Anda di halaman 1dari 5

Menerjemahkan Visi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah “Unggul

Berkualitas Islami” Menjadi “Core Values” Yang Dapat Diinternalisasi


Setiap Civitas Akademika Dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh: Irpan Apandi Batubara

1. Latar Belakang
Pada akreditasi institusi tahun 2017, saya terlibat sebagai utusan
dosen pada visitasi dan saya ikut menerima pertanyaan asesor tentang
penjabaran visi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN Al
Washliyah). Sayangnya pertanyaan tentang hal ini belum terjawab dengan
baik dan sistematis. Pada persiapan visitasi, pejabat terkait menjelaskan
bagaimana perwujudan visi UMN Al Washliyah menjadi poin-poin misi,
yaitu berupa kalimat aktif yang menjelaskan contoh wujud misi. Salah satu
contohnya, untuk mewujudkan visi islami maka dibuat kebijakan
mewajibkan civitas akademika untuk sholat berjamaah. Sayangnya lagi
itu, tidak cukup karena belum mewakili internalisasi nilai-nilai dalam visi
sebagai suatu wujud sikap yang bisa ditanamkan dalam diri setiap civitas
akademika. Faktanya, poin-poin yang dijelaskan terkesan hanya bisa
dilakukan atas nama institusi, bukan sebagai ciri seorang individu sebagai
bagian dari institusi. Wujud nyata yang diharapkan dari visi adalah setelah
seorang mahasiswa atau seseorang bergabung ke UMN Al Washliyah,
dalam diri mereka akan ternama sikap dan nilai unggul, berkualitas, dan
islami.
Dalam perjalanan saya menimba ilmu di Universitas Pendidikan
Indonesia, saya merasa menemukan jawaban pertanyaan tentang
perwujudan makna visi sebuah institusi dalam “Core values” (Nilai-nilai
luhur institusi). Dalam tulisan ini, akan dijelaskan salah satu persfektif
tentang penjabaran makna unggul, berkualitas, dan islami yang dapat
diinternalisasi setiap civitas akademika.

1
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberi masukan dan
gambaran bagi pemangku kepentingan tentang penjabaran visi UMN Al
Washliyah ke dalam nilai-nilai “Core values”.

3. Pembahasan
Visi UMN Al Washliyah adalah Menjadi Universitas unggul dalam
penyediaan sumber daya manusia berkualitas dan berciri Islami pada tahun
2035 (umnawa.ac.id). Agar lebih mudah diingat, visi ini dipadatkan menjadi
Unggul, berkualitas,Iislami. Hal ini wajar karena pernyataan visi yang efektif
adalah menggambarkan secara jelas gambaran dari institusi yang ingin
dicapai. Kuncoro (2006) mendefinisikan visi sebagai suatu pernyataan
komperhensif tentang apa yang diinginkan organisasi, mengapa suatu
organisasi berdiri dan apa yang diyakininya atau gambaran masa depan
organisasi. Dalam hal ini, penjabaran yang lebih komprehensif dibutuhkan
agar setiap sivitas akademika lebih pahan visi UMN Al Washliyah dan pada
akhirnya bisa diinternalisasi (dipahami dan dilaksanakan). Salah satu yang
bisa dilakukan adalah dengan menurunkannya menjadi “core values”.
“Core values” adalah serangkaian prinsip dan aturan yang secara batin
akan membantu pengambilan keputusan, atau dapat juga dikatakan kompas
batin yang akan menjadi referensi dalam menentukan pengambilan tindakan.
Nilai-nilai itu memang bersifat individu, tetapi apabila sudah berkumpul
dalam situasi sosial yang homogen, maka akan menjadi nilai umum yang
menjadi pegangan bersama (Muttaqin, 2014). Dalam konteks riil, “Core
value” akan menjadi prinsip nilai yang dimiliki setiap sivitas akademika
sebagai bagian dari institusi.
Lantas bagaimana ciri seorang insan UMN Al Washliyah yang unggul,
berkualitas dan islami? Jawabannya adalah mereka yang mampu
menginternalisasi ketiga ‘core values” ini dalam diri mereka. Selanjutnya,
nilai-nilai ini akan dijabarkan beberapa poin yang bisa diterapkan dalam
kehidupan akademik sehari-hari.

2
Unggul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata “unggul” memiliki
dua arti, yaitu 1) sebagai kata sifat yang berarti “lebih tinggi” (pandai, baik, cakap,
kuat, awet, dsb) daripada yang lain-lain; utama (terbaik, terutama), dan 2) sebagai
kata kerja yang menunjukkan “menang”. Dengan kata lain, seorang manusia
unggul adalah seorang yang “lebih” atau bahkan “paling” (pandai, kaya,
cantik/cakep, dan seterusnya yang menunjuk pada atribut atau ciri-ciri yang
menunjukkan “kelebihan” seseorang dibandingkan dengan orang lainnya).
Untuk mewujudkan nilai unggul maka core value yang bisa disepakati
mencakup:
1. Berakhlak: Mampu mengembangkan budi pekerti dan akhlak pada Allah
SWT, pada diri sendiri, pada keluarga, pada masyarakat, serta pada negara
dan bangsa.
2. Excellent: mampu untuk mengembangkan dan menerapkan kefasihan dan
keakraban dengan teknologi sebagai sarana pemecahan masalah yang
dihadadapi.
3. Kemandirian Berfikir: mampu untuk berpikir komprehensif, baik secara
analitik (teoritis) maupun praktik dalam berinteraksi dengan lingkungan.
4. Spiritual Mumpuni: tawaduq terhadap Sang Pencipta
Keempat nilai keunggulan di atas dirujuk dari (Mukhadis, 2013).

Berkualitas
Untuk menjadi manusia yang berkualitas maka seseorang harus memiliki
kepribadian yang utuh (integrated personality), kepribadian yang sehat (healthy
personality), kepribadian yang normal (normal personality) dan kepribadian yang
produktif (productive personality), dan memiliki etos kerja yang tinggi (Mujiono,
2013).
Untuk mewujudkan nilai berkualitas maka core value yang bisa disepakati
mencakup:
1. Kepribadian yang utuh: memiliki integritas.

3
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Produktif: memanfaatkan waktu dengan baik untuk berbuat kebaikan dan
kebermanfaatan
4. Etos kerja: Memiliki daya juang dan kesungguhan untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Islami
Untuk mewujudkan nilai islami maka core value yang bisa disepakati
mencakup:
1. Taat Beribadah
2. Amanah
3. Bertanggung jawab
4. Ikhlas dalam berbuat kebaikan
5. Membudayakan tolong-menolong
6. Halalan Thayyiban
7. Mengutamakan musyawarah
Keenam nilai ini terinspirasi dari hasil penelitian Ramadhanty (2019).

4. Penutup
Kesimpulan
Rancangan “Core Values” atau nilai-nilai organisasi UMN Al
Washliyah dapat menjabarkan visi institusi dan potensial untuk dapat
diterapkan sivitas akademika dalam kehidupan sehari-hari di dalam
maupun di luar kampus. Kemudian, salah satu pertanyaan pada akreditasi
institusi yang belum terjawab dengan baik memungkinkan untuk dijawab
lebih baik pada visitasi akreditasi berikutnya.

Saran
Rancangan “Core values” ini hanya dari perspektif dari beberapa
hasil penelitian dan belum dikaji secara komprehensif. Jika dikaji lagi
lebih mendalam oleh pemangku kepentingan, bisa jadi akan diperoleh
rancangan yang lebih baik.

4
5. Referensi

Kuncoro, M. (2006). Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?


Jakarta: Erlangga.
Mujiono. (2013). Manusia Berkualitas Menurut Al Qur’an.
Hermeneutika, 7(2), 357-359
Mukhadis, A. (2013). Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter
Dalam Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi.
Jurnal Pendidikan Karakter, 3 (2), 117- 136
Muttaqin, I. (2014). Nilai-Nilai Inti (Core Value) Masyarakat Islam di
Meruhum Pulau Lemukutan. Jurnal Khatulistiwa- Journal of Islamic
Studies, 4 (2)
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2021). Kamus Besar
Bahasa Indonesia Online. Diambil 2 Agustus 2021.
Ramadhanty, R. (2019). Penerapan Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya
Organisasi: Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai