Pengolahan CPO dan Analisis Six Big Losses di Pabrik Kelapa Sawit PT. (Bukit Barisan
Indah Prima) BBIP PALM GROUP
ABSTRAK
Perusahaan penghasil minyak sawit mentah merupakan salah satu industri yang berkembang pesat
pada saat ini. PT.BBIP Palm Group merupakan salah satu industri minyak sawit mentah yang
terletak di provinsi Jambi. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu breakdown dan
overhaul yang terjadi pada 3 mesin selama tanggal 9 Februari hingga 5 Maret 2016. Data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berisi
tentang hasil wawancara dengan operator mesin dan bagian maintenance perusahaan tentang
penyebab breakdown mesin tersebut, sedangkan data sekunder berisi tentang data delay mesin, data
cycle time mesin, dan data reject mesin. Nilai OEE merupakan pendekatan untuk mengetahui
apakah perusahaan sudah baik dari segi kualitas produk yang dihasilkan, performansi dari mesin
yang digunakan serta ketersediaan mesin dan peralatan dalam proses produksi. Sementara six big
losses adalah nilai kerugian yang ditanggung perusahaan akibat ketidaksesuaian hasil yang
diperoleh. Hasil perhitungan OEE bulan Januari – Februari 2015 menunjukkan bahwa efektivitas
mesin masih rendah yaitu berkisar antara 43.77% - 58.88 %. Penyebab utama rendahnya nilai OEE
pada 3 proses pengolahan CPO adalah performance rate akibat performa dari mesin yang sudah
menurun karena faktor mesin yang tua dan perusahaan belum mampu untuk mengganti mesin
karena harganya yang mahal , hal tersebut membuat kecepatan dalam memproduksi produk rendah
dan terjadi keterlambatan antar proses serta banyak produk cacat. Dari nilai 6 big losses yang
paling tinggi adalah breakdown mesin yang juga berkaitan dengan nilai availability rate pada OEE.
Kata kunci : Overall Equipment Effectiveness, Six Big Losses, Fishbone Diagram, Crude
Palm Oil
ABSTRACT
Analysis of value calculation Overall Equipment Effectiveness (OEE) in 3 process of CPO
processing and analysis 6 big losses in Palm Oil Factory PT. ( Bukit Barisan Indah Prima )
BBIP Palm Group. Companies that produce crude palm oil is one of the rapidly growing
industry at this time. PT.BBIP Palm Group is one of the crude palm oil industry in Jambi.
Breakdown and overhaul that occurred on 3 machines during February 9 to March 5, 2016
are issues raised in this research. The data used in this study consisted of primary data and
secondary data. Primary data contains the results of interviews with the machine operators
and maintenance division about the cause of the breakdown of the machine, while the
secondary data contains delay machines, cycle time machine, and the machine reject. OEE
values is an approach to determine whether the company has been good in terms of product
quality, performance of the machines used and the availability of machinery and equipment in
the production process. While the six big losses are effect by the company for losses due to a
mismatch results. OEE calculation results in January - February 2015 shows that the
effectiveness of machine ranged between 43.77% - 58.88%. The cause of low value OEE at 3
processing CPO is a performance rate due to the performance of the engine has decreased
because of the machines were old and the company has not been able to replace the engine
because the price is expensive, it makes the speed in producing low and there is a delay
between processes as well as many defective products. The engine breakdown is the most high
value from 6 big losses which also relates to the availability value rate on OEE.
Keywords: Overall Equipment Effectiveness, Six Big Losses, Fishbone Diagram, Crude Palm Oil
Berikut merupakan tabel rekapitulasi perhitungan nilai six big losses (%) yang diperoleh :
Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Six Big Losses
Idle and Breakdown
Setup and Equipment
Mesin Defect Minor Reduced Time
Adjustment Failure
Stoppage Losses
Strelizer 5.72 4.38 4.38 8.86 8.86 7.06
Thresher 11.4 5.25 6.76 12.25 9.76 15.26
Pressing 5.74 9.02 12.34 6.78 7.12 7.11
Dari diagram tulang ikan diatas dapat tercapai sebagai akar masalah dipengaruhi
dijelaskan bahwa penyebab utama oleh beberapa penyebab seperti dari segi
perusahaan pengolahan minyak kelapa manusia yakni tidak teliti , kurangnya
sawit ini adalah nilai OEE yang tidak SDM, delay karena operator tidak tepat
waktu dalam bekerja, tidak terampil dan pengolahan kelapa sawit ini memiliki bau
banyak operator baru di perusahaan yang tidak sedap dan udara disekitar pabrik
tersebut sehingga butuh penyesuaian yang panas karena pabrik ini tidak dapat
cukup lama, kurangnya ketelitian ,waktu menggunakan exhaust fan atau
penyesuaian setup mesin lama dan waktu semacamnya sehingga berpengaruh pada
bekerja operator tidak efektif. Kemudian kinerja operator.
dari segi metode penyebab dari masalah
yang terjadi adalah pembagian kerja yang 6. KESIMPULAN DAN SARAN
tidak jelas, pemakaian APD yang tidak Hasil perhitungan nilai Overall
sesuai, yang membedakan antar ketiga Equipment Effectiveness pada mesin
proses permesinan adalah untuk mesin Strelizer, Threshing dan Pressing di PT.
strelizer adalah waktu perebusan dalam BBIP PALM GROUP masih di bawah
mengolah produk tidak sesuai karena standar yang telah ditetapkan.
seharusnya dalam perebusan harus dengan Penyebabnya ada pada nilai performance
3 langkah perebusan dan seringkali yang rendah akibat mesin yang sudah
operator mengabaikan 3 langkah tersebut, menurun karena faktor mesin yang tua dan
untuk mesin thresher adalah lamanya perusahaan belum mampu untuk mengganti
proses dalam memindahkan produk dari mesin karena harganya yang mahal , hal
mesin sebelumnya yakni mesin strelizer tersebut membuat kecepatan dalam
dimana jauhnya jarak pemindahan juga memproduksi produk rendah dan terjadi
menjadi akibat utama dalam proses ini, keterlambatan antar proses serta banyak
untuk mesin pressing masalah yang ada produk cacat. Berdasarkan perhitungan
juga sama seperti mesin thresher karena yang dilakukan, kerugian terbesar adalah
bentuk mesin yang kontinu, urutan kerja breakdown time loss, mesin belum
yang tidak teratur juga merupakan menjalani overhaul dan operator kurang
penyebab dari segi metode. mengetahui kecepatan standar mesin.
Dari segi material permasalahan utama Usulan perbaikan yang sekiranya dapat
adalah bahan baku tandan buah segar yang diterapkan oleh perusahaan untuk
tidak selalu ada , kondisi dari buah yang meningkatkan nilai OEE antara lain :
seringkali diserang hama dan kalah tender Penambahan jumlah operator sesuai
dari pesaing lainnya dan juga kapasitas dengan kebutuhan yang ada, pelatihan atau
olah yang diperlukan untuk satu kali training untuk menambah pengetahuan
pengolahan,di perusahan ini belum operator, dijadwalkan dan segera
terdapat sarana listrik yang memadai dilakukan overhaul agar mesin kembali
karena masih mengandalkan tenaga uap dalam kondisi terbaik, dilakukan update
dari air waduk. Dari segi mesin yang cycle time aktual setiap hari sehingga
menjadi masalah adalah biaya perawatan didapatkan gambaran cycle time yang
mesin yang mahal, perencanaan dari dapat digunakan sebagai cycle time
perawatan yang dilakukan masih belum parameter,dilakukan otomasi pada
tertata dengan baik. Dari segi lingkungan pekerjaan manual sehingga dapat menekan
perusahaan sudah termasuk baik dalam kemungkinan terjadinya delay, perusahaan
pengolahan limbah karena limbah sudah dapat melakukan perhitungan OEE di
dialirkan ditempat yang seharusnya namun semua mesin agar mengetahui efektivitas
memang limbah yang dihasikan mesin dan dapat menjalankan continuous
improvement, dapat mengusulkan desain disarankan dan melakukan analisa dalam
program guna tindakan peningkatan nilai tingkat kerugian berdasarkan satuan
OEE, untuk penelitian selanjutnya agar biaya.
melakukan implementasi dan pengamatan
selanjutnya terhadap tindakan yang
Daftar Pustaka
[1]Hadi, Kusnul. 1999. Teknik [3]Cornel, Naibaho. 1995. Keteknikan
Manajemen Pemeliharaan. Pabrik. Akademika Pressindo,
Erlangga, Jakarta. Jakrta.
[2]Saut, Teguh. 2000. Implementasi Total [4]Gaspersz, V. 1998. Metode Analisis
Productive Maintenance dengan Untuk Peningkatan
Metode OEE. Sinar Jaya, Jakarta. Kualitas. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.