Anda di halaman 1dari 9

Accelerat ing t he world's research.

KONSERVASI HUTAN MANGROVE


SEBAGAI EKOWISATA
retna syafitri

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MODEL MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT BERKELANJUTAN PADA KAWASAN MANGROVE DI …


lut hfia zen

ST UDI POT ENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI EKOWISATA BERBASIS EDUKASI, KONSERVASI, DAN EST …
Aufa Aulia Kanza

Kerusakan Hut an Mangrove Di Pessiir Surabaya akibat Konversi Fungsi Kawasan


Nike Ika
51 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI EKOWISATA


Edi Mulyadi 1), Okik Hendriyanto 2), Nur Fitriani 3)
1) dan 2) Staf pengajar, 3) Alumni
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UPN “Veteran“ jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya, 60294.

ABSTRAK

Dampak dari peningkatan pembangunan fasilitas dan sarana utilitas di


Balikpapan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kebutuhan lahan yang
meningkat, mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau di Balikpapan. Salah satu
kawasan yang mendapat perhatian berhubungan dengan berkurangnya luasan Ruang
terbuka Hijau khususnya hutan mangrove adalah kawasan Sungai Wain Balikpapan.
Untuk menindak lanjuti berkurangnya Ruang Terbuka Hijau maka perlu
dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun strategi
pengembangan dan pengolahan hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan melalui
konsep ekowisata berdasarkan 3 (tiga) aspek yaitu : aspek teknis (jenis mangrove, pola
dan teknik penanaman mangrove), aspek sosial (jumlah dan kepadatan penduduk, peran
serta dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove), aspek kelembagaan
(dukungan Pemerintah Kota Balikpapan, dukungan Peraturan Perundangan, Partisipasi
BLH, dan kalangan Perguruan Tinggi) dengan tujuan untuk membentuk suatu kepedulian
masyarakat dan unsur ekowisata dalam upaya rehabilitasi mangrove.
Berdasarkan hasil penelitian, kuisioner dari 30 responden diketahui bahwa Partisipasi
BLH dan Kalangan Perguruan Tinggi memiliki pengaruh yang lebih besar yaitu 37.9%
sehingga dapat mempengaruhi Kondisi Hutan Mangrove Sungai Wain Balikpapan
sebagai kawasan ekowisata.
Kata kunci : Mangrove, Konservasi, Ekowisata
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata (Edi Mulyadi, Okik Hendriyanto, Nur Fitriani 52

PENDAHULUAN Terjemahan yang seharusnya dari


Luas hutan mangrove di Indonesia ecotourism adalah wisata ekologis.
pada tahun 1999 mencapai 8,60 juta hektar Yayasan Alam Mitra Indonesia membuat
dan yang telah mengalami kerusakan sekitar terjemahan ecotourism dengan
5,30 juta hektar. Kerusakan tersebut antara ekoturisme. (Anonim, 2000). Ekowisata
lain disebabkan oleh konversi mangrove adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke
menjadi kawasan pertambakan, pemukiman,
dan industri, padahal mangrove berfungsi
area alami yang dilakukan dengan tujuan
sangat strategis dalam menciptakan mengkonservasi lingkungan dan
ekosistem pantai yang layak untuk melestarikan kehidupan dan
kehidupan organisme akuatik. Keseim- kesejahteraan penduduk setempat.
bangan ekologi lingkungan perairan pantai Semula ekowisata dilakukan oleh
akan tetap terjaga apabila keberadaan wisatawan pecinta alam yang
mangrove dipertahankan karena mangrove menginginkan di daerah tujuan wisata
dapat berfungsi sebagai biofilter, agen tetap utuh dan lestari, di samping budaya
pengikat dan perangkap polusi. Mangrove dan kesejahteraan masyarakatnya tetap
juga merupakan tempat hidup berbagai jenis terjaga. (Anonim, 2000). Langkah utama
gastropoda, kepiting pemakan detritus, dan yang dilakukan dalam mengidentifikasi
bivalvia pemakan plankton sehingga akan
memperkuat fungsi mangrove sebagai
permasalahan hutan mangrove di
biofilter alami. kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah
Menurut Direktorat Jenderal mengidentifikasi faktor internal dan
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial eksternal.
berdasarkan data tahun 1999, luas hutan Berdasarkan latar belakang diatas
mangrove di Indonesia diperkirakan maka permasalahan dalam penelitian ini
mencapai 8,60 juta hektar dan 5,30 juta adalah Faktor apakah yang menyebabkan
hektar di antaranya dalam kondisi rusak. berkurangnya hutan mangrove di
Kerusakan tersebut disebabkan oleh konversi kawasan Sungai Wain Balikpapan,
mangrove yang sangat intensif pada tahun ditinjau dari beberapa aspek yaitu aspek
1990-an menjadi pertambakan terutama di
teknis, aspek sosial, aspek kelembagaan.
Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi
dalam rangka memacu ekspor komoditas
Bagaimana strategi pengelolaan hutan
perikanan. (Anonim, 2004) mangrove Sungai Wain Balikpapan. dan
Hutan mangrove disepanjang Seberapa besar pengawasan BLH dan
Sungai Wain diambang kepunahan. kalangan Perguruan Tinggi
Terancamnya keberadaan hutan
mangrove disebabkan adanya desakan TINJAUAN PUSTAKA
kepentingan pengembangan pemukiman Hutan mangrove adalah hutan yang
dan budaya perikanan payu. tumbuh di muara sungai, daerah pasang
Baerdasarkan ketetapan Pemerintah surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove
tentang Ekosistem Pantai tentang Green bersifat unik karena merupakan
Belt (Sabuk Hijau) yaitu berjarak 400 gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang
meter dari garis pantai dan 10 meter dari hidup di darat dan di laut. Umumnya
muara sungai. Kenyataan yang ada mangrove mempunyai sistem perakaran
disepanjang Sungai Wain Balikpapan yang menonjol yang disebut akar nafas
tidak ditemui adanya sabuk hijau (pneumatofor). Sistem perakaran ini
sepanjang sungai. merupakan suatu cara adaptasi terhadap
Ekowisata lebih populer dan keadaan tanah yang miskin oksigen atau
banyak dipergunakan dibanding dengan bahkan anaerob. Dalam dua dekade ini
terjemahan yang seharusnya dari istilah keberadaan ekosistem mangrove
ecotourism, yaitu ekoturisme. mengalami penurunan kualitas secara
53 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

drastis. Saat ini mangrove yang tersisa vegetasinya didominasi oleh jenis bakau,
hanyalah berupa komunitas-komunitas dan disebut hutan payau karena hutannya
mangrove yang ada disekitar muara- tumbuh di atas tanah yang selalu
muara sungai dengan ketebalan 10-100 tergenang oleh air payau. Arti mangrove
meter, didominasi oleh Avicennia dalam ekologi tumbuhan digunakan
Marina, Rhizophora Mucronata, untuk semak dan pohon yang tumbuh di
Sonneratia Caseolaris yang semuanya daerah intertidal dan subtidal dangkal di
memiliki manfaat sendiri. Misalkan rawa pasang tropika dan subtropika.
pohon Avicennia memiliki kemampuan Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri
dalam mengakumulasi (menyerap dan dari bermacam-macam campuran apa
menyimpan dalam organ daun, akar, dan yang mempunyai nilai ekonomis baik
batang) logam berat pencemar, sehingga untuk kepentingan rumah tangga (rumah,
keberadaan mangrove dapat berperan perabot) dan industri (pakan ternak,
untuk menyaring dan mereduksi tingkat kertas, arang). (Anonim, 2000)
pencemaran diperairan laut, dan manfaat Kerusakan hutan mangrove
ekonomis seperti hasil kayu serta disebabkan dua hal yaitu aktivitas
bermanfaat sebagai pelindung bagi manusia dan faktor alam. Aktifitas
lingkungan ekosistem daratan dan lautan. manusia yang menyebabkan Kerusakan
(Wijayanti, 2007).
hutan mangrove adalah perambahan
Mangrove merupakan karakteris-
tik dari bentuk tanaman pantai, estuari hutan mangrove secara besar-besaran
atau muara sungai, dan delta di tempat untuk pembuatan arang, kayu bakar, dan
yang terlindung daerah tropis dan sub bahan bangunan, serta penguasaan lahan
tropis. Dengan demikian maka mangrove oleh masyarakat, pembukaan lahan untuk
merupakan ekosistem yang terdapat di pertambakan ikan dan garam,
antara daratan dan lautan dan pada pemukiman, pertanian, pertambangan,
kondisi yang sesuai mangrove akan
dan perindustrian. (Anonim,2007b)
membentuk hutan yang ekstensif dan
produktif. Karena hidupnya di dekat Pembangunan tambak di areal
pantai, mangrove sering juga dinamakan mangrove sebenarnya bukan tanpa
hutan pantai, hutan pasang surut, hutan masalah. Ada beberapa masalah yang
payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu dihadapi para pembuka lahan, seperti
sendiri dalam bahasa Indonesia pengasaman tanah, tidak bercampurnya
merupakan nama dari salah satu spesies
tanah, serta berkurangnya anakan untuk
penyusun hutan mangrove yaitu
Rhizophora sp. Sehingga dalam keperluaan perkembangan ikan. Dalam
percaturan bidang keilmuan untuk tidak banyak kasus pestisida dan antibiotika
membuat bias antara bakau dan juga sering kali digunakan bahkan untuk
mangrove maka hutan mangrove sudah tambak tradisional. Tambak tidak selalu
ditetapkan merupakan istilah baku untuk berarti hilangnya mangrove hal ini dapat
menyebutkan hutan yang memiliki dilihat pada pola tambak tumpang sari
karakteristik hidup di daerah pantai.
yang di praktekkan di beberapa tempat di
Mangrove adalah individu jenis
tumbuhan maupun komunitas tumbuhan Jawa. Pada pola ini mangrove di tanam
yang tumbuh di daerah pasang surut. di bagian tengah tambak. Sistem ini
Hutan mangrove sering disebut hutan sangat baik untuk diterapkan karena
bakau atau hutan payau. Dinamakan selain melindungi dan mempertahankan
hutan bakau oleh karena sebagian besar
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata (Edi Mulyadi, Okik Hendriyanto, Nur Fitriani 54

mangrove, juga dapat dimanfaatkan oleh banyak digunakan oleh para rimbawan.
burung air. (Anonim, 2009a) Menurut Fandeli, hal ini diambil
Kegiatan pengambilan kayu sering misalnya dalam salah satu seminar dalam
terlihat Riau, Kalimantan dan Irian Jaya. Reuni Fakultas Kehutanan Universitas
Sayangnya dampak yang ditimbulkan Gadjah Mada. Kemudian menurut
oleh pengambilan kayu terhadap Nasikun, mempergunakan istilah
hilangnya luasan areal mangrove sangat ekowisata untuk menggambarkan adanya
sulit untuk dirinci karena mangrove bentuk wisata yang baru muncul pada
ternyata dapat tumbuh sendiri setelah dekade delapan puluhan. (Anonim, 2000)
tubuhnya ditebang, akan tetapi tidak Pengertian tentang ekowisata
berarti bahwa tumbuhan yang baru mengalami perkembangan dari waktu ke
tersebut akan selalu sama dengan jenis waktu. Namun, pada hakekatnva,
sebelumnya. pengertian ekowisata adalah suatu
Konservasi itu sendiri merupakan bentuk wisata yang bertanggung jawab
berasal dari kata Conservation yang terhadap kelestarian area yang masih
terdiri atas kata con (together) dan alami (natural area), memberi manfaat
servare (keep/save) yang memiliki secara ekonomi dan mempertahankan
pengertian mengenai upaya memelihara keutuhan budaya bagi masyarakat
apa yang kita punya (keep/save what you setempat. Atas dasar pengertian ini,
have), namun secara bijaksana (wise bentuk ekowisata pada dasarnya
use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore merupakan bentuk gerakan konservasi
Roosevelt yang merupakan orang yang dilakukan oleh penduduk dunia.
Amerika pertama yang mengemukakan Eco-traveler ini pada hakekatnya
tentang konsep konservasi. Konservasi konservasionis. (Anonim, 2000)
juga dapat dipandang dari segi ekonomi Definisi ekowisata yang pertama
dan ekologi dimana konservasi dari segi diperkenalkan oleh organisasi The
ekonomi berarti mencoba Ecotourism Society sebagai berikut:
mengalokasikan sumberdaya alam untuk Ekowisata adalah suatu bentuk
sekarang, sedangkan dari segi ekologi, perjalanan wisata ke area alami yang
konservasi merupakan alokasi dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
sumberdaya alam untuk sekarang dan lingkungan dan melestarikan kehidupan
masa yang akan datang. Konservasi dan kesejahteraan penduduk setempat.
hutan mangrove adalah usaha Semula ekowisata dilakukan oleh
perlindungan, pelestarian alam dalam wisatawan pecinta alam yang
bentuk penyisihan areal sebagai kawasan menginginkan di daerah tujuan wisata
suaka alam baik untuk perairan laut, tetap utuh dan lestari, disamping budaya
pesisir, dan hutan mangrove. (Anonim, dan kesejahteraan masyarakatnya tetap
2007c) terjaga. (Anonim, 2000)
Ekowisata lebih populer dan Namun dalam perkembangannya
banyak dipergunakan dibanding dengan ternyata bentuk ekowisata ini
terjemahan yang seharusnya dari istilah berkembang karena banyak digemari
ecotourism, yaitu ekoturisme. oleh wisatawan. Wisatawan ingin
Terjemahan yang seharusnya dari berkunjung ke area alami, yang dapat
ecotourism adalah wisata ekologis. menciptakan kegiatan bisnis. Menurut
Yayasan Alam Mitra Indonesia membuat Eplerwood Ekowisata kemudian
terjemahan ecotourism dengan didefinisikan sebagai berikut: Ekowisata
ekoturisme. Di dalam tulisan ini adalah bentuk baru dari perjalanan
dipergunakan istilah ekowisata yang bertanggung jawab ke area alami dan
55 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

berpetualang yang dapat menciptakan c) Partisipasi BLH dan kalangan


industri pariwisata. Dari kedua definisi Perguruan Tinggi.
ini dapat dimengerti bahwa ekowisata
dunia telah berkembang sangat pesat.
Ternyata beberapa destinasi dari taman HASIL DAN PEMBAHASAN
nasional berhasil dalam mengembangkan Analisa Umum Hutan Mangrove di
ekowisata ini. (Anonim, 2000) Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Perubahan tata guna lahan dan
pemanfaatan sumber daya alam secara
METODOLOGI berlebihan terutama di kawasan Sungai
Penelitian ini dilaksanakan mulai 1 Wain Balikpapan diakibatkan karena
Oktober 2009 sampai dengan 1 Februari pertambahan penduduk yang semakin
2010 di Kawasan Sungai Wain cepat dan luas kawasan yang terbangun.
Balikpapan. Penelitian difokuskan pada Hutan mangrove di kawasan Sungai
hutan mangrove Sungai Wain Wain Balikpapan dengan cepat menjadi
Balikpapan dengan 2 kelurahan : semakin menipis dan berakibat pada
1. Kelurahan Kariangau menurunnya kualitas lingkungan
2. Kelurahan Margomulyo kawasan tersebut. Luasan hutan
mangrove tahun 2009 hanya mencapai
Variabel yang digunakan dalam 8.2 Ha, menunjukkan bahwa luasan
penelitian dilatar belakangi oleh : hutan mangrove sangat tidak memadai.
1. Kondisi fisik dasar hutan Hal ini jika dihubungkan dengan
mangrove di Sungai Wain Peraturan Daerah Kota Balikpapan
Balikpapan. Nomor 5 tahun 2006, dinyatakan bahwa
2. Kondisi habitat mangrove di Kawasan Hutan Mangrove di Teritib
Sungai wain Balikpapan. yang dijadikan Daerah Perlindungan
Mangrove dan Laut (DPML) mencakup
Variabel yang dimaksud meliputi : area lahan seluas 52.2 Ha. Selisih antara
1) Aspek teknis yang mempengaruhi luas yang dipersyaratkan dengan luas
pengelolaan hutan mangrove : sekarang adalah 44 Ha menunjukkan
a) Jenis tanaman mangrove. kondisi hutan mangrove di Sungai Wain
b) Pola penanaman mangrove. Balikpapan saat ini sangat
c) Teknik penanaman mangrove. memprihatinkan.
2) Aspek sosial pengelolaan hutan Permasalahan utama adalah
mangrove meliputi : pengaruh dan tekanan habitat mangrove
a) Jumlah penduduk dan kepadatan bersumber dari keinginan manusia untuk
penduduk. mengkonversi areal hutan mangrove
b) Peran serta masyarakat dalam menjadi areal pengembangan
pengelolaan mangrove. perumahan, industri dan perdagangan,
c) Kesadaran masyarakat dalam kegiatan-kegiatan komersial maupun
pengelolaan dan memelihara pergudangan. Dalam situasi seperti ini
hutan mangrove. habitat dasar dan fungsinya menjadi
3) Aspek kelembagaan yang hilang dan kehilangan ini disertai dengan
mempengaruhi pengelolaan hutan hilangnya ruang terbuka hijau yang jauh
mangrove meliputi : lebih besar dari nilai penggantinya.
a) Dukungan Peraturan Pemerintah.
b) Dukungan Pemerintah
Balikpapan.
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata (Edi Mulyadi, Okik Hendriyanto, Nur Fitriani 56

Analisis Aspek Teknis penduduk. Kepadatan penduduk


Luas hutan yang masih ditumbuhi berhubungan dengan jumlah penduduk
mangrove dari 25 Ha hanya 8.2 Ha yang per km2.
masih ditumbuhi vegetasi mangrove.
Berdasarkan analisa vegetasi hutan Tabel 1. Hubungan Kepadatan Penduduk
mangrove di kawasan Sungai Wain dan Luas Lahan Rusa
Balikpapan didominasi oleh 5 jenis Luas
vegetasi mangrove yaitu Rhizophora Tahun Kepadatan Kerusakan
mucronata, Avicennia marina, (Ha)
Xylocarpus moluccencis, Nypa fructicans 2005 95.10 2.64
Sonneratia alba. Pola penanaman 2006 96.75 3.94
mangrove di kawasan Sungai Wain 2007 99,64 5.44
Balikpapan mengacu pada system zone, 2008 102.53 6.44
dimana pada masing-masing zona
berbeda jenis pohon penyusunan-
penyusunannya.
Salah satu usaha yang harus
dilakukan pada kawasan Sungai Wain
Balikpapan adalah dengan cara
meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk melakukan kegiatan rehabilitasi
lahan kosong atau areal mangrove yang
rusak maupun lahan tambak masyarakat.
Guna meningkatkan keberhasilan
rehabilitasi hutan mangrove Sungai Wain
Balikpapan
Gambar 1. Grafik Hubungan Luas
Analisis Aspek Sosial Lahan Rusak dan Tingkat Kepadatan
Salah satu faktor yang Penduduk
mempengaruhi berkurangnya lahan
hutan mangrove di kawasan Sungai Luas mangrove mengalami
Wain Balikpapan adalah bertambahnya penurunan tiap tahunnya karena
jumlah penduduk di sekitar kawasan kepadatan penduduk. Masyarakat di
Sungai Wain Balikpapan. Bertambahnya sekitat hutan mangrove mengurangi
jumlah penduduk di kawasan Sungai luasan lahan mangrove untuk dijadikan
Wain Balikpapan menyebabkan pemukiman dan pertambakan yang tiap
peningkatan kebutuhan pemukiman bagi tahunnya mencapai 50%, maka peraturan
tempat tinggal. Salah satu cara yang perundangan harus dijalankan dengan
ditempuh yang mempengaruhi baik untuk menghentikan kegiatan
berkurangnya panjang hutan mangrove tersebut.
di kawasan Sungai Wain Balikpapan
adalah melakukan reklamasi bekas lahan Analisis Aspek Kelembagaan
hutan mangrove menjadi lahan Tabel 2. Hubungan Upaya Pemerintah
pemukiman penduduk dan tambak. dan Luas Hutan Mangrove
Faktor lain selain jumlah penduduk yang Tahun Luas Lahan (Ha)
mempengaruhi berkurangnya luasan 2005 4.4
hutan mangrove di kawasan Sungai 2006 5.4
Wain Balikpapan adalah kepadatan 2007 6.7
2008 8.2
57 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

Undang-undang, dukungan BLH dan


Perguruan Tinggi.
4. Dengan melihat 3 aspek yaitu, aspek
teknik, aspek sosial, dan aspek
kelembagaan, konsep ekowisata
akan berhasil jika dilakukan
konservasi hutan mangrove serta
adanya dukungan dari Pemerintah
Kota Balikpapan, Peraturan Undang-
undang, peran serta masyarakat, dan
Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Partisipasi BLH dan kalangan
Luas Lahan Mangrove dengan Upaya Perguruan Tinggi.
Pemerintah dalam Merehabilitasi Hutan
Mangrove DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan gambar 2. dapat Anonim, 2000, Pengertian dan Konsep
dilihat bahwa luas hutan mangrove terus Dasar Ekowisata,
meningkat sebesar 1.3% karena URL:http://www.scribd.com//Ko
pemerintah terus berupaya untuk nsep-Ekowisata, 3 Oktober 2009
merehabilitasi hutan mangrove dengan
cara melakukan penanaman 10000 pohon Anonim, 2004, Konservasi Mangrove
tiap tahun yang telah ditetapkan oleh Sebagai Pendukung Sumber
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Hayati Perikanan Pantai, Jurnal
Litbang Pertanian 23(1) 2004
KESIMPULAN
Anonim 2007c, Konservasi Alam,
Dari hasil penelitian ini dapat
URL:http://gang-
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
cemara.blogspot.com/2007/09/ko
1. Tingkat kerusakan hutan mangrove
nservasi-alam.html, 20 Oktober
semakin bertambah setiap tahunnya
2009
dikarenakan pertumbuhan penduduk
sebesar 1.34% per tahun dan Prianto, A., 2008, Analisis Data Dengan
kepadatan penduduk yang terus Program SPSS versi 15, Cetakan
meningkat sebesar 3.84% per tahun Pertama, Halaman 133 – 143,
sehingga 50% lahan mangrove rusak Intrans Publishing, Jombang,
karena dibangun pemukiman, Jawa Timur
pelabuhan, dan pertambakan. Saprizal, M., 2006, Analisa Pelayanan
2. Diversifikasi fungsi hutan mangrove Terhadap Kepuasan Konsumen
sebagai ekowisata akan berhasil jika Pada PT. Perusahaan Bongkar
penanaman mangrove terus Muat Kutai Jaya Pundinusa
dilakukan sesuai pola penanaman Samarinda, Tugas Akhir
dan teknik penanaman yang baik. Mahasiswa Ekonomi Manajemen
3. Terdapat 4 (empat) faktor yang Universitas Widyagama
berkonstribusi positif terhadap Mahakam, Samarinda
pemeliharaan dan pelestarian hutan Wijayanti, T., 2007, Konservasi Hutan
mangrove di kawasan Sungai Wain Mangrove Sebagai Wisata
Balikpapan, yaitu kondisi umum Pendidikan, Tugas Akhir
hutan mangrove, peran serta dan Mahasiswa Teknik Lingkungan
kesadaran masyarakat, pelaksanaan Universitas Pembangunan
kebijakan pemerintah dan dukungan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
Surabaya
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata (Edi Mulyadi, Okik Hendriyanto, Nur Fitriani 58

Anda mungkin juga menyukai