Anda di halaman 1dari 3

Ollyvia Cantik Nur Annisa

20912085

Resume Pertemuan Ketiga Politik Hukum (4/5/2021)


Bp. Dr. Saifudin, S.H., M.Hum

Negara Hukum
yang demokratis

Nilai Nilai Pancasila

Gambaran politik hukum bisa muncul mungkin di persoalan politik hukum konstitusinya,
mungkin bisa muncul di sosiologi hukumnya,
bisa muncul di politik ukum legislasinya,
bisa muncul di hukum publik atau privat

Proklamasi sebagai penjebolan tata hukum kolonial kedalam tata hukum nasional
sementara pembukaan mengandung dalil-dalil mengapa indonesia lahir
alinea keempat kalau dilihat dari tiga cabang filsafat ilmu didalamnya akan memunculkan :
 Ontologi yaitu tidak lain adalam kemerdekaan itu sendiri
 Epistimologi, maka alinea ke empat memunculkan cara untuk mengisi kemerdekaan
yaitu melalui UUD1945 yang kemudian menjelma/memunculkan kedalam negara
hukum, namun uud ini disandingkan dengan berkedaulatan rakyat atau demokrasi
yang berdasarkan atas hukum
 Aksiologi(kegunaannya) akan memunculkan tujuan negara, melindungi segenap
tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia

Empat keseimbangan ketika ingin membangun tata hukum yang terwujud dalam negara
hukum yang demokratis dibingkai oleh nilainilai pancasila :
1. Keseimbangan kepentingan antara indovidualisme dengan kolektivitas, artinya
jangan sampai kita membangun tata hukum lebih di dominasi oleh kepentingan
indvidunya kalau itu yang terjadi berarti kita masuk kedalam liberalisme, jangan
sampai juga di dominasi kolektivitas kalau itu terjadi berarti masuk kedalam dominasi
sosialisme yang bisa menjadi ke komunisme.
2. Keseimbangan kepentingan antara konsepsi rechstart dengan konesipsi the rule
of law, ciri yang mendasar dari rechstart itu adalah hukum tertulis, hukum tertulis
bersumber dari utusan politik dari badan perwakilan, kalau the rule of law itu
bersumber dari tatanan hukum command law, oleh karena itu perbedaan mendasar
dari civil law dengan the rule of law maka badan atau lembaga politik sebagai kreator
hukumnya lalu nanti ditindak lanjuti oleh politik. keduanya perlu keterkaitan.
3. Keseimbangan kepentingan antara hukum sebagai actual of sosial engineering
sebagai rekayasa sosial dengan hukum sebagai akomodasi (hukum yang hidup di
tengah masyarakat),
4. Keseimbangan antara Indonesia itu bukan negara sekuler dan bukan negara
agama tetapi sebagai negara kebangsaan yang religius, keduanya harus seimbang.

Alinea Keempat melahirkan dalil pengorganisasian negara/ dalil visi misi negara (ontologi,
epistimologi, aksiologi)

SEJARAH HUKUM
Persoalan yang terkait dalam sejarah hukum pada dasarnya akan menjawab pertanyaan pada
status hukum, status hukum yang lama dengan hadirnya hukum yang baru.
Republik ini tumbuh dan berkembang secara aturan hukum tertulis melalui beberapa produk
perundang undangan, dinamika masyarakat republik ini menggantikan hukum yang lama
dengan hukum yang baru
Untuk mengetahui status hukum yang lama dengan hadirnya hukum yang baru maka dilihat
dalam aturan peralihannya, kekuatan aturan peralihan itu merupakan suatu jembatan untuk
mengisi kekosongan hukum dari aturan yang lama dengan munculnya atura yang baru, nah
politik hukumnya bisa dilihat di bagian akhir dari suatu peraturan perundang undangan,
setidaknya ada tiga sifat dari aturan peralihan,
(1) sifat aturan peralihan yang lunak/ menghormati, artinya aturan yang lama dengan turan
yang baru masih dimungkinkan untuk berlaku, masih dipakai untuk menyelesaikan aturan
hukum yang ada sepanjang tidak bertentangan dengan aturan hukum yang baru.
(2) sifat aturan peralihan yang tegas/ cut of, artinya dengan adanya aturan yang baru maka
aturan yang lama dinyatakan cut of tidak berlaku
(3) sifat aturan peralihan yang keras/ retroaktif, artinya adanya aturan yang baru berlekunya
ditarik mundur ke belakang namun jarang terjadi tapi ada

Sejarah hukum selain menjawab status hukum yang lama dengan yang baru juga berbicara
tentang bagaimana perdebatan tentang suatu aturan hukum. Sejarah hukum bisa menjawab
status hukum dan bisa menjawab bagaimana perdebatan pada waktu menyusun peraturan
perundang undang

SOSIOLOGI HUKUM
Tidak mengherankan ibarat kotak pinalty didalamnya adalah tata hukum nasional, hukum
positif yang berlaku di Indonesia, tetapi diluar kotak pinalty ini kita menyadari didalam
sosiologi hk mayoritas di republik ini orang islam. Persoalan sosiologi hukum ini bahwa
dengan ilustrasi itu ada tatahukum nasional indo, diluar kotak pinalty ada hukum islam ada
hukum adat ada civil law ada commond law ada sosialis legality.
bagaimana hukum yang ada diluar kotak pinalty tadi apabila ingin masuk kedalam kotak
pinalty tadi? tentu sebagai negara yang mendiklair kemerdekaan harusnya kita membangun
tata hukum yang bersifat murni atau nasional, bernegara mengatur orang banyak sehingga
tidak menutup kemungkinan tata hukum tadi masuk kedalam kotak pinalty tadi.
ada 4 cara apabila ingin memasukkan tatahukum lainya yaitu
1. melalui legislasi,
2. melalui proses kekuatan aturan peralian,
3. melalui putusan pengadilan,
4. melalui putusan pemerintah.

Dalam amandemen wujud bentuk rakyat diberdayakan yaitu muncul dalam :


1. Pengaturan yang berkaitan dengan HAM
2. Dibentuknya Mahkamah Konsitusi yang salah satu kewenanganya adalah judicial
review (pengujian uu thd uud)
3. Rakyat tetap berdaulat dilaksanakan oleh lembaga lembaga negara di tingkat pusat
namun dalam kedudukan yang sejajar, sehingga saling bisa terkontrol dan mengontrol
4. Adanya otonomi daerah

Perbedaan yang dapat diungkap dari uud 45 dan uud amandemen sebenarnya yaitu "INGIN
MEMBUAT RAKYAT BERDAYA/RAKYAT DIBERDAYAKAN DALAM PROSES
BERBANGSA DAN BERNEGARA"

Politik Hukum Legislasi pada dasarnya menempuh dalam 3 tahapan :


1. Tahapan Antelegislasi, yaitu tahap persiapan dengan wujud adanya usulan pembuatan
UU kemudian ditindak lanjuti dengan penyusunan naskah akademik dan kemudian
dilengkapi dengan draft RUU (RANAH AKADEMIK/RANAH ILMUAN).
2. Tahap Legislasi, yaitu tahap pembahasan yang lebih merupakan pertarungan politik,
pertarungan politik dari kekuatan kekuatan politik yang ada dalam DPR, siapa saja?
secara formal tidak lain adalah parpol yang bisa masuk ke parlemen setelah mengikuti
pemilihan umum. didalam tahap ini terjadi pembahasan dari dimensi kekuatan politik.
3. Tahap Post Legislasi, yaitu tahap yang lebih ke rakyat

Anda mungkin juga menyukai