NIM: B011211167 Mata Kuliah: Pengantar Hukum Indonesia (PHI A) Dosen: Prof. Dr. Irwansyah S.H., M.H.
Tugas: Buat minimal 2 perbedaan masing-masing:
1. Politik hukum belanda dengan politik hukum nasional 2. Politik hukum Islam dengan Politik Hukum Adat 3. Politik Hukum Legislasi dengan Politik hukum Peradilan
1. Perbedaan Politik Hukum Belanda dengan Politik Hukum Nasional
Politik Hukum Belanda digambarkan lebih awal meliputi sejarah, latar belakang, dan keberadaan peraturan perundang-undangannya sampai proses berlakunya, untuk dapat memahami dengan utuh dan lengkap eksistensi politik hukum Indonesia. Politik Hukum Belanda dapat dipahami berdasarkan berlakunya 3 peraturan Belanda yang pernah diberlakukan yaitu (1) Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia (AB), (2) Regering Reglement (RR), dan (3) Indische Staatsregeling (IS). Sedangkan politik hukum nasional dapat dirumuskan tujuan politiknya berdasarkan dua aspek yang berkaitan. Pertama, politik hukum sebagai instrumen untuk membebaskan atau memerdekakan sebagian hukum Indonesia yang masih “terjajah“, berjiwa “liberal“ dan “individualistik“ dari peninggalan hukum kolonial, untuk mendesain dan merumuskan suatu sistem hukum nasional yang dicita-citakan oleh para pendiri negara. Kedua, dengan politik hukum yang terarah, tepat, benar, dan dijalankan konsisten akan memudahkan diwujudkannya cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia seperti tertuang dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945.
2. Perbedaan Politik Hukum Islam dengan Politik Hukum Adat
Dalam hukum Islam peranannya dalam hukum nasional ada beberapa fenomena yang bisa dijumpai dalam praktek. Pertama, hukum Islam berperan dalam mengisi kekosongan hukum dalam hukum positif. Hal ini hukum Islam diberlakukan oleh negara sebagai hukum positif bagi umat Islam. Kedua, hukum Islam berperan sebagai sumber nilai yang memberikan kontribusi terhadap aturan hukum yang dibuat. Oleh karena itu aturan tersebut bersifat umum tidak memandang perbedaan agama, maka nilai-nilai hukum Islam dapat berlaku pula bagi seluruh warga negara. Sedangkan hukum adat diarahkan untuk senantiasa mengharmonisasikan prinsip-prinsip komunal yang menjadi keutamaan hukum adat di satu pihak, dengan prinsip univermitas di pihak lain, yang senatiasa dikedepankan oleh negara dalam penataan sistem nasional. 3. Perbedaan Politik Hukum Legislasi dengan Politik hukum Peradilan Politik hukum legislasi menjadi instrumen untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara tersebut. karena itu, Politik hukum unifikasi dalam pembaharuan hukum dilaksanakan untuk mendorong kebijakan pembaharuan hukum yang mengarah pada penggantian hukum hukum warisan kolonial dan pengkooptasian Hukum adat yang sangat beragam serta hukum Islam menjadi hukum positif negara. Sedangkan politik hukum peradilan menegaskan ada beberapa substansi yang perlu menjadi fokus dari politik hukum peradilan di Indonesia yaitu: Pertama, politik hukum dalam rangka menciptakan lembaga peradilan yang independen, Wibawa, dan akuntabel; Kedua, politik hukum dalam rangka penguatan pengawasan terhadap lembaga peradilan; Ketiga, politik hukum dalam rangka penguatan kelembagaan , antara lain Komisi Pemberantasan Korupsi serta pengadilan tindak pidana korupsi. Keempat, politik hukum dalam rangka pengembangan sistem manajemen anggaran peradilan dan lembaga penegak hukum lain yang transparan dan akuntabel; Kelima, politik hukum pengembangan sistem manajemen anggaran peradilan dan sumber daya manusia lembaga penegak hukum.