 21 17.63047 3.84728

nilai_ujian_sesudah 82.0000 21 14.43607 3.15021

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 nilai_ujian_sebelum & 21 .672 .001


nilai_ujian_sesudah

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Sig.
Difference
Std. Std. Error (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 nilai_ujian_sebelum -27.66667 13.30914 2.90429 -33.72492 -21.60842 -9.526 20 .000


nilai_ujian_sesudah
184

Lampiran 26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Mts Al-Hamidiyah


Kelas/Semester : VIII/2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi : Pajak Penghasilan
Alokasi Waktu : 60 Menit

A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR:
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
1.2. Menghayati ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai penduduk
Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan
politik dalam masyarakat.
2.2. Memiliki rasa ingin tahu, terbuka dan sikap kritis terhadap permasalahan sosial
sederhana. 3.2. Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek
geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik.
185

4.2. Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan


dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan
masyarakat sekitar.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :


1. Mengidentifikasi tentang pajak penghasilan
2. Mengetahui perhitungan pajak penghasilan
3. Mengetahui tarif pajak penghasilan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adlah:
1. Siswa dapat Mengidentifikasi Mengidentifikasi tentang pajak penghasilan
2. Siswa dapat Mengetahui perhitungan pajak penghasilan
3. Siswa dapat Mengetahui tarif pajak penghasilan

E. MATERI AJAR:
1. Teori pajak penghasilan (Terlampir)
2. tarif pajak penghasilan (Terlampir)

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode : Ceramah, tanya jawab, kuis

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN:


1. Sumber : Buku IPS Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII (Erlangga), Buku Guru.
2. Media Pembelajaran
 Media : Gambar dan video
 Alat/Bahan : Whiteboard, proyektor, spidol, penghapus.
186

H. Kegiatan pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI


WAKTU

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan berdoa 5 Menit


bersama (nilai-nilai religius).
2. Mengecek kehadiran Siswa. Bila ada Siswa yang sakit
didoakan supaya lekas sembuh.
3. Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang
sebelumnya.
4. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti 1. Mengamati 50 menit
a) Peserta didik mengamati gambar dan vdeo tentang pajak
penghasilan
2. Menanya
a) Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan tentang
pajak penghasilan?
b) Berdasarkan pertanyaan, peserta didik menentukan/
memilih sejumlah pertanyaan pokok/penting sebagai
landasan untuk merumuskan jawaban sementara.
c) Pada saat yang sama guru mengarahkan pada pertanyaan-
pertanyaan untuk pencapaian kompetensi dasar.
3. Mengumpulkan data/informasi
a) Peserta didik membaca buku teks pelajaran halaman/
referensi lain yang berhubungan dengan pajak
penghasilan.
b) Peserta didik mencari data tentang pajak penghasilan.
4. Mengasosiasi
a. Peserta didik merumuskan simpulan dari hasil curah
pendapat tentang pajak penghasilan.
b. Guru memberi Lembar Kerja Siswa
5. Mengomunikasikan
a. Peserta didik dalam kelompok diminta
187

mempresentasikan hasil simpulan dari penjelasan guru.


b. Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas
jawaban dari pertanyaan.
Penutup 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi pembelajaran 5 menit
yang telah dilaksanakan.
2. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan
berdoa dan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Sikap Spiritual

a. Teknik Penilaian: Observasi

b. Bentuk Instrumen: Lembar observasi

c. Kisi-kisi:

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1. Menghargai 1

2.

3.

2. Sikap sosial

a. Teknik Penilaian: Observasi

b. Bentuk Instrumen: Lembar observasi

c. Kisi-kisi:
188

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1. Menghargai dan menghormati sesama 3

2. Menjaga kebersihan lingkungan kelas 1

3. Memelihara hubungan baik dengan teman 2


sekelas

3. Pengetahuan

a. Teknik Penilaian:

1) Tes: tulis
2) Non tes: Penugasan kelompok
b. Bentuk Instrumen:

1) Soal tes tulis uraian dan pilihan ganda


2) Proyek
c. Kisi-kisi

No. Indikator Butir


Instrumen

1. Disajikan gambar dan video tentang kegiatan produksi 1-2


dan peserta didik dapat mengidentifikasinya.

2. Disaikan materi kegiatan produksi, peserta didik dapat 3


mengetahuinya.

3. Melalui taayangan gambar kegiatan produksi, peserta 4


didik dapat menjelaskan pola permukiman penduduk.

4. Melalui kegiatan curah pendapat secara kelompok, 5


peserta didik dapat menyimpulkan tentang kegiatan
produksi.
189

4. Keterampilan

a. Teknik: Observasi

b. Bentuk Instrumen: Check list

c. Kisi-kisi:

No. Keterampilan Butir Instrumen

1. Memaparkan hasil analisis tentang kegiatan 1


produksi.

2. Menyajikan rancangan kegiatan dengan tema 2


“kegiatan produksi”.
190

Lampiran 27

Hasil Dokumentasi Pembelajaran Remedial

Gb lampiran 1, 2, 3 dan 4. Guru menjelaskan tahapan perhitungan pajak penghasilan

Gb lampiran 4 dan 5. Siswa mencatat perhitungan pajak penghasilan


191

Gb lampiran 7 dan 8. Siswa mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan yang


diberikan oleh guru

Gb lampiran 9 dan 10. Guru dan siswa membahas bersamana soal perhitungan pajak
penghasilan yang diberikan oleh guru tadi

Anda mungkin juga menyukai