Anda di halaman 1dari 101
BUPATI PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT NOMOR @ TAHUN 2017 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2017 - 2037 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR BARAT, Menimbang: a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras. scimbang, dan berkelanjutan dalam =—ranghka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan — keterpaduan pembangunan antar sektor, daéxah, dan masyarakat maka rencana tata ruang jokasi investasi pemerintah, masyarh pia usaha; c. bahwa dengan ditetah a Ungafig-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Renatgafi Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tafun 2017 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tabun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; +d. bahwa berdasarkan —pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf ¢ di atas perlu. membentuk Peraturan Daerah tentang Reneana Tata Ruang Wilayah Tahun 2017-2037; Mengingat s x Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5364) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No) telah diubah dengan Undgrfg-Undang Nomor 9 7 2015 tentang Perubahy ce RS tasene Unteng rintahan Daerah y 5587), sebagaimana nesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambal ran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayan Nasional [Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE] Menetapkan Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103} Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2C10 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2016 Nomor 113) Repu 10, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) 11.Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung 2009 - 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 346) afauesryy ‘PESISIR BARAT D BUPATI PESISI Se MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2017 - 2037 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan 1, Daerah adalah Kabupaten Pesisir Barat 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin 10. i 12 pelaksanaan urusan pemerintahan yang men kewenangan daerah otonom Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai. unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. tan Ruang adalah wadah yang meliputi ruang dar ruang laut dan ruang udara termasuk ruang d dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara_—skelangsungar: kehidupannya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Struktur ruang adalah susunan — pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatar sosial ekonomi masyarakat yang secara_hirarkis igsiorial: th distribusi Speruntukan ruang untuk fungsi bu Penataan ruang Mdalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang, Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Pemanfaatan ruang adalah = upaya_— untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesua 13, 17 18, 21 yusunan dan dengan rencana tata ruang melalui pen} pelaksanaan program beserta pembiayaannya, Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan vencana tata ruang yang telah ditetapkan. Sistem perwilayahan adalah pembagian wilayal dalam kesatuan sistem pelayanan, yang masing- masing memiliki kekhasan fungsi pengembangan Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional Kawasan adalah wilavah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi _kelestanan lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan Kawasan budidaya adalah wilavah vang ditetapkan dengan fungsi utama uptuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan otensi \sumberdaya alam, sumberdaya man} buatan Kawasan perd kegiatan utam: sumber daya alat sebagai tempat perMukiman perdesaan. pelayanan jjasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat —permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelavanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan Strategis Nasional adalah wilavah vang penataan ruangnya —diprioritaskan arena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara 22 23 24 26. S nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilavah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk pertahanan Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi. dan = merupakan tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi penelitian penyelidikan = umum, —_eksplorasi operasi produksi/eksploitasi dan pasca tambang. baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh p iggugaan lahan> baik kawasan ink fasgn ing beget yg6g selanjutnya disebut taan yang berfungsi untuk budidaya mau} Pusat Kegiatan PKN adalah kaw: melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan 28. 29. 30 31 32 34 Pusat Kegiatan Lokal Promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PRL. Pusat Kegiatan Strategis Nasional vang selanjutnya disebut PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk — mendorong — pengembangan kawasan perbatasan negara Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau: beberapa desa Pusat Pelavanan Lingkungan vang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat. korporasi dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan 8 Peran masyarakat adalah partisipasi aku masvarakat dalam perencanaan tata ruang. pemanfaatan ruang, dat \ pene ndalian pemanfaatan ruang, Badan Koon Ruang Daerah. vane BKPRD adalah badan bersifa selanjutnya di ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Pesisir Barat dan mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah BAB I RUANG LINGKUP, TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG Bagian Kesatu Ruang Lingkup Pasal 2 1. Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Ngaras dan Kecamatan Bangkunat dengan luas wilayah Kabupaten kurang lebih 2.988, 88 KM? yang terdiri dati 116, Desa (Pekon) dan 2 Kelurahan ‘ 2. Wilayah = Admii ash kKabup fen sebagaimana dimaksud pai barkan dalam peta dengan skala 1: 50.000 yang tercantum dalam Latap#fan I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini Bagian Kedua Tujuan Penataan Ruang Pasal 3 Penataan ruang Kabupaten Pesisir Barat bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat sebagai destinasi pariwisata berbasis industri pertanian dan kelautan vang memperhatikan aspek kearifan lokal dan kelestarian lingkungan Bagian Ketiga Kebijakan Penataan Ruang Pasal 4 Kebijakan penataan ruang Kabupaten Pesisir Barat, terdir atas a. _pengembangan pariwisata berbasis wisata alam dan budaya dengan pembangunan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan; b. pengembangan sistem permukiman yang berhirarki dan terpadu antara sistem perdesaan dan perkotaan dan pengembangan sistem prasarana wilayah; c. pengembangan kawasan —minapolitan dengan pengelolaan sumber daya lokal berbasis pengelolaan komoditas unggulan melalui proses industrialisasi modern yang ramah lingkungan; d. pengembangan kawasan —pertanian dalam mewujudkan agroindustri yang kompetitif dan terintegrasi antar s4 e. perwujudan k lingkungan hidup melalui penge san lindung sesuai fungsi masing- dengan —memperhatikan kearifan lokal; dan f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan negara, Bagian Keempat Strategi Penataan Ruang Pasal 5 (1) Strategi dalam rangka pengembangan_ pariwisata berbasis wisata alam dan budaya dengan pembangunan _pariwisata yang terintegrasi_ dan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf a, terdiri atas (2) (3) a, meningkatkan sinergitas pariwisata dengan sel potensial dengan konsep agrowisata, minawisata dan ekowisata; b. mengembangkan daya tarik wisata potensia dengan meningkatkan aspek —_ pemasarar pariwisata bagi wisatawan domestik maupur mancanegara; c. mengembangkan kapasitas masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan pariwisata yang bertumpu pada pengelolaan pariwi berbasis masyarakat; dan d. membangun dan meningkatkan infrastruktur pendukung bagi kawasan wisata potensial Strategi dalam rangka pengembangan sistem permukiman yang berhirarki dan terpadu antara sistem perdesaan dan perkotaan serta pengembanga: sistem prasarana—wilayah~—sebagaimana dimaksud pada pasal 4 huruf b, terdiri atas mengembangkan pusat pelayanan yang seimbang dan berjenjang cantar,» \wilayah dengan mengutamayén pada \JkAwa: prioritas sesuai vana b. membangun gkatkan sistem pra wilayah yang Dreffputi praasrana utama dan prasarana lainnya secara_ terpadu untuk medorong pertumbuhan wilayah; dan c, Meningkatkan instrumen tata ruang yang mempertimbangkan daya dukung wilayah Strategi pengembangan kawasan minapolitan dengan pengelolaan sumber daya lokal berbasis pengelolaan komoditas unggulan melalui proses industrialisasi modern yang ramah lingkungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c, terdiri atas & mengembangkan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah; b, memanfaatkan potensi lahan non produktif secara lebih bijaksana bagi industri perikanan dan kelautan; c. mengembangkan dan Memanfaatkan teknologi modern dalam pengelolaan industri perikanan dan kelautan dalam rangka peningkatat produktivitas dan memiliki nilai ekonomi unge!: d. menguatkan pemasaran hasil perikanan dan kelautan melalui peningkatan sumber daya dan eningkatkan — instrumen — ruang untuk pengendalian lingkungan bagi industri perikanan dan kelautan Strategi dalam rangka pengembangan kawasan pertanian dalam mewujudkan agroindustri yang kompetitif dan terintegrasi antar sektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 hurut d, terdiri atas a. mengoptimalkan kapasitas produksi — sektor pertanian melalui peningkatan —_komodita: unggulan; dan b, mengembangkan infyaStruktur pertanian dalam rangka kemandit ek Sauipe ian fungsi sy émbangan kawasan Sing - masing dengan danataltanan pangan. Strategi dalam y lingkungan hifi iindung sesuai memperhatikan fan lokal sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 hurufe, terdiri atas a. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana b. meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya dengan upaya reboisasi dan penghijauan dengan penerapan teknologi modern: c. mengoptimalkan kearifan lokal daerah dalam upava untuk pelestarian lingkungan d. melakukan pencegahan penurunan — kualitas lingkungan dan perusakan lingkungan hidup melalui pengembangan instrumen _ perizinan. (6) (a) (2) insentif dan disinsentif dalam — rangka pengendalian pemanfaatan ruang; dan e. mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pemanfaatan sumber daya alam bagi konservasi kawasan Strategi dalam rangka peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan negara sebagaimana dimaksud pada pasal 4 huruf f, meliputi a. mendukung penetapankawasan__strategis. nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budidaya _secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; dan c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pesisir Barat, meliputi a. pusat-pusat kegiatan, b, sistem jaringan prasarana utama; dan c. sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan skala ketelitian minimal 1:50.000 yang tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini a) (2) (3) Bagian Kedua Pusat-pusat Kegiatan Pasal 7 Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Pesisit Barat sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat |1) hurufa, terdiri atas a. PKL; b. PKLp: c. PPK; dan d. PPL. PKL sebagaimana dimaksud pada avat (1) huruf a. yaitu Perkotaan Krui di Kecamatan Pesisir Tengah vang berfungsi sebagai pusat — pemerintahar n jasa kabupaten, pusat perdagangan barang 4. pusat pengembangan pariwisata. pusa: pengembangan perikanan, pusat pengembangan bandar udara, pusat pengembangan rumah sakit umum daerah, pusat pengemkangan pelabuhan pusat pengembangan air be SYatau air minum berfungsi sebagai pudgyperdagangan barang dan jasa, pusat pengembangan pariwisata, puss! pengembangan pertanian, pusat pengembanga perikanan, pusat pengembangan = kawasar industri, pusat pengembangan ene pusat pengembangan pelabuhan, pusat pengembangan terminal tipe C; b. Pekon Biha di Kecamatan Pesisir Selatan vang berfungsi sebagai pusat perdagangan barang dar jasa, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan anan, pusat pengembangan — kawasan industri dan pusat pengembangan irigasi teknis: dan c. Pekon Lemong di Kecamatan Lemong yang berfungsi sebagai pusat perdagangan barang dan jasa, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan energi, pusat pengembangan air bersih dan/atau air minum pusat pengembangan pelabuhan dan pusat pengembangan terminal tipe C (4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu a. Pekon Negeri Ratu Ngambur di Kecamatan Ngambur yang berfungsi_ sebagai. pusa pengembangan pertanian, pusat pengembangan cnergi dan pusat pengembangan pariwisata; b. Pekon Way Napal di Kecamatan Krui Selatan yang berfungsi. sebagai. pusat_—_ pengembangan pertanian, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan ru sakit pusat pengembangan teryfinale\tipe_ = B, = pusat pengembangan pr Kenfalasdi Kecamatan Way Krui ai plisat_ pengembangan pertanian, pusat % fampahan,dan air limbah; c. Pekon Gunu yang berfun; bangan energi, pusat pengembangan air Bérsih dan/atau air minum dan pusat pengembangan pariwisata; dan d. Pekon Kebuayan di Kecamatan Karya Penggawa yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan energi dan pusat pengembangan air bersih dan/atau air minum. (5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d. yaitu a. Pekon Parda Suka di Kecamatan Ngaras yang berfungsi sebagai. pusat—_ pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan persampahan dan air limbah pusat pengembangan pariwisata; b. Pekon Kuripan di Kecamatan Pesisir Utara yang berfungsi. sebagai pusat_—_-pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan energi, pusat pengembangan air bersih dan/atau air minum dan pusat pengembangan persampahan dan air limbah; dan ©. Pekon Pasar Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang yang —berfungsi sebagai pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan industri kecil, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan pelabuhan dan pusat pengembangan pertanian Bagian Ketiga Sistem Jaringan Prasarana Utama Pasal 8 Sistem jaringan prasarana u ma yangada di Kabupaten Pesisir Barat, sebagaim: (1) huruf b, terdiri at la Pasal 6 ayat a. sistem jaringan b. sistem jaringan tran c. _ sistem jaringan transpoMasi udara. Paragraf 1 Sistem Jaringan Transportasi Darat Pasal 9 Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hurufa, terdiri atas a. jaringan jalan; b. jaringan prasarana lalu lintas; dan c. jaringan pelayanan lalu lintas (1) (2) (3) (4) Pasal 10 Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf a, terdiri atas : a. jaringan jalan nasional: b. jaringan jalan provinsi; dan c, jaringan jalan kabupaten Jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, meliputi : a. Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1) Lintas Barat adalah 1. ruas jalan perbatasan Bengkulu - Pugung Tampak, 2. ruas jalan Pugung Tampak - Simpang Gunung Kemal: 3. ruas jalan Sp. Gunung Kemala ~ Krui; ruas jalan Krui - Biha; 5. ruas jalan Biha ~ Bengkunat (Ngaras}; dan 6. ruas jalan Bengkunat (Ngaras) - Sanggi (Batas P-1) Penghubung Lintas Ten ruas jalan Liwa (Kabupate Jaringan jalan sebégaimana di maksud pada avat (1) hurufb y: ungsi sebagai jalan strategis provinsi , meliputi a. ruas jalan Adam Malik; b, ruas jalan Krui-Pekon Serai; dan cc. ruas jalan Kotajawa - Kampung Baru Jaringan jalan kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc. meliputi a ruas jalan di Kecamatan Bangkunat: b, _ruas jalan di Kecamatan Ngaras: c. ruas jalan di Kecamatan Ngambur: a ruas jalan di Kecamatan Pesisir Selatan; e. ruas jalan di Kecamatan Krui Selatan; {. ruas jalan di Kecamatan Pesisir Tengah; (5) (7) g. ruas jalan di Kecamatan Way krui bh. ruas jalan di Kecamatan Karya Penggawa’ i, ruas jalan di Kecamatan Pesisir Utara; dan j. Tuas jalan di Kecamatan Lemong Rencana jaringan jalan Kabupaten, meliputi a. jaringan jalan alternatif lintas barat Simpang Kerbang ~ Biha; b. jaringan jalan pariwisata Krui- Walur; dan c. jaringan jalan inspeksi/ patroli Way Heni — Way Haru. Pengembangan jaringan jalan lingkungan di kabupaten, meliputi a. ruas jalan di Kecamatan Bangkunat b. ruas jalan di Kecamatan Ngaras; c. ruas jalan di Kecamatan Ngambur; a ruas jalan di Kecamatan Pesisir Selatan, s ruas jalan di Kecamatan Krui Selatan; ruas jalan di Kecamatdn isir Tengah; 5 = 5 a s ? g 8 3 5 2 a = 5 5 £ c 5 z j. ruas jalan di Lemong; dan k. ruas jalan di k tan Pulau Pisang Penetapan jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan _ peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 11 Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf b, terdiri atas a pembangunan terminal tipe B di Kecamatan Krui Selatan; pembangunan dan peningkatan sub ‘terminal ke terminal penumpang tipe C di Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan Lemong; dan c pengembangan terminal di Kecamatan Pesisir ‘Tengah. Pasal 12 Jaringan pelayanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf c, meliputi a (1) trayek angkutan barang menghubungkan jalan lintas barat Sumatera, mulai dari Kecamatan Bangkunat, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara dan Kecamatan Lemong; trayek angkutan penumpang, meliputi 1, Trayek angkutan antar provinsi meliputi Provinsi Banten - Provinsi Lampung —Provinsi Bengkulu 2. Trayek angkutan bY Kabupaten Ta: — Kabupaten Pesisir Barat, Kabu Pesisir Barat Kabupaten Kaur. 3. Trayek angkutan antar kecamatan, meliputi kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat Penetapan pelayanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan yang beriaku Paragraf 2 Sistem Jaringan Transportasi Laut Pasal 13 Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf b, meliputi a. tatanan kepelabuhan; dan b. alur pelayaran (2) (3) (4) a) Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Pesisir Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas a. pelabuhan pengumpan lokal, meliputi 1. Pelabuhan Tembakak di Kecamatan Karya Penggawa; 2. Pelabuhan Krui di Kecamatan Pesisir Tengah dan 3. Pelabuhan Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang, b. Pengembangan pelabuhan dan/atau dermaga khusus pendukung kegiatan perikanan dan pariwisata di beberapa tik yang tersebar di kabupaten Pesisir Barat. Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas a. alur pelayaran pengumpan lokal, meliputi 1. Pelabuhan Krui — Jabuhan Pulau Pisang: dan 2. Pelabuhan Pelabuhan Pulau b. Alur_ pelay’ endukung kegiatan perikanan dai di Kabupaten Pesisir Barat. Penetapan dan pengembangan sistem jaringan tranportasi laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan _ perundang- undangan yang berlaku Paragraf 3 Sistem Jaringan Transportasi Udara Pasal 14 Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal § hurufc, terdiri atas : a. tatanan kebandarudaraan; dan », ruang udara untuk penerbangan (2) Sistem jaringan prasaran pada Pasal 6 ayat (1) (2) Tatanan — kebandarudaraan di Kabbupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Bandar Udara Muhammad Taufiq Xiemas di Kecamatan Pesisir Tengah. . ana Ruang udara untuk penerbangan sebagai dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih lanjur dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang ditetapkan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan, Bagian Keempat Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Pasal 15 od bagaimana dimaksud uf of ferdiri a s eneng’\ SY eh faya air; dan sistem jarin; sistem jaring: sistem jaringan sistem prasarana pefigelolaan lingkungan Paragraf 1 Sistem Jaringan Energi Pasal 16 Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 hurufa, meliputi a pembangkit tenaga listrik; dan b. jaringan prasarana energi Pembangkit tenaga |i k sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, terdiri atas a. pembangunan pembangkit listrik tenaga air dikembangkan di Kecamatan — Bangkunat Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur Kecamatan Way Krui, Kecamatan arya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara dan Kecamatan Lemong: (3) (4) 6) b. pembangunan dan peningkatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas a, pembangunan gardu induk direncanakan di Kabupaten Pesisir Barat; b. jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Pesisir Barat, terdiri dari 1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah dan ‘Tegangan Rendah: 2. Saluran Kabel Tegangan Ekstra Tinggi Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. c. jaringan transmisi kabel bawah laut dapat dikembangkan untak .memenuhi kebutuhan Pengembangan sis} jaringan energi sebagaimana dimaksud pada pasal (1) ditetapkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku Paragraf 2 Sistem Jaringan Telekomunikasi Pasal 17 Sistem jaringan telekomunikasi —_ sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 huruf », terdiri atas : a. sistem jaringan kabel; b. sistem jaringan nirkabel; dan c. sistem jaringan satelit. Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas sentra telepon otomatis (STO) dan/atau fiber optic di Kabupaten Pesisir Barat. (3) (4) a) (3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb, terdiri atas ‘a. sistem jaringan mikro digital di Kabupaten Pesisir Barat; b. menara Base Transmission Station (BTS) Bersama tersebar di kecamatan - kecamatan dengan prioritas yang belum terlayanijaringan telekomunikasi. Sistem jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan di wilayah_—_terisoli dan/atau terpencil yang belum terlayani kedua sistem di atas. Pengembangan sistem jaringan__telekomunikasi ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Paragraf 3 Sistem Jaringan Sumber Daya Air Pasal 18 Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud pada Pasal terdiri atas : Rencana pengem!| tem jaringan sumber daya air sebagaimana ditna{sud dalam ayat (1) meliputi aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air vang secara terpadu dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Semangka Wilayah sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah wilayah sungai lintas k bupaten yaitu Wilayah Sungai Semangka yang mencangkup daerah aliran sungai yang tersebar di Kabupaten Pesisir Barat. (4) (6) Daerah itigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi a. daerah irigasi yang menjadi kewenangan provins adalah Daerah Irigasi Way Biha; dan b. daerah irigasi. yang menjadi kewenangan abupaten tersebar di Kabupaten Pesisir Barat. Pengembangan daerah irigasi kabupaten, meliputi a. pembangunan daerah irigasi di daerah yang ditetapkan menjadi kewenangan kabupaten vang tersebar di seluruh wilayah b. rehabilitasi, pemeliharaan dan — peningkatan daerah irigasi yang tersebar diseluruh wilayah kabupaten; ¢. pengembangan daerah irigasi pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan_pertanian yang ditunjukkan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lahan _ pertanian berkelanjutan; dan d. mengurangi konversi alih fungsi sawah teknis dan setengah teknis menjadj kegiatan budidaya lokal lainnya. Jaringan air airAersin sebagaimana dimaksud dala ferdiri atas a. rencana penj fn air baku yang berasal dari air sungai (permukaan) dan air tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten: b. sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku; dan c. prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan perpipaan air minum, saluran perpipaan air baku dan instalasi pengolahan air minum yang dikembangkan pada lokasi air baku potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan. 12) (3) Paragraf 4 Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan Pasal 19 Sistem prasarana _—pengelolaan—_lingkungan sebagaimana dimaksud pada Pasa! 15 huruf d, terdin atas a. sistem jaringan penyediaan air minum: b. sistem jaringan persampahan; dan cc. sistem jaringan air limbah Sistem jaringan penyediaan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi a. pengembangan pengelolaan air minum yang bersumber dari air permukaan tersebar di Kabupaten Pesisir Barat; b. pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan jaringan perpipaan dengan sistem gravitasi dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat; Agelola al hor day Zelojan air bersih dan/atau ©. pengembangan bersumber air minum yang lam tersebar di Kabupaten(Pesi air minum Giatur dalam peraturaan perundang-undatgan yang berlaku Sistem jaringan —persampahan —_sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. rencana pembangunan dan peningkatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Ngaras. Kecamatan Krui Selatan dan Kecamatan Pesisir Utara; b. rencana pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPS) di kawasan permukiman dan pusat pelayanan di Kabupaten Pesisir Barat rencana pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kabupaten Pesisir Barat: dan ay (2) d, pengembangan —pengelolaan —_—persampahan ditetapkan dalam —peraturan —_perundang undangan yang berlaku Sistem jaringan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc, terdiri dari : a. pengembangan pengelolaan air limbah di kawasan permukiman, pusat pelayanan dan kawasan industri; b. pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) diintegrasikan dengan TPA/ TPS'T dengar kajian lingkungan: \ c. pembangunan pengelolaar” aly limbah untuk kawasan ermukih anypedesdan dengan sistem setempat d is masyarakat; dan d. pengembangan\” peffgeloalaan air limbah ditetapkan dam —peraturan —_perundang- undangan yang berlaku. BABIV RENCANA POLA RUANG WILAYAH Bagian Kesatu Umum Pasal 20 Rencana poia ruang wilayah kabupaten, meliputi a, kawasan lindung; dan b. kawasan budidaya Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan skala ketelitian minimal 1:50.000 yang tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini Bagian Kedua Kawasan Lindung Pasal 21 Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 aya! (1) hurufa, terdiri atas : 2. kawasan hutan lindung b. kawasan yang memberikan _perlindungar bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat: 4 kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan ©. kawasan rawan bencana alam. Paragraf 1 Kawasan Hutan Lindung Pasal 22 Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 huruf a, dengan luas kurang lebih 9.790 Ha meliputi : a. Kecamatan Bangky 4.988 Ha, an luas kurang lebi b. Kecamatan &s kurang lebih 1.388 Ha: c. Kecamatan Ngawbur géngan luas kurang lebih 688 Ha: d. Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas kurang lebih 435 Ha: ¢. Kecamatan Pesisir Tengah dengan luas kurang lebil 797 Ha; f Kecamatan Way Krui dengan luas kurang lebih 156 Ha: camatan Pesisir Utara dengan luas kurang lebit ga OK 422 Ha; dan ot Kecamatan Lemong dengan luas kurang lebih 916 Ha Paragraf 2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Bawahannya Pasa] 23 Kawasan yang memberikan perlindungan bawahannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 huruf b, adalah kawasan resapan air yang berada dalam kawasan hutan lindung dengan luas kurang lebih 6.032 Ha, meliputi a Kecamatan Bangkunat dengan luas kurang lebih 1.439 Haj b. Kecamatan Ngaras dengan luas kurang lebih 66 Ha; c. Kecamatan Ngambur dengan luas Kurang lebih 303 Ha d. Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas kurang lebih 1.271 Ha; ©. Kecamatan Krui Selatan dengan luas kurang lebih 15 Ha: Kecamatan Pesis Tegal dengan luas kurang lebih 148 Ha; « a. Kecamatat QPS fi luas kurang lebih 127 Ha; h. Kecamatan Kai lebih 1.132 Ha; i Kecamatan Pesisir Utara dengan luas kurang lebih 13, Ha; dan enggawa dengan luas kurang j. Kecamatan Lemong dengan luas kurang lebih 1.518 Ha Paragraf 3 Kawasan Perlindungan Setempat Pasal 24 (1) Kawasan perlindungan setempat _—_sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 hurufc, meliputi a. kawasan sempadan pantai; b. kawasan sempadan sungai; c. kawasan sekitar danau/waduk; dan d. kawasan ruang terbuka hijau (2) (4) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dengan panjang garis pantai kurang lebih 210 km terdapat di sepanjang garis pantai yang membentang di Kabupaten Pesisir Barat dengan ketentuan : a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di sepanjang daerah aliran sungai yang tersebar di Kabupaten Pesisir Barat, dengan ketentuan : a. daratan sepanjang sungai_ bertanggul dengan lebar palit it ‘a puluh) meter b. daratan seq ‘Sungai besar tidak in permukiman dengan lebar paling sediki {seratus) meter dari tepi sungai; c. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 [lima puluh] meter dari tep sungai. Kawasan sekitar danau/ waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di sekitar danau/waduk yang tersebar di Kabupaten Pesisir Barat, dengan ketentuan : a. daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari titik pasang air danau/ waduk tertinggl; atau b. daratan sepanjang tepian danau/ waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau/ waduk. (3) (2) Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimane dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdapat di kawasa perkotaan, dengan ketentuan a. RTH privat 10% dari luas kawasan_ perkotaar terdiri atas : pekarangan rumah tinggal, halaman perkantoran, pertokoan, tempat usaha, taman dan lapangan olahraga: b. RTH publik 20% dari luas kawasan perkotaan terdiri atas 1, RTH taman dan hutan kota terdiri atas taman pekon. taman kelurahan, taman kecamatan, taman kota, hutan kota dan sabuk hijau 2. RTH jalur hijau terdiri dari pulau jalan dan median jalan, jalur pejalan kaki, ruang di bawah jalan lay’ 3. RTH fungsi rertegttiNerdiri atas : jalur hijau listrik tegangaitpytin, RTH sempadan Sou sungai, SS 1 lapan| dan pemal ©. lahan RTH dido} fadanpantai. RTL air baku (maia air aman ‘si komunitas tumbuhan: dan d. ketentuan lebih lanjut mengenai RTH akan diatur cengan Peraturan Daerah Paragraf 4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Pasal 25 Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huru d, terdiri atas a. kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan: b. kawasan Cagar Alam Laut: dan ©. cagar budaya Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatar sebagaimana dimaksud pada avat (1) huruf a. dengan (4) a) (2) (3) (a luasan kurang lebih 186926 Ha, tersebar di Kabupaten Pesisir Barat Kawasan cagar alam laut sebagaimana sclatan dimaksud pada ayat (1) huruf b, dengan luasan kurang lebih 8.878 Ha, terdapat di Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan Lemong. Rencana Cagar budaya sebagaimana selatan dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di Kabupaten Pesisir Barat. Paragraf 5 Kawasan Rawan Bencana Alam Pasal 26 Kawasan rawan bencana alam — sebagaimana dimaksud pada Pasal 2] hurufe, terdiri atas : a. kawasan rawan bencaji tanah longsor: b. kawasan rawan ,Yeneanad Tsunami/ gelombang d. kawasan cana gempa bumi Kawasan raw bencana longsor sebagaimana dimaksud pada ayat [1) huruf a, diantaranya di Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa dan Kecamatan Way Krui Kawasan rawan bencana Tsunami/ gelombang pasang air laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, ditetapkan di seluruh — wilayah pesisir kabupaten Kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diantaranva di Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Ngaras dan Kecamatan Bangkunat (5) Kawasan rawan bencana gempa bumi sebagaimnana dimaksud pada ayat (1) huruf d, ditetapkan di seluruh wilayah kabupaten. (6) Dalam rangka pencegahan, penanggulangan bencana dan penanganan pasca bencana maka diperlukan infrastruktur bencana yang meliputi bangunan peringatan dini bencana, jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara korban bencana Bagian Ketiga Kawasan Budidaya Pasal 27 Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 vat (1) hurufb, terdiri atas : a, kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan pertahian; e £ g. _kawasan peruntlked permukiman; dan h kawasan peruntukan lainnya Paragraf 1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Pasal 28 (i) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf a, terdiri atas hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 28.920 Ha yang tersebar di Kecamatan Lemong, Keeamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Bangkunat (2) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dengan pola a (2) (3) (4) (6) kerjasama dalam rangka peningkatan produktivitas hasil hutan berupa kayu maupun non kayu Paragraf 2 Kawasan Peruntukan Pertanian Pasal 29 Kawasan peruntukanpertanian — sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf b, dengan luasan kurang lebih 56.968 Ha. terdiri atas a. kawasan pertanian tanaman pangan b. kawasan pertanian hortikultura; ©, kawasan perkebunan, dan d, kawasan peternakan Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri dari sawah dan non sawah dikemb: ir “ Utara, Kecamatan Karfa ‘ee Krui, Kecamatan |PesigiP” Teyigah, Kecamatan krut gkan di Kecamatan Pesi gawa, Kecamatan \W Selatan, ecamhtanv’ PegiSir Selatan, Kecamatan Gy" Kawasan — peNanis Ngambur, holtikultura sebagaimana dimaksud pada a¥at (1) huruf b, dikembangkan di Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan — Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui, Kecamatar Pesis Tengah, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur: Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc, dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd, dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat Kawasan peruntukan pertanian — sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dengan pola agropolitan yang ditetapkan dengan peraturar perundang-undangan vang berlaku (7) a Kawasan pertanian tanaman pangan yang menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dikembangkan dan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Paragraf 3 Kawasan Peruntukan Perikanan Pasal 30 Kawasanperuntukan perikanan — sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf c, dengan luasan kurang lebih 3.708 Ha terdirt atas a. kawasan peruntukan perikanan tangkap; b, kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan c. kawasan pengolahan ikan Kawasan peruntukan —perikanan —_tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi Kecamatan Bangkunat, Kecamatan Ngaras Kecamatan Ngambur, Kecamatén Pesisir Selatan « ‘elaidn, Kecamatan Pesisir Tengah » .. - Cer dtan Karva Penggawa, . Kecamatan Pesis! Kecamatan Kry Kecamatan targ/Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pulau Pis Kawasan peruntukan —budidaya__perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi a. budidaya air tawar dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat; ¢ budidaya air laut dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat; dan c. budidaya air payau dikembangkan di Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan Ngaras. Kawasan peruntukan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi Kecamatan Bangkunat, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah. Kecamatan Karva Penggawa, Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pulau Pisang a) 2) (2) (3) 4) Kawasan peruntukan perikanan — sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dengan pola minapolitan dan ditetapkan dengan keputusan bupati Paragraf 4 Kawasan Peruntukan Pertambangan Pasal 31 Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf d, dengan luasan sekitar 20 Ha, dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Penetapan kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Paragraf. 5 Kawasan Perlntukai Industri Kawasan industri sebagaimana dimaksud pada RaSal 27 huruf e, dengan luasan sekitar 78 Ha, terdiri atas a. Kawasan peruntukan industri besar; b. Kawasan peruntukan industri menengah; dan c. Kawasan peruntukan industri kecil/ industri rumah tangga Kawasan peruntukan industri besar ebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dikermbangkan d Kecamatan Bangkunat dan/atau Kecamatan Pesisir Selatan. Kawasan peruntukan industri. menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, di Kabupaten Pesisir Barat Kawasan peruntukan industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dikembangkan di (2) permukiman (industri rumah tangga) dan kawasan wisata (sentra industri kerajinan tangan) di Kabupaten Pesisir Barat. Paragraf 6 Kawasan Peruntukan Pariwisata Pasal 33 Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf f dengan luasan kurang lebih 438 Ha, terdiri atas a. kawasan peruntukan pariwisata budaya, b. kawasan peruntukan pariwisata alam: dan c. kawasan peruntukan pariwisata buatan. Kawasan peruntukan —pariwisata = budava sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikembangkan pada daerah yang memiliki potensi daya tarik wisata budaya di Kabupaten Pesisir Barat. antara lain Makam Abang Kunat, Goa Matu, Makam Gajah Mada, Makam, ‘Syeikh Aminullah Kampung Wisata, Mal Kawasan di Kabupaten Pesisir Barat, antara lain Kawasan Tambling, Pantai Ujung Bangkunat, Pantai Teluk Ngaras, Way Cangkuk, Pantai Curup Indah, Rhino Camp, Pantai Sukanegara, Pantai Siging, Pantai Sumber Agung, Pantai Tanjung Setia, Pantai Way Jambu, Pantai Pasar Senin, Pantai Melasti, Pantai Biha, Pantai Marang, Pantai Mandiri, Pantai Lintik, Pantai Walur, Pantai lahan, Pantai Labuhan Jukung, Pantai Way Redak, Pantai Serai, Bukit Selalaw Pantai Muara Way La’ay, Pantai Harapan kita, Pantai Way Sindi, Pantai Pasir Hitam, Pantai Tembakak Pantai Penengahan, Batu Lawang, Pantai Walur (4) (6) (1) (2) (2) Pesisir Utara, Air Terjun Rata Agung, Air Terjun Way Nyercik, Pantai Pugung dan Pulau Pisang. Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dikembangkan d Kabupaten Pesisir Barat, antara lain : Penangkaran Penyu Muara Tembulih, Bendungan Way Biha Pelabuhan Kuala Stabas, Kawasan Labuhan Jukung dan Kawasan Tanjung Setia. Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢ dikembangkan dengan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Zona Pariwisata, Kawasan peruntukan _ pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut sata dalam Rencana Induk Pengembangan Pari Daerah kabupaten dan ditetapkan dengan peraturan daerah Paragraf 7 Kawasan Peruntukan Permukiman Pasal 34 Kawasan peruntukan /Permukiman sebagaimana dimaksud pada Pasaf 27 huruf % dengan luasan sekitar 5.053 Ha, rai atas:! J a. kawasan perttukiman perkotaan; dan b, kawasan peruntudaypermukiman perdese Kawasan peruntukan — permukiman _ perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: Kecamatan Bangkunat, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah, dan Kecamatan Lemong. Kawasan peruntukan permukiman __ perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (i) huruf meliputi: Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Krui (4) () 4) Selatan, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara Rencana kawasan —peruntukan — permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akar ditindaklanjuti dengan penyusunan —Reneana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Paragraf 8 Kawasan Peruntukan Lainnya Pasal 35 Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 huruf h, meliputi a. kawasan peruntukan pertahanan keamanan; dan b. kawasan peruntukan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil Kawasan pertahanan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah pembangunan dan per an kawasan pertahanan keamanan di masing— maZida) camatan, meliputi a. Kodim di Ka] s i rat, b. Polres di 1m Pesisir Barat; cc. Koramil ecamatan pada wilayah Kabupaten Pe: d. Polsek di setiap kecamatan pada wilayah t. Kabupaten Pesisir B Kawasan wilayah pesisir dan pulau - pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari a, wilayah pesisir tersebar di Kabupaten Pesisir Barat; dan b. pulau - pulau kecil meliputi Pulau Pisang dan Pulau Betuah Kawasan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), akan diatur lebih lanjut dengan peraturan — perundangan- undangan yang berlaku. BABY PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS Pasal 36 (1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, terdiri atas : a. kawasan strategis nasional. , kawasan strategis provinsi; dan c. kawasan strategis kabupaten. (2) Rencana kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan skala ketelitian minimal 1:50.00 sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini Pasal 37 Z Kawasan strategis ngsional yan ada di Kabupaten Pesisir % Barat sebagaimai dimaksud’pa Pasal 36 ayat (1) huruf @ari sudut kepentingan pertahanan oo anapdi Pulau Batu kecil (Pulau Betuah) di Kec Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Pesisir Barat sebagaimana dimaksud pada Pasa! 36 ayat (1) huruf b, meliputi a. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS}; b. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi adalah kawasan agrominapolitan di Kecamatan Ngambur dan Kecamatan Ngaras. ay (2) (3) a) (2) Pasal 39 Kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) huruf c, terdiri atas: a. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan b. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada avat (1) huruf a, meliputi a. Kawasan Ekowisata Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang; b. Kawasan Labuhan Jukung di Kecamatan Pesisit Tengah; c. Kawasan Tanjung Setia di Kecamatan Pesisir Selatan; dan d. Kawasan perkotaan krui di Kecamatan Pesisir Tengah Kawasan strategis dari sudutkepentingan fungsi dan daya dukung Jingicumngan, Sebagaimana dimaksud ditindaklanjuti detg&n penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah BAB VL ARAHAN PEMANFAATAN RUANG Pasal 40 Pemanfaatan ruang wilavah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya qQ) (4) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan _peraturan perundang-undangan. Pasal 41 Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (2) disusun berdasarkan indikasi program pembangunan yang ditetapkan dalam Lampiran V yang merupakan agian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Indikasi program pembangunan — sebagaimana disebutkan dalam pasal (1), terbagi dalam 4 (empat) tahapan, yaitu a. Tahap | berupa 5 (lima) tahun pertama (tahun 2017 - 2022) yang terbagi atas program tahunan; b. Tahap I berupa 5 {lima} tahun kedua (tahun 2023 - 2027) Pendanaan p dari Anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi fapatan dan Belanja Negara, swasta dan kerja sama pendanaan Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan BAB VII KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Bagian Kesatu Umum Pasal 42 1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten digunakan sebagai. acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten 2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas a. ketentuan umum peraturan zonasi; b, ketentuan perizinan; ketentuan insentif dan disinsentif, dan d. arahan sanksi. Bagian Kedua Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pasal 43 1) Ketentuan umum _pératu¥an\\ zonasikabupaten sud pada Pasa) 42 ayat (2) huruf bagi pedo bagi Pemerintah Sy Ayusim ) 2) Ketentuan umum perati sebagaimana dim; a digunakan. turan zonasi Daerah dalam n gonasi terdiri atas a. ketentuan umui peraturan zonasi untuk kawasan lindung; dan b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya 3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini y 2) 4) (2) {3) Bagian Ketiga Ketentuan Perizinan Pasal 44 Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud pada pasal 42 ayat (2) huruf b, merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat vang berwenang sesuai dengan kewenangannya Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagai instrumen dalam rangka mengakomodasi alih fungsi tanah sekaligus sebagai instrumen pengendalian perubahan penggunaan tanah Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 45 Setiap kegiatan yatg berkaitan dengan pemanfaatan fend. iain langsung dari Bupati wedibeniuk, denis perizinan tepkait pemanfaatan ruang yang ada ruang harus atau pejabat di kabupaten, sebagaifnana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari a. izin prinsip; b. izin lokasi; izin penggunaan pemanfaatan tanah; a izin mendirikan bangunan; dan e. izin Jain berdasarkan peraturan perundang- undangan. Izin pemanfaatan ruang diberikan untuk a. pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi dan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;

Anda mungkin juga menyukai