Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh

pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya

berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut

substansi (Nurlina, 2008). Batu Saluran Kemih adalah penyakit dimana

didapatkan material keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran

kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah

yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan

infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal). Batu ini

terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat dan sistein

(Chang, 2009 dalam Wardani, 2014).

Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai

dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin

terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau

memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine

seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra

yang terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang

terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis

ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi (Brunner dan

Suddarth, 2003).

2. Etiologi

Menurut Wijayaningsih (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi batu

saluran kemih diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor intrinsic

Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih

besar dari pada perempuan.

b. Faktor ekstrinsik

Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin,

oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu).

Menurut Purnomo (2011) dalam Wardani (2014), Terbentuknya batu

saluran kemih diduga ada hubungannya gangguan aliran urine, gangguan

metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan lain yang masih

belum terungkap (idiopatik).

3. Patofisiologi

Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3

faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan

produksi matriks protein. Pada umumnya Kristal tumbuh melalui adanya

supersaturasi urin. Proses pembentukan dari agregasi menjadi partikel

yang lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah

melalui saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang
membentuk batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan

gabungan dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn kemih mengandung

kalsium fosfat dan kalsium oksalat (Suharyanto dan Madjid, 2009).

Menurut Raharjo dan Tessy dalam Suharyanto dan Madjid, 2009 menyatakan

bahwa sebagian batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat

simtomatik ataupun asimtomatik. Teori terbentuknya batu antara lain :

a. Teori Inti matriks

Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan substansi organic sebagai

inti. Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan

mukoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan agresi substansi

pembentuk batu.

b. Teori supersaturasi

Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti

sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah

terbentuknya batu.

c. Teori presipitasi-kristalisasi

Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.

Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan

garam urat. Sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan

mengendap garam-garam fosfat


d. Teori kurangnya faktor penghambat.

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat,

polifosfat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid akan mempermudah

terbentuknya batu saluran kemih

4. Menifestasi Klinis

Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu

saluran kemih sangat ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya.

Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan gejala umum

yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga

ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda

sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala

sampai dengan gejala berat, umumnya gejala batu saluran kemih merupakan

akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui

antara lain :

a. Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat

dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat

karena adanya pionefrosis.

b. Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada,

sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya

hidronefrosis.

c. Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta

pada sisi ginjal yang terkena.


d. Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.

e. Gangguan fungsi ginjal

5. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu

saluran kemih diantaranya sebagai berikut :

a. Urinalisa

Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum

menunjukkan Kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH asam

(meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan

magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam :

(kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin

meningkat), kultur urin menunjukan Infeksi saluran kemih (ISK), Blood

ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal (tinggi pada

serum atau rendah pada urin).

b. Darah lengkap

Hemoglobin, hematokrit ; abnormal bila pasien dehidrasi berat atau

polisitemia.

c. Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal

d. Foto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi

pada area ginjal dan sepanjang ureter.


e. Ultrasonografi ginjal untuk menentukan perubahan obstruksi dan

lokasi batu.

Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing

6. Penatalaksanaan

Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih

adalah menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa

nyeri, serta mencegah terjadinya gagal ginjal dan mmengurangi kemungkinan

terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu

b. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa

nyeri, obstruksi disertai perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan

adanya gangguan fungsi ginjal.

c. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri.

d. Mencari latar belakang terjadinya batu.

e. Mengusahakan penceghan terjadinya rekurensi

f. Penatalaksanaan secara umum pada obstruksi saluran kemih bagian

bawah diantaranya sebagai berikut :

1) Cystotomi ; salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan

pipa sistostomy yang ditempatkan langsung didalam kandung

kemih melalui insisi supra pubis.


2) Uretrolitotomy ; tindakan pembedahan untuk mengangkat batu

yang berada di uretra.

Menurut Purnomo dalam Wardani (2014) pemeriksaan penunjang yang

dapat dilaukan yaitu Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)

merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini

digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk

memecah batu dan Tindakan endourologi merupakan tindakan

invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu,

dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang

dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui

uretra atau melalui insisi kecil pada kulit.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.J DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (VESIKOLITHIASIS

DIRUANG KEPIES RSUD DATU BERU TAKENGON

Disusun Oleh :

Dahliani, S.Kep
1912230159

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GETSEMPENA LHOKSUKON

TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai