Anda di halaman 1dari 9

e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN


PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA
NEGERI 1 BEO KEPULAUAN TALAUD
Santalia pandensolang
Rina Kundre
Wenda Oroh

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Univeristas Sam Ratulangi
Email :santaliapandesolang22@gmail.com
Abstrack: Sexual behavior is currently rife by adolescents. The lack of knowledge in those
adolescents about reproductive health can affect their sexual behavior. Therefore, the pattern
of parenting is very important especially in in educating and guiding adolescents.Parenting
itself consists of three type which are authoritarian parenting, democratic parenting, permissive
parenting. The purpose of this research was to determine the relations between parenting and
sexual behavior of the adolescents at SMA Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud. The research
method used cross sectional approach. The respondents consisted of 93 adolescents of XII
grade with sampling techniques using simple random sampling. The data collection using a
questionnaire.Test results of this research using Kolmogrov-Smirnov test at a significance level
of 95%, obtained that a significant value of 0,003 or smaller than a significant value of 0.05.
Conclusion there is a relationship between parenting parents and adolescents sexual behavior.
Keywords: Sexual behavior, parenting, adolescents

Abstrak : Perilaku seksual saat ini marak dilakukan oleh kaum remaja. Kurangnya pengatahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja.Oleh karena
itu, pola pengasuhan orang tua sangat berperan dalam mendidik dan membimbing anak remaja.
Pola asuh itu sendiri terdiri dari tiga yaitu pola asuh otoriter , pola asuh demokratis, pola asuh
permisif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
perilaku seksual pada remaja di SMA Negeri 1 Beo, Kepulauan Talaud.Metode penelitian
menggunakan pendekatan cross sectional. Responden terdiri dari 93 remaja kelas XII dengan
teknik pengambilan sampel dengan carasimple random sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner.Hasil Uji penelitian dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov
pada tingkat kemaknaan 95%, didapat bahwa nilai signifikan 0,003 atau lebih kecil dari nilai
signifikan 0,05. Kesimpulan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual
pada remaja di SMA Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud.
Kata kunci :Perilaku seksual, pola asuh, remaja .

1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

PENDAHULUAN remaja menyatakan pernah melakukan


Masa remaja sebagai suatu masa hubungan seksual pranikah, sedangkan
transisi, dimana masa-masa seperti ini tahun 2007 hanya sekitar 7% atau 3 juta
sering terjadi ketidakstabilan emosi maupun remaja. Sehingga dari tahun 2007 smpai
jiwa. Hal ini disebabkan masa remaja 2012 terjadi peningatan kasus remaja yang
merupakan masa proses dari masa kanak- pernah melakukan hubungan seksual
kanak menjadi dewasa yang ditandai pranikah sebanyak 2,3%.
dengan percepatan perkembangan fisik, Meningkatnya perilaku seksual
mental, emosi dan sosial (Aini, 2009). Masa pranikah pada remaja akan memberikan
remaja merupakan masa transisi dari masa berbagai macam dampak buruk. beberapa
kanak-kanak menuju masa dewasa yang diantaranya adalah meningkatanya kasus
ditandai dengan berbagai perubahan baik HIV/AIDS dan Kejadian pernikahan dini.
fisik, psikis, maupun sosial yang dapat Kasus HIV sampai dengan maret 2017 di
menimbulakan persoalan-persoalan yang Indonesia berjumlah 242.699, di Sulawesi
kemungkinan dapat mengganggu utara berjumlah 3.269 dan kasus AIDS
perkembangan remaja itu sendiri. Diantara dilaporkan sampai dengan tahun 2017
persoalan tersebut yang dihadapi remaja berjumlah 87.453, di Sulawesi utara 1.340
adalah masalah kesehatan reproduksi yang (Kementerian Kesehatan Republik
semakin meningkat, salah satunya yaitu Indonesia, 2017). Untuk kejadian
bentuk perilaku seksual yang sering pernikahan usia dini menurut survei
dilakukan oleh remaja dewas ini (Taukhit, Susenas 2012 tentang laporan perkawinan
2014). usia anak menunjukan presentase
Bentuk perilaku seksual yang perempuan yang pernah kawin 20-24 tahun
mencapai tahap berhubungan didunia yang menikah sebelum usia 18 tahun
menurut data World Health sebanyak 25%. Sulawesi utara menempati
Organisation(WHO) sebanyak 65% dari peringkat ke dua puluh satu dengan
jumlah tersebut remaja laki-laki yang minimum 22,9%, maksimum 25,4% dengan
melakukan hubungan seksual sebanyak rata-rata 24,7% (Badan Pusat Statistik,
38,2% dan remaja perempuan sebanyak 2015).
28,3% (Miron & Miron, 2006). Penelitian Meningkatnya minat seks dan
yang dilakukan di Cina tahun 2009 kurangnya pengetahuan remaja tentang
menunjukan sekitar 22,4% pemuda berusia perilaku seks pranikah, ditambah dengan
15-24 tahun pernah melakukan hubungan kurangnya keterbukaan keluarga dalam
seksual pranikah. Data dari Taiwan Youth membicarakan permasalahan seks menjadi
Survey yang dilakukan pada tahun 2004 dan salah satu faktor remaja terjerumus kedalam
2007 melaporkan sekitar 22% remaja bentuk perilaku seks pranikah (Arub,
wanita yang belum menikah di usia 20 2017).Djiwandono (2008) mengatakan
tahun telah melakukan hubungan seksual bahwa kecenderungan perilaku seksual
pranikah (Umaroh, dkk,2015).Di Indonesia yang buruk dewasa ini salah satunya
sendiri sebanyak 32% remaja dikota besar dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang
(Jakarta, Surabaya, Bandung) telah salah dalam membesarkan
melakukan hubungan seksual diluar nikah remaja.Penelitian yangdilakukan oleh
(Marlina, dkk, 2013).Hasil survey Saputri (2015) yang menunjukan bahwa
Demografi Kesehatan Indonesia 2012 dari tiga faktor yang mempengaruhi
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja, perilaku seksual pranikah yaitu
menunjukan bahwa secara nasioanl terjadi pengetahuan , pola asuh orang tua dan sikap
peningkatan angka remaja yang pernah teman sebaya, pola asuh orang tua
melakukan hubungan seks pranikah merupakan faktor yang paling dominan
dibandingkan tahun 2007. Dimana tahun yang mempengaruhi perilaku seksual
2012 sebanyak 9,3% atau sekitar 3,7 juta pranikah. Penelitian lain yang mendukung

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

oleh Nursal (2007) menunjukan ada dalam penelitian ini terdiri dari 27
beberapa faktor yang dapat menjadi pertanyaan. 9 pertanyaan untuk pola asuh
penyebab perilaku seksual yaitu jenis demokratis , 9 pertanyaan untuk pola asuh
kelamin, pengetahuan, jumlah pacar dan otoriter dan 9 pertanyaan untuk pola asuh
pola asuh memiliki pengaruh yang lebih permisif dengan kriteria skor dan pilihan
besar dibandingkan faktor lainnya 1=sangat tidak sesuai, 2= tidak sesuai, 3=
Studi yang dilakukan sebelumnya sesuai , 4= sangat sesuai.setelah lembar
oleh peneliti dengan mewawancarai 18 kuesioner diisi oleh responden, kemudian
siswa di SMA Negeri 1 Beo tentang pola dilakukan penghitungan skor dengan cara
asuh orang tua dan perilaku seksual remaja mejumlahkan skor tiap pertanyaan. Untuk
didapatkan 9 orang diasuh secara permisif, menentukan jenis pola asuh yang
6 orang siswa diasuh secara demokratis, dan diterapkan oleh orang tua dilihat dari skor
3 orang siswa diasuh secara otoriter. Untuk tertinggi.
perilaku seksual 1 orang belum pernah Pengukuran perilaku seksual
pacaran dan 17 orang pernah pacaran menggunakan kuesioner yang diadopsi dari
dimana 6 orang pernah keluar malam tanpa Aguma (2014) yang juga pernah digunakan
orang tua tahu, 11 orang pernah pegangan sebelumnya oleh Dewi (2012) penilaian
tangan dan ciuman bibir pada pipi, 6 orang kuesioner ini menggunakan skala Guttman
berpelukan.Didapatkan juga adanya dengan skor 1 = pernah dan 0= tidak
kejadian beberapa siswa hamil diluar nikah pernah. Hasil ukur perilaku seksual remaja
dan dikeluarkan dari sekolah oleh pihak beresiko jika praktek seksualnya apabila
sekolah.Berdasarkan urian diatas membuat responden mengisi jawaban pernah pada
peneliti tertarik untuk meneliti tentang praktek seksual mastrubasi adiktif-
“Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan hubungan seksual yaitu pertanyaan
Perilaku Seksual Pada Remaja Di SMA (4,7,9,12,13) sedangkan perilaku seksual
Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud” remaja tidak beresiko yaitu responden yang
hanya mengisi pernah pada praktek seksual
METODE PENELITIAN berpegangan tangan-ciuman pipi yaitu pada
Penelitian ini termasuk dalam jenis pertanyaan (1,2,3,5,6,8,10,11).
penelitian kuantitatif dengan menggunakan Pengolahan data yang diperoleh dari
metode penelitian survei analitik untuk hasil penelitian ini dioleh secara manual
menganalisis hubungan antara 2 variabel dengan mengelompokan hasil wawancara
yaitu variabel independen (pola asuh dan observasi kemudian kemudian
orangtua) dan variabel dependen (perilaku dilakukan penghitungan skor setelah itu
seksual pada remaja). Penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik melalui
menggunakandesain penelitian cross sistem komuterisasi dengan beberapa tahap
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di yaitu editing, coding, entering, cleaning
SMA Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud pada (Notoatmodjo, 2012). Analisa bivariat
tanggal 3 Desember 2018.Populasi dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
penelitian ini adalah seluruh kelas XII hubungan pola asuh orang tua dengan
dengan jumlah 122.Pengambilan sampel perilaku seksual pada remaja di SMA
menggunakan teknik Simple random Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud. Peneliti
sampling dengan rumus slovin maka menggunakan uji Kolmogrov-smirnov
didapatkan jumlah sampel minimal 93 testdengan tingkat kemaknaan 95% (α =
remaja.Instrument penelitian yang 0,05).(Enterprise, 2018).
digunakan untuk mengukur variabel pola
asuh orang tuamenggunakan kuesioner
yang pernah digunakan sebelumnya oleh
Devi (2012) yang telah diuji
validitasnya.kuesioner yang digunakan

3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HASIL dan PEMBAHASAN Perkembangan dan kematangan remaja


1. Karakteristik Responden perempuan lebih cepat dari pada remaja
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan laki-laki (Wardhani, 2012).Remaja
Umur perempuan biasanya memasuki pubertas
Umur n % dua sampai dua setengah tahun lebih awal
16 Tahun 1 1,1 dibandingkan remaja laki-laki (Miron &
17 Tahun 72 77,4 Miron, 2006).Tetapi pada
18 Tahun 20 21,5 perkembangannya remaja laki-laki lebih
Total 93 100 aktif secara seksual dari pada remaja
Sumber : Data Primer 2019 perempuan, hal ini dikarenakan adanya
perbedaan sosialisasi seksual antara remaja
Distribusi responden dilihat dari laki-laki dan remaja perempuan (Samsi,
karakteristik berdasarkan umur,Hasil 2012).
menunjukan bahwa Remaja di SMA Negeri
1 Beo Kepulauan Talaud terbanyak adalah 2. Analisa Univairat
17 tahun (77,4%). Hasil penelitian ini sesuai Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan
dengan Arub (2015) dimana dari 80 Pola Asuh Orang Tua
responden 54 (67,50%) diantaranya berusia Pola asuh n %
17 tahun.Remaja usia 17 tahun merupakan
Otoriter 6 6,5
tahap remaja madya atau remaja
Demokratis 77 82,8
pertengahan dimana pada tahap ini remaja Permisif 10 10,8
sangat membutuhkan teman-teman. Pada Total 93 100
tahap remaja ini bergerak menuju Sumber : Data Primer 2019
kemandirian sehingga cenderung
melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, Hasil analisa pada tabel 3 diatas
pada tahap ini juga perekembangan menunjukkan bahwa sebagian besar
seksualitas begerak menuju responden orang tuanya menerapkan pola
heteroseksualitas , kelembutan dan asuh demokratis (82,8%) kemudian orang
perasaan terhadap lawan jenis terlihat tua dengan pola asuh permisif (10,8%) dan
(Miron & Miron, 2006). Remaja otoriter (6,4%) . Hasil penelitian ini sesuai
pertengahan penuh dengan emosi yang dengan Arub (2017) yang menunjukkan
belum stabil sehingga lebih beresiko dari jumlah responden sebanyak 80 orang,
terhadap perilaku tidak sehat, salah satunya pola asuh demokratis memiliki jumlah
perilaku seksual beresiko remaja (Dewi, terbanyak yaitu 54 orang (67,5%). Hal ini
2012). menunjukkan bahwa pola asuh demokratis
banyak diterapkan oleh orang tua dalam
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
mendidik dan membina anak mereka.
Jenis Kelamin
Pola asuh demokratis adalah pola
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 53 57,0
dimana orang memprioritaskan
Perempuan 40 43,0 kepentingan anak, namun orang tua tidak
Total 93 100 ragu untuk mengendalikan mereka (Aguma,
Sumber : Data Primer 2019 2014). Orang tua yang menerapkan pola
asuh ini memiliki karakteristik tinggi akan
Berdasarkan Jenis kelamin, kasih sayang , keterlibatan dan tingkat
diperoleh sebagian besar responden kepekaan orang tua terhadap anak tinggi.
memiliki jenis kelamin laki-laki (57,0%). Orang tua tetap memberikan kebebasan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan kepada anak namun memberikan batasan
hasil penelitian oleh Marbun (2011) dari 88 untuk mengarahkan anak dalam menetukan
responden, 45 orang berjenis kelamin dan mengambil keputusan yang tepat dalam
perempuan dan laki-laki 43 orang. hidupnya (Amin & Harianti, 2018).

4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Berdasarkan hasil penelitian ini


Tabel 4. Disitribusi Responden peneliti berasumsi bahwa masa remaja
Berdasarkan Perilaku Seksual merupakan masa yang mempunyai rasa
Perilaku seksual n % ingin tahu yang besar, ingin mencoba segala
Beresiko 29 31,2 sesuatu.Hal inilah dapat menjadi pemicu
Tidak beresiko 64 68,8 remaja melakukan perilaku-perilaku
Total 93 100 kenakalan remaja yang melanggar norma-
Sumber : Data Primer 2019 norma dan aturan-aturan yang ada di
masyarakat salah satunya adalah perilaku
Data pada tabel 4 diatas tentang
seksual yang belum sepantasnya
perilaku seksual remaja di SMA Negeri 1
dilakukan.Tapi jika remaja memiliki self
Beo Kepulauan Talaud adalah perilaku
control yang kuat kemungkinan dapat
seksual tidak beresiko 64 orang (68,8%).
mengendalikan diri dari perilaku seksual
Hasil penelitian ini sesuai dengan Arub
yang tak sepantasnya.Kontrol diri
(2015) dari total responden 80 orang
diperlukan bagi masing-masing pribadi
sebanyak 70 responden memiliki perilaku
untuk mengendalikan emosi serta
seksual yang positif (87,5%).Perilaku
dorongan-dorongan yang ada dalam
seksual adalah perilaku yang bertujuan
dirinya. Kesadaran akan bahaya dari
untuk menarik lawan jenis.Perilaku seksual
perilaku seksual yang belum sepantasnya
merupakan perilaku seksual yang
dilakukan dapat menjadi pegangan bagi
melibatkan sentuhan fisik anggota badan
remaja untuk tidak melakukan perilaku
antara pria dan wanita yang telah mencapai
seksual yang seharusnya dilakukan oleh
pada hubungan intim (Abrori & Qurbaniah,
orang yang sudah menikah.
2017).
Hasil wawancara sebelumnya 3. Analisa Bivariat
dengan 18 responden di SMA Negeri 1 Beo Tabel 5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Kepulaun Talaud didapatkan sebagain Dengan Perilaku Seksual
besar dari mereka mengatakan bahwa Perilaku seksual
mereka hanya melakukan bentuk-bentuk Pola Asuh Beresiko
Tidak Total
Pv
Beresiko
perilaku yang menurut mereka tidak
n % n % n %
menjurus kearah yang berbahaya seperti
Otoriter 4 66,7 2 33,3 6 100
berpegangan tangan, berpelukan dan
Demokratis 16 20,8 61 79,2 77 100 0,003
ciuman pada pipi. ketika ditanya apa
Permisif 9 90,0 1 10,0 10 100
pendapat mereka tentang hubungan seks
sebelum menikah yang banyak dilakukan Total 29 31,2 64 68,8 93 100

remaja saat ini, sebagian besar dari mereka Sumber : Data Primer 2019
mengatakan seharusnya hubungan seks
sebelum menikah belum boleh dilakukan Analisa hubungan antara pola asuh
karena hal itu menyimpang dari norma- orang tua dengan perilaku seksual pada
norma yang ada, seharusnya hubungan seks remaja di SMA Negeri 1 Beo Kepulauan
tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang- Talud dengan hasil uji menggunakan
orang sudah menikah.Selain itu, mereka Kolmogrov-smirnovtest dengan taraf
juga mengatakan hubungan seks sebelum signifikasi α = 5% diperoleh ρ value = 0,003
menikah dapat menimbulkan efek yang <0,05. hal ini menunjukkan terdapat
buruk seperti hamil diluar nikah yang dapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
memicu terjadinya aborsi, terputusnya orang tua dengan perilaku seksual pada
sekolah, pernikahan usia dini. Hal-hal ini remaja di SMA Negeri 1 Beo Kepulauan
menjadi faktor perilaku seksual tidak Talaud.
beresiko memiliki jumlah tertinggi dalam Hasil penelitian ini orang tua yang
penelitian ini. menerapkan pola asuh otoriter memiliki
remaja dengan perilaku seksual beresiko

5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

sebanyak 4 (66,7%) dan tidak beresiko 2 ditambah dengan pangaruh teman-teman


(33,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan dimana anak lebih nyaman menceritakan
hasil penelitian oleh Arub (2017) dimana masalah dan mencari tahu hal-hal baru
orang tua yang menerapkan pola asuh bersama teman-teman mereka.
otoriter memiliki remaja dengan perilaku Penelitian yang berkaitan yaitu
seksual sebanyak 3 (3,8%) dan tidak penelitian oleh Ugoji (2015) menunjukan
beresiko (3,8%). Orang tua Orang tua ada hubungan yang signifikan antara gaya
dengan pengasuhan otoriter menuntut anak pengasuhan otokratik dengan keterlibatan
mereka untuk patuh pada aturan yang di remaja dalam perilaku seksual beresiko. Hal
buat oleh orang tua.Orang tua mencoba ini diakibatkan dari gaya pengasuhan
membentuk dan mengontrol perilaku dan otokratik yang melibatkan tuntutan, tanpa
sikap anak sesuai dengan aturan-aturan responsif, agresi dan hukuman sehingga
yang bersifat mutlak. Jika kedapatan membuat anak rentan terhadap kekerasan
melanggar aturan maka anak harus atau memberontakan secara terbuka dengan
mendapat hukuman. Anak yang melibatkan diri dalam perilaku seksual
mendapatkan pengasuhan otoriter terkesan beresiko.
dikekang sehingga dapat menyebakan anak Hasil penelitian ini didapatkan juga
memberontak dan dapat melibatkan diri orang tua yang menerapkan jenis pola asuh
dalam kenakalan-kenakalan remaja salah demokratis memiliki perilaku seksual
satunya perilaku seksual bersiko. Hal ini beresiko terendah 16 (20,8%) . Hasil
diperkuat dalam buku yang ditulis oleh penelitian ini sesuai dengan penelitian
Amin & Harianti (2018) menyatakan bahwa Aguma (2014) dimana remaja dengan pola
pola asuh otoriter bersifat membatasi dan asuh demokratis dengan perilaku seksual
menghukum anak, mendesak anak untuk tidak beresiko memiliki jumlah tertinggi
mengikuti kata orang tua. yaitu 41 (62,1%) dari jumlah responden 177
Berdasarkan hasil penelitian ini orang. Penelitian lain oleh Niron, Dkk
orang tua yang menerapkan pola asuh (2012) menunjukan responden yang
otoriter terkesan mengekang anak remaja mendapatkan pola asuh demokratis ini
mereka. Dibuktikan dengan 3 point sebagian besar memiliki perilaku seksual
pertanyaan dalam kuesioner yang paling tidak beresiko, faktor pemungkin responden
banyak diterapkan dalam keluarga, yaitu berperilaku seksual tidak beresiko adalah
orang tua mengharuskan anaknya untuk sudah ditanamkan pendidikan yang baik
belajar walapun akhir pekan, orang tua dari orang tua mereka.
menentukan sepenunhya masa depan anak Data yang didapatkan dalam hasil
mereka dan orang tua selalu menginginkan penelitian ini kebanyakan orang tua yang
remaja mereka untuk mematuhi perintah menerapkan pola asuh demokratis pada
orang tua. Dalam wawancara sebelumnya anak mereka memperbolehkan anak mereka
juga, beberapa responden yang untuk bergaul dengan siapapun asalkan
mendapatkan pola asuh otoriter mengatakan membawa dampak baik dan juga ketika
bahwa ketika mereka punya masalah, anak-anak mereka mendapakan masalah
mereka lebih memilih menceritakan kepada dan diceritakan kepada orang tua, mereka
teman-teman dibandingkan menceritakan menanggapinya dengan baik serta
pada orang tuanya serta memilih mencari meberikan feedback kepada anak
tahu hal-hal baru bersama teman-teman. mereka.Hal ini dapat menjadi faktor orang
Hal-hal demikian dapat menjadi faktor tua yang menerapakan pola pengasuhan
pemicu anak terjerumus kedalam demokratis pada penelitian ini memiliki
kenakalan-kenakalan remaja salah satunya remaja dengan perilaku seksual tidak
perilaku sekusal beresiko karena bosan beresiko tertinggi. Dengan demikian dapat
akan kekangan, anak cenderung mencoba disimpulkan bahwa apabila pola asuh
hal-hal diluar pengawasan orang tua, demokratis diterapkan dengan baik maka

6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

tingkat perilaku seksual remaja akan perilaku seksual beresiko. Amin & Harianti
rendah. (2018) menyatakan bahwa pola pengasuhan
Orang tua yang menerapkan pola permisif lebih dikenal dengan pola
pengasuhan demokratis ini memiliki pengasuhan yang memberikan kebebasan
wawasan yang luas terhadap masa depan kepada anaknya, atau dengan kata lain,
anak atau remaja mereka, mencoba memanja sang anak.
membentuk dan mendidik karakter dan
perilaku anak sesuai dengan kemampuan SIMPULAN
anak tanpa ada paksaan. Orang tua Berdasarkan hasil penelitian, maka
membebaskan anak untuk menentukan kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
pilihan atas hidup anak mereka tetapi tetap 1. Pola asuh yang paling banyak
memberikan penjelasan dan batasan yang diterapkan adalah pola asuh demoktratis
rasional sehingga anak dapat 2. Sebagian besar responden memiliki
mengendalikan dan mejaga diri terhadap perilaku seksual tidak beresiko
pergaulan yang tidak baik salah satunya 3. Ada hubungan pola asuh orang tua
perilaku seksual beresiko. Hal ini didukung dengan perilaku seksual pada remaja di
oleh Arub (2017) bahwa orang tua yang SMA Negeri 1Beo Kepulauan Talud.
menerapkan pola asuh demokratis memiliki
pendekatan yang hangat, memberi kontrol DAFTAR PUSTAKA
yang tinggi melalui pengertian, pejelasan Abrori &Qurbaniah, Mahwar.(2017).Buku
dan perhatian. Ajar : Infeksi Menular Seksual. Um
Hasil crosstab untuk orang tua yang Pontianak Pers : Universitas
menerapkan pola pengasuhan permisif Muhammadiah Pontianak
memiliki remaja dengan perilaku seksual
beresiko tertinggi yaitu 9 (90,9%). Hasil Aini.(2009). Masturbasi pada
penelitian ini sama dengan hasil penelian remaja.http://www.stikku.ac.id
oleh Arub (2017) yang menunjukan bahwa
Aguma, R. P., & Dewi, P. A., & Karim,
pola pengasuhan permisif sebagian besar
Darwin. (2014). Hubungan Pola
remajanya berperilaku seksual beresiko.
Asuh Orangtua Dengan Perilaku
Hasil ini juga didukung dari hasil penelitian
Seksual Remaja Di Sma Tri Bhakti
oleh Suparni (2015) berdasarakan hasil
Pekanbaru. Program Studi Ilmu
analisis yang telah dilakukan, didapatkan
Keperawatan. Universitas Riau.
bahwa pola asuh permisif dapat dijadikan
https://jom.unri.ac.id/index.php/jo
prediktor untuk mengukur sikap terhadap
mpsik/article/view/3488
perilaku seks bebas.artinya, semakin tinggi
pola asuh permisif semakin tinggi pula Amin, Suci.,& Harianti, Rini.(2018). Pola
sikap terhadap perilaku seks bebas yang Asuh Orang Tua Dalam Motivasi
dilakukan. Belajar Anak.Yogyakarta :
Pola asuh permisif itu sendiri Deepublish
dicirikan dengan tingkat kepedulian orang
tua yang rendah, orang tua membebaskan Arub, Lathifah. (2017). Hubungan Pola
anaknya untuk melakukan hal-hal yang Asuh Orang Tua Dengan Perilaku
anaknya ingingkan dengan kata lain Seksual Remaja Di SMK Negeri 1
longgarnya kontrol dari orang tua. Sewon Bantul.Universitas Aisyiyah
Kurangnya kontrol dari orang tua serta Yogyakarta
didikan dan bimbingan yang minim dapat http://digilib.unisayogya.ac.id/2746
menjadi pemicu remaja menjadi bebas
melakukan sesuatu dan dapat Badan Pusat Statistik. (2015). Kemajuan
menjerumuskan remaja kedalam bentuk- Yang Tertunda : Analisis Data
bentuk kenalakan remaja salah satunya Perkawinan Usia Anak Di

7
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Indonesia. Berdasarkan Hasil Marbun, Meyana. (2011). Hubungan Pola


Susenas 2008-2012 Dan Sensus Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku
Penduduk 2010 Seksual Remaja Di Kelurahan
https://www.unicef.org/indonesia/i Simalingkar B Kecamatan Medan
d/Laporan_Perkawinan_Usia_Anak Tuntungan.Fakutlas Keperawatan,
.pdf Universitas Sumatra
Utarahttp://repository.usu.ac.id/bit
Dewi, Pristiana Ari. (2012). Hubungan stream/handle/123456789/27211/c
Karakteristik Remaja, Peran Teman over.pdf?sequence=7&isallowed=
Sebaya, Dan Paparan Pornografi y
Dengan Perilaku Seksual Remaja Di
Kelurahan Pasir Gubung Selatan Miron & Miron.(2006). Bicara Soal Cinta,
Depok.(Thesis dipublikasikan). Pacaarn, Dan Seks Kepada
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2029 Remaja.Ahli Bahasa.
7916-t30090 Esensi.Jakarta : Erlangga
ari+pristiana+dewi.pdf
Niron, Yovanny N.,& Marni, & Limbu
Devi, Cici.(2012). Hubungan Pola Asuh Ribka (2012). Hubungan Poal
Orang Tua Dengan Kecerdasan Asuh Orang Tua Dengan Perilaku
Sosial Pada Siswa Kelas Vi Sd Seksual Siswa Sma Negeri 3 Kota
Jatimulyo 01. Skirpsi.Fakultas Kupang. Uvinersitas Undana .
Psikologi Universitas Islam https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/in
Maulana Malik Ibrahim Malang dex.php/jk/article/view/311
http://etheses.uin-
malang.ac.id/2225/ Notoatmodjo, Soekodjo.(2012). Metedologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Djiwandono, Soenardi .M. (2008).Tes Jakarta : Rineka Cipta
Bahasa (Pegangan Bagi Pengajar
Bahasa). Jakarta: PT. Indeks. Nursal, D.(2007). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku
Enterprise, Jubilee. (2018). Spss Komplet seksual murid SMU Negeri di kota
Untuk Mahasiswa.Yogyakarta : Pt. padang tahun 2007. Jurnal
Elex Media Komputindo kesehatan masyarakat, 2 (2): 175-
180.
Kementerian Kesehatan Republik http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index
Indonesia, Direktoran Jendral .php/jkma/article/view/29
Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit (2017). Laporan Hiv/Aids Samsi.(2012). Peningkatan Perilaku Asertif
Tahun 2017 Terhadap Perilaku Negative
http://siha.depkes.go.id/portal/files Berpacaran Melalui Pelatihan
_upload/laporan_hiv_aids_tw_1_2 Asertivitas Pada Siswa Kelas X
017_rev.pdf Pemasaran 1 Di Smkn 1
Depok.Fakultas Ilmu Pendidikan,
Marlina, Hastuti.,& Lapau, Buchari., & Universitas Negeri
Ezalina. (2013). Perilaku Seksual Yogyakartahttps://eprints.uny.ac.id/
Remaja SMA Negeri Se-Kota 9575/
Pekanbaru Tahun 2012.Ikm. Stikes
HangTuah.http://jurnal.htp.ac.id/in Saputri, Novi Dewi. (2015) .Factor-Faktor
dex.php/keskom/article/view/45/3 Yang Mempengaruhi Perilaku Seks
4 Pranikah Pada Siswi Kelas Xi SMK
Muhammadiah 2 Bantul

8
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Yogyakarta. Tugas Akhir Wadhani, Trikkora Dayne. (2012).


.Universitas Aisyiyah Perekmbangan Dan Seksualitas
Yogyakarta.http://digilib.unisayogy Remaja.Sekolah Tinggi
a.ac.id/663/ Kesejahteraan Ssosial
Bandung.17(3).https://media.neliti.
Survei Demografi dan Kesehatan com/media/.../52859-id-
Indonesia, Komponen Kesehatan perkembangan-dan-seksualitas-
Reproduksi Remaja 2012. remaja.pdf
kesga.kemkes.go.id/images/pedoma
n/SDKI-2012-Remaja-
Indonesia.pdf
Suparni, Eni.(2015). Hubungan Antara Pola
Asuh Dengan Sikap Terhadap
Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.
Skripsi.Univeristas Muhammadiyah
Surakaraka. Fakultas
Psikologieprints.ums.ac.id/36468/2
7/naaaaaaaaaaaaaaaaaa.pdf

Taukhit, T. (2014).Pengembangan Edukasi


Kesehatan Reproduksi Dan
Seksualitas Remaja Dengan Metode
Game Kognitif Proaktif.Jurnal Studi
Pemuda,
3(2)https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalp
emuda/article/view/32028

Umaroh, Ayu Khoirotul., &


Kusumawati,Yuli.,& Kasjono, Heru
Subaris. (2015). Hubungan Antara
Factor Internal Dan Factor Eksternal
Dengan Perilaku Seksual Pranikah
Remaja Di Indonesia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Univeristas
Andalas.
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.
php/jkma/article/view/165

Ugoji, F.N.(2015). Parenting Styles, Peer


Group Influence Asa Correlate Of
Sexual Behavior Among
Undergraduate Adolescents.
International Jurnal Of
Humanniites Social Scences And
education (ijhsse). 2(8),103-
110https://www.arcjournals.org/pdf
s/ijhsse/v2-i8/13.pdf

Anda mungkin juga menyukai