Anda di halaman 1dari 154

KATA PENGANTAR

Dengan rasa suka cita dan kerendahan hati yang paling dalam penulis
mengucapkan puji kehadiran ALLAH SWT, yang telah melimpahkan dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga modul ini dapat di selesaikan.
Berbagai usaha yang dilakukan guna menyelesaikan modul ini tentunya sesuai
dengan kemampuan yang ada pada penulis, hal tersebut dirasakan hasilnya masih dari
kemampuan. Namun penulis tetap berharap agar modul ini dapat memenuhi syarat.
Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan yang setimpal dari ALLAH SWT. Akhir kata penulis berharap semoga hasil
karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Robbal Alamin

Jambi, Desember 2005

Penulis

1
2
BAB I
KEWIRAUSAHAAN DAN USAHA KECIL

1.1Pengertian Kewirausahaan

KewAirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan wirausaha


berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur, secara tertulis digunakan pertama
kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya "Kamus Dagang'. Entrepreneur
adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum
mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual.Wirausaha
adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi
perusahaan yang bebas. Sebagaian besar pendorong perubahan, inovasi, dan
kemajuan di perkonomian kita akan datang dari para wirausaha; orang-orang yang
memiliki kemampuan untuk mengambil reasiko dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan


dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang
baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi (Say, 1803).

Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan


perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk

(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

(2) memperkenalkan metoda produksi baru,

3
(3) membuka pasar yang baru (new market),

(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan


wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

2. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system


ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.

3. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan


atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

4. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship


Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko
atau ketidakpastian.

5. Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru


dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah

4
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.

6. Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut
adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi
peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang
wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta
sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah
orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan
peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang
sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin
menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi
selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi
kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau
kondisional.Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima
balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya

5
adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha
(bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang
terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian
mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada
bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan
kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,


terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak
salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau
individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan
emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup
(menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang
lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan
sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki
kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.
Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang
lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi
wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan
professional.

1.2 Manfaat Kewirausahaan

Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau
percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak
uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum
mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan
manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau menengah.

Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah


sebagai berikut:

6
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri memiliki
usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai
tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan
memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk
mewujudkan cita-citanya.

2. Memberi peluang melakukan perubahan

Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap
peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.
Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan
mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas,
pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka
terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani
hidup yang lebih baik.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka,


kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan
hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh
wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan
mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi
mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan
kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya
sendiri.

4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan

Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan,
keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk
mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi
kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang

7
termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan
generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko,
pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang
yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi
jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan
lain).

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan


pengakuan atas usahanya

Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang
paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan
saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan
pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam
bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan
setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan
fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan
kecil.

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan


rasa senang dalam mengerjakan

Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah
bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan
kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab
mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka
melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut
McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah
terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda” Hal ini yang menjadi
penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih
kepada proses atau perjalanannya.

8
Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa menjadi
usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika
seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi pekerja bagi
para pemilik perusahaan.

1.3 Aspek-aspek Program Pendidikan Kewirausahaan Disekolah

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses


pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai,
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-
nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata
pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem
penilaian.

Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat


ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilainilai
kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok
sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai
pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap
mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling

9
dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok
kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6
(enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi
pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari


tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun
kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan
dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu
kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan
diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan
menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan
nilai-nilai kewirausahaan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan


kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai
kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian,
dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.Dengan prinsip
ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses
ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan
kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan


melalui langkah-langkah berikut:

• Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan


sudah tercakup didalamnya.

10
• Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam
SKdan KD kedalam silabus.

• Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang


memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku.

• Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai


kewirausahaan ke dalam RPP.

2. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra


Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan
yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai


bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri
merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.Pengembangan diri yang
dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam

11
kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta
didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.Pengembangan diri secara
khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat,
minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan
kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan
terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara
langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti
oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya
peserta didik, dll)

4. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke


Praktik

Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga


kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan
skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill
dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada
mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung
dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut
merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai
kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran
kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat
dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.

12
5. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar

Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh


terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang
mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan k egiatan-kegiatan
pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan
adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan
ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.

6. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah

Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik


berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat
sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah


mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga
administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas
sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas
berwirausaha di lngkungan sekolah).

7. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu
mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan,
nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan
lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan
keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di ingkungan sekitar
pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi

13
produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual
dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi


pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada
dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian
dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik
mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal
pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu
nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui
proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait
dengan nilai-nilai kewirausahaan.

1.4 Peran Pendidikan Kewirausahaan Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Pendidikan Kewirausahaan dilaksanakan dengan menanamkan nilai-nilai


kewirausahaan kepada peserta didik, nilai-nilai tersebut antara lain jujur, percaya diri,
kreatif, kepemimpinan, inovatif, dan berani menanggung resiko. Nilai-nilai tersebut
merupakan bagian dari nilai-nilai pendidikan karakter. Sehingga pendidikan
kewirausahaan menyumbangkan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter yang
pada akhirnya akan membentuk karakter bangsa, sesuai dengan tujuan dari
pendidikan kewirausahaan yaitu untuk membentuk manusia secara utuh (holistik),
sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha.

14
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui pendidikan kewirausahaan di semua
jenjang pendidikan akan membentuk karakter wirausaha peserta didik, dan karena
diimplementasikan mulai dari jenjang pendidikan terendah (PAUD) hingga tertinggi
(Perguruan Tinggi) maka nilai-nilai kewirausahaan (yang termasuk nilai-nilai
karakter) tersebut akan melekat kuat di benak dan hati peserta didik dan pada
akhirnya peserta didik tersebut (sebagai generasi penerus bangsa) akan memiliki
nilai-nilai karakter yang kuat dan pada akhirnya akan membentuk karakter bangsa.

1.5 Pengertian Usaha / Bisnis Kecil


Sejauh ini, kita sering menemui berbagai definisi / pembatas mengenai
usaha atau bisnis. Jenis ini memang sangat sukar didefinisikan dan sangat iaster
untuk ukuran masing-masing iast. Pedagang, peminum, tempat penyewaan video,
restoran, adalah termasuk bentuk usaha kecil. Di iast kita, usaha kecil biasa
disebut untuk perusahaan jumlah tenaga kerja yang berkisar antara 50 – 99 orang.
Namun untuk ukuran AS, The U.S Departement of commerce mengkategorikan
usaha kecil sebagai usaha dengan jumlah tenaga sekitar 500 orang. Yang lebih
mencengangkan lagi adalah kriteria dari lainnya yang menyatakan bahwa
termasuk usaha kecil adalah perusahaan yang jumlah tenaga kerjanya tidak lebih
dari 1.500 orang. Bandingkan dengan kriteria di iast kita, jumlah pekerja 1.500
tidak lagi untuk small business tetapi untuk perusahaan yang tergolong sangat
besar (very large business).
Mengingat adanya kesulitan mendefinisikan usaha kecil dengan angka-
angka maka kita coba tarik pengertian secara umum saja. Usaha kecil adalah
suatu bentuk usaha yang tidak tergantung kepada pemilik dan manajemennya
serta tidak menguasai / mendominasi pasar dimana ia berada. Usaha kecil tidak
menjadi bagian dari bisnis lainnya, sehingga sebagai perusahaan kecil tidak
mempunyai pengaruh signifikan pasar dimana saja ia berada. Computer Compaq,
umpamanya pada awalnya adalah usaha kecil dari ketika berdiri pada tahun
1984. Tetapi sekarang ia telah menjadi perusahaan besar yang menguasai pasaran
iaster. Dengan kata lain, ia tidak ias dikategorikan sebagai usaha kecil lagi. Kisah

15
the botol sosro pada awalnya juga demikian. Awalnya ia hanya merupakan usaha
rumah tangga yang dikerjakan oleh keluarga sosro, seorang petani the disebuah
desa di Jawa Timur. Namun karena kegigihannya memasarkan produknya yang
merupakan pelopor, jauh sebelum munculnya produk AMDK ( air minum dalam
kemasan ) asli Indonesia lainnya.
Usaha kecil adalah merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja
kurang dari 50 orang, atau berdasarkan UU no 9 tahun 1995 kategori usaha kecil
adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (tidak
termasuk tanah dan bangunan); penjualan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00;milik warga negara Indonesia,bukan afiliasi badan usaha
lain(berdiri sendiri), dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha,atau koperasi.

1.6 Peran usaha kecil


Di berbagai negara, usaha kecil ternyata memiliki kontribusi yang tidak
kecil. Rata-rata perusahaan atau bisnis di Amerika Serikat, misalnya,
menampung karyawan atau pekerja tidak lebih dari 100 orang dan sebagian besar
bekerja pada usaha yang berskala kecil.
Ada beberapa alasan mengapa usaha kecil mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perekonomian di negara-negara maju seperti AS. Diantaranya
adalah bahwa usaha kecil secara historis dikenal mampu menampung tenaga
tenaga kerja, lebih inovatif dan memberikan kontribusi penting bagi perusahaan-
perusahaan besar. Usaha kecil sering disebut sebagai katup pengaman, dalam
masalah pengangguran dan berperan besar sebagai pemasok-pengecer bagi
operasi perusahaan besar.
1. Pencipta lapangan pekerjaan. Lebih dari 20 tahun terakhir ini menunjukkan
bahwa lapangan kerja baru itu datangnya bukan dari jenis usaha besar tetapi
berasal dari usaha kecil. Kecil, muda dan berteknologi tinggi akan
menghasilkan pekerjaan baru lebih cepat daripada perusahaan tua, dan besar.
Usaha dengan teknologi yang tinggi, misalnya di dalam industri elektronika
membutuhkan persyaratan pekerjaan dengan tingkat kemampuan yang lebih

16
tinggi dan memiliki keahlian di bidang engineering. Peran usaha atau bisnis
kecil di Jerman juga cukup besar. Usaha kecil disana merupakan perusahaan
dengan pekerja kurang dari 500 orang memberikan kontribusi 2/3 dari GNP.
2. Inovatif. Beberapa perusahaan kecil di AS telah berhasil menemukan
personal komputer , pisau cukur stainless stell, radio transistor dan mesin foto
copi, mesin jet dan sebagainya.
3. sangat penting bagi perusahaan besar, selain kedua hal diatas,
perekonomian Amerika Serikat sangat tergantung kepada bisnis kecil, karena
hampir seluruh produk yang dibuat oleh perusahaan manufaktur besar
dikerjakan melalui bisnis kecil. Sebagai besar dealer mobil Ford dan
Chevrolet adalah bisnis kecil

1.7Bentuk-Bentuk Usaha Kecil


Paling tidak ada lima jenis kecil yang bisa kita masuki, yakni bisnis jasa,
eceran, bisnis distribusi, agribisnis atau manufaktur.
1. Bisnis jasa
Bisnis jasa dewasa ini merupakan yang terbesar dan cepat pertumbuhannya
dalam dunia bisnis kecil. Jasa juga membawa keuntungan yang sangat besar
bagi wiausaha kecil yang mampu berinovasi tinggi. Misalnya car rental,
konsultan manajemen, dan lain-lain.
2. Bisnis eceran ( retail business)
Adalah bentuk bisnis kecil yang ditekuni oleh wirausaha kecil, Bisnis enceran
adalah satu-satunya usaha yang menjual produk manufaktur yang langsung
kepada konsumen.
3. Bisnis distribusi ( Wholesale business)
Sama seperti bisnis jasa dan eceran, wirausaha kecil yang sudah mulai
mendominasi seluruh penjualan dalam jumlah besar. Bisnis ini adalah satu-
satunya bisnis yang membeli barang dari pabrik atau produsen dan menjual
kepada pedagang eceran.

17
BAB II
RUANG LINGKUP DAN SIFAT AKTIVITAS BISNIS

2.1 Bisnis dan Kehidupan Sehari-hari Kita


Sebagian besar kehidupan kita adalah bagian dari sistem bisnis yang ada.
Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali hampir tidak lepas dari bisnis. Kita
membeli pasta gigi dari supermarket, kita sarapan di Restoran Padang, kita
berangkat naik bus, kereta atau taxi dari perusahaan transfortasi, kita kuliah di
perguruan tinggi dan seterusnya. Oleh karenanya, setiap orang seharunya
memiliki pengetahuan tentang bisnis dan bagaimana ia mempengaruhi
kehidupannya.
Bisnis, dalam pengertiannya yang luas, adalah suatu istilah umum yang
menggambarkan seluruh aktivitas dan lembaga-lembaga yang menghasilkan
barang atau memberikan jasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh,
kita dapat meningkatkan standar hidup melalui lembaga pendidikan (sekolah,
kampus), agama (masjid), masyarakat ( perkumpulan-perkumpulan) dan lembaga
ekonomi (perusahaan bisnis).
Pemusatan Kebutuhan
Organisasi bisnis berbeda dari organisasi lainnya. Mereka menghasilkan
barang atau memberikan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk
mengembangkan aktivitas bisnisnya. Barang dan jasa yang dihasilkan tersebut
adalah benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, bila tidak ia akan bertahan lama.
Adanya kompetisi di antara perusahaan memiliki manfaat yang menjamin
bahwa barang dan jasa yang dijual pada harga dan kualitas yang tepat. Organisasi
yang berhasil harus sadar akan kebutuhan-kebutuhan konsumennya dan selalu
siap memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen ibarat raja ia memutuskan
kapan, bagaimana, dan pada harga berapa ia harus membeli.

18
Daya beli konsumen dan usaha produsen untuk memuaskan kebutuhan
konsumen, di bawah kondisi persaingan ini, mendorong peningkatan efisiensi
penggunaan bahan baku, peralatan dan SDM untuk menghasilkan barang yang
lebih banyak dan lebih baik. Sementara itu, pengusaha juga harus melayani
konsumen dan tetap memberikan manfaat kepada masyarakatnya.

2.2 Sifat Sistem Bisnis


Bisnis, secara sederhana, dikatakan sebagai suatu sistem yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita.
Kata sistem ini menunjukkan adanya kesaling keterkaitan antara bisnis dan
unsur-unsur masyarakat lainnya. Setiap tindakan dalam bisnis juga berhubungan
dengan sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem hukum.
Bisnis itu sendiri dapat dilihat sebagai sistem total (keseluruhan) yang
terdiri dari subsistem yang lebih kecil seperti industri. Setiap industri terdiri dari
banyak perusahaan yang besar dan produknya bervariasi. Sementara setiap
perusahaan mempunyai beberapa subsistem seperti produksi, pemasaran, SDM,
dan keuangan.
Input dan Output
Pada dasarnya suatu sistem bisnis menerima input dari lingkungannya,
meresponnya dan kemudian menghasilkan output kepada sistem sosial yang lebih
besar. Gambaran ini dapat dilihat secara ringkas pada bagai 3.1 berikut ini :

Bisnis menerima input Bisnis memproses input Bisnis menghasilkan


dan dengan cara yang paling barang dan jasa
mengoperasikannya efisien dengan untuk memuaskan
dalam kendala menorganisasikan kebutuhan konsumen
lingkungan fisik, sumber daya, memotivasi sehingga
ekonomi, politik, SDM dan menciptakan standar
hukum, teknologi dan mengaplikasikan kehidupan
sosial teknologi yang tepat masyarakat

2.3 Jenis-Jenis Aktivitas Bisnis

19
Lingkup aktivitas bisnis sangatlah luas. Pada dasarnya, ia bisa
dikelompokan dalam aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi.
1. Produksi
Kegiatan produksi dapat dikalasifikasikan dalam tiga tingkatan : Primer,
Sekunder, dan tersier. Produksi primer mengacu pada penggalian

sumber daya alam atau aktivitas penggunaan sumber daya yang tersedia di dalam
bumi. Termasuk dalam bidang ini adalah pertanian, pertambangan dan energi,
serta perikanan. Asia Tenggara banyak menyimpan kekayaan alam. Karet
misalnya, meskipun bukan tanaman asli Asia Tenggara tetapi kita menyaksikan
Malaysia dan Indonesia merupakan penghasil karet terbesar di dunia. Latex cair
putih yang di sadap dari pohon karet dan diproses menjadi lembaran karet telah
diekspor ke Jepang dan AS. Dari bahan baku ini lahir produk-produk seperti ban,
sepatu dan lain-lain. Namun demikian, karet alam kini menghadapi persaingan
dari karet sintesis. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap karet alam ini,
Malaysia dan Indonesia telah memulai mendiversifikasikan perkebunan dengan
mengembangkan komoditas lainnya seperti minyak palm dan sawit. Malaysia
juga dikenal sebagai supplier timah terbesar. Brunei dan Indonesia adalah
produsen minyak duni, sementara Thailand terkenal sebagai penghasil beras, teak
wood dan sutera.
Pada tingkatan produksi sekunder, sumber daya alam atau bahan baku
diproses dan diolah menjadi barang. Kayu diolah menjadi furniture. Kulit
dibentuk menjadi sepatu, tas dan lain-lain. Perusahaan penghasil tekstil
menggunakan bahan baku katun, sutera, wool atau bahan sintesis lainnya.
Perusahaan lainnya menggunakan tekstil untuk membuat garmen, pakaian jadi,
dan lain-lain. Produksi sekunder termasuk pabrikasi komponen-komponen yang
di-assembling menjadi barang industry atau konsumsi. Produksi sekunder tidak
saja dilakukan oleh negara-negara kaya SDA, tetapi juga negara-negara yang
mengimpor SDA. Sebagai contoh, pabrik ban di Jepang tergantung pada karet

20
yang diimpor dari Asia Tenggara. Hongkong mengimpor plastik untuk pabrik
mainannya. Indonesia mengimpor methanol dari negara lain untuk pabrik
pembuatan lem dalam negeri misalnya.
Dalam produksi tersier, yang dihasilkan adalah lebih dominan jasa
dibanding tangible goods. Industri menufakture didukung oleh peralatan dan
pelayanan yang amat luas. Perusahaan transportasi membawa produk
menufakture dari pabrik menuju para pengecer. Distributor dan pengecer
memberikan jasa distribusi kepada konsumen akhir. Perusahaan-perusahaan lain
seperti GIA, Telkom, PT POS, Perbankan, Ansuransi, Restoran, dan hotel juga
termasuk didalamnya. Jasa yang dihasilkan para professional seperti dokter,
akuntan, dosen, insinyur, adalah juga termasuk bentuk produksi tersier.
Faktor Produksi
Dunia usaha membutuhkan berbagai input untuk menghasilkan output yang
dibutuhkan masyarakat. Input ini disebut sebagai faktor-faktor produksi. Input-
input dasar ini terdiri dari bahan baku, tenaga kerja, modal/uang, dan
kewirausahaan. Pada penulis lain biasa menyebutnya 5 M (man, money, machine,
material, dan magerial).
A. Bahan Baku (materials), mengacu pada tangible input yang digunakan
dalam proses produksi. Ia bisa berupa sumber daya alam (SDA), seperti tanah
untuk pertanian. Atau dalam konteks industri kita memerlukan bahan mentah,
dan komponen yang langsung digunakan dalam proses manufakture. Juga
termasuk bahan tidak langsung seperti bangunan pabrik, perlengkapan
produksi dan mesin yang digunakan dalam proses manufaktur.
B. Tenaga Kerja, mengacu pada orang-orang yang bekerja untuk bisnis, dari
manajer sampai penyedia/supervisor, wiraniaga, buruh pabrik, dan karyawan
lainnya.
C. Modal/uang, mengacu pada dana yang diperlukan untuk membiayai operasi
bisnis. Dana ini diinvestasikan oleh pemilik atau pemegang saham, pinjaman
bank atau keuntungan yang ditahan oleh perusahaan. Dana ini digunakan

21
untuk membeli bahan baku, menggaji pegawai, membeli mesin, atau
membangun pabrik baru.
D. Kewirausahaan, sebagaimana yang telah kita bahas, mengacu pada resiko
oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan. Wirausaha bisa saja mengelola
bisnisnya sendiri atau (jika perusahaan besar) ia mempekerjakan manajer-
manajer professional untuk mengoperasikan bisnis atas namanya.

2. Distribusi
Distribusi mengacu pada pergerakan barang dan jasa kepada
konsumen.Termasuk pergerakan barang dari pemasok kepada bagian produksi
awal.Ia termasuk penanganan dan penyimpanan bahan baku dan barang jadi,
pengendalian persediaan dan transportasi pada pengguna akhir.Ada sebagian
produsen yang lebih menggunakan pendistributian secara langsung, namun
tidak sedikit juga yang membutuhkan saluran distribusi (tidak langsung).Hal
ini tergantung pada bisnis dan biaya yang ditimbulkan.Suatu sistem distribusi
meperluas pasar bagi produknya.Ia dapat mengurangai kebutuhan memelihara
besarnya persediaan bahan baku atau barang jadi dan menjamin bahwa barang
dan jasa tersedia pada waktu dan tempat dibutuhkan.
3. Konsumsi
Tolak ukur dari keberhasilan produsen biasanya dilihat dari tingginya
permintaan barang dan jasa.Hal ini ditunjukkan oleh volume
penjualan.Melalui aktivitas promosi dan penempatan produk di pasar, maka
para pembeli potensial akan sadar akan adanya produk/jasa tersebut.Pembeli
potensial yang dimaksud disini adalah pembeli yang memiliki daya beli
(Puchesing power).Sementara daya beli masyarakat dipengaruhi oleh
pendapatan dan pola konsumsinya.Tidak seluruh penghasilan perseorangan
bisa langsung dibelanjakan.Karena mereka masih memiliki beberapa
kewajiban (pajak dan utang).Baru kemudian disposable income-nya siap
dibelanjakan.

22
Daya beli masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian
kredit.Bank atau perusahaan pembiayaan menawarkan kredit rumah yang
dapat dilunasi dalam jangka waktu 10 atau 20 tahun.Organisasi bisnis juga
bisa meminta pinjaman dari lembaga keuangan.Disinilah peran sektor
keuangan untuk menyalurkan dana tabungan untuk membiayai kegiatan
produksi dan konsumsi.Tiga jenis aktivitas besar bisnis secara ringkas dapat
dilihat sebagai berikut :

Produksi

Distribusi Konsumen

2.4 Jenis Organisasi Bisnis

Organisasi bisnis biasanya diklasifikasikan ke dalam sektor yang dikenal sebagai


sektor primer, jasa dan manfaktun.Dalam sektor primer termasuk didalamnya
adalah pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan.Sektor manufaktur
lebih jauh diklasifikasikan kedalam barang-barang industri seperti ; makanan dan
minuman.Tekstil, pakaian, produk kayu, produk plastik, mesin, elektronik,
konstuksi dan lain-lain.Sementara, termasuk dalam sektor jasa adalah transportasi,
komunikasi, pedagang perantara, pengecer, restoran, hotel, perbankkan, asuransi,
real estatr dan jasa professional.

2.5 Karakteristik Sistem Bisnis

Dunia usaha/bisnis dikenal sebagai dunia yang penuh tantangan.Tidak saja karena
unsur ketidakpastian dan dinamika perubahan yang terjadi, namun juga karena

23
sifat kompleksitas, keanekaragaman, dan saling bergantungnya satu sama lain
jalin-menjalin berkeadilan membentuk sistem yang dinamis.

1. Kompleksitas dan Keanekaragaman


Sistem bisnis modern adalah merupakan sistem yang sangat kompleks
dengan berbagai sektor dalam beberapa kelompok industri.Dalam masing-
masing industri berkumpul perusahaan-perusahaan yang bervariasi baik
dalam bentuk kepemilikan, volume bisnis, struktur modal, gaya
manajemen dan lingkup aktivitasnya.
Sebagai contoh, sektor manufaktur didalamnya ada pabrik perakitan mobil,
pembuatan perkakas elektronik (kulkas, AC) dan produk-produk elektronik
(VCD, TV, kalkulator, komputer, kamera).Sektor yang lain dapat dilihat
lagi pada pembahasan produksi sekuder dan tersier di muka.
Ruang lingkup aktivitas bisnis juga beranekaragam dalam satu
industry.Ada yang hanya bergerak di pasar lokal, ada juga yang memiliki
jaringan sampai ke mancanegara (multinasional atau global).Sebagai
contoh Hilton dan Holiday Inn memiliki hotel di banyak negara termasuk
Indonesia.
2. Kesalingtergantungan
Organisasi bisnis menjalankan bisnisnya bersama-sama dengan
lainnya satu perusahaan membeli bahan baku atau komponen dari
perusahaan lainnya.Ia kemudian menjual atau menempatkan produk
jadinya kepada para pengecer yang kemudian menjualnya kepada
konsumen akhir.Kesalingtergantungan bahkan telah melampaui batas-batas
negara.Segi tiga pertumbuhan sijori antara singapura, johor dan Indonesia
adalah salah satu contoh yang dapat memberikan gambaran ini.Termasuk
juga kita lihat ketika pemerintah melalui departemen keuangan
membekukan operasi beberapa bank swasta.Dampaknya sangat
beruntun.Para nasabah tertunda transaksinya karena kesulitan mencairkan

24
dana, cash flow-nya terganggu, karyawan banyak ter –PHK, pemasok
menahan pengiriman bahan baku dan seterusnya.
3. Perubahan dan Inovasi
Perubahan lingkungan bisnis dewasa ini semakin cepat dan tidak
terduga.Selera mayarakat, permintaan, tingkat persaingan adalah suatu
yang harus diantisipasi oleh perusahaan agar tetap survive dan
berhasil.Berbagai kreasi dan inovasi terus membanjiri pasar.Sebagai akibat
dari perkembangan teknologi, produk menjadi cepat usang dan perlu
diganti.Itulah mengapa perubahan dan inovasi menjadi karakterisrik
penting dalam sistem bisnis modern.

25
BAB III
MEMULAI BISNIS

BEBERAPA PERTANYAAN KUNCI

Kalau kita membaca sutar kabar,sering kita baca berita tentang wirausaha X
mendirikan persatuan Y,wirausaha A men-take over PT B dan sebagainya.Juga sering
kia baca artikel yang kadang membuat kita hampit tak percaya,seperti seorang
wirausaha ,mempunyai grup perusahaan dengan omzet 6 triliun rupiah atau
sepersepuluh APBN Negara Republik Indonesia.Bagaimana mungkin hal itu
terjadi ?.Lalu kita jadi berpikir mengapa kita tidak menjadi wirausaha saja ? mengapa
kita mendirikan sebuah perusahaan yang nantinya bisa seperti itu?
Mendirikan sebuah perusahaan atau lebih tepat disebut memulai bisnis
ternyata gampang-gampang susah.Seperti yang belajar naik sepeda,pertama kali
duduk diatas sadel sepada akan merasa gampang dan takuk,ragu-ragu untuk memulai
mengayuh,jangan-jangan nanti jatuh atau menabrak pagar orang atau bahkan masuk
parit.Namun ketika pedal sepeda mulai dikayuh dan si anak dapat menguasai rasa
takutnya, ternyata naik sepeda itu mudah,semudah kita berjalan kaki.Tentu saja
karena jauh lebih cepat dari pada berjalan kaki, maka resiko naik sepada juga
besar.Seperti kiasan diatas,hal tersebut juga terjadi pada saat kita akan memenuhi
usaha atau bisnis.Berbisnis jika berhasil akan memberikan earning yang jauh berlipat
dari pada bekerja pada orang lain, namun resikonya juga sepadan dengan hasilnya.

26
Untuk itulah bagian ini akan membahas tantangan-tantangan yang akan
dihadapi pada saat kita ingin memulai bisnis baru.

3.1 Prasyaratan Menjadi Wirausaha\


Pada bab 1 telah diuraikan karakteristik dan kemampuan dasar seorang
wirausaha.Sebagai besar dari sifat tersebut adalah bersumber dari kekuatan
internal/yang ada pada diri wirausaha.Sifat-sifat unggul tersebut perlu terus
dikembangan dalam konteks hubungan sosial.Di antara cara praktisnya adalah
melalui pergaulan sosial dan jaringan yang ada.

BERGAUL

Seorang calon wirausaha, menjalin sebanyak mungkin persahabatan, dan


memelihara keras tali persahabatan, meski mungkin secara fisik sudah cukup dan
tidak lagi berada dalam satu lingkungan atau organisasi.Memberikan atensi atau
perhatian kepada sahabat meski itu hal-hal yang mungkin dianggap remeh orang
lain.Banyak yang dapat kita lakukan, menjenguk teman yang sakit, melayat jika ada
yang meninggal, misalnya adalah contoh-contoh kecil yang makin menumbuhkan
kuatnya ikatan batin.Orang duka, jadikanlah bahwa kita adalah orang yang paling
dekat dengannya.Jadikan bahwa ia merasakan dirinya adalah penting di mata orang
lain sehingga akan makin menghargai persahabatan yang ada.

PELIHARA JARINGAN

Kita sering tidak merasakan bahwa sebenarnya kita cukup banyak memiliki
teman dari berbagaiekonomi,profesi,hobi,pendidikan,usia,kedudukan sosial dan lain
lain.Merekalah sebenarnya sumber jaringan yang sangat berharga.Sahabat-sahabat
kita sewaktu masa kecil atau sesama duduk di bangku sekolah,biasanya memiliki
keterikatan emosional yang lebih kuat dibandingkan teman-teman yang kita kenal
semenjak sudah dewasa atau di dunia kerja.Ia rasanya tidak tega untuk mencurangi
atau membohongi kerja sama yang akan di bangun.

27
Setelah bekal awal di atas kita rasa ada pada diri kita, kini mulailah kita
mengajakan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Punya Visi dan Misi yang Jelas
Persyatan utama untuk berbisnis adalah Anda harus mempunyai visi dan misi
yang jelas. Anda tidak bisa hanya mengandalkan keinginan saat ini, tapi Anda
harus merencanakan masa depan bisnis Anda.

Tentukan tujuan bisnis Anda karena Anda harus tahu apa saja yang ingin
dicapai dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Dengan begitu, Anda pun
bisa memikirkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengejar target-target
Anda.

Berani Menanggung Risiko

Memulai bisnis adalah langkah pertama Anda dalam mengambil keputusan


dan risiko. Anda butuh keberanian itu agar dapat terus melangkah, meski Anda
mungkin bisa melakukan kesalahan dan mengalami kerugian.

Namun, sikap tersebutlah yang akan membuat Anda mampu menghadapi


berbagai tantangan dalam berbisnis. Sehingga bisnis Anda pun bisa maju dan
tidak hanya stuck di tengah jalan.

Tidak Boleh Gengsi

Anda Harus membuang sikap gengsi saat berjualan. Jangan merasa gengsi
ataupun malu hanya karena usaha Anda masih kecil, brand Anda belum terkenal,
dan memiliki kekurangan.

28
Namun, tetaplah menjadi diri sendiri. Jalani bisnis Anda dengan penuh
percaya diri dan kejujuran, karena itu yang akan mendorong Anda untuk
memperbaiki diri dan membuat Anda bisa diperhatikan oleh orang lain.

Bijak Mengatur Waktu

Gunakan waktu Anda setiap hari dengan penuh pertimbangan. Jangan


habiskan waktu untuk aktivitas yang tidak benar-benar penting dan dapat
merugikan hidup Anda. Aturlah waktu sebijaksana mungkin. Pastikan Anda
memanfaatkan jam-jam kerja Anda dengan baik, dan juga menyediakan waktu
pribadi yang berkualitas, sehingga tercipta work-life balance dan hidup yang
bahagia.

Mengelola Uang dengan Baik


Jika Anda ingin membangun bisnis yang besar, maka Anda membutuhkan
modal yang besar. Membangun perusahaan tentu sangat mahal dibandingkan jika
Anda hanya membuka usaha warung rumahan.

Maka dari itu, kelolalah keuangan pribadi dan juga bisnis dengan baik.
Dengan begitu, Anda bisa punya uang yang cukup untuk mengembangkan bisnis
dan meningkatkan taraf hidup Anda ke depannya.

Menghargai Orang Lain

Anda tidak bisa sukses jika hanya bergantung pada kemampuan diri sendiri.
Syarat menjadi wirausaha yang sukses adalah Anda harus pandai membawa diri
dalam lingkungan bisnis.

Anda harus bisa bersikap baik terhadap bawahan. Anda harus ramah terhadap
pelanggan. Anda harus bisa bekerja sama dan melayani siapa pun dengan cara

29
yang benar, karena menghargai orang lain itu akan membuat diri Anda juga
dihargai.

Kreatif dan Inovatif

Berwirausaha harus selalu kreatif. Anda dituntut untuk menciptakan bisnis


yang berbeda agar usaha Anda bisa punya kelebihan dibandingkan usaha lainnya
yang sudah ada.

Anda pun juga harus inovatif. Ide-ide yang brilian harus selalu
dikembangkan, sehingga bisnis Anda bisa terus maju dan relevan dengan
kemajuan zaman, serta dapat menjawab kebutuhan banyak orang.

Mau Terus Belajar

Sikap untuk mau terus belajar akan menghantarkan Anda pada kemajuan.
Wawasan Anda akan terus bertambah dan pengalaman Anda akan semakin
banyak, sehingga bisnis Anda mampu terus bersaing dengan yang lain.

Oleh sebab itu, jangan pernah merasa sudah tahu segalanya. Namun, selalu
cari tahu hal baru dan berani mencoba hal baru. Pastikan Anda tidak pernah puas
untuk mengembangkan diri dan juga mengeksplorasi potensi bisnis Anda.

3.2 Pertanyaan pertama mengapa saya ingin berbisnis sendiri ?

Banyak alasan yang menyebabkan seseorang memulai bisnisnya sendiri,antara


lain; keinginan untuk mendapatkan kebebasan,keinginan untuk mengkatkan
kesejahteraan,keinginan untuk mengintesikan diri,kewajiban keluarga atau bahkan
karena baru saja dipecat dari perusahaan tempat dia bekerja (lihat kembali bab
1).Hampir tidak ada teori yang menyatakan bahwa sebab suksesnya suatu usaha

30
karena dipicu oleh satu macam hal,karena ingin kebebasan misalnya faktor penyebab
di atas ibaratnya hanyalah penarik dalam menyalakan api.Perkara api tersebut dapat
tetap menyala atau tidak tergantung dari banyak hal

Kondisi yang dapat mempengaruhi kelangsungan suatu bisnis antara lain kondisi
lingkungan (seperti; tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk atau jasa baru,
pasar yang amat luas dan majemuk, kelangkaan sumber daya dan lain-lain), kondisi
alamiah bisnis itu sendiri ( seperti seberapa potensial bisnis tersebut, seberapa besar
size perusahaan yang optimum, dan lain-lain).Kondisi awal si wirausaha saat
melakukan bisnis (seperti ulet,cermat,dan hemat,seberapa setia,seberapa
concret,seberapa tangguh dan lain-lain).

3.3 Pertanyaan kedua bisnis apa yang ingin saya tekuni ?

Setelah seseorang mempunyai pikiran untuk berbisnis sendiri,maka akan muncul


pertanyaan seperti “bisnis apa yang akan saya tekuni?” atau “bisnis apa yang cocok
dengan saya?” untuk menjawab pertanyaan ini seorang calon wirausaha harus
memenuhi hal-hal dibawah ini:

1. Bersikap dengan pikiran objektif.Cara untuk mencapai objektivitas adalah


dengan memperbanyak penelitian atau survei yang mendalam tentang
karakteristik berbagai macam bisnis
2. Memahami life (yele of product).Kebanyakan seorang calon wirausaha
bahkan yang sudah menjadi wirausaha tidak menyadari arti suatu “siklus
barang dan jasa”.Kita harus mengenali siklus hidup berbagai produk/jasa
yang ingin kita hasilkan,dengan demikian kita tahu kapan kita harus
membuat keputusan untuk bertindak atau tidak sama sekali.Walaupun
tindakan kita benar,namun bila waktu nya tidak sesuai dengan siklus
usaha,maka kegagalan akan menanti kita.
3. Mempunyai teknologi atau knowshow yang cukup.Seiring kali dalam
memulai bisnis,kita tergiur untuk mengikuti tindakan orang lain tampa

31
membekali diri dengan knowhow yang cukup.Walaupun knowhow dapat
dipelajari sambil melakukan bisnis,namun amat dianjurkan untuk belajar
terlebih dahulu dari pengalaman orang lain,sehingga kita dapat
memprediksi dan mengantisipasi kegagalan di masa mendatang.Kecuali
jika bisnis kita jalan kan adalah bisnis yang benar-benar baru.
4. Tidak pernah berpikir bahwa bisnis itu murah.Hal itu terutama ditujukan
pada para pemula yang memutuskan terjun didunia bisnis yang
memerlukan modal kerja yang besar,misalnya pabrik.Jika kita salah
memperkirakan atau salah menghitung kebutuhan biaya,maka akan fatal
akibatnya.Contoh katakanlah kita cukup optimis akan mendapatkan
pinjaman bank karena kebetulan kepala bank tersebut adalah saudara
kita.Karenanya dengan modal sedikit kita berani masuk ke bisnis pabrikan
misalnya.Namun kita lupa memprediksi kondisi makro ekonomi
Indonesia,sehingga tak pernah terpikir jika pemerintah akan melakukan
tight money policy.Pinjaman sudah didapat padahal pabrik sudah siap
jalan,tinggal menunggu modal kerja yang tadinya kita harapkan diperoleh
dari pinjaman bank.Bayangkan beberapa besar biaya yang harus
dikorbankan hanya karena kita tidak bisa mengantisipasi hal tersebut.
5. Selalu berpikir bahwa produk dan jasa kita adalah unik atau lain dari pada
yang lain.Jika kita selalu memposisikan produk kita mempunyai nilai
tambahan lebih dibandig pesaing kita.Harga mahal bagi konsumen bukan
masalah sepanjang mereka berpikir produk yang mereka beli memang lain
dari pada yang lain
6. Pengetahuan yang cukup tentang hukum berbisnis.Berbisnis berarti
menyediakan diri kita untuk dipercaya oleh orang lain,karena kepercayaan
adalah dasar utama suatu bisnis.Jika kita tidak paham aturan main,paham
etika berbisnis maka orang akan menganggap kita mau seenaknya
sendiri.Dalam jangka pendek mungkin menguntungkan,namun dijamin
tidak akan tahan lama dipercaturan dunia bisnis.

32
Dengan menjawab,mengevaluasi , memahami enam pokok pikiran di atas,maka
kita akan menemukan bisnis manakah dari sekian banyak kesempatan yang ada yang
paling cocok dengan kondisi kita saat ini dan saat mendatang.

3.4 Pertanyaan ketiga siapkah saya untuk memulai bisnis yang telah saya pilih?

Fase antara menemukan ide tentang suatu bisnis dan fase memulai bisnis adalah
suatu fase yang amat kritis bagi para calon wirausaha.Dengan menganalisis dan
mengevaluasi segala kemungkinan, kita bisa memprediksi bisnis apa yang akan kita
masuki.Artinya, di atas kita telah siap untuk menjadi seorang wirausaha.Namun
benarkah kita telah benar-benar siap memasuki area yang gelap itu.

Antara kedua fase diatas memang terdapat paling tidak 5 kritikal faktor yang
perlu mewasdai,walaupun diatas kertas kita telah siap menjadi seorang wirausaha.

Kelima faktor tersebut adalah :

1. Keunikan bisnis yang telah dipilih.Keunikan suatu bisnis dapat dilihat dari
beberapa banyak tingkat ketidak rutinya diperlukan dari pada tingkat rutinya
pada saat persiapan usaha maupun setelah usaha berjalan.Sebagai contoh,kita
telah memutuskan untuk memulai bisnis dibidang penyamaan kulit,untuk itu
kita telah memutuskan untuk memulai bisnis dibidang penyamaan kuli,untuk
itu kita harus menyiapkan peralatan,lokasi,dana,teknologi,dan
sebagainya.Dalam menyiapkan semua itu dapat kita lihat bahwa banyak hal –
hal yang bersifat rutin dari pada yang tidak rutin.Katakanlah kita telah
berbisnis di bidang penyamaan kulit,maka yang kita kerjakan adalah
menerima order lalu menyamakan kulit,dan meyerahkannya kepada
pembeli.Tidak terdapat hal yang tidak rutin disini.Bandingkan jika kita kulit
untuk keperluan fashion atau mode para selebritis.Dari mulai usaha belum
dijalankan sampai dengan usaha telah di jalankan ,kita harus mampu
menangkap kebutuhan dan keinginan para selebritis tersebut kita tidak boleh
ketinggalan zaman terhadap mode yang sedang terjadi,bahkan kalau perlu kita
bisa mendikte dan suatu mode yang nantinya akan diikuti oleh orang lain.Di

33
sini terlihat perbedaan yang cukup mendasar antara bisnis dibidang
penyamakan kulit dengan bisnis di bidang fashion.Tingkat ketidakrutinan
aktivitas di bidang kedua lebih besar dan lebih sering bila di bandingkan
dengan bidang yang pertama,karena segmen yang dituju khusus,maka
memerlukan perlakuan yang khusus pula.Itulah yang disebut dengan
unik.Semakin barang kita unik,maka kita akan semakin dicari oleh
konsumen,artinya jika kita tidak memcoba untuk berbisnis dengan tujuan
memberikan nilai tambah yang besar kepada konsumen,maka bisnis kita akan
dengan mudah di patahkan oleh para pesaing.
2. Investasi yang besar.Kita sering bertemu dengan orang-orang yang berpikir
bahwa alangkah enaknya mrnjadi konglomerat.Mereka dengan enak dan
mudahnya membuat perusahaan dan sukse,karena mereka punya uang,uang
adalah segalanya.Mitos ini harus dibuang jauh-jauh dari benak calon
wirausaha.Memang tanpa uang,boleh dikatakan mustahil kita melakukan
suatu usaha atau bisnis.Namun bukanlah didunia ini taka da yang mustahil ?
kebutuhan akan investasi yang besar selalu dihubungkan dengan ukuran bisnis
yang akan dimulai.Ada bisnis-bisnis tertentu yang mau tidak mau harus
membutuhkan investasi besar,misalnya pabrik.Jika kita membuat barang
dalam jumlah yang kecil dengan anggap akan lebih murah,pada kenyataanya
akan menjadi mahal,karena fixed cost kita hanya disebar dalam jumlah
produksi yang minimal.Satu hal yang harus diperhatikan oleh calon wirausaha
adalah apakah kita mempunyai pengalaman sehingga mampu mengelola
investasi besar dan memberikan untung dalam jangka waktu yang telah kita
prediksi sebelumnya ?
3. Mampukah kita mencapai dan menjaga tingkat pertumbuhan dan tingkat
keuntungan yang kita inginkan? Sehubungan dengan tingkat laba dan
penjualan perusahaan dapat dikategorikan menjadi :
a. Perusahaan yang didirikan untuk mengikuti gaya hidup si
wirausaha.Di sini tingkat penjualan atau tingkat laba tidak menjadi

34
penting sepanjang perusahaan bisa membuat si wirausaha merasa aman
dan tentram.
b. Perusahaan dengan laba kecil.Disini memerlukan perhatian yang besar
terhadap aspek finansial.
c. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan laba tinggal dimana kenaikan
tingkat penjualan dan laba amat diharapkan untuk dapat menarik
pemodalan.
4. Bagaimanakah tingkat kemungkinan suatu produk dapat di pasarkan ?
Beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini
mengingat mereka masih dalam tahap perkembangan.Diperlukan testing dan
survei yang mendalam dan kontinu untuk hal ini.
5. Bagaimanakah tingkat kemungkinan penolakan konsumen terhadap produk
kita? Jika kita telah mempunyai produk untuk kita bisniskan,maka perusahaan
tersebut punya harapan sukses lebih besar.Namun ada hal yang perlu di
pertanyakan,yaitu bagaimanakah tanggapan konsumen terhadap produk kita
tersebut.Ronstadt memberikan patokan terhadap hal ini.Menurut dia alangkah
berisiko jika kita berani mengabaikan pasar Ronstadt (1994) menyimpulkan
bahwa terdapat 2 faktor pembawa sukses bagi wirausaha baru,yaitu 1)
mempunyai konsumen yang mau membayar produk kita dengan harga diatas
harga pokok kita dan 2) kita benar-benar harus memproduksi dan
mengirimkan barang atau jasa kita tersebut.

3.5 Pertanyaan keempat : saya telah siap namun mungkinkah saya gagal ?

Pada saat kita telah merasa siap untuk melangkah,biasanya akan timbul lagi
perasaan was-was dan ragu,suatu hal yang sangat manusiawi.Alangkah baiknya
sebelum kita melangkah,kita juga belajar memahami melangkah,kita juga belajar
memahami mengapa, kita juga belajar memahami mengapa atau kapankah suatu
usaha akan mengalami kegagalan.

35
Karakaya dan kobu (1994) mengidentifikasikan tiga kelompok penyebab
kegagalan usaha,yaitu :

1. Timing peluncuran (launching) produk yang tepat


2. Desain produk yang tidak dengan mudah dapat disesuaikan dengan kebutuhan
3. Strategi distibusi yang tidak tepat
4. Tidak mampu mendefinisikan usaha yang sedang dijalankan,seperti apakah
saya ini membuka bisnis restoran atau berbisnis menyediakan masakan yang
lezat ?

Kelompok kedua berkaitan (dengan masalah financial,meliputi) :

1. Terlalu rendah dalam memperhitungkan kebutuhan dana.Hal ini menyebabkan


setelah bisnis berjalan kita mengalami kesulitan menjalankan bisnis kita
2. Terlalu dini berutang dalam jumlah besar.Utang yang besar dicover dengan
penghasilan reguler atau rutin yang memadai akan menjerumuskan kita pada
kehancuran,karena bunga pimjaman secara rutin harus kita bayar apa pun
kondisi bisnis kita.

Kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen yaitu :

1. Terlalu bersikap nepotisme


2. Sumber daya manusia yang lemah
3. Tidak menggunakan konsep tim

Selain itu tersptra dan olson (1993) dalam bukunnya “Entpreneurial Star-up
and Growth,A Classification of problem” mengklasifikasikan 9 masalah yang
biasanya dihadapi di tahun-tahun pertama suatu bisnis, yaitu :

1. Sulit mencari sumber pembiayaan dari luar,karena biasanya wirausaha baru


belum dipercaya oleh perbankan
2. Manejemen keuangan internal yang masih lemah karena modal kerja yang
terbatas,cash flow yang tersedat-sedat dan lain-lain.

36
3. Masalah pasar yang tidak sesuai dengan prediksi di awal usaha,seperti
tergantung pada beberapa klien tertentu,tingkat penjualan yang
rendah,distribusi yang amburadul,tidak ada promosi lain-lain.
4. Tidak ada usaha untuk mengembangkan produk.Biasanya perusahan baru
menganggap pada beberapa bahwa R dan D tidak diperlukan,padahal fungsi R
dan D adalah membuat produk kita menjadi lebih unik dan mempunyai nilai
lebih dibanding pesaing kita
5. Manajemen produksi atau operasi yang masih kacau.Perusahaan baru
berhadapan dengan masalah apakah akan mengaji profersional yang telah
berpengalaman namun mahal. Hal itu biasanya akan menimbulkan quality
control yang tidak memadai. Belum lagi ditambah masalah panyediaan bahan
baku, dan sebagainya.
6. Manajemen sumber daya manusia yang lemah. Biasanya perusahaan baru
merekrut pegawai tidak secara profesional karena alasan biaya. Hal ini akan
melemahkan jajaran "pasukan" di perusahaan tersebut. Apalagi jika pemimpin
perusahaan merupakan orang yang menganut paham nepotisme.
7. Tidak adanya pengalaman mengelola sumber daya yang ada.
Lingkungan ekonomi yang tidak ramah. Tahun 1988 ini merupakan contoh dari
lingkungan ekonomi yang tidak ramah lagi untuk start karena nilai tukar rupiah
terus melemah sehingga barang-barang menjadi jauh lebih mahal dari pada
sebelumnya.
8. Kurangnya pengetahuan tentang peraturan atau aturan main di dunia bisnis.
Banyak penelitian yang mencari jawaban mengapa wirausaha baru sering gagal
atau salah langkah dalam menjalankan usahanya. Erlkki K. Leitenen 992)
menyimpulkan bahwa terdapat enam penyebab kegagalan yang dialani
penusahaan yang baru berdiri. Keenam penyebab kegagalan yang dialami
perusahaan yang baru berdiri. Keenam penyebab terscbut disederhanakan
menjadı " enam peraturan" yaitu:

37
1. Terlalu yakin bahwa bisnis tersebut akan memberikan hasil (yield) dan
keuntungan (profit) yang positif pada tahun pertama.

2. Yakin bahwa pemegang akan saham mempuyai cukup cadangan dana untuk
menanggulangi kemungkinan rugi di masa mendatang.

3. Tidak mau mulai berbisnis jika jumlah modal dalam rencana awal lerlalu
kecil dan prediksi arus kas menunjukkan negatif.

4. Semakin besar kemungkinan arus kas negatif dan semakin besar rasio debt to
enguty ( perbandingan antara utang dengan modal sendiri) maka semakin
kecil ukuran bisnis yang akan dijalankan.

5. Tidak menganggarkan investasi besar-besaran di tahun pertama jika


kemungkinan aruskas negatif besar.

6. Selalu memantau rasio keuangan di tahun pertama, terutama rasio arus kas
terhadap uang. Semakin banyak utang perusahaan, maka semakin banyak
diperlukan kas keluar.

Jika calon wirausaha bisa memahami hal-hal diatas, maka diharapkan


pada saat bisnis mulai berjalan antisipasi terhadap hal yang akan
menyebabkan kegagalan dapat dilakukan sebelumnya.

3.6. Pertanyaan kelima. Benarkah saya telah siap ?

Fase ini adalah paling dalam memulai bisnis. Pada saat seseorang mempunyai
ide untuk berbisnis, biasanya semangat dan tekad begitu kuat dan mengebu-gebu.
Namun pada saat pertanyaan keempat diatas dilontarkan, malah menimbulkan
keraguan yang meresahkan. Benarkah saya benar telah siap?

Gordon B. Baty (1974) membantu kita menjawab pertanyaan ini. Paling tidak
ada empat pertanyaan yang harus kita jawab, walaupun kita telah "merasa"
menemukan bisnis yang akan kita tekuni. Dengan menjawab pertanyaan tersebut kita

38
mengevaluasi ulang proses pengambilan keputusan dalam memulai suatu bisnis baru.
Keempat pertanyaan tersebut adalah :

1. Apakah produk kita adalah yang benar-benar baru ? Mudahkah dijiplak oleh
pesaing? Perlukan panen? Namun ada satu hal yang perlu dicamkan oleh
calon wirausaha baru. Rasa was-was dijiplak oleh pesaing adalah wajar,
namun kita tidak boleh bertindak berlebihan, sehingga malah menggagalkan
bisnis sebelum bisnis tersebut mulai berjalan.

2. Apakah biaya produksi awal cukup realisasi ? Biasanya calon wirausaha


tergoda untuk "serba wah" sehingga terjerumus ke dalam beban biaya yang
tak dapat ditanggulanggi.

3. Apakah pasar 'perdana" kita cukup realisitis ? Sekali lagi pasar adalah hal
penting dalam bisnis. Lebih baik tidak punya uang dari pada tidak punya
pasar. Kita harus bisa mengharapkan sesuatu "yang pasti" dari pasar yang
baik bidik. Jangan pernah terlalu luas merambah pasar yang rebenarnya
belum saatnya kita sentuh.

4. Adakah konsumen awal kita ? Alangkah baiknya jika kita dapat membuat
paling tidak 10 calon konsumen yang mempuyai kemungkinan membeli
sampai 90 % Dengan demikian kita sudah "mempunyai" kegiatan di awal
bisnis kita.

Ada cara untuk mengevaluasi pertanyaan diatas, cara tersebut discbut studi
kelayakan komprehensif. Sollhemmer dan Kuriloff ( 1979) membaginya menjadi
dua faktor, yaitu technical feasibility dan marketability. Technical Feasibility
berorientasi kepada produk atau jasa yang dapat memuaskan calon konsumen. Di
antaranya meliputi :

1. Desain produk atau tampilan produk kita.

2. Fleksibiltas dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.

39
3. Ketahanan bahan-bahan baku.

4. Keamanan produk.

5. Tingkat kerusakan yang wajar.

6. Biaya perawatan yang mudah dan murah.

7. Standardisesi demi efisiensi.

8. Madah diproduk.

9. Mudah dioperasi dan digunakan.

Semertara itu, Marketability berorientasi kepada pasar atau konsumen (Hilis,


1985) Menggabungkan dan menganalisis Marketability dari sebuah perusahaan baru
sangat penting dan krusial dalam penentuan keberhasilan suatu bisnis. Analisis
Marketibilty berguna menjawab paling tidak tiga pertanyaan mendasar, yaitu :

1. Manakah pasar potensial kita dan siapakan konsumen kita ?

2. Sampai seberapa jauhkah kita bisa mengeksploitasi potensi pasar yang


ada

3. Bagaimanakah peluang dan resiko jika kita menyerbu potensial pasar?

Dalam analisis ini, kita memerlukan data-data seperti kondisi


ekonomi, pasar, harga, pesaing dan lain-lain.

3.7.Persiapan-persiapan bagi para profesional yang ingin terjun sebagai


wirausaha

Sudah sering kita dengar seorang profesional beralih profesi wirausaha.


Sebagai wirausaha. Dunia wirausaha ternyata sangat berbeda dengan dunia
profesional. Seorang manajer profesional anal dengan jenjang karier yang terus
menanjak, belum menjamin sukses pula sebagai wirausaha. Oleh karena itu, para

40
profesional harus mengukur kemampuan diri lebih dahulu sebelum memutuskan
terjun sebagai wirausaha. Ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan sebagai
pegangan (lihat dp mengukur kemampuan diri calon wirausaha di bawah ini).

TIPS MENGUKUR KEMAMPUAN DIRI CALON WIRAUSAHA

1. Dalam struktur keluarga anda. (dari kakek nenek, bapak/ibu, dan saudara/i,)
banyaknya di antara mereka yang menjadi wirausaha?

2. Dalam catatan karier anda sebagai profesional, punyakah anda independensi


dan keberanian mengambil resiko yang tinggi?

3. Selama bekerja sebagai pofesional, apakah anda menyukai pekerjaan dengan


mobilitas dan tantangan yang tinggi?
4. Apakah banyak dari rekan sehobi dan sepermainan ands, yang mengambil
jalur scbagai wirausaha?
5. Cukup luaskah jaringan anda?

6. Dibandingkan wirausaha di bidang sejenis, memadaikah pengetahuan dan


keterampilan anda ?
7. Punyakah anda hal unik dibandingkan pemain lain, sebelum memulai bisnis?

8. Di antara sekian banyak waktu luang anda dari dahulu hingga sekarang
seringkan anda mengisirya dengan kegiatan yang bertbau bisnis?
9. Tentang gambaran-gambaran masa depan, seringkah andamembayangkan diri
sebagai wirausaha?
10. Dari sekian tokoh yng anda kagumi, banyakkah di antara mereka yang
berprofesi sebagai wirausaha.
11. Bagaimanakah anda melihat hari esok ? Haruskah hari esok harus lebih dari
pada hari ini dan kemarin?
12. Bagaimana anda memandang masa depan? Akankah masa dpan lebih banyak
menghadirkan peluang dibandingkan kesulitan?

41
Semakin banyak anda menjawab "ya/positif’ terhadap pertanyaan-pertanyaan
di atas, kemungkinan potensi kewirausahaan anda semakin tinggi (Gede Prama,
SWA 001/6).

Setelah memikirkan masak-masak apakah kita sudah benar-benar siap untuk


keluar dari pekerjaan kita. Pertanyaan berikutnya yang tak kalah penting adalah
kapan sebaiknya seorang profesional banting stir menjadi wiausaha? Apakah begitu
mengetahui dirinya mempuyai potensi besar sebaik nya langsung beralih haluan atau
menunggu haluan sampai kariernya mencapai level tertentu? Ada beberapa sinyal
yang biasa dirasakan para profesional untuk segera terjun sebagai wirausaha, yaitu :

1. Banyak potensi diri yang tidak termanfaatkan dengan hanya menjadi


profesional.

2. Saring dan suka bereksperimen dengan keputusan-keputusan lain dan berani


mengambil resiko.

3. Jaringan sudah cukup memadai untuk memulai usaha baru.

4. Perusahaan tempat bekerja lebih banyak mempermiskin proses


kreatifdibanding memperkaya.

5. Sudah kebal dan sangat berpengalaman menghadapi keadaan sukar.

6. Memiiki sesuatu yang unik ( modal, pengalaman, akses dan lain-lain) untuk
dijual.

7. Sering bekerja sampingan atau ngobyek (Gede Prama).

Bila sinyal-sinyal sudah dialami, maka langkah berikutnya adalah membuat


semacam perencanaan krisis (crisis planning). Katakanlah perencanaan krisis tersebut
semacam ancang-ancang kita untuk mengantisipasi pula mana skenario optimis kita

42
tidak berhasil. Bukan berarti kita pesimis atau takut gagal, namun di tengah-tengah
sinuasi yang cepat berubah dan tidak pasti justru perencanaan ini dengan Gigi
Mundur Cadangan (lihat bagan 4.1) dengan ancangan ini, kita perlu menipersiapkan
skenario pertama bagaimanabila seandainya bisnis kita mengalami kegagalan atau
kurang sukses seperti yang kita harapkan. Misalkan saja kita mengambil tolak ukur
uncone selama menjadi pekeja dan setelah memutuskan menjadi wirausaha
Bagaimana bila secara moneter penghasil kita sering rendah dari pada sebelumnya?
Hal ini perlu dipikirkan, lebih-lebih bila kita sendiri sudah memiliki tanggungan
kelaarga Kecuali jika masih ditanggung oleh pihak lain (orang tua atau kelurga
lainnya), pertanyaan ini barang kali tidak diperlukan lagi dicari jawabnya. Ambil
contoh, skenario pertama ( RI) adalah dalam tiga tahun kita gagal sebagai
entepreneur, kita masih punya cadangan untuk kembali menekuni profesi semula.
Yang dahulu menjadi manajer pemasaran, kembalilah mengetuk pintu dan mengirim
lamaran pekcrjaan sesuai dengan pengalaman kerja kita. Situasi ini harus tetap
dipersiapkan agar secara mental kita tetap siap menghadapinya.

Pernyataan selanjutnya, bagaimana seandainya upaya itu tetap menemui jalan


buntu? Kita barangkali akan kesulitan memprediksi profesi dimasa datang akan
banyak diisi oleh para lulusan luar negeri atau orang-orang berpendidikan
pascasarjana. Apalagi bila kita ingat, sudah banyak menyerbu pasar kerja Indonesia
(suatu ironi di tengalı makin panjangnya barisan pengangguran kita ). Lalu, apa yang
harus kita lakukan?

Rasanya kita perlu mempersiapkan skenario kedua (R2), di mana kita perlu
menengok kembali kompetensi lain dari diri kita. Selain keahlian profesional apakah
kita punya keletihan lain yang bisa diekploitasi ? taruhlah misalnya ktia merasa
mempunyai kemampuan verbal yang bagus, maka bersiap-siaplah menjadi dosen,
kemungkinan terburuk yang harus atau lainnya. Inilah kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang harus dipikirkan manakala kita bersiap untuk keluar atau meninggalkan
posisi kita bersiap untuk keluar atau meninggalkan posisi kita sebagai pekerja untuk
meloncat menjadi entrepreneur.

43
Bagan 4.1 Gigi Mundur Cadangan

BAB IV

MENYUSUN PROPOSAL BISNIS YANG EFEKTIF

Business Plan (proposal atau rencana bisnis) dewasa ini telah menjadi media
komunikasi bisnis bagi seorang wirausaha untuk menuangkan bisnis yang akan
dikembangkannya. la merefleksikan gambaran bisnis/perusahaan dan sekaligus
mencerminkan siapa wirausaha di belakangnya. Oleh karenanya, ia harus
berbeda/unik dan tidak sekedar menyalin proposal bisnis lainnya.

44
Untuk menyusun suatu Proposal Bisnis yang bisa menarik perhatian calon
klien, ada 3 bagian utama di dalam proposal yang harus kamu lengkapi dan dibuat
dengan baik agar semakin mempertinggi tingkat kesuksesan proposal.

1. Kebutuhan calon klien

Di dalam Proposal Bisnis, suatu badan usaha ataupun perseorangan harus terlebih
dahulu menyatakan kembali masalah yang sedang dialami calon klien saat ini.

Hal ini akan terkait dengan poin nomor 2, dan juga bisa berfungsi untuk menegaskan
kembali lingkup penawaran dari pekerjaan, layanan, maupun produk yang kita
tawarkan kepada calon klien.

Poin-poin penting dari bagian ini adalah:

 Tantangan terbesar yang sedang dihadapi oleh bidang industri dari calon klien
 Tantangan terbesar yang sedang dihadapi oleh calon klien
Pertanyaan-pertanyaan berikut sebaiknya kamu ajukan kepada calon klien sebelum
mengajukan Proposal Bisnis, atau apabila sudah ada jawabannya kamu bisa
menjabarkannya di dalam proposal, atau setidaknya bisa membantu kamu dalam
menyusun proposal yang persuasif.

 Kapan calon klien menyadari adanya masalah tersebut?


 Apa tindakan yang sudah pernah dilakukan dan bagaimana hasilnya?
 Siapa saja dari sisi internal calon klien yang terkena dampak dari masalah
tersebut?
 Apakah calon klien bisa mengukur sejauh mana atau seberapa besar lingkup
solusi yang diinginkan?
 Apa ekspektasi terbaik yang ingin mereka capai di dalam project ini?
 Kapan tenggat waktu penyelesaian pekerjaan atau project?
 Berapa anggaran yang dialokasikan pada project ini?

45
” Dengan kemajuan media sosial di dunia yang semakin berkembang saat ini, PT
Asaljeplak seakan ragu-ragu untuk membuat lompatan dari pemasaran tradisional ke
pemasaran digital, yang dalam hal ini adalah media sosial.taktik pemasaran mereka
tampaknya semakin kehilangan efektivitas dan perusahaan merasa seolah-olah
mereka kehilangan segmen besar dari pasar mereka. Selain itu, persaingan mereka
telah mulai mengakuisisi mayoritas bisnis di pasar dan telah mengakibatkan
pendapatan PT. Asaljeplak terhenti.”

2. Solusi yang ditawarkan

Pada bagian ini, suatu badan usaha ataupun perseorangan (dalam hal ini kamu), bisa
mulai menawarkan solusi-solusi atas permasalahan yang dialami calon klien pada
bagian pertama di atas.

Dalam menawarkan solusi, usahakan selalu mencakup hal-hal berikut:

 Sejauh mana pemahaman kamu atas permasalahan yang sedang dihadapi


calon klien. Sebisa mungkin sertakan data statistik terkait, studi kasus, atau
pengalaman sejenis yang pernah kamu kerjakan ke klien kamu yang lainnya.
 Jabarkan langkah-langkah konkrit yang akan kamu lakukan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh calon klien tersebut.
 Hasil potensial yang sekiranya akan dicapai dengan menggunakan solusi yang
kamu tawarkan.
 Beri alasan kenapa kamu merupakan pilihan tepat untuk membantu
menyelesaikan masalah calon klien tersebut, dan juga keuntungan yang
didapat calon klien apabila menggunakan layanan atau produk milikmu.

Contoh untuk bagian ini adalah:

” Solusi yang direkomendasikan untuk PT Asaljeplak adalah untuk mulai aktif pada


semua saluran media sosial; 

46
Sebuah kampanye pemasaran harus dibuat dengan memanfaatkan saluran media ini
dan menciptakan interaksi langsung dengan audiens Anda. Agar ini menjadi sukses,
Anda tahu bagaimana untuk membuat penjualan. Awalnya, mendapatkan beberapa
fans, follower, pelanggan, dan koneksi serta mengundang mereka untuk bergabung
dengan Anda dalam diskusi tertentu atau menghadiri acara tertentu.

Tujuan ini tidak hanya untuk mempromosikan PT Asaljeplak, tetapi juga untuk
mengumpulkan umpan balik (feedback) dari target audiens.”

3. Anggaran dan administrasi

Untuk menutup dan melengkapi Proposal Bisnis, kamu perlu memberikan beberapa
aspek lainnya yang terkait project tersebut, aspek-aspek tersebut adalah:

 Prakiraan timeline pengerjaan dan batas antar tahap pengerjaan.


 Anggaran (harga layanan atau produk)
 Syarat dan ketentuan
 Administrasi lainnya seperti saluran pembayaran, termin pembayaran, NPWP,
dokumen-dokumen pelengkap (SIUP, akta, dsb) apabila ada atau diminta oleh
calon klien, dll.

Sebagai mana sebuah rencana, ada empat faktor kritis yang perlu
diperhatikan dalam penyusunannya:

1. Tujuan yung realistis. Tujuan yang ingin dicapai harus spesifik, dapat
diukur, dan ada kesatuan diantara waktu dan parameternya

2. Komitmen. Bisnis perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang


terlibat. Baik itu dari pihak keluarga, mitra bisnis, karyawan atau anggota
tim

47
3. Batasan waktu. Sub-sub tujuan harus dibuat secara berkesinambungan
dan ada evaluasi waktu atas kemajuan-kemajuan yang dicapai

4. Fleksibelitas. Harus dapat diantisipasi dan memungkinkan munculnya


alternatif strategi yang dapat diformulasikan.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PROPOSAL BISNIS?

Sebuah proposal bisnis merupakan dokumen tertulis yang rinci mengenai


usaha baru yang tengah direncanakan. Setiap aspek dalam usaha tersebut perlu
dideskripsikan mulai dari prospek yang akan dilakukan, pemasarannya, penelitian dan
pengembangan, masalah pabrik, manajemen, resiko yang dihadapi, masalah finansial,
sampai masalah penjadwalan waktu.

Deskripsi dari tiap aspek ini penting untuk memberikan gambaran yang jelas
apa usaha yang akan diajukan, kemana proyek itu akan dibawa, dan bagaimana
wirausaha tersebut dapat merealisasikan usulan tersebut untuk mencapai tujuan.

Pengertian Proposal adalah suatu rencana yang dituangkan dalam bentuk


rancangan kegiatan dalam bentuk tulisan dan dijelaskan secara sistematis dan
terperinci. Proposal umumnya dijadikan pedoman kerja atau acuan dalam
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.

Secara etimologis kata proposal berasal dari bahasa Inggris, yaitu Propose
yang artinya pengajuan/ mengajukan atau permohonan. Suatu pihak memberikan
proposal untuk menawarkan ide, gagasan, atau rencana kepada pihak lain agar
mendapatkan dukungan. Dukungan tersebut dapat berupa ijin, persetujuan, dana, dan
lain-lain.

48
Pengertian Proposal Menurut Para Ahli

Agar memudahkan kita memahami apa arti proposal, maka kita bisa merujuk
kepada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian proposal menurut para
ahli:

1. Hasnun Anwar

Menurut Hasnun Anwar, pengertian proposal adalah suatu rencana yang disusun
untuk kegiatan tertentu.

2. Jay

Menurut Jay, pengertian proposal adalah suatu alat bantu manajemen standar agar
manajemen organisasi dapat berfungsi secara efektif dan efisien.

BEBERAPA MANFAAT PROPOSAL BISNIS

Keseluruhan proses perencannan bisnis mendorong wirausaha untuk


menganalisis keseluruhan aspek usaha dan mempersiapkan alternatif strategi yang
efektif untuk menghadapi situasi yang ada.

Rencana bisnis lebih baik apabila dilakukan oleh wirausaha itu sendiri. Akan
tetapi rencana bisnis dapat saja dilakukan oleh Tim. Dalam kasus ini, sebaiknya
setiap anggota di dilibatkan dalam pembuatan proposal bisnis tersebut. Wirausaha
harus mengerti dan dapat menerima kontribusi yang diberikan oleh setiap anggota
tim, tetap manjadi kekuatan utama yang mengemudikan rencana tersebut.

Beberapa manfaat proposal bisnis antara lain seperti, Membantu wirausaha


untuk berfikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan dimasuki.Membantu
wirausaha untuk dapat memprediksi tingkat keberhasilan usahanya.Membantu
wirausaha untuk mengembangkan dan menguji strategi dan hasil yang diharapkan
dari sudut pandang pihak lain.Berguna untuk membandingkan antara perkiraan

49
dengan hasil yang nyata.Memuat informasi guna menyampaikan ide gagasan kepada
pihak lain secara menyeluruh.

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik bagi seorang wirausaha dengan
adanya rencana bisnis yang dibuatnya.

1. Waktu, usaha, dan kedisiplinan yang diperlukan bersama untuk menyusun rencana
bisnis formal, membantu wirausaha untuk dapat berfikir kritis dan obyektif atas
bidang usaha yang akan dimusukinya.

2. Persaingan, faktor ekonomi, dan analisis finansial yang masuk dalam subyek
rencana bisnis dapat mendekati asumsi-asumsi secara cermat mengenai seberapa
besar tingkat keberhasilan usaha mereka.

3. Membantu wirausaha untuk mengembangkan dan menguji strategi dan hasil yang
diharapkan dari sudut pandang pihak lain.

4. Berguna untuk membandingkan antara prakiraan dengan hasil yang nyata. Karena
proposal bisnis mengkuatifisir tujuan dan rencana bisnis.

5. Proposal bisnis yang lengkap menyediakan alat komunikasi bagi wirausaha untuk
memaparkan dan meyakinkan gagasannya kepada pihak lain secara nenyeluruh.

Manfaat lain dari proposal bisnis adalah makin jelasnya sumber-sumber


finansial yang dapat dilihat. Hal ini dimungkinkan mengingat:

1. Proposal bisnis memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan market


share yang mungkin diraih.

2. Keseluruhan prospek finansial dan ilustrasi rencana bisnis dari usaha memberi
gambaran akan kemampuan wirausaha untuk memenuhi kewajiban/utang.

3. Keseluruhan prospek finansial dan ilustrasi rencana bisnis dari usaha memberi
gambaran akan kemampuan wirausaha untuk memenuhi kewajiban/utang.

50
4. Rencana mengidentifikasikan adanya resiko kritis dan saat-saat penting sekali
guna mengidentifikasinya.

5. Dengan tersedianya pandangan yang menyeluruh mengenai keseluruhan


operasi, proposal bisnis memberikan sumber-sumber finansial yang jelas,
dokumen ringkas yang mengandung informasi penting untuk ketelitian bisnis
dan evaluasi finansial.

6. Proposal bisnis dapat menjadi sebuah gambaran awal seberapa jauh


kemampuan manajerial seorang wirausaha.

7. Menyediakan alat komunikasi bagi wirausahawan untuk memaparkan dan


meyakinkan gagasannya kepada pihak lain secara menyeluruh.

8. Membantu wirausahawan untuk dapat berpikir kritis dan objektif atas bidang
usaha yang akan dimasukinya.

9. Persaingan faktor ekonomi dan analisis finansial yang masuk dalam subjek
proposal usaha dapat mendekati asumsi-asumsi secara cermat, mengenai
seberapa besar tingkat keberhasilan usaha.

10. Proposal usaha dapat mengidentifikasi adanya kemungkinan resiko kritis pada
saat penting, untuk mempermudah penentuan langkah antisipasi.

11. Proposal usaha dapat memberikan sumber-sumber finansial yang lebih jelas,
dokumen ringkas yang mengandung informasi penting serta evaluasi finansial.

12. Proposal usaha dapat memberikan gambaran tentang kemampuan


wirausahawan untuk memenuhi kewajibanya sebagai wirausahawan sekaligus
pemimpin

13. Proposal usaha dapat menjadi sebuah gambaran awal dan seberapa jauh
kemampuan manajerial seseorang wirausahawan.

51
14. Dapat mengidentifikasikan adanya risiko kritis pada saat penting, guna
memudahkan penentuan langkah antisipasi.

15. Memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan market share yang
mungkin diraih.

16. Memberikan sumber-sumber finansial yang jelas, dokumen ringkas yang


mengandung informasi penting dan evaluasi finansial.

17. Memberikan gambaran tentang kemampuan wirausahawan untuk memenuhi


kewajibannya.

SIAPA YANG MEMBACA PROPOSAL BISNIS?

Perlu disadari bahwa proposal bisnis dibuat bukan untuk diri sendiri. Namun
lebih dari itu mempunyui sasaran yang lebih luas. Di antaranya adalah para banlar,
investor, konsumen, pengacara, konsultan dan para suplier. Oleh karna itu, para
calon wirausaha harus memahami kebutuhan informasi yang dituntut oleh mereka.

Mengingat hal tersebut, paling tidak ada tiga hal yang diperlukan dari seorang
calon wirausaha dalam mempersíapkan sebuah proposal bisnis :

1. Seorang wirausaha sebagai penggagas dan pendiri sebuah usaha harus


memiliki pengetahuan teknologi dan daya kreatifitas.

2. Seorang wirausaha juga harus memiliki kemampuan pemasaran.

3. Seorang wirausaha juga harus memiliki kemampuan untuk membuat proyeksi


finansial.

Yang membaca proposal bisnis antara lain seperti:

1. Bankir
2. Investor
3. Konsumen
4. Pengacara

52
5. Konsultan
6. Suplier

Sementara itu, para calon pemodal/investor biasanya akan melakukan beberapa


hal sebelum memutuskan untuk ikut terlibat dalam usaha yang ditawarkan oleh
wirausaha.

Langkat 1 : Mengidentifikasi karakteristik industri dan tingkat resikonya

Langkah 2 : Melihat struktur finansial dari rencana tersebut

Langkah 3 : Membaca keseimbangan lembar terakhir dari proposal.

UNSUR-UNSUR DALAM PROPOSAL BISNIS

Berikut ini contoh kerangka proposal bisnis yeng biasa dibuat.

Bagian I : Ringkasan

Bagian II : Deskripsi Aspek-aspek Bisnis

A. Deskripsi umum mengenai usaha

B. Latar belakang industri

C. Sejarah dan latar belakang perusahaan

D. Tujuan atau potensi usaha dan pembagian waktu (jika ada)

E. Keunikan produk atau pelayanan

Bagian III :Aspek Pemasaran

A. Penelitian dan analisis

1.Target pasar (konsumen)

2. Ukuran dan trend pasar

3. Situasi persaingan

53
4. Kalkulasiperkiraan bagian pasar

B. Rencana pemasaran

1. Strategi pasar: penjualan dan distribusi

2. Masalah penetapan harga

3. Periklanan dan Promosi

Bagian IV : Penelitian, Model dan Pengembangan

A. Pengembangan dan rencana desain

B. Hasil-hasil penelitian teknologi

C. Kebutuhan asisten penelitian

D. Struktur biaya

Bagian V : Aspek Pabrik

A. Analisis lokasi

B. Kebutuhan produksi: fasilitas dan peralatan

C. Penyuplai/faktor-faktor transpomasi

D. Suplai tenaga kerja

E. Dana biaya pabrik

Bagian VI : Aspek Manajemen


A. Tim Manajemen
B. Struktur legal : perjanjian cadangan barang, perjanjian
tenaga kerja, kepemilikan, dan lain lain.
C. Susunan direktur, penasehat, konsultan, dan lain lain.

54
Bagian VII : Aspek Risiko
A. Masalah-masalah yang potensial
B. Risiko dan tambahan
C. Tindakan alternative

Bagian VIII : Aspek Finansial


A. Perkiraan finansial
1. Keuntungan dan kerugian
2. Arus kas
3. Analisis break-even
4. Biaya

ASPEK FINANSIAL
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana
yang dimiliki, termasuk tiga performa laporan keuangan : neraca, rugi-laba dan cash
flow.

ASPEK JADWAL PEMBAGIAN WAKTU


Aspek jadwal/ pembagian waktu berguna untuk menunjukkan kepada investor
mengenai berbagai aktifitas yang akan dilakukan, menurut mingguan atau bulanan.
Perlu diperhatikan dalam penjadwalan ini adalah pentingnya kerealistisan dari
perencanaan tersebut.

BAGIAN APENDIKS DAN ATAU BIBLIOGRAFI


Segmen appendiks dan bibliografi merupakan aspek terakhir yang melengkapi
perencanaan dan merupakan bagian dari proposal bisnis yang dibuat. Dalam bagian
ini, diagram,
data-data finansial, riwayat hidup tiap-tiap anggota tim, ataupun informasi pustaka
yang berhubungan dengan aspek-aspek lain dari rencana yang dibuat dapat
disertakan.

55
PRESENTASI DARI PROPOSAL BISNIS
Setelah proposal bisnis siap, tantangan selanjutnya adalah bagaimana
mempresentasikan dihadapan para calon investor, presentasi lisan merupakan kunci
penting dalam ‘menjual’ proposal bisnis kepada para investor. Presentasi yang
dilakukan harus terorganisir, dipersiapkannya sedemikian rupa sehingga dapat
menarik minat pendengarnya.

SUGESTI YANG DIBUTUHKAN DALAM PERSIAPAN


Dibawah ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam
mempersiapkan prsentasi lisan yang dapat memberikan sugesti bagi wirausaha.
1. Mengetahui keseluruhan kerangka
2. Menggunakan beberapa kata kunci yang terdapat pada kerangka untuk membantu
mengingatkan pemberian contoh atau detail-detail yang lain.
3. Melakukan latihan presentasi untuk mengatur waktu
4. Mempelajari alat-alat bantu yang akan digunakan dalam presentasi, seperti
overhead projector, slide projector, ataupun VCR.
5. Melakukan latihan presentasi secara keseluruhan, termasuk dalam penggunaan
berbagai alat bantunya.
6. Datang lebih awal daripada waktu yang telah ditentukan pada hari presentasi. Hal
ini perlu untuk mempersiapkan segala hal yang akan dipresentasikan dan
digunakan.

Seorang wirausaha harus menyadari bahwa para pendengar prsentasi rencana


bisnis adalah ibarat ‘lawan’ mereka. Wirausaha harus mempersiapkan diri
menghadapi kritik yang terkadang skeptis yang diajukan oleh pendengar mereka.
Wirausaha harus bersiap diri untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Bagaimana, Siap ?

56
BAB V
PERENCANAAN STATEGIS BAGI WIRAUSAHA

5.1 Pendahuluan
Para wirausaha telah lama mengenal dan melakukan perencanaan strategis
bagi perusahaannya. Yakni suatu aktivitas formulasi rencana jangka panjang bagi
efektivitas pengelolaan peluang dan tantangan lingkungan usaha sesuai dengan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perencanaan ini mencakup pendefenisian
misi perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai, pemilihan dan pengembangan
strategi dan menentukan pedoman kebijakan. Pendeknya, bagaimana arah
perusahaan dimasa datang, adalah fokud dari perencanaan strategis.
Harus diingat bahwa proses perencanaan strategis ini adalah suatu strategi
thinking dari pemilik usaha.vtidak selalu bersifat formal, namun pemikiran
strategis ini setidak tidaknya menyintensiskan intuisi dan kreativitas wirausaha
kedalam visi masa depan.
Banyak yang masih menganggap remeh masalah ini. terlihat dari
munculnya pertanyaan-pertanyaan seperti : srategi hanya dibutuhkan perusahaan-
perusahaan besar, perusahaan kecil tidak perlu. Padahal u tuk bisa bertahan dalam
lingkungan usaha tau pasar yang ketat persaingannya, ia perlu
mengkonsentrasikan sumberdaya yang gerbatas pada masalh itu. Juga perusahaan
kecil yang harus memanfaatkan lingkungan yang kompetitif untuk mencapai
tujuannya, memperjuangkan dan melindungi psisinya- inilah startegi. Pendeknya,
semua perusahaan, lebih-lebih perusahaan kecil, membutuhkan strategi untuk
membantu memenangkan persaingan!
Bedanya kebanyakan wirausaha membuat perencanaan yang cenderung
informal dan tidak sistematsi. Kebutuhan perencanaan yang sistemastis memang
bervariasi, tergantung pada corak, ukuran dan struktur bisnisnya. Misalnya saja,
suatu usaha yang dijalankanoleh dua orang, mungkin akan berhasil dengan
perencanaan yang informal karena velum tampak kompleks. Tetapi usaha yang

57
sedang berkembang pesat dengan pertumbuhan jumlah personel dan jumlah
operasi pasarnya, perlu menformalkan pernecanaan ini diantaranya adalah:
1. Derajat ketidakpastian, dengan semakin besarnya tingkat ketidakpastian usaha
maka wirausaha makin memerlukan kekuatan lebih untuk menghadapi
tantangan-tantangan yang ada. Dan upaya perencanaan formal akan makin
perlu disini.
2. Tingkat persaingan (jumlah dan kualitas pesaing) yang makin tinggi, maka
perencanaan yang sistematis akan membantu mengawasi operasi dan sasaran
–sasarannya lebih dekat.
3. Jumlah dan jenis pengalaman wirausaha (kurangnya pengalaman baik dalam
teknologi maupun bsinis.)
Perencanaan formal biasanya dibagi menjadi dua : perencanaan strategis dan
operasional.

5.2 Perencanaan Strategis


Ada lima langkah dasar yang harus diikuti dalam perencanaan strategis,
yakni.
1. Menguji/menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan
eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman). Langkah ini
merupakan salah satu tahapan yang amat penting. Sebagaimana perusahaan
besar melakukan analisis SWOT.
2. Menformulasikan strategi perusahaan jangka panjang dan jangka pendek
(misi, objektif, strategi dan kebijakan)
3. Menerapkan rencana strategi (program, anggaran, prosedur)
4. Mengevaluasi kinerja strategi
5. Melakukan follow-up dengan feedback yang berkesinambungan.
6. Mengembangkan visi yang jelas & diterjemahkan menjadi misi. =Visi adalah
hasil dari impian wirausaha atas sesuatu yang belum terwujud & kemampuan
melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang lain. =Visi
memberikan arah =Visi memberikan keputusan =Visi memotivasi orang-

58
orang =Misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan perusahaan
yang menjawab pertanyaan pertama dari usaha bisnis, yaitu: “Apa bisnis
saya?”
7. Menilai kekuatan & kelemahan perusahaan - Kekuatan adalah faktor-faktor
internal produktif yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai misi,
sasaran, & tujuannya. - Kekuatan ini mencakup keterampilan atau
pengetahuan, citra publik yang positif, tenaga penjualan yang berpengalaman,
dsb. - Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang menghambat
kemampuan perusahaan mencapai misi, sasaran, & tujuannya.
8. Mengamati lingkungan sekitar untuk mengetahui peluang & ancaman penting
yang dihadapi perusahaan. -Peluang (opportunity) adalah opsi-opsi eksternal
positif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai misi,
sasaran & tujuannya. -Ancaman (threat) adalah kekuatan eksternal negatif
yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran &
tujuan.
9. Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan utama perusahaan. - Faktor-faktor
kesuksesan utama (key success factors-ksf) merupakan faktor-faktor yang
menentukan kemampuan perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam
suatu industri. - Sumber keunggulan kompetitif didasarkan pada faktor biaya,
namun beberapa diantaranya tidak nyata & kurang jelas wujudnya tetapi sama
pentingnya.
10. Menganalisis persaingan. Waspada terhadap gerakan pesaing , tujuannya
meliputi: a. Menghindari kejutan yang berasal dari strategi & taktik baru
pesaing. b. Mengidentifikasi calon pesaing baru. c. Memperbaiki saat yang
tepat untuk bereaksi terhadap tindakan pesaing. d. Mengantisipasi tindakan
strategis berikutnya dari pesaing.
11. Menyusun sasaran & tujuan perusahaan. Sasaran (goal) adalah atribut-atribut
kangka panjang & luas yang berusaha dicapai oleh perusahaan. Tujuan yang
ditulis dengan baik akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Spesifik

59
b. Dapat diukur
c. Dapat didelegasikan
d. Realistis namun menantang
e. Tepat waktu
f. Dibuat tertulis

12. Merumuskan opsi-opsi strategis & memilih strategi yang tepat. Strategi
adalah peta jalan (road map) tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausaha
untuk mencapai misi, sasaran, & tujuan perusahaan. Tiga opsi strategis, yaitu: a.
Kepemimpinan biaya b. Strategi diferensiasi c. Strategi fokus

13. Menterjemahkan rencana strategis ke dalam rencana aksi. Agar suatu strategi
berhasil diimplementasikan, dibutuhkan suatu proses yang sesuai dengan budaya
perusahaan serta orang -orang yang tepat & berkomitmen untuk membuat proses
tersebut terlaksana.

a. Tujuan

b. Cakupan

c. Kontribusi

d. Persyaratan sumber daya

e. Waktu

14. Menentukan pengendalian yang tepat. Untuk menilai efektivitas strategi,


banyak perusahaan mengembangkan balanced scorecard (kartu skor berimbang)
merupakan serangkaian ukuran multidimensional yang unik untuk suatu
perusahaan & yang menggabungkan berbagai ukuran keuangan dengan
operasional untuk memberikan gambaran yang ringkas, tetapi komprehensif atas
kinerja keseluruhan perusahaan kepada para manajer.

60
5.3. Dimensi Utama yang Mempengaruhi Kegiatan Perencanaan
Strategis Perusahaan
Ada lima factor yang mendorong kegiatan manajemen startegis suatu
perusahaan yang berkembang :
1. Permintaan akan waktu manajer strategis, yakni untuk mengatur pengendalian
dan pengarahan perusahaan yang makin kompleks.
2. Kecepatan pengambilan keputusan, sejalan dengan perkembangan perusahaan
menyebabkan jumlah dan frekuensi keputusan yang harus diambil manajer
puncak makin meningkat.
3. Problem politis internal, mengurangi dampak disfungsional dalam
pengambilan keputusan organisasi
4. Ketidakpastian lingkungan, factor kunci yang mempengaruhi kegiatan
manajemen strategis sejalan dengan meningkatnya siklus hidup produk yang
beraneka ragam.
5. Visi wirausaha, perencanaan merupakan proses informasi visi dan ide
wirausaha ke dalam tindakan.
6. Isu-isu strategis memerlukan keputusan manajemen puncak
7. Isu-isu strategis melibatkan alokasi sejumlah besar sumber daya perusahaan
8. Isu-isu strategis cenderung memiliki dampak yang signifikan terhadap
kesejahteraan jangka panjang perusahaan
9. Isu-isu strategis yang berorientasi ke masa depan
10. Isu-isu strategis biasanya memiliki konsekuensi multifungsi atau multibisnis
utama
11. Isu-isu strategis memerlukan mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal
perusahaan.

5.4. Kurangnya Perncanaan Strategis


Selama ini kita mengetahui bahwa perusahaan baru sangat penting artinya
bagi perekonomian, hal ini bila dilihat dari sisi keinovatifannya, tenaga kerja dan
penjualan. Perencanaan yang efektif akan membantu perusahaan ini bertahan dan

61
berkembang. Namun sayangnya masih banyak perusahaan baru yang kurang
membuat perencanaan. Robinson dan Perce II (1984) menemukan paling tidak
lima alasan mengapa perusahaan enggan membuat perencanaan strategis. Alasan
tersebut dalah :
1. Keterbatasan waktu. Para manajer merasa bahwa watu mereka sangat
terbatsa/langka dan sulit mengalokasikannya untuk perencanaan saat
menghadapi masalah operasi sehari-hari.
2. Kurangnya pengetahuan. Baik pengetahuan mengenai proses perencanaan dan
urutannya, maupun sumber informasi dan bagaimana penggunannya.
3. Kurangnya keahlian atau keterampilan. Para manajer-pemilik adalah tipikal
orang-oramg genralis dan biasanya kurang paham atau bukan spesialis pada
perencanaan yang diperlukan.
4. Kurangnya keprcayaan dan keterbukaan ( pada pihak lain, baik didalam
maupun diluar perusahaan (karyaawan / konsultan ) dalam memformulasikan
rencana.
5. Adanya persepsi bahwa perencanaan ini tinggi biayanya sehingga cenderung
menghindari perencanaan.

Sektor bisnis keluarga tetap memiliki rencana ambisius dan merencanakan


pertumbuhan bisnis selama lima tahun ke depan meskipun adanya perlambatan
ekonomi global, dimana hanya satu dari lima bisnis keluarga yang melaporkan
penurunan penjualan dalam waktu dua tahun terakhir.

Bisnis keluarga di Asia Pasifik adalah yang paling ambisius, karena 21%
dari mereka merencanakan pertumbuhan terpesat dan teragresif menurut temuan
survei global PwC tentang bisnis keluarga yang diadakan dua tahun sekali: The
‘Missing Middle’: Bridging the strategy gap in family firms.
Michael Goenawan, Entrepreneurial and Private Clients Leader dari PwC
Indonesia, mengatakan bahwa bisnis keluarga di Indonesia juga optimis terkait
prospek pertumbuhan di tahun mendatang, dengan rencana mereka yaitu berfokus

62
kepada bisnis utama di pasar yang sudah ada dengan melakukan ekspansi ke area
bisnis atau pasar yang baru. “Bisnis keluarga di Indonesia juga mengakui
pentingnya peranan digitalisasi dan manfaatnya terhadap bisnis mereka,” ujar
Michael dalam keterangan tertulisnya.

Sementara bisnis keluarga di Eropa Barat dan Amerika Utara memiliki ambisi
yang lebih rendah dalam perencanaan pertumbuhan bisnis yang cepat dan agresif
(masing-masing 10% dan 12%) karena responden di kawasan ini sebagian besar
memprediksi pertumbuhan ekonomi yang stabil. Secara global, 15% responden
merencanakan pertumbuhan yang pesat dan agresif dan 70% responden
merencanakan pertumbuhan yang stabil selama lima tahun ke depan.

Dalam jangka pendek, responden menyatakan Brexit tidak berpengaruh


terhadap rencana pertumbuhan bisnis mereka (hanya 15% dari responden global
yang mengatakan Brexit akan berdampak negatif). Tingkat kekhawatiran tentang
dampak Brexit dalam waktu 1-2 tahun ke depan berada pada tingkat tertinggi di
Inggris (38% – lebih dari dua kali lipat rerata responden global sebesar 15%) dan
di antara negara-negara UE (22%). Secara global, 83% mengatakan mereka tidak
berencana untuk mengambil tindakan khusus karena Brexit.

Meskipun pertumbuhan yang diperkirakan stabil, PwC memperingatkan


pertumbuhan bisnis keluarga dapat terhalang oleh kurangnya perencanaan
strategis dalam perusahaan dibandingkan dengan faktor ekonomi atau faktor
eksternal lainnya. Faktanya, banyak permasalahan yang kini dihadapi oleh bisnis
keluarga disebabkan oleh kurangnya perencanaan strategis (‘the missing middle’)
yaitu rencana strategis yang menghubungkan antara posisi bisnis saat ini dan
aspirasi jangka panjang atau potensi dimana bisnis mereka seharusnya berada.
Akibatnya, banyak perusahaan keluarga yang tidak dapat melanjutkan
keberhasilan di awal bisnis menjadi sukses yang berkesinambungan.

63
Sebagian bisnis keluarga sudah dapat mengelola perencanaan strategis
dengan baik, namun banyak dari mereka yang terjebak dalam isu-isu operasional
dan perbedaan ekspektasi antara generasi awal dengan generasi penerus dari
bisnis keluarga. PwC juga menemukan dari beberapa survei yang telah dilakukan
aspek-aspek yang terkait suksesi, diversifikasi bisnis, digital, keamanan siber, dan
inovasi tidak ditangani dengan baik.

Stephanie Hyde, Global Entrepreneurial & Private Business leader, PwC,


mengungkapkan bahwa perusahaan keluarga akan tetap menjadi bagian yang vital
dari ekonomi di dunia karena kontribusi terhadap PDB dan penciptaan lapangan
pekerjaan yang besar di berbagai negara.
“Secara keseluruhan dapat disimpulkan kinerja dan prospek pertumbuhan
perusahaan keluarga akan tetap kuat karena tahap profesionalisasi bisnis yang
telah dilakukan, namun sayangnya perencanaan strategis belum dilakukan dengan
baik. Tanpa perencanaan strategis, ambisi pertumbuhan bisnis yang tinggi hanya
akan sekedar menjadi aspirasi. Pertumbuhan dan perluasan bisnis menjadi
terbatas dan perusahaan terpapar dengan risiko tambahan yang belum
diantisipasi,” kata Stephanie.

Dalam tiga survei berturut-turut, bisnis keluarga rata-rata telah memiliki


sekitar seperempat dari penjualan ke luar negeri dengan aspirasi meningkatkannya
menjadi sepertiga dari total penjualan. Sayangnya dalam setiap survei, realisasi
penjualan internasional tersebut masih berkutat di kisaran 25%. Satu dari tiga
bisnis keluarga masih hanya beroperasi di satu sektor saja dan di negara asal
mereka dan sekitar 80% bisnis keluarga merencanakan untuk mulai mengekspor
produk mereka dalam waktu lima tahun mendatang.

Sejumlah tantangan utama yang diidentifikasi oleh responden (lebih dari


2.800 bisnis di 50 negara) yang berkaitan dengan perencanaan strategis mereka:

64
Pewarisan: Hanya 16% bisnis keluarga memiliki proses suksesi yang mencakup
eksekutif senior, 43% tidak memiliki rencana sama sekali
1. Inovasi: 64% memilih inovasi sebagai tantangan utama agar tetap unggul
selama lima tahun ke depan
2. Digital: 47% memilih masalah aplikasi digital dan teknologi baru menjadi
tantangan utama mereka, namun hanya seperempat yang berpendapat bisnis
mereka rentan terhadap digital disruption
3. Profesionalisasi: tiga dari lima responden mengatakan mereka akan
mempekerjakan para profesional yang bukan anggota keluarga untuk
membantu menjalankan bisnis
4. Keahlian: 58% mengatakan kemampuan mereka untuk menarik dan
mempertahankan karyawan dengan keahlian yang sesuai adalah tantangan
utama selama lima tahun ke depan. Nyaris separuh meyakini bahwa mereka
harus bekerja lebih keras dibandingkan perusahaan non bisnis keluarga untuk
merekrut/mempertahankan SDM yang baik (48%)
5. Keuangan: Sepertiga mengatakan semakin sulit bagi mereka untuk mengakses
modal (32%) dibandingkan dengan perusahaan non bisnis keluarga. Tiga
perempat (76%) mengatakan mereka akan menggunakan modal mereka
sendiri untuk mendanai pertumbuhan
6. Keamanan siber: Kurang dari separuh (45%) meyakini bisnis mereka telah
siap menghadapi kebocoran data atau serangan siber
7. Kekhawatiran geopolitik: Mayoritas bisnis keluarga mengidentifikasi
stabilitas politik dan ekonomi lebih penting dibandingkan potensi
pertumbuhan ketika mempertimbangkan pasar ekspor yang baru
8. Kehidupan kerja: Anggota keluarga generasi penerus berpandangan mereka
harus bekerja lebih keras untuk membuktikan keberhasilan mereka
dibandingkan generasi saat ini (88% vs 66%). Dua pertiga responden
mengatakan mereka kinerja mereka telah diukur dengan sesuai (65% vs 59%)
Menurut Peter Bartels, Global Family Business Leader, PwC, generasi penerus
memiliki peran yang penting dalam menciptakan masa depan bisnis keluarga.

65
Mayoritas bisnis keluarga di seluruh dunia berpendapat mereka tidak rentan
terhadap digital disruption dan mereka sudah memiliki strategi digital yang sesuai.
“Padahal berdasarkan pengalaman kami, dampak digitalisasi tidak bisa dianggap
ringan. Akan sangat baik jika generasi sekarang mendengarkan pendapat dari
generasi penerus dan mereka bisa ditunjuk untuk melakukan transformasi digital di
bisnis keluarga,” katanya.
Laporan ini juga menyimpulkan dalam era ketidakpastian kondisi ekonomi
seperti saat ini, prioritas untuk memastikan agar bisnis tetap dimiliki oleh keluarga
menjadi tidak begitu tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kurang dari
separuh bisnis keluarga berencana untuk mengalihkan kepemilikan dan manajemen
bisnis kepada generasi penerus (39% akan mengalihkan peran manajemen; 34% akan
mengalihkan kepemilikan). Persentase pemilik bisnis generasi pertama yang
berencana merencanakan untuk menjual atau menawarkan bisnis mereka naik hampir
dua kali lipat (29% dibandingkan dengan 17% pada survey sebelumnya). 

1. Manajer mengandalkan kontrol dan pemimpin membangun


kepercayaan.

Manajer bertindak seperti bos dengan mengendalikan bawahan mereka, dan mengatur
tugas-tugas administrasi. Di sisi lain, para pemimpin memberikan arahan, inovasi,
dan menginspirasi. Mereka mengandalkan kepercayaan yang telah dibangun antara
dirinya dan anggota tim untuk menjadi kekuatan, dan motivasi, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas. Berbeda dengan manajer yang lebih mengutamakan
kontrol dan mengatur dengan memainkan emosi takut.

2. Manajer menjaga fungsi organisasi, dan pemimpin membangun visi


bersama.

Setiap organisasi membutuhkan manajer untuk memenuhi target perusahaan. Di sisi


lain, pemimpin perlu memberikan perhatian pada karyawan supaya termotivasi dan
terinspirasi. Para pemimpin bekerja dengan tim untuk membangun visi bersama, dan

66
masa depan perusahaan. Manajer bekerja melalui sistem oprasional prosedur dan
menjaga sistem tersebut berjalan dengan semestinya. Sedangkan para pemimpin
memandang gambaran yang lebih besar seperti perubahan, dan masa depan
perusahaan.

3. Manajer mengatur sistem, dan pemimpin memimpin orang-orang.

Menurut Anda apakah mengawasi pekerjaan perlu dilakukan? atau seseorang


pempmim yang memimpin karyawannya bekerja ?

Para profesional tidak ingin diperlakukan seperti mesin. Mereka ingin berkolaborasi
dan berinovasi, tidak diperlakukan seperti roda gigi dalam sebuah mesin. Bagi orang
yang lahir pada rentang tahun 1980 -1995 atau bisa disebut generasi Y, perusahaan
seperti Google dan Microsoft sangat ideal bagi mereka. perusahaan tersebut dikenal
inovatif dan mereka memberikan kesempatan untuk pengembangan diri maupun
karir. Perusahaan tersebut fokus pada karyawan dan ide-ide mereka, bukan pada
daftar pekerjaan yang harus dilakukan.

5.5 Perbedaan Manajer dan Wirausaha dalam Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis seringkali dianggap hanya berguna untuk


perusahaan besar. Hal ini cukup wajar, mengingat perencanaan strategis
mengimplikasikan suatu formalisasi dan struktur yang cocok dengan bisnis besar,
suatu organisasi yang sudah mapan yang mempunyai sumber daya berlimpah.
Padahal banyak konsep perencanaan strategis yang dapat diaplikasikan secara
langsung kepada siapa saja yang mengikuti jalur wirausaha dalam manajemen,
tetapi dengan tekanan yang berebeda.

Pendektan strategi seorang wirausaha cenderung berbeda dari pad cara


birokratis seperti yang kebanyakan para manajer akukan. Hal ini dapat dilihat dari
cara mereka menekankan pertanyaan strategis yang menjadi kunci. Bedanya

67
adalah, tipikal manajer birokratis cenderung membuat pertanyaan strategis
sebagai berikut : sumber daya pa yang saya kendalikan ? sruktur apa yang
menentukan hubungan organiosasi kami dengan pasar ? bagaiman saya dapat
meminimalisir dampak organisasi lainnya terhadap kemampuan saya? Dan
peluang apa yang tepat ? sebaliknya tipikal wirausaha akan bertanya : di mana
ada peluang ? bagaiman saya memanfaatkannya ? sumber daya apa yang
dibutuhkan ? dan struktur apa yang terbaik ?
Tampak bahwa wirausaha memiliki penekanan strategis kepada persepsi
terhadap peluang daripada ketersediaan sumber daya. Kecenderungan
wirausaha adalah mengamati lingkungan dari dekat dalam pencarian peluang.
Sumber daya yang melayaninya ‘’diletakkan dibelakang meja’’ untuk
mengindentifikasikan gagasan yang dapat diikuti.
Sekali peluang teridentifikasi, wirausaha mulai mencari car untuk
mengambil kelebuhan darinya. Karane karakter ini wirausaha adalah tipikal
pekerja keras, oleh karenanya wirausaha merasa yakin jika peluang tersebut dapat
digali lebih jauh. Lebih dari itu, wirausaha tidak khawatir atas resiko keamanan
keuangannya, peluang karier, hubungan keluarga, ataupun masalah psikis barunya
gagal. Wirausaha cenderung mengabaikan kenyataan berapa beratnya kesempatan
kesuksesan suatu bisnis. Hal ini dapat dilihat dari temuan satu studi 40 % bisnis
baru menemui kegagalan pada tahun pertama, 50 % gagal pada akhir tahun kedua,
dan 90 % gagal diakhir tahun kesepuluh.

Namun demikian, seorang wirausaha yang menangkap peluang memiliki


keyakinan dan kebulatan tekad untuk percaya bahwa dia akan menjadi salah satu
dari satu orang yang berhasil.
Namun demikian, setelah wirausaha mengidentifikasikan peluang dan cara
untuk menggalinya, baru ia merasa concern dengan sumber daya. Tetapi prioritas
pertama seorang wirausaha adalah mengetahui sumber daya apa yang dibutuhkan
dan kemudian menentukan bagaimana sumber daya tersebut dapat diperoleh. Ini
adalah hal yang kontras bila dibandingkan dengan manajer birokratis yang

68
memfokuskan diri pada sumber daya yang membantunya. Wirausaha sering kali
mampu membuat imaginasi dan efisiensi yang tinggi atas penggunaan sumber
daya sangat terbatas sekalipun. Lebih jauh, karena kewirausahaan makin tumbuh
ketersediaan sumber dana untuk mendukung munculnya bisnis baru makin
meningkat. Ketika hambatan-hambatan sumber daya telah dapat dipecahkan,
wirausaha kemudian akan menempatkan bersama struktur organisasi, orang,
rencana penasaran, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk mengimplementasikan
keseluruh strategi.

Menurut sebuah penelitian dari Read, Dew, Sarasvathy, Song, dan Wiltbank yang
dimuat di Journal of Marketing (2009), ada empat perbedaan yang signifikan
dari world view antara wirausaha dan manajer profesional.
Perbedaan yang pertama adalah dalam cara memandang masa depan. Logika
prediktif yang digunakan oleh para manajer membuat mereka memandang masa
depan sebagai kontinuitas dari masa lalu. Prediksi dan forecast adalah sesuatu yang
mutlak bagi manajer.
Sebaliknya, para wirausaha memandang bahwa masa depan bisa dibentuk selama
mereka bisa mendapatkan komitmen dari investor, pemasok, dan pelanggannya.

Cara pandang inilah yang membuat wirausaha umumnya menganggap krisis


sebagai peluang, selalu berusaha mengembangkan jejaring dengan pihak lain, dan
tidak terlalu percaya kepada data historis.

Perbedaan yang kedua adalah pada orientasi pengambilan keputusan. Para


manajer umumnya goal oriented, sedangkan para wirausaha umumnya means
oriented. Jika diberikan suatu target, para manajer akan memecahnya menjadi
beberapa subtarget dan menyiapkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
subtarget dan target keseluruhan tersebut.
Di sisi lain, para wirausaha tidak akan menerima target yang diberikan begitu
saja. Mereka cenderung mengawali perencanaannya dengan melakukan perhitungan
inventori sumber daya yang mereka miliki (permodalan, jejaring bisnis, tokoh bisnis

69
atau pejabat yang mereka kenal, dan lain-lain), dan bagaimana inventori tersebut
dapat diramu untuk mencapai target.

Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa para wirausaha umumnya tidak
memiliki target yang fix, karena target mereka dapat berubah sesuai naik-turunnya
inventori sumber daya yang dimiliki.
Perbedaan ketiga adalah pada cara menilai risiko. Para manajer menggunakan
metode expected return, sedangkan wirausaha memakai metode affordable loss.
Pendekatan para manajer umumnya berfokus pada net present value.
Kontrasnya, pendekatan yang digunakan para wirausaha lebih memperhitungkan
seberapa besar kegagalan yang dapat mereka tanggung. Bagi para pengusaha, selama
besarnya kerugian maksimal masih dapat mereka tanggung, maka mereka akan maju
terus.

Perbedaan yang keempat adalah pada cara menyikapi pelaku pasar lain. Para


manajer umumnya menganggap bahwa kompetitor adalah lawan yang harus
dikalahkan. Pangsa pasar adalah sesuatu yang harus dimenangkan, dan manajer
biasanya enggan berbagi informasi dengan lawan.
Sebaliknya pada wirausaha, selama mereka melihat ada take and give,
ada trade off, mereka tidak segan-segan berbagi informasi dengan lawannya,
membuat kerja sama, aliansi.
Bagi wirausaha, bisnis adalah permainan. Asalkan jaringan bisnis dapat berkembang
dan hubungan baik tetap terjaga, mereka menganggap bahwa kalah dan menang
adalah wajar.

Agar para mahasiswa dapat belajar menggunakan pola pikir wirausaha, maka
dalam simulasi analisis bisnis yang biasanya diawali dengan analisis makro, model
Porter 5 Forces, identifikasi peluang pasar, analisis SWOT, dilanjutkan dengan
pembuatan rencana bisnis, bisa saja dibalik dengan menggunakan pendekatan
kewirausahaan.

70
Alih-alih diawali dengan analisis makro, mahasiswa justru bisa memulai
dengan melakukan analisis inventori sumber daya, merumuskan visi bisnis dengan
menggali passion dalam dirinya dan atau kelompoknya, kemudian memikirkan
bagaimana inventori dan visi bisnis dapat dipadukan untuk mengisi peluang pasar
yang ada, dan menentukan target awal yang ingin dicapai.

5.6 Kaitan Perencanaan Strategis dan Kinerja Perusahaan


Memang tidak selalu perusahaan yang melakukan perencanaan strategis
akan berpengaruh langsung pada peningkatan kinerjanya ( baik pertumbuhan
perjualan tau RAO ). Namun seorang peneliti Christoper Orpen ( 1985 )
menemukan bahwa ketika factor-faktor lain seperti struktur, sikap terhadap
perencanaan, implementasi, kerangka waktu, da nisi dari perencanaan ikut
menjadi pertimbangan, hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan lebih kecil yang
mempunyai kinerja keuangan lebih baik menjalankan pekerjaannya dalam proses
perencanaan.
Peneliti lain mencoba mengklarifikasikan perencanaan strategis
perusahaan menjadi lima tingkat ( Sexton dan Auken , 1985 ). Lima tingkatan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.1 berikut :

71
Tabel 7.1 Lima Tingkat Klarifikasi Perusahaan dalam Perencanaan Strategis

Level Strategis Keterangan

Strategis Level ( SL -0 ) Perusahaan tidak memiliki kemampuan


mempridisikan penjualan berikutnya,
keuntungan, atau perencanaan pemanfaatan
keuntungan.

Strategis Level ( SL – 1 ) Perusahaan memiliki kemampuan


mempredisikan hanya penjualan tahun
berikutnya, tidak pada penjualan industry
yang mendatang, keuntungan atau rencana
pemanfaatan keuntungan.

Strategis Level ( SL – 2 ) Perusahaan memiliki kemampuan


mempredisikan penjualan perusahaan dan
industry tahu berikutnya, tidak pada
keuntungan dan rencana pemanfaatan
keuntungan.

Strategis Level ( SL – 3 ) Kemampuanmempredisikan penjualan


perusahaan dan industry serta
pengantisipasian profit, tidak pada rencana
pemanfaatan keuntungan.

Strategis Level ( SL – 4 ) Kemampuan mempredisikan penjualan


perusahaan di tahun selanjutnya,
pengantisipasian keuntungan dan rencana
pemanfaatan keuntungan.

72
Diketahui bahwa dua tahun sebelumnya bahwa 20 % dari perusahaan yang
masuk tingkat SL – 0 ( tidak memiliki perencanaan strategis ) mengalami
kegagalan, sebalikny, hanya 8 % dari perusahaan yang masuk tingkat SL – 4 yang
gagal.
Diawal tahun 1980-an, sebagian besar perusahaan kecil belum banyak
melakukan perencanaan strategis. Nampak perencanaan strategis masig
merupakan ‘’komoditas yang langka dan mahal atau mewah’’. 37
Namun kondisi ini tidak berjalan terlalu lama, penelitian terakhir
menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu sebagian besar perusahaan keci
melakukan perncanaan terutama pada kegiatan penetuan tujuan, peramalan dan
prosedur perncanaan.
Kesimpulan awal yang bisa kita tarik adalah bahwa perusahaan yang
menggunakan perencanaan strategis akan lebih efektif, dibandingkan yang tidak
menggunakannya. Dan yang terpenting adalah proses perencanaan itu sendiri
sebagai kunci kinerja yang berhasil, bukan rencanya.

5.7 Beberapa Kesalahan dalam Perencanaan Strategis


Harus selalu diingat bahwa pelaksanaan adalah hamper sama pentingnya
dengan strategi itu sendiri. Banyak wirausaha membuat kesalahan dalam
menerapkan strategis tertentu bagi perusahaannya. Situasi persaingan yang terus
berubah jelas membutuhkan penerapan strategi yang juga berbeda.
Michael E. Porter ( 1991 ) telah mencata lima kesalahan fatal para
wirausaha pada tahap pengimplementaisan strategi. Kelima kesalahan tersebut
adalah :
1. Salah Memahami Daya Tarik Suatu Industry. Banyak wirausaha
menganggap bahwa industry yang menarik adalah industry yang berkembang
dengan pesat atau menggunakan teknologi terbaru. Hal ini tentu saja keliru,
karena semakin menarik suatu industry akan semakin banyak persaingan dan
akibatnya, kemungkinan persoialan keuntungan akan semakin kecil.

73
2. Tidak Ada Keunggulan Kompetitif Yang Nyata. Banyak wirausaha yang
hanya meniru strategi pesaingnya, karena tentu saja hal ini merupakan
pekerjaan mudah dan tidak berisiko. Smentara, wirausaha tersebut tidak
memiliki keunggulan kompetitif, karena ia tidak memiliki caranya sendiri
dalam bersaing.
3. Mengejar Posisi Kompetitif yang Tidak Terjangkau. Banyak wirausaha
yang agresif berusaha untuk mendapatkan posisi yang dominan dalam
penjualan produknya. Dan mereka hanya ingat untuk terus menjual namun
melupakan bagaimana cara menjaga keberhasilan tersebut. Sebagai contoh
suatu software program yang canggih akan segera ditiru oleh pihak lain,
sehingga kita tidak mendapatkan keuntungan atasnya. Untuk itu keunggulan
kompetitif yang sebenarnya akan diperoleh dari after sales servive seperti
memberikan upgrade secara regular., membantu segala permasalahan
pelanggan. Hal ini akan dapat mencegah masuknya pesaing baru.
4. Mengkompromikan Strategi Pertumbuhan. Untuk berhasil, keseimbangan
antara strategi pertumbuhan dan kompetitif harus terus dijaga. Bila seorang
wirausaha mengorbankan strateginya demi pertumbuhan yang pesat,
perusahaannya akan terlempar dari bisnis.
5. Kegagalan dalam Mengkomunikasikan Strategi Perusahaan Secara
Terbuka Kepada Karyawannya. Jangan pernah menganggap bahwa
karyawan lita mengetahui strategi kita. Mereka harus diberitahu secara
terbuka.
Akhirnya, apabila hal ini dapat dihindari niscaya perusahaan dapat
memperoleh salah satu keuntungan mendasar dari pengembangan startegi
yakni terciptanya kesatuan atau konsistensi tindakan perusahaan. Semua orang
di dalam perusahaan akan terpacu untuk bekerja sama guna mencapai tujuan
yang sama.
6. Jangka waktu

74
Impian Kamu membangun bisnis tentunya dengan harapan dapat
tumbuh dan berkembang pesat sepanjang jaman. Perencanaan bisnis yang
Kamu susun harus dapat memproyeksikan waktu dari tahun ke tahun. Hindari
pemikiran strategi dan solusi ketika masalah datang. Dunia bisnis sangat labil,
dibutuhkan sikap waspada dan tanggap dalam menghadapi segala rintangan
yang menghadang. Penyusunan rencana bisnis wajib terdapat poin-poin yang
dapat mencegah dan mengatasi kemungkinan kendala penghambat kemajuan
bisnis Kamu.

7. Bidikan target pasar

Sebelum proses produksi dimulai, seharusnya Kamu telah siap dengan


daftar calon konsumen. Makalah perencanaan bisnis pasti telah dilengkapi
dengan siapa saja yang nantinya akan menjadi pangsa pasar Kamu. Bukan
hanya menggali informasi melalui dunia maya, terjun langsung ke lapangan
menjadi solusinya. Wawancara beberapa orang di titik yang Kamu bidik
menjadi target pemasaran produk. Cara ini mempermudah Kamu ketika
produk telah siap di pasarkan. Selain itu, masukan dari individu yang telah
Kamu wawancara dapat dijadikan bahan perbaikan kualitias produk.

8. Ruang lingkup

Pebisnis kerap lalai merencanakan strategi untuk mengatasi masalah


bisnis yang bersumber dari luar, yakni kompetitor. Mereka hanya matang
dalam mengatasi kendala bisnis yang disebabkan oleh pihaknya sendiri.
Padahal, kompetitor menjadi momok yang menakutkan pada bisnis yang
sedang berjalan. Produk sejenis harus mampu bersaing dengan brand masing-
masing. Visi misi Kamu pasti mengunggulkan brand keluaran bisnis milik
pribadi. Pantau bisnis tetangga dan bersainglah secara sehat tanpa
menjatuhkannya.

75
9. Optimis berlebihan

Optimis ialah cerminan tingginya motivasi bagi seorang pebisnis.


Sikap ini akan membuat bisnis berkembang jika hadir dalam porsi yang pas.
Sayangnya, banyak pebisnis justru gagal karena terlalu optimis. Bisnis
bagaikan sebuah mata koin yang memiliki 2 sisi. Jangan hanya fokus pada
keuntungannya saja karena peluang rugi juga mungkin Kamu alami.
Pertimbangan kerugian dan keuntungan dalam membuat rencana pengelolaan
anggaran bisnis.

76
BAB VI
MEBGEMBANGKAN KREATIVITAS DAN INOVASI

6.1Inovasi dan Kewirausahaan

Inovasi telah dikenal sebagai salah satu fungsi penting dalam proses
kewirausahaan. Ia merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan
yang dapat dijual. Inovasi bukanlah sebuah gagasan cemerlang dan rumit.
Kadang-kdang ia bisa saja bermula dari ide-ide selintas dan sepele. Ingat,
bagaimana preusan semacam 3M menemukan Post it Notes-nya. dimana salah
seorang manajernya, suatu saat ingin mencari pembatas buku yang dapat
menempel pada kertas namun tidak dapat merusak bila dicabut dan dipindah lagi
kehalaman lain. Ini sangat aneh kedengarannya, karena orang selama ini butuh
perekat agar tidak mudah lemas dan kuat menempel kertas tersebut. Namun
kebutuhanakan jenis kertas dengan perekat jenis ini ada dan banyak, seperti para
sekretaris yang sering menggunakannya untuk menulis memo. Bagian riset
kemudian memikirkan campuran-campuran kimia yang dapat menghasilkan
perekat semacam itu. Hasilnya? Produk yang kemudian diberi nama Post it Notes
ini, mengalami sukses dan kini menjadi salah satu lini produk terbesar
diperusahaan 3M!
Seorang wirausaha dapat dieknal mempunyai kemampuan mempunyai
imajinasi dan pikiran kreatif dengan kemampuan sistematis dan logikanya.
Kombinasi ini menjadi bekal penting bagi keberhasilan. Selain itu, woirausaha
yang potensial selalu berupaya mencari perluang-peluang unik guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Mereka membangun kemampuan untuk dapat melibat,

77
mengenali lalu mengembangkan peluang, ketika orang lain menghadapinya
sebagai suatu masalah. Ia selalu bertanya : ‘’bagaimana jika… ‘atau’ mengapa
tidak… ‘setiap melihat suatu permasalahan. Ketika Tirto Utomo melihat banyak
ekspatriat dan turis yang menderita sakit perut akibat minum air kran di hotel.
Belum lagi ketika mereka sedang dalam perjalanan sering mengeluh kesulitan
memperoleh air bersih. Tirto melihat masalah ini sebagai suatu peluang bisnis.
Pertanyaan. ‘’bagaimana jika ia kemas saja air minum itu agar dapat dengan
mudah/praktis diminum kapan saja? Kerap menngelitik pikirannya. Ia terus
berusaha agar gagasan ini dapat terwujud, meski banyak yang menertawakan
idenya. Orang lain banyak yang menganggap menjual air minum (air
putih) di indonesia, sama saja berjualan es di kutub. Tetapi tirto, sekali lagi
mampu melihat celah peluang bagi masalah ini.

Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna


‘pembaharuan, perubahan (secara) baru’. Inovasi adakalanya diartikan
sebagai penemuan, tetapi berbeda maknanya dengan penemuan dalam
arti diskoveri atau invensi. Inovasi adalah suatu ide, produk, metode, dan
seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri
atau invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Menurut David Neeleman (Pendiri dan CEO JetBlue), inovasi adalah
upaya mencari cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada
sebelumnya. Sedangkan menurut Ibrahim (1989), Inovasi adalah penemuan yang
dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu
hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu
yang baru ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi
kebanyakan orang karena sifatnya relatif (apa yang dianggap baru oleh seseorang
atau pada suatu konteks dapat menjadi sesuatu yang merupakan lama bagi orang
lain dalam konteks lain).
Jenis-jenis Inovasi

78
Jika dilihat dari kecepatan perubahan dalam proses inovasi ada dua macam inovasi
yaitu :
1.      Inovasi radikal
Inovasi radikal dilakukan dengan skala besar yang dilakukan oleh para ahli
dibidangnya dan biasanya dikelola oleh departemen penelitian dan pengembangan.
Inovasi radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan lembaga jasa
keuangan.
2.      Inovasi inkremental
inovasi incremental merupakan proses penyesuaian dan mengimplementasikan
perbaikan yang berskala kecil.

Jenis inovasi berdasarkan fungsi,ada dua yaitu:


1.      Inovasi teknologi
Dapat berupa produk, pelayanan atau proses produksi dan inovasi administrasi dapat
bersifat organisasional dan struktural.
2.      Inovasi sosial (Brazeal & Herbert, 1997).
Tujuan Inovasi
a)      meningkatkan kualitas
b)      menciptakan pasar baru
c)      memperluas jangkauan produk
d)      mengurangi biaya tenaga kerja
e)      mengurangi bahan baku
f)        mengurangi kerusakan lingkungan
g)      mengganti produk atau pelayanan
h)      mengurangi konsumsi energi
i)        menyesuaikan diri dengan undang-undang
Karakteristik Inovasi
Lima karakteristik inovasi meliputi:
1.      Keunggulan Relatif (relative advantage),
2.      Kompatibilitas (compatibility),

79
3.      Kerumitan (complexity),
4.      Kemampuan diuji cobakan (trialability) dan
5.      Kemampuan diamati (observability).
Sumber Peluang Inovasi
Inovasi dapat bersumber dari adanya peluang-peluang sebagai berikut;

1. Penelitian & pengembangan


2. Keberhasilan/kegagalan
3. Kebutuhan, keinginan, dan daya beli masyarakat
4. Persaingan
5. Perubahan demografi
6. Perubahan selera
7. IPTEK baru

1.      Penelitian dan Pengembangan


Inovasi dapat dihasilkan melalui suatu penelitian dan pengembangan (research and
development). Perusahaan-perusahaan yang telah maju atau besar umumnya
mempunyai satu divisi khusus untuk melakukan penelitian dan pengembangan ini
merupakan suatu inovasi yang sistematis dengan menggunakan metode-metode
ilmiah. Perusahaan ini berprinsip harus melakukan inovasi terus menerus bagi 
kelangsungan hidupnya.
2.   Keberhasilan/kegagalan
Keberhasilan/kegagalan baik dari perusahaan sendiri maupun dari perusahaan lain
dapat dijadikan sumber ide bagi suatu inovasi. Keberhasilan peluncuran suatu produk
merupakan ide untuk melakukan inovasi bagi produk yang lainnya. Produk inovasi
tersebut dapat sama tetapi dengan perbedaan spesifikasinya. Misalnya, munculnya
kendaraan diesel Isuzu Panther merupakan sumber Inovasi bagi Toyota Kijang untuk
memproduksi kendaraan diesel Kijang Baru dengan bahan bakar solar. Peluncuran
suatu produk juga dapat menjadi sumber inovasi bagi produk suplemen lainnya.

80
Misalnya, produk asesoris kendaraan merupakan suplemen bagi produk tersebut
diluncurkan.
3.   Kebutuhan, Keinginan, dan Daya Beli Masyarakat
Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan daya beli
masyarakat. Misalnya, semua masyarakat mempunyai kebutuhan akan perumahan.
Namun keinginan dari individu masyarakat tersebut berbeda beda sesuai dengan
selera dan keadaan ekonomi mereka. Selanjutnya permintaan akan perumahan akan
dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Seorang yang butuh perumahan mungkin
menginginkan rumah yang besar dengan harga yang lebih mahal. Namun karena
kemampuan dayabelinya tidak memadai ia harus membeli rumah yang kecil yang
terjangkau oleh daya belinya. Seorang pemimpin perusahaan dalam hal ini harus
membuat perumahan dengan tipe – tipe yang sesuai dengan keinginan dan daya beli
mereka.
a)      Kebutuhan fisik (physiological needs).
Yaitu kebutuhan dasar hidup seperti air, udar, sandang, pangan, perumahan,
pendidikan, dan kesehatan.
b)      Kebutuhan keamanan (safety needs)
Yaitu kebutuhan akan perlindungan terhadap bahya, terbebas dari rasa ketakutan, dan
keamanan
c)      Kebutuhan sosial (social needs)
Yaitu kebutuhan akan rasa dicintai, dimiliki, berafiliasi, dan diakui
d)      Kebutuhan penghargaan (esteems needs)
Yaitu keutuhan akan prestasi, pengakuan dan status
e)      Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan kemampuan potensial dengan
menggunakan bakat yang kreatif

4.      Persaingan
Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat besar andilnya dalam peluncuran
produk-produk baru. Dengan adanya persaingan perusahaan akan terdorong untuk

81
melakukan inovasi. Sebagai contoh, persaingandalam produk pasta gigi dari beberapa
merek menyebabkan perusahaan meningkatkan penelitian dan pengembangan akan
produknya untuk menciptkan produk-produk baru dengan spesifikasi dan
keunggulannya masing-masing.
5.      Demografi
Perubahan  demografi dapat merupakan sumber inovasi untuk menyesuaikan produk-
produk yang ada atau membuat produksi yang sama sekali baru. Perubahan
demografi meliputi; usia, seks, jumlah keluarga, siklus kehidupan keluarga,
pendapatan, kedudukan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan
6.      Perubahan Selera
Konsumen dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda
dari apa yang biasa dilihatnya sehri-hari. Konsumen mempunyai keinginan untuk
tampil beda dengan yang lainnya sesuai dengan seleranya masing-masing. Perubahan
harus cermat memperhatikan selera para konsumen dan perubahannya untuk segera
melakukan inovasi bagi produknya.
7.      IPTEK baru
Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk memudahkan memproduksi
suatu barang atau jasa dapat merupakan sumber inovasi. Contoh dengan adanya
komputer maka produksi dalam industripercetakan dan grafika mengalami revolusi.
Percetakan dapatmenampilkan gambar seperti poto dengan lebih mudah dan cepat.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan dalm perwajahan kemasan (packaging) suatu
barang.

Hubungan Antara Inovasi & Kewirausahaan


Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan,
kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Kewirausahaan adalah suatu proses
dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang
bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Oleh karena itu antara kewirausahaan dan
inovasi memiliki hubungan yang sangat erat dalam menciptakan suatu produk yang
unggul.

82
Contoh Produk yang Telah Melakukan Inovasi
 Nama produk: Deskbook
Produsen komputer, Advan,memperkenalkan komputer personal (PC) hemat energi,
hanya listrik 65 watt. Inovasi ini bisa meramaikan kembali pasar komputer. Mereka
memperkenalkan produk yang merupakan inovasi baru bernama deskbook. Produk
ini sangat hemat energi. Deskbook merupakan perpaduan dari notebook dan desktop
yang dirancang khusus untuk mengurangi pemakaian kabel yang selama ini dianggap
tidak efisien. Produk dirancang dengan kemudahan proses instalasi dan desain
futuristik, dengan fitur yang tergolong lengkap. Yang terpenting harganya terjangkau
untuk kelasnya.
Deskbook menggunakan CPU (Central Processing Unit) yang terintegrasi
dengan LCD monitor, DVD room, USB port, Lan port, dan stereo speaker. Produk itu
dapat digunakan di atas meja ataupun digantung di dinding sehingga mampu
menghemat tempat dan dapat dipindahkan dengan mudah. Selain itu, sudut
kemiringan dapat diatur bahkan hingga 135 derajat. Besar daya yang diperlukan
hanya 65 watt. Bandingkan dengan PC biasa membutuhkan daya mencapai 400
watt. Advan memberikan tiga varian pilihan bagi konsumennya yaitu untuk layar
monitor sentuh 14 inch (DC-40T), 15,4 inch (D5C-38/39), dan 17 inch (D7T-80/2G).
Harga dibanderal pada kisaran Rp3 jutaan dan unit terintegrasi modem internet.
Dengan disain yang bagus, Anda tidak akan menemukan casing CPU dalam
fisiknya. Hanya LCD monitor dan keyboard, namun komputer bisa hidup. Sebab,
CPU, DVD ROM, USB port, LAN port, stereo speaker dan lainnya sudah terintegrasi
atau built-in dengan LCD  Monitor. Terobosan yang sangat inovatif ini merupakan
yang pertama di Indonesia, sehingga membuat Deskbook berbeda dengan generasi
PC sebelumnya.

6.1. Kreativitas
Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan. Namun kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang lainnya.

83
Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari lingkungannya
dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang salah
mengenai orang yang kreatif. Ada yang mengatakan hanya orang yang jenius/pintar
saja yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat mosteriuous yang
diperuntukan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan cara
pandang yang sering kali justru secara tidak logis. Proses ini melibatkan hubungan
antar banyak hal dimana orang lain kadang-kadang tidak atau belum memikirkannya.
Edward de bono pernah mengungkapkan paling tidak ada 4 (empat) tahapan
dalam proses kreatif, yakni:
1. Latar belakang atau akumulasi pengetahuan

Kreasi yang baik biasanya yang didahului oleh penyelidikan dan


pengumpulan informasi. Hal ini meliputi: membaca, berbicara, dengan orang lain,
menghadiri pertemuan profesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan
masalah yang tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni lahan yang
berbeda dengan masalah kita, karena hal ini dapat memperluas wawasan dan
memberikan sudut pandang yang berbeda-beda.

2. Proses inkubasi

Dalam tahap ini, tidak selalu seseorang harus terus menerus memikirkan
masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain,
yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah.akan tetapi, ada
waktu-waktu tertentu dimana ia harus menyempatkan diri memikirkan masalah ini
untuk mencari pemecahannya. lanjutan dari ide tersebut.

3. Melahirkan ide

Pada tahap ini, ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai ditemukan.
Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang
ada. Ia bisa muncul tiba-tiba sekelebat : nah…ini dia! Orang sering menyebutnya
sebagai faktor eureka. Disini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap menangkap

84
dan memformulasikan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide
tersebut.

4. Evaluasi dan implementasi

Bagian ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan proses kreativitas, karena
dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin dan benar-benar berkosentrasi.
Wirausaha yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang mungkin dapat
dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia
tidak menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan biasanya ia baru akan
berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain
dalam tahapan ini adalah dimana para wirausaha mencoba-coba kembali ide-ide
sampai menemukan bentuk finalnya, karena ide yang muncul pada tahap III dari
biasanya dalam bentuk yang tidak sempurna, jadi masih perlu dimodifikasi dan diuji
untuk mendapatkan bentuk yang laku dan matang dari ide tersebut.

Secara ringkas, empat tahapan proses kreatif dapat digambarkan seperti pada
bagan 8.1 berikut:

inkubasi

Akumulasi Proses kreatif gagasan


pengetahuan

Evaluasi dan
implementasi

85
Ada beberapa ciri orang yang kreatif. Solomon dan winslow (1988) menyebutkan
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pintar tak harus brilian. Karena kreativitas tidak selalu secara langsung
berhubungan dengan tingginya intelegensi seseorang
2. Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda dalam waktu
yang singkat.
3. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri sendiri. Dengan kata lain,
menyukai dirinya dan memiliki rasa percaya diri.
4. Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada di sekitarnya.
5. Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang.
6. Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul.
7. Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan persetujuan rekan
lainnya.
8. Cenderung kaya kehidupan fantasi.
9. Fleksibel.
10. Lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem dari pada problemnya

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.   Kemampuan kreatif dan inovatif
tersebut secara  riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha
(start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemampuan
untuk  mencari peluang (opportunity), keberanian untuk menanggung risiko (risk
bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Kemauan dan kemampuan -
kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk :
a.Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
b.Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c.Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d.Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar

86
e.Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Dalam berwirausaha terdapat persaingan yang ketat. Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. 
Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar.  Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu.  Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-
gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Menurut Sumarno (1984) pengertian kreativitas dibagi menjadi dua yakni:
a). Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
            Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai,
penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif juga
dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan, di mana seorang wirausaha
akan beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh
eksplorasi terhadap trend masa kini. Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang
wirausaha terletak pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat
kerja yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang wirausaha
itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri untuk maju dalam
berwirausaha. Seorang wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru
untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham
terhadap gagasan-gagasan baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya.
Meredith, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif merupakan
motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat tertarik akan pekerjaanya.
Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk mencapai
sesuatu tujuan. Seorang wirausaha yang kreatif akan membuat hidup akan lebih

87
menyenangkan, lebih menarik serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
Secara umum cirri – cirri pemikiran kreatif yaitu :
a. sensitif terhadap masalah-masalah,
b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. fleksibel,
d. keaslian,
e. mau mendengarkan perasaan,
f. keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. mempunyai motivasi,
h. bebas dari rasa takut gagal,
i. mampu berkonsentrasi, 

Peranan Kreativitas Dalam Wirausaha


Mayoritas orang mengabaikan kreativitas karena dia tidak mengetahui
manfaat kreativitas tersebut. Ada beberapa contoh pentingnya kreativitas yaitu: 
1. Dalam hidup ini tidak selalu mulus, kita terkadang berbenturan dengan
masalah, namun kita harus cepat tanggap seberapa besar kemampuan kita untuk
memecahkan masalah tersebut , dengan cara berfikir kreatif untuk mencari ide atau
jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut . 
2. Dalam dunia bisnis persaingan adalah tantangan utama yang harus di
hadapi , Untuk menghadapi persaingan dibutuhkan kreatifitas untuk menghasilkan ide
- ide dan produk yang unggul dibandingkan pesaing kita . 
3. Kreativitas dalam mencari solusi, menghasil ide-ide terobosan, dan dalam
menjalankan tugas .
4. Orang kreatif tidak pernah menyerah dan selalu memiliki alternatif ide
untuk masalah - masalahnya .
            Berdasarkan contoh diatas maka dapat diasumsikan bahwa dalam wirausaha
sangat diperlukan kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan ide-ide baru dalam
menentukan cara-cara baru.  Kreativitas dan inovasi berbeda wilayah domain, tetapi

88
memiliki batasan yang tegas. Kreativitas merupakan langkah pertama menuju inovasi 
yang terdiri atas berbagai tahap. Kreativitas berkaitan dengan produksi  kebaruan dan
ide yang bermanfaat sedangkan inovasi berkaitan dengan produksi  atau adopsi ide
yang bermanfaat dan implementasinya.
Dengan memiliki kreativitas dalam berusaha, maka seorang wirausaha selalu
memiliki terobosan baru untuk usahanya dan memilki peluang usaha untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Jika kreativitas dikembangkan maka
usaha tersebut akan maju dan terus berkembang sehingga tujuan perusahaan tersebut
akan tercapai dengan baik. Tujuan diperlukannya suatu kreativitas adalah memiliki
keunggulan dalam suatu produk dibandingkan dengan para pesaing. Jika suat
perusahaan tidak memiliki dan mengembangkan suatu kreativitas maka perusahaan
tersebut tidak akan dapat berkembang dan akan tertinggal oleh perusahaan-
perusahaan lainnya. Untuk menang dalam persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki kreativitas yang tinggi. Oleh karena itu kreativitas sangat penting
untuk dimiliki perusahaan agar dapat berkembang dan maju.
Contoh kasus misalnya suatu Perusahaan X memproduksi suatu minuman
yang telah dikenal oleh masyarakat. Agar konsumen tersebut tidak berpaling pada
produk minuman lainnya, maka perusahaan tersebut melakukan suatu inovasi dalam
kemasan produknya yaitu dengan menciptakan kemasan yang baru untuk dapat
meningkatkan penjualan supaya konsumen lebih mengenal produk tersebut melalui
kemasan yang unik dan menarik, seperti perusahaan tersebut membuat kemasan
minuman kotakan.
Untuk menjadi kreatif, seseorang tidak dapat melakukannya begitu saja. Ada
proses yang harus dilalui. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna,
dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan. Tahap yang biasa dilalui dalam
suatu kreativitas yaitu :
a)      Persiapan (Preparation)
Meletakkan dasar pemikiran, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk
dan problematikanya.
b)      Penyelidikan (Investigation)

89
Melakukan penyelidikan terhadap hal-hal yang akan dikembangkan.
c)      Transformasi (Transformation)
Berkaitan dengan proses konversi/perubahan dari data sumber ke data tujuan.
d)     Penetasan (Incubation)
Mengeluarkan atau mendapatkan ide, gagasan baru, pemecahan masalah,
penyelesaian, cara kerja, jawaban baru dan lain-lain.
e)      Penerangan (Illumination)
Memberikan uraian yang jelas pada persoalan yang ada sehingga menjadi
semakin terang pokok persolan dan pemecahannya.
f)       Pengujian (Verification)
Melakukan pengujian kecil maupun besar dengan alat bantu uji statistik,
matematik, historis, maupun diskriptif.
g)      Implementasi (Implementation)
Mengimplementasikan semua yang telah diperoleh agar semakin
menunjukkan hasil yang semakin baik dan sempurna.
Dari beberapa poin di atas tentunya kreativitas itu sangat penting dan modal
utama yang harus dimiliki seorang wirausahawan . Karena tanpa kreativitas produk
yang dihasilkan akan kalah saing dan tidak mampu bertahan untuk menghadapi
persaingan pasar.

6.2. Mengembangkan kreativitas

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan


kreativitas. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana
dikemukakan oleh james L.Adams (1986):

1. Mengenali hubungan

Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang terhadap suatu
hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi, dan orang.

90
Seperti mencampurkan aroma bunga melati dengan air teh kemudian dibotolkan
menjadi the botol yang harum dan segar rasanya.

Untuk membantu meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan cara pandang


kita yang statis terhadap hubungan orang dan lingkungan yang telah ada. Dari sini
kita coba melihat mereka dengan cara pandang yang baru dan berbeda. Orang yang
kreatif akan memiliki intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali
hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena tersebut. Hubungan ini nantinya
dapat memperlihatkan ide-ide, produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh kita dapat
melakukan latihan dengan melihat hubungan antara pasangan-pasangan :suami-istri,
kue coklat dan eskrim vanilla, atlet dan pelatih serta manager dengan buruh.

2. Mengembangkan perspektif fungsional

Jika dikembangkan lebih lanjut, kita dapat melihat adanya sesuatu perspektif
yang fungsional dari benda dan orang. Seseorang yang kreatif, akan dapat melihat
orang lain sebagai alat untuk memenuhi keinginan dan membantu menyelesaikan
suatu pekerjaan. Misalnya, sering secara tidak sadar kita menggunakan pisau dapur
untuk memasang baut gara-gara palu yang kita cari tidak ketemu. Cara lain, kita harus
memulainya dari cara pandang yang nonkonvensional dan dari perspektif yang
berbeda. Sebagai contoh, cobalah sebutkan fungsi lain dari sebuah kursi, buku yang
telah anda pegang ini, dan lain-lain.

3. Gunakan aksi

Penelitian terhadap penggunaan fungsi otak pada bagian yang terpisah antara
kiri dan kanan telah dilakukan sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Otak bagian
kanan digunakan untk hal-hal seperti analogi, imajinasi, dan lain-lain. Sedangkan
otak bagian kiri dipakai untuk kerja-kerja seperti analisis, melakukan pendekatan
rasional terhadap pemecahan masalah dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda,
tetapi dalam pekerjaannya, ia harus saling berhubungan.

91
Proses kreativitas melalui pemikiran logis dan analisis terhadap pengetahuan,
evaluasi, dan tahapan-tahapan implementasi. Jadi apabila kita ingin lebih kreatif, kita
harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua belah otak kita tersebut.
Contoh-contoh latihan yang dapat kita buat sesuai dengan fungsi belahan otak yang
telh disinggung dahulu.

4. Hapus perasaan ragu-ragu

Banyak kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran


kreatif. Sebuah studi pernah menemukan bahwa orang dewasa hanya menggunakan 2
s/d 10% potensi kreativitas yang dimilikinya. Contohnya banyak orang yang
memiliki kecenderungan membuat penilaian yang cepat terhadap sesuatu, orang
ataupun ide-ide. Beberapa kebiasaan mental yang menghambat kreativitas dan inivasi
diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pemikiran lain: sejalan dengan pesatnya perkembangan kehidupan seseorang


banyak terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak orang
yang menyerah dengan keadaan-keadaan yang dihadapi. Bagi orang yang
kreatif lebih baik belajar menerima keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan
mereka sering menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut.
b. Mencari selamat: dalam menjalani kehidupannya, orang akan cenderung
menghindari resiko seminimal mungkin. Tetapi orang inivator akan senang
menghadapi resiko, misalnya sebagai permainan yang menarik yang dapat
dijadikan sebagai guru yang baik untuk keberhasilan dimasa yang akan
datang.
c. Streotype: dalam hal ini, sepertinya sudah ada ketentuan atau karakteristik
tertentu untuk sutu hal. Begitu pula akan halnya kesuksesn yang dapat diraih.
Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin melakukan suatu hal, karena
asas senotype ini, akan terlimitasi car apandang dan persepsinya, terhadap
kemungkinan lain yang sebenarnya dapat diraih.
d. Pemikiran kemungkinan/probabilitas: guna memperoleh keamanan, dalam
membuat keputusan seseorang akan cenderung percaya kepada teori

92
kemungkinan. Bila berlebihan maka hal ini hanya akan menghambat
seseorang dalam kenyataan yang sebenarnya tengah dihadapi. Dalam
permainan kreativitas, sering kali seseorang mencari kesempatan yang hanya
akan datang sekali saja dalam hidupnya.

Ada juga cara lain untuk meningkatkan kreatifitas, Berikut 10 langkah mudah untuk
meningkatkan kreatiifitas.

1. Ubahlah cara berpikir Anda dari negatif ke positif

Semakin positif cara berpikir Anda, membuat Anda semakin percaya diri dan


optimis dalam menghadapi permasalahan. Selanjutnya Anda akan
semakin kreatif dalam mencari solusi segala permasalahan Anda. Biasakanlah
Anda mengatakan “Ya ini merupakan kesempatan untuk menjadi lebih baik”
dalam menghadapi sebuah rintangan.

2. Tulislah secara detail mengenai situasi kesulitan yang Anda hadapi

Tulislah segala hal yang berkaitan dengan tantangan Anda, Apa yang menjadi
penyebab Anda tertekan? Apa yang Anda kuatirkan? Kenapa Anda tidak
bahagia? Ini bukan berarti berpikir negatif, tapi dengan menulisnya Anda
selanjutnya akan berpikir untuk mencari jalan keluar dari permasalahan
tersebut.

3. Selalu bertanya

Jangan terlalu cepat puas dengan jawaban singkat dari permasalahan Anda.
Berlatihlah juga untuk menjawab sebuah permasalahan atau pertanyaan dari
sudut pandang yang berbeda. Misalnya bisnis Anda sedang menurun, kenapa
menurun? mengapa penjualannya menurun? apa karena semakin banyak
kompetitor? atau karena produk Anda semakin menurun kualitasnya? Dengan

93
semakin banyak pertanyaan yang dapat Anda buat, maka Anda akan terpacu
untuk semakin kreatif mencari solusinya.

4. Definisikan Batasan, Buat Alternatif Solusi

Anda harus mampu mengidentifikasi apa saja yang menjadi batasan Anda
untuk menyelesaikan permasalahan Anda. Kemudian Anda harus mencari
alternatif-alternatif solusi sesuai dengan batasan yang Anda miliki.

5. Lakukan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif solusi yang


Anda buat
Pilihkan keputusan yang terbaik setelah Anda membandingkannya dengan
alternatif lainnya.

6. Buatlah Planning bila keputusan terbaik Anda tidak berjalan


sesuai harapan Anda.
Anda harus menyiapkan rencana bila hasil evaluasi keputusan terbaik Anda
tidak sesuai dengan tujuan awal Anda.

7. Tetapkan satuan pengukuran dalam keputusan Anda

Anda harus menetapkan ukuran untuk mengetahui perkembangan pencapaian


tujuan Anda. Bagaimana cara Anda dapat mengetahui bahwa Anda sudah
sukses?

8. Menerima semua tanggung jawab dari keputusan yang telah dibuat.


Anda harus berani menghadapi semua resiko dan hasil dari keputusan yang
telah Anda buat.

9. Tentukan deadline

Anda harus menentukan deadline dari semua tujuan Anda. Misalkan Anda
ingin tahun depan memiliki penghasilan per tahun sebesar 120 juta/tahun.

94
Selanjutnya Anda mesti mem break-down apa saja yang Anda lakukan tiap
bulan, tiap hari, tiap jam, bahkan tiap menit untuk mencapai tujuan Anda.

10. Anda harus Take Action (Bertindak)

Bertindaklah, sibukkanlah diri Anda, dan terus bergerak. Tentukan Prioritas


Tujuan Anda. Semakin cepat Anda dan semakin jelas tujuan Anda,
semakin kreatif diri Anda dalam mencapai tujuan Anda. Anda juga akan
semakin banyak memiliki energi dan waktu untuk belajar. Semakin banyak
belajar maka semakin cepat Anda dapat mengembangkan kapabilitas diri
Anda dan mencapai sesuatu yang lebih baik bagi masa depan Anda.

6.3. Prestasi inovasi

Banyak juga inovasi yang lahir dari penelitian yang serius dan terarah dari
adanya peluang-peluang. Proses ini dimulai dari adanya analisis akan sumber-sumber
dari peluang-peluang baru. Seorang inovator menggunakan segenap kemampuannya
baik yang bersifat konseptual maupun perseptual. Dengan kata lain ia
mengoptimalkan kedua bagian otaknya (kanan dan kiri). Mereka mencari tahu
pengguna potensial dari produk untuk melihat permintaan dan kebutuhan orang-orang
tersebut.

Inovasi yang sukses adalah yang sederhana dan terfokus. Ia harus terarah
secara spesifik, jelas dan memiliki desain yang dapat diterapkan. Dalam prosesnya, ia
menciptakan pelanggan dan pasar yang baru.

Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa


Inovasi memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam
bisnis. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreatifitas dalam
mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong
wirausaha untuk memiliki kreatifitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut harus
dilandasi cara berpikir yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda dibandingkan
produk-produk yang telah ada. Berbagai gagasan-gagasan yang kreatif umumnya

95
tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu dan memberikan terobosan-
terobosan baru dalam dunia usaha yang pada awalnya kelihatan mustahil.

Saat ini berbagai hasil inovasi yang didasarkan kreatifitas wirausaha menjadi
produk dan jasa yang unggul. Wirausaha melalui proses kreatif dan inovatif
menciptakan nilaitambah atas barang dan jasa yang kemudian menciptakan berbagai
keunggulan termasuk keunggulan bersaing. Perusahaan seperti Microsoft, Sony, dan
Toyota Motor, merupakan contoh perusahaan yang sukses dalam produknya karena
memiliki kreativitas dan inovasi dibidang teknologi. Berikut contoh-contoh di dalam
dunia nyata.

A. Microsoft & Kreativitas


Bill Gates, pendiri dan CEO dari Microsoft, telah sering bebas
menyatakan bahwa ia tidak inovator dan tidak ingin menjadi pemimpin dalam
pengembangan perangkat lunak, bisnis yang berisiko tinggi dengan masa
depan yang tidak dapat diprediksi. Dia lebih memilih perusahaan lain untuk
datang dengan ide-ide inovatif dan menguji pemasaran mereka. Jika berhasil,
Microsoft juga akan mencoba untuk mendapatkan teknologi mereka, atau
mengembangkan produk untuk aplikasi serupa. Bill Gates mengklaim bahwa
sebagai hasil dari pemikiran seperti ini, perusahaannya mulai dari awal gaya
yang sangat sederhana dan basement, dan telah berkembang menjadi
pengembang perangkat lunak yang dominan di dunia, sementara membuat dia
orang terkaya di dunia. Bill Gates adalah orang yang sangat kreatif yang tahu
bagaimana menerapkan kreativitas untuk berbagai teknik pengembangan
pasar. Kontrak yang terkenal dengan IBM untuk mengembangkan MS DOS
adalah apa yang membawa Microsoft dari perusahaan skala kecil software
biasa untuk menjadi pemain utama. Dalam kontrak itu, ia cukup kreatif untuk
menemukan cara untuk melayani IBM, sambil mempertahankan hak lisensi
dari “sistem operasi nya. Di belakang, banyak analis mengklaim bahwa itu
adalah kepicikan dari IBM untuk membiarkan Bill Gates untuk pergi dengan

96
kontrak tersebut. Mungkin kepicikan adalah faktor. Tetapi jika kita
memproyeksikan kembali ke awal 1980-an, sangat sedikit orang akan
memiliki visi untuk mengenali pentingnya perangkat lunak, dan bahkan lebih
sedikit pertumbuhan potensinya. Bill Gates adalah cukup kreatif untuk
mengusulkan semacam kontrak untuk IBM, dan IBM adalah rabun cukup
untuk menerimanya. Bill Gates adalah pemasar sangat kreatif.

6.5 Pengertian Marketplace

Definisi marketplace secara bahasa berarti “pasar” di Internet. Sebagaimana


pasar pada umumnya , pasar yang satu ini juga merupakan tempat jual beli barang
sehingga di wilayah ini merupakan satu wilayah sebagai tempat bertemunya antara
seller dan buyer. Dengan adanya pasar global yang tak terbatas, mendorong para
pelaku bisnis untuk melakukan inovasi untuk memanfaatkan media online sebagai
lahan bisnis. Apalagi dengan semakin meningkatnya pengguna internet dari hari ke
hari yang semakin banyak, memanfaatkan marketplace dalam keadaan seperti ini
untuk mengembangkan bisnis melalui internet tentu merupakan prospek yang sangat
bagus. Saat ini masyarakat tampaknya juga cukup nyaman berbelanja dengan hunting
apa apa yang mereka butuhkan melalui pasar online ini. Bahkan ketika saya sendiri
mencoba masuk ke dalam ruang marketplace saya merasa nyaman dan santai ketika
saya harus menyeleksi dan mengamati baju yang akan saya pilih. Tapi lain halnya
ketika saya bererelanja dli toko toko pakaian, saya merasa risih karena si karyawan
selalu mmbuntuti saya ketika saya sedang memilih baju mana yang akan saya beli. 
Sebenarnya fitur ini telah memberikan banyak kemudahan bagi para
konsumen di dunia online shop. Banyanknyamarketplace yang muncul di dunia
internet benar benar memanjakan para konsumen. Melihat lihat produk yang
ditawarkan di marketplace secara bebas akan memberikan rasa nyaman bagi calon
pembeli. Apalagi media internet yang bebas akses memberikan waktu 24 jam bagi
para pengunjung sehingga mereka bisa datang kapan pun mereka mau. Kemudahan
yang lain adalah pengunjung bebas membandingkan produk yang satu dengan yang

97
lain sebelum mereka menentukan barang yang hendak di beli. Hal ini sangat penting
bagi kosumen karena pemilihan barang yang tepat akan memberikan kepuasan
tersendiri bagi mereka. Semakin banyak pilihan justru semakin menarik bagi pembeli.
Hal yang paling dibanding bandingkan dalam produk yang akan dibeli adalah kualitas
barang dan harga barang. Maka dari itu jika anda merupakan pelaku bisnis yang
memanfaatkan marketplace hendaknya banyak ide untuk menarik pembeli, seperti
memberikan diskon,menjaga kualitas barang dan lain lain.Selain itu jaminan transaksi
yang sangat dibutuhkan oleh konsumen juga bisa di dapatkan melalui marketplace.
Jaminan yang satu ini memang sudah sepantasnya dianggap penting karena transaksi
di dunia internet merupakan transaksi online yang sangat rawan penipuan. Dalam hal
ini biasanya konsumen mendapatkan jaminan jika uang sudah dutransfer tapi barang
belum juga datang maka uang konsumen akan dikembalikan. Jika ada keluhan barang
yang tidak sesuai dengan harapan pembeli maka biasanya produsen akan bertanggung
jawab dan siap mengganti dengan produk yang lain.
Sedangkan dari segi produsen atau penjual (seller), hal yang satu ini
menawarkan sebuah fasilitas yang berupa tempat (palce) . tempat tersebut memang
difungsikan untuk tempat berkumpulnya para penjual yang sama sama menawarkan
produk baik berupa barang atau jasa. Hal ini tentu akan sangat membantu mereka
utuk memasarkan barang melalui internet tanpa harus repot membuat website.Selain
itu marketplace juga merupakan satu fasilitas yang menawarkan satu sarana promosi
melalui fitur ini. 
Saat ini pengguna marketplace sebagai lahan perdagangan di dunia online
telah banyak digunakan oleh pebisnis online. Pasar online ini memang merupakan
tempat yang cukup digemari sebagai tempat jual beli. Meski begitu ada juga
pengusaha bisnis online yang tidak begitu tertarik menggunakan space ini karena
mereka lebih memilih website sendiri. Bagaimanapun juga anda berhak menentukan
langkah mana yang akan anda tempuh untuk menuju kesuksesan di bisnis online.
·          Pentingnya Marketplace Dalam Perkembangan Bisnis Secara Online
Berkembangnya teknologi pastinya mempermudah hal-hal yang ada disekitar kita,
termasuk dalam urusan berbisnis. Sebagai Marketplace dengan pertumbuhan

98
terdepan, elevenia juga menaruh perhatian besar kepada para online seller, terlebih
lagi para pemain UKM.Sebagai Marketplace, elevenia memiliki dua fokus, buyer
(konsumen) dan juga para penjual online. Untuk para penjual online, elevenia bukan
hanya menyediakan platform untuk berbisnis, namun juga membantu dalam
mempromosikan produk serta memberikan training kepada para penjual online.Salah
satu training itu adalah berbentuk bertemu langsung dengan rekan-rekan pelaku
UKM. Salah satunya adalah melalui sosialisasi yang digelar oleh Direktorat Jendral
Perdagangan Dalam Negeri Pedagang Mikro Kecil dan Menengah.

“Kami sangat senang sekali bisa menjadi salah satu fasilitator dan trainer di
acara ini. Sebagai pemain marketplace, elevenia percaya bahwa edukasi bagi para
pelaku UKM untuk melek digital harus terus dilakukan secara berkesinambungan,”
ujar Anggita Vela Lydia, General Manager Promotion & Partnership elevenia.
Dilanjutkan oleh Vela, kesempatan training offline semacam ini merupakan salah satu
bagian dari komitmen elevenia, untuk memperluas jaringan para pemain UKM agar
bisa juga merambah ke dunia digital.

Dalam kesempatan ini, sebagai marketplace, elevenia juga memberikan sosialisasi


mengenai Escrow System, yang menjadi sistem transaksi di elevenia. Adapun Escrow
System dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.  Konsumen yang telah berbelanja di elevenia akan membayarkan transaksi mereka


melalui rekening elevenia.

2 Setelahnya, elevenia akan memberikan notifikasi kepada penjual bahwa ada


transaksi yang sudah dibayar dan penjual wajib untuk mengirimkan produknya.

3. Setelah produk diterima oleh konsumen, barulah elevenia membayarkan transaksi


tersebut kepada penjual yang bersangkutan.

Sistem Escrow ini sangat aman dan menjamin kenyamanan di kedua belah pihak.
Dengan sistem ini, pihak penjual sangat terjamin dalam berbisnis. Tidak akan ada

99
transaksi fiktif yang tidak bisa ditelisik jejaknya. Selain itu, penjual juga akan
mendapatkan detil dari transaksi yang terjadi di toko mereka di dalam platform
marketplace.

“Dengan sistem ini, akan sangat menjamin keamanan dan kenyamanan para penjual
online dalam menjalankan bisnis mereka di platform Marketplace,” tambah Vela.

Dalam rencana ke depannya, elevenia akan terus berkomitmen untuk memberikan


edukasi kepada para penjual yang ingin bertransisi ke dunia digital, baik penjual
individu maupun para pelaku UKM. Terkait dengan hal tersebut, elevenia merupakan
satu-satunya e-commerce di Indonesia yang menyediakan fasilitas fisik untuk para
penjual diberikan training, Seller Zone. Ini merupakan area yang terdiri dari studio
foto, ruang seminar dan juga ruang training. Untuk training sendiri, elevenia
menyediakan materi training mulai dari yang sangat dasar, seperti, bagaimana
berjualan online, hingga materi yang advanced.  Adapun seluruh fasilitas yang ada di
Seller Zone elevenia diberikan secara Cuma-Cuma, alias Gratis.

“Elevenia bukan hanya tempat untuk berbelanja online, namun kami juga
menyediakan platform untuk berbisnis online yang sangat aman dan nyaman. Kami
ingin menjadi value maker bagi para teman-teman UKM dalam mengembangkan
bisnis mereka,” ujar Vela menutup pembicaraan.

·         Cara Memilih Marketplace yang Tepat


Ikuti beberapa petunjuk berikut :
1. Cari Marketplace yang Ramai
Untuk apa banyak penjual berkumpul tapi tidak ada pembelinya.
Website marketplace yang bagus adalah yang mengupayakan supaya banyak
pengunjung datang dan menghampiri penjual. Biasanya pihak marketplace akan
memasang iklan di media, atau menuliskan berbagai artikel yang menarik minat
pengunjung untuk berkunjung ke website marketplace.

2. Memiliki Sistem yang Memudahkan Transaksi

100
Nantinya pembeli dan penjual akan bertransaksi melalui marketplace tersebut. Maka
pilihlah marketplace yang memiliki sistem dan mekanisme yang memudahkan
transaksi. Termasuk metode penampilan katalog, pemesanan, pembayaran, dan
masalah-masalah yang terkait dengan transaksi jual beli.

3. Memiliki Layanan Pelanggan yang Mudah Dihubungi


Marketplace sebagai jembatan penghubung antara penjual dan pembeli, sudah
seharusnya untuk mudah dihubungi baik dengan tiket, telepon, ataupun email.
Permasalahan yang sering muncul biasanya mengenai konfirmasi pemesanan dan
status pencairan dana. Kemudahan layanan pelanggan akan membuat penjual dan
pembeli betah di marketplace tersebut dan bukan tidak mungkin akan menjadi
rekomendasi bagi calon pembeli lainnya.
Kini saatnya action. Anda bisa memulainya dengan marketplace karya anak negeri
yang sudah lama eksis di tanah air seperti Tokopedia atau Bukalapak. Atau Anda
punya pengalaman dan rekomendasi lain dengan berjualan di marketplace?

6.6   Komponen MarketPlace
1.  Konsumen (Consumer)
Setiap pengguna internet berpotensi untuk menjadi konsumen/pembeli E-
Marketplace.
2.   Penjual(Seller)
Pihak yang menjual barang/jasanya di Marketplace.
3.  Barang(Product)
Produk/jasa yang dijual, baik berupa fisik atau digital.
4.  Front-End
Halaman muka web yang terlihat oleh user, meliputi: katalog , keranjang belanja,
search engine dan payment gateway
5.  Mitra Bisnis (Intermediaries)
Perantara yang menghubungkan antara penjual dan pembeli

101
6.   Dukungan Pelayanan (Support Services)
Jasa pendukung, meliputi: pengesahan sertfikat, jaminan orang ketiga sampai
penyedia layanan
7.  Infrastruktur
Hal yang terkait dengan Marketplace, meliputi jaringan elektronik, hardware,
software dll
8.  Back End
Aktivitas yang berkaitan dengan pemenuhan pesanan, manajemen persediaan,
pembelian dari suplier, proses pembayaran, packing dan pengiriman barang.
6.7   Perbedaan Online Marketplace Dan Ecommerce
Ecommerce atau banyak orang lebih mengenal dengan nama jual beli online
semakin digencarkan oleh para pelaku bisnis. Banyak platform ecommerce dan online
marketplace bermunculan hingga sekarang semakin mewarnai perekonomian
Indonesia di sektor perdagangan. Definisi dari ecommerce adalah proses jual beli dari
seller (merchant) kepada customer menggunakan media internet. Definisi tersebut
dijabarkan secara lugas dan jelas. Pada proses jual beli online tersebut terdapat
komponen komponen yang perlu dipatuhi sehingga terjadi kesepakatan antara kedua
belah pihak untuk bertransaksi. Masing masing aktor memiliki kewajiban dan hak
selama proses transaksi berlangsung. Seller harus mengirimkan produk yang dijual
kepada buyer ketika buyer sudah membayar sejumlah uang sesuai dengan
kesepakatan dan dikonfirmasi oleh seller. Untuk metode pembayaran biasanya owner
ecommerce memiliki beberapa metode pembayaran yang memudahkan buyer
maupun seller. Owner ecommerce bekerja sama dengan pihak bank untuk memberi
kemudahan pembayaran seperti mandiri clickplay, mandiri e-cash bca klikpay dan
meningkatkan trust dari buyer. Cenderung dikatakan ecommerce jika hanya terdapat
merchant tunggal dalam platform ecommerce.
Berbeda halnya dengan online marketplace, dimana sebagai wadah bertemunya
berbagai buyer maupun seller untuk meraup rezeki. Online marketplace memberikan
semua fasilitas yang dibutuhkan oleh buyer dan seller untuk melakukan aktivitas
transaksi jual beli secara aman. Tantangan bagi yang membuat platform ini adalah

102
bagaimana buyer dan seller memiliki rasa kepercayaan tinggi untuk bertransaksi pada
platform tersebut sehingga para pelaku bisnis di dalamnya tidak perlu khawatir akan
barang tidak sampai, uang belum dikirim ataupun uang belum diterima oleh seller.
Sama halnya dengan ecommerce, owner dari platform ini menggandeng vendor jasa
pengiriman, pihak bank, dan vendor jasa internet. Setelah memberikan kenyamanan
pada pelaku bisnis di dalam platform tersebut, owner sudah bisa fokus untuk
monetize platform itu sendiri.
Dari kedua ulasan tersebut dapat disimpulkan bahwa online
marketplace merupakan scope kecil dari ecommerce dengan model bisnis yang
berbeda. Wadah jual beli ini menyediakan tempat bertemunya buyer dan seller yang
sedang mencari maupun meraup rezeki dari platform tersebut, sedangkan ecommerce
ini sendiri scopenya luas tidak hanya menyediakan tempat transaksi jual beli
melainkan maintain pengiriman produk dengan menggandeng vendor jasa pengiriman
barang, maintain pembayaran yang bekerja sama dengan bank. Online marketplace
fokus pada pelayanan platform yang dibangun, sedangkan ecommerce tidak hanya
meningkatkan pelayanan platform melainkan juga meningkatkan sales produk
tersebut.

6.8  Contoh Dari Marketplaces

Brikut Adalah Contoh Dari Marketplaces :


Independent Industry Marketplaces
Ciri-ciri Independent industries marketplace yaitu memiliki banyak penjual, banyak
pembeli, terdapat tawar-menawar, dan harganya tidak pasti. Menurut saya jenis
seperti ini sangat tepat jatuh pada
contoh : www.dinomarket.com

103
BAB VII

7.1. Tahapan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu


pembentukan struktur pemikiran korporat.

Untuk membentuk proses kewirausahaan korporat, perusahaan perlu


memberikan kebebasan dan dorongan kepada para intrapreneur agar mereka berani
mengembangkan ide-ide yang mereka miliki. Untuk keperluan tersebut maka perlu
adanya pengembangan kebijaksanaan yang akan membantu orang-orang yang
inovatif mewujudkan ide-ide mereka yang benar-benar potensial.

Susan R. Quin (1990) mengemukakan beberapa tahap penting dalam


pembentukan pemikiran baru ini, yaitu:

1. Adanya tujuan-tujuan yang tegas, ini dibutuhkan untuk persetujuan-


persetujuan yang timbal balik antara pekerja dengan manajemen sehingga
tahapan yang terperinci dapat tercapai
2. Suatu sistem umpan balik dan dorongan positif ini dibutuhkan dalam rangka
keberadaan dan penghargaan bagi penemu-penemu yang potensial.

104
3. Penekanan pada tanggung jawab individual; keyakinan, kepercayaan, dan
ketergantungan adalah gambaran kunci dalam sukses dari berbagai program
inovatif.
4. Penghargaa; berdasarkan hasil yang dicapai, sistem penghargaan akan
meningkatkan dan membangkitkan keberanian untuk mengembil resiko dan
mencapai apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sekalipun masing-masing perusahaan harus mengembangkan filosofisnya


tetapi kebanyakan mereka menyesuaikan dengan proses kewirausahaan yang mereka
miliki. Begitu banyak pertanyaan penting yang dapat membantu menilai perusahaan .
pertanyaan tersebut (gifford pinchet, 1985) sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan anda mendorong munculnya intrapreneur mereka sendiri?


2. Apakah perusahaan anda memberikan jalan bagi para intrapreneur agar tetap
bekerja diperusahaan?
3. Apakah orang-orang dalam perusahaan diizinkan mengerjakan perusahaan
menurut cara mereka masing-masing atau perlu minta izin?
4. Sudahkan perusahaan dalam mengembangkan cara yang tepat dan informal
dalam mengakses sumber daya dalam rangka mencoba ide-ide yang baru?
5. Sudahkah perusahaan anda mengembangkan cara untuk membantu produk
dan percobaan bisnis kecil?
6. Apakah sistim anda memberikan keberanian untuk pengambilan resiko dan
mentoleransi kesalahan-kesalahan yang terjadi?
7. Mampukah perusahaan anda memutuskan untuk melakukan percobaan yang
membutuhkan waktu lama guna melihat apakah berhasil, sekalipun memakan
waktu bertahun-tahun dan diawali dengan beberapa kesalahan yang terjadi?
8. Apakah orang-orang dalam perusahaan anda lebih memperhatikan ide-ide
baru?

Cara lain untuk menciptakn iklim perusahaan yang inovatif adalah penerapan
aturan main inovatif. Bila aturan diikuti maka suatu lingkungan akan membangun dan
mendukung terciptanya wirausaha-wirausaha yang potensial. Ada beberapa tahapan

105
yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu pembentukan struktur
pemikiran korporat serta lingkungan intrapreneurial adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi awal untuk para intrapreneur yang potensial.


2. Dukungan manajemen tingkat atas untuk proyek intrapreneurial.
3. Penciptaan kegiatan strategis.
4. Promosi intrapreneur kolaborasi antara perusahaan dengan para wirausaha.
5. Pengembangan kolaborasi antara perusahaan dengan para wirausaha.

7.2. Elemen-elemen spesifik dari strategi intrapreneurial korporat

Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan


harus memperhatikan pertimbangan berikut ini:

1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat


mengrekrut orang-orang yng memiliki kemampuan terbaik.
2. Tantangan dari era 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer untuk
menjadi guru, pelatih dan mentor.
3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik yang
menyediakan program bonus.
4. Wewenang manajemen akan digantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh
koordinasi dan dukungan horizontal.
5. Intrapreneurship dalam kororasi memperbolehkan seorang pegawai
mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko
meninggalkan perusahaan.
6. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil danbelajar
bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi serta membakar semangat
pegawainya.

Untuk mendukung strategi intrapreneur ini, ada beberapa langkah oenting


yang perlu dilakukan:

1. Pengembangan visi

106
2. Dorongan inovasi
3. Perstrukturan suatu iklim intrapreneurial
4. Pengembangan tim perubahan
5. Pengenalan
6. Kreativitas
7. Penilaian budaya yang ada pada saat ini
8. Perencanaan tindakan
9. Dukungan manajemen
10. Keleluasaan kerja
11. Penghargaan
12. Tersedianya waktu
13. Ikatan organisasi
14. Pengembangan kelompok usaha

7.3. Hambatan yang terjadi

Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak


efektifnya penerapan tekhnik manajemen tradisional manajemen pada pengembangan
suatu bidang baru. Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal
yang penting dalam membantu perkembangan kewirausahaan mengingat hal tersebut
merupakan kunci dasar penumbuhan iklim inovasi. Dalam hal perolehan dukungan
dan peningkatan rasa senang untuk pengembangan usaha baru, pimpinan harus
mengubah hambatan-hambatan yang dirasakan tersebut dan mencari alternatif
tindakan manajemen yang harus diambil untuk mendukung kewirausaahan dalam
organisasi tersebut.

Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya keberhasilan inovasi-


inovasi menurut james brian quin (1995) adalah:

1. Iklim motivasi dan visi: perusahaan yang inovatif mempunyai visi yang
singkat dan jelas serta memberi dukungan nyata untuk terwujudnya inovatif.

107
2. Orientasi pasar: perusahaan yang inovatif melandaskan visi mereka dengan
kenyataan yang ada dipasar.
3. Organisasi yang tetap datar dan kecil: kebanyakan perusahaan yang inovatif
berusaha menjaga keseluruhan perusahaan tetap datar dan serta tim proyek
yang kecil.
4. Proses belajar interaktif: didalam suatu lingkungan yang inovatif, proses
belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan garis-garis fungsi tradisional
dalam suatu perusahaan.

Ada kesamaan mendasar antara entrepreneur dan intrapreneur. Akibatnya


cerita bohong mengenai entrepreneur terbawa juga ke cerita bohong intrapreneur.

Cerita bohong: motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrepreneur) adalah


kegiatan untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama.

Kenyataan: motivasi utama dari entrepreneur(intrapreneur) adalah proses inovasi,


kebebasan dan kemampuan adalah motivasi utama. Uang adalah hanya simbol
kesuksesan.

Cerita bohong: entrepreneur adalah mengembil resiko tinggi mereka adalah penjudi
yang memainkan taruhan besar.

Kenyataan: wirausaha adalah orang yang realistis mengambil resiko menengah.


Karena dia memperhitungkan resiko yang dihadapi.

108
BAB VIII

Sukses Manajemen Dalam Kewirausahaan

8.1 Pendahuluan

Usaha keluarga ( Family business) memberikan kontribusi yang cukup


besar terhadap perkembangan bisnis di Indonesia maupun di Amerika Serikat. Di
Amerika, menurut perkiraan yang dilakukan oleh para ahli, bisnis keluarga
tersebut menempati proporsi (persentase) tertinggi. Sumbangan yang diberikan
usaha keluarga mencapai hampir 50 persen dari Gross domestic product (GDP)
dan memperkerjkan hampir setengah dari tenaga kerja sektor swasta. Selama
satu dekade terakhir, terdapat kira-kira 600.000 bisnis baru bermunculan setiap
tahunya, dan kebanyakan dari bisnis baru tersebut adalah perusahaan keluarga
yang membantu meningkatkan GDP serta memperluas kesempatan kerja.

Meskipun tantangan yang dihadapi oleh para wirausaha yang biasanya


diawali berupa perusahaan semakin kompleks, mengalamai perkembangan. Ada
berbagai alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama perusahaan keluarga
tidak dibebani oleh tuntutan para pemegang saham ( Stockholders) yang selalu

109
ingin mendikre operasi perusahaan. Kedua, anggota keluarga mau
mengorbankan keuntungan jangka pendek ( Short-term profits) untuk
mendapatkan keuntungan jangka panjang ( Long-term gains). Suatu studi pernah
menunjukan bahwa anggota keluarga lebih produktif jika dibandingkan dengan
pekerja lainya. Ketiga, tingkat fleksibilitas dari perusahaan untuk memberikan
respons terhadap tantangan ( Challengs) maupun peluang ( Oppurtunities).Tanpa
adanya banyak hambatan. Di samping itu, pemilik dari perusahaan keluarga bisa
menyampaikan suatu citra stabilitas dan memberikan kesinambungan bagi
konsumen maupun pegawainya.

Bukan hal yang mudh memang untuk mengelola suatu usaha, anda
sebagai seorang pengusaha harus memastikan roda usaha berjalan dengan baik
dan tentu saja mencapai target yang telah dibuat. Untuk itu menerapkan
manajemen usaha merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Manajemen usaha
adalah salah satu kegiatan untuk mengatur segala hal dalam menjalankan usaha
sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Manajemen usaha tidak hanya diterapkan oleh bisnis besar saja, semua
lini bisnis dari usaha kecil sekalipun sebaiknya menerapkan manajemen usaha.
Pada perusahaan-perusahaan besar manajemen usaha. Pada perusahaan-
perusahaan besar manajemen usaha biasanya dikelola oleh professional yang
sudah berpengalaman dibidangnya.

Nilai- nilai dan pengaruh-pengaruh yang ada dalam keluarga bisa


membantu operasi suatu bisnis. Menurut Peter Davis (1983), hal ini
memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan berupa:

1. Cenderung berupaya menjaga rasa kemanusiaan di tempat kerja.


2. Berorientasi jangka panjang ( Focusing on the long run ).
3. Lebih menekankan kepada kualitas ( emphasizng quality).

110
Seorang ahli psikologi Manfred Kets de Vries ( 1993 ) menunjukan
lebih lengkap mengenai keunggulan dan kelemahan dari usaha keluarga ini.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 10.1 berikut ini

Tabel 10.1 kelebihan dan kekurangan perusahaan yang dikendalikan


oleh keluarga.

Kelebihan Kekurangan

111
 Berotientasi jangka panjang.  Akses terhadap pasar modal
 Kebebasan bertindak. kecil,
 Tekanan dari pasar modal Sehingga dapat menghalangi
Sedikit sekali ( tidak ada ). Perkembangan bisnis.
 Resiko terjadinya  Organisasinya
Pengambil-alihan membingungkan
( takeover) ( coufusing organization ).
Sangat kecil sekali ( hampir  Struktur yang tidak
tidak ada ). teratur.
 Budaya keluarga sebagai  Pembagian tugas tidak
Sumber kebangaan ( pride). jelas.
 Stabilitas.  Lebih mementingkan sanak-
 Identifikasi/komitmen/ Keluarga dalam memberikan
Motivasi yang kuat. jabatan.
 Kesinambungan dalam hal  Adanya “ spoiled kid
Kepemimpinan ( leadership). syndrome”.
 Kelenturan/ fleskbibelitas dalam  Potensi
Saat-saat yang sulit ( hard times ). perselisihan/percecokan
 Tidak terlalu birokratis dan Intern.
Impersonal  Aturan otoraksi/ paternalistik
 Finansial benefis Yang menolak terhadap
 Kemungkinan untuk Perubahan, lebih bersifat
Berhasil tertutup
 Mengetahui usaha yang digeluti ( secrecy ).
 Drama suksesi

8.2 Suksesi Manajemen

Banyak perusahaan keluarga yang mengalami kegagalan setelah masa sepuluh


tahun, hanya seitar sepertiga perusahaan yang bisa berlanjut sampai generasi kedua.

112
Dan hanya 16 persen dari keseluruhan keluarga yang mencapai generasi ketiga.
Berdasarkan suatu studi dinyatakan bahwa harapan hidup rata-rat dari suatu
perusahaan hanyalah 24 jam.

Perjalanan panjang sebuah perusahaan tentu saja menemukan pasang


surutnya. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh usaha keluarga dalam hal ini
adalah persiapan untuk melakukan pengalihan “ kendali manajemen usaha” kepada
generasi selanjutnya.

Suksesi manajemen, barang kali adalah kata yang untuk menyebu


permasalahan ini. Karena suksesi beberapa tahun belakangan ini telah menjadi satu
kata yang sangat akrab bagi kita. Suksesi pada hakikatnya adalah merupakan suatu
transisi pengambilan keputusan manajerial di dalam suatu perusahaan. Oleh
karenanya kelancaran dalam hal suksesi manajemen telah menjadi salah satu
tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemilik maupun wirausaha dalam usaha
keluarga. Memang kalau kita lihat sekilas, suksesi bukanlah masalah utama. Apa
yang harus dilakukan oleh pemilik ( owner ) adalah mencari calon yang merupakan
ahli waris yang akan melanjutkan operasi perusahaan. Persoalan seperti ini
tampaknya mudah untuk diucapkan, akan tetapi dalam praktiknya banyak
menemukan kesulitan. Hal ini mungkin dikarenakan adanya semacam keyakinan
bahwa “ the owner is the business“. Lebih-lebih kita amati bahwa minat dan
keperibadian seseorang akan mempengaruhi operasi perusahaan. Misalkan saja jika
pemilik menghadapi masalah kesehatan ( sakit-sakitan) dan tidak mampu lagi
mengelola perusahaan secara efektif, maka dia akan tetap bersikeras melakukanya.
Setiap upaya yang dialkukan oleh anggota keluarga lain agar pemilik tidak usah
mengurus bisnisnya, dianggap oleh pemilik sebagai suatu usaha untuk perampas
posisinya demi keuntungan pribadi.

Belum lagi kendala lainya berupa munculnya persaingan antarsaudara


kandung, rasa khawatir akan kehilangan status, dan lain-lain.

113
Menghadapi kesulitan-kesulitan semacam ini, ada baiknya setiap perusahaan (
keluarga ) menentukan aturan dasar bagi proses suksesi. Pemilik harus
mengembangkan suatu rencana suksesi. Hal ini diperlakukan mengingat masih
banyak wirausaha yang terus bersikeras mempertahankan dirinya dalam bisnis
keluarga. Kondisi ini tentu saja secara psikologis menghambat adanya suatu
keputusan tentang ahli waris/penerus. Banyak yang beranggapan bahwa memilih
penerus bisnis ibarat sama halnya dengan membeli sebidang tanah buat kuburan,
sebagai lonceng kematian. Selain itu pemilik yang tidak setju dengan maslaah
eksekusi, pada dasarnya hanya akan meletakan beban sebetulnya tidak perlu bagi
mereka yang ditinggalkan. Itulah mengapa, masalah siapa yang akan melanjutkan
usaha dalam keluarga( family successor ) sangat sulit untuk dilakukan. Ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi permasalahan ini. Perimbngan ini
dimulai dengan meng identifikasi faktor-faktor kunci di dalam melakukan suksesi.

8.3 Faktor-Faktor Kunci Dalam Suksesi

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa konsep “ smooth


succession “ atau dengan kata lain “ suksesi yang lancar”, adalah merupakan
kontradiksi dalam penggunaan istilah. Kontradiksi ini adalah dikarenakan adanya
fakta d imana suksesi menyangkut persoalan emosional yang dinggap penting yang
membutuhkan tidak hanya perubahan struktual akan tetapi juga perubahan kultural.
Hal ini wajar mengingat suksesi keluarga tersebut mencakup transformasi etika, nilai-
nilai serta tradisi yang dilakukan di dalam bisnis keluarga. Bisnis keluarga ( family
bissiness ) dan yang berbeda yang harus dipertimbangkan dan dipilih agar
keberhasilan ke arah suksesi bisa mencapai.

Ada beberapa pertimbangan yang mempengaruhi masalah suksesi. Satu cara


yang digunakan untuk menelaahnya adalah dengan jalan memilih antara tekanan-
tekanan ( [ressures ) dan kepentingan ( interest ) yang ada di dalam maupun diluar
perusahaan. Sedangkan cara lainya adalah dengan menelaah peristiwa-peristiwa yang
menggerakan ( forcing events).

114
Selanjutnya bisa juga dilakukan dengan cara menelaah sumber-sumber
suksesi ( sources of succession ) yang mungkin mempengaruhi keputusan suksesi.

1. Tekanan-tekanan ( pressures ) dan kepentingan ( interests ) yang berasal


dari dalam perusahaan.

Ada dua macam tekanan yang berasal dari dalam perusahaan, seperti yang
kita lihat pada bagan 10.1 berikut ( Barnes dan Herson, 1976 )

PRESSURES AND INTEREST IN A FAMILY

Yang Berasal dari Dalam


Yang Berasal dari Luar Keluarga
Keluarga ( Inside the
( Outside the family)
family)

Manajer Keluarga Pekerja


( The Family (Employoes)
 Berpegang teguh
Managers)
 Imbalan yang
 Berpegang teguh
diperoleh atas
Terhadap
Loyalitas
pengendalian
 Pembagian hasil
Perusahaan
Pertumbuhan dari
 Penyeleksian
equity
anggota keluarga
Maupun
yang akan
kesuksesan
Bertindak sebagai
 Profesionalisme
manajer
 Menjembatani
 Kesinambungan
transisi
investasi

115
Pihak Luar
Kerabat
( The Ousiders)
( Relatives)

 Penghasilan dan warisan.  Persaingan


 Pasar, produk, suplai,
 Konflik dan aliansi
serta
Keluarga. pengaruh teknologi
 Kadar keterlibatan di  Peraturan perpajakan
dalam bisnis.  Argensi regulasi

Sebagaimana yang kita lihat pada bagan diatas tekanan (presseures) dan
kepentingan ( interest) di dalam usaha berasal dar anggota keluarga maupun pekerja
lain merupakan anggota keluarga.

a) Anggota keluarga ( Family Members ). Apabila dalam keluarga, anggota


keluarga sekaligus menjadi persoalan dalam suksesi bisa timbul. Anggota
keluarga merangkap menjadi pegawai tersebut berusaha mempertahankan
eksitensi bisnis yang dikelolanya sehingga mampu mendorong anggota keluarga
tersebut melakukan kendali terhadp operasi perusahaan. Di pihak lain mungkin
juga akan timbul tekanan. Pada pemilik yang juga merupakan manajer untuk
mendikte ahli waris/penerus. Kemungkinan lain yang bisa muncul adalah
persaingan yang terjadi antar anggota keluarga itu sendiri.
b) Pekerja/pegawai yang bukan anggota keluarga ( Non family Employess ).
Pekerja yang bukan merupakan anggota keluarga bisa menciptakan tekanan
terhadap pemilik yang sekaligus merangkap sebagai manajer ( owner-manager ).
Hal ini bertujuan untuk melakukan proteksi terhadap kepentinganya sendiri.
Misalnya, bagi mereka yang berkerja dalam jangka panjang ( longterm employees
) akan berpikir bahwa pemilik perusahaan harus memberi mereka peluang untuk
memiliki bagian ( stake ) di dalam perusahaan, atau mungkin juga bahwa mereka
harus memperoleh persentase dalam bisnis tersebut. Bila harapan tersebut sering
disampaikan kepada pemilik akan bisa menjadi tekanan terhadap rencana suksesi.

116
Di samping itu, pekerja yang bukan merupakan anggota keluarga biasanya kritis
terhadap keberhasilan perusahaan, hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Pemilik
harus memenuhi/menanggapi permintaan orang-orang tersebut agar bisnis tetap
berjalan.

2. Tekanan-Tekanan dan Kepentingan Yang Berasal dari Luar Perusahaan.


Tekanan-tekanan dan kepentingan yang berasal dari luar perusahaan
bisa timbul dari sisi anggota keluarga maupun non anggot keluarga.
a. Anggota Keluarga. Bila anggota keluarga tidak memegang suatu peranan
yang aktif di dalam bisnis, maka akan timbul tekanan. Sangat sering individu
tersebut tertarik untuk memberikan jaminan bahwa dia akan, meneruskan
operasi perusahaan, sehingga akan timbul tekanan terhadap owner yang
merupakan manajer. Di dalam beberapa kasus juga sering terjadi adanya
keinginan dari beberapa anggota keluarga untuk terlibat di dalam bisnis.
Anggota keluarga tersebut mendesak owner-manager untuk memperkerjakan
dan membayar mereka. Dan sering kali hal tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan akan spesifikasi pekerja dengan kemampuan khusus, misalnya yang
memiliki sales ability atau techical skills.
b. Non anggota keluarga. Bentuk tekanan lainya bisa juga berasal dari faktor
lingkungan luar. Salah satu faktor adalah persaingan ( competition) yang terus
mendorong perubahan strategi dan memaksa owner-manager melakukan
penyesuaian terhadap pertimbangan pasar. Selain faktor-faktor tersebut, masih
terdapat hal-hal lain juga bisa menimbulkan tekanan, seperti pelanggan
( costumer ), teknologi, serta pengembangan produk baru.
3. Kejadian-Kejadian Yang Ikut Mendorong Terjadinya Suksesi
Maksudnya dari kejadian pendorong di sini adalah merupakan kejadian-
kejadian yang bisa menyebabkan terjadinya penggantian pemilik ( manager ).
Periswia-peristiwa ini menyebabkan seseorang harus rela berhenti dan
memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menjalankan operasi perusahaan.
Jadi, hampir mirip dengan drama lengsernya presiden soehrto akibat gelombang

117
mahasiswa, penembakan mahasiswa Trisakti yang kemudian diikuti dengan
tragedi

b. Sakit, di mana pemilik berhalangan untuk dapat mengelola langsung


perusahaan.

c. Gangguan psikolois atau mental yang menyebabkan seseorang harus mundur


dari bisnis.

d. Behenti secara tiba-tiba, misalnya seseorang wirausaha yang memutuskan


untuk pensiun secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
e. Terkait dengan maslah hukum ( legal problems).
f. Penurunan bisnis yang dramatis yang mengakibatkan pemilik ( manager
memutuskanuntuk keluar dari bisnis.
g. Kesulitan keuangan.
Kejadian-kejadian seperti ini sering kali diramalkan dan jarang perusahaan
membuat rencana unutk mengantisipasinya. Akibatnya, bila hal tersebut terjadi
bisa menimbulkan masalh yang serius bagi perusahaan.

8.4 Mengembangkan Strategi Suksesi


Ada beberapa langkah penting di dalam pengembangan strategi
suksesi ( Kuratko dan Hudgetts, 1989 ), di antaranya adalah:
1. Memahami aspek kontekstual.
2. Mengidentifikasi kualitas pengganti/mewaris ( successor ).
3. Memahami kekuatan-kekuatan yang berpengaruh ( influesnsing
forces ).
4. Melakukan rencana suksesi.

1. Memahami Aspek Kontekstrual


Lima aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam suksesi yang efektif
adalah sebagai berikut :

118
a. Waktu. Semakin dini seorang wirausaha memulai rencana suksesi.
Maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan orang yang
sesuai/tepat. Biasanya menjadi masalah besar bagi pemilik perusahaan
akibat adanya berbagai kejadian yang menuntut tindakan segera.
Hingga mengakibatkan kesuliatan untuk mencari pengganti terbaik.
Biasanya menjadi masalah besar bagi pemilik perusahaan akibat
adanya berbagai kejadian yang menuntut tindakan segera. Hingga
mengakibatkan kesulitan untuk mencari pengganti terbaik.
b. Type of Venture. Beberapa wirausaha mungkin cukup mudah untuk
diganti, namun ada juga yang sulit untuk dicarikan penggantinya. Hal
ini sangat ditentukan oleh tipe dan perusahaan yang bersangkutan.
Wirausaha yang dikategorikan sebagai idea person ( orang yang
banyak pengetahuan/ gagasan ) di dalam bidang operasi yang
betekenologi tinggi akan sukit untuk dicari penggantinya.
c. Kapabilitas Manajer ( capabilities of managers ). Skill, kemauan,
dan kemampuan di dalam melakukan pergantian ( replacement ) kan
berpengaruh terhadap arah dan potensi perusahaan di masa yang akan
datang. Bila industi mencapai tahap kedewasaan ( matures ), tuntutan
terhadap wirausaha akan mengalami perubahan. Perubahan yang akan
terjadi para industri yang berteknologi tinggi akan semakin penting.
Seseorang wirausaha yang mempunyai skills dalam bidang teknologi
dan mengerti masalah pemasaran, atau mempunyai kemampuan dalam
pengembangan orientasi perusahaan, akan bermanfaat bagi perusahaan
dari pada seorang wirausaha yang hanya mengerti teknologi akan
tetapi tidak mengerti masalah marketing.
d. Visi dan Wirausaha ( Entrepreneur’s Vision ). Mayoritas wirausaha
mempunyai harapan dan keinginan terhadap perusahaanya. Seseorang
pengganti diharapkan dapat memebrikan visinya bagi perusahaan.
Misalnya saja kejadian yang dialami oleh Apple Computer ketika
salah seorang pendirinya, Steven Jobs, digantikan oleh Jhon Sculley

119
karena Dewa direksi merasa bahwa wirausaha yang lebih berorientasi
manajerial dalam aktivitas bisnis sehari-hari lebih dibutuhkan untuk
menggantikan pekerjaan yang analitis dan sangat konseptual.
e. Faktor-Faktor Lingkungan ( Environenial Factors ). Kadang-
kadang seorang pengganti dibutuhkan karena adanya perubahan yang
terjadi dalam lingkungan bisnis dan perubhn paralel diperlukan pada
pucuk pimpinan. Scurlly-Jobs adalah salah sau contoh kasus dalam hal
ini.
Contoh lainya adalah kasus Edwin Land dari Polaroid. Meskipun
kreatifitas teknologi yang dimillikinya telah menciptakan suatu
keberhasilan, namun akhirnya Land harus tersingkir juga. Hal ini
dikarenakan ada oang yang memiliki kemampuan marketing yang jauh
lebih baik.
2. Mengidentifikasi Kualitas Sang Pengganti ( Identifying Successor
Qualities )
Ada berbagai karakteristik dan kualitas yang harus dimiliki oleh seorang
pengganti. Hal tersebut sangat tergantung pada situasi, dalam hal ini
sebagai pengganti akan lebih penting dari pada yang lainya. Namun dalam
banyak hal kesemuanya memiliki kadar kepentingan ( degree of
importance ) tertentu. Beberapa kualitas pengganti yang paling penting
adalah : memiliki pengetauan yang cukup tentang bisnis, memiliki
kejujuran dan kemampuan dasar, memiliki kesehatan yang baik, energik,
waspada dan mempunyai presepsi, antusias trhadap perusahaan,
kepribadian yang sesuai dengan bisnis, memiliki tingkat kesabaran yang
tinggi, stabil dan dewasa, agresif, mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah, mampu membuat perencanaan dan
mengorganisasikan perusahaan, mempunyai minat dalam
mengembangkan sumber daya manusia, memiliki kesempatan dengan
falsafah bisnis pemilik perusahaan.
3. Memahami Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Suksesi

120
Menempatkan seseorang berdasarkan perilaku yang diinginkan mungkin
sulit. Jika yang ideal tidak bisa dicapai, maka penekanan harus dirakhkan
kepada pemilihan pengganti yang mempunyai potensi untuk
mengembangkan atribut-atribut yang telah diterangkan diatas dalam suatu
kerangka watu yang tepat. Pilihan ini harus lebih mempertimbangkan hal-
hal seperti:
a. Persoalan budaya bisnis dan budaya keluarga.
b. Kepedulian/perhatian pemilik.
c. Kepedulian dari anggota keluarga.
Hal-hal yang spesifik dari kekuatan ini adalah:
persoalan budaya bisnis dan budaya keluarga:

 Lingkungan bisnis.
 Tahap pengembangan perusahaan.
 Tradisi dan norma bisnis..
 Budaya, kekuatan dan pengaruh keluarga.
 Nilai-nilai dan motivasi orang-orang dalam keluarga
Kepedulian/perhatian pemilik ( owner’s Concerns ).
 Mengidentifikasi peranan anggota keluarga di masa yang akan datang
di dalam bisnis.
 Memastikan pimpinan masa depan yang kompeten bagi perusahaan.
 Mendidik keluarga dan pekerja yang bukan anggota keluarga tentang
peran-peran penting.
 Mempertahankan sumber daya yang bukan anggota keluarga di dalam
perusahaan.
 Mengatur kekuatan dan kepemimpinan
Kepedulian anggota keluarga ( Family Members Concerns )
 Pengendalian terhadap aset keluarga

121
 Melakukan kepentingan apabila keputusan yang diambil oleh
pimpinan perusahaan/bisnis.
 Melindungi kepentingan apabila kepemilikan disebarkan pada
anggota-anggota kelurga.
 Jika perlu, bagaimana caranya memperoleh uang diluar bisnis.
 Kepastian bahwa bisnis akan tetap berlanjut.

Dorongan-dorongan dn kepedulian di atas akan membantu


mempersiapkan wirausaha membagun suatu strategi dan
kebijaksanaan untuk kesinambunan manajemen. Kebijaksanaan yang
tertulis dapat dibuat dengan slah satu strategi-strategi berikut ini:

a. Pemilik mengendalikan strategi kesinambungan manajemen secara


keseluruhan. Ini adalah hal yang sangat umum, umum nasihat-nasuhat
hukum ( legal advice ) masih diperlukan dan bahkan dianjurkan.
b. Pemilik melakukan konsultasi dengan anggota-anggot keluarga yang
terpilih. Dalam hal ini penasihat hukum ( legal advisor ) membantu

Menciptakan suatu keseimbangan antara keluarga dan pemilik di dalam membangun


mekanisme suksesi.

c. Pemilik harus bekrja dengan penasihat profesional (profesionaladvisor).

d. Pemilik bekerja sama melalui keterlibatan anggota keluarga.

4. Melaksanakan Rencana Suksesi

Pelajaran telah menunjukkan bahwa ketika suksesi menjadi masalah, maka


ada cara-cara yang efektif untuk mengatasinya. Ivan Lansberg (1993) menyarankan
empat langkah yang perlu diingat.

a. Mengidentifikasi Sang Pengganti. Setiap pemilik yang bertindak sebagai


manajer harus mengidentifikasi calon pengganti atau setidaknya karakteristik dan
penglaman yang diperlukan untuk itu. Pertanyaan mendasar yang perlu di jawab

122
adalah : Siapa yang bisa melakukan pekerjaan terbaik agar perusahaan tetap
berjalan ? Kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan adalah merupakan
bidang utama yang perlu diperhatikan. Memang rintangan terbesar yang harus
dihadapi adalah wewenang manajer dalam memilih seseorang.
b. Meng’elu-elus’ Calon Pengganti. Pada beberapaperusahaan, wirausaha akan
memilih seorang pengganti dan mengumumkan secara terbuka. Namun, banyak
para manajer puncak meragukan ketika telah ditetapkan. Pada perusahaan yang
lebih kecil, permasalahan ini bisa lebih gawat lagi. Meskipun seorang calon
pengganti telah ditunjuk untuk melanjutkan perusahaan, pendiri perusahaan masih
sulit untuk melepaskan wewenang yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
perusahaan. Faktor ego terbukti sebagai batu sandungan dalam masalah suksesi
ini.
c. Menyetujui Suatu Rencana. Suksesi yang efektif membutuhkan suatu rencana.
Pada perusahaan-perusahaan besar hal ini sering dilaksanakan melalui serentetan
pertemuan yang dirancang untuk memastikan kesesuaian pemindahan kekusaan
(transfer of power) dan lancarnya arus operasi. Pada perusahaan kecil biasanya
perlu ada pembicaraanantara pribadi tentang bagaimana suatu tanggung jawab
diserahkan kepada sang pengganti.
d. Mempertimbangkan Bantuan Dari Luar. Promosi dari dalam perusahaan
adalah merupakn suatu falsafah pembangunan moral (moral-building phislosphy).
Namun kadang0kadang itu bisa merupakan kesalahan. Bila pimpinan melakukan
pekerjaan yang buruk, apakah mempromosikan orang berikutnya-yang berada
disatu jalur-bisa memecahkan persoalan ? Apakah setiap orang yang ada dalam
perusahaan benar-benar mempunyai kemampuan yang cukup dan sesuai untuk
mengelola operasi perusahaan ? Pertanyaan yang perlu di jawab adalah :
Bagaimana bisnis bisa ditangani secara efektif dan siapa yang mempunyai
kemampuan untuk melakukannya. Kadang-kadang orang luar perusahaan lebih
tepat untuk itu. Di dalam keluarga ada faktor ego. Apakah pemilik yang sekaligus
brtindak sebagai manajer mempunyai kebijaksanaan untuk mau lengser dan
memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengambil keputusan yang strategis

123
? Atau adanya keinginan yang besar untuk melakukan pengadilan sehingga
pemilik tersebut lebih suka menghadapi resiko yang timbul sehubungan dengan
pengelolaan operasi perusahaan secara personal ? Pelajaran yang bisa dipetik dari
hal ini rasanya cukup jelas bagi orang lain, namun tanpaknya masih menjadi salah
satu hal yang sangat sukar untuk depelajari oleh pemilik perusahaan keluarga.
Untuk memberikan panduan dalam proses suksesi ini berikut adalah checlist
yang berisi sejumlah materi dalam bab ini dan memperhatikan langkah penting yang
harus dilaksanakan dalam menjawab persoalan suksesi keluarga (lihat tabel 10.2).

Tabel 10.2 checlist untuk Suksesi : beberapa Langkah penting

Untuk Pemilik Perusahaan yang Dikelola Keluarga :

1. Belajar untuk mendelegasikan wewenang dan mendesentralisasikan operasi.


2. Mengembangkan bagan organisasi.
3. Mempersiapkan calon pengganti lebih dari satu orang memperluas
kemungkinan.
4. Mengadakan progran pengembangan personalia.
5. Memberikan ransangan kepada pengganti potensial untuk memperolah
pengalaman di luar bisnis.
6. Tidak mengabaikan anak perempuan.
7. Tetap melakukan pembaharuan (update) terhadap rencana melakukan review
secara terus-menerus tentang kemajuan usaha dan pengganti yang
memungkinkan.
8. Perencanaan strategis untuk masa yang akan datang.
9. Mengadakan rapat-rapat anggota keluarga untuk membicarakan berbagai hal.

Untuk Anak-anak Pengelola Perusahan Keluarga :

1. Mengumpulkan keinginan untuk mengambil alih perusahaan keluarga.


2. Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan diri sendiri.
3. Menyediakan mentor (orang di luar perusahaan yang di segani).

124
4. Raih pengalaman dari luar usaha keluarga.
5. Memperolah training pertanggung jawaban – yang bisa mengajarkan
tanggung jawab dan memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan.
6. Belajar memadukan tradisi keluarga dengan tujuan bisnis di masa yang akan
datang.
7. Menghindari bayang-bayang orang tua mempersiapkan sesuatu rencana
pengambilan kepemimpinan setelah generasi terdahulu menjadi tua.

125
BAB IX

MENGHINDARI JEBAKAN DAN PENYAKIT-PENYAKIT

PERUSAHAAN BESAR

Dalam sebuah wawancara dengan majalah INC yang dimuat di WED bulan
juli lalu, Peter Drucker kembali membuat kejutan. Ia mengingatkan kepada para
wirausaha akan bahaya penyakit puas diri dan khayalan-khayalannya. Drucker selama
ini memang lebih dikenal sebagai pemikir manajmen yang berkaitan untuk
perusahaan-perusahaan besra, namun kali ini ia bicara tentang kewirausahaan.
Bagaimanapun juga tetap saja berkompeten dalam masalah kewirausahaan.
Bukunya : Innovation and Enterpeneurship (Happer & Raw) sampai saat ini tetap
menjadi buku rujukan dalam masalah ini.

Banyak kisah sukses di balik sepak terjang wirausahawan membuat orang


tertarik berkecimpung di dalamnya. Akan tetapi, pada kenyataannya memulai usaha
memang tak semudah membalikan telapak tangan. Banyak perusahaan baru – yang
pada awalnya berjalan dengan baik – dan perusahaan-perusahaan yang tengah
tumbuh, tiba-tiba mengalami masalah berat. Tidak dapt dipungkiri, bahwa wirausaha
dituntut untuk pantang menyerah dalam melakukan usaha supaya tidak tenggelam di
tengah persaingan. Selain modal, kejelian melihat peluang pun menjadi faktor penting
dalam memulai usaha. Oleh karena itu, seorang pemula memang harus
memperbanyak referensi agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat
memperlambat atau bahkan mematikan laju pertumbuhan bisnis.

9.1 Mewaspadai jebakan-jebakan

Apa yang tengah dikhawatirkan Drucker ? Tidak lain 4 jebakan yang dihadapi
oleh wirausaha dan kewirausahaan pada perusahaan besar. Empat jebakan para
wirausaha tersebut ialah :

126
1. Bersikeras bahwa dialah yang lebih mengetahui dibanding pasar
2. Yakin bahwa prafit adalah segalanya
3. Tumbuh melebihi kapabilitas manajemen
4. Mementingkan dirinya sebelum bisnis
Kenyataannya begitu banyak perushaan baru yang pada awalnya berjalan
dengan baik dan perusahaan-perusahaan yang tengah tumbuh, tiba-tiba mengalami
masalah berat. Keempat jebakan tersebut pada dasarnya sudah dapat diduga
sebelumnya dan juga dapat dihindari. Jebakan pertama datang, ketika wirausaha
harus menghadapi kenyataan bahwa produk atau jasa barunya tidak menuai sukses.
Dimana ia berpikir akan berhasil di pasar tersebut, namun pasar ternyata benar-benar
berbeda. Banyak bisnis yang tidak munul dikarenakan wirausaha pendiri bersikeras
bahwa ia mengetahui lebih baik dibanding pasar.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa wirausaha menolak keberhasilan


yang tidak diharapkan ? Karena hal ini bukanlah seperti apa yang telah direncanakan.
Wirausaha yakin bahwa keberhasilan ada dalam kendalinya. Inilah yang
mendorongnya terjerumus dalam jebakan ke dua. Wirausaha yakin bahwa profit
adalah suatu hal yang paling penting pada perusahaan baru. Padahal profit adalah
masalah sekunder, ang utama adalah cash flow (yang diperolah dari volume
penjualan).

Ibarat badan yang tengah tumbuh, tentu membutuhkan banyak makanan, dan
suatu bisnis yang tumbuh cepat menelan dana cash. Hal ini dapat diprediksi, sehingga
meraup dana hanya untuk dikunyah saja tidaklah diperlukan.

Jebakan ke tiga dalah, ketika bisnis makin tumbuh, para pendirinya sangat
luar biasa sibuknya. Pertumbuhan yang begitu ceat mebawa tekanan-tekanan besar
pada bisnis. Anda tumbuh melebihi fasilitas produksi yang anda punya. Ada tumbuh
melebihi kapabilitas manajemen anda.

Menurut Drucker, yang mengaku pernah bekerja dengan wirausaha selam 50


tahun, bahwa masalah ini mengikuti kurva normal dimana 80 % mereka mengalami

127
kegagalan. Bahkan, meski bisnis anda tengah tumbuh pada tingkat normal
berkembang baik, membaik, solid, berkelanjutan-kepentingan manajemen bakal
menghinggapi anda pada akhir tahun keempat.

9.2. Bila Penyakit Itu Datang

Suatu saat sebagai wirausaha, eksekutif atau manejer suatu perusahaan anda
mungkin akan (pernah) mengalami paradoks seperti ini : kami sudah merasa 100 %
yakin bahwa strategi/kebijakan yang kai lakukan rasanya sudah benar, tetapi mengapa
kali ini gagal ? Adakah yang salah dengan manajemen kami ? Seandainya anda
menjawab ya pada pertanyaan ini, barang kali inilah saatnya anda memiliki ulang
teori bisnis perusahaan anda.

Anda mungkin tidak sendirian, perusahaan-perusahaan hebat dunia, yang pada


awalnya dirintis para wirausaha, seperti IBM dan General Motor pun pernah
mengalaminya. IBM misalnya, sebelum tahun 1950-an dikenal dengan kehebatan
komputer besar mainframenya. Namun sebagaimana tipikal perusahaan besar, ini
tidak luput dari penyakit lamban, puas diri, dan semakin biraokratis. IBM lamban
merespon dan mengabaikan kemunculan Personal Computer (PC) yang diluncurkan
oleh Apple dan Mac. Nyatanya, PC tidak hanya disukai, tetapi juga dibeli oleh
banyak konsumen! IBM terlambat memahami PC sebagai pesaing dan prealitas baru.
Demikian juga ketika Univac PC meyerbu pasar dengan desain multipurpose-nya.
Tahun 1970-an. 20 tahun kemudian, IMB baru menyadari hal ini dengan
mendongkrak fleksibilitas dan responsitasnya.

Paradoks seperti ini tidak hanya menimpa perusahaan bisnis tetapi juga
organisasi mirlaba. Tidak saja perusahaan-perusahaan kecil tetapi juga perusahaan
yang telah meraih sukses dan mapan di bidangnya. Situasi unmanagabke crisis
seperti ini, menimbulkan pertanyaan untuk mencari tahu apakah penyebabnya.
Menarik sekali petuah yang disampaikan oleh Peter Drucker pada jurnal Harvard
bisiness review (1994). Drucker menegaskan bahwa akar penyebab segala ini
sebenarnya bukanlah buruknya manajemen tetapi yang tengah terjadi adalah karena

128
asumsi-asumsi yang telah lama dibangun dan di jalankan oleh perusahaan tidak sesuai
lagi dengan realitas yang ada, “....reality has changad, but the theory og the business
has not changed with it,” kata Drucker.

Menurut Laksita Utama Suhud, konsultan bisnis di business wizards consulting,


terdapat tiga jebakan wirausaha yang seringkali ditemui para pebisnis, antara lain
adalah :

1. Menghindari Pesaing

”Penting diingat bahwa di samping menggapai kesuksesan, bisnis juga bertujuan


membantu masyarakat dengan memberikan solusi yang lebih baik untuk memenuhi
kebutuhannya, “ ujar Laksita Utama Suhud, konsultan bisnis di business wizards
consulting. Maka, memilih produk untuk bisnis membutuhkan begitu banyak
perhitungan. Sebelum Anda memutuskan jenis barang atau jasa yang akan ditekuni,
ketahui terlebih dahulu atmosfer bisnis dari masing-masing produk.

Pemula cenderung memilih bidang usaha biasanya dalam lahan yang tidak ada
competitor. Mereka mencari aman tapi akhirnya terjebak di penjualan barang atau
jasa yang tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah besar. Dengan memilih produk yang
tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah banyak, berarti waktu yang diperlukan untuk
mengembangkan usaha semakin panjang. Memilih produk memang cukup rumit. Di
satu sisi, berbisnis dalam bidang yang langka membuat hati tenang karena minimnya
pesaing. Namun di sisi lain, pebisnis membutuhkan kesabaran karena produk yang
dijual bukan barang primer masyarakat. Produk yang memiliki peluang bagus untuk
dijual memang pasti ramai akan persaingan, namun permintaan masyarakat pun jelas
sudah ada.

Contoh. Anda ingin membuat usaha di wilayah dekat kampus yang ramai mahasiswa.
Toko alat tulis serta aneka jenis makanan tentu sudah marak, namun target pemasaran
sudah jelas karena Anda menjual barang yang selalu mereka butuhkan. Berbeda jika
Anda memutuskan membuka pet shop. Meskipun hanya satu-satunya di wilayah itu.

129
Namun gairah konsumsi terhadap produk tersebut terbatas pada golongan tertentu
serta intensitasnya tidak terlalu tinggi.

2. Mudah Merasa Puas

Ketika seorang sudah memilih bidang yang akan ia tekuni, selanjutnya ia mencari
cara agar produk yang ia jual mampu mencuri hati konsumen “ingat, pasar selalu
mencari yang terbaik. Maka pebisnis harus memiliki keunggulan bersaing, “kata
Laksita. Keunggulan kompetif ini, biasanya luput dari pebisnis yang hanya
memusatkan perhatian kepada usahanya, tanpa ikut memperhatikan geliat bisnis lain
yang ada di sekitarnya. Maka, kesalahan kedua pebisnis adalah mudah merasa puas
dengan pencapaiannya sehingga tidak memiliki keunggulan kompetitif yang
membuat pelanggan kembali mengonsumsi barang yang ditawarkan. Pasalnya seperti
prinsip ekonomi, masyarakat akan memilih mengeluarkan uang sekecil-kecilnya
untuk manfaat yang sebesar-besarnya.

Maka untuk mendapatkan konsumen tetap, ada beberapa unsure yang harus
diperhatikan dalam berbisnis. Unsur tersebut meliputi product, price, place,
promotion, dan people, yang lebih baik dibandingkan tempat lain. “Kita harus
memiliki produk yang lebih baik. Dilihat dari penyajian, bahan baku, ataupun
keunikannya. Akan lebih baik jika kita mengembangkan apa yang sudah banyak di
pasaran. Masalah harga (price) pun harus kompetitif. Dengan produk yang lebih
unggul, kita harus mencermati sehingga harga ditetapkan sesuai dengan produk yang
ditetapkan sesuai dengan produk yang kita tawarkan. Dari segi tempat (place), yang
perlu diperhatikan bukan hanya memilih tempat strategis yang dilewati banyak calon
pembeli, tapi juga bagaimana wirausahawan memperhatikan konsep ruang bisnis
yang unik dan membuat nyaman konsumen. “Bagaimana melakukan promosi yang
lebih baik? Kuncinya adalah membuat calon pembeli menjadi di pembeli dan dia
yang sudah membeli menjadi langganan bahkan memberi tahu teman-temannya untuk
datang. Ingat, pelanggan yang puas, dapat menjadi asset promosi terbaik untuk usaha
Anda. Terakhir adalah better people. Inti dari poin ini adalah bagaimana memperbaiki
jasa pelayanan yang dapat membuat konsumen puas dan nyaman. Karena apabila

130
keempat unsur tadi sudah bagus tapi pelayanannya tidak memuaskan, bisa-bisa
pembeli tidak ingin kembali lagi. Untyuk hal-hal tersebut, sudah sepatutnya pebisnis
tidak merasa cepat puas agar terus ada keinginan untuk mengembangkan dan
membuka bisnisnya lebih baik.

3.    Tidak Gigih

Laksita mengatakan, ‘Jika hal-hal penting dilakukan dalam bisnis sudah dilaksanakan
namun usaha Anda tak kunjung menunjukkan pertumbuhan, bisa jadi kesalahannya
ada pada kegigihan Anda’. Jebakan yang ketiga adalah jika kita merasa semua yang
kita lakukan cukup dan tidak perlu massive action. Banyak pebisnis yang sekedar
ingin memiliki usaha namun tidak memiliki niat untuk mengembangkannya.
Indikator sukses adalah ‘high sales’. Jika usaha tidak berkunjung berkembang,
penjualan dan permintaan dari konsumen tidak kunjung tinggi, padahal Anda sudah
menawarkan produk, harga, tempat dan faktor lain yang bagus, berarti Anda kurang
ngotot usaha. Pada dasarnya, pebisnis tidak bisa setengah-setengah. Jiwa bisnis dan
keinginan untuk sukses, harus ditanamkan penuh dalam diri sebelum memulai usaha.

Untuk membantu pertumbuhan bisnis terapkan kepada konsumen hal-hal berikut :

o Menarik seseorang menjadi pembeli baru


o Jika pembeli sudah datang, usahakan agar dia bisa menjadi pelanggan yang
dapat memberikan keunggulan-keunggulan kompetitif yang Anda miliki.
Ciptakan juga keakraban dengan pelanggan.
o Jika pelanggan sudah datang untuk kedua kalinya, buat dia datang lebih sering
lagi. Hal in bisa dibuat dengan voucher penawaran. Misalnya jika pembelian
mencapai sekian, pembeli mendapat voucher yang dapat digunakan jika ia
kembali lagi.
o Setiap belanja, buat jumlah belanjaan pelanggan bertambah lebih banyak.
Salah satu caranya, promosi berupa menggandakan belanjaan pelanggan.
Misalnya, beberapa produk Anda bisa dibeli dengan keuntungan membeli dua

131
tapi bisa mendapatkan tiga barang. Bisa juga berupa diskon jika konsumen
membeli lebih dari dua buah barang.
o ·         Terakhir, buat teman yang sudah merasa puas dengan usaha Anda
mengajak temannya. Telah terbukti bahwa referral itu jauh lebih berpengaruh
daripada iklan atau selebaran di jalan. Karena teman yang memberikan
rekomendasi itu dinilai jujur dan objektif, bukan bagian dari promosi pemilik
usaha.

9.3 Memahami Permasalahan dengan Teori Bisnis Perusahaan

Pertanyaannya sekarang adalah, apa sebabnya teori bisnis itu atau asumsi-
asumsi apa saja yang menjadi bagian dari teori bisnis. Anda mungkin masih tidak
yakin bahwa selama ini perusahaan anda mempunyai teori bisnis. Pada dasarnya
setiap perusahaan mempunyai teori bisnis. Setiap wirausaha secara sadar atau tidak
sebenarnya telah membangun teori bisnis perusahaannya. Yang membedakannya
adalah asumsi-asumsi yang dibangun dan dijalakannya dari bisnis bukanlah sesuatu
yang rumit, ia adalah sejumlah asumsi tentang lingkungan organisasi, asumsi
tentang misi perusahaan dan asumsi mengenai core comppetence (kompetensi inti)
perusahaan. Ketiga asumsi ini, bila diketahui secara jelas, diterapkan secara
konsisten dan fokus akan menjadi suatu teori bisnis yang valid bagi perusahaan.

1. Asumsi Lingkungan Perusahaan

Asumsi tentang lingkungan, meliputi pandangan perusahaan mengenai kondisi


masyarakat dan strukturnya, pasar, konsumen, dan teknologi. Atau meminjam
istilahnya Drucker sebagai “... .. what on organization paid for.” Sebagai contoh,
bagaimana kita memandang pasar selama ini, GM pada 1920-an masih
mengasumsikan bahwa pasar otomotif adalah homogen, dimana value dan
segmentasi pasar berdasarkan kelompok pendapatan yang stabil.

2. Asumsi Tentang Misi Perusahaan

132
Sementara asumsi mengenai misi khusus organisasi, berkaitan dengan bagaimana
organisasi memimpir, keberadaan dirinya dalam bisnis, ekonomi dan masyarakat
di banding organisasi lainnya. Marks dan Spencer, perusahaan pengecer di Inggris
merumuskan misinya sebagai agen perubah masyarakat Inggris dengan menjadi
pengercer kelas 1 dalam hal kualitas harga dan kelengkapan barang dagangannya.
AT dan T pada 1950 menetapkan misinya untuk menjamin setiap keluarga atau RT
dan bisnis di AS dapat mempunyai akses telepon.

3. asumsi Kompetensi Inti

Asumsi tentang kompetensi inti atau bidang keunggulan perusahaan, sering kali
merupakan sesuatu yang sulit ditentukan oleh setiap perusahaan. Barang kali
hanya perusahaan-perusahaan yang serius saja yang mau memikirkan apa
sebenarnya kompetensi inti perusahaannya. Padahalan sebagaimana kita ketahui,
Prahalad (pakar manajemen strategis) telah menegaskan bahwa kompetensi inti
adalah merupakan sumber terciptanya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(sustaineble competitive advantage). Selama ini kita masih meyakini bahwa
sumber keunggulan kompetitif itu adalah biaya buruh, bahan baku yang murah dan
melimpah, dan besarnya modal perusahaan yang kita miliki. Ini adalah pandangan
tradisional yang harus segera ditinggalkan. Memiliki sumber daya (resources) saja
tidaklah cukup apabila secara bersama sumber daya-sumber daya tersebut tidak
memiliki kapabilitas. Dan tidak semua kapabilitas yang ada dalam perusahaan
adalah menjadi kompetensi inti perusahaan yang dapat di eksplotasi sebagai
senjata dalam menghasilkan produk unggul dan berbeda dari pada pesaing lainnya
(produk distinctive). AT dan T misalnya memiliki kompetensi ini dalam hal
kepemimpinan teknis yang memungkinkan perusahaan meningkatkan layanannya
secara terus menerus dengan harga yang murah. Ini berarti bahwa kompetensi
diperlukan untuk mendukung terlaksanakannya misi perusahaan. Tanpa
kompetensi, misi hanyalah tulisan indah di atas kertas yang semua orang dapat
memimpikannya.

133
Bencana tentu saja tetap dapat menenggelamkan sebuah rencana terbaik,
namun dengan melakukan manajemen risiko secara serius akan dengan pasti
meningkatkan peluang sukses jangka panjang anda. Jadi mari kita mulai.

1. Membuat Perencanaan

Setiap bisnis harus memiliki sebuah perencanaan manajemen risiko yang solid.
Berikut merupakan panduan dalam menyusunnya.

Format perencanaan tersebut dapat bervariasi, tergantung kepada kebutuhan


perusahaan anda. Sebuah perencanaan manajemen risiko untuk perusahaan yang
besar dan kompleks dapat dijalankan dengan mudah dalam ratusan halaman,
sedangkan sebuah bisnis kecil mungkin hanya memerlukan sebuah spreadsheet kecil
yang berfokus pada item utama.

Ada beberapa item penting untuk dicantumkan dalam perencanaan manajemen risiko,
sebagai berikut:

 Daftar risiko
 Penilaian tiap risiko berdasarkan kecendrungan terjadi dan dampaknya

Risiko Kecendrungan Dampak Nilai Risiko

Klien utama 5 2 10
XYZ Corp
terlambat
membayar

134
tagihan.

Kehilangan daya
selama lebih dari 1 3 3
24 jam.

COO Janet pergi


meninggalkan 4 4 16
perusahaan.

Sebuah
kompetitor baru
memotong harga 2 5 10
produk utama
kami.

Scathing ulasan
produk dari
3 2 6
majalah / website
berpengaruh.

 Penilaian terhadap pengendalian saat ini


 Rencana tindakan

Mari kita lihat tiap-tiap item tersebut secara berurutan. Jika anda telah
mengikuti seri ini sejauh ini, anda akan menyadari bahwa kami telah mencakup dua
item pertama dalam tutorial terakhir. Jadi kita telah memiliki awal yang baik untuk
perencanaan kita. Berikut adalah contoh tabel yang kita susun waktu lalu:

135
Perencanaan lengkap anda tentu saja akan memiliki lebih banyak item, namun
contoh ini paling tidak mengilustrasikan format tersebut. Anda dapat mengacu ke
tutorial lain untuk lebih detail tentang apa maksud dari tiap nilai.

Jadi untuk melengkapi perencanaan manajemen risiko kita, kita hanya perlu
menambahkan dua kolom lagi pada tabel tersebut.

Kolom pertama yang baru tersebut tentang penilaian pengendalian terkini.


Untuk setiap risiko yang telah anda identifikasi, apa yang sedang anda lakukan untuk
mengendalikan tiap risiko, dan seberapa efektifkah hal itu?

Sebagai contoh, mari kita lihat item pertama dalam tabel kita: "Klien utama
XYZ Corp terlambat membayar tagihan". Mungkin anda telah mengendalikan risiko
tersebut dengan membuat reminder otomatis yang terkirim jika tagihan mendekati
jatuh temponya, dan menunjuk salah satu staf anda untuk bertanggungjawab dalam
menindaklanjuti secara personal melalui telepon dan email. Anda akan memasukkan
hal tersebut ke dalam daftar sebagai existing controls dalam perencanaan manajemen
risiko anda.

Jadi langkah berikutnya adalah menetapkan efektifitas tindakan - tindakan


tersebut. Seberapa baik tindakan tersebut sekarang? Jika klien anda hampir selalu
membayar tepat waktu, sebagai contoh, maka kendali yang anda lakukan efektif. Tapi
jika XYZ Corp terlambat membayar 2 atau tiga kali tahun ini, kendali yang anda
lakukan tidak cukup. Sekali lagi, anda dapat menggunakan skala 5 poin sederhana
berikut:

1. sangat tidak cukup, atau tidak ada


2. tidak cukup
3. memuaskan
4. kuat

136
5. sangat kuat

Maka elemen akhir rencana anda menjelaskan secara detail tindakan yang
perlu anda ambil untuk mengatur risiko secara lebih efektif. Apa yang dapat anda
lakukan, entah itu mengurangi kecendrungan kejadian, atau untuk meminimalkan
dampaknya ketika itu terjadi?

Item terakhir akan sedikit lebih kompleks, jadi kita akan melihatnya dalam
beberapa detail pada seksi berikutnya pada tutorial ini.

2. Menentukan Bagaimana Menangani Risiko

Jadi pada poin di seri ini, kita telah mengidentifikasi seluruh risiko utama dalam
bisnis kita, memprioritaskannya berdasarkan kecendrungan dan dampak, dan menilai
efektifitas kendali sekarang ini.

Langkah berikutnya adalah menentukan apa yang harus dilakukan pada tiap risiko,
sehingga kita dapat menanganinya dengan baik. Dalam dunia manajemen risiko,
ada empat strategi utama:

1. Menghindarinya.
2. Menguranginya.
3. Memindahkannya.
4. Menerimanya.

Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing, dan anda
mungkin akan pada akhirnya menggunakan semuanya. Terkadang anda mungkin
perlu menghindari risiko, dan di saat lainnya anda akan ingin menguranginya,
memindahkannya, atau cukup menerimanya. Mari kita lihat apa maksud istilah
tersebut, dan bagaimana memutuskan klasifikasi yang mana yang akan digunakan
pada risiko bisnis anda.

137
Menghindari risiko

Terkadang, sebuah risiko akan begitu serius hingga anda ingin menghilangkannya,
contohnya dengan menghindari seluruh aktivitas, atau menggunakan pendekatan yang
benar - benar berbeda. Jika sebuah jenis trading tertentu sangat berisiko, anda
mungkin memutuskan bahwa itu tidak sebanding dengan apa yang akan didapat, dan
meninggalkannya.

Keuntungan strategi ini adalah bahwa ini merupakan cara yang paling efektif dalam
berurusan dengan risiko. Dengan menghentikan aktivitas yang menyebabkan masalah
- masalah potensial, anda menghilangkan peluang kerugian. Namun kelemahannya
adalah bahwa anda juga kehilangan beberapa keuntungan juga. Aktivitas yang
berisiko dapat menjadi sangat menguntungkan, atau mungkin memiliki keuntungan
lainnya bagi perusahaan anda. Jadi strategi ini sangat baik digunakan sebagai langkah
terakhir, ketika anda mencoba strategi lainnya dan menemukan bahwa tingkat risiko
masih terlalu tinggi.

Mengurangi Risiko
Jika anda tidak menghilangkan seluruh aktivitas, pendekatan umum adalah
mengurangi risiko yang berkaitan dengan itu. Ambil langkah untuk membuat hasil
negatif lebih sedikit terjadi, atau meminimalkan dampaknya ketika itu terjadi.

Dengan kasus kita sebelumnya, "Klien utama XYZ Corp terlambat membayar
tagihan" kita dapat mengurangi kecendrungan untuk terjadi dengan menawarkan
insentif kepada klien yang membayar tagihannya tepat waktu. Mungkin diskon 10%
untuk pembayaran yang lebih cepat, dan penalti untuk pembayaran yang terlambat.
Berurusan dengan pelanggan yang terlambat membayar dapat sangat mengecok, dan
kami telah membahasnya lebih pada tutorial tentang menangani cash flow lebih
efisien, namun berikut adalah beberapa pilihan.

138
Pada contoh yang sama, kita dapat mengurangi dampak dengan mengatur akses ke
fasilitas kredit jangka pendek. Dengan cara tersebut, bahkan jika klien terlambat
membayar, kita tidak kehilangan uang. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pilihan
peminjaman jangka pendek seperti factoring and lines of credit, lihat tutorial kami
tentang meminjam uang untuk mendanai bisnis.

Ini mungkin merupakan strategi yang paling umum, dan cocok digunakan untuk
rentang risiko yang luas. Pada strategi anda anda dapat melanjutkan aktivitas anda,
namun dalam pengukuran yang membuat bahayanya berkurang. Jika dilakukan
dengan benar, anda mendapatkan yang terbaik. Namun bahayanya adalah kendali
anda menjadi tidak efektif, dan anda berakhir dengan tetap menderita kerugian yang
anda takutkan.

Memindahkan Risiko
Kita semua familiar dengan konsep asuransi dari kehidupan sehari - hari, dan hal
yang sama berlaku dalam bisnis. Sebuah kontrak asuransi pada dasarnya merupakan
transfer risiko dari satu pihak ke pihak lainnya, dengan imbalan bayaran.

Contohnya ketika anda memiliki sebuah rumah, ada risiko besar akan kebakaran,
pencurian atau kerusakan lainnya. Jadi anda membayar sebuah polis asuransi rumah,
dan memindahkan risiko tersebut ke perusahaan asuransi. Jika sesuatu terjadi,
perusahaan asuransi yang akan menanggung kerugiannya, dan sebagai imbalan untuk
jaminan tersebut, anda membayar premi.

Ketika anda memiliki sebuah bisnis, anda memiliki pilihan untuk memindahkan
banyak risiko anda ke perusahaan asuransi. Anda dapat mengasuransikan properti dan
kendaraan anda, juga mengambil berbagai jenis asuransi liabilitas untuk melindungi
anda dari tuntutan hukum. Kita akan membahas lebih detil tentang asuransi pada
tutorial selanjutnya dalam seri ini, namun ini adalah pilihan yang bagus dalam

139
menangani risiko yang memiliki dampak yang besar, sepanjang anda dapat
menemukan polis yang terjangkau.

Menerima Risiko
Seperti yang telah kita lihat, manajemen risiko mempunyai harga. Menghindari risiko
berarti membatasi aktivitas perusahaan anda dan melewatkan peluang keuntungan.
Mengurangi risiko dapat melibatkan sistem baru yang mahal atau proses dan kontrol
yang melelahkan. Memindahkan risiko juga ada harganya, contohnya seperti pada
premi asuransi.

Jadi dalam kasus risiko tingkat minor, langkah terbaik adalah menerimanya. Tidak
masuk akal bila menginvestasikan dalam serangkaian software yang mahal hanya
untuk mengecilkan sebuah risiko yang tidak akan memiliki dampak yang besar.
Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecendrungan yang rendah, carilah
solusi sederhana dan murah, dan jika anda tidak dapat menemukannya, maka
mungkin akan lebih berharga untuk menerimanya dan melanjutkan bisnis seperti
biasa.

Keuntungan dalam menerima risiko adalah cukup jelas: tidak ada biaya, dan
membebaskan sumber daya untuk fokus pada risiko yang lebih serius. Kelemahannya
adalah juga cukup jelas: anda tidak memiliki kendali. Jika dampak dan
kecenrungannya minor, itu mungkin tidak masalah. Namun pastikan bahwa anda
telah menilai semua hal tersebut dengan benar, sehingga anda tidak akan mendapat
kejutan yang tidak menyenangkan.

140
3. Monitor

Melakukan pengukuran tidak cukup; anda juga perlu memeriksa apakah hal tersebut
bekerja, dan memonitor bisnis anda secara reguler untuk mengidentifikasi dan
menangani risiko baru.

Titik awalnya adalah perencanaan yang telah anda tetapkan. Anda sekarang telah
memiliki sebuah daftar seluruh risiko dalam bisnis anda, penilaian terhadap
kecendrungan dan dampaknya, sebuah evaluasi terhadap kendali terkini, dan rencana
tindakan untuk menanganinya. Berikut adalah contoh bagaimana tampaknya ketika
anda meletakkan semuanya bersama - sama (klik pada tombol Risk management
plan and register pada bagian akhir halaman).

Bahayanya dengan dokumen seperti ini adalah anda menghabiskan banyak waktu
untuk menyiapkan pada awalnya, namun tidak pernah kembali dan mengupdatenya di
lain waktu. Sebuah perencanaan manajemen risiko yang baik haruslah sebuah
dokumen yang hidup, yang secara konstan menjadi acuan dan diupdate untuk
mencerminkan situasi terbaru, risiko baru, dan efektifitas tindakan anda.

Pertama - tama, setiap tindakan yang anda tentukan harus memiliki target tanggal
penyelesaian, dan orang yang bertanggung jawab atas itu. Sebagai contoh, pada klien
kita yang terlambat membayar, kita dapat menentukan bahwa salesperson kita yang
bernama Tina, akan bertanggungjawab untuk negosiasi ulang tentang ketentuan
pembayaran dengan XYZ Corp. untuk membuat insentif atas pembayaran tepat
waktu, dan ini akan diselesaikan pada tanggal 1 Maret.

Ketika Tina selesai melakukan ini, anda dapat memindahkannya dari kolom
"tindakan" ke kolom "kendali saat ini". Kemudian pada bulan berikutnya, anda dapat
menilai efektifitas ketentuan pembayaran terbaru pada penurunan risiko. Jika itu

141
masih tidak efektif, anda dapat melihat pilihan keuangan jangka panjang untuk
menurunkan dampak pembayaran yang terlambat.

Jika tidak ada satu pun pilihan tersebut yang berhasil, maka anda dapat mencari
alternatif lainnya. Jika anda mencoba semuanya dan klien masih terlambat
membayar, maka anda dapat memutuskan untuk menerima risiko jika bisnis klien
tersebut sangat penting bagi anda, atau anda dapat melakukan pilihan terakhir yaitu
menghilangkan risiko dengan menghindari melakukan bisnis dengan klien tersebut.

Situasinya akan berkembang secara tetap seiring waktu, dimana risiko berubah dan
respon anda terhadapnya memiliki efeknya sendiri. Beberapa kendali yang anda
letakkan mungkin mengurangi kecendrungan klien untuk terlambat membayar,
membuatnya menjadi kurang penting untuk ditangani. Atau anda mungkin
mengambil sebanyak mungkin klien lainnya selain XYZ Corp. untuk pembagian
sedikit pemasukan anda, sehingga dampak keterlambatan membayar menjadi lebih
kecil. Semua ini perlu dipertimbangkan.

Tidak ada aturan yang keras dan cepat tentang seberapa sering anda mengupdate
perencanaan manajemen risiko anda. Perusahaan besar memiliki satu departemen
khusus untuk menangani manajemen risiko, dimana pada perusahaan kecil anda akan
terbatas pada penggunaan sumber daya. Kuncinya adalah membuat komitmen untuk
mengupdate perencanaan anda secara reguler, apakah setiap bulan, setiap tiga bulan,
atau bahkan setiap tahun.

Salah satu pendekatan terbaik adalah membuat perubahan kecil untuk item tersendiri
pada proses berjalan, saat perubahan terjadi, dan kemudian melaksanakan review
secara komprehensif terhadap dokumen pada frekuensi yang lebih jarang, namun
tetap reguler. Kajian komprehensif akan mencakup untuk kembali ke langkah awal
yang telah kita bahas sebelumnya dalam seri ini, brainstorming tentang seluruh risiko
dalam bisnis anda, menambahkan item baru dalam daftar, dan memberi peringkat

142
berdasarkan tingkat kepentingan. Kemudian melakukan hal yang sama untuk risiko
saat ini, mencatat setiap perubahan.

Langkah Berikutnya

Jika anda melakukan seluruh tahapan dalam tutorial ini dan bagian sebelumnya dalam
seri ini, anda akan berada pada posisi yang bagus untuk melindungi bisnis anda dari
berbagai macam jebakan yang akan melintasi anda.

Sekarang anda telah memiliki sebuah perencaan manajemen risiko yang


komprehensif yang mencakup seluruh risiko yang bisnis anda hadapi, dan
mengurutkannya berdasarkan seberapa sering hal itu akan terjadi dan seberapa serius
dampaknya.

Anda telah mengevaluasi efektifitas kendali yang sedang anda hadapi, dan muncul
dengan rencana tindakan baik menghindari, mengurangi, memindahkan atau
menerima risiko itu.

Rencana tindakan anda memiliki timeline dan penanggungjawab yang jelas, dan anda
telah membuat komitmen untuk memonitor kesuksesan tindakan anda dan
mengupdate perencanaan jika perlu.

Selamat! Anda berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan pemilik bisnis
lainnya. Kejadian - kejadian tidak terduga tetap dapat muncul dan menjadi tantangan,
namun anda telah melakukan yang terbaik untuk risiko dan untuk melindungi diri
anda sejauh mungkin.

Tutorial terakhir dalam seri ini akan melihat lebih detail pada pilihan memindahkan
risiko. Ada sedikit perbedaan jenis asuransi bisnis, dan kategori yang berbeda dari

143
yang biasa anda gunakan dalam kehidupan pribadi anda. Jadi tetaplah pada tutorial
kami untuk melihat jenis asuransi utama yang bisnis anda butuhkan.

9.4 Membangun Teori Bisnis yang Valid

Tentu saja kedengarannya, asumsi-asumsi di atas tampak sederhana. Namun


biasanya ia membutuhkan kerja keras dan waktu lama untuk memikirkan dan
mencobanya agar makin jelas, konsisten dan membuahkan suatu teori yang valid
bagi perusahaan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, syarat cukup apa
yang diperlukan agar teori bisnis perusahaan kita menjadi teori yang valid ?
Drucker merincikannya pada sekitar 4 hal sebagai berikut :

1. Asumsi-asumsi harus sesuai dengan realitas. Asumsi-asumsi


tentanglingkungan, misi dan kompetensi inti diatas haruslah sesuai (fit)
dengan realitas yang ada. AT dan T misalnya, pada tahun 1980 telah
mengubah misinya sebagai perusahaan telkomunikasi global ketika pasar
domestiknya telah terpenuhi kebutuhan teleponnya.
2. Ketiga asumsi tersebut satu sama lain harus sesuai (tidak bertentangan).
Artinya jika seandainya pasar mengalami erubahan dari semula homogen
menjadi makin terfragmentasi, maka tidaklah tepat apabila perusahaan
menetapkan misi perusahaannya dengan hendak menyediakan produk yang
sifatnya standar.
3. Teori bisnis yang telah dirumuskan harus diketahui dan dipahami juga
oleh seluruh manajer dan karyawan. Pimpinan puncak perusahaan harus
menanamkan dan mensosialisasikan teorinya kepada para manajer, sehingga
para manajer yang memiliki liasion skil mampu meneruskannya kepada
karyawan.
4. Teori bisnis tersebut harus di uji secara terus-menerus. Oleh karenanya
ketika membangun teori bisnis, maka seharusnya dibarengi dengan
kemampuan untuk mengubah sendiri, jika suatu saat teori tersebut sudah

144
invalid. Pengujian secara terus menerus dilakukan, karena memang tidak ada
satu obat yang mujarab untuk semua penyakit.
Tidak banyak memang teori bisnis yang langgeng, bahkan terasa semakin
singkat umurnya. Suatu teori bisnis yang tahun lalu dianggap nujarab bagi
keberhasilan bisnis, bisa jadi mengalami keusangan dan menjadi invalid saat
ini. Lebih-lebih pada era yang terus berubah (turbulent) seperti saat ini.

9.5 Reaksi atas Keusangan Teori Bisnis


Ada dua reaksi yang biasa mincul atas keusangan teori bisnis ini. Pertama,
yang sangat ekstrem adalah pimpinan perusahaan/organisasi menunjukkan sikap
defensif atau pasif. Sikap seperti ini memperlihatkan bahwa pimpinan tidak peduli
dengan perubahan-perubahan disekelilingnya. Ia mungkin tahu bahwa teknologi
baru pembuatan produk sudah lahir namun tetap menganggap ia bukanlah
saingannya. Kita mungkin masih ingat kebesaran batik tulis di Pekalongan, namun
kehadiran teknologi printing tidak dianggap sebagai pesaing bagi produknya,
sehingga dengan sifatnya yang mass proauction mampu menyediakan kain batik
yang lebih kompetitif (dalam hal harga dan desain). Atau ada juga kasus dimana
seorang eksekutif enggan melakukan repiacement atas asetnya yang telah usang
dengan teknologi baru hanya karena khawatir tingkat ROA perusahaan
tahundepan (pada periode jabatannya) turun secar tajam. Dengan alasan-alasan
seperti ini, banyak pimpinan perusahaan menaruh sikap masa bodoh terhadap
kelangsungan bisnisnya, asalkan dalam jangka pendek perusahaan tetap survive
dan menguntungkan.
Kedua, perusahaan melakukan langkah antisipatif /produktif tampa
menunggu keusangan teori bisnisnya tiba. Para eksekutif harus menyadari jika
suatu toeri sudah menunjukkan tanda-tanda akan usang, inilah saatnyapemikiran
ulang. Caranya, dergan mempertanyakan kembali asumsi-asumsi yang ada, apakah
masih merefleksikun realitas yag paling akurat atau tidak.

145
9.6 Langkah-Langkah PrefentifAtas Keusangan Teori Bisnis
Tentu saja diperlukan langkah-langkah berikutnya setelah mengetahui hal-hal
tersebut. Paling tidak, pimpinan perusahaan/organisasi perlu memilik kepedulian
akan prefentifitas (preventive care) untuk mencegah keusangan teori kedua
melakukan diagnosis awal dengan mencermati tanda-tanda akan keusangan teori
bisnisnya, serta mempersiapkan tindakan-tindakan efektif untuk mencegah
runtuhnya validitas teori bisnis. Kepedulian akan prefentivitas ini ditunjukan
dengan adanya kemauan membangun pengawasan sistematis dalam organisasi dan
terus melakukan pengujian-pengujian.
Ada dua ukuran untuk menilai sejauh mana kita malakukan prefentivitas ini.
Yakni, dapat dilihat dari tingkat keseringan dan perhatian kita terhadap hal-hal
diuar bisnis/konsumen yang selama ini menjadi pelanggan kita. Setiap dua -tiga
tahun misalnya, organisasi/perusahaan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis
atau menantang atas produk, pelayanan, kebijakan, atau saluran distribisinya.
Pertanyaan seperti, "seandainya kita tidak melakukan strategi/kebijakan tersebut,
akankah kita seperti ini sekarang ", Pertanyaan-pertanyaan lain yang sederhana
seperti ini, sangat bermanfaat untuk mendorong kita berpikir kembali tentang
banyak hal. Baik mengenai teori bisnis yang tengah berjalan, menguji kembali
asumsi-asumsi lama mempertanyakan alasan-alasan mengapa kita melakukan
sesuatu, maupun mempertanyakan mengapa kita melakukan kesalahan : apakah
karena sesuatu yang henar (yang telah kita tempuh) tidak bekerja deugan baik ?
Tingkat kepedulian akan prefentivitas ini juga bisa dilihat dari kepedulian kita
untuk mengkaji hal-hai diluar bisnis kita, terutama adalah konsumen di luar
pelanggan kita. Memeng benar bahwa menepertahankan pelanggan itu lebih sulit
dari pada mencari pelanggan baru. Dan tentu saja kita khawatir pelanggan kita
yang hanya 5 % dari pangsa pasar yang ada akan meninggalkan kita. Namun
pertanyaannya adalah apakah itu kemudian melupakan kita kepada 95 % calon
kousumen (pangsa Pasar) diluar itu ?

146
Itulah mengapa banyak pakar yang mengatakan bahwa customer driven saja
tidaklah cukup meskipun ia sesuatu yang vital. Perusahaan/organisasi harus
didukung pula market driven.

Bab X
Manajemen Keuangan

10.1 Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang memiliki arti masing-masing
dan di satukan menjadi satu kesatuan yang komplit. Menurut G.R.Terry, manajemen
adalah “Suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasianal atau
maksud-maksud yang nyata”.
Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut:
1. Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha untuk menyediakan
uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
2. Suad Husnanmengatakan manajemen keuangan adalah  manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan.
3. Grestenberg mengatakan, manajemen keuangan adalah ” how business are
organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and
how the prof ts business are distributed.
4. James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah  segala
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan
aktiva dengan tujuan menyeluruh.
5. Bambang Riyantomengatakan bahwa manajemen keuangan adalah 
keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaaya yang minimal dan syarat

147
syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin.
Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
10.2  Tujan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat
ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajemen  juga harus mampu menekan arus
peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. Namun,
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai
standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu, tujuan
normatif manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, seperti :
1.Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan
memaksimumkan nilai perusahaan.

1. Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang


mempertimbangkan faktor risiko.
2. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan
pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
3. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada
aliran kas dari pada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
4. Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan
eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
10.3  Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan sangat berperan penting dalam
menjalankan fingsinya dalam berbagai kegiatan keuangan, berikut adalah penjelasan
singkat dari fungsi-fungsi manajemen keuanagan, yaitui :
o   Perencanaan Keuangan

148
Manajemen keuangan berfungsi untuk membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
o   Penganggaran Keuangan
manajemen keuangan berfungsi menjadi tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
o   Pengelolaan Keuangan
dengan adanya manajemen keuangan maka perusahaan dapat menggunakan dana
untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
o   Pencarian Keuangan
dalam hal ini, manajemen keuangan berfungsi mencari dan mengeksploitasi sumber
dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
o   Penyimpanan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan
dana tersebut dengan aman.
o   Pengendalian Keuangan
Dalam hal ini manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan evaluasi serta
perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
o   Pemeriksaan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Fungsi Utama Manajemen Keuangan

1.     Keputusan investasi (Investment decision)


Merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akn dikelola oleh
lembaga.Tambahan: aktiva = hutang + modal (pasiva)
Aktiva = asset yang digunakan untuk menjalankan operasional.
Pasiva = sumber (hutang dan modal)
Aktiva didanai oleh pasiva
Yang temasuk Aktiva ialah Segala asset yang digunakan untuk operasional,
yang termasuk Pasiva ialah Modal + Hutang.

149
Keputusan investasi ini merupkan keputusan yang paling penting di antara ketiga
bidang keputusan karena akan berpengaruh langsung terhadap:
·         Besarnya rentabilitas investasi.
Rentabilitas: kemampuan untuk pengembalian investasi
·         Aliran kas lembaga
Bahwa ternyata setiap keputusan investasi mempengaruhi arus kas di waktu yang
akan datang

2.   Keputusan pendanaan (Financing Decision)


Financing decision adalah keputusan berkaitan dengan penetapan sumber dana yang
diperlukan dan penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik (struktur modal
yang optimal).
3. Keputusan pengelolaan asset (Aset management decision)
Assets management decision adalah keputusan berkaitan penggunaan dan
pengelolaan aktiva (kata bijak: lebih mudah membangun daripada mengelola.
Saat ini fungsi manajeen keuangan dapat dilakuakn dengan status BLU/BLUD
sedangkan dulu, masih awing-awang. Dan sering bermasalah, karena terkadang tidak
disetor seluruhnya, karena kalau disetor semua akan menjadi masalah ketika
kekurangan dana. Dan Rumah sakit tidak mungkin menolak pasien. Sehingga sering
ada pendapatan yang dikelola sendiri dan diluar tariff.

10. 4 Tugas Pokok Manajemen Keuangan


Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang
investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan,
dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat
aspek, yaitu:

150
 Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus
bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas
perencanaan umum perusahaan.
 Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan
investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
  Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di
perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
   Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan
menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh
dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer
keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam
menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan
keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

10.5  Tujuh Prinsip Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan bukan hanya berkutat pada seputar pencatatan akutansi.
Dia merupakan bagian penting dari manajemen program  dan tidak boleh dipandang
sebagai suatu aktivitas tersendiri yang  menjadi bagian dari pekerjaan orang
keuangan.
Ada 7 Prinsip dari manajemen yang harus diperhatikan.
1.        Konsistensi (consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu.
Ini tidak berarti  bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten tehadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa manipulasi di pengelolaan keuangan.
2.        Akuntabilitas(accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban ,moral atau hukum, yang melekat pada individu,
kelompok atau organisasi. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia

151
menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggumg
jawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
3.        Transparansi (transparancy)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,menyediakan informasi
berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan.
Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat
waktu serta dapat dengan mudah dpat diakses oleh pemangku kepentingan dan
penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada
sesuatu hal yang disembunyikan.
4.        Kelangsungan hidup (integrity)
Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi ditingkat stratejik maupun operational
harus sejalan /disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup atau
(viability)merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan
organisasi.
5.        Integritas (integrty)
Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya ,  individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. selain itu, laporan dan catatan keuangan harus tetap
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6.        Pengelolaan (stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh  dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
7.        Standar akutansi (accounting standarts)
Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn organisasi harus sesuai dengan
prinsip dan standart akutansi yang berlaku umum.

10.6 Aktivitas manajemen Keuangan


Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
1.      Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.  Alokasi dana berbentuk:

152
a.      Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang
mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya:
saham, sertifikat deposito, atau obligasi.
b.      Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
2.      Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik
dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3.      Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan
dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
10.7  Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya
Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting
bagi manajemen keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang
menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa
digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah
analisis rasio dan proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan
perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut
menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan
adanya sumber atau penggunaan dana. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung
bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :
1.     Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
2.     Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang
di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh
dari kreditur perusahaan.
3.     Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen
dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
4.     Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.

153
5.     Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
6.     Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling
lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko
dengan rasio hasil pengembalian.

I.         Contoh Kegiatan Manajemen Keuangan Rumah Sakit


Manajemen keuangan perlu di terapkan didalam semua organisasi, terutama
sebuah organisasi besar yang berbentuk perusahaan seperti Rumah Sakit.
Rumah sakit, adalah contoh perusaan dalam dunia kesehatan, dan semua kegiatannya
diatur dengan baik dengan manajemen, salah satunya manajemen keuangan yang di
terapkan di rumah sakit, seperti akuntansi rumah sakit.
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat
memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit
dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum
terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan
dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis)
dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan
dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.

154

Anda mungkin juga menyukai