Anda di halaman 1dari 8

Performa pada Saluran Transmisi

Febry Ardianto
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111,
email: febry.ardianto@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk Listrik merupakan bentuk energi yang paling cocok
mengetahui pengaruh nilai tegangan dan daya yang dan nyaman bagi manusia modern. Makin
diperlakukan pada kondisi tanpa beban dengan bertambahnya konsumsi listrik per kapita di seluruh
panjang saluran yang berbeda–beda, menjelaskan dunia menunjukkan kenaikkan standar kehidupan
konsep kerja kapasitansi, induktansi serta manusia. Dengan pertumbuhan permintaan tenaga
mengetahui perbedaan kompensasi seri dan listrik, maka harus direncanakan pembangunan pusat-
kompensasi paralel. Didapatkan bahwa efek line pusat listrik baru, atau menciptakan bentuk-bentuk
charging menyebabkan kenaikan tegangan pada sisi energi baru untuk mendukungnya; apabila kapasitas
terima. Sedangkan pembebanan kapasitif dan induktif pusat listrik yang ada pada saat ini tidak cukup
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mendukungnya. Pembangunan tenaga listrik
perubahan faktor daya beban. Selain itu pemberian memerlukan dana yang besar dan waktu yang lama,
kompensasi pararel juga akan meningkatkan kualitas selain juga pertimbangan-pertimbangan politis,
faktor daya sistem. Di sisi lain, pemasangan ketersediaan bahan bakar dan sumber daya
kompensasi secara seri mampu menurunkan drop manusianya. Untuk dapat dicapai tujuan yang
tegangan. seimbang antara pemenuhan kebutuhan pada saat
sekarang maupun pertumbuhan permintaan tenaga
Kata Kunci: saluran transmisi, line charging, listrik dan penyediaannya, dilakukan penghematan
faktor daya, kompensasi sesi, kompensasi pararel. baik dari sisi penyedia listrik maupun dari sisi
pengguna tenaga listrik.
1. PENDAHULUAN Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya
dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja.
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan
penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena tenaga listrik tersebar di berbagai tempat, maka
itu, saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan
serius dalam perhitungannya. Sistem transmisi sendiri sampai ke tempat pelanggan memerlukan berbagai
merupakan sistem dinamis kompleks yang penanganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam
parameter‐parameter dan keadaan sistemnya berubah Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG,
secara terus menerus. Sistem transmisi dapat PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan
dilakukan dengan 2 sistem yang tergantung pada melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu
kebutuhan, yaitu sistem arus bolak-balik (AC) dan dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik
sistem arus searah (DC) tegangan yang ada dipusat listrik.
Pada sistem AC, penaikan dan penurunan tegangan, Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai
medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara
berdasarkan kemudahan tersebut, hampir di seluruh Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang
dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra
walaupun sistem DC juga mulai dikembangkan Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah.
Sementara sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga Karena saluran udara harganya jauh lebih murah
dalam memenuhi permintaan konsumen, pusat listrik dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran
harus dioperasikan sesuai dengan permintaan transmisi kebanyakan berupa saluran udara. Kerugian
konsumen yang berubah dari waktu ke waktu. Sistem saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah
tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik adanya gangguan petir, tersangkut pohon dan lain-
dan disalurkan ke konsumen melalui jaringan saluran lain.
tenaga listrik. Mesin-mesin pembangkit pada pusat- Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran
pusat listrik, menggunakan bahan bakar yang berbeda- transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu
beda dengan kapasitas yang berlainan pula. Sehingga Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui
dalam pengoperasian mesin pembangkit perlu transformator penurun tegangan menjadi tegangan
direncanakan seoptimal mungkin agar diperoleh biaya menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi
bahan bakar yang hemat namun mutu dan keandalan primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan
tetap terjaga. pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah
keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan
jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut |VR,FL|adalah besarnya tegangan pada ujung penerima
jaringan transmisi. dengan beban penuh dan |VS| konstan. [4, 6]

2. SALURAN TRANSMISI 2.2. Saluran Transmisi Menengah

Untuk mempresentasikan saluran transmisi kedalam


bentuk rangkaian penggantinya, tergantung pada
panjang saluran serta ketelitian yang diinginkan.
Menurut Panjangnya dapat diklasifikasikan :
1. Saluran Transmisi Pendek (Kurang dari 50 Miles)
2. Saluran Transmisi Menengah (antara 50 samapai
Gambar 2: Saluran transmisi menengah
150 Miles)
3. Saluran Transmisi Panjang (lebih dari 150 Miles).
Untuk saluran transmisi menengah (80 – 250 km),
dapat direpresentasikan cukup baik dengan R dan L
2.1. Saluran Transmisi Pendek
sebagai parameter terpusat, dengan setengah
kapasitansi ke netral dari saluran terpusat pada
masing-masing ujung dari rangkaian ekivalen.
Kapasitansi pada saluran transmisi menengah dapat
dipusatkan pada suatu titik sehingga saluran
menengah di bagi menjadi dua yaitu :
(a) Nominal T
(b) Nominal π
Model T
Gambar 1: Saluran transmisi pendek Diagram pengganti saluran menegah nominal T dapat
digambarkan sebagai berikut:
Saluran transmisi pendek adalah saluran yang
panjangnya kurang dari atau sama dengan 100 km,
admitansi kapasitansinya pada frekuensi 50 HZ sangat
kecil dan dapat diabaikan. Rangakaian ekivalen
ttransmisi pendek terlihat pada gambar1, dimana I S
dan IR merupakan arus pada ujung pengiriman dan
ujung penerima, sedangkan VS dan VR adalah
tegangan – tegangan saluran terhadap netral pada
ujung pengiriman dan pada ujung penerimaan.. Gambar 3: Saluran transmisi model T
Rangkaian diatas dapat diselesaikan seperti halnya Dimana :
dengan rangkaian AC seri yang sederhana. Karenan VS = Tegangan pada ujung kirim atau ujung generator.
tidak terdapat cabang paralel (shunt), arus pada ujung- IS = arus pada ujung kirim atau ujug generator.
ujung pengirim dan pennerima akan sama besarnya, VR = Tegangan pada ujung terima atau ujung beban .
dan IS = IR. IR = Arus pada ujung terima atau ujung beban.
Hubungan antara tegangan dan aurs pada sisi kirim
dan sisi terima dapat ditulis sebagai berikut: Model π
Pada pemodelannya, jalur transmisi menengah model
VS  1 z  VR  π ini memiliki perbedaan pada letak kapasitor.
 I   0 1   I  (1)
Diagram pengganti saluran menengah, nominal π
 S   R dapat digambarkan sebagai berikut :
atau VS = VR+ IRZ
Dimana Z adalah impedansi seri keseluruhan saluran.
(2)
Pengaruh perubahan faktor daya dari beban terhadap
regulasi tegangan (voltage regulation) suatu saluran
adalah paling mudah dimnengerti untuk saluran
pendek. Regulasi tegangan suatusaluran transmisi
adalah kenaikan tegangan pada ujung penerima, Gambar 4: Saluran transmisi model π
dinyatakan dalam persentase tegangan beban penuh
jika beban penuh dengan faktor daya tertentu 2.3. Saluran Transmisi Panjang
dilepaskan sedangkan tegangan pada ujung pengirim
dibuat tetap. Dalam bentuk persamaan,
VR, NL  VR, FL
Persenregulasi   100 (3)
VR, FL
dimana |VR,NL| adalah besarnya tegangan pada ujung
penerima dalam keadaan tanpa beban dan Gambar 5: Saluran transmisi panjang
rugi-rugi daya yang diperoleh karena peninggian
Dalam analisis sistem tenaga listrik hanya digunakan tegangan transmisi jauh lebih efektif daripada
rangkaian pengganti saluran transmisi pendek dan pengurangan rugi-rugi daya dengan mengurangi
menengah. nilai tahanan konduktornya.
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari: pusat
pembangkit listrik, saluran transmisi, saluran distribusi Daya dalam rangkaian DC sama dengan perkalian arus
dan beban. pada saat sistem tersebut beroperasi, maka dan tegangan. Daya dalam rangkaian AC pada setiap
pada sub-sistem transmisi akan terjadi rugi-rugi daya. saat sama dengan perkalian dari harga rata- rata dalam
Jika tegangan transmisi adalah arus bolak-balik satu periode sama dengan perkalian arus dan tegangan
(alternating current, AC) 3 fase, maka besarnya rugi- efektif. [6]
rugi daya tersebut adalah:
Perkalian harga arus dan tegangan efektif dalam
ΔPt = 3I2R (watt) (4)
rangkaian AC dinyatakan dalam Volt Amper (VA).
dimana:
Daya yang terukur dinyatakan dalam satuan watt.
I = arus jala-jala transmisi (ampere)
Daya nyata diperoleh dengan cara mengalikan antara
R = Tahanan kawat transmisi perfasa (ohm)
arus, tegangan dan faktor daya. Sehingga dapat
arus pada jala-jala suatu transmisi arus bolak-
balik tiga fase adalah: dituliskan rumus sebagai berikut:
I = P/√3.Vr.Cos φ (5) P (Watt) = VI x cos θ (7)
dimana: Faktor daya (cos θ) = P / VI (8)
P = Daya beban pada ujung penerima transmisi (watt) Jadi faktor daya dapat didefinisikan sebagai
Vr = Tegangan fasa ke fasa pada ujung penerima perbandingan antara daya nyata (Watt) dengan
transmisi (volt) Voltamper dari rangkaian AC. Harga faktor daya
Cos φ = Faktor daya beban tergantung besarnya beda fase antara arus dengan
jika persamaan (4) disubstitusi ke persamaan (5), tegangan.
maka rugi-rugi daya transmisi dapat ditulis sebagai Untuk menghitung besar daya reaktif dapat digunakan
berikut: persamaan seperti dibawah
ΔPt = P2.R/Vr2.cos2 φ (6) Qcap =Pload (Tg - Tg ) (9)
sinh  Untuk menghitung besar capasitor dapat digunakan
Z '  zC sinh   Z persamaan sebagai berikut:

Uc = Un (10)
C = / phasa (11)
Y' 1  Notasi :
 tanh
2 ZC 2
Y' Uc = tegangan kapasitor
Y '  tanh .1 / 2
2  Un = tegangan jala jala
2 2 
2 C = tegangan kapasitor yang dibutuhkan

Apabila tegangan transmisi dinaikkan, maka daya


Gambar 6: Parameter saluran panjang guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi
transmisi turun, pada besaran daya yang disalurkan
z : impedansi seri persatuan panjang sama. Namun, penaikan teganan transmisi berarti juga
y : admitansi shunt per phasa persatuan panjang mengakibatkan penaikan isolasi dan biaya peralatan
l : panjang saluran serta biaya gardu induk.
zc : impedansi karakteristik Oleh karena itu pemilihan tegangan transmisi
ɤ : konstanta propagasi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang
Terlihat bahwa rugi-rugi daya transmisi dapat disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran,
dikurangi dengan beberapa cara, antara lain: keandalan (reliability), biaya peralatan untuk tegangan
1. meninggikan tegangan transmisi tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada
2. memperkecil tahanan konduktor dan yang akan di rencanakan. Penentuan tegangan
3. memperbesar faktor daya beban juga harus dilihat dari segi standarisasi peralatan yang
Sehingga untuk mengurangi rugi-rugi daya dilakukan ada. Penentuan tegangan transmisi merupakan bagian
dengan pertimbangan: dari perancangan system tenaga listrik secara
1. Jika ingin memperkecil tahanan konduktor, maka keseluruhan.
luas penampang konduktor harus diperbesar. Tingkat tegangan yang lebih tinggi, selain untuk
sedangkan luas penampang konduktor ada memperbesar daya hantar dari saluran transmisi yang
batasnya. berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga untuk
2. Jika ingin memperbaiki faktor daya beban, maka memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada
perlu dipasang kapasitor kompensasi (shunt saluran transmisi. Jelas sudah, dengan mempertinggi
capacitor). perbaikan faktor daya yang diperoleh tegangan maka tingkat isolasi pun harus lebih tinggi,
dengan pemasangan kapasitor pun ada batasnya. dengan demikian biaya peralatan yang dibutuhkan
3. Rugi-rugi transmisi berbanding lurus dengan besar juga akan tinggi. [7]
tahanan konduktor dan berbanding terbalik dengan Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya
kuadrat tegangan transmisi, sehingga pengurangan sebagai tegangan transmisi, di Indonesia, pemerintah
telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai Langkah-langkah penelitian:
berikut: 1. Susun Rangkaian seperti gambar
a. Tegangan Nominal (kV): 2. Dengan menggunakan “Bridging Plugs”, set
(30) - 66 - 150 - 220 – 380 – 500. tegangan sisi sekunder dari trafo tiga phase
b. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kV): sehingga Un = 10 %
(36) – 72,5 – 170 – 245 – 420 - 525. 3. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada
sisi kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang di
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk konsumsi oleh salah satu phasa – phasanya:
daerah yang tegangan distribusi primer 20 kV tidak 4. Ubah panjang saluran menjadi 216 km dengan
dipergunakan. Penentuan deret tegangan diatas, menghubungkan “Bridging Plugs” seperti gambar
disesuaikan dengan rekomendasi dari International dan ulangi lagi pengukuran
Electrotechnical Commission (IEC). [8] 5. Ubah panjang saluran menjadi 360 km dengan
Seiring meningkatnya daya penyaluran dan jarak, menghubungkan “Bridging Plugs” dan ulangi lagi
maka tegangan penyaluran transmisi : pengukuran
High Voltage  Ekstra High Voltage  Ultra High 6. Set tegangan trafo tiga phasa pada Un = 10 %,
Voltage Hilangkan hubungan “Bridging Plugs” kapasitansi
Hal ini disebabkan karena semakin panjang saluran dari model saluran transmisi (gambar 2.4). Ukur
berarti : tegangan antara dua konduktor terluar pada sisi
1. Impedansi makin besar kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang
2. pengaturan tegangan makin besar dikonsumsi oleh salah satu phasa
3. Rugi-rugi makin besar 7. Hubungkan lagi individual kapasitansi ke model
4. Sudut pergeseran antara sisi terima dan sisi kirim saluran transmisi.
makin besar 8. Hubungkan dua saluran (artificial) kapasitansi,
5. Derajat kestabilan makin besar kapasitansi pada saluran transmisi dipasang ganda
Dengan mempertinggi tegangan, didapatkan : 9. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada
1. Drop tegangan makin kecil sisi kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang
2. penghematan pemakaian konduktor dikonsumsi oleh salah satu phasa-phasanya.
3. Effisiensi: Kerapatan arus konstant sehingga 10. Set tegangan trafo tiga phasa pada nilai Un +5 %
effisiensi makin tinggi. 11. Lakukan dengan beban induktif sebesar 1,2 H.
Jika dianalisa dari sistem kestabilan : Beban resistifnya terhubung paralel dari 100 %
1. Stabilitas sistem lebih baik dikurangi 80 %, 60 % dan 40 %.
2. Fleksibilitas operasi semakin baik 12. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U1,
3. Untuk mengakomodasi perkembanan beban arus I1, daya aktif P1 dan daya reaktif Q1 pada sisi
4. Respon transien sistem membaik kirim dan tegangan U2, arus I2 dan cos 2 pada sisi
Dalam dunia kelistrikan, dikenal dua kategori terima.
tegangan listrik, yaitu tegangan bolak-balik 13. Set tegangan trafo tiga phasa pada nilai Un -15 %
(Alternating Current/AC) dan tegangan searah (Direct 14. Hubungkan beban kapasitifnya pada 2µF, sedang
Current/DC). Oleh karena itu , berdasarkan jenis beban resistifnya terhubung paralel dari 100 %
tegangan listrik yang mengalir di saluran transmisi, dikurangi 80 %, 60 % dan 40 %.
maka saluran transmisi terdiri dari: 15. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U1,
1. Tegangan transmisi AC arus I1, daya aktif P1 dan daya reaktif Q1 pada sisi
2. Tegangan transmisi DC kirim dan tegangan U2, arus I2 dan cos 2 pada sisi
terima.
3. METODOLOGI PENELITIAN 16. Lepaskan hubungan bridging plugs kapasitans CE
dan CL dari model
Peralatan yang digunakan: 17. saluran transmisi, jika anda belum melakukan
Modul – modul / peralatan : sebelumnya
1 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75) 18. Set trafo tiga phasa pada Un +5% Set harga beban
1 Power switch module (Cat. No. 745 56) induktifnya 2,4 H. Kapasitansi 4 µF dibutuhkan
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50) untuk mengkompensasi beban induktif ini.
1 Modul Transmisi (Cat. No. 745 51) 19. Hubungkan beban kapasitifnya 4 µF dan ukur
kuantitas dibawah untuk setting beban R yang
2 Line Capasitors (Cat. No. 745 53)
diubah-ubah Untuk setiap langkah diatas, ukur
2 Voltmeter 600 V
tegangan U1, arus I1, daya aktif P1 dan daya reaktif
1 Power meter (Daya aktif dan reaktif)
Q1 pada sisi kirim dan tegangan U2, arus I2 dan cos
1 Set of safety connecting leads 2 pada sisi terima.
(Cat. No. 500 851)
20. Lepaskan hubungan bridging plugs kapasitans CE
1 Set of safety connecting leads, green/yellow dan CL dari model saluran transmisi,
(Cat. No. 500 852) 21. Set trafo tiga phasa pada Un +5%
3 Set of safety bridging plugs, black 22. Set harga beban kapasitansi 4 µF dengan
(Cat. No. 500 59) menghubungkan paralel seluruh individual
1 Set of safety bridging plugs, green/yellow kapasitans.
(Cat. No. 500 591) 23. Set nilai ohm dan induktifnya
Gambar 7: Rangkaian saluran pendek

Gambar 12: Rangkaian pengujian ohm kapasitif dan murni

Gambar 8: Rangkaian saluran menengah

Gambar 9: Rangkaian saluran panjang Gambar 13: Kompensasi pararel

Gambar 10: Rangkaian saluran panjang dengan kapasitor

Semua rangkaian di atas digunakan untuk mengukur


dan menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan
pada saluran transmisi untuk beban campuran ohm-
induktif serta induktif murni. Untuk selanjutnya kan
dibuat rangkaian yang merepresentasikan penambahan
kompensasi seri dan pararel dari kapasitor dan Gambar 14: Kompensasi seri
induktor menurut rangkaian berikut.
Rangkaian di atas digunakan untuk mengukur dan
menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan pada
saluran transmisi untuk beban campuran ohm-induktif
serta induktif murni. Selain itu juga digunakan untuk
mengukur dan menginterpresentasikan rasio arus dan
tegangan pada saluran transmisi untuk beban
campuran ohm-kapasitif serta kapasitif murni.
Sedangkan dua rangkaian terakhir digunakan untuk
menginvestigasikan efek dari kompensasi paralel
terhadap stabilitas tegangan pada beban dan rugi-rugi
pada saluran transmisi serta menginvestigasikan efek
dari kompensasi seri terhadap stabilitas tegangan pada
Gambar 11: Rangkaian penujian ohm induktif dan murni beban.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Unjuk Kerja Tanpa Beban


• Transmisi Pendek
U1 = 350 V U2 = 360 V ratio U2/U1 = 1,028
Qc = 30 Var
• Transmisi Menengah
U1 = 359 V U2 = 369 V ratio U2/U1 = 1,028  Kompensasi Seri
Qc = 29 Var C = 4 F
• Transmisi Panjang Tabel 4. Hasil percobaan kompensasi seri
U1 = 361 V U2 = 399 V ratio U2/U1 = 1.105
L U1 I1 P1 Q1 U2 I2 Cos
Qc = 65 Var R%
(V) (A) (W) (Var) (V) (A) 2
• Saluran Transmisi Penambahan Kapasitansi
U1 = 370 V U2 = 350 V 0.84
2.4 80 360 0.6 70 100 370 0.28
ratio U2/U1 = 1.216 Qc = 110 Var lag
0.83
1.2 40 370 0.7 40 135 200 0.3
Performa Karakteristik Beban Ohm-Induktif dan lag
Induktif Murni 1.0 30 372 0.71 30 135 145 0.3
0.85
L = 1.2 H lag
Tabel 1. Hasil percobaan ohm-induktif
R U1 U2 P1 Q1 U2 I2 Unjuk Kerja Tanpa Beban
Cos 2
% (V) (V) (W) (Var) (V) (A) Dari data yang didapatkan dari percobaan,
100 345 0.1 40 29 300 0.4 0.5 lag menunjukan bahwa Ratio U2/U1 untuk masing
80 349 0.12 49 30 300 0.38 0.6 lag masing saluran memiliki nilai yang berbeda. Semakin
60 342 0.22 60 35 299 0.42 0.7 lag panjang saluran transmisi, maka ratio U2/U1 juga
40 340 0.4 80 50 288 0.6 0.8 lag
akan semakin besar dan daya reaktif yang
ditransmisikan juga semakin besar. Hal ini sesuai
dengan teori dikarenakan, pada saluran transmisi
Performa Karakteristik Beban Ohm-Kapasitif dan panjang rangkaian ekuivalennya diibaratkan memiliki
kapasitif Murni sebuah kapasitansi (line charging), sehingga jika di
C = 2 F sisi penerima tidak terdapat beban maka pada sisi
Tabel 2. Hasil percobaan ohm-kapasitif penerima tegangannya akan lebih besar daripada sisi
R U1 I1 P1 Q1 U2 I2 primernya dan daya reaktifnya juga akan semakin
Cos 2
% (V) (A) (W) (Var) (V) (A) besar dikarenakan ada parameter kapasitansi saluran
0.86 tadi. Hal diatas dibuktikan dengan penambahan
100 360 0.5 60 75 419 0.18
lead kapasitor pada rangkaian ekuivalen transmisi panjang,
hasilnya adalah ratio U2/U1 akan semakin besar dan
0.91 daya reaktifnya juga semakin besar.
80 360 0.55 70 65 410 0.24
lead
Performa Karakteristik Beban Ohm-Induktif dan
0.95
60 355 0.58 90 50 400 0.32 Induktif Murni
lead
Dari data percobaan yang telah dilakukan di dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
0.97
40 350 0.65 125 15 378 0.57
lead
Dengan nilai R yang berbeda didapatkan untuk nilai
induktor (L) yang sama, maka nilai daya pada sisi
primer (aktif dan reaktif) akan semakin besar jika nilai
Pelepasan Beban Resistif dengan C = 2 µF R semakin kecil. Tegangan sisi primer dan sisi
U1 = 369 V I1 = 0.5 A sekunder tidak mengalami perubahan untuk nilai
P1 = 5 W Q1 =99 Var resistansi yang berubah, sedangkan tegangan antara
U2 = 440 V I2 = 0.04 A Cos 2 = 0 sisi sumber akan mengalami drop tegangan sehingga
tegangan pada sisi beban akan lebih kecil daripada
Percobaan Pengkompensasian tegangan sisi sumber, selain itu nilai cos  akan
 Kompensasi Pararel semakin besar jika nilai resistansi semakin kecil. Hal
ini dikarenakan semakin kecil nilai R maka beban
L = 1.2 H dan C = 8 F
akan semakin induktif dan tegangan akan menjadi
Tabel 3. Hasil percobaan kompensasi pararel
drop.
R U1 I1 P1 Q1 U2
I2(A) Cos 2
% (V) (A) (W) (Var) (V)
Performa Karakteristik Beban Ohm-Kapasitif dan
0.95 Kapasitif Murni
100 358 0.49 65 60 400 0.2
lead Dari data percobaan yang telah dilakukan di dapat
0.96 disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
80 355 0.5 80 50 398 0.28
lead Untuk nilai setiap beban kapasitor yang diberikan,
60 350 0.55 100 35 385 0.4
0.97 tegangan sisi sekunder selalu lebih besar daripada sisi
lead primer. Pada saat diberikan beban C sebesar 2 F,
40 345 0.65 125 5 365 0.58
0.98 semakin kecil beban resistifnya maka semakin besar
lead nilai cos  - nya, tegangan di sisi sekunder menurun
sedangkan arusnya meningkat.
Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa dengan Dari diagram terlihat, semakin panjang saluran akan
adanya beban yang bersifat kapasitif akan semakin besar pula rasio U2/U1. Hal ini menunjukkan
menyebabkan daya yang ada pada sisi terima memiliki bahwa terdapat kenaikan besar tegangan pada sisi
power factor minus yaitu leading. Ini artinya daya terima.
pada sisi terima berlawanan phasa dengan pada sisi
kirim. Hal ini disebabkan pada sisi kirim harus Perbandingan daya reaktif terukur dengan daya
memenuhi beban yang berupa rugi-rugi sepanjang reaktif hasil perhitungan.
saluran yang dilaluinya yang bersifat induktif Menggunakan rumus : Qc = Un2 . ω . CB
sedangkan pada beban bersifat kapasitif maka nilainya CB untuk transmisi pendek (144 km) = 2μF
akan berlawanan phasa. CB untuk transmisi jarak menengah (216 km) = 4 μF
CB untuk transformasi jarak panjang (360 km) = 8 μF
Pelepasan Beban Resistif dengan C = 4 F Qc Perhitungan Qc Terukur
Jenis Saluran
Beban kapasitif tidak sekontras beban induktif dalam (Var) (Var)
mnegkonsumsi daya reaktif karena pada dasarnya pendek 85.97 30
beban – beban yang ada merupakan beban induktif menengah 171.95 29
sehingga begitu terdapat beban induktif maka akan
panjang 362.73 65
terjadi penambahan yang signifikan. Beban yang
bersifat kapasitif merupakan beban yang sifatnya
berlawanan dengan beban induktif sehingga beban ini Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin panjang
hanya akan bersifat sebagai pengurang bagi beban saluran daya reaktif yang dibutuhkan juga akan
induktif sehingga penambahannya tidak akan terlihat semakin besar. Hal ini disebabkan adanya rugi – rugi
mencolok dibandingkan beban induktif. pada saluran transmisi yang bersifat induktif.
1. Dalam kondisi tanpa beban, model transmisi juga
Percobaan Pengkompensasian (Kompensasi membutuhkan daya aktif. Nilainya dapat dilihat
Pararel) pada wattmeter yang terpasang. Daya aktif ini
Kompensasi yang dipasang pararel akan timbul akibat adanya rugi-rgi transmisi yang
meningkatkan power factor yang dimiliki system. disebabkan oleh adanya resistansi saluran yang
Sehingga dengan turunnya nilai R sedang nilai L dan berbentuk panas.
C tetap, power factor beban akan semakin baik.. 2. Hasil perbandingan untuk pemodelan saluran
Selain itu dengan diturunkannya nilai kapasitor maka panjang 100% (gambar 2.1, 2.2 dan 2.3). Dari
daya reaktif yang disalurkan pada saluran juga akan hasil pengukuran dapat kita liat semakin panjang
semakin kecil. saluran ratio perbandingan U2/U1 juga tinggi.
3. Hasil pengukuran untuk panjang saluran 100%
Percobaan Pengkompensasian (Kompensasi Seri) tanpa menggunakan kapasitansi. Dari data dapat
Dari data percobaan terlihat bahwa dengan semakin kita lihat jika tanpa menggunakan kapsitansi
bertambahnya nilai L, maka daya reaktif yang tegangan disisi terima tidak terlalu besar tetapi
disalurkan pada sisi terima juga akan semakin besar setelah ditambahkan kapasitansi tegangan disisi
sehingga daya reaktif yang diterima menjadi semakin terima lumayan besar.
kecil. Selain itu dengan kompensasi seri, maka drop
tegangan juga akan semakin kecil dan menyebabkan Karakteristik Beban Ohm-Induktif dan Induktif
turunnya drop tegangan sistem. Murni
1. Karakteristik yang umum untuk tegangan dari
Unjuk Kerja Tanpa Beban semua pengukuran adalah bahwa penurunan
Diagram Rasio U2/U1 sebagai Fungsi Panjang Saluran: beban ohm-induktif sebanding dengan besar
tegangan kirim, begitu pula dengan tegangan
terima. Hanya saja karena panjangnya saluran
transmisi dan bebannya induktif menyebabkan
tegangan pada sisi terima mengalami drop
tegangan. Hal ini sesuai dengan teori bila beban
L-nya semakin dinaikkan maka pada tegangan
terima mengalami drop, namun bila saluran
transmisinya panjang maka drop tegangan dapat
dikurangi dengan adanya line charging.
2. Beban induktif mengkonsumsi daya reaktif
karena daya reaktif besarnya dipengaruhi oleh
beban L, di mana semakin besar beban L maka
daya reaktifnya semakin kecil. Hal ini
Gambar 15: kurva perbandingan U1 dan U2 dikarenakan beban induktif menyerap daya
reaktif. Oleh karena daya reaktif yang menurun
maka cos φ nya menjadi naik.
Kompensasi Paralel yang tertinggal terhadap tegangan sehingga arus
Dari percobaan dengan semakin kecilnya beban total akan sefasa dengan tegangan
induktif dan semakin besarnya beban kapasitif yang 4. Line charging merupakan peristiwa penambahan
dalam hal ini dilakukan kompensasi secara paralel daya reaktif terhadap suatu saluran transmisi.
maka drop tegangan di sisi terima menjadi turun, Penambahan ini disebabkan karena pada saluran
namun karena daya reaktifnya yang semakin besar yang panjang timbul kapasitansi saluran dengan
maka cos φ nya menjadi turun. Kompensasi yang tanah. Sehingga dalam pemodelannya seolah-
dipasang pararel akan meningkatkan power factor olah, pada saluran transmisi tersebut terdapat
yang dimiliki system. Sehingga dengan turunnya nilai kompensasi daya reaktif. Hal ini menyebabkan
R sedang nilai L dan C tetap, power factor beban akan meningkatnya tegangan pada sisi kirim dan
semakin baik.. Selain itu dengan diturunkannya nilai meningkatnya daya reaktif yang ditransmisikan
kapasitor maka daya reaktif yang disalurkan pada sistem
saluran juga akan semakin kecil.
DAFTAR REFERENSI
Kompensasi seri
Perbandingan terhadap kompensasi parallel adalah [1] Modul Praktikum Simulasi Sistem Tenaga Listrik
bahwa pada kompensasi seri drop tegangan lebih besar 2011 Lab. B103.
dibandingkan pada kompensasi parallel. Pada [2] Ngakan Putu Satriya Utama, “Memperbaiki Profil
kompensasi seri, tegangan sisi kirim lebih besar Tegangan Di Sistem Distribusi Primer Dengan
daripada tegangan sisi terima, sedangkan pada Kapasitor Shunt”, Teknologi Elektro, 45 Vol, 7
kompensasi parallel terjadi sebaliknya No, 1 Januari - Juni 2008.
[3] Ahmed M. Azmy, “Optimal Power Flow to
7. KESIMPULAN Manage Voltage Profiles in Interconnected
Networks Using Expert Systems”, IEEE
1. Penggunaan beban R L pada saluran transmisi Transaction On Power Systems , Vol 22, No. 4,
akan mendapatkan tegangan yang lebih kecil Nopember 2007.
pada sisi terima sedangkan untuk mendapatkan [4] I. Ziari, G. Ledwicha, A. Ghosha, and D.
tegangan yang lebih besar dari sisi kirim maka Cornforthb, M. Wishart, “Optimal Allocation and
pada saluran digunakan beban RC Sizing Of Capacitors to Minimize the
2. Pada kompensasi parallel diperoleh nilai factor Transmission Line Loss and to Improve the
daya yang lebih baik dibandingkan dengan Voltage Profile”, Computers and Mathematics
penggunaan beban R L saja karena penambahan with Applications 60 (2010) 1003-1013.
kapasitor dapat digunakan untuk memperbaiki
factor daya
3. Penambahan Kapasitor dapat memperbaiki factor
daya karena sebuah kapasitor variable yang
terpasang parallel pada suatu beban induktif dapat
diatur sedemikian rupa sehingga arus yang
mendahului pada kapasitor menjadi tepat sama
besar dengan komponen arus pada beban induktif

Anda mungkin juga menyukai