Anda di halaman 1dari 4

Nama: Khairunnisa

Nim: 4193131046
Kelas: Kimia Dik A 19
Kelompok 5
Mata kuliah: Agama Islam

TUGAS RUTIN 7
1. Salma Syauqi (Kelompok 6)
Q: Saya pernah mendengar bila kita melupakan hafalan al qur’an kita , maka kita
berdosa, apakah itu benar ada dalilnya? Dan bagaimana bila kita lupa dengan materi
dari ilmu pengetahuan, apakah kita berdosa juga? Tolong jelaskan

A: lupa merupakan sifat dasar manusia. Allah SWT memang menciptakan manusia
yang tidak bisa luput dari salah satu sifat dasarnya, yaitu lupa. Meskipun ada juga
lupa yang disebabkan karena perbuatan syetan, namun bukan berarti manusia tidak
bisa lupa.
Allah SWT telah berfirman tentang kelemahan sifat manusia ini dan memberikan
keringanan di dalam banyak ayat :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al-Baqarah : 286)
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. At-Taghabun : 16).

2. Lera Sani damah putri dan Firda nur hidayah (kelompok 6)


Q: Islam merupakan agama yang menekankan pentingnya IPTEK, namun realitasnya
umat islam terutama para remaja mengalami kemunduran dalam bidang IPTEK.
Mengapa hal tersebut terjadi dan solusinya?

A: Yang sangat mempengaruhi kemunduran umat islam dalam bidang IPTEK adalah
kemalasan. Seperti firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah [9]:54 dimana ayat itu
menjelaskan bagaimana Allah sangat melarang memelihara sifat malas. Kemalasan
berdampak pada minimnya ilmu dan pengetahuan, yang membuat banyak umat
muslim khususnya kaum remaja menjadi kurang paham akan perkembangan zaman.
Solusinya adalah remaja muslim di tuntut untuk memiliki kemampun management
waktu dan mampu berusaha mengikuti perkemabangan IPTEK yang dinamis.
3. Risa ad’dhalia (kelompok 6)
Q: Apa pengertian paradigma? Dan apa peran paradigma dalam pengembangan ilmu?
A: Paradigma dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di
terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya,
dalam disiplin intelektual. Peran Islam dalam perkembangan iptek menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa
Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini
bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan
Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Elva Damayanti (kelompok 6)


Q: Bagaimana pendapat kelompok penyaji tentang agama sebagai penghambat
kemajuan iptek? Padahal al quran sendiri merupakan sumber dari ilmu pengetahuan
itu sendiri

A: Islam tidak menghambat kemajuan iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan
dengan analisis-analisis yang teliti, obyektif dan tidak bertentangan dengan dasar Al-
Qur`an. Peran Islam dalam perkembangan Iptek setidaknya ada dua yaitu: Pertama,
menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan
syariah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek
dalam kehidupan sehari-hari.

5. Anggi apriliani (kelompok 8)


Q: apa saja dampak buruk dari perkembangan iptek dalam pengajarin agama islam?

A: - pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.


- Penggunaan situs tertentu dengan tujuan yang tidak baik
- Penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak kekerasan

6. Shakila Khaira Ardiani (kelompok 9)


Q: Apa manfaat kita mempelajari iptek untuk dunia akhirat?

A: Akan datang suatu masa yang terjadi pada manusia zaman-zaman kebohongan
yaitu yang bohong dikira menjadi baik sedangkan yang baik dikira menjadi bohong,
kemudian orang-orang Mukmin Pagi harinya menjadi Mukmin Sore harinya menjadi
kafir, sore hari menjadi Mukmin paginya menjadi kafir, maka kata nabi selanjutnya
adalah hati-hati kalian dengan ruwaibidhah Apa itu ruwaibidhah, ruwaibidhah adalah
orang yang berkata tentang agama tapi dia dalam keadaan bodoh bodoh bukan berarti
bodoh pemikiran melainkan salah dalam menyampaikan sesuka hatinya dalam
menyampaikan agama maka azabnya luar biasa pedih dan ini sudah diwanti-wanti
oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kenyataannya kita sering
mungkin melihat Ustaz nyeleneh dalam berfatwa kemudian dia salah selalu lebih suka
untuk terhadap hal yang lucu-lucu maka berarti inilah zaman zaman zaman
kebohongan tanggapan kami dalam hal ini adalah bahwasanya hal ini perlu untuk kita
hindari daripada tokoh-tokoh agama yang membuat fitnah khususnya dalam berfatwa.

7. Siti Zubaidah (kelompok 10)


Q: Bagaimana tanggapan kelompok penyaji tentang orang yang pelit ilmu?

A: itu merupakan perbuatan yang sangat tidak baik atau tidak terpuji di mana kita
ketahui tugas orang yang telah berilmu agar ilmunya bermanfaat adalah mengamalkan
apa yang telah diketahui.

8. Nur Afni Diana (kelompok 10)


Q: Bagaimana menurut kelompok tentang ahli ilmu agama atau yang kita sebut
dengan ustadz yang salah atau keliru dalam menyampaikan ilmu?

A: Hal pertama yang perlu kita jadikan untuk patokan sesuai agama adalah sabda
Nabi Muhammad SAW yaitu Beliau berkata sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat kepada manusia lainnya maka dari sini Sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia halnya adalah sebaik-baik manusia lalu tatkala kita mempelajari ilmu
teknologi yang mana manfaat kepada orang lain kepada manusia lainnya tandanya ini
sebaik-baik manusia apa bukan dan yang mengatakan adalah nabi berarti sebaik-baik
manusia jelas sekali dia mendapatkan kedudukan di sisi Allah SWT karena
bermanfaat bagi orang lain.

9. Rindi Ika syahputri (kelompok 10)


Q: Berikam penjelasan kelompok tentang paradigma hubungan agama islam dan
IPTEK!

A: Paradigma Islam yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar
dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang terdapat dalam Al-quran dan Al-
hadist menjadi idah fikrinya (landasan fikiran), yaitu suatu asas yang diatasnya
dibangun seluruh bangunan fikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Hubungan
paradigma agama islam dan Iptek adalah semakin banyak sumber ilmu pengetahuan
yang dikembangkan maka semakin banyak pula produk ilmu yang dihasilkan untuk
maslahat manusia.
10. Ledy Pratiwi (kelompok 3)
Q: Iptek yang dianjurkan dalam islam itukah yang dapat menjadi sarana ibadah, jadi
bagaimana menurut kelompok penyaji apabila ada orang yang malah lalai dalam
ibadah karena iptek itu sendiri?

A: peran Islam yang utama dalam perkembangan Iptek tidak hanya ada dua yang
pertama menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan dan kedua menjadikan Syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Maka jelas, Bukan salah ilmu itu sendiri, melainkan penggunanya dan yang
mencarinya Bahkan tak usah jau jauh dengan ilmu iptek, contoh tatkala orang belajar
agama, tujuannya adalah komersil atau untuk mencari pamor dan harta. Maka
penggunanya adalah yang salah.

11. Amanda Fadhilah Ramadhani (kelompok 5)


Q: Bagaimana menurut kelompok penyaji orang-orang yang bersekolah dipesantren
yang lebih condong belajar agama kemudian saat kuliah melanjutkan studi umum
seperti kimia, biologi atau lainnya. Banyak yang bilang seperti saying ilmunya tidak
dilanjut. Apakah orang-orang dari pesantren disaat kuliah atau bekerja harus terus
berhubungan dengan agama contohnya pendakwah atau ilmu dakwah? Bagaimana
baiknya menurut kelompok penyaji akan hal tersebut?

A: Seseorang yang sudah dibekali ilmu agama sendari sekolah dan sewaktu kuliah
mengambil jurusan diluar agama maka sangat beruntunglah dia jika ia mampu tetap
mengamalkan ilmu tersebut dan sangat merugilah dia ketika ilmu agama yang telah ia
dalami tersebut ia lupakan. Ilmu agama islam sangat fleksibel dimana ia mampu
menyesuaikan dan menjadi tuntunan setiap ilmu ilmu yang sedang berkembang
sekarang. Bekal ilmu agama tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangakan
ilmu lain yang ada karna dalam Al Qur’an semu ilmu sudah lengkap ada di sana.

Anda mungkin juga menyukai