Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
di
Disusun oleh:
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh:
Ayu Kurniati Pangaribuan, S.Farm
NIM 213202073
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi (PKP)
Apoteker dan laporan Praktik Kerja Profesi (PKP) Pedagang Besar Farmasi di PT.
10,8 Komp. ATC, Amplas, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Laporan ini ditulis
berdasarkan teori dan hasil pengamatan selama melakukan Praktik Kerja Profesi
Praktik Kerja Profesi ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
Utara untuk mencapai gelar Apoteker. Penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt. selaku
Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara dan juga selaku pembimbing
di Fakultas Farmasi yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis
untuk dapat menjalani Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker dan membimbing
penulis dengan penuh tanggung jawab selama Praktik Kerja Profesi Apoteker hingga
selesainya penulisan laporan ini, Bapak apt. Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc selaku
Sumatera Utara, Ibu apt. Henny Sri Wahyuni, S.Farm., M.Si selaku pembimbing
Penulis juga ingin berterima kasih kepada Bapak Pardamean, S.Farm., Apt selaku
iii
Praktik Kerja Profesi Apoteker dan kepada seluruh karyawan di PBF PT Indofarma
Global Medika, atas kerja sama serta bantuan yang diberikan selama penulis
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada orang tua tercinta,
Amran Pangaribuan dan Ibunda Rogusta Sirait yang telah memberikan dukungan serta
doa sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktik Kerja Profesi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu tim dalam melaksanakan Praktik
Penulis menyadari atas kekurangan dalam menulis laporan ini. Untuk itu
diharapkan kritik dan saran guna mendapat perbaikan positif yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi
iv
DAFTAR ISI
v
3.5 Bangunan dan Peralatan ....................................................................................... 64
3.5.1 Letak dan Luas PT. Indofarma Global Medika................................................. 64
3.5.2 Pemetaan (Mapping) Suhu di PBF.................................................................... 64
3.6 Operasional .......................................................................................................... 65
3.6.1 Kegiatan Operasional Perbekalan Farmasi PT. Indofarma Global Medika ...... 66
3.7 Inspeksi Diri ......................................................................................................... 70
3.8 Keluhan, Obat dan atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan Penarikan
Kembali ...................................................................................................................... 70
3.9 Transportasi .......................................................................................................... 71
3.10 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak ......................................................... 72
3.11 Dokumentasi ..................................................................................................... 72
3.12 Ketentuan Khusus Bahan Obat ......................................................................... 72
3.12.1 Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin ....................................................... 72
3.13 Ketentuan Khusus Psikotropika, dan Prekursor Farmasi .................................. 73
3.14 Pemusnahan Barang .......................................................................................... 73
BAB IV ...................................................................................................................... 74
4.1 Manajemen Mutu .............................................................................................. 74
4.2 Bangunan dan Peralatan .................................................................................... 75
4.3 Operasional dan Inspeksi Diri ........................................................................... 76
4.4 Penerimaan Obat Kembalian............................................................................. 79
4.5 Ketentuan Obat Khusus..................................................................................... 80
4.5.1 Ketentuan Obat Khusus Rantai Dingin ............................................................. 80
4.5.2 Ketentuan Obat Khusus Psikotropika dan Prekursor Farmasi .......................... 81
4.6 Pemusnahan ...................................................................................................... 82
BAB V........................................................................................................................ 83
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 83
5.2 Saran .................................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 84
LAMPIRAN ............................................................................................................... 85
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Lokasi PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .................... 85
Lampiran 2. Denah Bangunan PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan............... 86
Lampiran 3. Struktur Organisasi PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan ........... 87
Lampiran 4. Surat Pesanan ke PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan ............... 88
Lampiran 5. Surat Pengantar Barang PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .... 89
Lampiran 6. Surat Pengiriman Barang PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .. 90
Lampiran 7. Faktur Penjualan PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .............. 91
Lampiran 8. Goods Receipt PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .................. 92
Lampiran 9. Purchase Requisition PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan ....... 93
Lampiran10. Sales Order Acknowledgement PBF IGM Cabang Medan .......................... 94
Lampiran 11. Packing List PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan ................... 95
Lampiran 12. Sertifikat CDOB PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan ............ 96
Lampiran 13. Kartu Stok PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan .................... 100
vii
RINGKASAN
November 2021. PKPA ini dilaksanakan dengan tujuan agar calon apoteker dapat
pengelolaan obat yang terdiri dari pengadaan, penerimaan dan penyaluran obat sesuai
dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sehingga mutu obat tetap
memahami fungsi dan tugas PBF sebagai distributor farmasi, memahami peran
dan administrasi di PBF, melakukan pengecekan barang keluar, meninjau kartu stok,
viii
1 BAB I
PENDAHULUAN
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan derajat
masyarakat.
peranan penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan. Hal tersebut dapat dilakukan
dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian
9
yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Farmasi sebagai tenaga kesehatan
yang dikelompokan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup pekerjaan meliputi
semua aspek tenaga obat, melalui pemilihan bahan baku obat dalam arti luas,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF
sejak dari industri farmasi hingga fasilitas pelayanan kefarmasian seperti apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai ke
tangan masyarakat, maka oleh sebab itu PBF wajib menerapkan Cara Distribusi Obat
yang Baik (CDOB) dalam setiap kegiatan distribusi (Kemenkes RI, 2011).
bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
pengalaman praktis yang cukup, yang salah satunya dapat diperoleh melalui kegiatan
Praktik Kerja Profesi di Pedagang Besar Farmasi. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi
10
di Pedagang Besar Farmasi, Fakultas Farmasi bekerja sama dengan PT. Indofarma
Global Medika Cabang Medan, yang berlokasi di Jalan SM Raja KM 10,8, Komp.
ATC, Amplas, Medan, Provinsi Sumatera Utara. PBF PT. Indofarma Global Medika
adalah salah satu PBF cabang yang bersifat BUMN di Kota Medan.
1.2 Tujuan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF ini bertujuan untuk:
1.3 Manfaat
Manfaat dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF antara lain:
30 April sampai 19 Mei 2021 di PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan, yang
Sumatera Utara.
11
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF dan PBF Cabang
hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat dan/atau bahan obat
yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri. PBF dan PBF
Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus berdasarkan surat
nomor SIPA. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi
1. Perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat dan alat
kesehatan.
2. Sarana pelayanan kesehatan adalah apotek, rumah sakit, puskesmas, toko obat,
dan unit kesehatan lainnya yang ditetapkan Menteri Kesehatan, serta pengecer
lainnya.
Kefarmasian, seorang Apoteker yaitu harus memiliki keahlian dan kewenangan dalam
12
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi merupakan salah satu bagian dari
memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), menetapkan Standar Prosedur
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan mencatat segala hal yang berkaitan dengan proses distribusi
pada fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi. Menurut Pedoman Teknis
CDOB tahun 2015, tugas dan kewajiban apoteker di PBF adalah sebagai berikut:
mutu.
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
obat.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
13
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang
mengatur tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apoteker
berikut :
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Surat Tanda
Registrasi (STRA) berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
f. Pas foto terbaru berwama ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran
Apoteker (SIKA). SIKA adalah surat izin praktek yang diberikan kepada Apoteker
untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau fasilitas
distribusi atau penyaluran. SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas
serta harus menerbitkan SIKA paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari
atau distribusi/penyaluran.
15
d. Pas foto berwama ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak 2
Indonesia No.34 Tahun 2014 tentang Pedagang Besar Farmasi, pasal 4 ayat (1)
jawab;
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai CDOB.
Pedagang Besar Farmasi Pasal 7 dan pasal 8 untuk memperoleh izin PBF, pemohon
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
16
Permohonan harus ditandatangani oleh Direktur/Ketua dan Apoteker calon
b. Susunan direksi/pengurus;
d. Akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Tata cara untuk pemberian izin mendirikan PBF menurut Peraturan Menteri
1) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM, maka Kepala Dinas
2) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
17
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM, maka Kepala Balai
3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
4) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak melakukan audit pemenuhan
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima laporan yang
dimaksud ayat (4), Kepala Badan POM memberi rekomendasi pemenuhan syarat
CDOB kepada DikJen dan tembusan pada Kepala DinKes Provinsi dan pemohon.
6) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4a) serta persyaratan lainnya yang ditetapkan,
7) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), (4a) dan ayat
(5) tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat membuat surat pernyataan
Kepala Badan, Kepala Balai POM dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
8) Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF
18
2.3.3 Pengakuan PBF Cabang
1. Untuk memperoleh pengakuan sebagai PBF Cabang, pemohon harus mengajukan
Kabupaten/Kota.
2. Permohonan harus ditandatangani oleh kepala PBF Cabang dan apoteker calon
sebagai berikut:
terakhir;
1) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
kelengkapan administratif.
19
2) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
CDOB.
3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan kepada Kepala Balai POM
dan pemohon.
4) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi dan
6) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dilaksanakan
Direktur Jenderal, Kepala Badan, Kepala Balai POM dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
7) Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak menerima surat pernyataan, Kepala
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Badan, Kepala Balai POM dan
20
2.4 Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.34 Tahun 2014 tentang
Pedagang Besar Farmasi menyatakan bahwa izin PBF berlaku 5 tahun dan dapat
apabila:
peraturan.
d. Tidak lagi menyampaikan informasi pedagang besar farmasi tiga kali berturut-
turut.
2014 tentang Pedagang besar farmasi menyatakan bahwa Pedagang Besar Farmasi
a. Pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan /atau bahan obat dalam
21
b. PBF dan PBF Cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran
undangan.
c. PBF atau PBF Cabang yang melakukan pengubahan kemasan bahan obat dari
kemasan atau pengemasan kembali bahan obat dari kemasan aslinya wajib
e. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan/sesama
PBF.
f. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
g. Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2017 Pasal 13 ayat 5, PBF Cabang dapat
h. PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus
dan berkala kepada pihak yang berwenang seperti yang disebutkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1148 tahun 2011 pasal 30 tentang Pedagang Besar Farmasi
yaitu:
- Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga)
bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau bahan
22
obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala
- Selain laporan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal
setiap saat dapat meminta laporan kegiatan penerimaan dan penyaluran obat
- Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika wajib
- Laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan
- Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap saat harus dapat diperiksa
terhadap semua ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi
Dalam hal PBF atau PBF Cabang diberikan sanksi administratif berupa
dilakukan jika PBF atau PBF Cabang telah membuktikan pemenuhan seluruh
23
Peraturan Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan No. 6 tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik menyatakan bahwa setiap
Pedagang besa Farmasi, Pedagang Besar Farmasi Cabang, Instalasi Sediaan Farmasi,
dan Industri Farmasi jika melanggar ketentuan penerapan Cara Distribusi Obat yang
1. peringatan tertulis,
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus diterapkan dalam setiap
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu Peraturan
Kepala Badan POM Nomor 6 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik. Standar distribusi obat yang baik diterapkan untuk memastikan
bahwa kualitas produk yang dicapai melalui CPOB dipertahankan sepanjang jalur
distribusi.
a. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh yang
b. Terlaksananya pengamanan lalu lintas obat dan penggunaan obat tepat sampai
kepada pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dari
c. Menjamin keabsahan dan mutu obat, agar obat yang sampai ke tangan
konsumen adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
24
d. Menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai kondisi yang dipersyaratkan,
kontrak, kajian dan pemantuan manjamen, dan manajemen risiko mutu. Dalam suatu
organisasi, pemastian mutu berfungsi sebagai alat manajemen. Harus ada kebijakan
a. Obat dan/ atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikirimkan atau
c. Obat dan/ atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangkawaktu
yang sesuai;
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut dilakukan;
diselidiki;
berbagai kegiatan berdasarkan kontrak. Proses ini harus mencakup manajemen risiko
mutu yang meliputi penilaian terhadap pihak yang ditunjuk, penetapan tanggung
jawab dan proses komunikasi, dan pemantauan dan pengkajian secara teratur.
Manajemen puncak harus memiliki proses formal untuk mengkaji sistem manajemen
25
mutu secara periodik. Kajian tersebut mencakup pengukuran pencapaian sasaran,
penilaian indikator kinerja, peraturan, pedoman dan hal baru yang berkaitan dengan
distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil yang
menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk melaksanakan
semua tugas yang menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi. Tanggung jawab
Harus ada struktur organisasi untuk setiap bagian yang dilengkapi dengan
bagan organisasi yang jelas. Tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua
personil harus ditetapkan dengan jelas. Tugas dan tanggung jawab harus didefinisikan
secara jelas dan dipahami oleh personil yang bersangkutan serta dijabarkan dalam
uraian tugas.
mutu.
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
26
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
yang berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat dan/atau bahan obat.
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
tidak berada ditempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen
CDOB dengan mengikuti pelatihan dan memiliki kompetensi sebelum memulai tugas,
berdasarkan suatu prosedur tertulis dan sesuai dengan program pelatihan termasuk
27
keselamatan kerja. Penanggung jawab juga harus menjaga kompetensinya dalam
Personil yang terkait dengan distribusi obat dan/atau bahan obat harus
memakai pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan. Personil yang
menangani obat dan/atau bahan obat berbahaya, termasuk yang mengandung bahan
pemberi materi dalam pelatihan harus mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang
yang dilatihkan. Evaluasi berkala dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 (enam)
perlindungan dan distribusi obat dan/ atau bahan obat meliputi gedung, gudang dan
yang baik, dan area penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai
b. Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka harus
28
c. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/ atau bahan obat yang
menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/ atau
bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan
dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan/ atau bahan obat
pengendalian yang memadai untuk menjaga agar semua bagian terkait dengan
yang dipersyaratkan.
e. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan/ atau bahan obat yang
f. Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan/ atau bahan obat yang
mengandung bahan radioaktif dan bahan berbahaya lain yang dapat menimbulkan
risiko kebakaran atau ledakan (misalnya gas bertekanan, mudah terbakar, cairan
kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan
yang me madai.
kepada personil yang berwenang. Langkah pencegahan berupa sistem alarm dan
i. Tersedia prosedur tertulis yang mengatur personil termasuk personil kontrak yang
memiliki akses terhadap obat dan/ atau bahan obat di area penerimaan,
29
penyimpanan dan pengiriman, untuk meminimalkan kemungkinan obat dan/ atau
j. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah
pelaksanaan pembersihan.
k. Ruang istirahat, toilet dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
a. Semua peralatan harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Harus tersedia program perawatan untuk peralatan vital, seperti
penyimpanan obat dan/ atau bahan obat harus di kalibrasi, serta kebenaran dan
yang tepat.
sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi mutu obat dan/ atau bahan obat.
peralatan utama harus dibuat dan disimpan. Peralatan tersebut misalnya tempat
penyimpanan suhu dingin, termohigrometer, atau alat lain pencatat suhu dan
kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain yang digunakan pada rantai
distribusi.
2.8.4 Operasional
Setiap tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi atau pedagang besar
farmasi harus dapat memastikan bahwa setiap identitas obat dan/atau bahan obat tidak
30
hilang dan distribusinya telah ditangani sesuai dengan spesifikasi yang tercantum
pada kemasan.
Dalam hal ini, pendekatan berbasis risiko harus dilakukan oleh fasilitas
dan CDOB
b. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan (kemasan,
sediaan).
c. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya
Selain pemasok, fasilitas distribusi atau pedagang besar farmasi juga harus
memastikan bahwa setiap obat dan/atau bahan obat hanya dapat disalurkan kepada
pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan obat ke masyarakat dengan
kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan sebagai bahan tindak lanjut untuk
dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan mencakup semua aspek
prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan
rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan dan semua
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji, dan diselidiki sesuai dengan prosedur
Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan diduga
palsu harus diteliti diidentifikasi atau ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur yang
menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan dan setiap keluhan harus
dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend analysis terhadap
keluhan. Tersedia prosedur tertulis untuk penanganan dan penerimaan obat dan/atau
b. Jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat dalam
Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat dan/atau
bahan obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta diberi label yang
jelas sampai ada keputusan tindak lanjut. Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang
a. Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi syarat
c. Obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh penanggung jawab
obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan obat untuk
memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat
bahan obat diduga palsu. Fasilitas distribusi harus segera melaporkan obat dan/atau
bahan obat diduga palsu kepada isntansi yang berwenang, industri farmasi dan/atau
pemegang izin edar. Setiap obat dan/atau bahan obat diduga palsu harus dikarantina
di ruang terpisah, terkunci, dan diberi label yang jelas. Penyalurannya harus
dihentikan, dan menunggu tindak lanjut dari instansi yang berwenang. Semua
yang ditarik kembali yaitu obat dan/atau bahan obat harus ditempatkan secara
terpisah, aman, dan terkunci serta diberi label yang jelas. Proses penyimpanan obat
dan/atau bahan obat yang ditarik harus sesuai dengan persyaratan penyimpanan
sampai ditindak lanjuti. Perkembangan proses penarikan obat dan/atau bahan obat
harus didokumentasikan dan dilaporkan, serta dibuat laporan akhir setelah selesai
Fasilitas distribusi harus mengikuti instruksi penarikan yang diharuskan oleh instansi
memenuhi syarat untuk didistribusikan. Obat dan/atau bahan obat yang akan
33
dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat, diberi label yang jelas, disimpan secara
kepada pihak yang tidak berwenang. Proses pemusnahan obat dan/atau bahan obat
harus disimpan sesuai ketentuan. Pemusnahan menurut Juklak CDOB 2015 dilakukan
seminggu) atau secara rutin setiap kali ada obat dan/atau bahan obat yang akan
2. Obat dan/atau bahan obat yang akan dimusnahkan tersebut dicatat secara detail di
lokasi khusus di lokasi penyimpanan khusus yang terpisah, bila perlu terkunci.
Bagian Logistik.
34
6. Apabila Prinsipal mengkonfirmasikan bahwa pemusnahan akan dilakukan oleh
pemilik barang yang siap dimusnahkan. Untuk obat dan/atau bahan obat yang
diperlukan.
10. Penanggung Jawab dan Kepala Logistik harus menandatangani dan menerima
Berita Acara Pemusnahan Barang yang juga sudah ditandatangani oleh para saksi
35
A. Pemilihan Pelanggan dan Pemasok dan Penanganan Keluhan Pelanggan
Kualifikasi Pelanggan:
- Harus mempunyai persyaratan sebagai standard dari suatu pelanggan (antara lain
- Pelanggan yang berwenang sesuai dengan Permenkes 1148/2011 pasal 17 s/d 21.
b. NPWP
c. SIUP
diri untuk menjadi Pelanggan baru PBF dan melampirkan data yang tertera sesuai
Formulir Data Pelanggan termasuk nomor telepon yang dapat dihubungi sebagai
data pendukung.
2. Alamat Gudang Penerima harus disertai dengan ijin gudang penyimpanan obat
dari Dinas Kesehatan atas rekomendasi BPOM. Khusus untuk produk vaksin,
yang mempunyai SIP (surat ijin praktek) dan fasilitas penunjang penyimpanan
vaksin.
36
3. Pelanggan dapat mengajukan Alamat Gudang Penerima lebih dari 1 dengan
memiliki ijin dari yang berwenang sesuai jenis pelanggan dan peraturan
6. Data tersebut di atas akan diinput ke sistem setelah Formulir Data Pelanggan
ditandatangani oleh Salesman / Pimpinan dan bag Keuangan, karena data tersebut
memastikan obat dan/atau bahan obat yang didistribusikan oleh Fasilitas Distribusi
yang berlaku, bermutu baik dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
berlaku.
37
b. Profil perusahaan pemasok memiliki manajemen dan struktur organisasi yang
mutu dan sistem pengendalian persediaan) serta sistem komunikasi yang baik
c. Obat dan/atau bahan obat yang ditawarkan oleh pemasok dibuat sesuai dengan
standar CPOB, memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan standard mutu
f. Harga obat dan/atau bahan obat yang sepadan dengan mutu yang dimiliki.
3. Informasi yang dibutuhkan untuk proses pemilihan Pemasok bisa didapatkan dari
4. Apabila dari proses seleksi sudah ditetapkan pemasok obat dan/atau bahan obat
Fasilitas Distribusi dan Pemasok harus dibuat secara tertulis dalam Surat
38
Kerjasama tersebut harus mencakup ketentuan yang terkait dengan pengelolaan
Complaint Handling on line untuk ditindak lanjuti oleh Tim Sales terkait ke
pihak Prinsipal
c. Berdasarkan laporan keluhan tersebut, maka Med Rep Prinsipal akan mengisi
a. Prinsipal mengirimkan Form Keluhan Kualitas Produk yang telah disetujui oleh
Manajemen mereka kepada Tim Sales sebagai instruksi untuk penarikan barang
b. Untuk penarikan produk yang “tidak diikuti” oleh penggantian barang, maka
Tim Sales akan meminta Salesman untuk menarik barang dengan mengisi Form
39
Retur, dilampiri Form Keluhan Kualitas Produk yang telah disetujui dan
maka Tim Sales akan meneruskan kepada Kepala Logistik Cabang untuk
pelanggan, prinsipal, dan pihak internal & external secara proporsional dalam rangka
Prosedur:
24 jam
minggu.
2.8.7 Transportasi
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi. Untuk obat
dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama transportasi (misalnya
suhu dan kelembaban), industri farmasi harus mencantumkan kondisi khusus tersebut
40
pada penandaan dan dimonitor serta dicatat.Transportasi dan penyimpanan obat
dan/atau bahan obat yang mengandung zat berbahaya lainnya yang dapat
(cairan mudah terbakar/menyala, padatan dan gas bertekanan) harus disimpan dalam
area terpisah dan aman, dan diangkut dalam kontainer dan kendaraan yang aman,
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat dan/atau
bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data suhu untuk
menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi suhu penyimpanan
dan mutu obat dan/atau bahan obat yaitu kontrak antar fasilitas distribusi (PBF pusat
dengan PBF cabang atau PBF cabang dan subyek divisi cabang) dan kontrak antara
fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain transportasi, pengendalian
untuk menilai kompetensi yang diperlukan oleh penerima kontrak. Pemberi kontrak
pemberi kontrak. Fasilitas distribusi yang ditunjuk oleh fasilitas distribusi lain untuk
41
Di dalam persyaratan kontrak harus mencakup beberapa hal yaitu:
d. Pemberi kontrak berhak melakukan audit terhadap penerima kontrak setiap saat.
2.8.9 Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan
dan data, dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumentasi yang jelas dan rinci
CDOB.
elektronik.
3. Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap saat harus
mutu. Dokumentasi tertulis harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi
lisandan untuk memudahkan penelusuran, antara lain sejarah bets, instruksi, prosedur.
42
Dokumentasi merupakan dokumen tertulis terkait dengan distribusi (pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur tertulis dan dokumen lain yang
pelaporan), prosedur tertulis dandokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu
ulang dan/atau pelabelan ulang adalah proses pembuatan bahan obat sehingga
pelaksanaannya harus sesuai dengan CPOB. Perhatian khusus harus diberikan kepada
- menjaga integritas bets (pencampuran bets yang berbeda dari bahan obat yang
- semua label yang dilepas dari wadah aslinya dan contoh label baru yang dipasang
- jika dalam prosesnya digunakan lebih dari satu bets label, maka contoh masing-
masing bets label harus disimpan sebagai bagian catatan pengemasan bets;dan
Sertifikat analisis asli dari industri farmasi asal harus disertakan. Bets pada
sertifikat analisis yang baru harus dapat tertelusur dengan sertifikat analisis asli.
Pengemasan ulang bahan obat harus dilakukan dengan bahan kemas primer yang
43
spesifikasinya sama atau lebih baik dari kemasan aslinya. Tidak diperbolehkan
menggunakan kemasan bekas atau daur ulang sebagai kemasan primer. Bahan obat
boleh dikemas ulang hanya jika ada sistem pengendalian lingkungan yang efisien
degradasi, perubahan fisikokimia dan/atau campur baur. Wadah bahan obat yang
dikemas ulang harus mencantumkan nama dan alamat industri farmasi asal dan
Prosedur pelulusan bets harus tersedia sesuai dengan CPOB. Metode analisis
yang digunakan harus mengacu kepada farmakope resmi atau metode analisis yang
memastikan bahwa stabilitas bahan obat tidak terpengaruh oleh pengemasan ulang.
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani dengan prosedur yang dapat
untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh terhadap bets lain. Jika perlu
Pelatihan personil dilakukan secara sistematik dan berkala bagi seluruh personil
yang terlibat dalam penanganan produk rantai dingin. Pelatihan personil mencakup
hal-hal berikut:
- peraturan perundang-undangan
- CDOB
- prosedur tertulis
44
- monitoring suhu dan dokumentasinya
diakibatkan banjir, dan/atau kondisi cuaca ekstrim dan bahaya alamiah lainnya.
Produk rantai dingin harus dapat dipastikan disimpan dalam ruangan dengan
suhu terjaga, cold room / chiller (+2 s / d +8oC), freezer room / freezer (-25 s / d -
15oC). Ruangan dari produk rantai dingin dirancang agar dapat menjaga suhu sesuai
suhu selama siklus defrost. Ruangan juga harus dilengkapi dengan sistem
yang mewakili perbedaan suhu ekstrim. Ruangan juga dilengkapi generator otomatis
atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus selama 24 jam.
C. Operasional
- Nomor bets
- Tanggal kadaluarsa
45
- Kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) (Khusus untuk vaksin yang telah
dilengkapi VVM).
D. Penyimpanan
- chiller atau cold room (suhu +20 s/d +80C), untuk menyimpan vaksin dan serum
- freezer atau freezer room (suhu -15 s/d –250C) untuk menyimpan vaksin OPV.
E. Pengiriman
- FEFO (First Expire First Out), produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih
- FIFO (First In - First Out), produk yang lebih dulu diterima agar lebih dulu
didistribusikan.
- Untuk vaksin yang memiliki indikator, misalnya vaksin dengan VVM (Vaksin
Vial Monitor) dan kondisi indicator sudah mengarah atau mendekati ke batas
layak pakai (atau posisi VVM menunjukkan warna lebih gelap), maka vaksin
masih panjang.
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun. Validasi proses pengiriman perlu
46
dilakukan untuk memastikan suhu pengiriman tidak menyimpang dari yang
perundang undangan.
perundang-undangan.
dikuasai oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan personil lain yang
d. Personil lain yang dimaksud pada butir 4 adalah Tenaga Teknis Kefarmasian, atau
Kepala Gudang.
47
C. Operasional
a. Kualifikasi Pemasok
MenKes.
b. Kualifikasi Pelanggan
lain yang memiliki ijin khusus penyalur narkotika, instalasi farmasi pemerintah,
apotek, klinik dan rumah sakit yang memiliki kewenangan menyalurkan atau
perundang-undangan.
D. Pengadaan
a) sistem elektronik harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh
b) mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat lengkap
48
d) mencantumkan nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka
dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak dalam bentuk
e) mencantumkan nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan
kebenarannya pada saat pemeriksaan, baik oleh pihak yang menerbitkan surat
i) sistem pesanan elekronik harus memudahkan dalam evaluasi dan penarikan data
pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menerbitkan surat pesanan dan/atau oleh
(tujuh) hari setelah adanya pemberitahuan secara elektronik dari pihak pemasok
Apabila Surat Pesanan dibuat secara manual, maka Surat Pesanan harus:
a) Asli dan dibuat sekurang-kurangnya rangkap 3 (tiga) serta tidak dibenarkan dalam
bentuk faksimili dan fotokopi. Dua rangkap surat pesanan diserahkan kepada
pemasok dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip; Dua rangkap yang diserahkan kepada
49
pemasok digunakan untuk arsip di pemasok dan untuk kelengkapan dokumen
pengiriman.
dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan perundang-
undangan;
c) Mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat lengkap
e) Mencantumkan nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka
dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak dalam bentuk
f) Diberikan nomor urut, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika. Surat Pesanan psikotropika
atau prekursor farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
E. Penerimaan
a. kebenaran nama, jenis, nomor bets, tanggal kedaluwarsa, jumlah dan kemasan
50
b. kondisi kontainer pengiriman dan/atau kemasan termasuk segel, label dan/atau
c. kebenaran nama, jenis, jumlah dan kemasan dalam surat pengantar / pengiriman
barang dan/atau faktur penjualan harus sesuai dengan arsip surat pesanan.
dan/atau faktur penjualan dan dibubuhi stempel fasilitas distribusi. Jika setelah
b) Apabila kondisi kemasan obat diterima dalam kondisi tidak baik atau rusak maka
obat yang diterima tersebut harus segera dikembalikan dan disertai bukti retur dan
surat pesanan asli, segera meminta bukti terima pengembalian dari pemasok.
ketidaksesuaian nomor bets, tanggal kedaluwarsa dan jumlah antara fisik dengan
F. Penyimpanan
bentuk obat jadi dilakukan secara aman berdasarkan analisis risiko dari masing-
masing fasilitas distribusi, antara lain penyimpanan dilakukan pada satu area dan
mudah diawasi oleh penanggung jawab fasilitas distribusi. Memisahkan dan memberi
51
a. Hasil penarikan kembali (recall);
b. Kadaluwarsa;
c. Rusak; dan
pemasok.
G. Pemusnahan
disaksikan oleh petugas Dinkes Provinsi dan/ atau Balai Besar/Balai POM setempat,
serta dibuat berita acara pemusnahan yang ditandatangani oleh penanggung jawab
fasilitas distribusi dan saksi. Bila tempat pelaksanaan pemusnahan berbeda provinsi
disampaikan kepada DinKes Provinsi dan atau Balai POM tempat fasilitas distribusi
berada dengan tembusan DinKes Provinsi dan atau Balai POM tempat pemusnahan.
Bila pemusnahan dilakukan oleh pihak ketiga, maka pihak ketiga termasuk
bagian dari saksi selain pemilik dan saksi dari DinKes Provinsi dan atau Balai POM.
a) nama narkotika, psikotropika atau prekursor farmasi, jenis dan kekuatan sediaan,
52
c) cara dan alasan pemusnahan;
e) nama saksi-saksi.
H. Penyaluran
i. surat pesanan menggunakan format khusus dan terpisah dari produk lain
ii. keaslian surat pesanan, tidak dalam bentuk faksimili, fotokopi, scan dokumen
sediaan, isi kemasan dan jumlah dalam bentuk angka dan huruf;
- surat pesanan
53
I. Pengemasan
harus dicatat dalam kartu stok dan disahkan dengan paraf Kepala Gudang.
sesuai terhadap:
akan dikirim telah dilakukan sesuai butir c yang dibuktikan dengan telah
J. Pengiriman
dengan dokumen pengiriman narkotika atau psikotropika yang sah, antara lain
yang dikeluarkan oleh fasilitas distribusi yang ditandatangani oleh kepala gudang
54
b. Setiap pengiriman Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk
bahan obat harus disertai dan dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disebut
pada juga disertai dan dilengkapi dengan fotokopi SPI dan fotokopi Certificate of
Analysis (CoA)
pengantar/pengiriman barang
harus dicatat dalam bentuk berita acara dan dilaporkan segera kepada penanggung
dalam bentuk berita acara dan dilaporkan segera kepada penanggung jawab
fasilitas distribusi. Selanjutnya hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan POM
RI dengan tembusan Balai Besar / Balai POM setempat dilengkapi dengan bukti
lapor kepolisian.
55
K. Ekspor dan Impor
peraturan perundang-undangan.
Industri farmasi pengguna akhir harus segera disalurkan kepada Industri Farmasi
c. Setiap pengadaan narkotika dan psikotropika impor harus dilengkapi dengan surat
pesanan dan estimasi kebutuhan tahunan dari industri farmasi pengguna. Setiap
perundang-undangan.
a. Narkotika atau psikotropika kembalian disimpan terpisah dari obat dan/atau bahan
obat kembalian lain, terkunci dan aman untuk mencegah pendistribusian kembali.
Untuk produk kembalian yang dimusnahkan harus dilaporkan ke Badan POM RI.
M. Dokumentasi
dengan tertib dan akurat. Pencatatan mutasi dapat dilakukan dalam bentuk kartu
stok manual maupun elektronik. Pencatatan mutasi paling sedikit terdiri atas:
56
- jumlah yang disalurkan;
sekali.
c. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname dan
d. Dokumen pengadaan meliputi arsip surat pesanan, faktur penjualan dan/atau surat
bukti retur dan/atau nota kredit, wajib diarsipkan menjadi satu berdasarkan nomor
urut atau tanggal penerimaan barang dan terpisah dari dokumen lain.
menjadi satu berdasarkan nomor urut atau tanggal penyaluran barang dan terpisah
f. Surat pesanan yang tidak dapat dilayani tetap diarsipkan dan diberi tanda.
kehilangan dan berita acara hasil investigasi selisih stok, wajib didokumentasikan,
h. Arsip kartu stok manual wajib disimpan secara terpisah dari kartu stok produk
lain dan disusun berdasarkan tanggal sehingga mudah ditampilkan dan dapat
57
i. Fasilitas distribusi wajib menyampaikan laporan bulanan penyaluran narkotika
58
3 BAB III
Negara (BUMN) di bidang farmasi, membentuk unit distribusi yang dimulai dengan 4
cabang.
Indofarma (Persero) Tbk. Akhir tahun 2006, PT Indofarma Global Medika telah
cabang yang totalnya bertambah menjadi 30 cabang dan di tahun 2008, cakupan
telah memiliki sistem manajemen mutu (ISO 9001-2008, OHSAS 18001-2007) dari
(empat) Rumah Sakit Pemerintah (Kelas A). Tahun 2018 PT Indofarma Global
memproses Sertifikat “Cara Distribusi Obat yang Baik” (CDOB) dan 21 cabang PT
Indofarma Global Medika telah mendapat sertifikat CDOB, sedangkan yang lain
distribusi obat atau bahan obat dilakukan dengan jelas dan sistematis, tervalidasi dan
a. Obat atau bahan obat yang diperoleh disimpan, disediakan dan dikirimkan atau
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat atau didokumentasikan pada saat
kegiatan dilaksanakan
perusahaannya, yaitu:
1. S (Solid)
Solid memiliki makna yaitu insan Indofarma Global Medika selalu memastikan
terwujudnya satu rasa, satu pikiran dan satu tindakan antar anggota untuk saling
saling percaya sehingga dapat membangun Indonfarma Global Medika yang baik.
2. I (Integrasi)
Integrasi memiliki makna yaitu insan IGM selalu memastikan rasa, pikiran dan
3. J (Jujur)
Jujur memiliki makna yaitu insan IGM selalu mengutamakan kejujuran dalam
membangun kepercayaan.
Ekselen dan unggul memiliki makna yaitu insan IGM selalu melakukan
perbaikan terus menerus untuk menjadi yang terbaik melalui inovasi dan kreatifitas
61
5. M (Mutu)
Mutu memiliki makna yaitu Insan IGM selalu menjamin layanan dan produk
6. P (Profesional)
dan kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab serta berkomitmen
7. O (Optimis)
Optimis memiliki makna yaitu insan IGM selalu berpengharapan baik dalam
menghadapi segala tantangan dan selalu optimis akan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.
8. L (Loyalitas)
Loyalitas memiliki makna yaitu insan IGM tetap menunjukkan loyalitas tinggi
Indofarma (Persero) Tbk. dan merupakan bagian dari perusahaan BUMN yang
- PT Biofarma
- PT Erela
- PT Etercon Pharma
62
- PT Ifars Pharmaceutical
- PT Indofarma
- PT Lucas Djaya
- PT Marin Liza
- PT Novapharin
- PT Novell Pharmaceutical
- PT Otsuka Indonesia
- PT Sampharindo Perdana
- PT Widatra Bhakti
- PT Graha Farma
- PT Harsen
- PT Sanbe Farma
- PT Imfarmind
- PT Ikapharmindo
dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu asisten manager, supervisor dan pelaksana.
Asisten manager terrdiri atas Kepala Cabang. Kepala cabang memiliki peran untuk
bagian sales regular, sales institusi combo dan administrasi yang dibantu dengan
koordinasi dari Apoteker Penanggung Jawab. Sales regular dan sales institusi combo
63
memiliki tugas untuk memberikan komando kepada bagian salesman, pengantar
barang dan kolektor yang merupakan bagian dari tim Pelaksana, sedangkan bagian
administrasi, akutansi dan keuangan, inkaso, fakturis, administrasi umum dan kepala
gudang dan kepala gudang dapat memberikan komando kepada pelaksana gudang.
Bangunan di Indofarma Global Medika Cabang Medan terdiri atas dua lantai. Pada
lantai pertama, bangunan memiliki ukuran 24 x 30 m yang terdiri atas ruang gudang
PBF, gudang retail, gudang kolian, ruang kantor PBF, ruang Cold Chain Product
keluar dan masuk barang. Lantai dua bangunan memiliki ukuran 24 x 6 m yang terdiri
atas kantor PBF, kantor Alat Kesehatan dan workshop dan ruang kantor pimpinan.
64
b. Digital Thermo Hygro Meter (BNQ HTC-1) sebanyak 1 buah, dan terdapat
pada titik 6.
sekali. Prosedur yang dilakukan untuk pemetaan suhu adalah sebagai berikut:
konsisten 3 x sehari
c. Setelah 7 hari dilakukan analisa data hasil mapping suhu, dimana suhu yang
3.6 Operasional
PT. Indofarma Global Medika sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam
melakukan kerja sama dengan pihak lain yaitu pemasok akan melakukan kualifikasi
memiliki izin PBF, memiliki SIPA Apoteker Penanggung Jawab yang aktif, dan
memiliki sertifikat CDOB. Kualifikasi terhadap pemasok yang berasal dari industri
adalah industri tersebut wajib memiliki surat izin Industri, SIPA dari apoteker
65
penanggung jawab yang masih aktif, memiliki sertifikat CPOB dan memiliki Nomor
a. Make to Stock
Metode ini melakukan dropping dari pusat berdasarkan riwayat penjualan tahun
b. Make to Order
Metode ini merupakan suatu pemesanan yang dilakukan oleh Indofarma Global
Medika karena adanya permintaan tambahan dari outlet baik surat pesanan
secara manual ataupun E-Purchasing dimana stok yang di dropping atau make
surat Purchase Requistion yang akan ditandatangani oleh kepala gudang, apoteker
penanggung jawab dan kepala cabang dan kemudian akan diterima oleh PBF pusat
dan kemudian PBF pusat akan mengirimkan barang sesuai dengan surat pesanan.
2. Penerimaan
Barang yang telah dipesan oleh Indofarma Global Medika ke PBF Pusat akan
diterima dan akan dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh kepala gudang
66
dan apoteker penanggung jawab dari PBF. Pemeriksaan barang meliputi : Nama
3. Penyimpanan
terhadap barang yang memiliki kondisi baik secara fisik dan sesuai dengan SPB nya.
b. Suhu penyimpanan dari setiap obat berbeda-beda. Untuk obat vaksin disimpan
pada suhu 2-8˚C kecuali vaksin polio (-40 sampai -20˚C), obat sediaan injeksi dan
sediaan sirup disimpan pada suhu AC (15-25˚C). sediaan tablet, kapsul, kaplet
d. Jika ada barang retur, recall, reject diletakkan di ruang terpisah dan terkunci
(ruang karantina).
e. Jika ada barang kadaluwarsa disimpan di ruang terpisah dan terkunci (ruang
expired).
f. Penyusunan berdasarkan secara alfabetis dan sistem FEFO (First Expired First
Out) dimana produk yang mendekati kadaluwarsa akan keluar terlebih dahulu.
apotek, instansi pemerintah, toko obat dan sesama PBF. Prosedur penyaluran atau
67
distribusi obat golongan Bebas, Bebas terbatas dan Keras yang dilakukan PT.
a. Sales akan mendatangi outlet dan menerima pesanan melalui surat pesanan atau
dapat melalui telephone disertakan foto bukti surat pesanan melalui chat
b. Surat pesanan akan dikaji oleh apoteker penanggung jawab PBF dan apabila
terdapat ketidaksesuaian maka surat pesanan akan ditolak dan apabila telah sesuai
c. Surat pesanan yang telah dikaji oleh apoteker dan telah sesuai, surat pesanan akan
(SOA)
d. SOA akan diteruskan ke bagian gudang dan akan dicetak Packing List dan obat
e. Packing list akan diserahkan pada kepala gudang kemudian akan diterbitkan Surat
f. SPB akan diverifikasi ulang dan ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab
PBF
h. SPB akan diterima dan dikaji kesesuaiannya dengan obat yang diterima lalu
ditandatangani dan di stempel oleh apoteker penanggung jawab di outlet atau oleh
TTK
penanggung jawab atau TTK di Outlet, akan dikembalikan ke bagian gudang PBF
dan Surat Pengiriman Barang tersebut akan diserahkan kepada bagian Inkaso
68
Prosedur penyaluran atau distribusi obat golongan Psikotropika, Prekursor
dan Obat-Obat Tertentu yang dilakukan PT. Indofarma Global Medika adalah sebagai
berikut:
a. Apoteker penanggung jawab PBF Indofarma Global Medika akan menerima surat
c. Apoteker akan melakukan verifikasi terhadap surat pesanan khusus dan surat
d. SOA akan diteruskan ke bagian gudang dan akan dicetak Packing List dan obat
e. Packing list akan diserahkan pada kepala gudang kemudian akan diterbitkan Surat
f. SPB akan diverifikasi ulang dan ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab
PBF
h. SPB dan barang akan diterima outlet, SPB ditandatangani dan dicantumkan SIPA
i. SPB akan dikembalikan ke gudang dan akan diserahkan kepada bagian Inkaso
69
3.7 Inspeksi Diri
PT. Indofarma Global Medika melakukan inspeksi diri untuk memantau
pelaksanaan dan kepatuhan terhadap penerapan seluruh aspek CDOB. Inspeksi diri
telah memiliki jadwal dan tim inspeksi diri yang independent. Tim inspeksi diri harus
memiliki surat tugas, minimal dikeluarkan oleh kepala cabang. Setelah tim inspeksi
diri melakukan inspeksi kemudian dilakukan rapat untuk membahas temuan inspeksi
diri, kemudian pembuatan laporan inspeksi diri dan CAPA atas temuan yang ada.
CAPA akan dikaji dan dipantau sampai seluruhnya telah close (ditutup).
3.8 Keluhan, Obat dan atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan
Penarikan Kembali
Keluhan, obat dan atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan penarikan
kembali yang diterima indofarma global medika aka dikumpulkan, dikaji dan
b. Produk rusak
Obat yang diantar oleh pengantar barang, jika tidak sesuai maka outlet akan
kembali ke bagian gudang. Bagian gudang dari indofarma global medika akan
sementara ke dalam ruang karantina dan diberi label dan menunggu arahan terhadap
obat yang dikarantina Kepala gudang dari infofarma global medika akan melakukan
70
pemeriksaan obat yang dikarantina apakah obat masih layak jual atau tidak layak jual.
Obat layak jual akan dikembalikan ke stok, untuk yang tidak layak jual akan
Penanganan terhadap obat kembalian atau recall dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu
b. PBF pusat akan mengeluarkan surat perintah penarikan dari pusat ke daerah
(PBF Cabang)
3.9 Transportasi
Transportasi yang dilakukan oleh PBF dilakukan dengan menggunakan
transportasi yang disesuaikan dengan kondisi penyimpanan pada obat dan selalu
melalui tahap validasi dan dokumentasi. Transportasi yang digunakan dalam proses
distribusi sediaan obat terdiri atas dua mobil box, tiga motor dan apabila melakukan
diangkut dalam kendaraan yang aman dengan design yang sesuai dengan peraturan
CDOB. Kendaraan yang digunakan oleh Indofarma Global Medika akan dilakukan
pemantauan suhu dengan sistem control suhu yang sudah tervalidasi sehingga
menjamin kondisi penyimpanan obat atau bahan obat yang akan didistribusikan
71
3.10 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak
Indofarma Global Medika dalam melaksanakan distribusi obat dilaksanakan
berdasarkan kontrak antara PBF dengan penyedia jasa lain seperti transportasi,
3.11 Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan di Indofarma Global Medika Cabang Medan
dilakukan secara manual dan elektronik dan dibuat secara rinci dan jelas.
Dokumentasi mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan secara jelas dan dimengerti
oleh seluruh personel dan tidak memiliki makna yang ganda. Dokumentasi dilakukan
penyimpanan Cold Chain Product yang memiliki suhu ruangan terjaga dan selalu
dilakukan pemantauan suhu dan kelembaban tiga kali dalam sehari pada pagi siang
dan sore hari. Dalam ruangan CCP, tersedia chiller, freezer digunakan untuk
yang didalamnya disediaan ice pack/ cold pack untuk menjaga suhu dari kotak
pemantauan suhu selama masa pengiriman produk rantai dingin untuk menjamin
kualitas produk.
72
3.13 Ketentuan Khusus Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Penyimpanan psikotropika dan prekursor dilakukan di ruang khusus, terkunci
dan terpisah dan selalu dilakukan pemantauan terhadap suhu dan kelembapan
ruangan setiap tiga kali sehari pada pagi, siang dan sore hari. Kunci dari ruangan
penyimpanan hanya dipegang oleh penanggung jawab PBF dan personil yang telah
elektronik pada dua sistem, yaitu SIODIE dan E-report. SIODIE untuk pelaporan
psikotropika, prekursor dan OOT (Obat-Obat Tertentu) yang dilaporkan setiap bulan
sebelum tanggal 10 dan E-Report untuk psikotropika dan prekursor yang dilaporkan
setiap bulan sebelum tanggal 20 dan melaporkan selain obat psikotropika dan
tangan yang tidak bertanggung jawab dan mengurangi penumpukan barang di gudang
penyimpanan. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Untuk pemusnahan sediaan farmasi dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Medika Cabang Medan tidak dapat melakukan pemusnahan barang secara sendiri
pemusnahan barang dilakukan di Pusat dengan cara mengirimkan barang yang akan
Cabang Medan di Jalan Sisingamangaraja Km. 10,8 Komplek ATC Amplas, Kota
Medan, Sumatera Utara dilakukan selama 2 minggu (mulai dari tanggal 16 Oktober –
03 November 2021). Pelaksanaan PKPA ini bermanfaat bagi calon apoteker karena
dapat melihat langsung kegiatan yang dilakukan di sarana distribusi yaitu PBF.
Distribusi Obat Yang Baik, pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu
yang baik serta distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung
pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten
untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi.
dan fungsinya dengan baik sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang
sarana penyalur obat dan bahan obat yang aman dan bermutu kepada masyarakat.
Apoteker penanggung jawab di PBF Indofarma Global Medika telah melakukan tugas
Global Medika Cabang Medan dilakukan secara berkala yang ditetapkan oleh
74
pimpinan tertinggi dan disosialisasikan keseluruh personil dan ditempatkan ditempat
yang strategis, begitu pula dengan protap dilakukan pebaikan secara berkala.
struktur organisasi.
Km. 10,8 Komplek ATC Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, mudah dijangkau oleh
kendaraan umum, terletak di daerah perkotaan dan pemukiman penduduk yang cukup
dan peralatan yang menjamin perlindungan mutu obat. Bangunan dirancang dan
meliputi CCTV, Jalur Evakuasi dan APAR serta pengendali hama yang terdapat pada
ruangan-ruangan yang diberi penanandaan yang jelas. Ada area terpisah dan terkunci
antara obat yang menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya yaitu area
karantina. Penyimpanan khusus untuk obat CCP, obat psikotropika dan obat prekusor
perundang – undangan.
75
4.3 Operasional dan Inspeksi Diri
Berdasarkan PerKBPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang Baik, PBF dan PBF Cabang dalam menyelenggarakan
telah memiliki sertifikat CDOB sejak tahun 2018. Pada tahun 2018, PT Indofarma
Global Medika Cabang Medan telah memiliki sertifikat CDOB dengan kategori
Aktifitas Distribusi Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product Distribution) dan
Distribusi Produk Obat Lainnya. Sehingga dengan adanya sertifikat CDOB ini maka
mendistribusikan obat.
1. Pengadaan
yaitu metode Make to stock merupakan pengadaan sistem dropping dari PBF pusat,
dan yang menjadi kajiaanya adalah PBF pusat akan melakukan tinjauan historis
penjualan yang lalu dari PBF cabang dan metode Make to order merupakan pengadaan
yang terjadi oleh karena pada kondisi dimana adanya permintaan dari outlet namun
2. Penerimaan
melakukan sesuai prosedur yang ada dimana Produk dicocokkan dengan dokumen
SPB, dengan melakukan pemeriksaan spesifikasi produk. Jika tidak sesuai, maka
dibuat berita acara tentang ketidaksesuaian produk yang datang. Untuk produk yang
76
telah sesuai, maka produk disimpan sesuai tempatnya dan diinput ke dalam sistem
3. Penyimpanan
Distribusi Obat Yang Baik, penyimpanan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi
dari masing-masing obat yang terbagi dalam bagian suhu Non-AC (250C – 300C), AC
(150C-250C), Chiller (20C – 8 0C), dan Freezer (-40 0C – (-200C)). Selain berdasarkan
suhu, penyimpanan juga dilakukan berdasarkan jenis produk dan juga disimpan
berdasarkan golongan obat yaitu psikotropika dan prekursor yang memerlukan tempat
penyimpanan terpisah.
kuncinya dipegang oleh Apoteker. Sediaan obat-obat tersebut disusun rapi di dalam
rak dengan posisi no. batch dan tanggal kadaluarsa dihadapkan ke depan dengan
tujuan untuk memudahkan petugas gudang dalam mengambil barang yang dituju.
Sediaan obat diletakkan di atas palet sehingga sediaan tidak berkontak langsung
dengan lantai yang dapat menyebabkan kerusakan pada obat. Sebagai pemastian
mutu penyimpanan, dilakukan pencatatan suhu pada Formulir Pemantauan Suhu dan
Kelembaban pada setiap ruangan diamati tiga kali sehari pada pagi (pukul 08.00-
09.00 WIB), siang (pukul 11.00 – 13.00 WIB) dan sore (14.00-16.00 WIB). Jika
Corrective Action and Preventive Action (CAPA) untuk dapat menanggulangi terjadi
77
Penyimpanan obat disimpan berdasarkan tempat penyimpanan yang sesuai. Ada
9 ruang penyimpanan pada PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan, yaitu:
Penyimpan obat dalam jumlah kecil dengan suhu ruangan non AC (250C-300C)
2. Ruang CCP
Penyimpanan produk rantai dingin. Terdiri dari 2 jenis yaitu chiller (20C – 80C) dan
3. Ruang Psikotropika
- Ruang Sirup
Penyimpanan produk obat sediaan sirup suhu ruangan non AC (150C – 250C).
- Ruang Injeksi
- Ruang Prekursor
Penyimpanan obat-obat tertentu dan obat mengandung prekursor dengan suhu ruang
AC (150C - 250C)
1. Distribusi
toko obat).
78
Dalam hal pendistribusiannya, PT. Indofarma Global Medika menyalurkan
obat ke rumah sakit, apotek, instansi pemerintah, toko obat dan sesama PBF. Proses
penyaluran untuk obat bebas, bebas terbatas dank eras dilakukan dengan cara setiap
hari sales akan berkunjung ke outlet untuk menawarkan obat-obat PT. Indofarma
Global Medika, sales akan menerima pesanan dari outlet baik secara langsung dengan
menerima SP atau melalui telepon disertai dengan foto surat pesanan melalui chat,
apabila telah sesuai maka akan diteruskan ke fakturis akan membuat SOA, SOA akan
diserahkan ke bagian gudang, petugas gudang akan membuat packing list, kemudian
petugas gudang mengambil obat berdasarkan packing list. Setelah obat diambil,
petugas gudang akan menerbitkan SPB, SPB ini akan diverifikasi oleh apoteker
kembali dan ditandatangani berdasarkan SPB pihak gudang, kemudian barang diserah
terimakan ke pengantar barang dan selanjutnya barang diantar ke outlet. SPB akan
diterima oleh outlet yang akan di paraf dan di stempel, kemudian SPB dikembalikan
ke gudang, petugas gudang akan menyerahkan SPB ke Inkaso, setelah itu Inkaso akan
dilakukan penagihan. Untuk obat psikotropika dan OOT apoteker akan mengeluarkan
surat konfirmasi terhadap surat pesanan dan SPB yang diserahkan ke outlet pemesan
obat harus ditandatangani dan distempel langsung oleh apoteker penanggung jawab.
dilakukan oleh Indofarma Global Medika telah sesuai dengan CDOB dimana semua
kembalian yang sesuai dengan peraturan CDOB yang berlaku dan berdasarkan
79
PerKBPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat
Yang Baik, Penerimaan obat dan/atau bahan obat kembalian harus berdasarkan surat
pengiriman barang dari sarana yang mengembalikan, serta jumlah dan identifikasi
obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat dalam catatan penerimaan dan
Indofarma Global Medika Cabang Medan dapat dilakukan dengan alasan kadaluarsa,
rusak, recall, atau salah input. Penerimaan return barang dari pelanggan ke PT
sesuai CDOB.
Indofarma Global Medika Cabang Medan telah memenuhi persyaratan yang terdapat
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 Tahun 2020 Bab XI tentang ketentuan
khusus produk rantai dingin dimana Indofarma Global Medika telah memenuhi
aturan yang berkaitan pada saat penerimaan, penyimpanan dan pengiriman produk
rantai dingin. Indofarma Global Medika telah menyediakan ruang khusus CCP yang
terpisah dengan lainnya yang memiliki cold room, chiller dan freezer yang suhu nya
selalu dipantau setiap tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam hari. Selain itu,
ruangan dari CCP juga selalu dipantau suhu serta kelembabannya setiap tiga kali
sehari. Alat-alat pengukur suhu pada produk rantai dingin selalu di kalibrasi dan di
validasi. Sistem pengiriman produk rantai dingin telah memenuhi persyaratan CDOB
dimana pengiriman akan menggunakan cold box yang akan diisi dengan ice pack
80
yang suhu nya terjaga dan akan ditransportasikan dengan kendaraan yang suhunya
juga terjaga. Berdasarkan hal tersebut, Indofarma Global Medika telah memenuhi
persyaratan penanganan produk rantai dingin yang terdapat dalam Cara Distribusi
menangani produk khusus obat psikotropika dan prekursor farmasi yang dimana pada
dan prekursor yang suhu dan kelembapannya selalu dipantau tiga kali sehari setiap
pagi, siang dan sore hari. Selain itu, ruangan psikotropika dan prekursor farmasi
selalu terkunci dan kunci hanya dipegang oleh apoteker penanggung jawab dan satu
prekursor farmasi yang terdapat pada pasal 45 menyatakan bahwa Pedagang Besar
Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan
dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan
Medika cabang Medan melaksanakan pelaporan secara elektronik dan terdiri dari 2
81
a. SIODIE
tertentu, meliputi stok awal, barang masuk, barang keluar, dan sisa stok. Dilaporkan
b. E-Report
Kegiatan pelaporan psikotropika dan prekursor yang dilakukan oleh PT. Indofarma
Global Medika Cabang Medan telah memenuhi persyaratan sebuah Pedagang Besar
Farmasi yang tercantum dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
4.6 Pemusnahan
Menurut PerKBPOM No 6 Tahun 2020, Pemusnahan dilaksanakan terhadap
obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Proses
Sumatera Utara, sehingga semua barang akan dimusnahkan di gudang pusat. Selain di
pusat, pemusnahan bisa juga dilakukan oleh masing-masing prinsipal sesuai dengan
kesepakatan.
82
8 BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktik kerja profesi apoteker yang dilaksanakan di PBF PT
5.2 Saran
Meningkatkan konsistensi dalam hal penyimpanan secara FEFO karena masih
83
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta:
BPOM RI.
BPOM RI. (2020). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik. Jakarta: BPOM RI.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Menkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
WHO. (2015). Suplement 8. Temperature Mapping of Storage Areas. Nomor 992
Annex 5. Switzerland: WHO Press.
84
LAMPIRAN
85
Lampiran 2. Denah Bangunan PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
86
Lampiran 3. Struktur Organisasi PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
87
Lampiran 4. Surat Pesanan ke PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
88
Lampiran 5. SPB Penerimaan PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
89
Lampiran 6. SPB Pendistribusian PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
90
Lampiran 7. Faktur Penjualan PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
91
Lampiran 8. Goods Receipt PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
92
Lampiran 9. Purchase Requisition PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
93
Lampiran 10. Sales Order Acknowledgement PBF Indofarma Global Medika
Cabang Medan
94
Lampiran 11. Packing List PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
95
Lampiran 12. Sertifikat CDOB PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
96
Lanjutan Lampiran 12. Sertifikat CDOB PBF Indofarma Global Medika Cabang
Medan
97
Lanjutan Lampiran 12. Sertifikat CDOB PBF Indofarma Global Medika Cabang
Medan
98
Lanjutan Lampiran 12. Sertifikat CDOB PBF Indofarma Global Medika Cabang
Medan
99
Lampiran 13. Kartu Stok PBF Indofarma Global Medika Cabang Medan
100