Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH INVESTIGASI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3


1. CISKA SIMAMORA 1901018
2. FERONIKA SILABAN 1901016
3. MARIA HUTASOIT 1901017
4. YESI SIANIPAR 1901015
5. JUDIKA SIMAMORA 1901007
6. WAHYUNI SIHOMBING 1901014
7. SANTI HUTAJULU 2013006
8. RUSMAWATI LUMBANGAOL 2013007
9. ROMYANA SIREGAR 2013005
DOSEN PEMBIMBING : OKNALITA SIMBOLON,MTr.Keb

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU


PRODI D III KEBIDANAN JALAN BUKIT INSPIRASI
SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2010/2021.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “INVESTIGASI “ dengan lancar dan tepat.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kelompok dan bertujuan untuk dapat mengetahui
dan memahami Investigasi atau penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatas nya referensi yang kami dapatkan. Oleh
karena itu kami mohon maaf yang sebesar besar nya atas kesalahan, maupun kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Kami akan menerima dengan senang hati masukan-masukan ,kritik,
serta saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ,menambah wawasan dan
dapat digunakan sebagai pembelajaran kita semua, terutama bagi kami, Terima kasih.

Doloksanggul , 2021.

Penulis .

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….....
…….…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….……….
…………..…..…ii
BAB I.PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang………………………………………………………….................1
1.2.Rumusan masalah…………………………………………………….……….…...1
1.3.Tujuan……………………………………………................................………..…1
BAB II.PEMBAHASAN
2.1.Pengertian investigasi………..………………………………………………..…….2
2.2.Sejarah investigasi………………………………………….......................................2
2.3.Ciri-ciri investigasi…………………………………………………………………..4
2.4.Struktur penulisan investigasi………….…………………..……………………..…5
2.5.Perencanaan investigasi ………………….………….……………………………..7
2.6.Teknik peliputan investigasi……………………………………………….……….8
2.7.Metode investigasi…………………………………………………….……………9
BAB III. KASUS
3.1. Kasus…………………………..…………………………………………..……10
3.2.Pembahasan kasus………………………………..………………….…….……10
BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan………………………………………………………………………..16

4.2. Saran………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Investigasi merupakan kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan


berita yang bersifat investigative atau sebuah penelusuran panjang.
Laporan investigasi dalam pelaksanaan nya membutuhkan modal yang banyak terlebih
apabila topic yang dipilih bersifat kompleks. Maka sebelum membuat konsep acuan perlu ada
riset awal, wawancara, dan observasi di lapangan.
Perencanaan yang matang sangat di butuhkan agar penelusuran dapat berjalan dengan
baik. Dalam hal ini seorang jurnalis juga di tuntut untuk memiliki sifat skeptic atau ragu-ragu
terhadap setiap fakta yang di peroleh sehingga fakta tersebut akan terus digali hingga ke akar
permasalahan.
Laporan investigasi sebagai sebuah karya jurnalistik tidak di tentukan oleh besarnya
kasus yang dibongkar, melainkan manfaat atau dampak apa yang ditimbulkan setelah kasus
tersebut terbongkar. Penelusuran sebuah topic yang ringan dapat dikatakan produk investigasi
yang baik apabila mengungkapkan fakta bernilai besar bagi khalayak.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimna ciri-ciri investigasi?


2. Bagaimana struktur penulisan investigasi?
3. Bagaimana perencanaan investigasi?
4. Bagaimana teknik peliputan investigasi?
5. Bagaimana metode investigasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui ciri-ciri investigasi


2. Untuk mengetahui struktur penulisan investigasi
3. Untuk mengetahui perencanaan investigasi
4. Untuk mengetahui teknik peliputan investigasi
5. Untuk mengetahui metode investigasi 1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Investigasi

Investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita


yang bersifat investigative, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah
kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Selain itu, investigasi merupakan penelusuran
terhadap kasus yang bersifat rahasia. Sebuah kasus dapat diketahui kerahasiaan nya apabila
penelusuran terhadap kasus tersebut selesai dilakukan. Kata invetigasi berasal dari bahasa latin,
yaitu vestigium Yang berarti jejak kaki.
Laporan investigasi dalam pelaksanaan nya membutuhkan modal yang banyak terlebih
apabila topic yang dipilih bersifat kompleks. Maka sebelum membuat konsep acuan perlu ada
riset awal, wawancara, dan observasi di lapangan.
Perencanaan yang matang sangat di butuhkan agar penelusuran dapat berjalan dengan
baik. Dalam hal ini seorang jurnalis juga di tuntut untuk memiliki sifat skeptic atau ragu-ragu
terhadap setiap fakta yang di peroleh sehingga fakta tersebut akan terus digali hingga ke akar
permasalahan.
Pada intinya tujuan utama investigasi adalah mengungkap kesaksian dan bukti secara
fisik dari suatu persoalan yang controversial. Investigasi menekankan pada upaya mengungkap
fakta yang sebelumnya tersembunyi dari public. Karena itu, proses kerja investigasi ini laksana
detektif yang mengendus informasi tersembunyi dari banyak sisi dan mengungkapkannya.

2
2.2. Sejarah Investigasi
Investigasi mempunyai jejak yang panjang dalam sejarah pers Amerika. Beberapa tokoh
tercatat sebagai pionir investigasi. Mereka menetapkan pedoman investigasi bahkan
menggariskan ciri pemberitaan pers sebagai medium watchdog di dunia.
Sejarah investigasi berawal dari sebelum berdirinya Negara Amerika. Pada
1690, Benyamin Harris menginvestigasi berbagai kejadian di masyarakat dan melaporkannya
dalam Public Occurences, Both Foreign and Domestic.
  Isi laporannya dinilai menentang kebijakan kolonial Inggris. Pada awal sejarahnya,
investigasi amat dekat dengan pemberitaan crusading atau jihad. Pada fase selanjutnya,
spirit crusading (jihad atau perjuangan) mendapat bentuk yang lebih formal melalui
penerbitan New England Courant pada 1721 yang diterbitkan oleh James Franklin. Istilah
investigasi sendiri baru muncul pertama kali dari Nellie Bly ketika menjadi reporter di Pittsburg
Dispatch (1890).
Bly sampai harus bekerja di sebuah pabrik untuk menyelidiki kehidupan buruh di bawah
umur yang dipekerjakan dalam kondisi yang buruk. Keistimewaan laporan jurnalistime
investigasi Bly terletak pada tuntutan penyelesaian jalan keluar terhadap problema sosial
tersebut. Melalui laporan investigasi, pers diposisikan sebagai pengganti pemerintah yang lemah
dalam mengatur masyarakat.
Bisa dikatakan pada awal kemunculannya, investigasi memakai bentuk perlawanan
terhadap kebijakan penguasa. Baru pada awal abad 20  investigasi menegaskan wujudnya di
dalam liputan-liputan yang terorganisir ketika melaporkan berbagai pelanggaran yang terjadi.
Menurut Charneley ada dua hal yang signifikan yang mendasari reportase investigasi, yaitu
harus membawa muatan pencerahan publik dan sering kali juga kegiatan perlawanan. Untuk itu,
investigasi diidentikan dengan istilah  crusading. Crusading, dalam sejarah pers Amerika,
menyangkut periode Muckraking yang mengekspos perilaku antisosial dan kejahatan di dunia
pemerintahan dan bisnis. 

3
Presiden Theodore Roosevelt bahkan memberi nama muckrakers kepada reporter yang sibuk
menyoroti hal kotor dan tidak melihat sisi positif lain dari kehidupan Amerika.
Pada tahun 1902, investigasi menjadi gerakan yang berpengaruh. Hal ini dipicu dari
kebijakan berbagai media yang menyatakan sikap nya pada reformasi sosial. Masyarakat pun
menyambutnya dengan antusias. Sejak itu investigasi menjadi bidang usaha pers yang
menguntungkan. Sirkulasi sepuluh majalah yang memfokuskan diri pada liputan investigasi
mencatat jumlah 3 juta eksemplar pada 1903. Beberapa wartawan investigasi kemudian
mengembangkan gaya penulisan investigasi untuk kepentingan penulisan novel. Pada rentang
waktu 1900-1914 muncul asosiasi penulis dan penerbit investigasi.

2.3.Ciri-ciri Investigasi
Investigasi memiliki empat ciri, yaitu
1. riset dan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan
kebenaran atau kesalahan hipotesis
2.  paper trail yang dilakukan untuk mencari kebenaran dalam mendukung hipotesis
3. wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dengan investigasi,
4. pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti-kriminalitas (Dalam hal ini
termasuk melakukan metode penyamaran serta memakai kamera tersembunyi).
Beberapa aktivitas dalam pendekatan investigasi adalah:
1. Eksposisi guru dalam bentuk menyajikan serangkaian pertanyaan yang menimbulkan
konfrontasi intelektual, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk berfikir,
mengembangkan, dan menyelidiki sesuatu
2. Diskusi di antara siswa, atau antara siswa dan guru
3. Melaksanakan kerja praktik
4. Pemantapan dan tugas latihan
5. Pemecahan masalah
6. Kegiatan investigasi (investigational work).
4
Langkah-langkah pendekatan investigasi yang hampir serupa dikemukakan Flenor
(Iryanti, 2004) yaitu: apersepsi, investigasi, diskusi, penerapan, dan pengayaan. Dalam fase
investigasi, guru berperan selain sebagai fasilitator dan motivator juga sebagai pengarah untuk
membantu siswa mengembangkan pertanyaan yang lebih terarah, menggali pengetahuan siswa,
dan mendorong siswa untuk memperbaiki hasil yang dicapai.
Demikian pula Height, Talmagae dan Hart (Iryanti, 2004) mengemukakan langkah-
langkah pendekatan investigasi, yang meliputi: pemberian soal dan masalah terbuka atau tidak
terstruktur secara ketat, kemudian siswa diberi kesempatan memilih jalan yang sesuai dengan
pendapatnya.

2.4. Struktur Penulisan Investigasi

Kaidah piramida terbalik digunakan sebagai sarana mengorganisir informasi dari urutan


yang paling penting ke yang kurang penting. Pelaporan investigasi juga mementingkan
kebutuhan khalayak yang ingin segera menemukan apa yang harus dipahaminya.

 Carole Rich menyebut “5 Hal Penting” dalam penulisan berita. Rumus ini dapat


dijadikan variasi dari kaidah priramida terbalik.

Kelima hal tersebut, yaitu:

1. news (apa yang terjadi atau akan diperitiwakan)

2.  context (latar belakang dari kejadian) 

3. scope (apakah peristiwa lokal menjadi bagian dari peristiwa atau gejala di tingkat
nasional) 

4. edge (kemana berita hendak diarahkan dan apa yang terjadi kemudian), dan 

5. impact (mengapa menajdi perhatian banyak orang). 

5
Sifat dramatis juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Melalui tiga babak
pengisahan, struktur kisah dilaporkan. Pada bagian awal kisah digambarkan adanya
permasalahan. Bagian tengah menyiratkan berbagai kejadian atau aksi. Sementara itu, akhir
kisah dapat memberikan resolusi. 

Penulisan investigasi tetap memakai dasar pelaporan yang biasa dikerjakan kalangan
jurnalis, yaitu awal (lead), tubuh (middle), dan penutup (ending).

Bagian awal
Jenis-jenis lead dari ''hard news'' dapat menjadi pembuka yang kerap
dipakai wartawan investigasi ketika mereka telah siap untuk membuka kisah penyelidikan yang
penuh dengan kerumitan. Untuk itu, pembuka jenis ringkasan (summary) dipergunakan. Carole
Rich memberika bentukan pembuka yang tidak langsung memaparkan permasalahan. Rich
menyebutkan jenis deskriptif lead, naratif lead, dan anekdot lead, sebagai pengawal kisah berita.
Selain itu ada juga pelaporan yang dibuka dnegan lead kutipan langsung.
Bagian tubuh
Banyak bagiannya yang menggunakan teknik penulisan yang didasari oleh kecakapan
penulisan sastra. Penjelasan yang berupa angka-angka atau statistik memerlukan penanganan
khusus agar pembaca tidak jenuh dengan uraian yang bersifat teknis. Bagian ini membangun
pengisahan menjadi rincian aksi dari karakter utama permasalahan yang kompleks, serta
perubahan karakter permasalahan. Salah satu teknik penarik uraian, di bagian tengah ini, adalah
pengisahan adegan. Melalui adegan, permasalahan dipertunjukkan seluk beluk kejadiannya.
Bagian penutup
Bagian akhir dari penulisan investigasi sering kali memaparkan kedalaman pikiran dan
emosi ke dalam benak pembaca.

6
2.5. Perencanaan Investigasi
Menentuka Tema
Di banyak media massa, tema investigasi ditentukan melalui rapat redaksi yang
terencana, atau melalui perumusan agenda publik yang dipunyai masing-masing media. Namun,
bahkan dalam contoh investigasi legendaris (seperti "Skandal Watergate"), tema itu muncul
secara "tidak sengaja", wartawan atau kelompok wartawan menemukan peristiwa yang
tampaknya sepele, namun dalam melakukan penggalian secara terus-menerus sehingga berhasil
menemukan "peristiwa terselubung" yang jauh lebih besar
Merumuskan Masalah
Dalam Perencanaan Investigasi, mencari "akar masalah" (bottom-line) sangatlah penting,
guna memudahkan dalam mencari informasi. Rumusan masalah adalah hal yang ingin ditelusuri
melalui investigasi. Untuk itu, rumusan masalah harus se-spesifik mungkin, dan dalam kalimat
pendek. Rumusan masalah juga semacam hipotesis dalam penelitian ilmiah (sesuatu yang harus
diuji kebenarannya di "laboratorim" atau lapangan).
Menggali Bahan
Menggali bahan atau mencari bahan investigasi dapat dilakukan dengan
cara wawancara terhadap sumber dan tokoh kunci, atau mencari dokumen dan bukti terpenting
dari lapangan.
Komparasi
Data tertentu tidak berbunyi apa-apa jika tidak dibandingkan dengan data lain. Untuk itu,
setiap data yang diperoleh harus dibandingkan dengan data yang lainnya agar mendapatkan data
yang benar-benar akurat.
Menguji
Mengumpulkan semua bahan (wawancara dan dokumen) serta menyortirnya berdasarkan
kredibilitas sumber informasi. Memakai dokumentasi itu untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat (apakah memprkuat atau menggugurkan).

7
Menulis dan Menyajikan
Dalam hal penulisan, laporan investigasi harus ditulis secara padat dan jelas. Namun,
yang lebih penting lagi tulisan itu harus argumentatif (memiliki dasar bukti yang kuat dan
dibangun dengan logis). Tulisan sering kali harus dilengkapi pemaparan dokumen, foto, dan
tabel yang memperkuat tulisan.

2.6.Teknik Peliputan Investigasi


Penyamaran
Terdapat tiga teknik penyamaran yang digunakan saat peliputan investigasi, yaitu:
a. Penyamaran melebur (immerse), maksudnya yaitu wartawan yang melakukan peliputan
membaur atau melebur dengan objek yang akan diliputnya dengan kata lain wartawan menyamar
menjadi bagian dari objek yang akan diliput
b. Penyamaran menempel (embedded), teknik ini memanfaatkan objek tertentu untuk
mendapatkan fakta, keterangan atau akses
c. Penyamaran berjarak (surveillance), teknik ini menggunakan jarak dalam penyamarannya.
Jarak yang dimaksud tidak hanya jarak yang bisa diukur melainkan juga berkaitan dengan
jarak sosiologis dan psikologis
Observasi
Observasi merupakan kegiatan menggali fakta di lapangan dengan menggunakan
pancaindra, sehingga tergambar dengan jelas apa yang terjadi. Hasil observasi tersebut kemudian
dideskripsikan melalui tulisan, gambar, dan suara.
Mengecoh (Decoying)
Merupakan teknik yang digunakan agar wartawan bisa bertemu dan mendapatkan
informasi dari sumber berita. Mengecoh maksudnya wartawan tidak mengatakan liputannya
untuk kasus A melainkan untuk kasus B (improvisasi).

8
2.7. Metode Investigasi

1. Material Trail, yaitu menelusuri atau mencari jejak dan bukti - bukti dalam bentuk benda
2. People Trail, mencari jejak - jejak orang yang terlibat atau yang bertanggung jawab atas
kasus tersebut
3. Money Trail, atau follow the money, mengikuti lairan uang atau mencari jejak uang

9
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS 1

Pada hari selasa jam 10.00 tanggal 4 maret 2012 di poli klinik eksekutif RSD dr.soebandi Ny.
anita mau dilakukan pemeriksaan diagnostic indoscopi, saat dilakukan tindakan alat monitor tidak
menampilkan gambar, perawat yang dinas dipoli tersebut belum mengetahui cara memelihara dan
mengecek alat indoscopi karena perawat tersebut baru dapat 1 minggu dipindahkan dari poli
tersebut ,clinical privillege, tidak disiapkan (tidak ada pelatihan), saat menghubugi teknisi nomor HP
teknisi tidak dapat dihubugi.

Kalibrasi alat tidak teratur,terakhir di kalibrasi 3 tahun yang lalu. saaat dicari dokumen setting
alat tidak ditemukan ,ada SOP pemeliharaan alat/kalibrasi alat 1 tahun sekali, SOP mutasi perawat belum
ada, SOP pendokumentasian setting alat belum ada. karena kondisi diatas tersebut maka pemeriksaan
diagnostic pada Ny. anita tertunda dilaksanakan, disisi lain dokter yang meminta sangat membutuhkan
untuk perencanaan terapi lebih lanjut.

INSIDEN: Tertundanya pemeriksaan indoskopi

IMEMEDIATE ALAT RUSAK NS. TIDAK CEK SUPLAYER TIDAK


ALAT BISA
CAUS
DIHUBUNGI

MONITOR TIDAK PERAWATAN NOMER HP TIDAK


WHY TIDAK
MENAMPILKAN ADA
GAMBAR TAHU CARA CEK
ALAT

FREKWENSI PERAWAT BELUM DOKUMENTASI


DI LATIH CARA SETTING ALAT TIDAK
MAINTENANCE CEK ALAT
ALAT ADA ( INDOSCOPI)

TERLALU LAMA

ROOT COUSE SOP 1 TAHUN SOP ROTASI SOP


SEKALI PERAWAT
PENDOKUMENTASIAN
UNIT BARU BELUM
SETTING ALAT
ADA
(INDOSCOPI)

REKOMENDASI KAJI ULANG MENYUSUN SOP SOP


REVISI ROTASI DI UNIT PENDOKUMENTASIAN
BARU SETTING MANUAL
SOP
(INDOSCOPI) ALAT BELUM ADA

(INDOSCOPI)

TINDAKAN REVISI SOP BUAT SOP BUAT SOP

ROTASI UNIT PENDOKUMENTASIAN


BARU
SETTING ALAT
(INDOSCOPI)
(INDOSCOPI

LEMBAR KERJA INVESTIGASI

PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN:

1.alat rusak

2.perawat tidak cek alat

3.suplayer tidak dapat dihubungi

PENYEBAB YANG MELATAR BELAKANGI/AKAR MASALAH INSIDEN:

1.SOP pemeliharaan 1tahun sekali

2.SOP perawat ke unit baru belum ada

3.SOP pendokumentasian setting manual alat belum ada

REKOMENDASI PENANGGUNG JAWAB TANGGAL


1.revisi sop kalibrasi
1.ka. instalasi IPS
2.menyusun sop rotasi di unit
baru (indoscopi) 2.ka.bid.keperawatan 8 MARET 2012

3.menyusun sop 3.ka. instalasi IPS

Pendokumentasian setting

Alat (indoscopi)

TINDAKAN YANG AKAN DI PENANGGUNGJAWAB TANGGAL

LAKUKAN:
1.merevisi sop baru 1.ka. instalasi IPS
12-18 MARET 2012
2.buat sop rotasi di unit baru
2.Ka.bid keperawatan
(indoscopi)

3.buat sop 3.ka. instalasi IPS


Pendokumentasian

Setting alat (indoscopi)

KA.RUANG/KA.INSTALASI

NAMA TANGGAL MULAI


INVESTIGASI

TANDA TANGAN TANGGAL SELESAI


INVESTIGASI

MANAJEMEN RESIKO INVESTIGASI LENGKAP TANGGAL

YA. TIDAK

Diperlukan investigasi lebih Lanjut: ya/tidak

Investigasi setelah grading Ulang: hitam/merah/kuning

KASUS 2

Pada hari senin jam 11.00 pada tanggal 18 oktober 2011 di ruang seruni RSD dr. SOEBANDI ada
kejadian pasien jatuh saat keluar dari kamar mandi. Tn.B.56 thn dengan post operasi catarak, pada pagi
hari itu pasien melakukan aktivitas di kamar mandi buang air besar dengan di antar oleh keluarganya.
kemudian selesai Tn.B keluar dari kamar mandi, saat keluar kamar mandi tepat di depan pintu kamar
mandi ada “keset” basah, saat Tn.B terpeleset dan jatuh. kejadian tersebut diketahi oleh keluarganyadan
cleaning servis, kondisi saat setelah jatuh sadar, hanya mengeluh pantatnya sakit. cleaning servis memberi
tahu perawat yang saat itu masih merawat luka, kemudian merawat dan anamneses Tn. B seputar kejadian
yang di alami. kemudian perawat membuat laporan dan melapor ke kepala ruangan kemudian kepala
ruangan menginvestigasi tempat kejadian dengan melihat langsung/obsevasi di depan kaamr mandi dan
mendapatkan data ” keset” dalam keadaan basah. Hari selasa jam 09.00 wib tanggal 10 oktoberkepala
ruangan melakukan investigasi kepada cleaning servis,perawat jaga, berikut rekaman investigasinya.

Investigasi CS

Ka.ruangan : mas aris apa yang terjadi saat itu? yang anda lihat?
CS : saya melihat Tn.B jatuh sesaat kelauar dari kamar mandi
Ka.ruangan : kenapa pasien bisa jatuh ya mas?
CS : anu pak kesetnya basah kena air
Ka.ruangan : kenapa bisa basah mas?
CS : ya pak karena kemarin kesetnya belum di ganti
Ka.ruangan : kenapa ngak di ganti mas?
CS : kesetnya Cuma dua pak, yang satu masih di cuci pak
Ka.ruangan : kenapa mas persediaan keset kok Cuma dua?
CS : ya pak di jatah dari CV cuman dua.
Ka.ruangan : kenapa hanya di jatah 2?
CS : gak tahu pak
Ka. ruangan : apa dari CV ada SOP mengganti keset, berapa kali di hari di sebut?
CS : gak tahu pak, ngak ada kayaknya pak.
Ka.ruangan : oke terimakasih ya mas.

Investigasi Ns
Ka.ruangan : mbak apa yang terjadi saat itu?yang anda lihat?
Ns : say tidak melihat kejadiannya, tapi setelah saya di lapori CS Tn.B jatuh sesaat keluar
dari kamar mandi
Ka.ruangan : kenapa pasien bisa jatuh ya?
Ns : kesetnya basah kena air pak, kan kesetnya jarang di ganti, dan lantai licin.
Ka.ruangan : kenapa bisa jarang di ganti ya kesetnya? kenapa bisa licin lantainya?
Ns : wah saya ngak tau pak kenapa mas aris ngak ganti kesetnya, lantai licin karena lantainya
bukan standart lantai rumah sakit.
Ka.ruangan : ada ngak ya SOP kita yang mengatur penggantian keset?
Ns : SOP penggantian keset kayaknya saya belum lihat dan baca pak. sepertinya ngak ada
pak.
Ka. ruangan : kenapa SOP nya ngak ada ya?
Ns : ngak tahu pak, sepertinya belum di buat
Ka.ruangan : ok terimakasih banyak ya mbak.

INSIDEN: Pasien jatuh sesaat keluar dari kamar mandi

IMEMEDIATE CAUS Keset basah Persediaan keset Keset tidak di ganti


terbatas (2 buah)

WHY? Terkena percikan air Hanya di jatah 2 buah SOP pengganti keset
kamar mandi dan keset tidak ada
frekuensi penggantian
keset tidak tentu.

WHY? - Belum ada ketentuan SOP penggantian keset


standart kebutuhan belum di susun
keset

ROOT CAUSE Keset basah dan licin SOP standart SOP penggantian keset
kebutuhan keset belum belum ada
ada

REKOMENDASI Penggantian keset Tersedianya SOP Tersedianya SOP


harus segera di ganti standar kebutuhan penggantian keset
bila sudah mulai basah keset di bangsal kamar mandi di
bangsal

TINDAKAN Membuat IK (instruksi Menyusun sop standart Menyusun SOP


kerja) penggantian kebutuhan keset di penggantian keset
keset di ruang seruni. bangsal kamar mandi di
bangsal

LEMBAR KERJA INVESTIGASI

PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN:


1. keset basah
2. persediaan keset terbatas
3. keset tidak di ganti

PENYEBAB YANG MELATAR BELAKANGI / AKAR MASALAH INSIDEN

1.keset basah dan licin


2.SOP standar kebutuhan keset belum ada
3.SOP penggantian keset belum ada

REKOMENDASI: PENANGGUNG JAWAB: TANGGAL:


1. jangka pendek:
penggantian keset harus 1. 19 oktober 2011
segera di ganti bila sudah mulai 1. Ka.ruangan
basah
2. jangka menengah:
tersedianya sop standar 2. 19-25 oktober 2011
kebutuhan keset di bangsal 2. Ka. per.instalasi
3. jangka panjang:
tersedianya sop penggantian
keset kamar mandi di bangsal

TINDAKAN YANG AKAN PENANGGUNG JAWAB: TANGGAL


DILAKUKAN:
1. mengganti keset segera bila
sudah mulai basah
2. menyusun sop standar Ka.ruang Setiap saat
kebutuhan keset di bangsal

3. menyusun sop penggantian Ka.per.instalasi 19-25 oktober 2011


keset kamar mandi di bangsal

KA.RUANG /KA.INSTALASI

NAMA TANGGAL MULAI INVESTIGASI: 19 OKTOBER 2011

TANDA TANGAN TANGGAL SELESAI INVESTIGASI 25 OKTOBER 2011

MANJEMEN RESIKO INVESTIGASI LENGKAP TANGGAL:25 OKTOBER


2011

YA.TIDAK

Dilakukan investigasi lebih lanjut: ya/ tidak

Investigasi setelah grading ulang : hijau/kuning/merah


BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita
yang bersifat investigative, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah
kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Selain itu, investigasi merupakan penelusuran
terhadap kasus yang bersifat rahasia. Sebuah kasus dapat diketahui kerahasiaan nya apabila
penelusuran terhadap kasus tersebut selesai dilakukan. Kata invetigasi berasal dari bahasa latin,
yaitu vestigium Yang berarti jejak kaki.
Laporan investigasi dalam pelaksanaan nya membutuhkan modal yang banyak terlebih
apabila topic yang dipilih bersifat kompleks. Maka sebelum membuat konsep acuan perlu ada
riset awal, wawancara, dan observasi di lapangan.
Perencanaan yang matang sangat di butuhkan agar penelusuran dapat berjalan dengan
baik. Dalam hal ini seorang jurnalis juga di tuntut untuk memiliki sifat skeptic atau ragu-ragu
terhadap setiap fakta yang di peroleh sehingga fakta tersebut akan terus digali hingga ke akar
permasalahan.

4.2. Saran
Setelah mempelajari tentang Investigasi ada baiknya sebagai tenaga kesehatan mampu memberi
pengetahuan tentang Investigasi yang dilakukan dalam korupsi.
16

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi Laksono. Dandhy. 2010. Jurnalisme Investigasi. Bandung: Kaifa


2. Dadi. Reportase Investigasi, Menelisik Lorong Gelap.2005.Jakarta:LaToFi Enterprise
3. Ica Wulansari dan Indah Suryati. Laporan Investigatif Konsep & Praktik Jurnalistik.
2013.Jakarta:Empat Pena
4. Santana K.Septiawan.Jurnalisme Investigasi.2009.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
5. (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-28. Diakses tanggal 2021-02-23.
6. http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONS/Vol. III No.2- Juli 2009/08
Mumun Syaban.pdf
17

Anda mungkin juga menyukai