Neuropati
Dr.dr.Imran, SpS(K), M.Kes
Materi kuliah
No Penyakit Komp No Penyakit Komp
etensi etensi
1 Neuropati jeratan (CTS & 3A 6 Miastenia gravis 3A
TTS, ulnar neuropati dan 7 Krisis miastenik 3B
peroneal palsy)
8 Krisis kolinergik 3B
2 Neuropati simetris 3A
9 Neurofibromatosis 2
3 Pleksopati 3A
10 Sindrome Horner 2
4 Peroneal palsy 3A
5 Guillain Barre syndrome 3A
Neuropati dan Polineuropati
Identifikasi penyebabnya
Istirahatkan tangan.
Penggunaan penyangga pergelangan tangan (wrist
support/splint)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Terapi akupunktur
Injeksi kortikosteroid sekitar n.medianus carpal
tunnel.
Pembedahan ligamentum transversa (flexor
retinaculum)
Endoscopic carpal tunnel release
b. Tarsal Tunnel Syndrome (TTS)
Etiologi: Diagnosis:
Cedera traumatis pada lutut Tanda-tanda radikulopati lumbal
Fraktur fibula Dijumpai drop foot
Pemasangan gips yang ketat (atau Kelainan sensorik di sekita betis.
penyempitan jangka panjang lainnya) pada Tanda Tinel (+) di atas fibula yang dapat
kaki bagian bawah. membantu melokalisasi lokasi kompresi saraf
Sering menyilangkan kaki. Dijumpai tanda-tanda kompresi secara
Sering memakai sepatu bot tinggi langsung
Tekanan yang lama pada lutut saat tidur EMG tanda-tanda kelemahan otot
nyenyak atau koma NCV menurun
Bed rest lama di tempat tidur. MRI dijumpai kelainan.
Fraktur tibia/fibula.
Prognosis:
Kelumpuhan parsial >80% sembuh total.
Kelumpuhan total <40% sembuh total.
Penatalaksanaan
Atasi penyebabnya.
Perawatan konservatif dari lesi
saraf.
Jika tidak ada perbaikan
neurologis setelah 2-3 bulan
cedera operasi dekompresi.
Pada kondisi tertentu diperlukan
pencangkokan dan transfer
tendon.
2. Polineuropati DM
Polineuropati DM adalah
gangguan saraf perifer somatik
atau otonom disebabkan oleh
diabetes mellitus yang dapat
terjadi secara klinis atau
subklinis tanpa penyebab lain.
Merupakan komplikasi dari DM.
Insidensi 30-70% dari pasien
DM.
Karakteristik klinis:
Opthalmoplegia diabetes
Mononeuropati akut
Neuropati multipel
Kelemahan motorik proksimal simetris
Patogenesis: Polineuropati sensorik
Vaskuler Neuropati otonom
Radikulopati thorakoabdominal
Metabolik
Lain-lain
Pemeriksaan: Pengobatan:
Blood glucose level test Mempertahankan kadar
gula darah normal
Nerve conduction velocity
study : NCV Microangiopathy
antiplatelet agregasi (ASA)
Terapi simptomatik untuk
nyeri neuropati
Psikoterapi, fisioterapi
3. Guillain Barre Syndrome
Acute demyelinating neuropathy
1916 : Guillain-Barre-Strohl
Penyakit autoimun
Bisa mengenai saraf perifer dan kranial
Akut, simetris, motorik, sensorik,
autonomy.
2 jam sampai 3-4 minggu : progresivitas
Menimbul ascending paralysis.
Menimbulkan Kelainan Saraf Perifer
Etiologi (Pencetus):
Infeksi (70-80%):
Penyakit sistemik
Vaksinasi
Pembedahan
Kerusakan Myelin:
Ringan: Degenerasi selubung
myelin
Berat : terjadi degenerasi
aksonal
KRITERIA DIAGNOSTIK GBS
Penatalaksanaan SGB
Management therapy: Prognosis:
Plasma exchange 80% dapat berjalan
(plasmapheresis). secara mandiri setelah 6
Immunoglobulin therapy bln.
Mechanical ventilator 60% kekuatan motorik
Pain control pulih setelah 1 th.
Supportive care 5-10% pemulihan sangat
terlambat dan tidak
lengkap.
4. Pleksopati
Pleksopati adalah kelainan
jaringan saraf di pleksus
brakialis atau lumbosakral.
Gejala klinis nyeri,
kelemahan otot, dan defisit
sensorik (mati rasa).
5. MYASTHENIA GRAVIS
Klasifikasi: Etiologi:
1. Kelompok I (Myasthenia Okular) Reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang
2. Kelompok II (Myasthenia Umum) reseptor acetylcholine gangguan aktivitas
Myasthenia umum ringan neurotransmiter.
Myasthenia umum sedang Penyebab lain kemungkinan peranan kelenjar
Myasthenia umum berat thymus.
Fulminan akut
Lanjut Hubungan antara kelenjar thymus dan Myasthenia
Gravis masih belum sepenuhnya dimengerti.
Para ilmuwan percaya bahwa kelenjar thymus mungkin
memberikan instruksi yang salah mengenai produksi
antibodi reseptor asetilkolin sehingga malah menye-
rang transmisi neuromuscular di tubuh sendiri.
Patofisiologi Myasthenia
Gravis
Gagal nafas
Krisis miastenik dan Krisis cholinergic akibat terapi
yang tidak diawasi
Penggunaan steroid yang lama:
Osteoporosis, katarak, hiperglikemia
Gastritis, penyakit peptic ulcer
Pneumocystis carinii
6. Neurofibromatosis
• Neurofibromatosis adalah
kelainan genetik pada sistem
saraf.
• mempengaruhi pertumbuhan
dan pembentukan sel-sel saraf.
• Menyebabkan tumor tumbuh
di saraf.
• Neurofibromatosis terjadi
karena mutasi (perubahan)
genetik.
7. Sindrom Horner
Sindrom Horner adalah kumpulan
gejala yang disebabkan oleh gangguan
jalur saraf simpatis dari otak ke wajah
dan mata pada satu sisi.
Sindrom Horner disebabkan oleh
kerusakan pada jalur tertentu dalam
sistem saraf simpatik.
Sistem saraf simpatik mengatur detak
jantung, ukuran pupil, keringat, tekanan
darah, dan fungsi lain.
Etiologi