Disusun Oleh :
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kahadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah untuk
dapat menyusun makalah yang berjudul ”Penyakit Sistem Neurologi” ini dapat
diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw., keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya yang senantiasa taat
sampai akhir zaman.
Makalah ini disususn untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Penyakit
Umum. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai Penyakit Sistem Neurologi.
Kami Ucapkan Terima Kasih Kepada drg. Yayah Sopianah,M.Kes Selaku dosen
pengampu mata Kuliah Ilmu Penyakit Umum yang telah memberikan tugas ini,
Sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Makalah ini tidak lepas
dari dukungan serta bimbingan beberapa pihak yang senantiasa tulus membantu
Kami menyelesaikan Makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
PENUTUPAN...................................................................................................46
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak serta sumsum tulang belakang.
Sistem saraf periferal, yakni merupakan elemen saraf di sekujur tubuh,
Seperti pada mata, telinga, kulit, hingga reseptor sensorik lainnya.
1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Menambah Pengetahuan kepada Pembaca mengenai Penyakit Sistem
Neurologi
2. Memberi Manfaat kepada Pembaca agar bisa memahami dan
menerapkan agar terhindar dari Penyakit Sistem Neurologi
3. Mengenali kepada pembaca tentang Penyebab, Gejala, dan Penularan
Penyakit Sistem Neurologi
4. Menambah pengetahuan kepada pembaca cara Mencegah dan
Mengobati Penyakit Sistem Neurologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sakit saraf adalah kondisi ketika sistem saraf mengalami gangguan. Kondisi
ini umumnya berlangsung dalam jangka panjang (kronis) dan berkembang seiring
berjalannya waktu. Sistem saraf jaringan di dalam tubuh yang memiliki berbagai
fungsi penting. Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf antara lain
pertumbuhan dan perkembangan otak, sensasi atau persepsi, emosi,
keseimbangan, koordinasi, serta pernapasan dan detak jantung.
3
b) Jenis Penyakit Sistem Neurologi
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf
pusat berfungsi sebagai pusat kendali pengaturan dan pengolahan rangsangan.
Saraf otonom, untuk mengatur fungsi tubuh, seperti detak jantung, tekanan
darah, pencernaan, dan suhu tubuh
Saraf motorik, untuk mengontrol gerakan dengan mengirimkan sinyal dari
otak dan tulang belakang ke otot
Saraf sensorik, untuk mengirimkan sinyal dari kulit atau otot kembali ke
tulang belakang dan otak sehingga informasi tersebut dapat diproses
sebagai rasa sakit atau sensasi lainnya
Sakit saraf disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf. Gangguan sistem
saraf itu sendiri dapat terjadi akibat berbagai kondisi berikut:
4
Penyakit bawaan, seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit
Huntington, dan penyakit Alzheimer
Sakit saraf dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena sakit saraf, yaitu:
Gejala sakit saraf dapat bervariasi, tergantung pada saraf yang terkena
gangguan. Berikut ini adalah gejala sakit saraf berdasarkan jenis sarafnya:
Beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan pada sistem saraf pusat
adalah:
5
2. Sistem saraf tepi
Sedangkan gejala yang muncul bisa gangguan terjadi pada sistem saraf tepi
antara lain:
Tes darah dan tes urine, untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat
keparahan penyakit
6
Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, MRI, atau fluoroskopi, untuk
melihat kondisi organ dalam tubuh lebih jelas, termasuk sistem saraf yang
mengalami kerusakan
Tes genetik, dengan memeriksa sampel air ketuban (amniosentesis) atau
plasenta (chorionic villus sampling)
USG kehamilan, untuk mengetahui apakah anak menderita sakit saraf
bawaan
Biopsi, untuk mendeteksi kelainan saraf dengan memeriksa sampel
jaringan otot dan saraf
Angiografi, untuk mendeteksi penyumbatan pembuluh darah di otak,
kepala, atau leher, dengan bantuan prosedur foto Rontgen
Pungsi lumbal, untuk mendeteksi infeksi dengan memeriksa sampel cairan
tulang belakang
Elektroensefalografi (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik otak dengan
menempelkan sensor di kepala
Elektromiografi (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik otot dan saraf
yang mengendalikannya dengan menempelkan sensor di dekat otot
Electronystagmography (ENG), untuk mendeteksi gerakan tidak normal
pada mata, vertigo, dan gangguan keseimbangan, dengan menempelkan
sensor di sekitar mata
Evoked potentials, untuk mengukur sinyal ke otak yang dihasilkan oleh
indra pendengaran, penglihatan, atau peraba
Thermography, untuk mengukur perubahan temperatur antara dua sisi
tubuh atau pada salah satu organ dengan menggunakan inframerah
7
Berikut adalah metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
penyebab sakit saraf:
2. Infeksi
Antibiotik, seperti amoxicillin
Antivirus, seperti acyclovir
Antijamur, seperti clotrimazole
Antiparasit, seperti albendazole
3. Kelainan struktur
8
4. Gangguan fungsional
5. Penyakit bawaan
Penyakit bawaan tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, ada beberapa obat-obatan
yang dapat diberikan untuk meredakan gejala, yaitu:
Obat pelemas otot, seperti baclofen, untuk meredakan nyeri dan kaku di
otot
Obat antikejang, seperti gabapentin
Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen
Obat antidepresan, seperti benzodiazepine, untuk meredakan gangguan
kecemasan
Selain obat-obatan, terapi fisik, terapi wicara, dan terapi okupasi, juga dapat
dilakukan untuk membantu pasien dalam beraktivitas.
9
Hilang keseimbangan dan jatuh akibat lemah otot
Cedera atau luka akibat terjatuh atau mati rasa di area tertentu
Gangrene atau kematian jaringan akibat luka infeksi yang parah
Amputasi akibat luka yang terinfeksi parah
Tekanan darah menurun (hipotensi) akibat kerusakan saraf otonom
Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya
sakit saraf, yaitu:
10
2.2 Macam Macam Penyakit Sistem Neurologi
a) Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau
pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak
akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada
sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang
dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani
secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.
11
Gejala Penyakit Stroke
Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang
berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak
yang terserang dan tingkat kerusakannya. gejala atau tanda stroke
bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun, umumnya stroke
muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah
untuk dikenali, yaitu:
12
Diagnosis Penyakit Stroke
Bila mengalami gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit
untuk mendapat penanganan. Agar bisa menentukan jenis
penanganan yang paling tepat bagi pengidap stroke, dokter akan
mengevaluasi terlebih dahulu jenis stroke dan area otak yang
mengalami stroke. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter
bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang
beberapa hal, yang meliputi:
- Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang
sedang pasien lakukan ketika gejala tersebut muncul.
- Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
- Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.
- Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga
pengidap terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan
stroke.
- Kemudian, dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien
secara keseluruhan, yang biasanya diawali dengan
memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising
abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan
stetoskop.
- Dokter juga bisa merekomendasikan pemeriksaan lanjutan,
seperti tes darah, CT scan, MRI, elektrokardiografi, USG
doppler karotis, dan ekokardiografi.
13
1. Faktor Kesehatan
- Hipertensi
- Diabetes
- Kolesterol Tinggi
- Obesitas
- Penyakit Jantung
- Sleep Apnea
- TIA atau Serangan Jantung Sebelmunya
2. Faktor Gaya Hidup
- Merokok
- Kurang Olahraga atau Aktivitas Fisik
- Konsumsi obat obatan terlarang
- Kecanduan Alkohol
4. Faktor Lainnya
- keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang
pernah mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami
penyakit yang sama juga.
- Bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih
tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
14
beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik,
antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
3. Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan
TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat
memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung
tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan diberikan oleh
dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus,
prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan jika
terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.
Pencegahan Stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya
hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta
ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:
1. Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin
dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah
dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya
stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam
yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak
tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa
diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah
lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
2. Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat
jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga
juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan
serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
3. Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi
terkena stroke, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah
dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti
15
juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti
penyakit paru-paru dan jantung.
4. Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras
mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan,
seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti
diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
5. Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat
menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
b) Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah Penyakit otak yang mengakibatkan
penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan
perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang
di atas 65 tahun.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Akan
tetapi diduga Alzheimer terjadi karena pengendapan protein di
dalam otak, sehingga menghalangi asupan nutrisi ke sel-sel otak.
Gejala Penyakit Alzheimer
Pada tahap awal, penderita penyakit Alzheimer akan
mengalami gangguan daya ingat yang sifatnya ringan atau pikun,
seperti lupa nama benda atau tempat, serta lupa kejadian atau isi
percakapan yang belum lama terjadi. Seiring waktu, gejala tersebut
akan bertambah parah.
Penularan Penyakit Alzheimer
Penularan Penyakit Alzheimer sama sekali bukan penyakit
yang menular. Sindrom penyakit ini ditandai dengan apoptosis /
kematian sel-sel otak dalam jumlah banyak, yang terjadi pada saat
yang hampir bersamaan. Dalam waktu singkat, massa dan ukuran
otak akan mengerut, mengecil, lantas kemudian menyebabkan
16
demensia.Seperti sebagian besar penyakit demensia, Alzheimer
bukanlah merupakan penyakit keturunan yang diwariskan secara
genetik dari orangtua ke anak.
“Meskipun ayah, ibu, nenek, kakek, paman, bibi atau keluarga
dekat lain ada yang terkena Alzheimer, ini bukan faktor penentu
sama sekali apakah kita lantas akan terkena penyakit ini,” jelas Tim
Parry, Direktur Lembaga Riset Alzheimer di Britania Raya.
Hanya dalam beberapa kasus sangat langka, di mana ada kecacatan
genetik pada pasien yang mewariskan gen ini kepada
keturunannya, gen cacat tersebut dikenali sebagai faktor pemicu
utama terjadinya penyakit Alzheimer
Pengobatan Penyakit Alzheimer
penyakit Alzheimer dilakukan untuk mengurangi gejala dan
perkembangan penyakit tersebut. Pengobatan penyakit Alzheimer
yakni pemberian obat-obatan seperti rivastigmine dan psikoterapi
untuk menstimulasi dan merelaksasi otak pasien.
Pasien Alzheimer akan mengalami penurunan kemampuan
otak, daya ingat, dan semakin kehilangan kemampuan untuk
mengontrol buang air. Hal-hal itu dapat menyebabkan pasien
rentan jatuh, mengalami kurang gizi, tidak dapat berkomunikasi,
maupun terkena infeksi dan mengalami berbagai komplikasi
lainnya.
Pencegahan Penyakit Alzheimer
1. Berhenti merokok
2. Menjaga berat badan tetap ideal
3. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
4. Rutin berolahraga
5. Mengonsumsi suplemen yang baik untuk kesehatan otak,
seperti omega-3 dan Ginkgo biloba.
17
c) Parkinso Disease
Penyakit Parkinson atau Parkinson disease adalah kelainan saraf
yang lama-kelamaan memburuk dan memengaruhi kemampuan gerak
penderita. Penyakit ini disebabkan oleh rusaknya sel-sel pada bagian otak
bernama substansia nigra.Gejala Parkinson biasanya muncul secara
bertahap dan memburuk dari waktu ke waktu. Semakin lama, penderita
akan mengalami kesulitan berjalan dan berbicara.Selain itu, penderita
dapat mengalami perubahan kondisi mental dan perilaku, gangguan tidur,
depresi, gangguan ingatan, serta kelelahan. Penyakit Parkinson dapat
dialami oleh siapa saja. Tetapi lebih dari 50% kasusnya dialami oleh laki-
laki.Selain jenis kelamin, usia juga menjadi faktor risiko penyakit
Parkinson. Sebagian besar penderita pertama kali mengalami gejala pada
usia 60-an. Sementara pada sekitar 5-10 persen penderita, gejala awal bisa
muncul sebelum umur 50 tahun.Penyakit Parkinson tidak dapat
disembuhkan. Tapi konsumsi obat-obatan, terapi, dan perubahan gaya
hidup dapat membantu untuk meringankan gejala yang mendera penderita.
Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat melakukan operasi.
Penyebab Penyakit Parkinso Disease
Zat yang disebut dopamin bertindak sebagai pembawa
pesan antara dua area otak, yaitu substantia nigra dan corpus
striatum, untuk menghasilkan gerakan yang halus dan terkendali.
Sebagian besar gejala yang berhubungan dengan penyakit
Parkinson disebabkan oleh kurangnya dopamin karena hilangnya
sel-sel penghasil dopamin di bagian substantia nigra. Ketika
jumlah dopamin terlalu rendah, komunikasi antara substantia nigra
dan corpus striatum menjadi tidak efektif. Akibatnya, gerakan
tubuh pun menjadi terganggu.
Semakin besar tubuh kehilangan dopamin, maka semakin
buruk gejala yang berhubungan dengan gerakan. Sel-sel lain di
otak juga berdegenerasi dan berkontribusi terhadap gejala-gejala
non-gerakan yang berhubungan dengan Penyakit Parkinson.
18
Meski sudah diketahui bahwa kekurangan dopamin
menyebabkan gejala motorik, tapi tidak jelas mengapa sel-sel otak
yang menghasilkan dopamin memburuk. Studi genetik dan
patologis telah mengungkapkan bahwa berbagai proses seluler,
peradangan, dan stres yang disfungsional dapat berkontribusi
terhadap kerusakan sel.
Gumpalan abnormal yang disebut badan Lewy yang
mengandung protein alpha-synuclein ditemukan di banyak sel otak
pengidap penyakit Parkinson. Fungsi rumpun ini dalam kaitannya
dengan penyakit Parkinson tidak dapat dipahami. Secara umum,
para ilmuwan menduga bahwa kehilangan dopamin disebabkan
oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Gejala Penyakit Parkinso Disease
Seseorang yang mengidap Penyakit Parkinson memiliki
gerakan berjalan yang khas, yaitu dengan posisi membungkuk dan
ayunan lengan yang berkurang atau tidak ada. Pengidap mungkin
menjadi sulit untuk mulai berjalan dan bergantian. Pengidap juga
dapat menjadi kaku pada pertengahan langkah dan jatuh ke depan
saat berjalan. Secara umum penyakit parkinson memiliki gejala-
gejala primer, seperti:
-Tremor pada saat istirahat (resting tremor).
-Kekakuan atau rigiditas.
-Lamban dalam melakukan gerakan (bradikinesia).
-Keseimbangan terganggu.
-Koordinasi tubuh yang terganggu.
Beberapa gejala sekunder termasuk:
-Kegelisahan.
-Depresi.
-Demensia.
19
Terdapat beberapa sistem staging untuk penyakit
Parkinson. Menurut The Parkinson's Disease Foundation, gejala
yang sering terjadi terbagi menjadi 5 tahap, antara lain:
-Stadium 1, dengan gejala ringan dan tidak mengganggu kualitas
hidup pengidap.
-Stadium 2, dengan gejala yang mulai memburuk. Ini ditandai
dengan sulitnya melakukan kegiatan sehari-hari dan membutuhkan
lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya.
-Stadium 3 yang dianggap sebagai penyakit Parkinson stadium
menengah. pengidap mulai kehilangan keseimbangan, lebih lambat
bergerak, dan mudah sekali terjatuh. Selain itu, pengidap semakin
sulit dalam melakukan aktivitas ringan sehari-hari, misalnya saat
berpakaian, makan, dan menyikat gigi.
-Stadium 4, dengan gejala yang menjadi lebih berat. Pengidap
membutuhkan bantuan ketika berjalan dan melakukan kegiatan
sehari-hari.
-Stadium 5 adalah stadium paling lanjut dari penyakit Parkinson.
Pengidap tidak dapat berjalan dan akan membutuhkan bantuan
seumur hidupnya.
Penularan Penyakit
Parkinson memang bukanlah penyakit yang dapat diturunkan.
Namun, Anda lebih berisiko mengalami penyakit ini bila memiliki
anggota keluarga dengan riwayat Parkinson. Meski risikonya
sangat kecil, hal ini bisa terjadi karena faktor genetik yang
mungkin menjadi penyebab dari penyakit Parkinson. bisa terjadi
karena faktor:
- Usia
Gejala penyakit Parkinson umumnya dialami olah seseorang
pada usia 60-an.
- Jenis kelamin
20
Kaum pria berisiko mengalami penyakit Parkinson daripada
wanita.
- Mutasi genetik
Para pakar kesehatan menemukan bahwa mutasi genetik
tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson.
- Paparan bahan kimia
Penggunaan pestisida dan herbisida dikatakan dapat menambah
kemungkinan seseorang untuk mengalami penyakit Parkinson.
- Keturunan
Risiko seseorang untuk mengalami penyakit Parkinson bisa
meningkat apabila ia memiliki kerabat dekat yang juga menderita
gangguan medis yang sama.
Pengobatan Penyakit Parkinso Disease
Hingga kini, belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk
menyembuhkan penyakit Parkinson. Terapi mungkin dilakukan
untuk menurunkan risiko timbulnya gejala motorik dan
memperbaikinya. Semua terapi dirancang untuk meningkatkan
jumlah dopamin di otak, baik dengan cara mengganti, meniru,
maupun memperpanjang efeknya dengan menghambat
pemecahannya. Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi dini
pada tahap non-motorik dapat menunda timbulnya gejala motorik,
sehingga memperpanjang kualitas hidup.
Bagi pengidap dengan gejala motorik lanjut dan tidak dapat
dikendalikan, operasi dapat menjadi pilihan. Dalam deep brain
stimulation, dokter bedah menanamkan elektroda untuk
merangsang area otak yang berkontribusi dalam gerakan. Pada
jenis operasi lainnya, area spesifik di otak yang menyebabkan
gejala penyakit Parkinson akan dihancurkan.
Pendekatan alternatif yang telah dieksplorasi adalah
penggunaan sel-sel penghasil dopamin yang berasal dari stem cell.
Meski terapi stem cell memiliki potensi besar, tetapi lebih banyak
21
penelitian diperlukan sebelum sel-sel tersebut dapat menjadi
tatalaksana terapeutik dalam pengobatan penyakit Parkinson.
Selain pengobatan dan operasi, perubahan gaya hidup
umum (istirahat dan olahraga), terapi fisik, terapi okupasi, dan
terapi wicara mungkin bermanfaat.
Pencegahan Penyakit Parkinso Disease
Karena penyebabnya belum diketahui dengan pasti, cara
mencegah penyakit Parkinson juga tidak tersedia. Namun beberapa
penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu
mengurangi risiko penyakit Parkinson, konsumsi makanan bagi
kesehatan saraf, seperti omega-3 dalam ikan, minyak nabati, serta
makanan kaya serat, dapat membantu mencegah terjadinya
penyakit ini. Namun informasi menjelaskan, masih harus dilakukan
penelitian lebih lanjut terkait mekanisme kerjanya. Ada juga
dugaan yang menyebut bahwa mengonsumsi kafein berpotensi
mengurangi risiko penyakit Parkinson. Contohnya, teh, kopi, dan
minuman bersoda. Namun belum ada bukti yang cukup mengenai
hal ini.
d) Cerebral Palsy
Cerebral Palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak
yang kekal dan tidak progresif. Terjadi pada waktu masih muda
(sejak di lahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal
dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan
menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan , disertai
kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis , gangguan
ganglia basalis dan serebellum dan kelainan mental.
Cerebral palsy pada dasarnya adalah gangguan terhadap
pergerakan dan postur tubuh. Hal ini di istilahkan sebagai
“payung” yang mencakup gangguan pengontrolan gerakan akibat
22
adanya lesi atau kelainan terhadap perkembangan otak di awal
tahap kehidupan dengan latar belakang penyakit yang tidak
progresif. Ini dapat di tetapkan sebagai static encephalopathy yang
dimana, meskipun kelainan atau kerusakan lesi primer tetap,
namun tampakan pola klinis mungkin dapat berubah seiring
berjalannya waktu karna pertumbuhan dan perkembangan
plastisitas dan pematangan sistem sararf pusat.
Cerebral palsy adalah gangguan yang tidak progresif dari
fungsi otak yang di sebabkan faktor prenatal pada kasus berat.
Asal dari faktor prenatal tersebut belum di ketahui sebabnya,
perinatal faktor seperti asphyxia dan trauma lahir bertanggung awab
terhadap terjadinya kurang lebih 10 persen dari kasus
tersebut. Saat di lakukan pemeriksaan ,akan di temukan hasil
abnormal dari pemeriksaan neurologis terhadap neonatus tersebut
. resiko cerebral palsy rendah pada neonatus tanpa gejala meski
pada saat terjadi komplikasi persalinan.
Definisi dari cerebral palsy terdiri dari beberapa kondisi
,yaitu: lokasi lesi terdapat di otak, lesi permanen dan tidak
progresif meski gambaran kliniknya dapat berubah seiring waktu,
lesi muncul di awal kehidupan dan mengganggu perkembangan
otak yang normal, gambaran kliniknya di dominasi oleh
gangguan gerak dan postur dan gangguan kemampuan pasien
untuk menggunakan ototnya secara sadar. Mungkin juga di iringi
komplikasi lain dari gangguan neurological dan tanda maupun
gejala mental.
Pada anak-anak ,hubungan antara lesi di sistem saraf pusat
(CNS) dan gangguan fungsional dapat berubah seiring berjalannya
waktu. Ketidaknormalan tonus motorik atau pergerakan pada
beberapa minggu awal atau bulan setelah kelahiran dapat
membaik secara bertahap selama tahun pertama dan berproses
hingga cerebral palsy hilang dapat berlanjut setelah tahun pertama.
23
Pada kolaborasi project perinatal, kurang lebih dua per tiga dari
anak-anak dengan spastic diplegia dan setengah dari semua anak-
anak dengan cerebral palsy pada ulang tahun pertama mereka
“sembuh (out-grew)” atau kehilangan tanda motorik dari cerebral
palsy pada tahun ketujuh. Sebaliknya, tanda motorik tidak spesifik
relative seperti hypotonia yang terlihat pada minggu awal atau bulan dari
awal kehidupan dapat lebih berkembang pada tahun
pertama atau kedua menjadi spasticity dan kelainan
extrapyramidal.
Penyebab Penyakit Cerebral Palsy
Cerebral palsy atau yang disebut lumpuh otak disebabkan oleh
gangguan perkembangan otak pada anak. Kondisi tersebut
umumnya berlangsung pada masa kehamilan, tetapi juga dapat
terjadi saat proses persalinan, atau beberapa tahun pertama setelah
anak lahir. Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan
perkembangan tersebut, namun kondisi ini diduga dipicu oleh
sejumlah faktor berikut:
- Perubahan pada gen, yang memiliki peran dalam
perkembangan otak.
- Infeksi saat hamil yang menular pada janin. Contohnya
cacar air, rubella, sifilis, infeksi toksoplasma, dan infeksi
cytomegalovirus.
- Terganggunya suplai darah ke otak janin (stroke janin).
- Perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayi.
- Bayi kembar dua atau lebih. Risiko terjadinya cerebral
palsy akan meningkat pada salah satu bayi yang selamat,
apabila bayi yang lain meninggal saat lahir.
- Berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari
2,5 kilogram.
- Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama
proses persalinan.
24
- Kelahiran prematur, yaitu lahir pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu.
- Kelahiran sungsang, yaitu lahir dengan kaki terlebih dulu
keluar.
- Radang pada otak atau selaput otak bayi.
- Penyakit kuning yang meracuni otak (kernikterus).
- Cedera parah di kepala, misalnya akibat terjatuh atau
kecelakaan.
Gejala Penyakit Cerebral Palsy
Pada anak yang terkena cerebral palsy, dapat timbul sejumlah
gejala berikut ini:
- Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh. Misalnya,
menyeret salah satu tungkai saat merangkak atau
menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.
- Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik),
seperti merangkak atau duduk.
- Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat
mengambil suatu benda.
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit,
menyilang, misalnya gunting, atau dengan tungkai terbuka
lebar.
- Otot kaku atau malah sangat lunglai.
- Tremor.
- Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol (athetosis).
- Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri.
- Masih mengompol walaupun usianya sudah lebih besar,
akibat tidak bisa menahan kencing (inkontinensia urine).
- Gangguan kecerdasan.
- Gangguan berbicara (disartria).
- Kesulitan dalam menelan (disfagia).
25
- Terus-menerus mengeluarkan air liur atau ngiler.
- Kejang.
Pengobatan Penyakit Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah kondisi yang tidak dapat
disembuhkan, tapi gejala dan cacat dapat dibantu dengan terapi
fisik, terapi okupasi, konseling psikologi, dan operasi.
Terapi fisik membantu anak mengembangkan otot yang
lebih kuat dan bekerja dengan keahlian, seperti berjalan, duduk,
dan keseimbangan. Alat tertentu, misalnya penyangga logam untuk
kaki, atau pembebat, mungkin juga bermanfaat bagi anak.
Dengan terapi okupasi, anak mengembangkan kemampuan
motorik yang baik, misalnya untuk memakai baju, makan, dan
menulis.
Terapi bicara dan bahasa membantu anak dengan
kemampuan berbicara. Anak dan keluarga dibantu dengan
pendukung, pendidikan khusus, dan servis yang terkait.
Terapi untuk anak cerebral palsy
26
- Terapi wicara dan bahasa
Anak dengan Cerebral palsy mengalami kesulitan dan
cenderung terlambat bicara. Untuk melatih kemampuan bicara
anak, Anda membutuhkan ahli bahasa yang bisa meningkatkan
kemampuan berkomunikasi, setidaknya dengan bahasa isyarat.
Bila kesulitan dalam berkomunikasi, mereka juga akan
mengajarkan anak menggunakan alat komunikasi lain, seperti
komputer dan ponsel. Terapi wicara juga bisa mengatasi kesulitan
mengunyah dan menelan.
- Terapi rekreasi
Maksud dari terapi ini yaitu aktivitas di luar ruangan yang
membuat anak lebih banyak bergerak agar motoriknya terlatih.
Ambil contohnya menunggang kuda, berjalan di rerumputan. Jenis
terapi ini bisa membantu anak dalam meningkatkan keterampilan
motorik, bicara, dan perkembangan emosional anak.
Pencegahan Penyakit Cerebral Palsy
Berikut beberapa langkah yang dapat membantu pencegahan
cerebral palsy atau terjadinya kelainan perkembangan otak ini pada
anak-anak untuk meminimalkan risiko mendapatkan cedera otak,
yaitu :
- Mengambil langkah-langkah untuk mencegah kecelakaan.
- Pastikan orang tua sudah familiar dengan tanda-tanda
penyakit kuning pada bayi baru lahir.
- Tahu bagaimana mencegah keracunan timah.
- Jauhkan anak dari orang-orang yang memiliki penyakit
menular yang serius, seperti meningitis.
- Pastikan imunisasi anak lengkap dan tepat waktu.
e) Meningitis
Penyakit meningitis merupakan kondisi ketika terjadi peradangan
atau inflamasi pada selaput otak (meningen). Umumnya, penyebab utama
meningitis adalah virus, jamur, dan bakteri. Namun, ada pula penyebab
27
lainnya, seperti reaksi imunologi, penyakit sistematik, hingga lupus.
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan
pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis
terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang
serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.
Penyebab Penyakit Meningitis
Penyebab utama dari meningitis adalah infeksi, baik itu yang
disebabkan oleh virus atau bakteri. Karena radang ini disebabkan
oleh virus dan bakteri, kondisi ini sangat menular dan dapat
berpindah dengan mudah melalui hubungan langsung, bersin, dan
batuk.
Meningitis karena virus merupakan jenis Meningitis yang paling
umum terjadi dan tidak begitu serius. Komplikasi seperti demam
tinggi dan kejang-kejang hanya terjadi pada sebagian kecil kasus
dan cukup jarang.
Meningitis karena bakteri, di sisi lain, lebih jarang terjadi namun
lebih serius. Jika tidak segera ditangani, radang jenis ini dapat
menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian. Jadi, penting untuk
mengetahui gejala dari Meningitis sehingga pengobatan dapat
segera dilakukan.
- Leher kaku
- Nyeri pada leher yang menjadi lebih buruk ketika sampai
pada bagian dagu hingga dada
28
- Demam
- Muntah-muntah
- Sakit kepala
- Kejang-kejang
- Rasa kantuk yang amat sangat atau sulit untuk tetap terjaga
- Gatal-gatal
- Tangisan yang tidak ada hentinya
- Mudah terkena penyakit
- Hilang selera makan
- Sulit bernapas
- Batuk-batuk
29
- Meningitis yang disebabkan oleh bakteri – Meningitis
karena bakteri ditangani oleh penggunaan antibiotik dan
pengobatan steroid yang disebut deksametason. Kondisi ini
perlu penanganan rumah sakit, jadi pembatasan pasien
diperlukan, sehingga dokter Anda dapat lebih mudah untuk
mengawasi kondisi Anda serta mengawasi perkembangan
gejala yang terjadi, seperti kejang-kejang, hilangnya
pendengaran atau tanda kerusakan otak.
30
Pada anak-anak, penting untuk membawa anak kembali
menemui dokter setelah penyakit teratasi. Anak-anak lebih rentan
terhadap efek jangka panjang dari kondisi ini seperti hilangnya
pendengaran. Sebuah kunjungan lanjutan akan membantu
memastikan pemulihan mereka.
31
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cangkok jenis
ini dapat menyebabkan infeksi telinga karena bakteri yang
dapat berujung pada Meningitis. Hubungan antara infeksi
telinga dan Meningitis yang dekat membuat infeksi telinga
harus diatasi dengan segera.
- Vaksin meningokokus, yang diberikan untuk mencegah
bakteri penyebab Meningitis, hanya disarankan bagi
mereka yang sedang dalam perjalanan ke negara-negara
dimana kasus Meningitis sering terjadi serta mereka yang
memiliki cacat pada sistem kekebalan tubuh, terlepas dari
berapapun usia mereka.
f) Multiple Sclerosi
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah gangguan
saraf pada otak, mata, dan tulang belakang. Multiple sclerosis akan
menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.
Penyebab Penyakit Multiple Sclerosi
1. Gangguan Gerak
Multiple sclerosis dapat menyebabkan gangguan gerak berupa:
32
- Kelemahan atau mati rasa pada sisi tubuh tertentu atau pada
tungkai.
- Sulit berjalan.
- Sulit menjaga keseimbangan.
- Sensasi seperti tersengat listrik yang terjadi akibat gerakan leher
tertentu, terutama ketika penderita menggerakan leher ke depan
(Lhermitte’s sign).
- Tremor atau gemetar.
2. Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yang dapat terjadi akibat multiple sclerosis
meliputi:
33
2. Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat kortikosteroid, seperti prednisone
dan methylprednisolone, untuk mengurangi peradangan saraf
akibat multiple sclerosis. Selain itu, untuk mengurangi kaku pada
otot dokter dapat memberikan obat pelemas otot, seperti baclofen
dan tizanidine, serta obat methylphenidate dan obat antidepresan
untuk mengurangi rasa lelah.
3. Fisioterapi
Terapi fisik dan terapi okupasi dilakukan untuk meningkatkan
kekuatan fisik pada penderita multiple sclerosis. Hal ini akan
memudahkan penderita MS menjalani kesehariannya.
4. Plasmapheresis
Dokter akan membuang plasma darah yang ada di dalam tubuh
pasien, menggunakan alat khusus. Untuk mengganti plasma yang
dibuang, dokter akan memasukkan cairan infus khusus, seperti
albumin.
Pencegahan Penyakit Multiple Sclerosi
Penelitian menunjukkan bahwa risiko multiple sclerosis
dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan
vitamin D.
g) Migrain
Migrain merupakan jenis sakit kepala yang terasa seperti berdenyut, dan
umumnya hanya terjadi pada satu sisi kepala. Migrain termasuk penyakit
saraf yang bisa memicu sederetan gejala seperti mual, muntah, dan terasa
sensitif terhadap suara atau cahaya. Migrain yang diikuti dengan rasa nyeri
yang sangat mengganggu bisa berlangsung selama beberapa jam atau
bahkan beberapa hari.
34
Ternyata, sebanyak 30 persen adalah pengidap migrain. Serangan migrain
biasanya pertama kali terjadi pada usia pubertas, yang bisa terasa lebih berat
bila terjadi pada usia 35 hingga 45 tahun.
35
- Kebiasaan buruk, seperti tubuh kelelahan, kualitas tidur dan
postur tubuh yang buruk, mengalami gangguan tidur,
hipoglikemia, dan sehabis berolahraga berat..
- Efek samping dari konsumsi obat tertentu, misalnya pil KB
atau sedang menjalani terapi hormon.
36
- Serangan sakit kepala. Tahapan ini dapat berlangsung
antara 4 hingga 72 jam. Beberapa gejala yang muncul yaitu
sakit kepala hanya pada satu sisi, kepala terasa seperti
berdenyut atau kesemutan, pening, mual, muntah, dan
menjadi sensitif pada suara, bau, cahaya, atau sentuhan.
- Resolusi. Tahap terakhir ini muncul setelah migrain.
Biasanya, resolusi terjadi sekitar 24 jam setelah serangan
migrain. Gejala yang terjadi berupa perubahan suasana hati,
kelelahan, sakit kepala ringan, kelelahan, dan hipersensitif
terhadap suara maupun cahaya.
37
- Migrain tanpa aura. Sakit kepala ini terjadi secara
mendadak tanpa diawali dengan gejala apapun. Jenis
migrain ini paling banyak terjadi, dan terkadang serupa
dengan gangguan kesehatan sinusitis.
- Migrain dengan aura. Migrain yang terjadi dengan aura
diawali dengan gejala tahapan aura sebelum akhirnya
terjadi sakit kepala muncul.
- Migrain dengan aura, tetapi tanpa sakit kepala. Kondisi
ini dikenal dengan istilah silent migraine, diawali dengan
semua gejala migrain, tetapi tidak disertai dengan sakit
kepala.
38
Apabila pengobatan rumahan masih belum bisa meringankan
migrain, pengobatan medis bisa dilakukan dengan cara berikut:
- Faktor hormonal.
- Diet (alkohol, daging yang mengandung nitrat,
monosodium glutamat, aspartam, cokelat, keju yang sudah
lama atau basi, tidak makan, puasa, dan minuman
mengandung kafein).
39
- Psikologis (stres, kondisi setelah stres atau liburan akhir
minggu, cemas, takut, depresi).
- Lingkungan fisik (cahaya menyilaukan, cahaya terang,
stimulasi visual, dan sinar berpendar).
h) Kelumpuhan
40
lebih luas. Bagian tubuh yang berisiko mengalami kelumpuhan
meliputi wajah, lengan, tungkai, dan pita suara. Pada kondisi yang
parah, otot-otot pernapasan juga bisa mengalami kelumpuhan.
41
Pengobatan Penyakit Kelumpuhan
Fisioterapi
Terapi okupasi
Obat-obatan
- Kortikosteroid, seperti methylprednisolone.
- Antikejang, seperti phenobarbital.
42
- Obat pelemas otot, seperti baclofen dan eperisone.
- Antidepresan trisiklik,
seperti amitriptyline dan clomipramine.
- Suntik botox.
Operasi
Komplikasi Kelumpuhan
43
kelumpuhan terjadi di otot pernapasan yang akan menyebabkan
penderitanya berhenti bernapas.
- Depresi
- Gangguan bicara dan menelan
- Disfungsi seksual
- Ulkus dekubitus
- Inkontinensia urine dan inkontinensia tinja
- Deep vein thrombosis
44
Sedangkan untuk mencegah kelumpuhan akibat gangguan
kesehatan atau penyakit, misalnya stroke, caranya adalah:
45
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
46
Penulis Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
https://ciputrahospital.com/apa-itu-neurologi/
https://www.alodokter.com/kenali-berbagai-jenis-penyakit-saraf-ini
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-neurologi-ilmu-tentang-saraf-manusia-
yang-kompleks
https://www.alodokter.com/stroke
https://www.halodoc.com/kesehatan/stroke
https://www.alodokter.com/penyakit-alzheimer
https://hellosehat.com/saraf/alzheimer/penyakit-alzheimer-adalah/
https://www.alodokter.com/penyakit-parkinson
https://hellosehat.com/saraf/parkinson/penyakit-parkinson/
47
https://www.halodoc.com/kesehatan/cerebral-palsy
https://www.alodokter.com/lumpuh-otak
https://www.docdoc.com/id/info/condition/meningitis
https://www.halodoc.com/kesehatan/meningitis
https://www.halodoc.com/artikel/penularan-meningitis-yang-harus-diketahui
https://www.alodokter.com/multiple-sclerosis
https://www.halodoc.com/kesehatan/migrain
https://www.alodokter.com/migrain
https://www.alodokter.com/kelumpuhan
https://www.alodokter.com/multiple-sclerosis
48