Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SEJARAH INDONESIA

TOKOH-TOKOH NASIONAL DAN


PERANNYA DALAM MEMPERJUANGKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
- Diva Fauziah // XI IPA 6 (11)

1.Sultan Hamengkubuwono IX

Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April


1912 dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri
Sultan Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati
Anom Hamengkunegara.
Menyatakan kesultanan Yogyakarta sebagai bagian RI (dalam amanat 5
september 1945), sebelumnya Belanda menawarkannya menjadi Raja Jawa jika
tidak bergabung dengan RI.
Melalui serangan umum 1 Maret 1949 yang dirancangnya beliau berhasil
membuktikan bahwa RI masih ada dan harus dilanjutkan ke meja perundingan.
Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di
George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan
berbagai perannya bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI
menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.

2. Frans Kaisiepo

Pahlawan berikutnya berasal dari Irian. Namanya diabadikan menjadi nama


Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, di salah satu kapal yaitu KRI Frans
Kaisiepo, dan wajahnya pun tertera dalam mata uang Rp10.000,00.
Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24
tahun, ia mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu
pengajarnya adalah Soegoro Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru
Taman Siswa. Sejak bertemu dengan beliau, jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo
semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk mempersatukan wilayah Irian ke
dalam NKRI.
Berikut peran-peran Beliau dalam mempertahankan keutuhan NKRI :
• Mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak, Papua pada 10 mei 1946.
• Pernah menjadi anggota delegasi pada konferensi Malino pada Juli 1946 di
Sulawesi Selatan Beliau mengganti namanya di papan delegasinya dari
Nederlands Niewu Guinea menjadi Irian yang berarti menyatakan ikut RI Anti
Nederlands.
• Menjadi anggota delegasi yang menantang pembentukan Negara Indonesia
Timur (NIT).
• Memimpin pemberontakan rakyat Biak pada maret 1948 untuk melawan
pemerintah Hindia Belanda.
• Menolak menjadi ketua delegasi mewakili Nederlands Nieuw Guinea ke
Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
• Mendirikan Partai Politik Irian yang menuntut penyatuan Nederlands Nieuw
Guinea (Papua) ke dalam RI.
• Menyatukan suara rakyat Papua dalam penentuan
Frans Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya
selama mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia, Pemerintah RI
menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.
3. K. H. Hasyim Asy’ari

Ternyata, tokoh yang mempertahankan kemerdekaan tidak hanya datang dari


kalangan sipil dan tentara saja, lho. Tapi ada juga tokoh ulama yang berjuang
mempertahankan kemerdekaan RI yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau
merupakan salah satu ulama yang mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.
K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1871.
Pondok Pesantren Tebuireng didirikan pada tahun 1899 serta memelopori
pendirian organisasi massa Islam Nahdhatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari
1926. K.H. Hasyim Asy’ari memiliki peran dalam upaya memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara lain:
• Mengumandangkan resolusi Jihad di pertemuan wakil-wakil cabang NU (Jawa
dan Madura) di Surabaya pada 22 oktober 1945.
• Resolusi Jihad tersebut menegaskan bahwa hukum membela Tanah Air adalah
wajib bagi setiap umat Muslim di Indonesia
• Tak hanya itu, dalam Resolusi Jihad, juga ditegaskan bahwa muslimin yang
berada dalam radius 94km dari pusat pertempuran wajib ikut berperang
melawan Belanda.
K.H. Hasyim Asy’ari wafat tanggal 25 Juli 1947. Wafatnya beliau terjadi ketika
utusan Bung Tomo serta pemimpin Hizbullah Surabaya Kyai Gufron bertamu
ke pesantren Tebuireng. Kedatangan dua tamu tersebut berupaya memberitahu
K.H. Hasyim Asy’ari bahwa pasukan Belanda melakukan Agresi Militer I dan
menduduki kota Malang yang sebelumnya dikuasai pasukan Hizbullah. Berita
itu mengejutkan K.H. Hasyim Asy’ari dan membuat beliau jatuh pingsan di atas
kursinya. Dokter segera didatangkan namun sayangnya ia sudah wafat akibat
pendarahan otak. Pemerintah RI lantas menghargai jasa-jasanya dan
pengabdiannya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 294
Tahun 1964 tanggal 17 November 1964, yang menyatakan bahwa Pemerintah
RI menganugerahi K.H. Hasyim Asy’ari gelar Pahlawan Kemerdekaan
Nasional.

4. Jenderal TNI Gatot Soebroto


Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa
Tengah, 10 Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang
aktif di tiga zaman. Beliau pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL),
pada masa pendudukan Jepang, dan pasca Indonesia merdeka beliau berperan
dalam menumpas pemberontakan PKI. Peran lain Beliau dalam
mempertahankan keutuhan NKRI adalah sebagai berikut :
• Pada awal kemerdekaan Beliau menjadi tentara TKR untuk berjuang
mempertahankan kemerdekaan. Saat pertemuan Ambarawa, Beliau berhasil
mengepung dan membuat tentara sekutu kesulitan menghadapi tentara republik.
• Terlibat dalam operasi militer penumpasan gerakan Kahar Muzakar pemimpin
DI/TII Sulawesi Selatan bersama pasukan Komando-Gerilya Sulawesi Selatan
(KGSS) tahun 1952. Dalam operasi militer ini, Beliau diberikan tugas untuk
menumpas pemberontakan Kahar Muzakar karena Beliau dinilai pandai dalam
memasang strategi.
• Mengatasi masalah pemberontakan PRRI-Permesta yang ada di Sumatra dan
Sulawesi.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat
serangan jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal.
Atas jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh
Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli
indonesia. darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi
yang luar biasa.
Semua pemberontakan di tanah air mulai dari PKI Madiun 1948, DI/TII, dan
PRRI Permesta berhasil ditumpas oleh beliau. Selama hidupnya sosok Gatot
Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang
terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para
bawahannya di militer.
5. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso

Laksamana Madya TNI Yos Sudarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 24
November 1925. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso bertugas di angkatan laut
pada dua zaman. Ia bertugas sejak masa Pendudukan Jepang dan masa
kemerdekaan.
Peran Beliau dalam mempertahankan keutuhan NKRI adalah sebagai berikut:
• Pada masa awal kemerdekaan, Beliau bergabung dengan Badan Keamanan
Rakyat Laut dan turut ambil bagian dalam berbagai operasi militer untuk
mengatasi berbagai aksi perlawanan daerah
• Pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda Tahun 1949, Beliau menjabat
sebagai komandan dan memimpin cukup banyak kapal milik republik, dari KRI
Alu, KRI Gajah Mada, KRI Rajawali, KRI Pattimura, Hingga KRI Macan
Tutul.
• Puncak karirnya terjadi ketika Beliau menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala
Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) yang merupakan orang nomor dua di
Angkatan Laut RI.
• Pada 2 Januari 1962. Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat yang berkedudukan di Makassar. Yos Sudarso
menjabat sebagai Deputi Operasi yang memikul tugas cukup berat yaitu
mengadakan patroli di daerah perbatasan, yakni di Laut Aru dengan membawa
3 kapal jenis MTB, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI
Harimau.
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso wafat dalam pertempuran di Laut Aru
tanggal 15 Januari 1962. Ia meninggal ketika melaksanakan operasi rahasia
untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian menggunakan KRI Macan Tutul.

Referensi :
https://www.ruangguru.com/blog/tokoh-tokoh-yang-berjuang-mempertahankan-
kemerdekaan-nkri
Source of Pictures :
https://images.app.goo.gl/7V5P7meHfxH1hncn7
https://images.app.goo.gl/fxtxT8rmBqvCi5gt9
https://images.app.goo.gl/3nmpNLRALjvySDfc8
https://images.app.goo.gl/si9dtVRK1ZsX9Hvj9
https://images.app.goo.gl/6AVDR8sxPR8YfGsS6

Anda mungkin juga menyukai