Reesposniscev Feding
Reesposniscev Feding
Responsive feeding adalah kemampuan pengasuh untuk memberi makan anak secara
aktif dan responsif termasuk di dalamnya cara pemberian makan sesuai umur, mendorong anak
untuk makan, berespon terhadap nafsu makan yang kurang, memberi makan di lingkungan yang
aman, dan menggunakan interaksi yang positif.17 Penelitian menunjukkan praktik responsive
feeding meningkatkan penerimaan makanan dan kemampuan makan sendiri.12,13 Selain itu
responsive feeding memasukkan konsep psikososial yang baik untuk perkembangan mental
maupun kognitif anak. Usia 6 bulan hingga 3 tahun adalah masa pengenalan makanan pada
balita.14 Masa ini merupakan masa transisi dari ASI ke makanan 2 padat dimana rawan terjadi
kekurangan zat gizi dan infeksi. Selain itu merupakan masa menanamkan konsep-konsep
mengenai makanan yang akan mempengaruhi kebiasaan makan balita tersebut.
Responsive feeding adalah kemampuan pengasuh untuk memberi makan anak secara aktif dan
responsif. Ada Empat prinsip responsive feeding menurut WHO yaitu:
1. Berikan makan dengan sabar dan perlahan, jangan dipaksa. Bayi yang lebih besar dapat
menyuap makanannya sendiri, namun tetap perlu dibantu.
2. Jika anak menolak berbagai jenis makanan, cobalah variasi makanan, rasa, tekstur dan
metode makan.
3. Hindari gangguan, pengalihan perhatian saat makan apalagi jika anak sangat mudah
teralihkan.
4. Ingatlah bahwa makan merupakan saat belajar dan mencintai, bicaralah dengan anak dan
gunakan kontak mata.
Dalam panduan WHO terdapat lima prinsip utama responsive feeding yang dijabarkan dalam
beberapa indikator perilaku yaitu :
a. Menyuapi langsung atau membantu anak makan sendiri (Feed directly or assist in eating)
b. Memberi makan perlahan ,sabar & mendorong anak untuk makan (feed slowly and
patiently and encourage your child to eat)
c. Respon terhadap penolakan makan (utilize various strategies if a child refuses food)
d. Memberi makan di lingkungan yang aman (feed child in a protected environtment)
e. Waktu makan adalah waktu untuk belajar dan mengasihi (feeding times are moments of
learning and love)
Faktor determinan yang mempengaruhi responsive feeding adalah peran ibu dalam
menjalankan responsive feeding. Kreauter green, mengemukakan ada 3 faktor determinan yang
mempengaruhi responsive feeding yaitu :
1. Akses terhadap sumber daya dana Keterbatasan sumber daya dana menyebabkan pilihan
belanja bahan makanan berkurang disesuaikan dana dan pikiran pengasuh terpecah
- Negatif Budaya patriarki dan peran anggota keluarga lain kurang dalam membantu pekerjaan
rumah Belum terciptanya lingkungan yang aman dalam proses makan (prinsip 4). Hal ini tampak
dari:
1. gangguan dalam proses makan dari peer group si anak (teman maupun saudara kandung)
2. proses pemberian makan yang diserahkan kepada orang lain yang belum cukup dewasa atau
berganti-ganti (terlalu banyak orang) dengan tingkat keresponsifan yang berbedabeda
- Positif anggota keluarga lain dapat menolong dalam proses pemberian makan;
4. Tidak memaksa
Efeknya, jika bayi kurang kooperatif, ibu mendadak tidak sabar. Salah
satu tips untuk menghindari hal ini, bangun suasana hati ibu terlebih dahulu
sebelum proses makan dimulai. Mengingat atau melakukan hal favorit ibu,
berdoa dan bersyukur, memutar musik, apapun yang membuat ibu senang
lakukanlah. Anak bisa merasakan suasana hati ibu, maka pastikan ibu merasa
bahagia saat proses makan berlangsung. Tiga puluh menit saja.
setelah melewati masa ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI ( MPASI)
menjadi perhatian berikutnya. Mulai pemilihan makanan, hingga cara pemberiannya. Dalam
memberi MPASI, Moms perlu mempertimbangkan beberapa hal agar kebutuhan nutrisi bayi
terpenuhi. Di antaranya variasi makanan, frekuensi pemberian makanan, konsistensi, terutama
terkait kebersihan proses pembuatan dan pemilihan bahan makanan, juga pemberian makan
sesuai usia dan kebutuhan serta kondisi bayi.
Moms tidak perlu terlalu ketat dengan jadwal makan, tetapi perlu tugas dan menerapkan
responsive feeding. Menurut dr. Meta Hanindita, SpA., dalam bukunya Mommyclopedia.
Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun ( Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2015),
responsive feeding turut menentukan keberhasilan pemberian MPASI, terutama bagi Moms
bekerja. Dengan begitu, Moms bisa memberikan MPASI sesuai kebutuhan anak yang pastinya
berbeda satu dengan lainnya. "Dengan responsif melihat kondisi bayi, ibu bekerja justru bisa
memberikan makan saat bayi memang butuh makanan, tanpa fanatik dengan jadwal makan.
Sebelum berangkat bekerja, jika memang bayi menunjukkan keinginan makan, ibu bisa
memberinya makanan," tulis Meta. Pemberian MPASI dengan responsive feeding juga
membantu Moms dalam mengatur porsi dan frekuensi makan, sesuai kebutuhan atau usia bayi.
Misalnya, mulai enam bulan, bayi mengonsumsi MPASI alami buatan rumah dua kali sehari,
dengan selingan dua kali buah, sambil tetap menyusu ASI. Frekuensi dan porsi makan perlahan
bisa bertambah, sesuai usia. Lagi-lagi, tak ada aturan baku untuk pengaturan makan pada bayi
ini. Moms perlu responsif terhadap kebutuhan anaknya. Saat usia 7-8 bulan misalnya, lihat
kondisi bayi jika ingin menambah porsi atau frekuensi makan.
- Mempelajari dan merespons tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi. Jangan biarkan bayi
menangis kelaparan, jangan juga tetap memberikan makanan saat bayi terlihat kenyang.
- Memberi makan dengan perlahan dan sabar. Dorong bayi untuk makan tapi jangan memaksa.
- Jika bayi menolak makanan, cobalah kombinasi makanan lain, rasa lain, dan tekstur lain.
- MPASI sebaiknya dibuat sendiri di rumah. Selain bisa mengontrol kebersihan dalam proses
pembuatannya, Moms juga bisa memilih bahan makanan yang segar sehingga bisa lebih
menjamin kualitas MPASI.
- Berikan MPASI gizi seimbang. Satu porsi makanan mengandung protein, lemak, karbohidrat.
- Untuk bumbu, pilih bumbu netral saja seperti bawang putih, porsinya juga sedikit. Gula garam
sebaiknya dihindari.
- Meminimalisasi gangguan saat bayi makan seperti mematikan televisi, menyingkirkan
handphone, dan menyimpan mainan bayi.
- Jadikan makan sebagai proses yang menyenangkan. Selalu ajak bayi berkomunikasi saat
makan, berikan senyuman, serta kata-kata yang menyemangati dan lakukan kontak mata.
Pemberian MPASI dengan responsive feeding juga membantu Moms dalam mengatur
porsi dan frekuensi makan, sesuai kebutuhan atau usia bayi. Misalnya, mulai enam bulan, bayi
mengonsumsi MPASI alami buatan rumah dua kali sehari, dengan selingan dua kali buah, sambil
tetap menyusu ASI. Frekuensi dan porsi makan perlahan bisa bertambah, sesuai usia. Lagi-lagi,
tak ada aturan baku untuk pengaturan makan pada bayi ini. Moms perlu responsif terhadap
kebutuhan anaknya. Saat usia 7-8 bulan misalnya, lihat kondisi bayi jika ingin menambah porsi
atau frekuensi makan. Begitu pun ketika bayi berusia 8-9 bulan, frekuensi makan bisa menjadi
tiga kali sehari, ditambah selingan, tanpa melupakan pemberian ASI. Berikut perilaku pemberian
makan dengan menerapkan asuhan psikososial yang direkomendasikan WHO (responsive
feeding) yaitu :
- Mempelajari dan merespons tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi. Jangan biarkan
bayi menangis kelaparan, jangan juga tetap memberikan makanan saat bayi terlihat
kenyang.
- Memberi makan dengan perlahan dan sabar. Dorong bayi untuk makan tapi jangan
memaksa. - Jika bayi menolak makanan, cobalah kombinasi makanan lain, rasa lain, dan
tekstur lain.
- MPASI sebaiknya dibuat sendiri di rumah. Selain bisa mengontrol kebersihan dalam
proses pembuatannya, Moms juga bisa memilih bahan makanan yang segar sehingga bisa
lebih menjamin kualitas MPASI.
- Berikan MPASI gizi seimbang. Satu porsi makanan mengandung protein, lemak,
karbohidrat.