Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI
MAHASISWA BARU UMM TAHUN 2005/2006
Zakarija Achmat1

ABSTRACT
Since 2004/2005 academic year, Universitas Muhammadiyah Malang has been holding Personality
Development and Leadership Training. It has to be followed by all of the new comers. One purpose of the
training is to develop personality and leadership that actual on self confidence of the participants.
This research was aimed to know and evaluate whether the training could improve self confidence of
the participants effectively. It was quasi experimentation with The One-Group Pretest-Posttest Design. Self
confidence was measured by The Self Confidence Scale and the data were analyzed in statistics by the t-test
technique.
The result of the analyzes showed that there was a significant difference between pretest and
posttest score of The Self Confidence Scale (t = -2,044; p = 0,044) with = 87,67 and ’ = 88,97. It meant that
there was an increasing. It could be concluded that The Personality Development and Leadership Training
held by Universitas Muhammadiyah Malang improved self confidence of its participants effectively.
Key Words: Personality Development and Leadership Training, Self Confidence

1. PENDAHULUAN karenanya, perlu dilakukan evaluasi terhadap


peningkatan aspek tersebut sebagai indikasi
Sejak tahun akademik 2004/2005 Universitas pencapaian tujuan pelatihan.
Muhammadiyah Malang mewajibkan setiap Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
mahasiswa barunya untuk mengikuti Pelatihan dan mengevaluasi apakah P2KK memberi efek berupa
Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan peningkatan kepercayaan diri pada para mahasiswa
(P2KK). Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk baru Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2005/
mengembangkan kepribadian dan kepemimpinan 2006 yang mengikutinya.
mereka agar segera siap sebagai calon-calon
pemimpin yang berkepribadian dan berwawasan 2. METODE PENELITIAN
keislaman. a. Tipe Penelitian
Dalam pelaksanaannya, pelatihan tersebut Tipe penelitian ini adalah penelitian kuasi
menggunakan model pendekatan pembelajaran orang eksperimen dengan The One-Group Pretest-
dewasa melalui kegiatan pelatihan dengan Posttest Design. Penelitian ini bermaksud
menggunakan metode: games, role play, case study, memberikan gambaran mengenai bagaimana
focused group discussion. Proses belajarnya melalui pengaruh keikutsertaan dalam P2KK terhadap
pengalaman langsung (experiential learning) yang peningkatan kepercayaan diri tanpa memberikan
berpusat pada peserta (participant centered) untuk perlakuan khusus pada subjek penelitian secara
menumbuhkan self awareness. Dalam pendekatan eksperimental. Pengukuran terhadap kepercayaan
pembelajaran tersebut peserta dituntut untuk terlibat diri yang dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan
aktif, sementara para pelatih lebih berperan sebagai ditujukan untuk memperoleh bukti empirik dari
fasilitator pembelajaran. penjelasan-penjelasan teoritik dan konseptual
Aspek penting dalam kepribadian dan mengenai peningkatan kepercayaan diri tersebut.
kepemimpinan yang dikembangkan adalah b. Variabel Penelitian
kepercayaan diri, karena aspek ini dianggap memiliki Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
peran cukup penting untuk menunjang keberhasilan keikutsertaan dalam P2KK, dan variabel terikatnya
belajar seorang mahasiswa di perguruan tinggi. Oleh adalah kepercayaan diri. Dalam penelitian ini

1
Zakarija Achmat. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

117 HUMANITY, Volume 1 Nomor 2, Maret 2006: 117 -121


secara operasional kepercayaan diri didefinisikan d. Metode Pengumpulan Data
sebagai suatu sikap yang menunjukkan sejauhmana Data dikumpulkan melalui pemberian Skala
seseorang percaya terhadap kemampuan dirinya Kepercayaan Diri sebagaimana yang digunakan
sendiri, tidak cemas dalam mengungkap pendapat dalam penelitian Asmiana (2003). Skala tersebut
dan percaya akan memperoleh hasil yang dirancang berdasar metode skala dari Likert
diharapkan, diukur dengan menggunakan Skala dengan empat kategori pilihan, yaitu Sangat Setuju
Kepercayaan Diri, dimana skor total skala (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat
menunjukkan tingkat kepercayaan diri subjek Tidak Setuju (STS). Subjek diminta menyatakan
penelitian. Semakin tinggi skor, menunjukkan tanggapannya terhadap pernyataan-pernyataan
kepercayaan diri yang semakin tinggi. dalam skala dengan memilih satu dari empat
c. Subjek Penelitian kategori tersebut. Skoring didasarkan pada pilihan
Populasi penelitan adalah mahasiswa baru tersebut dan pengelompokan item skala, apakah
Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2005 favourable atau unfavourable. Untuk item-item
peserta P2KK yang berjumlah + 3.250 orang. favourable, pilihan SS mendapat skor 4, S
Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mendapat skor 3, TS mendapat skor 2 dan STS
menentukan subjek penelitian adalah purposive mendapat skor 1. Sebaliknya untuk item-item
sampling. Mempertimbangkan waktu unfavourabel, pilihan SS mendapat skor 1, S
pelaksanaan pelatihan yang sangat panjang (mulai mendapat skor 2, TS mendapat skor 3 dan STS
19 Agustus 2005 hingga 1 Januari 2006, terbagi mendapat skor 4.
dalam 13 angkatan dengan tiap angkatan Skala tersebut disusun berdasarkan aspek-
dilaksanakan selama enam hari) dan keterbatasan aspek kepercayaan diri yang mengacu pada
waktu yang tersedia untuk melaksanakan pendapat Lauster (1992) meliputi: (1) percaya
penelitian, subjek penelitian diambil dari peserta pada kemampuan pribadi, (2) tidak cemas dalam
pelatihan pada angkatan-angkatan awal, yaitu mengungkapkan pendapat, dan (3) percaya akan
angkatan ke-6, yang pelaksanaannya pada tanggal memperoleh hasil yang diharapkan. Hasil uji
24 – 29 September 2005. validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa semua
Ciri-ciri subjek yang dijadikan sampel item dinyatakan valid (dengan indeks validitas item,
penelitian adalah mereka yang mengisi Skala yaitu koefisien korelasi item-total r bergerak dari
Kepercayaan Diri secara lengkap, baik pada 0,2662 – 0,7222; dengan r tabel = 0,230 pada
waktu pre-test maupun post-test. Dari mereka, taraf signifikansi 1%) dan reliabel (dengan koefisien
hanya yang memperoleh skor pre-test rendah, reliabilitas alpha = 0,9353).
sedang dan tinggi yang datanya dianalisis dengan Skala diberikan kepada subjek dalam dua
teknik uji beda untuk diketahui peningkatannya. bentuk, yaitu Skala 1 untuk pre-test dan Skala 2
Untuk subjek penelitian yang memperoleh skor untuk post-test. Item-item dalam kedua skala
pre-test yang tergolong sangat rendah dan sangat tersebut sama persis, termasuk susunannya, hanya
tinggi, datanya tidak dianalisis dengan teknik uji berbeda sedikit pada layout-nya. Pada Skala 1
beda. Pengelompokan skor subjek ke dalam lima lebih banyak hal yang diungkap yang terkait dengan
kategori tersebut dilakukan dengan bantuan identitas dan latar belakang dari diri subjek.
program komputer SPSS for Windows version Informasi tersebut akan digunakan dalam analisis
11.0. Seluruh subjek yang mengisi skala sebanyak tambahan, misalnya menyangkut jenis kelamin, latar
231 orang, namun tidak semua skala yang belakang atau pengalaman dalam berorganisasi dan
terkumpul dapat dianalisis. Hanya subjek yang daerah asal.
mengisi secara lengkap skala baik pada waktu pre- Skala 1 diberikan pada awal pelatihan, yaitu
test maupun post-test yang datanya dianalisis. segera setelah acara pembukaan sehingga subjek
Subjek terdiri dari 47 laki-laki dan 81 perempuan, belum mengalami proses pembelajaran dalam
berasal dari 25 program studi. Dari 128 orang pelatihan. Mereka baru mendapatkan gambaran
tersebut, hanya 79 orang yang skor total pre-test- tentang proses yang akan diikutinya selama
nya masuk dalam kategori rendah, sedang dan pelatihan. Skala 2 diberikan pada hari terakhir
tinggi, sisanya tergolong sangat rendah atau sangat pelatihan, yaitu menjelang acara penutupan,
tinggi. sehingga subjek telah mengalami seluruh proses
pembelajaran selama pelatihan.

Zakarija Achmad. Efektifitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian kepemimpinan 118


Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui berarti terjadi peningkatan. Dengan demikian dapat
para pendamping pelatihan, yaitu para mahasiswa dikatakan bahwa P2KK efektif dalam meningkatkan
senior yang telah mendapatkan pembekalan dari kepercayaan diri mahasiswa baru Universitas
para pelatih, yang mendampingi para peserta Muhammadiyah Malang yang mengikutinya. Hal ini
pelatihan selama proses pelatihan. berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
e. Metode Analisa Data Selain hal tersebut, ketika skor pre-test dan
Analisis dilakukan dengan teknik statistik post-test dikorelasikan, hasilnya menunjukkan bahwa
dengan melakukan uji beda skor total Skala terdapat korelasi positif yang sangat signifikan (r =
Kepercayaan Diri antara sebelum dan sesudah 0,497; p = 0,000) antara skor pre-test dan post-
mengikuti pelatihan. Uji beda dilakukan dengan test. Ini berarti bahwa semakin tinggi skor pre-test,
menggunakan teknik t-test. Uji beda hanya samakin tinggi pula skor post-test. Hal ini
dilakukan terhadap subjek yang memenuhi syarat menggambarkan bahwa pada umumnya memang
yaitu yang dari hasil Skala 1 (pre-test) tergolong terjadi peningkatan skor kepercayaan diri pada subjek
rendah, sedang dan tinggi, sementara yang skornya penelitian. Uji t (t-test) lebih mendasarkan pada
tergolong sangat rendah dan sangat tinggi tidak perbedaan mean, sehingga dimungkinkan bahwa
dilakukan uji beda. Hal ini dimaksudkan untuk meskipun ada perbedaan (peningkatan) tetapi tidak
menghindari terjadinya error karena pengukuran. selalu menggambarkan adanya peningkatan pada
Subjek dengan skor pre-test sangat rendah sebagian besar subjek. Ada kemungkinan bahwa
diasumsikan tidak akan mengalami penurunan dan pada sebagian subjek mengalami peningkatan skor
sebaliknya yang sangat tinggi diasumsikan tidak yang besar, sementara sebagian yang lain mengalami
akan mengalami peningkatan. Dengan demikian, penurunan walaupun hanya sedikit. Sumbangan efektif
yang diuji beda sehingga dapat diketahui pre-test terhadap post-test yang kecil yaitu hanya
perubahannya hanya yang masih memiliki sebesar 24,7% (r2 = 0,247) menunjukkan bahwa
kemungkinan menurun atau meningkat saja. Dari tinggi rendahnya skor post-test tidak terlalu ditentukan
128 subjek yang secara lengkap mengisi Skala 1 oleh tinggi rendahnya skor pre-test. Hal ini
sebelum pelatihan (pre-test) dan Skala 2 sesudah menunjukkan bahwa peningkatan skor pada semua
pelatihan (post-test), hanya 79 subjek yang subjek, baik yang skor pre-test-nya rendah, sedang,
memenuhi syarat untuk dapat dianalisis. Analisis maupun tinggi cenderung sama. Tinggi rendahnya skor
dilakukan dengan menggunakan bantuan program post-test lebih banyak ditentukan oleh faktor lain,
komputer SPSS (Statistical Program for Social kemungkinan adalah keikutsertaan subjek dalam
Science) for Windows version 11.0. pelatihan itu sendiri terutama bagaimana keterlibatan
3. HASIL PENELITIAN DAN mereka secara aktif dalam proses pembelajaran
PEMBAHASAN selama pelatihan. Hasil uji korelasi ini semakin
a. Hasil Penelitian menguatkan kesimpulan di atas bahwa terjadi
Rangkuman hasil analisis tergambar pada peningkatan kepercayaan diri pada mahasiswa baru
tabel berikut ini: Universitas Muhammadiyah Malang peserta P2KK
tahun 2005/2006.
Rangkuman Hasil Uji t
b. Pembahasan
Sumber Nilai t p Keterangan Hasil analisis data yang menunjukkan adanya
X – X’ -2,044 0,044 Signifikan perbedaan yang signifikan skor pre-test – post-test
kepercayaan diri mahasiswa peserta pelatihan
memberi bukti bahwa pelatihan tersebut efektif dalam
Keterangan: X : Skor pre-test
mencapai salah satu tujuannya yaitu menumbuhkan
X’ : Skor post-test rasa percaya diri. Hasil ini mempertegas apa yang
p : peluang kesalahan dikemukakan oleh Fowlie (2000) bahwa proses
kegiatan (termasuk proses pelatihan) yang berpusat
Uji t ini menggunakan taraf signifikansi 5%, pada peserta (participant centered) mampu
sehingga jika p < 0,05 perbedaan tersebut signifikan. meningkatkan rasa percaya diri pada para pesertanya.
Berdasarkan nilai p = 0,044, maka dapat dikatakan Pike (2005) menyebut training yang berpusat
bahwa perbedaan skor pre-test dan post-test pada pesertanya sebagai suatu alternatif yang lebih
signifikan, dimana x = 87,67 dan ’ = 88,97 yang efektif dibanding training yang didasarkan pada model

119 HUMANITY, Volume 1, Nomor 2,Maret 2006: 117 -121


perkuliahan (ceramah). Ia menjelaskan bahwa melaksanakan dan memfasilitasi Super Camp,
pembelajaran yang berpusat pada partisipasi peserta hasilnya menunjukkan bahwa 81% pesertanya
akan membuat peserta mampu mengingat hampir meningkat kepercayaan dirinya.
keseluruhan materi yang diberikan, karena mereka Dari sisi materi, P2KK menawarkan
terlibat aktif di dalamnya. Pike menjamin bahwa kesempatan kepada para pesertanya untuk
teknik training ini akan membuat peserta berusaha memecahkan persoalan-persoalan yang sesungguhnya
mengembangkan tingkat pemahamannya terhadap apa memang mereka hadapi, sehingga mereka menjadi
yang mereka inginkan untuk mereka pelajari. Peserta lebih realistis dalam memandang dunianya. Dalam
tidak hanya mendengar kemudian lupa atau melihat P2KK peserta juga diajak melakukan proses evaluasi
dan mencoba ingat, tetapi mereka malakukan sesuatu diri yang dilakukan pada bagian awal dalam proses
sehingga mereka mengerti. pelatihan untuk menemukan kekurangan-kekurangan
Pada P2KK ini, dalam proses pembelajarannya dan terutama kelebihan-kelebihan yang ada pada
peserta memang benar-benar dituntut untuk dirinya sendiri. Proses evaluasi diri ini dilakukan
berpartisipasi aktif melalui metode games, role play, dengan maksud agar peserta mampu mengidentifikasi
case study, simulasi, maupun focused group dirinya, dimana menurut Gilmer (dalam Kumara,
discussion. Metode-metode tersebut memang hanya 1988) dengan identifikasi diri tersebut individu akan
bisa dijalankan jika para pesertanya mau terlibat memahami dirinya sendiri dan kemudian akan
secara aktif. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya menumbuhkan kepercayaan diri.
dirancang agar menyenangkan untuk dilakukan, Dalam P2KK, peserta juga diajak untuk selalu
mudah, tidak melelahkan, didasarkan pada berpikir positif dan berlatih untuk melakukannya,
pengalaman pribadi peserta, dan dilakukan dalam sehingga ketika melakukan evaluasi diri, mereka akan
kelompok-kelompok kecil. Peserta diajak untuk mendapatkan hal-hal yang lebih positif. Mereka
mengalami “sesuatu” terlebih dahulu, kemudian menjadi lebih realistis dalam memandang dirinya,
mereka diminta merefleksikannya agar dapat mengetahui kompetensi-kompetensi dan
membentuk suatu pemahaman dan konsep-konsep kelemahannya, sehingga bisa menyesuaikan diri dan
baru, dan kemudian mereka dimotivasi agar mau pada akhirnya tidak merasa takut menghadapi
mencobakan konsep baru tersebut pada situasi-situasi berbagai situasi. Sebagaimana dikemukakan oleh
nyata di kemudian hari. Hurlock (2004), mengidentifikasi domain-domain
Fowlie juga menyatakan bahwa faktor-faktor kompetensi yang penting dan meningkatkan
yang dianggap dapat meningkatkan kepercayaan diri kemampuan dalam mengatasi masalah adalah cara-
meliputi proses komunikasi, melakukan kerja cara untuk meningkatkan kepercayaan diri.
kelompok, melakukan proses evaluasi diri, kebebasan Hasil analisis data yang menunjukkan bahwa
dalam bertindak serta proses penyesuaian diri P2KK efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri
terhadap situasi baru. para pesertanya, dapat dijadikan dasar dalam
Pembelajaran dalam P2KK dirancang dengan memberi rekomendasi treatment khususnya terhadap
pendekatan pembelajaran orang dewasa, dimana para mahasiswa yang memiliki masalah kepercayaan
dalam prosesnya para peserta dihadapkan secara diri. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses
langsung pada situasi-situasi yang memaksa mereka pembelajaran pada pelatihan tersebut dapat
harus melakukan kerja-kerja kelompok. Para peserta digunakan sebagai pedoman dalam merancang
dalam tiap kelompok berasal dari berbagai latar program terapi bagi individu yang perlu ditingkatkan
belakang yang berbeda, misalnya asal fakultas dan kepercayaan dirinnya.
asal daerah, sehingga para peserta juga dihadapkan Hasil analisis tambahan menunjukkan adanya
pada situasi dimana mereka harus terus menerus perbedaan kepercayaan diri yang signifikan antara
melakukan penyesuaian terhadap situasi baru yang kelompok mahasiswa yang memiliki pengalaman aktif
mereka hadapi. berorganisasi dan tidak. Mereka yang pernah aktif
Proses pembelajaran dalam P2KK dirancang berorganisasi memiliki tingkat kepercayaan diri yang
sedemikian rupa sehingga suasananya menyenangkan lebih tinggi. Hasil ini memperkuat kesimpulan
dengan memaksimalkan semua sumber belajar yang penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asmiana
ada di lingkungan sekitar tempat belajar, mengacu (2003). Mereka yang memiliki pengalaman aktif
pada model pembelajaran quantum. Sebagaimana berorganisasi, menunjukkan tingkat kepercayaan diri
dilaporkan oleh DePorter dkk. (2000), yang yang lebih tinggi, kerena dengan aktif dalam organisasi
menerapkan Quantum Teaching dengan mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk

Zakarija Achmad. Efektifitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian kepemimpinan 120


melakukan interaksi sosial. Kegiatan-kegiatan yang peserta, sehingga dapat dilakukan antisipasi ketika
mereka lakukan dalam organisasi membuat mereka hendak melakukan program yang sama pada
lebih sering berkomunikasi dan melakukan kerja- tahun-tahun berikutnya. Di samping itu, juga perlu
kerja kelompok, dimana hal tersebut merupakan dilakukan penelitian dengan fokus selain peserta,
faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan misalnya para mahasiswa senior yang menjadi
diri. Disamping itu, dengan lebih banyak melakukan pendamping
DAFTAR dalam pelatihan tersebut.
PUSTAKA
interaksi sosial dengan teman sebaya dalam
organiasasi, mereka memiliki lebih banyak Asmiana, W. (2003) Perbedaan Rasa Percaya Diri
kesempatan untuk melakukan perbandaingan- antara Mahasiswa yang Aktif dengan
perbandingan dan pada akhirnya dapat menemukan Mahasiswa yang Tidak Aktif dalam Organisasi
domain-domain kompetensi yang penting dalam Kemahasiswaan di UMM. Skripsi. Malang:
dirinya. Kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi Fakultas Psikologi UMM.
menuntut para anggotanya untuk lebih sering DePorter, Bobby; Reardon, Mark dan Singer-Nourie,
melakukan evaluasi diri terkait dengan peran dan tugas- Sarah (2000) Quantum Teaching:
tugas mereka dalam organisasi. Dengan demikian Mempraktekkan Quantum Learning di
mereka menjadi lebih mengenali dirinya sendiri Ruang-ruang Kelas. Bandung: PT. Mizan
sehingga lebih percaya diri. Pustaka
Fowlie, J. (2000) Emotional Intelligence: The Role
4. KESIMPULAN DAN SARAN of Self-Confidence in Preparing Business
4.1. Kesimpulan School Undergraduates for Placement/
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang Employment. http://www.herts.ac.uk
telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai Hurlock, B.E. (2003) Psikologi Perkembangan :
berikut: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Ada perbedaan yang signifikan kepercayan diri Kehidupan, Jakarta : Erlangga
mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang Kumara, A. (1988) Studi Pendahuluan tentang
sebelum dan sesudah mengikuti P2KK (t = -2,044 Validitas dan Reliabilitas The Test of Self
dan p = 0,044), dimana kepercayaan diri mereka Confidence. Laporan Penelitian. Yogyakarta:
menjadi lebih tinggi setelah mengikuti pelatihan tersebut Fakultas Psikologi UGM
( = 87,67 dan ’ = 88,97). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa P2KK efektif dalam meningkatkan
kepercayaan diri mahasiswa baru Universitas
Muhammadiyah Malang yang mengikutinya.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
(1). Bagi Universitas Muhammadiyah Malang, agar
model pelatihan tersebut dikembangkan untuk
dijadikan sarana atau model terapi bagi mahasiswa
yang mengalami masalah terkait dengan rendahnya
kepercayaan diri.
(2). Bagi peneliti selanjutnya, bahwa masih banyak
hal terkait yang belum tercakup dalam penelitian
ini yang bisa dikembangkan, misalnya materi apa
saja dan metode pembelajaran yang bagaimana
yang benar-benar efektif dapat meningkatkan
kepercayaan diri. Selain itu, perlu diteliti pula
aspek-aspek psikologis lain yang mungkin ikut
meningkat berkaitan dengan keikutsertaan dalam
program P2KK tersebut. Sebaliknya, perlu diteliti
pula efek negatif yang mungkin timbul pada

121 HUMANITY, Volume 1 Nomor 2, Maret 2006: 117 - 121

Anda mungkin juga menyukai