Anda di halaman 1dari 4

HADI EKA HAMDANI/ 022104363

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


ALIH JENJANG/ REGULER

BAGIAN I PERTEMUAN 1

 RANGKUMAN Radiologi Intervensi adalah prosedur radiologi semi invasif untuk membantu
MATERI menegakkan diagnosa sekaligus melakukan intervensi/ penyembuhan/ treatment
(jika ditemukan kelainan) dengan bantuan modalitas pencitraan.

Keunggulan
 Minimally invasive
 Memungkinkan tindakan penyembuhan/treatment pada satu prosedur
 Recovery pasien relative cepat dibanding tindakan pembedahan
 Mengurangi resiko yang timbul akibat komplikasi pembedahan

Angiografi adalah pemeriksaan radiologi intervensi dengan menggunakan


kateter dan injeksi media kontras untuk menilai pembuluh darah dilakukan
dengan bantuan fluoroskopi.

Angioplasty adalah prosedur intervensional untuk mengatasi penyempitan pada


pembuluh darah arteri dengan menggunakan teknik ballooning atau pemasangan
stent.

Trombolisis adalah prosedur intervensional radiologi untuk membuka aliran


darah dengan menginjeksikan obat penghancur clot pada area yang tersumbat

Embolisasi adalah prosedur intervensional radiologi untuk menutup aliran darah


pada kasus bleeding

TACE (Transarterial Chemoterapy) merupakan teknik pemasukan obat


kemoterapi secara selektif pada feeding arteri kanker, lalu menutup feeding arteri
tersebut dengan menggunakan embolisator.

Hepatocellular Carcinoma (HCC) adalah jenis kanker yang umumnya


ditreatment dengan menggunakan TACE

Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) merupakan teknik biopsi dengan


bantuan image guidance yang dilakukan pada jenis massa yang Tidak dapat
dipalpasi dan terletak pada organ tubuh bagian dalam seperti Ca Paru

PERTEMUAN 2

INSTRUMEN RADIOLOGI INTERVENSI

Needles jarum suntik yang memiliki ukuran yang bervariasi, needle 18 gauge
biasanya digunakan untuk angiografi
Guidewires digunakan untuk mempertahankan akses vaskuler dan menuntun
kateter menuju pembuluh yang diinginkan.
Sheath
 Dimasukkan pada akses insisi dan mengikuti guidewire
 Tersedia dalam berbagai ukuran Panjang dan diameter
 Diameternya dinyatakan dalam French
 Untuk keperluan diagnosis digunakan sheath 4-5 Fr pendek, untuk
intervensi digunakan sheath yang lebih lebar dan Panjang.
Catheters
 Terbuat dari polyurethane
 Tampak sedikit radiopaque pada radiograf
 Diameternya dinyatakan dalam French (3Fr=1mm).
 Panjang bervariasi antara 65-100 cm
 Bentuk, ukuran dan panjangnya bervariasi, disesuaikan dengan tujuan
pemeriksaan
 Bisa mempunyai 1 lubang diujung atau beberapa lubang pada sisi-sisinya.
Balloons
 Compatible dengan wire dan sheath
 Mempunyai marker radiopaque
 Mempunyai kapasitas tekanan maksimal
Stents
 Self expanding stent : Bisa mengembang dengan sendirinya pada target
ketika diletakkan. Terbuat dari nickel titanium
 Baloon mounted stent : Dikembangkan dengan bantuan balloon.
Biopsy needle merupakan jarum biopsy traditional
Embolic agents/Coils
 Permanent-large vessels
 Bisa terbuat dari stainless steel maupun platina
PERTEMUAN 3

Aplikasi modalitas Fluoroskopi, CT, USG, MRI dalam Intervention Radiology


(IR)

Fluoroskopi
(Non-Vaskular Intervensi)
 Image Guide biopsy (Bone biopsy)
 GI Stenting
 Nefrostomy dan ureteric stenting
 Intervensi biliaris (Drain insertion,
 biliary stenting, stone removal)

(Vaskular Intervensi)
 Balloon catheter angioplasty
 Stent placement
 IVC filter insertion
 Cardiac pacemaker insertion
 Embolization of bleeds tumours,
 aneurysms, AVMs

USG
 Biopsi
 Drain koleksi cairan, seperti kista, asites, atau cairan pleura.
 Pengambilan sampel abses untuk menentukan jenis organisme, terutama
pada pasien yang tidak berespon terhadap terapi antibiotik.
2
 Membantu penempatan pipa drainase atau kateter.
 Membantu penempatan kateter di arteri dan vena.

CT scan
 Digunakan untuk mendapatkan lokasi ujung jarum yang akurat dan
penggambaran yang baik dari struktur vital.
 Digunakan sebagai guidance pada prosedur intervensi nonvascular
diantaranya biobsy (FNAB) thoracic drainage dan biopsy, cholecystotomi,
transforaminal nerve block, facet block,arthography dll. Juga sebagai
guidance untuk prosedur musculoskeletal

MRI
 MR-arthrography digunakan prosedur intervensi musculoskeletal
 MR-Myeloram digunakan untuk prosedur spinal intervensi (CSF leak,
Myelogram, lumbal puncture)
 MR-fluoroscopy digunakan sebagai guidance dalam prosedur pemeriksaan IR

PERTEMUAN 4

Limbah Medis di IR
Jenis Sampah dan Komposisi
 Sampah medis tajam : Pecahan kaca/botol/ampul, Jarum/needle, Catridge/silet

 Sampah medis lunak : Jaringan/cairan tubuh pasien dan semua bahan dan
instrument yang kontak dengan jaringan/cairan tubuh pasien
 Sampah beracun toxic : Botol bekas kemoterapi

Implementasi Proteksi Radiasi Pada Prosedur Intervensi : C-Arm


Positioning
 Pasien harus diposisikan sejauh mungkin dari sumber sinar-x untuk
meminimalkan dosis masuk kulit pasien.
 Penguat gambar harus diposisikan sedekat mungkin dengan pasien. Ini
menghasilkan dosis pasien yang lebih rendah dan gambar yang lebih tajam

Tugas Pokok Radiografer Dalam Proteksi Radiasi (Atmanta, 2020)


 Mengingatkan tim untuk pemakaian APD dan monitor radiasi
 Bertanggungjawab penuh atas keamanan (radiasi) pasien, pekerja dan
lingkungan selama prosedur pemeriksaan berlangsung
 Mencatat waktu dan dosis radiasi yang diterima pasien dan petugas

Proteksi Radiasi Bagi Petugas Fluoroskopi (Atmanta, 2020)


 Gunakan alat pelindung/ Apron
 Memanfaatkan prinsip Waktu, Jarak, Perisai
 Penggunaan layar gantung, perisai lateral dan tirai meja akan memproteksi
radiasi hambur lebih dari 90%
 Hindari berkas primer dari tangan operator maupun benda2 metal kecuali jika
tidak dapat dihindari. Penambahan ketebalan objek akan menambah faktor
eksposi dan dosis pada pasien dan petugas
 X-ray tube diposisikan dibawah meja pemeriksaan dan II diatas meja. Bukan
sebaliknya.
 Gunakan dosimetri perorangan (2 dosimetri), 1 didalam Apron pada dada dan

3
1 di luar apron pada leher atau mata
 Tingkatkan pengetahuan tentang proteksi radiasi
 Sampaikan kepedulian tentang proteksi radiasi ke petugas proteksi Radiasi
atau Fisikawan Medis

Diagnostic Reference Levels (DRL)


DRL merupakan panduan besaran dosis yang ditetapkan dan menjadi acuan
dalam mengidentifikasi penerimaan dosis radiasi yang diterima pasien untuk
jenis pemeriksaan tertentu dan jika terlampui diperlukan review terhadap metode
Pemeriksaan

BAGIAN II  Saya rasa kuliah matrikulasi pada matkul intervensi ini cukup menyenangkan,
materi yang disampaikan tepat pada waktunya dan tidak monoton.
 KESAN  Materi yang menarik bagi saya adalah modalitas intervensi,
 Dalam perspektif saya intervensi hanya dalam kawasan c-arm dan fluoroskopi
saja, namun setelah mengikuti matrikulasi ini bahwa dunia intervensi sangat
luas dan canggih dalam modalitas pencitraannya.
 Terimakasih bu irma sudah mau berbagi ilmu dan pengalamannya selama
matrikulasi ini
BAGIAN III  Pandangan saya dalam setelah mengikuti matrikulasi perkuliahan terdapat
situasi yang tidak seimbang antara kelas yang berbeda eksekutif dan reguler
 PERBAIKAN yang mana membuat mahasiswa reguler kurang aktif dikarenakan mahasiswa
PERKULIAHAN eksekutif yang terlalu menguasai situasi perkuliahan dan ini menjadi kerugian
bagi kelas reguler.
 Saya harap ini menjadi pandangan bagi dosen agar bisa merangkul seluruh
individu mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai