Anda di halaman 1dari 6

Nama:May sarah (18231033)

Resum isbd

Manusia, keragaman dan kesetaraan:

 Konsep “bhinneka tunggal ika” dalam kehidupan Bangsa Indonesia

Bagaimanakah penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bernegara? Penerapan


Bhinneka Tunggal Ika melalui toleransi dan gotong-royong dalam kehidupan bernegara.
Pemahaman Bhinneka Tunggal Ika membuat kita menjalankan sikap saling menghargai,
memahami perbedaan, tenggang rasa, dan serta tidak melakukan diskriminasi atau membeda-
bedakan seseorang bersadarkan status, dalam keseharian karena hal ini dapat mempererat tali
persaudaraan.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip hidup bangsa Indonesia. Semboyan tersebut
mendeskripsikan tentang kesatuan dan keutuhan bangsa yang diciptakan dari sikap persatuan.

Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab
sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika
memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa,
dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan
dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka
Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda
Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Makna
Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan IndonesiaSebagaimana dijelaskan dimuka bahwa walaupun
bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-
istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan
persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun
1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara
No. II tahun 1951.Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri
atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-
macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu
merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.

Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru


keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan
makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya
persatuan suatu bangsa (nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu
kekuasaan pisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material yang berupa kekerasan, paksaan dan
kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan. Proses
nasionalisme (persatuan) yang dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang
menjadi bangsa yang bersifat materialis. Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam
pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi
negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia
prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang
serasi dan harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip
tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang
terkandung dalam Pancasila.Di dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai
macam teori antara lain Hans Kohn yang menyatakan bahwa :“ Nasionalisme terbentuk ke
persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan “. Bangsa tumbuh
dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui jalannya sejarah. Dalam
masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat
dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu
kepulauan.

Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang
saling bertentangan namun perbedaan itu justru merupakan daya penarik kearah resultan sehingga
seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan
kesatuan bangsa. Selain dari itu dalam kenyataan objektif pertumbuhan nasionalisme Indonesia
telah dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokok yang berakar dalam adat-istiadat dan
kebudayaan. Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam
kesatuan majemuk tunggal yaitu :

a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah.

b) Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang
sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama.

c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk


kebudayaan nasional.

d) Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang secara
keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.

Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang tersimpul dalam sila ketiga tersebut dapat
disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan Indonesia) pada masa perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia memiliki peranan historis yaitu mampu mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi “ Persatuan Indonesia “ sebagai jiwa dan semangat
perjuangan kemerdekaan RI.D. Peran Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan
IndonesiaMenurut Muhammad Yamin bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu
bangsa dalam panggung politik Internasional melalui suatu proses sejarahnya sendiri yang tidak
sama dengan bangsa lain. Dalam proses terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia
menginginkan suatu bangsa yang benar-benar merdeka, mandiribebas menentukan nasibnya
sendiri tidak tergantung pada bangsa lain. Menurutnya terwujudnya Persatuan Kebangsaan
Indonesia itu berlangsung melalui tiga fase. Pertama Zaman Kebangsaan Sriwijaya, kedua Zaman
Kebangsaan Majapahit, dan ketiga Zaman Kebangsaan Indonesia Merdeka (yang diplokamirkan
pada tanggal 17 Agustus 1945). Kebangsaan Indonesia pertama dan kedua itu disebutnya sebagai
nasionalisme lama, sedangkan fase ketiga disebutnya sebagai nasionalisme Indonesia Modern,
yaitu suatu Nationale Staat atau Etat Nationale yaitu suatu negara Kebangsaan Indonesia Modern
menurut susunan kekeluargaan yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan.

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian “ Persatuan Indonesia “ adalah sebagai
faktor kunci yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan Indonesia. Hal
itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut : “ Dan perjuangan
pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur “.Cita-cita untuk mencapai Indonesia merdeka
dalam bentuk organisasi modern baik berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun
sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya Serikat Dagang Islam (1990), Budi Utomo (1908),
kemudian Serikat Islam (1911), Muhammadiyah (1912),Indiche Partij (1911), Perhimpunan
Indonesia (1924), Partai Nasional Indonesia (1929), Partindo (1933) dan sebagainya. Integrasi
pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak dalam bentuk federasi seluruh
organisasi politik/ organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan
Politik Kemerdekaan Indonesia (1927).Kebulatan tekad untuk mewujudkan “ Persatuan Indonesia
“ kemudian tercermin dalam ikrar “ Sumpah Pemuda “ yang dipelopori oleh pemuda perintis
kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 diJakarta yang berbunyi :

a. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah Air
Indonesia.

b.KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.

c.KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.

 Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya

Keberagaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.
Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat majemuk (plural
society) pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall tahun 1948 yang mengatakan bahwa ciri utama
masyarakatnya adalah berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi
terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik.

Konsep masyarakat majemuk Furnivall di atas , dipertanyakan validitasnya sekarang ini sebab
telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Usman Pelly (1989) mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan
dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.
Secara horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan:

 Etnik dan ras atau asal usul keturunan.


 Bahasa daerah.
 Adat Istiadat atau perilaku.
 Agama.
 Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

Secara vertical, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:

 Penghasilan atau ekonomi.


 Pendidikan.
 Pemukiman.
 Pekerjaan.
 Kedudukan social politik.

Keberagaman atau kemajemukkan, masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnik,
agama, pekerjaan (profesi), penghasilan, pendidikan, dan sebagainya. Pada bagian ini akan diulas
tentang kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsur-unsur ras dan etnik.

 Struktur manusia Indonesia yang bersifat majemuk dan dinamis yang ditandai oleh
keragaman suku bangsa dan agama

Sulit dipungkiri, Indonesia ditinjau dari aspek manapun merupakan sebuah bangsa yang majemuk.
Ini terlebih jika dikontraskan dengan bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Korea,Thailand, ataupun
Anglo Saxon (Inggris). Kemajemukan ini tampak dalam manifestasi

kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak “satu.” Budaya Indonesia dapat dengan mudah dipecah
ke dalam budaya Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, hingga ratusan budaya lainnya.
Kemajemukan juga termanifestasi dalam masalah agama, ada banyak agama yang berkembang di
Indonesia, mulai dari agama primitif hingga agama monoatheisme, mulai dari agama Bumi hingga
agama Langit, semuanya tumbuh dan berkembang di Indonesia. Sebab itu, suku bangsa dan agama
merupakan suatu kajian menarik guna melihat seperti apa manifestasi kemajemukan struktur
masyarakat Indonesia ini. Kemudian penelaahan akan dilakukan seputar kelebihan serta
kelemahan dari struktur majemuk masyarakat Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai