Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GERAKAN NON BLOK (GNB)

Mata Kuliah : Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Agung Prihatmojo, M.Pd

Oleh :
PUTRI NURSEPTIARAWATI S.
(2114471012)
Tingkat 1 Reguler 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D-III KEPERAWATAN KOTABUMI
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih
dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok
kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Havana tahun 1979, adalah untuk:
 menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-
negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme,
neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer,
pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok
politik.
 Wadah perjuangan Negara Negara yang sedang berkembang.
 Mengurangi ketegangan blok barat yang dipimpin oleh amerika serikat dan blok timur
yang dipimpin oleh uni soviet (rusia).
 Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB.
Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok
termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe,
Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.

Anggota-anggota penting di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan,


Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik
Rakyat Cina. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti
NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan
yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-
negara adidaya tersebut. Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi
Afganistan pada tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara
anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal
yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.

2. SEJARAH
Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India Jawaharlal
Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru
menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi
Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian
digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut adalah:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian non-agresi
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
5. Menjaga perdamaian

Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika
sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-
negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak
terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima
pemimpin dunia: Josip Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal
Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame
Nkrumah dari Ghana.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika anggota-
anggotanya mulai terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok Timur. Muncul
pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa
mengklaim dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada
masa invasi Soviet terhadap Afghanistan tahun 1979.

3. LATAR BELAKANG BERDIRINYA GERAKAN NON BLOK


Di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II, muncullah dua negara adidaya yang
saling berhadapan. Mereka berebut pengaruh terhadap negaranegara yang sedang
berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Persaingan kekuatan di antara dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang Dingin
(the Cold War). Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem
persenjataan. Setiap kelompok telah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan.
Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau
Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik
luar negeri bebas aktif. Prinsip kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata
juga sesuai dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka
sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat
ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut kelompok negara-negara Non
Blok. Dengan demikian faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok
adalah sebagai berikut.
1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di
bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,
sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara
besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu:
a) Presiden Soekarno (Indonesia),
b) PM Jawaharlal Nehru (India),
c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).

Berdirinya Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin
negara dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal
Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden
Joseph Broz Tito), dan Ghana (Presiden Kwame Nkrumah). visi dan misi baru yang harus
dimiliki adalah: lebih berperan untuk perdamaian, keadilan dan kemakmuran bersama di abad
21, mempromosikan demokrasi dan good governance, dan kemakmuran yang dicapai adil
dan inklusif. Dikemukakan Presiden SBY, untuk meraih visi ini GNB perlu menentukan
parameter yang lebih proaktif pada bidang-bidang: First, our movement can be a net
contributor, to a culture of global peace and security. Second, our movement should be a net
contributor to political development, promotion of democracy and advancement of good
governance. The final poins, is our movement should be a net contributor to equitable global
prosperity, where no nation shoud be left behind.

4. TUJUAN GERAKAN NON BLOK

Gerakan Non Blok mempunyai tujuan, antara lain:

1) meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan dua blok adidaya yang
bersengketa;
2) mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai;
3) mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
4) menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme;
5) memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar
persamaan derajat;
6) meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non Blok;
7) menggalang kerja sama antara negara berkembang dan negara maju menuju terciptanya
tata ekonomi dunia baru.

Asas Gerakan Non Blok :

1) GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok dunia yang
saling bertentangan.
2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang yang
gerakannya tidak pasif.
3) GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di semua tempat, memegang teguh
perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme,
apartheid, dan zionisme.

5. PERTEMUAN GERAKAN NON BLOK

Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Negara yang pernah
menjadi tuan rumah KTT GNB di antaranya Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka,
Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia. Biasanya
setelah mengadakan konferensi, kepala negara atau kepala pemerintahan yang menjadi tuan
rumah konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan untuk masa jabatan tiga tahun.

Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964. Pertemuan tersebut dihadiri 56


negara anggota di mana anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka baru di
Afrika. Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel
dan Perang India-Pakistan.

Pertemuan pertama GNB terjadi di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25
anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan
Siprus. Kelompok ini mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme
dan neo-kolonialisme.

Pertemuan pada tahun 1969 di Lusaka dihadiri oleh 54 negara dan merupakan salah satu
yang paling penting dengan gerakan tersebut membentuk sebuah organisasi permanen untuk
menciptakan hubungan ekonomi dan politik. Kenneth Kauda memainkan peranan yang
penting dalam even-even tersebut.

Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun,
GNB kini tampak semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya Perang Dingin.

6. TEMPAT DAN TANGGAL KTT NON BLOK


KTT I : Belgrade, 1 September 1961 – 6 September 1961
KTT II : Kairo, 5 Oktober 1964 – 10 Oktober 1964
KTT II : Lusaka, 8 September 1970 – 10 September 1970
KTT IV : Algiers, 5 September 1973 – 9 September 1973
KTT V : Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976
KTT VI : Havana, 3 September 1979 – 9 September 1979
KTT VII : New Delhi, 7 Maret 1983 – 12 Maret 1983
KTT VIII : Harare, 1 September 1986 – 6 September 1986
KTT IX : Belgrade, 4 September 1989 – 7 September 1989
KTT X : Jakarta, 1 September 1992 – 7 September 1992
KTT XI : Cartagena de Indias, 18 Oktober 1995 – 20 Oktober 1995
KTT XII : Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998
KTT XIII : Kuala Lumpur, 20 Februari 2003 – 25 Februari 2003
KTT XIV : Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006

7. ANGGOTA GERAKAN NON BLOK


8. SEKRETARIS JENDERAL GERAKAN NON BLOK

Anda mungkin juga menyukai