Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HASNAWATI
210009101001
PEMBAHASAN
a) Merumuskan masalah
b) mengamati/melakukan observasi
c) menganalisis dan menyajikan hasil
d) mengkomunikasikan kepada pembaca
a. Kontrukstivisme (constructivism)
Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk CTL adalah
teori pembelajaran konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya
menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahun mereka
lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
lebih diwarnai pada pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar waktu proses
belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.
Menurut Nurhadi kontruktivisme merupakan landasan berpikir dalam
pendekatan belajar Kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas. Dalam hal ini, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
b. Menemukan (inquiri)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran
Kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Dalam hal ini tugas guru yang harus selalu merancang
kegiatan yang selalu merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi
yang diajarkan
c. Bertanya (questioning)
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Kontekstual. Dalam proses pembelajaran
bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing,
dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya bagi siswa yaitu
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Guru dapat
menggunakan teknik bertanya dengan cara memodelkan keingintahuan
siswa dan mendorong siswa agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang ada,
belajar bagaimana merumuskan pertanyaan-pertanyaan, dan belajar
bertanya tentang bukti, dan penjelasan-penjelasan yang ada. Dalam
pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya berguna untuk; (1)
Menggali informasi baik administrasi maupun akademis; (2) Mengecek
pemahaman siswa; (3) Membangkitkan respon kepada siswa; (4)
Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; (6) Mengetahui hal-hal yang
sudah diketahui siswa; (7) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru; (8) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan
dari siswa; dan (9) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
e. Pemodelan (modeling)
Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam suatu pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang ditiru.
Pemodelan akan lebih mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip
pembelajaran modeling merupakan proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja akan tetapi guru dapat
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Artinya dalam
pembelajaran Kontekstual guru bukan satu-satunya model. Pemodelan
dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Misalkan siswa yang pernah
menjadi juara dalam olimpiade matematika dapat disuruh untuk
menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian
siswa dianggap sebagai model. Modeling merupakan prinsip yang cukup
penting dalam pembelajaran CTL, sebab dengan modeling siswa dapat
terhindar dari pembelajaran yang abstrak.
f. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah berpikir kembali tentang materi yang baru dipelajari,
merenungkan lagi aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Melalui
proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan
yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi siswa akan
memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya atau menambah
khazanah pengetahuannya.
2. Prinsip Integratif
Bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat Maksan
(1994:2) yang mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti
suatu keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan
untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi. Subsistem bahasa
adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat system ini tidak
dapat berdiri sendiri. Artinya, pada saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya
menggunakan salah satu unsur tersebut. Sebagai contoh pada saat
pembelajaran berbicara, kita menggunakan kata, kata disusun menjadi kalimat,
kalimat yang kita ucapkan menggunakan intonasi yang tepat. Dalam kaitan ini
secara tidak sadar kita telah memadukan unsur fonologi (lafal, intonasi),
morfologi (kata), sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kalimat).
3. Prinsip Fungsional
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan
Kurikulum 2004 adaah agar peserta didik dapat menggunakan bahasa
Indonesia dalam berkomunikasi dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan
prinsip pembalajaran bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus
dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam
memenuhi keterampilan untuk hidup (Purnomo, 2020: 10-11).
Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan
dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan
komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas.
Guru bukanlah satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar.
Sebaliknya, guru harus sebagai penerina informasi (Hairuddin, 2000:136).
Jadi, pembelajaran harus berdasarkan multisumber. Dengan kata lain, sumber
belajar terdiri atas peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah. Lebih tegas
lagi Tarigan (Hairuddin, 2000:36) mengungkapkan bahwa dalam konsep
pendekatan komunikatif peran guru adalah sebagai pembelajar dalam proses
pembelajaran disamping sebagai pengorganisasi,, pembimbing, dan peneliti.
4. Prinsip Apresiatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:46) kata “apresiasi”
berarti “penghargaan”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah
apresiatif dimaknai “menyenangkan”. Jadi, prinsip pembelajaran yang
apresiatif berarti pembelajaran yang menyenangkan. Jika dilihat dari artinya,
prinsip apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga
untuk pembelajaran aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Dalam hal ini pembelajaran
sastra dapat dipadukan dalam pembelajaran keempat keterampilan
berbahasa tersebut
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia :
1. Prinsip Kontrukstivisme (constructivisme)
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi
yang diajarkan dengan dunia nyata peserta didik dan mendorong peserts didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual tujuh
komponen untuk pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya
2. Prinsip Integratif
Bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat Maksan (1994:2)
yang mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti suatu
keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk
mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi. Subsistem bahasa adalah
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat system ini tidak dapat
berdiri sendiri
3. Prinsip Fungsional
Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan dengan
konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan
komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru
bukanlah satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar. Sebaliknya, guru
harus sebagai penerina informasi (Hairuddin, 2000:136).
4. Prinsip Apresiatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:46) kata “apresiasi”
berarti “penghargaan”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah apresiatif
dimaknai “menyenangkan”. Jadi, prinsip pembelajaran yang apresiatif berarti
pembelajaran yang menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA