Febry Ardianto
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111,
email: febry.ardianto@gmail.com
Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk Listrik merupakan bentuk energi yang paling cocok
mengetahui pengaruh nilai tegangan dan daya yang dan nyaman bagi manusia modern. Makin
diperlakukan pada kondisi tanpa beban dengan bertambahnya konsumsi listrik per kapita di seluruh
panjang saluran yang berbeda–beda, menjelaskan dunia menunjukkan kenaikkan standar kehidupan
konsep kerja kapasitansi, induktansi serta manusia. Dengan pertumbuhan permintaan tenaga
mengetahui perbedaan kompensasi seri dan listrik, maka harus direncanakan pembangunan pusat-
kompensasi paralel. Didapatkan bahwa efek line pusat listrik baru, atau menciptakan bentuk-bentuk
charging menyebabkan kenaikan tegangan pada sisi energi baru untuk mendukungnya; apabila kapasitas
terima. Sedangkan pembebanan kapasitif dan induktif pusat listrik yang ada pada saat ini tidak cukup
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mendukungnya. Pembangunan tenaga listrik
perubahan faktor daya beban. Selain itu pemberian memerlukan dana yang besar dan waktu yang lama,
kompensasi pararel juga akan meningkatkan kualitas selain juga pertimbangan-pertimbangan politis,
faktor daya sistem. Di sisi lain, pemasangan ketersediaan bahan bakar dan sumber daya
kompensasi secara seri mampu menurunkan drop manusianya. Untuk dapat dicapai tujuan yang
tegangan. seimbang antara pemenuhan kebutuhan pada saat
sekarang maupun pertumbuhan permintaan tenaga
Kata Kunci: saluran transmisi, line charging, listrik dan penyediaannya, dilakukan penghematan
faktor daya, kompensasi sesi, kompensasi pararel. baik dari sisi penyedia listrik maupun dari sisi
pengguna tenaga listrik.
1. PENDAHULUAN Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya
dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja.
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan
penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena tenaga listrik tersebar di berbagai tempat, maka
itu, saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan
serius dalam perhitungannya. Sistem transmisi sendiri sampai ke tempat pelanggan memerlukan berbagai
merupakan sistem dinamis kompleks yang penanganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam
parameter‐parameter dan keadaan sistemnya berubah Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG,
secara terus menerus. Sistem transmisi dapat PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan
dilakukan dengan 2 sistem yang tergantung pada melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu
kebutuhan, yaitu sistem arus bolak-balik (AC) dan dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik
sistem arus searah (DC) tegangan yang ada dipusat listrik.
Pada sistem AC, penaikan dan penurunan tegangan, Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai
medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara
berdasarkan kemudahan tersebut, hampir di seluruh Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang
dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra
walaupun sistem DC juga mulai dikembangkan Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah.
Sementara sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga Karena saluran udara harganya jauh lebih murah
dalam memenuhi permintaan konsumen, pusat listrik dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran
harus dioperasikan sesuai dengan permintaan transmisi kebanyakan berupa saluran udara. Kerugian
konsumen yang berubah dari waktu ke waktu. Sistem saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah
tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik adanya gangguan petir, tersangkut pohon dan lain-
dan disalurkan ke konsumen melalui jaringan saluran lain.
tenaga listrik. Mesin-mesin pembangkit pada pusat- Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran
pusat listrik, menggunakan bahan bakar yang berbeda- transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu
beda dengan kapasitas yang berlainan pula. Sehingga Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui
dalam pengoperasian mesin pembangkit perlu transformator penurun tegangan menjadi tegangan
direncanakan seoptimal mungkin agar diperoleh biaya menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi
bahan bakar yang hemat namun mutu dan keandalan primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan
tetap terjaga. pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah
keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan
jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut |VR,FL|adalah besarnya tegangan pada ujung penerima
jaringan transmisi. dengan beban penuh dan |VS| konstan. [4, 6]