Hepatitis Fix 1
Hepatitis Fix 1
HEPATITIS B
OLEH :
GEORGINA A. KOLANUS 17061051
INJILIA A. ROBOT 17061019
ANGELITA A. KARAMBUT 17061088
MARIAH V. PONIDJAN 17061160
KELOMPOK 9
KELAS C
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5
kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus
Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus
Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi
dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV
(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis
infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara
parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B
melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH)
dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa
jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral
(Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat
ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley,
1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-
NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990;
Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus
yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B,
HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di
Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga
diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya
dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di
kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke
Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang
sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan
dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
BAB II
HEPATITIS
2.1 Definisi
Hepatitis adalah inflamasi pada hati. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh virus,
meskipun juga dapat disebabkan oleh pajanan alcohol, obat-obatan, dan toksin atau pathogen
lain.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi,1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer,2001).
Kesimpulannya hepatitis adalah gangguan yang berupa inflamasi pada hati yang
disebabkan oleh agen virus, obat atau alcohol.
2.2 Anatomi Fisiologi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga
kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006).
Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram.
Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi
segmen anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral
oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal
yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena
sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi
sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem
biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh
mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk duktus
biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam traktus
porta (Chandrasoma, 2006)
b. Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim
melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus
diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot
glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk
menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen,
disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan.
Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma,
kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang
diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-
faktor pembekuan yang lain.
2.3 Etiologi
Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan
gigitan manusia.
2.3.1 Virus
Type B
Metode Parenteral seksual, perinatal
transmisi
Keparahan Parah
Sumber Darah, saliva, sekresi vagina
virus
2.3.2 Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
2.3.3 Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis
akut.
2.4 Manifestasi Klinis
2.4.1 Masa Tunas
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
2.4.2 Fase Pra Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, fomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,
bahu dan malaise, lekas lelah terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39°C
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok
pada hepatitis virus B.
2.4.3 Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu pertama,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-
gatal pada seluruh badan, rasa lesu dan lekas lelah dirasakan selama 1-2 minggu.
2.4.4 Fase Pemulihan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna
urine tampak normal, mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas lelah.
Manifestasi
Fase Pra-Ikterik Gejala”seperti flu” : malaise,
keletihan demam
Gastrointestinal : anoreksia, mual,
muntah, diare, konstipasi
Nyeri otot
Nyeri dan nyeri tekan ringan
abdomen kuadran atas
Fase Ikterik Jaundis
Feses berwarna seperti tanah liat
Urine berwarna cokelat
Penurunan gejala pada fase pra-
ikterik (mis. Perbaikan nafsu
makan; tidak ada demam)
Fase Pasca-Ikterik Tingkat energi meningkat
Nyeri reda
Gastrointestinal : minimal hingga
tidak ada keluahn
2.5 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan keruskan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oelh hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasif virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah biirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kerusakan pengangkutan
bilirubin didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat
kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi,
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi. Jadi ikterus yang tumbuh disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi, dan ekskresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat(abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin diekskresi kedalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urin dan urin berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal.
2.6 Pathway
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Glikogenesis Glukoneogenesis
Nyeri Anoreksia
menurun menurun
Defisit nutrisi
Glikogen dalam hepar
berkurang
Glikogenolisis menurun
2.8.1 Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
b. pemeriksaan protein
c. waktu protrombin
2.8.2 Radiologi
- laparoskopi
- biopsi hati
2.9 Komplikasi
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metaboik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopatik hepatik.
Kerusakan jaringan parenkim hati meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
2.10 Penatalaksanaan
3. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra sehubungan dan anggota keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala,
batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding
dengan saudara-saudaranya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
4. Data Dasar Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit Hepatitis
a) Aktifitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
b) Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
c) Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat
e) Neurosensori
1) Peka terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis
f) Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior
h) Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus
C. Intervensi dan Rasional
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien
terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan
nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
No Intervensi Rasional
1. Ajarkan dan bantu klien untuk Keletihan berlanjut menurunkan
istirahat sebelum makan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah adanya pembesaran hepar dapat
kalori, tawarkan makan sedikit tapi menekan saluran gastro intestinal
sering dan tawarkan pagi paling dan menurunkan kapasitasnya.
sering
3. Pertahankan hygiene mulut yang akumulasi partikel makanan di mulut
baik sebelum makan dan sesudah dapat menambah baru dan rasa tak
makan sedap yang menurunkan nafsu
makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk menurunkan rasa penuh pada
tegak abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah glukosa dalam karbohidrat cukup
lemak efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga
akan membebani hepar.
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi
infeksi pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
No Intervensi Rasional
.
1. Gunakan kewaspadaan umum pencegahan tersebut dapat
terhadap substansi tubuh yang memutuskan metode transmisi
tepat untuk menangani semua virus hepatitis
cairan tubuh
a. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
semua klien atau spesimen
b. Gunakan sarung tangan
untuk kontak dengan
darah dan cairan tubuh
c. Tempatkan spuit yang
telah digunakan dengan
segera pada wadah yang
tepat, jangan menutup
kembali atau
memanipulasi jarum
dengan cara apapun
D. Implementasi
1. Diagnosa 1:
a) Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan Memberikan
snack atau makanan yang mengundang selera pasien
b) Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi
sering dan tawarkan pagi paling sering
c) Mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah
makan
d) Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak
e) Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak
2. Diagnosa 2:
a) Menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
b) Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c) Membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
d) Berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan untuk intensitas nyeri
3. Diagnosa 3 :
a) Memonitor tanda vital : suhu badan
b) Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3
liter/hari.
c) Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
d) Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
4. Diagnosa 4 :
a) Menjelaskan sebab-sebab keletihan individu
b) Menyarankan klien untuk tirah baring
c) Membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan dan minat-minat
d) Menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan
keletihan
e) Membantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)
5. Diagnosa 5 :
a) Mempertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
b) Mencegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
c) Menganjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan
tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
d) Mempertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
6. Diagnosa 6 :
a) Mengawasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
b) Mengauskultasi bunyi nafas tambahan
c) Memberikan posisi semi fowler
d) Memberikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
e) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
7. Diagnosa 7 :
a) Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat
untuk menangani semua cairan tubuh
b) Menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi
c) Menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga
dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
d) Merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan
yang tepat
E. Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga
alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak
sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack.
Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga
memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan
makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak
terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu
memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Volume 2. (edisi
Delapan). Jakarta : EGC.