Makalah Agama Lisa Armia 202051005
Makalah Agama Lisa Armia 202051005
Pelaksanaan Perkawinan
Di Susun Oleh :
JAKARTA
2021
1
A. Perkawinan Menurut Hukum Islam
Suatu akad tidak sah tanpa menggunakan lafal-lafal yang khusus seperti
akan kithabah, akad salam, akad nikah. Nikah secara hakiki adalah bermakna
akad dan secara majas bermakna wat’un.
Sedangkan arti nikah menurut istilah adalah melakukan suatu akad atau
perjanjian untuk mengikat diri antara seorang laki-laki dengan seorang wanita
untuk menghalalkan suatu hubungan kelamin antara keduanya sebagai dasar
suka rela atau keridhaan hidup keluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan
ketentraman dengan cara yang diridhai Allah SWT.
Artinya :
“Menurut syara’ nikah adalah suatu akad yang berisi pembolehan berhubungan
Pengertian nikah itu ada tiga, yang pertama adalah secara bahasa nikah
adalah hubungan intim dan mengumpuli, seperti dikatakan pohon itu menikah
apabila saling membuahi dan kumpul antara yang satu dengan yang lain, dan juga
bisa disebut secara majaz nikah adalah akad karena dengan adanya akad inilah kita
dapat menggaulinya. Menurut Abu Hanifah adalah Wati’ akad bukan Wat’un
2
(hubungan intim). Kedua, secara hakiki nikah adalah akad dan secara majaz nikah
adalah Wat’un (hubungan intim) sebalinya pengertian secara bahasa, dan banyak
dalil yang menunjukkan bahwa nikah tersebut adalah akad seperti yang dijelaskan
dalam al- Quran dan Hadist, antara lain adalah firman Allah. Pendapat ini adalah
pendapat yang paling diterima atau unggul menurut golongan Syafi’yah dan Imam
Malikiyah. Ketiga, pengertian nikah adalah antara keduanya yakni antara akad dan
Wati’ karena terkadang nikah itu diartikan akad dan terkadang diartikan wat’un
(hubungan intim)
َ ََوانكِحوا األَیَ َمى مِنكم َوالص ل َحی ِْن م ِْن ِعبَادِك ْم َواِ َمائِك ْم ا َ ْن یَك ْونوا فق
ْ َـرا َء ی ْغنِھم للاا مِن ف
ض ِل ِھ َوللاا
ع ِلیْم
َ َوسع
Artinya :
3
Dengan berdasarkan pada perubahan illatnya atau keadaan masing-masing
orang yang hendak melakukan perkawinan, maka perkawinan hukumnya dapat
menjadi sunnah, wajib, makruh, dan haram.
4
perbuatan hukum yang sangat dominan menyangkut sah atau tidaknya
perbuatan tertentu dari segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung yang sama
dalam hal bahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus diadakan.24 Diantaranya
adalah persetujuan para pihak. Menurut hukum Islam akad (perjanjian) yang
didasarkan pada kesukarelaan kedua belah pihak calon suami isteri.
1. Mempelai laki-laki
Syarat sah menikah adalah ada mempelai laki-laki. Pernikahan
dimulai pada saat akad nikah.
2. Mempelai Perempuan
Sahnya menikah kedua yakni ada mempelai perempuan yang halal
untuk dinikahi. Dilarang untuk memperistri perempuan yang haram
untuk dinikahi seperti pertalian darah, hubungan persusuan, atau
hubungan kemertuaan.
3. Wali Nikah Perempuan
Syarat sah menikah berikutnya adanya wali nikah. Wali merupakan
orangtua mempelai perempuan yakni ayah, kakek, saudara laki-laki
kandung (kakak atau adik), saudara laki-laki seayah, saudara kandung
ayah (pakde atau om), anak laki-laki dari saudara kandung ayah.
4. Saksi Nikah
Menikah sah bila ada saksi nikah. Tidak sah menikah seseorang bila
tidak ada saksi. Syarat menjadi saksi nikah yakni Islam, baligh, berakal,
merdeka, lelaki, dan adil. Dua orang saksi ini diwakilkan oleh pihak
keluarga, tetangga, ataupun orang yang dapat dipercaya untuk menjadi
seorang saksi.
5. Mahar
Mahar atau maskawin sangat penting keberadaannya di altar
pernikahan dan menjadi syarat nikah dalam Islam. Mahar adalah
sejumlah harta yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak
perempuan. Mahar dalam agama Islam menggunakan nilai uang sebagai
5
acuan. Mempelai perempuan bisa meminta harta seperti uang tunai,
emas, tanah, rumah, kendaraan, dan benda berharga lainnya.
6. Ijab dan Qabul
Terakhir, syarat sah nikah yakni ijab dan qabul. Ijab dan qabul
adalah janji suci kepada Allah SWT di hadapan penghulu, wali, dan
saksi. Saat kalimat "Saya terima nikahnya", maka dalam waktu
bersamaan dua mempelai laki-laki dan perempuan sah untuk menjadi
sepasang suami istri.
C. Akad Nikah
Akad nikah adalah acara inti dari seluruh rangkaian proses pernikahan.
Akad nikah dimaknai sebagai perjanjian antara wali dari mempelai perempuan
dengan mempelai laki-laki dengan paling sedikit dua orang saksi yang
mencukupi syarat menurut syariat agama. Dengan adanya akad nikah, maka
hubungan antara dua insan yang sudah bersepakat untuk hidup berumah tangga
diresmikan di hadapan manusia dan Tuhan.
Dalam agama Islam, untuk prosesi pernikahan yang sah ada lima hal yang
harus dipenuhi. Yaitu, adanya calon mempelai laki-laki, calon mempelai
perempuan, wali dari mempelai perempuan, adanya minimal dua orang saksi,
dan terakhir adalah ijab kabul. Kalau lima syarat di atas sudah dipenuhi, maka
pernikahanmu sudah bisa dikatakan sah menurut agama, Bela. Tapi, pernikahan
juga harus melalui pihak KUA agar sah di mata hukum. Agar lebih jelas, simak
prosesi akad nikah di bawah ini.
1. Pembukaan
6
membaca 'bismillah', berlanjut dengan doa agar acara berjalan dengan lancar,
dan pembacaan ayat suci al-Quran.
2. Khotbah nikah
Khotbah nikah merupakan hal yang disunahkan dalam Islam. Karena sunah,
maka sebisa mungkin ada dalam setiap prosesi akad nikah. Biasanya, khotbah
nikah akan disampaikan langsung oleh petugas dari KUA atau penghulu yang
akan menikahkan. Fungsi dari khotbah nikah ini sendiri adalah sebagai
pembekalan bagi kedua mempelai, sekaligus pengingat tentang pentingnya
menjaga keutuhan dalam rumah tangga.
3. Ijab Kabul
4. Doa nikah
Kalau semua yang hadir sudah sepakat untuk sah, maka penghulu akan
membacakan doa-doa pernikahan karena kamu dan pasangan sudah resmi
menjadi suami istri. Selain penghulu, kamu atau pihak keluarga juga boleh
mengundang pemuka agama di tempatmu secara khusus untuk membacakan
doa akad nikah.
7
penandatanganan dokumen. Dokumen yang harus ditandatangani oleh kedua
pengantin pastinya adalah buku nikah.
6. Penutup
Kalau lima prosesi di atas sudah selesai dilakukan, maka acara pun sudah
boleh ditutup atau diakhiri. Penutupan biasanya dilakukan dengan pembacaan
doa terakhir oleh pemuka agama yang diundang atau oleh penghulu. Momen
tambahan lain di akhir prosesi akad nikah biasanya adalah pengambilan
dokumentasi dua mempelai dengan buku nikah, serah terima mahar, atau tukar
cincin.
D. Walimatul ‘Ursy
8
Sementara tata cara menjamu makanan kepada para undangan adalah masih
dirinci, jika yang orang kaya atau mampu maka minimalnya adalah menyembelih
satu ekor kambing. Jika ia masuk dalam kategori orang yang tidak mampu maka
cukup semampunya saja.
Apabila salah seorang di antara kalian diundang untuk makan, maka penuhilah
undangan tersebut. Jika berkehendak, maka ia boleh makan atau ia tinggalkan.
(HR. Muslim)
Jika pihak penyelengggara mengadakan walimah selama tiga hari, maka yang wajib
dihadiri hanya hari pertama saja. Sedangkan hari kedua hukumnya sunnah, dan hari
ketiga hukumnya makruh untuk menghadirinya.
9
Memenuhi undangan walimatul ‘urs itu hanya wajib atau walimah yang lain
hukumnya sunnah dengan syarat orang yang mengundang tidak hanya mengundang
orang-orang kaya saja, akan tetapi mengundang orang-orang kaya sekaligus orang-
orang fakir. Dan dengan syarat mereka diundang pada hari pertama.
Hal ini menunjukkan sebaik apapun suami di kantor tidak akan dianggap
baik sebab letak terbaik suami adalah bagaimana perlakuan ia kepada
keluarganya. Selain itu kata Ustadz Rosyid, suami memimpin istri sebab ia
memiliki kelebihan akal dan tenaga. “Jika istri menyusui anaknya dua tahun,
maka suami memberinya makan dan sandang,” katanya.
10
lainnya. Sebab tidak ada yang bisa melakukan adil seadil-adilnya kecuali Allah.
Selain itu, ketika seorang suami keluar rumah maka yang harus selalu diingat
adalah rumah merupakan ladang rezekinya. Semakin suami berbicara baik
kepada istri maka semakin banyak ladang rezeki kepadanya.
Ustadz Rosyid melanjutkan hak suami dan kewajiban istri yang harus
dijalankan terdiri atas melayani suami, taat kepada suami, memenuhi ajakan
suami berhubungan badan, menjaga rumah dan kemaluan ketika ditinggal pergi,
dan memperlakukan suami dengan baik. Meski istri memiliki jabatan, gelar,
atau gaji lebih tinggi daripada suaminya maka ia tetap harus taat kepada sang
suami. “Hak suami atas istri lebih besar daripada hak istri atas suami. Sebab
suami memiliki satu tingkat lebih tinggi daripada istri,” ucapnya.
11
maka istri akan mendapatkan laknat dari malaikat”. (HR Ahmad, Bukhori dan
Muslim)
Selain kewajiban suami dan istri, kata Ustadz Rosyid terdapat pula hak-hak
bersama kedua pihak. Mereka memiliki hak yang sama seperti perlakuan baik
dan adab yang baik, tidak mengungkit pemberian atau kesalahan yang lalu, dan
menjaga silaturahmi antar kerabat dan teman suami maupun istri. “Istri tidak
hanya silaturahmi kepada kerabatnya saja, melainkan juga kerabat suami dan
sebaliknya. Perintah ini untuk menjaga kekerabatan,”
12