Anda di halaman 1dari 64

Ersis Warmansyah Abbas

GURU SEKUMPUL:
Bacaan Pengantar

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 1


GURU SEKUMPUL
Bacaan Pengantar

Hak Cipta@Ersis Warmansyah Abbas


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Setting/Layout : Ersis Warmansyah Abbas


Desain Sampul : Ersis Warmansyah Abbas
Pemeriksa Aksara : Risna Warnidah
Cetakan Pertama : Agustus 2015

Diterbitkan atas kerja sama:


Lembaga Pengkajian Kebudayaan
dan Pembangunan Kalimantan (LPKPK)
Kompleks Kelapa Gading Permai, Jalan Tunjung Maya, E.1
Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

ISBN:
978-602-72015-4-5

Penerbit WAHANA Jaya Abadi


Jl. Puri Asri No. D/4B, Sukapada
Telp/Faks. (022) 8888 4477
Bandung.

2 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Ersis Warmansyah Abbas

GURU SEKUMPUL:
Bacaan Pengantar

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 3


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu bulan dan/atau dengan
paling sedikit Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara pal-
ing lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau


menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

4 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


KATA PENGANTAR

INDONESIA dibangun dalam semangat kebangsaan, Bhinneka


Tunggal Ika. Hal tersebut berdasarkan muatan historis perjalanan
bangsa dan kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang terdiri
dari beragam etnik, budaya, dan sebagainya yang diimpikan
menyatu dalam Keindonesiaan. Dalam bangun bangsa Indonesia,
hal-hal yang bersifat lokal (daerah) bukannya dihapus demi
genderang nasionalisme, tetapi ditumbuhkembangkan demi
mendukung pengharapan menuju Indonesia Raya.
Hanya saja, menatap kondisi obyektif pendidikan,
terutama pendidikan generasi muda, apalagi dikaitkan dengan
konsep national and character building, tidak dapat tidak, muatan
lokal belum mendapat tempat memadai dalam sistem pendidikan
(kurikulum) nasional. Sekalipun, ya sekalipun kurikulum memberi
peluang untuk hal dimaksud, rupanya kenyataan di lapangan tidak
kalah memprihatinkan karena kurang tersedianya bacaan (materi)
lokal.
Buku ini dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut, dan
setidaknya, kalaulah secara administratif-birokratif pendidikan
sulit memadu dalam materi pendidikan, setidaknya dapat menjadi
bacaan bebas. Tidak ada yang percuma pada sebuah buku.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 5


Harapan penulis, alangkah eloknya buku ini dibaca anak-
anak belia, remaja, orang tua, guru dan para pendidik untuk
ditangguk hikmah-hikmahnya. E loknya kesah hikmah-hikmah
kehidupan, khususnya ajaran K.H. Muhammad Zaini Abdul
Ghani (Guru Sekumpul) yang bermuatan nilai-keteladanan agar
dapat diinternalisasikan dalam kerangka transfomasi nilai-nilai
budaya (Islam) dalam membentuk kepribadian Islami. Tidak
kalah pentingnya, akan sangat hebat nurturrant effeck-nya manakala
guru di sekolah-sekolah formal mampu memformulasikan dan
mengintegrasikan dalam materi pembelajaran sehingga nilai-nilai
edukatifnya berkontribusi dalam pembentukan karakter;
membentuk kepribadian peserta didik.
Bagi penulis, mengingat kemampuan yang terbatas, tidak
terlalu membuai harap akan makna manfaat buku ini, sebab
menjadi bacaan pengantar saja sudah sangat berarti. Satu hal yang
harus dicamkan, buku ini boleh saja sederhana, tetapi ajaran Guru
Sekumpul sangat layak direnungkan, ditransformasikan,
diinternalisasikan, diaplikasikan, dan disambungsampaikan ke
generasi penerus bangsa. Guru Sekumpul adalah gurunya para
guru, guru kehidupan.
Akhirnya, salam dan maaf atas segala kekurangan.
Semoga bermanfaat adanya.
Banjarbaru, 17 Agustus 2015.

Ersis Warmansyah Abbas

6 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ 5


DAFTAR ISI ............................................................................. 7
1. Guru Sekumpul: Zuriat M. Arsyad Al-Banjary .............. 9
2. Pembelajar Sejati: Belajar Tanpa Mengeluh ................... 15
3. Pendidikan Islam: Long Life Education ............................. 19
4. Guru Sekumpul: Karakter Kerasulan .............................. 23
5. Guru Sekumpul: Mewakafkan Diri Berdakwah .............. 27
6. Guru Sekumpul: Guru Besar Pendidikan Karakter ....... 37
7. Metode Dakwah Guru Sekumpul .................................... 43
8. Indonesia Berduka .......................................................... 50
PENULIS ................................................................................... 59

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 7


8 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar
1 guru sekumpul:
zuriat Syekh M. arsyad al-banjary

K.H. MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI (1942-2005)


yang populer dipanggil Guru Sekumpul lahir di Tunggul Irang,
Martapura, 27 Muharram 1361 H. atau 11 Februari 1942 M.
K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah zuriat kedelapan
dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary melalui keturunan
Abdul Ghani, Abdul Manap, Muhammad Seman, Muhammad
Saad, Abdullah, Muhammad Khalid, Hasanuddin, dan
Muhammad Arsyad.
Nama kecil K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah
Qusyairi. Dalam lingkungan keluarga, dipanggil Anang.
Menjelang masuk pesantren Darussalam Martapura, nama
Qusyairi diganti menjadi Muhammad Zaini. Penggantian nama
tersebut atas permintaan Qusyairi karena kekaguman beliau
kepada Guru Ahmad Zaini. Setelah menjadi guru di pesantren
Darussalam Martapura, populer dipanggil Guru Zaini, dan Urang
Banjar memanggil dengan sebutan Guru Ijai.
Panggilan Guru Sekumpul populer setelah K.H.
Muhammad Zaini Abdul Ghani hijrah dari pengajian di kawasan
Keraton Martapura ke kawasan Sekumpul. Panggilan umum
Urang Banjar kepada K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani,
Abah Guru sebagai ikatan emosional antara guru atau bapak
(abah) dengan murid dan anak.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 9


Masa kecil Qusyairi dijalani bersama adiknya, Ahmad
Ghazali, dalam kehidupan keluarga sederhana. Pendapatan Bapak
Guru Sekumpul, Abdul Ghani, yang berprofesi sebagai petani
dan penggosok intan tidak memungkinkan untuk menyekolahkan
anak-anaknya ke Mekah atau Mesir sebagai tujuan untuk belajar
yang sangat populer saat itu. Karena keinginannya yang sangat
kuat untuk menyekolahkan Qusyairi, Abdul Ghani madam ke
Jakarta. Sayangnya, pendapatannya di Jakarta tidak lebih baik dari
di Martapura. Setelah tiga bulan di Jakarta, Abdul Ghani kembali
ke Martapura dan didapatinya Ahmad Ghazali meninggal. Abdul
Ghani kemudian dikurniai anak perempuan, Siti Khadijah (Siti
Rahmah).
Abdul Ghani mendidik anak-anaknya dengan pendidikan
keislaman, baik dalam beribadah maupun dalam praktik
kehidupan. Abdul Ghani seorang yang taat beribadah dan sangat
menjaga hal-hal halal. Sumber pendapatan wajib didapat dengan
cara halal, apalagi untuk pembiayaan pendidikan anak-anaknya.
Abdul Ghani sangat meyakini, perilaku halal bersambung
langsung dengan ridha Allah SWT. Keyakinan tersebut
dipraktikkan sungguh-sungguh.
Qusyairi tidak dilarang bermain dengan teman-temannya
dengan syarat yang tidak boleh ditawar, apalagi dilanggar, wajib
menunaikan salat. Mengikuti kebiasaan anak-anak Martapura
mandi di sungai, memancing ikan atau bermain sepak bola tidak
dilarang, tetapi harus sudah sampai di rumah menjelang Magrib.
Pada malam hari Abdul Ghani mengajari Qusyairi salat tahajud,
bermunajah kepada Allah SWT.

10 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Sebagai petani dan penggosok intan, tentu Abdul Ghani
tidak bisa sepanjang hari membimbing anaknya sementara istrinya
membuat wadai untuk dijual. Karena itu, selama bekerja,
pendidikan Qusyairi dipercayakan kepada neneknya, Salabiah.
Salabiah mengajarkan membersihkan rumah, membuat wadai,
dan mengisi kerohanian Qusyairi dengan sirah Rasulullah.
Prinsip pokok yang ditanamkan, mencintai Allah SWT
dengan meneladani Rasulullah, mengamalkan firman-Nya,
mengaplikasikan perintah iqra’, iqra’, iqra’. Beriman kepada Allah
SWT dan mengakui Rasulullah SAW sebagai utusan Allah SWT
bukan sekadar diucapkan, tetapi dipraktikkan. Memperkokoh
keimanan, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan
meneladani Rasulullah SAW. Hal tersebut hanya dimungkinkan
bagi mereka yang mampu memahami hakikatnya melalui belajar,
belajar, dan selalu belajar sebagai kewajiban fardu ‘ain.
Semangat Abdul Ghani semakin meningkat manakala
mendapatkan Qusyairi dengan mudah menyerap apa yang
diajarkan. Qusyairi sangat menyukai mendengar orang membaca
al-Qur’an dan mampu menirukan bacaan (lantunan) tersebut.
Bacaan al-Qur’an Qusyairi nyaman didengar. Suara Qusyairi
sangat bagus. Bacaannya fasih ditunjang suaranya nan elok. Daya
ingat dan kecepatan menyerap pelajaran membuat Abdul Ghani
dan orang-orang dewasa yang mengetahuinya terheran-heran.
Pada usia 9 (sembilan) tahun Qusyairi telah menguasai bagian
tafsir Jalalain, sesuatu yang tidak mudah dilakukan oleh orang
dewasa, memastikan Qusyairi anak yang sangat cerdas.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 11


Qusyairi sangat senang mendengar bacaan al-Qur’an.
Qusyairi memperhatikan orangtua, nenek, atau pembaca al-
Qur’an di musala dan masjid atau mendengar lantunan ayat-ayat
al-Qur’an dari radio, kemudian meniru bacaannya. Pada bulan
Ramadhan, Qusyairi membaca al-Qur’an di musala bersama
teman-temannya.
Dalam tradisi masyarakat Banjar, setelah salat tarawih,
di musala-musala dan masjid-masjid, anak-anak membaca al-
Qur’an setiap malam sampai khatam pada akhir bulan Ramadhan.
Kegiatan tersebut berakhir sekitar pukul 03.00 saat bagarakan
sahur, membangunkan para ibu-ibu berkeliling kampung sambil
memukul-mukul peralatan apa saja yang bisa menimbulkan bunyi
untuk mengingatkan ibu-ibu menyiapkan sahur sembari
meneriakkan: “sahur … sahur … sahur.”
Dalam membaca al-Qur’an, Qusyairi belajar secara khusus
kepada Guru Hasan di Pasayangan. Berbekal suara bagus dengan
bacaannya yang fasih dan lantunan yang indah, membuat
pendengarnya terharu. Karena itu, Qusyairi sering diundang
membacakan al-Qur’an pada berbagai kesempatan, terutama
pada peringatan hari-hari besar Islam. Qusyairi dipercaya mengisi
pengajian dan pembacaan al-Qur’an di Radio Republik Indonesia
(RRI) Nusantara III Banjarmasin setiap malam Jumat.
Suara Qusyairi membaca al-Qur’an nyaman didengar
sebagaimana dikatakan Siti Rahmah: “Kalau Kaka membaca al-
Qur’an, lantunan bacaan Sidin menggetarkan kalbu sehingga kita ingin
terus mendengarnya.” Suara bagus dan hikmah-hikmah ucapannya
merupakan modal kesuksesan Sidin sebagai pendakwah ulung.

12 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Menurut Ahmad Guru, keponakan Guru Sekumpul:
“Saat-saat yang menyenangkan sejak saya masih kecil, mendengar Abah
membaca al-Qur’an.” Guru Sekumpul mengajarkan Ahmad dengan
seksama perihal ibadah, ilmu-ilmu agama, hikmah-hikmah
kehidupan sampai aktivitas berusaha (bisnis), dan terutama
akhlak.
Dalam mendidik, Abdul Ghani, Masliah, dan Salabiah
mengutamakan peletakkan dasar-dasar keimanan, ketaqwaan, dan
akhlak agar Qusyairi menjadi anak berilmu, saleh dan berakhlak
mulia, agar selalu dalam ridha Allah SWT. Pembinaan karakter
dengan memahami dan melakukan ibadah, pentingnya ilmu,
mencintai orangtua dan guru (ulama) dengan kesabaran sebagai
landasannya agar tabah dan gigih dengan fundamen perilaku
halal. Kehidupan yang berkekurangan, dijadikan sebagai latihan
kesabaran dan ketabahan. Kekurangan pemotivasi.
Pendidikan nyata tentang kesabaran, tabah berjuang, dan
tidak berbuat hal mubazir dengan mengutamakan menuntut ilmu.
Kekurangan dijadikan pemotivasi untuk terus belajar, belajar,
dan belajar. Belajar adalah kewajiban setiap muslim. Qusyairi
menanamkan di jiwanya sejak kecil dan mempraktikkan muatan
iqra’, iqra’, iqra’ dalam kehidupannya.
Dengan kata lain, sebelum memasuki sekolah formal,
Qusyairi telah memiliki bekal yang cukup untuk belajar. Keinginan
Abdul Ghani agar Qusyairi meneruskan zuriat-nya, Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjary sesuatu yang menjadi obsesinya.
Berdasarkan hal tersebut, Abdul Ghani menyekolahkan Qusyairi
di madrasah di daerah Keraton Martapura.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 13


Qusyairi belajar sungguh-sungguh dan dengan amat
senang. Secara genekologi, keturunan ulama hebat, dari kecil
sudah diberi asupan pendidikan agama sehingga bawaan lahirnya
bertemu pada buhul yang tepat dalam pendidikan dengan
lingkungan yang mendukung. Potensi diri, pendidikan keluarga,
dan lingkungan yang kondusif berpadu menjadi kekuatan dalam
menunjang perkembangan dan pengembangan potensi di diri
yang membawanya kelak sukses menjadi ulama kharismatik.
Keseriusan Qusyairi belajar membuka peluang
mendapatkan berbagai hal (fasilitas) yang tidak diduganya.
Qusyairi banyak mendapatkan kemudahan, apakah karena
usahanya atau bantuan dari pihak lain. Qusyairi adalah kaca
perjuangan anak bangsa yang berkemauan keras belajar tanpa
mengeluh atau menjadikan kekurangan sebagai pengendala, anak
yang patuh, rajin, dan pantang menyerah dalam hal apa saja.
Dalam belajar Qusyairi tidak pernah kehabisan energi.

Guru Sekumpul (Foto: Dok. A. Fauzan)

14 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Pembelajar sejati:
2 belajar tanpa mengeluh

KETIKA berusia 9 tahun, Qusyairi masuk Madrasah Ibtidaiyah


dan melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah pesantren Darussalam
Martapura. Selain mengikuti pendidikan formal, Qusyairi juga
belajar secara halaqah kepada ulama-ulama terkenal tentang hadis,
tafsir, nahwu dan saraf, ilmu falak dan faraid.
Belajar di pesantren Darussalam semakin membang-
kitkan semangatnya untuk semakin giat menuntut ilmu dan giat
mendatangi guru-guru yang membuka halaqah. Karena
kecerdasan, kesungguhan, semangat, dan kesopanannya dalam
belajar, guru-gurunya sangat bersemangat menurunkan ilmu.
Muhammad Zaini sangat menghormati guru sebagaimana
ditanamkan orangtuanya, guru adalah pewaris Rasulullah.
Menjalani masa-masa sekolah dengan lika-liku kehidupan
remaja, bagi Muhammad Zaini adalah pernak-pernik yang harus
dijalani. Dia selalu fokus belajar. Pada usia 12 tahun, Muhammad
Zaini mempunyai kebiasaan baru, suka berjalan-jalan ke hutan
sembari melantunkan qasidah-qasidah memuji Rasulullah SAW
menjauhi keramaian, melakukan siyahah. Tujuannya untuk
merenungkan kekuasaan Sang Pencipta, merenungi eksistensi,
keagungan, dan ciptaan Allah SWT. Siyahah dilakukannya dalam
aktivitas berburu burung di hutan, di sawah dan di ladang, juga
ketika memancing ikan.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 15


Di saat-saat siyahah itulah Muhammad Zaini menemui
keanehan. Adakalanya merasakan pepohonan dan rerumputan,
binatang maupun batu-batuan, memberi salam, alam seolah-olah
menyapa. Siyahah sebagai fase mujahadah dengan mencontoh
Rasulullah SAW.
Setelah menamatkan pendidikan Ibtidaiyah Muhammad
Zaini melanjutkan pendidikan ke tingkat Tsanawiyah. Aktivitas
yang tidak berhubungan dengan belajar dijauhinya dan
menggunakan waktu untuk memperdalam materi pelajaran.
Menempuh pendidikan bagi Muhammad Zaini berarti
“bercumbu” dengan kitab-kitab.
Keistiqamahan belajar, kemampuan bahasa Arab yang
baik membuatnya mampu membaca Kitab Kuning. Dalam
membaca Kitab Kuning, guru membaca Kitab Kuning dan santri
menyimak atau seorang santri membaca, santri dan guru
menyimak, lalu guru memberi penjelasan. Metode ini dinamakan
qira’at, gurunya disebut muqri. Muhammad Zaini menjadi muqri
bagi teman-temannya.
Aktivitas menuntut ilmu tidak mengabaikannya
mendatangi teman-temannya di asrama pondok, menjalin
silaturahim dengan para santri dari berbagai daerah. Kebiasaan
bersilaturahim digunakan untuk mengajak teman-temannya
mengunjungi para ulama untuk belajar. Dalam pergaulan semasa
dari masa kanak-kanak sampai masa remaja, Muhammad Zaini
tidak steril dari keisengan teman-teman. Masa remaja adalah
masa dimana “ngerjain” teman adakalanya diartikan sebagai
kebanggaan.

16 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Sebagai anak cerdas, Muhammad Zaini tidak
mendapatkan kesulitan dalam materi pelaran. Karena
kemampuannya tersebut ada temannya “iseng”. Pada suatu saat
Muhammad Zaini dikeroyok. Pada saat dikeroyok teman-
temannya, Muhammad Zaini tidak melawan, dan karena hanya
menghindar, beberapa pukulan mengenai tubuhnya yang berakibat
memar. Muhammad Zaini mengambil sikap memaafkan.
Kejadian tersebut membuat pamannya sangat marah, namun
Muhammad Zaini tidak mau mengatakan siapa pelakunya. Bagi
Muhammad Zaini, menyelesaikan kesalahpahaman atau perbedaan
bukan dengan marah atau berkelahi, tetapi dengan santun dan
memaafkan sehingga masalah selesai dan tidak berakibat buruk untuk
selanjutnya. Muhammad Zaini lebih memilih memaafkan dan
belajar dari kejadian, bukan menyesalinya.
Bagi Abdul Ghani, sekalipun kondisi ekonominya
memprihatinkan, semangat mendidik Muhammad Zaini menjadi
pengobatnya. Suatu hari, Anang Kacil, paman Abdul Ghani,
memanggilnya dan memberi intan untuk dijalankan sebagai modal
berusaha karena Anang Kacil madam ke Solo. Abdul Ghani
menjalankan intan tersebut.
Ketika Abdul Ghani didera sakit dan tidak mampu bekerja,
tentu semakin memberatkan ekonomi keluarga karena hanya
mengandalkan hasil berjualan wadai Masliah. Muhammad Zaini
prihatin. Karena anak-anak di Martapura suka bermain layangan,
Muhammad Zaini membuat layangan untuk dijual, atau berjualan
daun pisang yang hasilnya diserahkan kepada ibunya sebagai
aplikasi tanggung jawab tanpa mengeluh.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 17


Ketika Anang Kacil kembali, Abdul Ghani melaporkan
3.2
hasilnya. Anang Kacil menegaskan: “Saat aku meninggalkan ikam
intan tersebut sudah kuberikan agar ikam menjalankannya, dan
hasilnya gasan ikam.” Prinsip Abdul Ghani, menjaga kehalalan.
Apa yang dimakan akan menjadi darah daging, begitu juga kalau
untuk belajar dibiayai dari sumber-sumber yang tidak halal, tidak
jelas kehalalannya, tidak akan diridhai Allah SWT.
Menyadari kondisi ekonomi keluarga memprihatinkan,
membuatnya mandulang intan. Pelajarannya, kekurangan finansial
dalam mendayung kehendak sekolah bukan dengan mengeluh,
tetapi mengatasi dengan berusaha. Spirit berusaha ditanamkan
bukan untuk menumpuk kekayaan atau untuk memenuhi nafsu
bersenang-senang dengan harta, tetapi untuk syiar Islam. Guru
Sekumpul terkenal dengan sifat pemurahnya, mudah berbagi.

Guru Sekumpul bergotongroyong membangun Musala Darul Aman (Foto: Istimewa)

18 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


3 pendidikan islam:
Long Life Education

MUHAMMAD ZAINI menjalani kehidupan santri


sebagaimana santri lainnya. Karena prestasinya bagus, setelah
menamatkan pendidikan, Dewan Guru Pesantren Darussalam
memintanya untuk menjadi pengajar di almamaternya.
Muhammad Zaini mengajar di Kelas IV lbtida’iyah dan sejak itu
dia dipanggil dengan sebutan Guru Zaini.
Mengajar dipahami bukan berarti berhenti belajar, sebab
mengajar adalah lahan pengasahan ilmu dan motivasi hebat untuk
belajar. Ketika mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Guru
Zaini disukai santri, kelasnya juga didatangi santri dari kelas lain.
Bidang yang diajarkannya ilmu akhlak. Setelah beberapa tahun
mengajar di Pondok Pesantren Darussalam, Guru Zaini
kemudian memilih memfokuskan aktivitas beliau guna lebih
mendekatkan diri kepada Sang Mahapencipta dan berhenti mengajar
sebagai guru.
Setelah berhenti menjadi guru, Guru Zaini lebih
konsentrasi kepada hafalan al-Qur’an, fokus beribadah, dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan khalwat. Membaca
kitab-kitab dan berzikir, serta amalan-amalan lain siang-malam.
Makan dikurangi, hanya nasi putih dan tempe, tidak memakan
makanan bernyawa. Intinya, Guru Zaini mendekatkan diri
kepada Allah SWT.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 19


Dalam pada itu, Guru Zaini melakukan rihlah fi thalab
al-’ilm (berkelana berguru mencari ilmu). Rihlah pertama
dilakukan ke kota Rantau, belajar tentang Nur Muhammad dan
asal muasal kejadian alam kepada Guru Muhammad Gadung.
Setelah itu, melanjutkan rihlah ke Barabai mendatangi Guru
Abdurrahman Shiddiq. Pada lain kesempatan mendatangi
Guru Abdurrahman. Untuk memperdalam bacaan al-Qur’an,
baik tajwid maupun makhartjil hurufnya mendatangi Guru
Muhammad Aini di Kandangan. Setelah Gur u-Gur u di
Martapura didatangi, mengunjungi ulama-ulama terkenal di
Kalimantan Selatan dan rihlah ke luar pulau Kalimantan.
Pada tahun 1964 bersama Guru Semman Mulya, Guru
Husein Wali, Guru Badruddin, dan Guru Zaini Mursyid,
Muhammad Zaini mendatangi ulama-ulama terkenal di pulau
Jawa. Berziarah ke makam Sunan Ampel, mendatangi Habib
Muhammad bin Husein al-Aydrus dan mendalami qasidah
kepada Habib Muhammad bin Abu Bakar Assegaf. Mengunjungi
Kyai Hamid dan Guru Syarwani Abdan di Bangil, ziarah ke
tempat Habib Sholeh bin Muhsin di Tanggul, Jember.
Mengunjungi Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf Gresik,
ke makam Sunan Gresik, menemui Habib Ali Kwitang. Ke Bogor
mendatangi Kiai Tubagus Muhammad Falak bin Tubagus Abbas
(Kiai Falak) untuk belajar dan memperdalam tarikat. Muhammad
Zaini beberapa kali ke Bogor melakukan suluk dan mendapat 27
ijazah tarikat. Pada tahun 1964, kembali mendatangi Guru Bangil,
ulama yang sangat dihormati oleh Urang Banjar. Setiap haul Guru
Syarwani ratusan Urang Banjar datang ke Bangil.

20 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Ketika menunaikan rukun haji pada tahun 1971
dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dan menuntut ilmu kepada
Sayyid Muhammad bin Amin al-Kutbi al-Makki. Rukun Islam
tertunaikan dan agenda menuntut ilmu terpenuhi. Di Madinah
mendatangi masjid dan makam Rasulullah dan berziarah ke
makam Syeikh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-
Madani atau Syeikh Samman; maha guru tarikat Sammaniyah di
kompleks pemakaman Baqi.
Pada saat menunaikan rukun Islam untuk keduakalinya
pada tahun 1980, bersama Ibu beliau, Masliah dan adik beliau,
Siti Rahmah, keponakan Akhmad, Guru Sekumpul berguru
dan mendapat ijazah dari Habib Abu Bakar al-Atthas al-
Habsyi, Sayyid Hasan bin Muhammad, Sayyid ‘Ahnri bin
Abbas al-Maliki, Syeikh Yasin al-Fadani, Syeikh Ismail
Yamani, Syeikh Zakaria bin Abdullah Bila al Makki.
Ketika penyakit ginjal menggerogoti kesehatan Guru
Sekumpul, pada tahun 2002 beliau melaksanakan ibadah umrah
membawa keluarga. Dalam beribadah, sakit bukanlah alasan. Sakit
ujian keimanan dari Allah SWT yang jangan sampai dijadikan alasan
untuk melalaikan ibadah.
Guru Sekumpul mendatangi ulama-ulama di Mekah dan
Madinah, bukan sekadar untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk
berguru. Belajar, belajar, dan belajar. Tiada hari tanpa belajar.
Kemanapun Guru Sekumpul bepergian kesempatan tersebut
dimanfaatkan maksimal untuk belajar, belajar, dan terus belajar.
Belajar bukan saja dalam artian duduk membaca kitab-kitab, tetapi
dalam perjalanan di Bumi Allah SWT.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 21


Belajar dan beribadah, dalam dayung hablumninallah dan
hablumminanash, memfokuskan aktivitasnya dengan khalwat, dan
Guru Zaini membuka pengajian di daerah Keraton pada tahun
1962. Guru Zaini membacakan Maulid Habsyi sebelum membaca
kitab-kitab. Pengajian semakin ramai dan berkembang isu, bahwa
pengajian tersebut sesat. Beredarnya isu tersebut membuat Guru
Semman Mulya, meminta Guru Zaini ke Bangil bersama ulama
Martapura mendatangi Guru Bangil. Guru Bangil menanyakan
tentang isu yang menerpa Guru Zaini dan setelah mendapat
penjelasan, menegaskan, bahwa yang diajarkan Guru Zaini tidak
sesat. Tidak disukai atau difitnah, tidak mematahkan semangat
Guru Zaini untuk berdakwah. Musala Darul Aman dan daerah
sekitarnya dipadati jamaah yang akhirnya Guru Zaini hijrah ke
Sekumpul dan populer dipanggil Guru Sekumpul.

Musala Darul Aman, Keraton, Martaputa (Foto: EW A)

22 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


GURU SEKUMPUL:
4 KARAKTER kerasulan

GURU SEKUMPUL dididik dengan mengutamakan ketaatan


beribadah dan akhlak dengan meneladani Rasulullah SAW. Sirah
Rasulullah merupakan sarana untuk mentransformasikan sifat-
sifat Rasulullah; sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah untuk
diinternalisasikan yang menjadikan sikap patuh, hormat,
disiplin, sabar dan ikhlas sehingga menjadi dasar membangun
kepribadian dengan memahami diri; “datang dari mana, sedang
dimana dan melakukan apa, dan hendak kemana”.
Hal tersebut menimbulkan ghirah (bersemangat),
himmah (keinginan sangat kuat) dan mujahadah (kesungguhan);
bersemangat belajar; disiplin, amanah dan sabar, dan pantang
menyerah. Guru Sekumpul mengembangkan potensi diri
dengan mengikuti halaqah, melakukan rihlah dan siyahah dan
menginternalisasikannya dengan khalwat dan suluk, bermunajat
kepada Allah SWT, mengerahkan potensi membelajarkan diri
dengan mempraktikkan iqra’, iqra’, iqra’. Belajar tentang Ilmu
Allah melalui ciptaan-Nya memposisikan diri sebagai pembelajar
seumur hidup (long live education) dan kesucian jiwa yang
melahirkan keikhlasan berdakwah, istiqamah berdakwah.
Sikap belajar sepanjang hayat dengan meneladani
Rasulullah secara kaffah, melakukan apa saja karena Allah SWT,
lillahi ta’ala adalah nilai-nilai yang sangat positif yang melahirkan
keikhlasan sehingga istiqamah berdakwah.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 23


Guru Sekumpul menjadi teladan orang berilmu (alim),
sesuai antara pengetahuan, perkataan, perbuatan dan
istiqamah berdakwah. Nilai-nilai membelajarkan diri tiada henti
dan menjadi pengajar berdasarkan keikhlasan membangun
kepribadian dan melakukan dakwah powerful. Pendidikan keluarga
membangun sifat qonaah dan tahammul, membangun sikap belajar;
disiplin, amanah, dan sabar dalam keikhlasan. Kekurangan
dijadikan pemotivasi untuk belajar, kehidupan sebagai
laboratorium pendidikan. Mempelajari ilmu melalui dua jalan,
yaitu: ilmu awraq yang tertulis dalam kitab atau catatan-catatan
dengan mempelajarinya atau belajar kepada ulama dan ilmu
azwaq buah ketakwaan dengan mengamalkan ilmu-ilmu syariat,
yaitu ilmu laduni yang langsung diturunkan Allah SWT.
Kesungguhan belajar dengan bersandar kepada Sang
Pemilik Ilmu, Allah SWT, dan dengan berkahnya, dan
dimudahkan mempelajari dan mendapatkan ilmu. Kombinasi
antara berusaha dan memohon kepada Allah SWT sehingga
diberi kelebihan (ilmu) yang melebihi rata-rata manusia biasa.
Guru Sekumpul mengasah kecerdasan dengan belajar,
tidak mampu membeli buku menyalin isinya, kekurangan biaya
dicari solusinya. Pendidikan adalah perjuangan kehidupan,
merupakan calling sebagai fardu ‘ain. Dengan menyalin sifat-sifat
Rasulullah; sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah dengan perilaku
tawadhu’ (rendah hati), zuhud (hanya mengharapkan ridha Allah
SWT), wara’ (memelihara diri dari perbuatan syubhat), dan sidiq
(sesuai perkataan dan perbuatan). Karena itu logis berwibawa
dan dipercaya sebagai wali (waliyullah) yang memiliki karamah.

24 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Guru Sekumpul istiqamah berdakwah, dan dalam kondisi
sakit, memberikan pengajian dari tempat tidur, dan mendoakan
sambil menangis kepada Allah SWT, agar murid dan jamaah
pengajian Sekumpul diselamatkan di dunia dan di akhirat,
mengingatkan kepada kata-kata Rasulullah menjelang wafat,
ummati, ummati, ummati. Tidak syak lagi, Guru Sekumpul secara
kaffah meneladani Rasulullah.
Sebagai seorang yang total berdakwah seolah-olah
melupakan keinginan untuk menikah padahal tidak ada penghalang
untuk menikah. Rupanya tampan degan zuriat Muhammad Arsyad
Al-Banjary tentu banyak wanita yang ingin menjadi istrinya, dan
umurnya telah mendekati 30 tahun. Hanya saja, sebagai seorang
sufi, gerak kehidupannya dilandaskan pada gerak kalbu.
Saat menikah menjelang. Ketika Guru Zaini diundang ke
rumah Sulaiman untuk menghadiri acara Maulid Nabi SAW,
Guru Zaini bertemu dengan gadis yang ‘menggetarkan’ hatinya,
Siti Juwairiah, putri Sulaiman. Setelah melalui rapat keluarga,
dan mendapat restu dari Guru Bangil dan Kiai Hamid,
dilangsungkan pernikahan pada bulan April 1975. Setelah
menikah, aktivitas dakwah Guru Zaini berlaku sebagaimana
sediakala. Tetapi, ada yang mengganjal hatinya, setelah 13 (tiga
belas tahun) menikah, Guru Zaini belum dikaruniai anak.
Hal tersebut membuat hatinya gundah. Kegundahan
hatinya agak terobati dengan hadirnya, Sayyid Ahmad. Sayyid
Ahmad, anak Sayyid Muhammad bin Ibrahim al-Ahdal yang
bermukim di Mekah. Apalagi, setelah Nurlaila Hayati melahirkan
dua orang anak lelaki Guru Zaini.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 25


Guru Sekumpul memperistri enam wanita, yaitu Siti
Juwairiyah, Nurlaila Hayati, Sofia, Zaenab, Huda, dan Noor Jannah
dan dua istri dicerai. Guru Sekumpul berpoligami dilandasi
keinginan mendapatkan anak untuk melanjutkan perjuangannya
sebagai ulama. Ketika berumur 50 tahun, pada 6 Januari 1995
lahir putra pertamanya dari Nurlaila Hayati, Muhammad Amin
Badali dan pada 19 Maret 1996 lahir Ahmad Hafi Badali.
Guru Sekumpul mendidik anak-anaknya dengan kasih
sayang dan diperkenalkan dari kecil aktivitas dakwahnya.
Menyenandungkan qasidah, mengisahkan kisah-kisah hikmah,
mendampingi anak-anaknya pada berbagai aktivitas mereka. Dalam
mendidik, memberi contoh dengan apa yang dilakukan,
berkata lemah lembut dan mengarahkan aktivitas mereka
bukan dengan perintah, tetapi dengan petunjuk tentang yang
baik dan benar.

Muhammad Amin Badali, Guru Sekumpul, dan Ahmad Hafi Badali (Foto: Istimewa)

26 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


5 GURU SEKUMPUL:
mewakafkan diri berdakwah

GURU SEKUMPUL memulai pengajian di musala Darul


Aman, Kelurahan Keraton, Martapura pada tahun 1988.
Pengajian di Darul Aman bermula dari sistem halaqah yang diikuti
santri dari pesantren Darussalam dan masyarakat sekitarnya.
Semakin hari pengajian tersebut semakin banyak didatangi
jamaah, dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan.
Seiring semakin populernya pengajian Guru Zaini,
berkembang isu, Guru Zaini mengajarkan ajaran sesat yang
menyimpang dari faham ahlusunnah waljamaah. Guru Zaini
‘melayani’ tuduhan tersebut dengan menghentikan pengajian
karena tidak mau bersoal, dan memfokus diri memperdalam ilmu
dan melakukan khalwat.
Ketika berita tentang ajaran Guru Zaini yang ‘sesat’ dan
‘menyesatkan’ semakin meluas, hal tersebut membuat
keprihatinan para ulama Martapura, terutama Guru Semman
Mulya. Untuk itu, Guru Semman Mulya meminta Guru Zaini
mendatangi Guru Syarwani Abdan (Guru Bangil) bersama ulama
Martapura —Guru Badruddin, Guru Muhammad Rasyad, Guru
Abdul Qadhir Hasan, Guru Husein Qadri, dan Guru Salman.
Sesampai di Bangil, Guru Bangil menguji materi pengajian Guru
Zaini dan menyatakan, apa yang diajarkan Guru Zaini sesuai
dengan paham ahlusunah waljamaah.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 27


Berita sesatnya ajaran Guru Zaini akhirnya mereda dan
pengajian berlanjut. Pengajian Darul Aman semakin hari semakin
banyak didatangi jamaah sehingga musala Darul Aman tidak
mampu menampungnya. Jalan-jalan di sekitar musala Darul
Aman, halaman dan rumah penduduk, ditempati jamaah yang
jumlahnya ribuan orang. Karena itu, Guru Zaini memutuskan
untuk mencari lokasi baru yang lebih memadai.
Setelah mempertimbangkan beberapa lokasi, Guru Zaini
akhirnya memilih kawasan Sekumpul. Kawasan tersebut masih
kosong dan ditumbuhi semak belukar dan pohon karamunting.
Pembangunan musala Ar-Raudhah dimulai pada tanggal 12
Januari 1990. Nama Ar-Raudhah diambil dari rumah dan makam
Rasulullah SAW di Madinah. Mihrab musala dibuat mirip dengan
mihrab masjid Nabawi. Sekumpul menjelma menjadi ‘Kota Satelit’
Martapura, satu pusat penting Kota Martapura. Kompleks
Sekumpul sebagai pusat dakwah dan menjadi titik religius dan
menjadi tujuan ziarah (wisata religius) Martapura, yaitu: Makam
Guru Sekumpul, masjid Al-Karomah di Kota Martapura, dan
makam Muhammad Arsyad Al-Banjary di Kalampaian.
Dalam pengajian, Guru Sekumpul menjadikan tauhid,
fikih, dan tasawuf sebagai pokok materi dengan sandaran
menghormati dan mencintai Rasulullah SAW jalan mencintai
Allah SWT. Kecintaan tersebut dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan
Allah SWT dengan meneladani Rasulullah. Tugas setiap
individu memperbaiki diri, memperkokoh keimanan dan
meningkatkan ketakwaan sebagai kewajiban fardu ‘ain.

28 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Guru Sekumpul adalah contoh yang telah mempraktikkan
ajaran tersebut yang kemudian disampaikan sebagai hikmah-
hikmah kehidupan. Penekanan kepada hakikat syahadat dan
hakikat syariat, untuk menyadarkan, bahwa tauhid dan ma’rifah
kepada Rasulullah adalah pokok keimanan. Syahadat bukan
sekadar untuk diucapkan, tetapi dipahami hakikatnya untuk
diimplementasikan dalam kehidupan.
Pengajian Guru Sekumpul populer karena jamaah
menyenangi dan memerlukan. Guru Sekumpul menyampaikan
ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis Rasulullah mengaitkannya dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Banyak orang datang
ke Guru Sekumpul bukan hanya untuk menuntut ilmu agama,
tetapi juga meminta nasehat. Guru Sekumpul pemberi solusi
masalah-masalah kehidupan. Pengajian Sekumpul bukan berfokus
pada ceramah saja, tetapi pada hari-hari khusus dilakukan
kegiatan dalam memperkokoh keimanan dan meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah.
Guru Sekumpul membacakan dan lebih mempopulerkan
pembacaan Maulid Habsyi, Nazam-Burdah, Dalail al-Khaira, Nisfu
Sya’ban, Dalail Istighf ’ar, Hadis Musalsal, dan Tarekat Sammaniyah.
Pembacaan Maulid Habsyi secara rutin, bukan tergantung ‘hari-
hari penting’. Mencintai dan meneladani Rasulullah berarti setiap
saat ‘mengingat’ Rasulullah. Pembacaan Maulid Habsyi satu dari
sekian cara agar selalu mengingat Rasulullah diiringi tarbang.
Pembacaan Salawat Burdah dilakukan pada pengajian malam
Jum’at. Setelah pembacaan Salawat Burdah, dibacakan bagian
amalan dalam kitab Dalail al-Khairat.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 29


Pada malam Nisfu Sya’ban, Kompleks Sekumpul tidak
mampu menampung jamaah. Bagi Urang Banjar, malam Nisfu
Sya’ban adalah malam sangat istimewa menyerupai Idul Fitri.
Malam Nisfu Sya’ban malam ‘Religius Masyarakat’ dihadiri lebih
100 ribu orang. Dimulai salat Maghrib, membaca surah Yasin
tiga kali, salat Isya’, salat Hajat, dan salat Tasbih. Jamaah diminta
membaca tasbih Nabi Yunus 2.375 kali di rumah masing-masing.
Pada malam Kamis setelah salat Maghrib Guru
Sekumpul membacakan manaqib Syeikh Sayyid Muhammad bin
Abdul Ka rim as-Samman al-Madani, pendiri tarikat
Sammaniyah dan sesudah salat Isya, mengajarkan tarikat
Sammaniyah. Guru Sekumpul juga menyampaikan hadis
Musalsal. Hadis musalsal, sesuai dengan tradisi tarikat yang beliau
anut, ‘diijazahkan’. Pada awalnya diberikan ‘ijazah’ kepada keluarga
dan murid-murid beliau, kemudian kepada masyarakat umum.
Pengajian untuk laki-laki pada hari Senin dan Kamis
setelah salat Ashar. Guru Sekumpul memulai pengajian dengan
salat rawatib, mengimami salat Ashar dilanjutkan dengan wiridan,
membaca tahlil 10 kali, istighfar lagi 3 kali, tasbih 33 kali, tahmid
33 kali, takbir 33 kali, membaca Al-Qur’an ayat Kursi: al-Baqarah
(255–256) dan al-Baqarah (284–286), al-Ikhlas, al-Falak, al-Naas,
dan doa-doa khusus. Setelah berdoa, membaca Al-Fatihah
memulai pengajian, membaca kitab Sifat Dua Puluh, Ihya
Ullumuddin atau kitab lain. Setelah pengajian, membaca doa dan
berzikir, dan waktu Magrib masuk. Setelah salat Magrib,
membacakan Maulid Habsyi, Salawad Burdah, Dalail al-Khairat,
dan Istighfar Hasan Bashri.

30 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Dalam pengajian Guru Sekumpul membahas Sifat Dua
Puluh, kitab Parukunan, Ihya Ullumuddin atau kitab lainnya sesuai
tema pengajian. Untuk pengajian perempuan sama seperti
pengajian untuk laki-laki bertempat di musala Ar-Raudhah, hanya
waktunya yang berbeda, yaitu pada Kamis pagi dari pukul 09.00
hingga pukul 12.00 Wita. Karena semakin banyaknya jamaah,
pengajian ditambah menjadi dua kali dalam seminggu, yaitu pada
hari Senin dan Kamis. Ketika kesehatan guru menurun, menjadi
satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Ahad pagi.
Dari segi jumlah, pengajian untuk perempuan hanya kalah
dari pengajian umum atau pada hari-hari khusus, hari-hari besar
Islam. Karena itu, demi keamanan dan kenyamanan, pengajian
tidak dilakukan lagi di musala Ar-Raudhah, tetapi di-shoot di
kamar beliau lalu disiarkan melalui jaringan TV di tempat-tempat
strategis dan rumah-rumah di kompleks Sekumpul. Kitab yang
diajarkan Guru Sekumpul adalah kitab Sifat Dua Puluh (tauhid),
Parukunan (fiqh), dan Penawar Bagi Hati (Tasawuf), Risalah
Nuraniyah. Kitab lain yang dibahas sebagai penambah wawasan
dengan illustrasi kisah-kisah yang berhubungan dengan
kehidupan, terutama kehidupan kaum perempuan.
Guru Sekumpul menekankan keutamaan taat kepada suami
sebagaimana ajaran Islam. Adab berpakaian dimana kaum
perempuan wajib mengenakan jilbab (penutup aurat) bila keluar
rumah. Pernah pengajian untuk perempuan dihentikan karena
ada informasi, ada ibu-ibu yang pergi ke Sekumpul untuk mengaji,
tetapi melalaikan keperluan suami dan keluarganya.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 31


Keluasan dan kedalaman pengetahuan, kehebatan
meelaborasi muatan kitab-kitab dengan suara nyaman didengar
dan menggetarkan kalbu dengan sosok Guru Sekumpul yang
bungas merupakan daya tarik tersendiri. Kalau boleh mengamsal,
ibarat kebanyakan gadis-gadis belia yang mengidolakan penyanyi
dan bintang film Korea Selatan, Guru Sekumpul adalah idola
dalam meraih ajaran dan nilai-nilai Islam untuk pengisian jiwa
dan segala harapan. Bukan dalam kekaguman lawan jenis, tetapi
dalam menuntun jalan menuju keridhaan Allah SWT. Guru
Sekumpul membimbing ke jalan yang benar.
Pengajian anak-anak dibimbing Guru Ahmad Ridwan, Guru
Fauzi dan Guru Idris. Materinya ditekankan pada penyebutan huruf
Hijaiyah; makhraj, sifat huruf dan kaidah tajwid dengan panduan
buku Iqra’ memakai Metode Syafawi, yaitu guru mendengar bacaan
murid dan kalau salah dibetulkan. Setelah khatam dilanjutkan
membaca al-Qur’an dan menulis khat al-Qur’an. Pengajian
dilakukan setelah salat Ashar dari hari Senin sampai hari Kamis
selama satu setengah jam. Tujuannya untuk membangun
generasi muslim saleh dengan dasar-dasar Islami agar tercipta
generasi muslim yang cerdas, saleh, dan berakhlak mulia.
Dalam pengajian anak-anak diajarkan Sifat Duapuluh,
Perukunan Kecil, Khat Arabi, Jurumiyah, membaca al-Qur’an,
membaca surah-surah pendek Juz Amma (Jus ke 30 al-Qur’an),
Aqidatul Awam mencakup sifat yang wajib bagi nabi, kitab yang
diturunkan kepada nabi-nabi-Nya, mengenal nama-nama
malaikat dan nama-nama rasul, dijadikan sebagai pelajaran
pembuka dan dibaca bersama-sama.

32 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Pengajian setiap hari di musala Ar-Raudhah diikuti 100
sampai 150 orang. Mereka bebas menggunakan pakaian, namun
kebanyakan memakai gamis atau mengenakan sarung dengan baju
koko. Pengajian tidak menggunakan daftar hadir, anak-anak tidak
terikat untuk hadir dan tidak dipungut bayaran.
Selanjutnya, Guru Sekumpul membangun madrasah
Darul Ma’rifah pada tahun 2001 pada jenjang Ibtidaiyah. Murid-
murid membacakan sifat Mutakalliman (sifat yang ke-20),
nama-nama 25 Nabi dan Rasul serta sifat-sifatnya, nama-nama
10 malaikat dan tugas-tugasnya dan surah-surah pada Juz
‘Amma (Juz 30 al-Qur’an). Setelah itu belajar Akhlak, Fiqih,
Shorof, Nahwu, Lughat, Mahfuzhat, dan lain-lain.
Perkembangan Darul Ma’rifah yang pesat menuntut
pembangunan gedung baru di Jalan Penghulu untuk tingkat
Tsanawiyah. Kalau pada madrasah Darul Ma’rifah terdapat dua
jejang pendidikan, ibtidiyah dan tsanawiyah, pada madrasah
pendahulunya, madrasah Islam Darussalam Bangun Jaya selain
tingkat ibtidiyah dan tsanawiyah terdapat tingkat aliyah.
Madrasah Darul Ma’rifah berlokasi di kawasan Sekumpul
dan madrasah Islam Darussalam Bangun Jaya di kawasan Keraton
Martapura. Kedua sekolah tersebut saat ini mempunyai 3.000
murid dengan 100 guru. Madrasah Islam Darul Ma’rifah dan
Madrasah Islam Darussalam Bangun Jaya dipimpin Guru
Hamdani Muhdat yang ditunjuk Guru Sekumpul dengan
wewenang penuh. Pengelolaan kedua madrasah, administrasi,
pengangkatan guru, dan sebagainya menjadi wewenang Guru
Hamdani Muhdat dengan arahan Guru Sekumpul.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 33


Untuk membangun sekolah dengan bangunan modern,
Guru Sekumpul menyediakan dananya. “Ajaibnya”, tekan Guru
Hamdani, “banyak donatur bermurah hati. Akhirnya madrasah
Islam Darussalam Bangun Jaya menjadi seperti sekarang. Pesan
Guru Sekumpul, jangan meminta-minta untuk membangun
madrasah dengan bermodal proposal ke sana ke mari.
Tidak pelak lagi, kegairahan jamaah datang ke Sekumpul
tentu karena daya tarik Guru Sekumpul, dan didukung kehendak
untuk menikmati keindahan kompleks Sekumpul dengan
kebersihan prima. Islam menganjurkan hidup bersih, batin dan
fisik. Tidak heran kalau kompleks Sekumpul merupakan
kompleks sangat bersih, ‘Kebersihan adalah bagian iman.’ .
Keindahan musala Ar-Raudhah semakin dirasakan di
malam hari. Lampu-lampu tertata sedemikan rupa sehingga
suasananya menenangkan batin, indahnya ‘Rumah Allah’
memancarkan hikmah-hikmah malam. Lantunan ayat-ayat suci
al-Qur’an dan doa-doa, bacaan surat Yasin, dan wirid-wirid tiada
henti-hentinya. Keindahan yang memancar adalah keindahan fisik
dan rohani yang membuahkan kenyamanan lahir dan batin.
Semakin bertambahnya jamaah dijawab dengan membangun
jaringan TV Ar-Raudhah dimaksudkan agar jamaah yang tidak
tertampung di musala Ar-Raudhah, ‘lesehan’ di halaman musala,
jalan-jalan kompleks Sekumpul, dan rumah-rumah penduduk
dapat melihat ‘aksi’ Guru Sekumpul. Tujuan lainnya, menjadikan
jamaah bersatu dalam pengajian. Mereka yang datang setelah
menempuh jarak puluhan, bahkan ribuan kilometer saling
berkomunikasi, persahabatan, dan membangun kebersamaan.

34 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Untuk keperluan air, misalnya, Guru Sekumpul membuat
sumur bor sedalam 100 meter yang mampu menyerap air
sebanyak 100-an liter/detik, tower air, dan jaringan pipa. Ternyata
pengeboran air tidak mencukupi sehingga Guru Sekumpul
meminta tetangga-tetangga beliau untuk memenuhi keperluan
(air) jamaah. Sambutan warga sangat menggembirakan. Ada yang
memasang tower baru, menyediakan kran-kran, juga kakus
sehingga pada ibadah Nisfu Sya’ban, kebutuhan ratusan ribu
jamaah terpenuhi.
Jamaah Sekumpul datang dari berbagai wilayah di
Kalimantan Selatan dan dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur. Jamaah datang dengan mobil pribadi atau mobil carteran
dan lebih banyak lagi yang menggunakan sepeda motor, terutama
dari sekitar Martapura ditambah ribuan santri dari berbagai
pesantren di Martapura yang kebanyakan menggunakan sepeda.
Sekalipun pihak pemerintah Kabupaten Banjar dan polisi lalu
lintas Martapura membantu, para murid dan jamaah Guru
Sekumpul membentuk tim lalu lintas secara sukarela. Mereka
‘Berseragam Sekumpul’ dengan peluit di mulut cekatan
menggunakan tangan untuk mengatur lalu lintas.
Seragam, peralatan, bahkan untuk konsumsi disediakan
donatur yang entah siapa orangnya. Ketika pengajian usai, para
‘petugas’ di bawah koordinator Fauzan Asniah, berkumpul di
pos penjagaan Sekumpul untuk koordinasi dan melakukan
evaluasi, lalu diakhiri dengan acara ‘memasak’ bersama sembari
mempererat silaturahmi sembari membicarakan perbaikan-
perbaikan untuk pengajian berikutnya.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 35


Pengajian Sekumpul menjelma menjadi ‘masyarakat
Islam’ aktualisasi berlandaskan syahadat yang diaplikasikan
berbasis pengetahuan (ilmu) dan akhlak dibangun dari tiga hal
pokok: tauhid, fikih, dan tasawuf dalam kerangka memotivasi
memperkokoh keimanan dan meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SWT. Setiap
orang melakukan introspeksi, menyadari diri, menyadari
kesalahan dengan bertobat dan selalu berusaha memperbaiki
diri dalam penyadaran dengan melakukan pembersihan kalbu.
Ber modalkan kalbu bersih, seseorang mampu
mendeteksi siapa dirinya dalam memperbaiki diri, berserah diri
dan meminta ampun kepada Allah SWT, ikhlas belajar.
Keikhlasan Guru Sekumpul berpilinpadu keikhlasan jamaah
dalam ukhuwah Islamiyah sehingga pembelajaran powerful.

Jamaah pengajian Sekumpul (Foto: Istimewa)

36 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


6 GURU SEKUMPUL:
Guru Besar Pendidikan Karakter

PENGAJIAN sebagai aktivitas dakwah tidak lepas dari


bagaimana pendakwah (da’i) mengemas materi dakwah dan
menyampaikannya sehingga menarik bagi jamaah (mad’u). Guru
Sekumpul mengemas dakwah dalam kerangka ‘amar ma’ruf nahi
mungkar’ sehingga menarik bagi jamaah. Metode Dakwah Guru
Sekumpul bermuatan hikmah-hikmah.
Guru Sekumpul menanamkan optimistis. Wajib bagi
setiap manusia mengenal dirinya dalam memperkokoh iman,
meningkatkan ketakwaan dengan meneladani Rasulullah sebagai
jalan lurus yang diridhai Allah SWT. Tugas manusia meraih
hikmah-hikmah tersebut. Meraih hikmah-hikmah dengan
meneladani Rasulullah. Firman Allah SWT (An-Nahl: 125):
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Tidak syak lagi, Guru Sekumpul mempunyai pengetahuan
sangat bagus tentang al-Qur’an, Hadis Rasulullah, dan syariat
Islam yang dikemas untuk aktivitas dakwah yang penulis pilah
dalam tiga kluser, yaitu: dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal, dan dakwah
bit-tadwin. Formulasi ketiga pilahan tersebut penulis tasbihkan
sebagai Metode Guru Sekumpul.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 37


Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW “Sampaikanlah
dariku walau satu ayat”, aktivitas dakwah bukanlah kewajiban para
dai saja, tetapi merupakan kewajiban seluruh Muslim sesuai
kapasitasnya. Rasulullah mengatakan (H.R Muslim):
“Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan
tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika
tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah
selemah-lemah iman.”
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an (Ali Imran: 104):
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dalam pengajiannya, Guru Sekumpul menyampaikan
ajaran dan pesan-pesan moral dengan memikat. Pengajian dimulai
dengan salat berjamaah. Salat berjamaah mengkonsentrasikan
pikiran, perasaan, pensucian roh, jiwa dan raga, membebaskan
diri dari belenggu-belenggu hawa nafsu dan menutup pintu setan.
Hal ini sesuai dengan tuntunan dalam Islam bahwa menuntut ilmu
itu fardu ‘ain. Amal yang diterima Allah SWT adalah amal yang
berdasarkan pengetahuan (ilmu) sebagaimana tuntunan al-Qur’an
dan Hadis, dan melalui pemikiran ulama atau pun hasil ijtihad.
Dengan kata lain, Guru Sekumpul membentuk karakter,
menanamkan kepribadian akhlakul kharimah berdasarkan ajaran
Islam, membangun manusia berkarakter Islami. Berkarakter
berarti mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian; berwatak.
Dalam pandangan Islam pendidikan karakter sepadan dengan
pendidikan akhlak atau pendidikan moral.

38 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Membangun watak melalui pendidikan akhlak, berarti
membangun akhlak dengan meneladani Rasulullah. Akhlak
Rasulullah sebagai rujukan pendidikan karakter yaitu: sidiq, amanah,
tabligh, dan fathanah. Najib Sulhan (2010: 14-15) menjabarkan
sebagai berikut:

KARAKTER PENJABARAN INDIKATOR


RASULULLAH

SIDIQ Benar Berpijak pada ajaran al-Qur’an dan Hadis


Berangkat dari niat yang baik
Ikhlas Sepenuh hati, tidak pamrih
Semua perbuatan untuk kebaikan
Apa yang dilakukan berdasarkan
kenyataan
Hati dan ucapan sama
Apa yang dikatakan itu benar
Sabar Tidak mudah marah
Tabah menghadapi cobaan
Bisa mengendalikan emosi

AMANAH Adil Tidak memihak


Memiliki keterbukaan
Mau mendengarkan orang lain
Istiqamah Ajek dalam melakukan kebaikan
Tidak mudah dipengaruhi hal yang buruk
Berbakti Hormat kepada orang tua
Kepada Mengikuti nasehat orangtua
Orangtua Tidak membantah orangtua
Memiliki etika terhadap orangtua

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 39


Waspada Mempertimbangkan apa yang dilakukan
Tidak mudah terpengaruh budaya
lingkungan yang kurang baik
Ikram Mengormati guru dan orangtua
(hormat) Menghormati tamu
Sayang kepada yang lebih muda

TABLIGH Lemah Lembut Tutur katanya baik dan tidak menyakitkan


Ramah dalam bergaul
Nazhafah Bersih hati, tidak iri, tidak dengki
(kebersihan) kepada orang lain
Menjaga kebersihan badan dan lingkungan
Empati Membantu orang susah
Berkorban untuk orang lain
Memahami perasaan orang lain
Rendah Hati Menunjukkan kesederhanaan
Tidak memamerkan kekayaan kepada
orang lain
Tidak suka meremehkan orang lain
Sopan Santun Memiliki perilaku yang baik
Memiliki unggah-ungguh (tata krama)
Kepada yang lebih tua tahu diri
Tanggung Melakukan tugas dengan sepenuh hati
Jawab Melaporkan apa yang menjadi tugasnya
Segala yang menjadi tanggung
jawabnya dapat dijalankan

FATHANAH Disiplin Tepat waktu, tidak terlambat


Taat pada peraturan yang berlaku
Menjalankan tugas sesuai jadwal yang
ditentukan

40 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Rajin Memiliki kegemaran membaca (habit reading)
Belajar Membiasakan menulis
Suka membahas pelajaran
Mengisi waktu dengan belajar
Ulet/Gigih Berusaha untuk mencapai tujuan
Tidak mudah putus asa
Tekun dan semangat
Bekerja keras dan cekatan
Segera bangkit dari kegagalan
Logis dalam Berpikir dengan akal pikiran bukan
berpikir sekadar perasaan
Menghargai pendapat yang lebih logis
Mau menerima masukan orang lain
Ingin Selalu ingin mendapatkan hasil maksimal
berprestasi Melakukan yang terbaik
Berusaha memperbaiki diri
Memiliki konsep diri
Kreatif Memiliki inovasi
Memiliki berbagai gagasan untuk
menemukan dan menyelesaikan sesuatu
Suka dengan hal-hal yang baru
Teliti Sistematis dalam suatu hal
Hati-hati dalam menentukan sesuatu
Tidak ceroboh
Bekerjasama Dapat menghargai perbedaan
Suka berkolaborasi dengan teman
Mengerti perasaan orang lain

Sumber: Najib Sulhan, Pendidikan Berbasis Karakter (2010: 14-15)

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 41


Kata kunci dalam pendidikan karakter memahami
karakter Rasulullah untuk dijadikan teladan dan dipraktikkan
dalam kehidupan. Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak
manusia dalam katup rahmatan lilalamin. Pendidikan yang
sesungguhnya adalah pendidikan berdasarkan al-Qur’an yang
aplikasinya dalam perilaku kehidupan Rasulullah.
Seseorang yang berkarakter selalu berusaha melakukan
sesuatu dengan baik berdasarkan hal-hal terbaik untuk dirinya,
lingkungan, masyarakat, bangsa, dan dalam hubungan dengan
Allah SWT yang dimungkinkan manakala mengembangkan
pengetahuan, kesadaran, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai
luhur. Dalam pendidikan, seorang guru menanamkan dan
membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya dengan
keteladanan. Guru Sekumpul guru besar pendidikan karakter.

Jamaah pengajian Sekumpul: cinta belajar cinta kepada guru (Foto: Istimewa)

42 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


7 Metode dakwah Guru
Sekumpul

GURU SEKUMPUL menyampaikan pengetahuan agama


dalam paparan hikmah-hikmah menyangkut nilai-nilai dasar Islam
yang disesuaikan dengan kondisi obyektif jamaah. Materi
pengajian dikemas dengan penekanan tauhid, fikih dan tasawuf.
Tauhid merupakan aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah SWT. Seseorang muslim menyatakan keislamannya
dengan berikrar, melafazkan kalimah sahadat: Asyhadu an-laa
ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah. Setelah
bersyahadat, maka otomatis kewajiban muslim menjadi
tanggung jawabnya, apabila ditinggalkan mendapat ganjaran
dosa. Syahadat untuk diimplementasikan. Bertauhid berarti
beriman hanya kepada Allah SWT, bukan kepada selain Allah
SWT.
Pengucapan syahadat menjadi powerful dengan memahami
hakikatnya dengan menghayatinya, menyatukan ucapan dan iman
yang menjadikannya ikhlas melakukan kewajiban atas ikrarnya.
Pengakuan keimanan saja tidaklah menjadikan seseorang menjadi
muslim dalam arti sesungguhnya. Pengakuan keimanan
dibuktikan dengan ibadah, melalui perbuatan, mematuhi perintah
dan menjauhi laranganNya diimplementasikan dalam perbuatan,
menunaikan salat, zakat, puasa, dan sebagainya hanyalah karena
Allah SWT, lillahi ta’ala.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 43


Fikih membahas tentang cara bagaimana beribadah,
bagaimana hubungan antar manusia, atau hubungan manusia
dengan ciptaan Allah SWT berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah.
Sebagai pedoman bagi apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya, fikih harus dipahami setiap muslim. Memahami
fikih hanya dimungkinkan apabila seseorang mempelajarinya
agar mampu menempatkan sesuatu (hukum) pada tempatnya.
Fikih membahas hukum syariah dan hubungannya dengan
kehidupan manusia sehari-hari, ibadah, dan muamalah.
Kategorinya:
1. Wajib, yaitu perintah yang mesti dikerjakan. Jika perintah
tersebut dipatuhi (dikerjakan), maka yang
mengerjakannya mendapat pahala; jika tidak dikerjakan,
maka ia mendapat dosa.
2. Sunat, yaitu anjuran. Jika dikerjakan dapat pahala, jika
tidak dikerjakan tidak berdosa.
3. Haram, yaitu larangan keras. Kalau dikerjakan berdosa
jika tidak dikerjakan (ditinggalkan) mendapat pahala.
4. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. Kalau dilanggar
tidak dihukum (tidak berdosa), dan jika ditinggalkan
diberi pahala.
5. Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh
pula ditinggalkan. Kalau dikerjakan tidak berpahala dan
tidak pula berdosa; kalau ditinggalkan, tidak berpahala
dan tidak pula berdosa.

44 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Dalam aplikasinya, apabila terdapat perbedaan, Islam
membuka pintu ijtihat bagi setiap manusia. Karena itu, bukanlah
hal yang merisaukan apabila terdapat mazhab-mazhab dalam
fikih. Hal terpenting, tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan
sunah Rasul.
Dalam Islam pemahaman fikih, terdapat tiga mazhab
besar yaitu mazhab Suni, Syiah, dan Khawarij. Mazhab Sunni
dipilah ke dalam empat mazhab, yaitu mazhab Hanafi dari Imam
Abu Hanifah (80-150 H), mazhab Maliki dari Imam Malik
bin Anas (93-179 H), mazhab Safi’i dari Imam Muhammad
bin Idris Asy-Syafi’i (150-204 H), dan Hanbali dari Imam
Ahmad bin Hanbal (164-241 H). Guru Sekumpul mengambil
pilihan mazhab Safi’i sebagaimana mayoritas masyarakat
Kalimantan Selatan.
Mempelajari fikih hukumnya fardu ‘ain sebab hanya
dengan memahami fikih seorang muslim dapat melaksanakan
ibadah dan muamalah. Perbedaan mazhab bukanlah masalah
selama tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadis. Sebab,
ijtihat dalam Islam sah. Islam agama yang sempurna dan sesuai
dengan kondisi obyektif sampai akhir zaman. Pemahaman
kezamanan tersebut didekati dengan penafsiran sesuai zamannya.
Pembahasan tauhid dan fikih, dalam pengajian
Sekumpul ditopang dengan tasawuf. Tasawuf bagian ajaran
Islam dalam membina akhlak manusia agar mendapatkan
kebahagiaan hidup lahir dan batin, di dunia dan di akhirat.
Mempelajari tasawuf dan mempraktikkannya akan mempunyai
sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat-sifat tercela.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 45


Tasawuf merupakan gerakan zuhud. Intinya kezuhudan
sebagaimana yang dipraktikkan Rasulullah berorientasi akhirat
dengan menjauhkan kesenangan duniawi yang berlebihan,
mensucikan diri, bertawakal kepada Allah SWT, takut terhadap
ancaman-Nya, mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya.
Guru Sekumpul memasyarakatkan tarikat (Sammaniyah).
Guru Sekumpul mempelajari banyak tarikat. Dari Kiai Falak,
menerima 27 ijazah. Karena itu, tidak heran dalam pengajian
Sekumpul dibacakan manaqib Syekh Samman dan haulan Syekh
Samman setiap tahun dihadiri ratusan ribu orang. Pembacaan
manaqib para ulama terkenal dan Maulid Habsyi menjadi kekhasan
pengajian Sekumpul. Guru Sekumpul mempopulerkan Maulid
Habsyi di Kalimantan Selatan.
Dalam dakwah bil al-Hal (bil-hal) yang mengedepankan
perbuatan agar si penerima dakwah mengikuti jejak apa yang
dilakukan pendakwah. Kehidupan Rasulullah adalah contoh nyata
paling valid dalam dakwah. Dakwah bil-hal Guru Sekumpul
disalin dari apa yang dilakukan Rasulullah dengan modifikasi
yang sesuai dengan kondisi obyektif masyarakat.
Guru Sekumpul bukan saja sekadar mempelajari
Rasulullah ke Gua Hira, tetapi mempraktikkan khalwat dan
melakukan siyahah. Ketika tempat di daerah Keraton tidak
mampu lagi menampung jamaah pengajian Darul Aman, Guru
Sekumpul melakukan hijrah ke Sekumpul. Dakwah diyakini
semakin bermanfaat manakala semakin banyak orang yang dapat
meraih kebermanfaatannya dengan seluas-luasnya.

46 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Guru Sekumpul mengamalkan ilmunya dan kemudian
menyampaikannya kepada umat. Pengembangan kawasan
Sekumpul adalah aplikasi dakwah bil-hal, merombak kawasan
kosong menjadi kawasan bermanfaat sekaligus mengurangi
kepadatan pusat kota Martapura dan dijadikan kawasan
Pemukiman Islami. Sekumpul berkembang menjadi kawasan
perekonomian. Perekonomian Islam berkembang di kawasan
Sekumpul didasari fatwa Guru Sekumpul, kehidupan akan aman
tenteram, damai dan sejahtera lahir dan batin apabila berdasarkan
nilai-nilai Islam.
Gur u Sekumpul mencontohkan pengembangan
ekonomi pribadi dengan berusaha dan mempercayakan modal
kepada orang lain, terutama murid-murid beliau, berdagang
intan (cincin intan), mendirikan ruko (rumah-toko), showroom
mobil, percetakan, AZ Express Food, AZ Bakery, parfum dan
sebagainya. Terdapat sekitar 108 produk Grup perusahaan Al-
Zahra.
Berdakwah dan berusaha sebagai ‘ladang ibadah’
menjadikan kemampuan ekonomi Guru Sekumpul lebih dari
cukup. Sebagai orang yang menempuh jalan sufi, Guru Sekumpul
memilih kehidupan tidak bermewah-mewah. Harta Guru
Sekumpul disedekahkan untuk berbagai keperluan. Keperluan
keluarga dicukupi dan lebih banyak yang disedekahkan,
mendirikan madrasah untuk masyarakat umum, bersedekah di
ladang pendidikan. Dalam pengajian dengan tegas dikatakan:
“Ulun kada mamiliki harta”. Harta itu milik Allah SWT dan
dipergunakan untuk kepentingan dakwah.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 47


Guru sekumpul melakukan dakwah bit-tadwin (melalui
tulisan) dengan menerbitkan kitab-kitab yang mengandung pesan
dakwah sangat penting dan efektif. Guru Sekumpul telah menulis
dan menerbitkan beberapa buku. Buku-buku tersebut digunakan
dalam pengajian, baik untuk murid-murid khusus maupun dalam
pengajian umum, dan dibagikan secara gratis. Karya Guru
Sekumpul ada yang berupa buku atau pun dalam bentuk naskah
yang belum diterbitkan. Tidak sedikit yang tersimpan dalam
bentuk kaset dan CD.
Kitab karya Guru Sekumpul (Tim Al-Zahra, 206: 337-
339): Risalah Hadits Nur, Kitab Risalah al-Wasilak, Manaqib asy-
Syeikh as-Samman, Ar-Risalah an-Nuraniyah fi Syarhi at-Tawassulat
as-Sammaniyah, Nubdzatun fi Manaqib al-Imam al A’zhom al Faqih
al-Muqaddam, Risalah Mubarokah, Ar-Risalah fi Aurad al-Mufiidah,
8 al-Imdad fi Auradi Ahlil Widad, dan Syair-syair dalam bentuk
naskah. Guru Sekumpul juga menyebarkan pesan dakwah melalui
pencetakan kaset, VCD, dan murid-murid Guru Sekumpul
sampai saat ini mengembangkan beberapa situs yang
menyebarluaskan ajaran beliau. Pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi (TIK) menguatkan konsep ‘Dakwah Berantai’.
Dakwah Guru Sekumpul adalah ‘dakwah berantai’ dalam
arti beliau menyampaikan hikmah dan hikmah tersebut
disampaikan kepada yang lain demi kemaslahatan umat. Begitulah,
sepeninggal Guru Sekumpul, ajaran Guru Sekumpul tetap
langgeng dan terus berkembang di kalbu masyarakat.

48 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


WASIAT GURU SEKUMPUL
1. Menghormati ulama
2. Baik sangka terhadap muslimin
3. Murah diri
4. Murah harta
5. Manis muka
6. Jangan menyakiti orang
7. Mengampunkan kesalahan orang
8. Jangan bermusuh-musuhan
9. Jangan tamak
10. Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
11. Yakin keselamatan itu berada pada kebenaran
12. Jangan merasa baik daripada orang lain
13. Tiap-tiap orang yang iri dengki atau adu asah jangan dilayani,
serahkan saja kepada Allah Ta’ala.

Sekumpul, Hari Ahad 11 Jumadil Akhir 1413 H. (4 Desember 1992).

Pertokoan Al-Zahra, Banjarbaru (Foto: THAW )

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 49


8 INDONESIA BERDUKA

MENCERMATI kehidupan Guru Sekumpul, wajar apabila


muncul kekaguman. Sebagaimana layaknya manusia yang juga
mendapat ujian kehidupan. Pada tahun 1987, Guru Sekumpul
merasakan sakit yang berasal dari usus beliau. Selama ini Guru
Sekumpul tidak merasakan rasa sakit karena kesibukan
berdakwah, yang bisa jadi, menjadi ‘obat’ sehingga Guru
Sekumpul tidak merasakan sakit.
Dalam kondisi sakit, perhatian Guru Sekumpul terhadap
jamaah mengingatkan kita kepada kata-kata Rasulullah SAW
sebelum meninggal: ummati, ummati, ummati. Menurut Sayyid
Ahmad, suatu malam mendapati ayahnya berdoa dengan air mata
bercucuran. Guru Sekumpul tidak mengkhawatirkan diri beliau,
tetapi justru mengkhawatirkan jamaah pengajian Sekumpul. Diri
beliau boleh sakit, tetapi menjaga kesehatan jiwa umat lebih
penting. Masyarakat yang sehat secara fisik, tetapi apabila sakit
secara kejiwaan adalah pertanda nilai-nilai Islam belum terjiwai.
Sekalipun dalam kondisi sakit, manakala sanggup
memberi pengajian, beliau tidak abai memberi pencerahan
kepada umat. Sakit bukanlah halangan untuk berdakwah. Sakit
ujian Allah SWT. Pada awalnya sakitnya Guru Sekumpul tidak
diketahui para jamaah, yang mengetahui sakit beliau adalah orang-
orang terdekat saja.

50 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Rasa sakit yang awalnya dirasakan di bagian perut,
semakin hari semakin mendenda sehingga dilakukan pemeriksaan
medis. Simpulannya, dilakukan operasi usus buntu. Setelah
operasi, kesehatan beliau membaik. Sidin kembali berdakwah,
dan jamaah pengajian Sekumpul senang karena siraman rohani
dari guru tercinta tidak terputus.
Akan tetapi, pada awal tahun 2000, Guru Sekumpul
kembali merasakan sakit di bagian perut, kembung, dan
terkadang mencret. Dari hari ke hari, rasa sakit tersebut semakin
menjadi-jadi. Setelah dilakukan general chek up di RS Ulin
Banjarmasin, terdapat kelainan pada fungsi ginjal.
Berita baiknya, kelainan fungsi ginjal dapat diobati tanpa
perlu dirawat di rumah sakit yang berarti tidak mengganggu
aktivitas pengajian Sekumpul. Guru Sekumpul tetap memberi
pengajian. Akan tetapi, pada bulan September 2000, Guru
Sekumpul merasakan sakit yang lebih serius dan hasil pemeriksaan
diketahui bahwa ginjal beliau tertutup kiste yang berakibat gagal
ginjal. Berita tersebut bak guntur di siang bolong.
Karena RS Ulin Banjarmasin tidak mempunyai peralatan
memadai untuk pengobatan penyakit ginjal kronis, Guru
Sekumpul dibawa ke RS dr. Soetomo Surabaya. Keputusan
berobat ke Surabaya, tidak menyurutkan semangat jamaah
Pengajian Sekumpul agar selalu berada dekat Sidin. Banyak yang
datang ke Surabaya agar tetap dekat beliau sembari memanjatkan
doa untuk kesehatan Guru Sekumpul. Setelah dirawat selama
dua minggu, fungsi ginjal membaik dan Guru Sekumpul dapat
kembali ke Martapura.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 51


Pada awal tahun 2001, kondisi Guru Sekumpul kembali
mengkhawatirkan dan karena itu dilakukan pemeriksaan di RS
Budi Mulia di Surabaya. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan,
solusinya dilakukan cuci darah (hemodialisis). Setelah beberapa
kali cuci darah, fungsi ginjal Guru Sekumpul membaik, kesehatan
beliau membaik. Sekalipun tidak sehat dalam artian bugar, Guru
Sekumpul terlihat biasa-biasa saja dan tidak mencemaskan.
Sungguh pembelajaran luar biasa, sakit bukanlah alasan untuk
tidak berdakwah. Dalam kondisi sakit, pengajian dilakukan dari
pembaringan. Guru Sekumpul menyampaikan pengajian sambil
berbaring di tempat tidur.
Hari-hari mencemaskan rupanya tak hendak henti.
Kesehatan Guru Sekumpul semakin memprihatinkan. Fisik Sidin
terlihat kurus dan lemah. Karena itu, sekalipun pengajian
diliburkan, para jamaah tetap datang ke Sekumpul untuk
memanjatkan doa-doa demi kesehatan Abah Guru.
Sikap Guru Sekumpul dan jamaah pengajian Sekumpul
dalam memberi dan menuntut ilmu merupakan pelajaran
berharga bagi dunia pendidikan, terutama di sekolah-sekolah
formal. Lazimnya di sekolah formal, manakala ada guru yang
sakit atau sekolah mengadakan rapat guru, murid-murid senang
diliburkan. Apalagi, kalau liburan panjang diumumkan, hampir
dapat dipastikan, para murid kegirangan dengan meneriakan:
horeeee. Sebaliknya, jamaah pengajian Sekumpul merasa rugi
karena siraman rohani terhenti, dan itu kerugian sangat besar.
Para jamaah pengajian Sekumpul mengikuti pengajian dengan
sukarela, keinginan belajar datang dari dalam diri.

52 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Kesukarelaan Gur u Sekumpul mengajar dan
kesukarelaan jamaah pengajian Sekumpul menjadi buhul penyatu
dalam keikhlasan belajar dan pembelajaran. Kondisi yang, bisa
jadi, jarang ditemui dalam dunia pendidikan formal. Tidak ada
paksa-memaksa, tidak ada tugas-tugas yang membeban, sebab
tugas setiap orang harus membangun dan memperbaiki diri
sendiri. Gur u Sekumpul memberi bekal, memotivasi,
memfasilitasi, dengan ikhlas, lillahi ta’ala. Tidak ada keluhan, tidak
ada paksaan, atau persyaratan ini-itu, semuanya gratis. Keikhlasan
tersebut yang perlu diadopsi dunia pendidikan. Keikhlasan tidak
datang dari kalkulasi-kalkulasi untung-rugi, keikhlasan adalah
Asmaul Husna yang diinstal Allah SWT di kalbu kita. Guru
Sekumpul adalah guru dalam arti sesungguhnya.
Alhamdulillah, mulai bulan April 2003, cuci darah
dilakukan di RSUD Ratu Zalecha di Martapura karena telah
memiliki fasilitas cuci darah. Hal tersebut sangat membantu, sebab
Guru Sekumpul tidak keletihan dalam perjalanan ke Banjarmasin
dari Martapura. Sekalipun dilakukan cuci darah secara rutin,
kesehatan Guru Sekumpul tidak benar-benar membaik.
Apa boleh buat, pada awal tahun 2004 beliau harus
menjalani rawat inap di RSU Ulin Banjarmasin dan sejak tahun
2005 pengajian dihentikan karena kondisi beliau semakin
mengkhawatirkan. Guru Sekumpul terbaring lemah yang
membuat jamaah pengajian Sekumpul gundah. Sekalipun
mengetahui kesehatan Guru Sekumpul tidak memungkinkan
untuk melakukan pengajian, para jamaah tetap datang ke
Sekumpul untuk mendoakan kesehatan Guru Sekumpul.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 53


Pada 29 Juli 2005 Guru Sekumpul dibawa ke rumah sakit
Mount Elizabeth Singapura. Setelah sembilan hari di rumah sakit
Mount Elizabeth Singapura, 8 Agustus 2005, Guru Sekumpul
mengalami sesak napas, tensi darah beliau menurun drastis.
Akhirnya Guru Sekumpul dibawa ke Tanah Air dengan pesawat
carteran Foker 24, 9 Agustus 2005.
Begitu mendarat di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru
pukul 21.00 Wita, Guru Sekumpul dibawa ke kompleks Sekumpul.
Guru Sekumpul terbaring lemah di tempat tidur di kamar. Dalam
kesedihan, hal yang membanggakan, terlihat Guru Sekumpul
khusyuk membaca syahadat, surat Yasin, dan berzikir dari gerak
bibir beliau. Mengingat Allah SWT dalam keadaan sehat atau
sakit, ketika duduk atau berbaring, tidak kendur atau melemah.
Pancaran wajah Guru Sekumpul menyejukkan, tenang dan damai.
Allahu Akbar. Allah SWT, penentu segala sesuatu, dan
menentukan bahwa pada dini hari, 10 Agustus 2005, pukul 04.40
WITA Allah SWT memanggil seorang umatnya, K.H.
Muhanmad Zaini Ghani bin Abdul Ghani atau populer dipanggil
Guru Sekumpul ke rumahNya, Inna lillahi wa Innailaihi Rajiun.
Pada dini hari itu, syahdu di kompleks Ar-Raudhah. Isak
tangis, balada sedih, Innalillahi waina ilaihi rajiun. Lantunan ayat-ayat
al-Qur’an saling memberi tempat dengan bacaan surah Yasin, dan
doa-doa yang dipanjatkan ke haribaan Sang Khalik. Guru Sekumpul
terbaring mengikhlaskan nafas terakhir Sidin, membahana di sekitar
kompleks, terus ke pelosok kota Martapura, ke seantero Kalimantan
Selatan, menjangkau Nusantara dan bagian-bagian dunia. Indonesia
berduka. Sungguh sangat berduka.

54 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Dalam hitungan menit seluruh kompleks Ar-Raudhah
dikejutkan berita wafatnya Guru Sekumpul. Berita tersebut dengan
cepat menyebar ke seantero Kalimantan Selatan dan ke daerah
lainnya. Mulut-mulut menyampaikan berita sedih, telepon
berdering, SMS-SMS terkirim berantai, wafatnya Guru Sekumpul
menjadi berita paling menggemparkan. Keluarga, murid-murid,
jamaah Pengajian Sekumpul, dan masyarakat umum
menghentikan aktivitas untuk tafakur dan berdoa. Sebagian besar
instansi pemerintah, kantor-kantor swasta dan sekolah libur tanpa
diperintah dan diberi izin libur. Para pedagang menghentikan
aktivitas, tukang becak memarkir becak, dan dari wajah-wajah
semua orang dalam kesedihan.
Tanpa dikomando, mereka menuju Sekumpul. Suasana
kedukaan menyatu dalam gerak puluhan ribu orang menuju satu
titik, Sekumpul. Jalan-jalan penuh sesak, macet di mana-mana.
Mobil pribadi, sepeda motor, angkutan umum merayap. Pesawat
udara dari luar Kalimantan Selatan pun penuh sesak para pencinta
Guru Sekumpul. Semua menuju Sekumpul.
Setelah pemakaman, terdengar iqomah yang diteruskan
dengan salat Ashar. Guru Sekumpul telah tiada, kembali ke
haribaan Sang Pencipta. Tetapi, ajaran Guru Sekumpul
bersemayam dalam dada. Guru Sekumpul mengajarkan:
“Setiap orang harus mengenal siapa dirinya, datang dari mana,
sedang dimana dan melakukan apa, dan hendak kemana?”
Beliau lebih dahulu menjawab pertanyaan hendak kemana,
menemui Sang Maha Pencipta. Guru Sekumpul kembali ke
rumah keabadian meninggalkan dunia fana.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 55


Sekalipun Guru Sekumpul telah menemui asal-muasal
manusia, Sang Khalik, ajaran Sidin, agar mengenal diri dalam
bingkai, memperkokoh keimanan, meningkatkan ketakwaan
dengan meneladani Rasulullah, mendekatkan diri dan mencari
keridhaan Allah SWT melekat pada batin murid-murid dan
jamaah pengajian Sekumpul. Hikmah-hikmah dakwah Guru
Sekumpul berbuah kerinduan yang diwujudkan dengan
menziarahi makam Guru Sekumpul.
Pada setiap hari, apalagi pada hari-hari libur, peziarah
berdoa dan berzikir. Damailah, diberkahi, dan selamat bertemu
dengan kekasih sejati, wahai guru kami, Guru Sekumpul. Makam
Guru Sekumpul atau Kubah Guru Sekumpul mengingatkan para
peziarah akan Abah yang dicintai dengan ajarannya yang “tak lekang
karena panas, tak lapuk karena hujan’. Foto-foto Guru Sekumpul
dipajang di rumah-rumah penduduk, toko-toko, kantor, atau di
lembaga pendidikan sebagai pengobat kerinduan. Mendengarkan
kaset pengajian atau memutar CD pengajian beliau disempurnakan
dengan berzirah ke Kubah Guru Sekumpul untuk membacakan al-
Qur’an, surah Yasin, dan memanjatkan doa. Abah Guru boleh pergi
secara jasmani, namun tetap bersemayam di jiwa dalam jalan
menangguk keridhaan Ilahi. Kami bersamamu, wahai Abah tercinta.
Berada di Kubah Guru Sekumpul, dirasakan begitu nyaman.
Kubah Guru Sekumpul dibangun dengan sangat istimewa. Interior
yang bagus, sekalipun bukan mewah, sangat artistik. Lampu-lampu
hias dan plafon dari gypsum bagus semakin mendukung suasana
kenyamanan di ruang tersebut. Nyaman untuk berdoa dan
merenungkan akan kebesaran Allah SWT.

56 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


Ruangan dibagi dua dengan pembatas kayu berukiran
kalimat-kalimat toyyibah sebagai pembatas antara peziarah laki-laki
dan peziarah perempuan. Makam Guru Sekumpul dipagari stainlessteel
dimana Guru Salman Jallil, Guru Sekumpul, Guru Semman Mulya
dimakamkan. Tidak semua peziarah dapat mencapai makam Guru
Sekumpul karena pintu dari stainlessteel selalu dalam keadaan terkunci.
Alhamdulillah, penulis beruntung dapat berdoa di depan pusara
Guru Sekumpul. Kubah Guru Sekumpul didatangi ribuan jamaah
setiap hari sebagai ungkapan kecintaan kepada Guru Sekumpul.
Ajaran Guru Sekumpul kini bersemayam di kalbu murid-
murid dan jamaah Guru Sekumpul untuk selalu diaplikasikan dalam
kehidupan. Ziarah kubur bukanlah dalam jeratan perbuatan syirik,
tetapi untuk mengokohkan iman dan meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Menziarahi kuburan Abah Guru berarti
mengingat ajaran dan hikmah-hikmah yang diajarkan beliau,
mengirim doa-doa, menghadiahkan Fatihah, surat Yasin, salawat
dan salam untuk guru penerang kehidupan.
Puluhan ribu orang, bahkan jutaan, merelakan Abah
Guru, namun Abah Guru tetaplah Abah, Abah yang hidup di
jiwa. Sekalipun kami sedih, wahai Abah tercinta, ajaranmu
wakilmu dalam kehidupan. Rindu kami rindu serindu-rindunya
rindu. Suaramu melalui kaset atau CD menghadirkan sosokmu.
Hikmah-hikmah yang kau dengungkan hadir di telinga kami, pada
lubuk jiwa, di kuala kehausan akan ujaran-ujaran kebaikanmu.
Dari dunia fana ini, kami kirimkan doa, kami hadiahkan
Fatihah, surah Yasin. Kami yang hanya menerima darimu,
sebagaimana kami menerima berkah dari Ilahi Rabbi.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 57


Jenazah Guru Sekumpul (Foto: Istimewa)

Makam Guru Sekumpul (Foto: EW A)

58 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


PENULIS

Ersis Warmansyah Abbas (BA, Drs. M.Pd., Dr.) dosen


pada FKIP Unlam Banjarmasin. Lahir di Muaralabuh, Solok
Selatan, 15 November 1957. Doktor Pedidikan (IPS) UPI
Bandung (2013), Magister Pendidikan (Pengembangan
Kurikulum) IKIP Bandung (1995), Sarjana Pendidikan (Sejarah)
IKIP Yogyakarta (1980), Sarjana Muda Pendidikan Sejarah
IKIP Padang (1978). Tamatan PGAN 6 Tahun Padang, PGAN
4 Tahun Muaralabuh dan SDN 1 Muaralabuh. Pernah kuliah di
FK Filsafat UGM (1982), dan alumnus Pendidikan (Kursus) Teori, Metodologi dan Aplikasi
Antropologi UGM (1993).
Tulisannya dimuat beberapa jurnal, dan atau, dipresentasikan pada berbagai
seminar, baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya pada 5th UPSI-UPI Conference
on Education, Selangor Malaysia (2012). Untuk mendukung dan mengembangan
keprofesionalannya, Presiden Lembaga Pengkajian Kebudayaan dan Pembangunan
Kalimantan (LPKPK), Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Kalimantan
Selatan (LPPPKS), dan Pusat Studi Sejarah dan Nilai Budaya Kalimantan Selatan
(PSNBKS), mengikuti berbagai seminar dan workhsop dalam berbagai bidang dan
melakukan kerja sama penelitian dengan Asia Foundation, PT Djarum Kudus, Pemkab,
Pemko dan Pemprov Kalimantan Selatan serta instansi lainnya.
Ratusan tulisannya dimuat berbagai media cetak, antara lain HU Kompas,
Sinar Harapan, Suara Pembaharuan, Kedaulatan Rakyat, Berita Nasional, Jayakarta,
Pelita, Bandung Pos, Haluan, Radar Banjarmasin, Dinamika Berita, Banjarmasin Pos,
Bandjarbaroe Post, Sinar Kalimantan dan media cetak lainnya.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 59


Ersis mengusung prinsip: Tulis apa yang ada di pikiran bukan memikirkan
apa yang akan ditulis. Tulis apa yang hendak ditulis, pasti jadi tulisan. Publikasi harian
tulisannya dapat diikuti melalui www. ersisweb.com dan facebook Ersis Warmansyah
Abbas.
Sebagai penyaluran kehendak menulis dan memotivasi berbagai kalangan
untuk menulis, Ersis mendirikan dan mengembangkan Gerakan Persahabatan Menulis
(GPM) berbasis dunia maya yang cabang daratnya berkembang di kota-kota Indonesia
dengan pelibat di Singapura, Taiwan, Hongkong, Mesir, dan berbagai Negara lainnya.
GPM wilayah melakukan kegiatan menulis dan telah menerbitkan puluhan buku dan
untuk itulah sering bepergian ke berbagai kota dalam lakon sharing menulis atau pelatihan
menulis.
Ersis Warmansyah Abbas menerbitkan beragam buku dengan berbagai tema:
I. TENTANG MENULIS
1. Menulis Sangat Mudah. 2007. Yogyakarta: Mata Khatulistiwa.
2 Menulis Mari Menulis. 2007. Yogyakarta: Mata Khatulistiwa.
3. Menulis dengan Gembira. 2008. Yogyakarta: Gama Media.
4. Menulis Berbunga-Bunga. 2008. Yogyakarta: Gama Media.
5. Virus Menulis Zikir Menulis. 2008: Yogyakarta: Gama Media.
6. Menulis Mudah: Dari Babu Sampai Pak Dosen. 2008: Yogyakarta: Gama Media.
7. Menulis Tanpa Berguru. 2009. Yogyakarta: Gama Media.
8. Menulis Membangun Peradaban. 2009. Yogyakarta: Gama Media.
9. ‘Jatuh Cinta’ Menulis. 2011: Bandung: Wahana Jaya Abadi.
10. Indonesia Menulis. 2011: Bandung: Wahana Jaya Abadi.
11. Suer, Menulis Itu Mudah. 2012: Jakarta: Elex Media Komputindo, KK Gramedia.
12. Percaya Ngak Percaya, Menulis Itu Mudah. 2012. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
13. Mudah Menulis Memudahkan Menerbitkan Buku. 2012. Bandung: Wahana
Jaya Abadi.
14. Menulis Menyenangkan. 2012. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
15. Menulis Mudah Memudahkan Menulis. 2013. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
16. Indonesia Menulis: Perjalanan Spiritual. 2013. Bandung: Wahana Jaya Abadi

60 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


17. Menulis di Otak. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
18. Menulis Menuliskan Diri. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
19. Menulis Mengasyikkan. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
20. Menulis Membangun Midset. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
21. Menulis Menjinakkan Kegagalan. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
22. Menulis Menghancurkan Belenggu. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
23. Menulis Enjoy Enjoy Sajalah. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.

II. FIKSI
1. Surat Buat Kekasih, antologi Puisi. 2006. Yogyakarta: Gama Media.
2. Garunum, antologi puisi bersama.2006. Yogyakarta: Gama Media.
3. Taman Banjarbaru, antologi puisi bersama. 2006. Yogyakarta: Gama Media.
4. Kolaborasi Nusantara, Antologi Puisi Bersama. 2006. Yogyakarta: Gama Media.
5. Tajuk Bunga, antologi puisi bersama. 2006. Yogyakarta: Gama Media.
6. ASAP (Novel). 2010. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
7. Menjaring Cakrawala. 2011. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
8. Zikir Rindu. 2011. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
9. Deru Awang-Awang. 2012. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
10. Senyawa Kata Kita, antologi puisi bersama. 2012. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
11. Astagfirullah, Antologi Cerpen (bersama). Bandung: Wahana Jaya Abadi.
12. Bogor Kasohor, Antologi Puisi (bersama). 2012. Bandung: Wahana Jaya Abadi.

III. MOTIVASIONAL SPIRITUAL


1. Nyaman Memahami ESQ. 2005. Yogyakarta: Gama Media.
2. Sabar, Ikhlas, dan Bersyukur: Melejitkan Potensi Diri. 2013. Bandung: Wahana
Jaya Abadi.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 61


IV BUKU AJAR, PEMIKIRAN, DAN PENELITIAN
1. Pemuda dan Kepahlawanan .1988. Bandung: Materpamur.
2. Bab-Bab Antropologi. 1996. Penyunting tulisan Fudiat Suryadikara. Banjarmasin:
EWA Book Company.
3. Memahami Sejarah. 1997. Banjarmasin: EWA Book Company.
4. Pembangunan Kalimantan. 1998. Penyunting tulisan Ismet Ahmad. Banjarmasin:
EWA Book Company.
5. Perjuangan Rakyat Kabupaten Banjar dalam Revolusi Fisik 1945-1949. 2000.
Martapaura: Pemkab Banjar dan LPKPK.
6. Tanah Laut: Sejarah dan Potensi. 2000. Pelaihari: Pemkab Tanah Laut dan LPKPK.
7. Data Dasar Banjarbaru: Banjarbaru Menuju Metropolitan 2002. Banjarbaru
Pemko Banjarbaru dan LPKPK.
8. Banjarbaru. 2002. Banjarbaru: Pemko Banjarbaru dan LPKPK.
9. Menguak Atmosfir Akademik. 2004. Penyunting bersama Sutarto Hadi. Banjarmasin:
FKIP Unlam.
10. Menggugat Kepedulian Pendidikan Kalimantan Selatan. 2005. Banjarbaru:
LPKPK.
11. Nyaman Memahami ESQ. 2005. Yogyakarta: Gama Media.
12. Sejarah Kotabaru. 2010. Bandung: Rekayasa Sains.
13. PDAM Bandarmasih: Primadona Kota Air. 2010. Bandung: Rekayasa Sains.
14. Mewacanakan Pendidikan IPS. 2013. Penyunting. Bandung: Wahana Jaya Abadi,
dan FKIP-Unlam Press.
15. Pendidikan Karakter. 2014. Penyunting. Bandung: Niaga Sarana Mandiri dan
FKIP-Unlam Press.
14. Building Nation Character Through Education. 2014. Penyunting. Bandung:
Wahana Jaya Abadi dan FKIP-Unlam Press.
17. Pendidikan IPS Berbasis Kearifan Lokal. 2015. Penyunting. Bandung: Wahana
Jaya Abadi, dan FKIP-Unlam Press.

62 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar


V. BIOGRAFI
1. Buku Kenangan Purna Tugas M.P. Lambut. 2003. (Editor Bersama). Banjarmasin:
FKIP Unlam.
2. Rudy Resnawan: Untukmu Banjarbaru. 2010. Bandung: Rekayasa Sains.
3. Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar. 2015. Bandung: Wahana Jaya Abadi.
4. Guru Sekumpul: Biografi Pendidikan Profetik. 2015. Bandung: Wahana Jaya
Abadi.

VI TEMA BEBAS
1. Masa Kecil Yang Tak Terlupakan (Bersama). 2011. Malang: Bintang Sejahtera.
2. Cinta Pertama: Kisah-Kisah Cinta Berhikmah. 2012. Bandung: Wahana Jaya
Abadi.
IV. PROSES TERBIT
Beberapa bukunya dalam proses penerbitan.

V. SEMINAR, SHARING, TALKSHOW, DAN PELATIHAN MENULIS


Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, KAMMI Kalsel, Radio MQFM
Bandung, Tahajud Call Bandung, Masjid Salman ITB Bandung, UIN Malang, Malang
Post Malang, Universitas Pakuan Bogor, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas
Brawijaya Malang, Institut Keislaman Hasyim As’ari Jombang, Politeknik Negeri
Banjarmasin, Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru, Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren
Banyuanyar Pamekasan, SMA/MA, dan berbagai insitusi dan instansi.

Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar 63


64 Guru Sekumpul: Bacaan Pengantar

Anda mungkin juga menyukai