Anda di halaman 1dari 6

PERAN BIDAN DALAM CONTINUUM OF CARE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

STUNTING

ALUR PENCEGAHAN PENULARAN HIV DAN SIFILIS SELAMA KEHAMILAN

Ibu hamil ANC T10 (termasuk tes HIV, Sifilis, Hepatitis B)

1. HIV
1) Non Reaktif diberikan KIE
2) Reaktif di rujuk ke dokter konfirmasi
a. Non Reaktif diberikan KIE
b. Konfirmasi diagnosi, HIV, Segera lakukan terapi ARV, dan di
berikan KIE dan konseling, Asesment kepatuhan dan pemantauan
VL
2. SIFILIS
1) Non Reaktif diberikan KIE
2) Reaktif di rujuk ke dokter konfirmasi diagnosis
a. Reanamnesis periksa titer
a) dilakukan post terapi adekuat, dan di berikan KIE stay
negatif jadwal periksa
b) Belum terapi adekuat, di lakukan terapi adekuat (Dini Single
Dose, dan Laten Triple Dose) dan KIE jadwal periksa.

ALUR PENCEGAHAN DAN RUJUKAN HEPATITIS B SELAMA KEHAMILAN

1. HbsAg
1) Non Reaktif, pada bayi vaksinasi HB0 dan lanjutkan program imunisasi
nasional
2) Reaktif, rujuk ke RS
b. ada masalah klinis dan/atau indikasi terapi berkaitan dengan
hepatitis B. penatalaksanaan sesuai PNPK atau pedoman yang di
tetapkan
c. Tidak ada masalah klinis dan/atau indikasi terapi berkaitan dengan
hepatitis B.
 Ibu hamil melanjutkan ANC dan persalinan di FKTP
 Bayi diberikan vaksinasi BN0 dan HBIg <24 jan dari saat
persalinan
 Selanjutnya HB1, HB2 dan HB3 sesuai program imunisasi
nasional

INTEGRASI MALARIA DALAM PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Untuk daerah endemis malaria, pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil
dilakukan :

1. Pemberian kelambu berinfektisida


2. Skrining darah malaria (RDT/mikroskopis)
3. Pemberian terapi pada ibu hamil positif malaria

Perlu penguatan bagi daerah endemis :

Penentuan sasaran di daerah endemis, pemantauan pelaksanaan pemeriksaan RDT,


pengawasan pemakaian kelambu, pemakaian obat dengan kina dan ACT, termasuk
penguatan pencatatan dan pelaporan.

ALUR PENANGANAN MALARIA DALAM PELAYANAN ANTENATAL

Ibu hamil kunjungan pertama dan kunjungan berikutnya dengan gejala malaria
dilakukan pemeriksaaan ANC, konseling, dan skrining malaria pada RDT atau
MIKROSKOP :

1. Positif P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum dan P.vivax), ACT #3hari
1) Tidak ada perubahan, segera rujuk
2) Membaik, lanjutkan ANC LLIN (pakai kelambu) Zat besi/folat dan nutrisi.
2. Negatif
1) Dengan gejala, periksa ulang sediaan darah tebal
a. Negatif, lanjutkan ANC LLIN (pakai kelambu) Zat besi/folat dan
nutrisi
b. Positif, Positif P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum dan
P.vivax).
2) Tanpa gejala, lanjutkan ANC LLIN (pakai kelambu) Zat besi/folat dan
nutrisi

INTEGRASI TB DALAM PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pada kunjungan pertama ANC dilakukan :

1. Skrinning gejala dan tanda TBC :


1) Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)?
2) Apakah ada batuk berdarah?
3) Apakah ada demam dan lemas?
4) Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5) Apakah ada gejala TB ekstra paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
6) Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
2. Apabila hasil Skrinning menunjukan gejala TB, maka ibu hamil di rujuk ke poli TB
untuk tatalaksana lanjut

PELAYANAN ANTENATAL DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI

1. Pada ibu hamil dengan riwayat hipertensi di lakukan skrinning untuk menentukan
stratifikasi faktor risiko hipertensi pada kehamilan dan rencana
penanggulangannya.
2. Skrining preeklamsi dilakukan pada kehamilan <20minggu dan tetap dilakukan
apabila ibu hamil K1 nya pada kehamilan >20 minggu
3. Skrining Preeklamsia selama masa kehamilan wajib dilakukan pada layanan
kesehatan primer
4. Setiap ibu hamil melakukan asuhan antenatal, catat tanggal dan hasil
pemeriksaan tekanan darah di kolom yang tersedia
5. Perhitungan mean arterial pressure (MAP) harus dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan tekanan darah. jika hasik lebih dari 90 maka risiko preeklamsia
meningkat dan lakukan rujukan
6. Jika didapatkan tanda centang di dua kotak kuning dan atau 1 kotak merah maka
ibu berisiko mengalami preeklamsia dan lakukan rujukan.

PELAYANAN ANTENATAL DENGAN RIWAYAT THALASEMIA

1. Setiap pasangan yang memiliki riwayat thalasemia di lakukan skirinning saat


ANC pertama
2. Jika ibu “carrier”, di lanjut skrinning ayah janin
3. Jika ayah normal, skrinning janin tidak di sarankan
4. Jika ayah janin “carrier” mengikuti konseling genetik, dan skrinning janin
5. pemeriksaan BBL tidak umum di lakukan, jika orangtua pembawa sifat
thalasemia
6. untuk pasangan salah satunya “carrier” atau keduanya di berikan edukasi
komprehensif
7. Diagnois prenatal bertujuan untuk mendiagnosisi janin menderita thalasimia
mayor, minor, normal
8. pemeriksaan ini dilakukan jika orangtua pembawa sifat thalasemia

PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA IBU HAMIL

1. Kunjungan ANC pertama, skrinning :


1) Stress
2) Gangguan kecemasan menyeluruh
3) Gangguan panik
4) Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
5) Gangguan somatoform
6) Gangguan stress paska trauma
7) Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
8) Gangguan depresi
9) Gangguan Skizofrenia
Jika di duga terdapat masalah kejiwaan, nakes dapat melakukan :

a. Instrumen Strength Difficulties questionnaire-25 (SDQ-25) untuk usia


dibawah 18 tahun guna mendeteksi kecemasan dan depresi
(mengalami gangguan jiwa jika YA >6)
b. Instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk usia diatas
18 tahun, mengalami gangguan jiwa jika pertanyaan no 1-20 YA > 6
untuk depresi, no 21 untuk pengguna NAPZA, no 22-24 untuk
gangguan psikotik, no 25-29 untuk stress paska trauma.

SKRINNING STATUS IMUNISASI TETANUS DAN BERIKAN IMUNISASI TETANUS


DAN DIFTERI TOKSOID (Td) BILA DI PERLUKAN

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN PENANGGULANGAN KECACINGAN


PADA IBU HAMIL

Gangguan gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah (anemia),
bisa terjadi komplikasi pendarahan karena anemia kronis, mengakibatkan terjadinya
BBLR

1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan


tinja. jika positif berikan obat cacing secara selektif
2. Pemberian obat cacing bagi ibu dengan hasil positif dilakukan pada TM ke-2 dan
ke-3 di bawah pengawasan dokter
RINGKASAN LAYANAN ANC TERINTEGRASI

Anda mungkin juga menyukai