Anda di halaman 1dari 22

SALINAN

l
tm
2.h
02
n-2
hu
RANCANGAN

a
4-t
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

or-
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2022

om
TENTANG

k-n
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI,

ste
TUNJANGAN KHUSUS, DAN TAMBAHAN PENGHASILAN GURU

-ri
APARATUR SIPIL NEGARA DI DAERAH PROVINSI, KABUPATEN/KOTA
ud
ikb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


d
en

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


rm

REPUBLIK INDONESIA,
/pe
/02
22

Menimbang : a. untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan


/20

kesejahteraan guru di daerah provinsi, kabupaten/kota


m

perlu memberikan tunjangan profesi, tunjangan khusus,


co

dan tambahan penghasilan bagi guru Aparatur Sipil


ot.

Negara di daerah provinsi, kabupaten/kota;


gsp

b. bahwa untuk memberikan tunjangan profesi, tunjangan


o

khusus, dan tambahan penghasilan bagi guru Aparatur


.bl

Sipil Negara di daerah provinsi, kabupaten/kota


na

sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menyusun


lya

petunjuk teknis;
mu

c. bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


na

Nomor 19 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis


i
//a

Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan


ps:

Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
htt

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2021

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-2-

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan

l
tm
dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2019 tentang Petunjuk

2.h
Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus,
dan Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil

02
Daerah sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan

n-2
perkembangan hukum, sehingga perlu diganti;

hu
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

a
4-t
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu

or-
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi tentang Petunjuk Teknis Pemberian

om
Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan

k-n
Penghasilan Guru Aparatur Sipil Negara di Daerah

ste
Provinsi, Kabupaten/Kota;

-ri
ud
Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
ikb

Indonesia Tahun 1945;


d

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


en

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005


rm

Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik


/pe

Indonesia Nomor 4586);


/02

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


22

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik


/20

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran


m

Negara Republik Indonesia Nomor 4916);


co

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


ot.

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik


gsp

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran


o

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana


.bl

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-


na

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua


lya

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


mu

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik


na

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran


i
//a

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);


ps:

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang


Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
htt

Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-3-

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

l
tm
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

2.h
Nomor 5016);
6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang

02
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

n-2
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

hu
2021 Nomor 156);

a
4-t
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28

or-
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

om
Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021

k-n
Nomor 963);

ste
MEMUTUSKAN:
-ri
ud
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
ikb

DAN TEKNOLOGI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN


d

TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN KHUSUS, DAN


en

TAMBAHAN PENGHASILAN GURU APARATUR SIPIL NEGARA


rm

DI DAERAH PROVINSI, KABUPATEN/KOTA.


/pe
/02

BAB I
22

KETENTUAN UMUM
m /20

Pasal 1
co

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


ot.

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama


gsp

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,


o

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada


.bl

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,


na

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


lya

2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN


mu

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai


na

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada


i
//a

instansi pemerintah.
ps:

3. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah


kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
htt

batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-4-

Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

l
tm
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

2.h
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

02
4. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disingkat

n-2
Dapodik adalah suatu sistem pendataan yang dikelola

hu
oleh Kementerian yang memuat data satuan pendidikan,

a
4-t
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan

or-
substansi pendidikan yang datanya bersumber dari
satuan pendidikan yang terus menerus diperbaharui

om
secara online.

k-n
5. Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang

ste
selanjutnya disebut NUPTK adalah kode referensi yang
berbentuk nomor unik
-ri
bagi pendidik dan tenaga
ud
kependidikan sebagai identitas dalam menjalankan tugas
ikb

pada Satuan Pendidikan di bawah binaan Kementerian


d

Pendidikan dan Kebudayaan.


en

6. Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai


rm

pengakuan yang diberikan kepada Guru sebagai tenaga


/pe

profesional.
/02

7. Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan


22

kepada Guru yang memiliki Sertifikat Pendidik sebagai


/20

penghargaan atas profesionalitasnya.


m

8. Tunjangan Khusus adalah tunjangan yang diberikan


co

kepada Guru sebagai kompensasi atas kesulitan hidup


ot.

yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di Daerah


gsp

Khusus.
o

9. Tambahan Penghasilan adalah sejumlah uang yang


.bl

diberikan kepada Guru ASN di Daerah yang belum


na

memiliki Sertifikat Pendidik yang memenuhi kriteria


lya

sebagai penerima tambahan penghasilan.


mu

10. Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau


na

terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat


i
//a

yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,


ps:

daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,


atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-5-

11. Dinas Pendidikan adalah perangkat daerah yang

l
tm
menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan di

2.h
daerah.
12. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

02
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin

n-2
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

hu
kewenangan daerah otonom.

a
4-t
13. Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan yang selanjutnya

or-
disebut Puslapdik adalah unit kerja di Kementerian yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang layanan

om
pembiayaan pendidikan.

k-n
14. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan

ste
urusan pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan,

-ri
ilmu pengetahuan, dan teknologi.
ud
15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
ikb

pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu


d

pengetahuan, dan teknologi.


en
rm

Pasal 2
/pe

Petunjuk teknis pemberian Tunjangan Profesi, Tunjangan


/02

Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru ASN di Daerah


22

Provinsi, Kabupaten/Kota bertujuan untuk memberikan


/20

pedoman bagi:
m

a. Kementerian;
co

b. Pemerintah Daerah; dan


ot.

c. Satuan Pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini


gsp

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan


o

menengah, pendidikan khusus dibawah binaan


.bl

Kementerian,
na

dalam penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan


lya

Tambahan Penghasilan kepada Guru ASN di Daerah.


mu
na

Pasal 3
i
//a

Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan


ps:

Tambahan Penghasilan Guru ASN di Daerah dilaksanakan


dengan prinsip:
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-6-

a. tertib yaitu dikelola secara tepat waktu dan tepat guna

l
tm
yang didukung dengan bukti administrasi yang dapat

2.h
dipertanggungjawabkan.
b. efisien yaitu, penggunaan dana diupayakan untuk

02
meningkatkan capaian yang maksimum melalui

n-2
penggunaan dana;

hu
c. efektif yaitu, penggunaan dana diupayakan dapat

a
4-t
memberikan hasil, pengaruh, dan daya guna untuk

or-
mencapai tujuan;
d. transparan yaitu, keterbukaan yang memungkinkan

om
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses

k-n
informasi seluas-luasnya;

ste
e. akuntabel yaitu, mempertanggungjawabkan pengelolaan

-ri
dana dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
ud
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan; dan
ikb

f. kepatutan yaitu, tindakan atau suatu sikap yang


d

dilakukan dengan wajar dan proporsional.


en
rm

BAB II
/pe

TUNJANGAN PROFESI
/02
22

Pasal 4
/20

(1) Guru ASN di Daerah diberikan Tunjangan Profesi setiap


m

bulan.
co

(2) Guru ASN di Daerah yang menerima Tunjangan Profesi


ot.

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


gsp

a. memiliki sertifikat pendidik;


o

b. memiliki status sebagai Guru ASN di Daerah di


.bl

bawah binaan Kementerian;


na

c. mengajar pada satuan pendidikan yang tercatat pada


lya

Dapodik;
mu

d. memiliki nomor registrasi Guru yang diterbitkan oleh


na

Kementerian;
i
//a

e. melaksanakan tugas mengajar dan/atau


ps:

membimbing peserta didik pada satuan pendidikan


htt

sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-7-

dimiliki yang dibuktikan dengan surat keputusan

l
tm
mengajar;

2.h
f. memenuhi beban kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

02
g. memiliki hasil penilaian kinerja paling rendah

n-2
dengan sebutan “Baik”;

hu
h. mengajar di kelas sesuai dengan jumlah peserta

a
4-t
didik dalam satu rombongan belajar yang

or-
dipersyaratkan sesuai dengan bentuk satuan
pendidikan; dan

om
i. tidak sebagai pegawai tetap pada instansi lain.

k-n
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e

ste
kecuali bagi Guru ASN di Daerah yang ditugaskan sebagai
kepala sekolah;
-ri
ud
(4) Persyaratan pemenuhan beban kerja sebagaimana
ikb

dimaksud pada ayat (2) huruf f dikecualikan bagi:


d

a. Guru ASN di Daerah yang mengikuti pengembangan


en

profesi berupa pendidikan dan pelatihan dengan


rm

lama pendidikan dan pelatihan 600 (enam ratus) jam


/pe

atau selama 3 (tiga) bulan dan mendapat


/02

izin/persetujuan dari pejabat pembina kepegawaian;


22

b. Guru ASN di Daerah yang mengikuti program


/20

pertukaran Guru, kemitraan dan/atau magang yang


m

mendapat izin/persetujuan dari pejabat pembina


co

kepegawaian; dan/atau
ot.

c. Guru ASN di Daerah yang bertugas di Daerah


gsp

Khusus.
o
.bl

Pasal 5
na

(1) Tunjangan Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


lya

ayat (1) diberikan dalam bentuk uang yang disalurkan


mu

melalui rekening bank penerima tunjangan.


na

(2) Tunjangan Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


i
//a

diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok sesuai dengan


ps:

ketentuan peraturan perundang-undangan.


htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-8-

Pasal 6

l
tm
(1) Pemberian Tunjangan Profesi sebagaimana dimaksud

2.h
dalam Pasal 4 ayat (1) disalurkan setiap 3 (tiga) bulan
dalam 1 (satu) tahun anggaran.

02
(2) Penyaluran Tunjangan Profesi sebagaimana dimaksud

n-2
pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai

hu
dengan kewenangannya.

a
4-t
(3) Penyaluran Tunjangan Profesi sebagaimana dimaksud

or-
pada ayat (2) sesuai dengan tahapan penyaluran
Tunjangan Profesi.

om
k-n
BAB III

ste
TUNJANGAN KHUSUS

-ri
ud
Pasal 7
ikb

(1) Guru ASN di Daerah yang ditugaskan di Daerah Khusus


d

diberikan Tunjangan Khusus setiap bulan selama masa


en

penugasan.
rm

(2) Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


/pe

diberikan setelah Guru yang bersangkutan secara nyata


/02

melaksanakan tugas di Daerah Khusus.


22

(3) Guru ASN di Daerah yang menerima Tunjangan Khusus


/20

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


m

a. memiliki status sebagai Guru ASN di Daerah di bawah


co

binaan Kementerian;
ot.

b. mengajar pada satuan pendidikan yang tercatat pada


gsp

Dapodik;
o

c. memenuhi beban kerja sesuai dengan ketentuan


.bl

peraturan perundang-undangan;
na

d. memiliki NUPTK; dan


lya

e. melaksanakan tugas mengajar di satuan pendidikan


mu

pada Daerah Khusus yang dibuktikan dengan surat


na

keputusan mengajar.
i
//a
ps:
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-9-

Pasal 8

l
tm
(1) Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

2.h
ayat (1) diberikan dalam bentuk uang yang disalurkan
melalui rekening bank penerima tunjangan.

02
(2) Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

n-2
diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok sesuai dengan

hu
ketentuan peraturan perundang-undangan.

a
4-t
or-
Pasal 9
(1) Pemberian Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud

om
dalam Pasal 7 ayat (1) disalurkan setiap 3 (tiga) bulan

k-n
dalam 1 (satu) tahun anggaran.

ste
(2) Penyaluran Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud

-ri
pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai
ud
dengan kewenangannya.
ikb

(3) Penyaluran Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud


d

pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan tahapan


en

penyaluran Tunjangan Khusus.


rm
/pe

BAB IV
/02

TAMBAHAN PENGHASILAN
22
/20

Pasal 10
m

(1) Guru ASN di Daerah diberikan Tambahan Penghasilan


co

setiap bulan.
ot.

(2) Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat


gsp

(1) diberikan untuk Guru ASN di Daerah yang belum


o

menerima Tunjangan Profesi.


.bl

(3) Guru ASN di Daerah yang menerima Tambahan


na

Penghasilan harus memenuhi persyaratan sebagai


lya

berikut:
mu

a. memiliki status sebagai Guru ASN di Daerah di


na

bawah binaan Kementerian;


i
//a

b. mengajar pada satuan pendidikan yang tercatat pada


ps:

Dapodik;
htt

c. belum memiliki sertifikat pendidik;

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 10 -

d. memiliki kualifikasi akademik paling rendah S-1/D-

l
tm
IV;

2.h
e. memiliki NUPTK;
f. melaksanakan tugas mengajar dan/atau

02
membimbing peserta didik pada satuan pendidikan;

n-2
g. memenuhi beban kerja sesuai dengan ketentuan

hu
peraturan perundang-undangan; dan

a
4-t
h. terdaftar aktif pada Dapodik.

or-
(4) Ketentuan persyaratan pemenuhan beban kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf g

om
dikecualikan bagi:

k-n
a. Guru ASN di Daerah yang mengikuti pengembangan

ste
profesi berupa pendidikan dan pelatihan dengan

-ri
lama pendidikan dan pelatihan 600 (enam ratus) jam
ud
atau selama 3 (tiga) bulan dan mendapat
ikb

izin/persetujuan dari pejabat pembina kepegawaian;


d

b. Guru ASN di Daerah yang mengikuti program


en

pertukaran Guru, kemitraan dan/atau magang yang


rm

mendapat izin/persetujuan dari pejabat pembina


/pe

kepegawaian dan/atau
/02

c. Guru ASN di Daerah yang bertugas di Daerah


22

Khusus.
/20
m

Pasal 11
co

(1) Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam


ot.

Pasal 10 ayat (1) diberikan dalam bentuk uang yang


gsp

disalurkan melalui rekening bank penerima tunjangan.


o

(2) Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat


.bl

(1) diberikan sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh


na

ribu rupiah) setiap bulannya.


lya
mu

Pasal 12
na

(1) Pemberian Tambahan Penghasilan sebagaimana


i
//a

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) disalurkan setiap 3


ps:

(tiga) bulan dalam 1 (satu) tahun anggaran.


htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 11 -

(2) Penyaluran Tambahan Penghasilan sebagaimana

l
tm
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah

2.h
Daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3) Penyaluran Tambahan Penghasilan sebagaimana

02
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan

n-2
tahapan penyaluran Tambahan Penghasilan.

hu
a
4-t
Pasal 13

or-
Tahapan penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus,
dan Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam

om
Pasal 6 ayat (3), Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 12 ayat (3) tercantum

k-n
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

ste
dalam Peraturan Menteri ini.

-ri
ud
BAB V
ikb

ALOKASI, PENGHENTIAN PEMBAYARAN, DAN PENGENAAN


d

PAJAK TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN KHUSUS, DAN


en

TAMBAHAN PENGHASILAN
rm
/pe

Pasal 14
/02

(1) Alokasi Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan


22

Tambahan Penghasilan Guru ASN di Daerah ditetapkan


/20

setiap tahun anggaran berkenaan.


m

(2) Alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan


co

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


ot.

undangan.
ogsp

Pasal 15
.bl

(1) Guru ASN di Daerah yang melaksanakan cuti sesuai


na

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


lya

mengenai pelaksanaan cuti ASN tetap memperoleh


mu

Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan


na

Penghasilan.
i
//a

(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa;


ps:

a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
htt

c. cuti sakit;

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 12 -

d. cuti melahirkan;

l
tm
e. cuti karena alasan penting; dan

2.h
f. cuti bersama.
(3) Ketentuan penerimaan Tunjangan Profesi, Tunjangan

02
Khusus, dan Tambahan Penghasilan sebagaimana

n-2
dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk Guru ASN di

hu
Daerah yang melaksanakan cuti diluar tanggungan

a
4-t
negara.

or-
(4) Guru ASN di Daerah yang melaksanakan cuti studi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan mengenai guru

om
tetap memperoleh Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus,

k-n
dan Tambahan Penghasilan.

ste
-ri
Pasal 16
ud
(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
ikb

menghentikan pembayaran Tunjangan Profesi, Tunjangan


d

Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru ASN di Daerah


en

jika Guru ASN di Daerah:


rm

a. meninggal dunia;
/pe

b. mencapai batas usia pensiun;


/02

c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;


22

d. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan


/20

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;


m

e. mendapat tugas belajar; dan/atau


co

f. tidak lagi menduduki jabatan fungsional guru.


ot.

(2) Penghentian pembayaran Tunjangan Profesi, Tunjangan


gsp

Khusus, dan Tambahan Penghasilan kepada Guru ASN di


o

Daerah yang memenuhi ketentuan sebagaimana


.bl

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, dilakukan


na

pada bulan berikutnya.


lya

(3) Penghentian pembayaran Tunjangan Profesi, Tunjangan


mu

Khusus, dan Tambahan Penghasilan kepada Guru ASN di


na

Daerah yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud


i
//a

pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf f, dilakukan pada


ps:

bulan berkenaan.
(4) Penghentian pembayaran Tunjangan Profesi, Tunjangan
htt

Khusus, dan Tambahan Penghasilan kepada Guru ASN di

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 13 -

Daerah yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

l
tm
pada ayat (1) huruf e, dilakukan pada bulan berkenaan

2.h
sejak melaksanakan tugas belajar.

02
Pasal 17

n-2
Penerima Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan

hu
Tambahan Penghasilan dikenakan pajak penghasilan sesuai

a
4-t
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

or-
perpajakan.

om
BAB VI

k-n
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

ste
-ri
Pasal 18
ud
Kementerian dan Pemerintah Daerah melakukan monitoring
ikb

dan evaluasi penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan


d

Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru ASN di Daerah.


en
rm

Pasal 19
/pe

Pemerintah Daerah melaporkan penyaluran dana Tunjangan


/02

Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru


22

ASN di Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan menteri


/20

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


m

keuangan mengenai pengelolaan dana alokasi khusus


co

nonfisik.
ot.
gsp

Pasal 20
o

(1) Laporan penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan


.bl

Khusus, dan Tambahan Penghasilan sebagaimana


na

dimaksud dalam Pasal 19 disampaikan kepada:


lya

a. Kementerian; dan
mu

b. kementerian yang menyelenggarakan urusan


na

pemerintahan di bidang keuangan,


i
//a

(2) Laporan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ps:

setiap 1 (satu) semester.


(3) Laporan penyaluran kepada Kementerian sebagaimana
htt

dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan dalam

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 14 -

bentuk dokumen fisik dan/atau dokumen elektronik

l
tm
melalui aplikasi sistem informasi manajemen pembayaran

2.h
yang disediakan oleh Kementerian.

02
BAB VII

n-2
LARANGAN DAN SANKSI

hua
4-t
Pasal 21

or-
(1) Pemerintah Daerah dilarang menunda penyaluran
Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan

om
Penghasilan melewati 14 (empat belas) hari kerja sejak

k-n
tanggal diterimanya dana Tunjangan Profesi Tunjangan

ste
Khusus, dan Tambahan Penghasilan di rekening kas
umum daerah.
-ri
ud
(2) Pemerintah Daerah dilarang menggunakan alokasi dana
ikb

Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan


d

Penghasilan selain peruntukan Tunjangan Profesi,


en

Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan


rm

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.


/pe

(3) Pemerintah Daerah yang menunda penyaluran dan/atau


/02

menggunakan alokasi dana sebagaimana dimaksud pada


22

ayat (1) dan ayat (2) dikenai sanksi sesuai dengan


/20

ketentuan peraturan perundang-undangan.


m
co

Pasal 22
ot.

(1) Guru ASN di Daerah yang menerima Tunjangan Profesi,


gsp

Tunjangan Khusus, dan/atau Tambahan Penghasilan


o

yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini harus


.bl

mengembalikan Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus,


na

dan/atau Tambahan Penghasilan yang telah diterimanya.


lya

(2) Pengembalian Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus,


mu

dan/atau Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud


na

pada ayat (1) terhitung secara kumulatif sejak terjadi


i
//a

ketidaksesuaian bukti administrasi, data, dan/atau fakta


ps:

dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 15 -

BAB VIII

l
tm
KETENTUAN PERALIHAN

2.h
Pasal 23

02
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Guru yang

n-2
diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan tetap diberikan

hu
Tunjangan Profesi sesuai dengan Peraturan Menteri ini sampai

a
4-t
dengan ditetapkannya Peraturan Presiden yang mengatur

or-
mengenai Tunjangan Profesi pengawas satuan pendidikan.

om
BAB IX

k-n
KETENTUAN PENUTUP

ste
-ri
Pasal 24
ud
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
ikb

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2019


d

tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi,


en

Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru Pegawai


rm

Negeri Sipil Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun


/pe

2019 Nomor 652) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan


/02

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2021


22

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan


/20

Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis


m

Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan


co

Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah


ot.

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 225),


gsp

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


o
.bl

Pasal 25
na

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


lya

diundangkan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2022.


mu
na
i
//a
ps:
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
- 16 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

l
tm
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

2.h
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

02
n-2
Ditetapkan di Jakarta

hu
pada tanggal 25 Januari 2022

a
4-t
or-
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

om
REPUBLIK INDONESIA,

k-n
ste
TTD.

-ri
ud
NADIEM ANWAR MAKARIM
ikb
d

Diundangkan di Jakarta
en

pada tanggal 27 Januari 2022


rm
/pe

DIREKTUR JENDERAL
/02

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
22

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


/20

REPUBLIK INDONESIA,
m
co

TTD.
ot.
gsp

BENNY RIYANTO
o
.bl
na

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 114


lya
mu

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Hukum
na

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,


i
//a

ttd.
ps:

Dian Wahyuni
htt

NIP 196210221988032001

https://jdih.kemdikbud.go.id/
SALINAN

l
tm
LAMPIRAN

.h
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

22
RISET, DAN TEKNOLOGI

-20
REPUBLIK INDONESIA

un
NOMOR 4 TAHUN 2022

ah
TENTANG

4-t
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

or-
RISET, DAN TEKNOLOGI TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN

om
KHUSUS, DAN TAMBAHAN PENGHASILAN GURU

k-n
APARATUR SIPIL NEGARA DI DAERAH PROVINSI,

ste
KABUPATEN/KOTA.

-ri
ud
TAHAPAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN KHUSUS,
ikb

DAN TAMBAHAN PENGHASILAN


d
en

A. Tahapan Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus


rm

Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus, dilakukan dengan


/pe

tahapan sebagai berikut.


/02

Gambar 1.
22

1 2
Validasi dan
Input dan/atau
/20

Penetapan
Pembaruan Data
Penerima
Guru ASN Daerah
Tunjangan
om
t.c
spo

3 4
log

Pembayaran Tunjangan
Tunjangan diterima Guru
a.b
an

Keterangan:
ly

1. Input dan/atau Pembaruan Data Guru ASN Daerah


mu

a. Guru ASN Daerah didampingi operator sekolah menginput


ina

dan/atau memperbarui data Guru ASN Daerah melalui Dapodik.


//a

b. Guru ASN Daerah yang bersangkutan harus memastikan data


ps:

terinput dengan benar.


htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-2-

c. Data yang diinput dan/atau diperbarui terutama data mengenai

l
tm
satuan administrasi pangkal, beban kerja, golongan ruang, masa

.h
kerja, NUPTK, tanggal lahir, dan status kepegawaian.

22
d. Guru ASN Daerah harus memastikan kesesuaian data yang

-20
diinput dan/atau diperbarui sebagaimana dimaksud dalam

un
huruf c.

ah
e. Kebenaran data yang telah diinput dan/atau diperbarui menjadi

4-t
tanggung jawab Guru ASN Daerah yang bersangkutan.

or-
f. Penginputan dan/atau pembaruan data Guru ASN Daerah harus
dilakukan setiap terjadinya perubahan kondisi data Guru ASN

om
Daerah yang bersangkutan.

k-n
g. Data Guru ASN Daerah yang telah diinput dan/atau diperbarui

ste
pada Dapodik diverifikasi dan validasi oleh Guru ASN Daerah yang
bersangkutan.
-ri
ud
h. Dalam hal terdapat perbedaan gaji pokok yang tertera dengan
ikb

kondisi yang dimiliki oleh Guru ASN Daerah, maka Guru ASN
d

Daerah yang bersangkutan harus memperbaiki golongan ruang


en

dan masa kerja pada Badan Kepegawaian Negara melalui Badan


rm

Kepegawaian Daerah.
/pe

i. Dalam hal Guru ASN Daerah dimutasi ke Satuan Pendidikan lain


/02

dalam satu Pemerintah Daerah yang sama maka Guru ASN Daerah
22

yang bersangkutan memperbaiki data tempat tugas yang baru


/20

pada Dapodik.
om

j. Dinas Pendidikan dan Direktorat Jenderal memastikan data Guru


ASN pada Dapodik akurat dan logis sesuai dengan kondisi Guru
t.c

ASN Daerah.
spo

2. Validasi dan Penetapan Penerima Tunjangan


log

a. Puslapdik melakukan sinkronisasi data Guru ASN Daerah antara


a.b

Dapodik dengan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Tunjangan


an

(SIM-Tun) pada Kementerian sesuai dengan waktu sebagai berikut:


ly

Tabel 1.
mu

Sinkronisasi Data Jadwal Pembayaran


ina

28/29 Februari Pembayaran Triwulan I Bulan Maret;


//a

31 Mei Pembayaran Triwulan II Bulan Juni;


ps:

31 Agustus Pembayaran Triwulan III Bulan September;


htt

31 Oktober Pembayaran Triwulan IV Bulan November;

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-3-

b. Puslapdik melakukan validasi data Guru ASN Daerah sesuai

l
tm
dengan persyaratan penerima Tunjangan Profesi dan Tunjangan

.h
Khusus Guru ASN Daerah melalui SIM-Tun.

22
c. Pemerintah Daerah memberikan persetujuan hasil validasi data

-20
Guru ASN Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf b melalui

un
SIM-Tun.

ah
d. Berdasarkan persetujuan hasil validasi data Guru ASN Daerah

4-t
sebagaimana dimaksud dalam huruf c, Puslapdik menetapkan

or-
penerima Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus Guru ASN
Daerah untuk setiap triwulan pembayaran melalui SIM-Tun.

om
e. Guru ASN Daerah yang telah ditetapkan sebagai penerima

k-n
Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus Guru ASN Daerah

ste
disampaikan melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen

-ri
Pembayaran (SIM-Bar) yang disediakan Kementerian.
ud
3. Pembayaran Tunjangan
ikb

a. Pembayaran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus dilakukan


d

oleh Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.


en

b. Pembayaran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus


rm

berdasarkan data Guru ASN Daerah yang telah ditetapkan sebagai


/pe

penerima Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus pada SIM-Bar.


/02

c. Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus Guru ASN Daerah


22

dibayarkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah


/20

diterimanya dana Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus di


om

rekening kas umum daerah.


d. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Tunjangan Profesi
t.c

dan Tunjangan Khusus akibat kenaikan gaji berkala Guru ASN


spo

Daerah, maka:
log

1) Guru ASN Daerah yang kenaikan gaji berkalanya setelah


a.b

penetapan penerima Tunjangan Profesi dan Tunjangan


an

Khusus, Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya


ly

melakukan pembayaran kenaikan gaji berkala dimaksud


mu

pada tahun berkenaan setelah Guru ASN Daerah yang


ina

bersangkutan melakukan perbaikan data pada Dapodik, dan


//a

pembayaran Terhitung Mulai Tanggal (TMT) gaji berkala,


ps:

sehingga nilai hak bayar pada SIM-Bar sesuai dengan


kenaikan gaji berkala (proses reload); dan
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-4-

2) dalam hal terjadinya kenaikan gaji berkala sebagaimana

l
tm
dimaksud pada angka 1) maka jumlah uang yang dapat

.h
dibayarkan sesuai dengan nominal yang tertera pada SK

22
Kepegawaian terakhir.

-20
e. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Tunjangan Profesi

un
pada tahun sebelumnya, maka Pemerintah Daerah dapat

ah
melakukan pembayaran setelah mengusulkan kurang bayar

4-t
melalui SIM-Bar dan mendapat persetujuan dari Puslapdik

or-
dengan mengeluarkan surat keputusan carry over.
f. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Tunjangan Profesi dan

om
Tunjangan Khusus, maka nominal pembayaran Tunjangan Profesi

k-n
dan Tunjangan Khusus tahap berikutnya dikurangi dengan

ste
selisih kelebihan pembayaran Tunjangan Profesi dan Tunjangan
Khusus yang telah diterima Guru ASN Daerah.
-ri
ud
4. Informasi Penyaluran Tunjangan
ikb

Guru ASN Daerah dapat mengakses informasi penyaluran Tunjangan


d

Profesi dan Tunjangan Khusus Guru ASN Daerah yang bersangkutan


en

secara daring (online) pada info Guru dan Tenaga Kependidikan (Info
rm

GTK) yang dapat diakses melalui laman (website) atau aplikasi telepon
/pe

cerdas (smartphone).
/02
22

B. Penyaluran Tambahan Penghasilan dilakukan dengan tahapan sebagai


/20

berikut.
om

Gambar 1.
1 2
t.c

Validasi dan
Input dan/atau
Penetapan Penerima
spo

Pembaruan Data
Tambahan
Guru ASN Daerah
Penghasilan
log
a.b
an

3 4
ly

Pembayaran Tambahan
Tambahan Penghasilan diterima
mu

Penghasilan Guru ASN Daerah


ina

Keterangan:
//a

1. Input dan/atau Pembaruan Data Guru ASN Daerah


ps:

a. Guru ASN Daerah didampingi operator sekolah menginput


htt

dan/atau memperbarui data Guru ASN Daerah melalui Dapodik.

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-5-

b. Guru ASN Daerah yang bersangkutan harus memastikan data

l
tm
terinput dengan benar.
c. Data yang diinput dan/atau diperbarui terutama data mengenai

.h
22
satuan administrasi pangkal, beban kerja, golongan ruang, masa

-20
kerja, NUPTK, tanggal lahir, dan status kepegawaian.
d. Guru ASN Daerah harus memastikan kesesuaian data yang

un
diinput dan/atau diperbarui sebagaimana dimaksud dalam

ah
huruf c.

4-t
e. Kebenaran data yang telah diinput dan/atau diperbarui menjadi

or-
tanggung jawab Guru ASN Daerah yang bersangkutan.

om
f. Penginputan dan/atau pembaruan data Guru ASN Daerah harus
dilakukan setiap terjadinya perubahan kondisi data Guru ASN

k-n
Daerah yang bersangkutan.

ste
g. Data Guru ASN Daerah yang telah diinput dan/atau diperbarui

-ri
pada Dapodik diverifikasi dan validasi oleh Guru ASN Daerah yang
ud
bersangkutan.
ikb

h. Dalam hal terdapat perbedaan gaji pokok yang tertera dengan


d

kondisi yang dimiliki oleh Guru ASN Daerah, maka Guru ASN
en

Daerah yang bersangkutan harus memperbaiki golongan ruang


rm

dan masa kerja pada Badan Kepegawaian Negara melalui Badan


/pe

Kepegawaian Daerah.
/02

i. Apabila Guru ASN Daerah dimutasi ke satuan pendidikan lain


dalam satu Pemerintah Daerah yang sama maka Guru ASN Daerah
22

yang bersangkutan memperbaiki data tempat tugas yang baru


/20

pada Dapodik.
om

j. Dinas Pendidikan dan Direktorat Jenderal memastikan data Guru


t.c

ASN Daerah pada Dapodik akurat dan logis sesuai dengan kondisi
spo

Guru ASN Daerah.


2. Validasi dan Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan
log

a. Data yang diinput dan/atau diperbarui oleh Guru ASN Daerah


a.b

pada Dapodik divalidasi oleh Dinas Pendidikan sesuai dengan


an

persyaratan penerima Tambahan Penghasilan.


ly

f. Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan dilakukan oleh Dinas


mu

Pendidikan sesuai kewenangannya.


ina

Tabel. 2
//a

Validasi Data Jadwal Pembayaran


ps:

28/29 Februari Pembayaran Triwulan I Bulan Maret;


htt

31 Mei Pembayaran Triwulan II Bulan Juni;

https://jdih.kemdikbud.go.id/
-6-

Validasi Data Jadwal Pembayaran

l
tm
31 Agustus Pembayaran Triwulan III Bulan September;

.h
31 Oktober Pembayaran Triwulan IV Bulan November;

22
-20
g. Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan Guru dilakukan
melalui Surat Keputusan Penerima Tambahan Penghasilan Guru

un
ASN Daerah.

ah
h. Penetapan penerima Tambahan Penghasilan dilakukan setiap

4-t
triwulan pembayaran.

or-
3. Pembayaran Tambahan Penghasilan

om
a. Pembayaran Tambahan Penghasilan dilakukan oleh Dinas

k-n
Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

ste
b. Pembayaran Tambahan Penghasilan berdasarkan data Guru ASN

-ri
Daerah yang telah ditetapkan sebagai penerima Tambahan
ud
Penghasilan.
ikb

c. Tambahan Penghasilan Guru ASN Daerah dibayarkan paling


lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya dana
d
en

Tambahan Penghasilan di rekening kas umum daerah.


rm

d. Pembayaran Tambahan Penghasilan yang telah dilakukan oleh


/pe

Dinas Pendidikan disampaikan melalui SIM-Bar.


/02
22
/20

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
om

REPUBLIK INDONESIA,
t.c
spo

TTD.
log
a.b

NADIEM ANWAR MAKARIM


Salinan sesuai dengan aslinya,
an

Kepala Biro Hukum


ly

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,


mu

ttd.
ina

Dian Wahyuni
//a

NIP 196210221988032001
ps:
htt

https://jdih.kemdikbud.go.id/

Anda mungkin juga menyukai