Oleh :
Idad : 0501201117
Pakih Badru T : 0501201104
Salma Saripah : 0501201117
Tanti Yulianti : 0501201135
Widayanti : 0501201130
0
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Listrik dan Magnet” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah KD IPA .Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pembelajaran Listrik dan Magnet bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
1
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A.Latar Belakang..................................................................................................3
B.Rumusan Masalah.............................................................................................4
C.Tujuan...............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A.Listrik...............................................................................................................5
G.Medan magnet................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A.Kesimpulan.....................................................................................................21
B.Saran...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Listrik sangat dibutuhkan pada zaman modern saat ini. Karena sesuai
dengan perkembangan zaman, manusia ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat.
Oleh karena itu para ilmuan berusaha menenukan alat-alat yang dapat
mempermudah pekerjaan manusia. Alat tersebut sebahagian besar menngunakan
energi listrik. Energi listrik sangat fleksibel dan dapat dirubah ke bentuk energi
lainnya seperti energi mekanik, energi panas, energi bunyi, energi kimia dan
energi gerak. Sulit dibayangkan bagaimana dunia ini jika hingga pada saat ini
manusia tidak dapat memanfaatkan listrik.
3
meneliti sifat yang terdapat pada logam yang dapaat menarik logam lain. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pegetahuan ditemukan bahwa listrik dan magnet
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
B.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari listrik dinamis ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian listrik dinamis
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Listrik
1.Pengertian Listrik
Jadi ,Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan
muatan negatif, dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik
apabila suatu benda itu mempunyai perbedaan jumlah muatan. Sedangkan muatan
yang dapat berpindah adalah muatan negatif dari sebuah benda, berpindahnya
muatan negatif ini disebabkan oleh bermacam gaya atau energi, misal energi
gerak, energi panas dan sebagainya. perpindahan muatan negatif inilah yang
disebut dengan energi listrik. Karena suatu benda akan senantiasa
mempertahankan keadaan netral atau seimbang antara muatan positif dan muatan
negative. Sehingga apabila jumlah muatan positif lebih besar dari muatan
negative, maka benda tersebut mencari muatan negative untuk mencapai keadaan
seimbang .
5
Listrik statis (dalam bahasa inggris disebut electrostatic) adalah ilmu yang
mempelajari pengumpulan muatan listrik dan sifat-sifatnya pada suatu benda. Jika
dilihat dari asal katanya, kata listrik diikuti dengan kata "statis" yang berarti
"diam". Hal ini mengisyaratkan bahwa listrik statis berkaitan dengan gejala
kelistrikan yang diam atau tidak mengalir. Listrik statis tidak dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain, melainkan hanya menyala sekejap di satu tempat.
Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai
waktu dengan satuan, muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah
detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk
sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap
sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada
hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi
pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu
telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik
yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar".
6
B.Hukum Ohm dan Kirchoff
1.Hukum Ohm
Di alam ini tidak ada bahan isolator maupun bahan konduktor yang
sempurna yaitu suatu bahan yang sama sekali tidak dapat mengantarkan arus
listrik, maupun suatu bahan yang tanpa mempunyai hambatan. Mudah tidaknya
suatu arus mengalir pada suatu penghantar dinyatakan dalam Hukum Ohm.
Hukum Ohm adalah hukum dasar yang menyatakan hubungan antara arus
listrik, tegangan dan hambatan.Hukum ini berasal dari hasil percobaan George
Simon Ohm (1787 – 1854) yang menunjukkan adanya hubungan antara arus, beda
potensial dan hambatan: “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar
berbanding lurus dengan beda potensial antar kedau ujung penghantar tersebut
dan berbending terbailk dengan hambatannya”. Secara matematis ditulis:
V=I.R
2.Hukum Kirchoff
7
Hukum Kirchhoff 1
Hukum I Kirchhoff yang berbunyi: “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu
titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
tersebut”.
Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff
atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Dari gambar Hukum Kirchhoff 1 di dapat ditulis dalam persamaan arus berikut :
Hukum Kirchhoff 2
Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan
potensial sama dengan 0. Maksud dari bunyi hukum tersebut adalah tidak ada
energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut. Hukum ini juga dikenal
sebagai hukum loop dan juga sering disebut sebagai KVL (Kirchhoff Voltage
Law).
8
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada
rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan
paralel. Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih GGL di dalam rangkaian yang
dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini
memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan
rangkaian tersebut. Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-
rangkaian tersebut yang berbunyi: “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah
aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.
Kuat arus listrik ialah sebuah besaran listrik yang dilambangkan dengan
huruf I. Cara mengukur kuat arus istrik tersebut dapat dilakukan menggunakan
rangkaian seri maupun rangkaian pararel. Dalam sebuah listrik apabila terdapat
satu coulomb elektron melewatinya dalam kurun waktu satu detik maka memiliki
besar arus satu ampere. Namun apabila setiap detiknya terdapat dua coulomb yang
lewat maka arusnya juga memiliki besar dua ampere.
9
Dapat disimpulkan bahwa besar 1 ampere = 1 coulomb setiap satu detik.
Apabila digabungkan dengan muatan listrik, waktu dan kuat arus listrik maka
muatan tersebut akan berpindah setiap detiknya. Sehingga diperoleh rumus kuat
arus listrik:
Kuat arus listrik memiliki satuan yaitu Ampere (A) atau Coulomb/sekon
(C/s). Kuat arus listrik ini memiliki satuan terkecil sebesar miliampere (mA)
maupun mikroampere. Maka besar 1 mA = 0,000001 A dan 1 mikroA = 0.001 A.
Alat yang digunakan untuk mengukut kuat arus listrik yang mengalir dalam
sebuah rangkaian bernama Ampermeter. Ampermeter tersebut digabung dengan
hambatan maupun lampu kemudian dipasang secara seri agar arus tersebut
mengalir kedalam ampermeter.
Kuat arus listrik tersebut dapat mengalir jika rangkaiannya dibuat secara
tertutup. Rangkaian tertutup merupakan sebuah rangkaian arus listrik yang tidak
mempunyai ujung pangkal. Arus listrik tersebut akan mengalir dari kutub positif
menuju kutub negatif dari luar tegangan listrik. Namun apabila arus mengalir
didalam tegangan maka arus akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.
Dibawah ini terdapat contoh rangkaian kuat arus listrk secara seri dengan
ampermeter.
2.Beda Potensial
Dalam sebuah rangkaian listrik akan terjadi aliran jika elektron mengalami
perpindahan dari tempat potensial rendah menuju tempat potensial tinggi. Arus
listrik tersebut terjadi akibat perpindahan elektron namun arah gerak elektron
10
berkebalikan dengan arah arus listrik. Maka dari itu diperoleh arah arus listrik
yaitu dari tempat yang memiliki potensial tinggi menuju tempat yang memiliki
potensial rendah. Beda potensial atau voltase atau tegangan listrik memiliki
lambang huruf V.
Beda potensial merupakan selisih dua titik antar potensial dalam sebuah
penghantar. Jika salah salah satu titik dinamakan titik A maka memiliki besar
potensial VA dan titik lain bernama titik B maka besar potensialnya
dilambangkan VB. Maka diperoleh rumus beda potensial dari titik A dan B yaitu:
1. Ampermeter
11
Bagian terpenting dari Amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer
bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus.
Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang
kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan
pada galvanometer.
2.Voltmeter
12
Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri
dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter! Beda antara Voltmeter
dengan Ampermeter adalah sebagai berikut:
3.Multimeter
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Magnet dapat juga dikatakan sebagai suatu materi yang mempunyai suatu
medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet
13
tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet
buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain.
2.Sifat-Sifat Magnet
14
Dua kutub magnet yang tidak sejenis saling berdekatan pola medan
magnetnya juga berupa garis lengkung yang keluar dari kutub utara magnet
menuju kutub selatan magnet. Pada dua kutub magnet yang tak sejenis, garis-garis
gaya magnetnya keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan magnet lain.
Itulah sebabnya dua kutub magnet yang tidak sejenis saling tarik-menarik.
Pada dua kutub magnet yang sejenis, garis-garis gaya magnet yang keluar
dari kutub utara masing-masing cenderung saling menolak. Karena arah garis
gaya berlawanan, terjadilah tolak-menolak antara garis garis gaya yang keluar
kedua kutub utara magnet. Hal itulah yang menyebabkan dua kutub yang sejenis
saling menolak.
Dengan gosokan
Untuk membuat magnet yang pertama, bisa dengan cara menggosok sebuah
benda magnetis dengan magnet. Gosokan kutub sebuah magnet pada besi atau
baja. Semakin banyak gosokan yang dilakukan, semakin kuat sifat kemagnetan
besi atau baja tersebut. Akan tetapi, sifat kemagnetan ini juga berlangsung
sementara.
15
Arah kutub magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan berikut ini:
Dengan Induksi
Membuat magnet dengan cara induksi ini cukup mudah yaitu dengan
mendekatkan atau menempelkan suatu benda dengan magnet sehingga benda
tersebut berubah menjadi magnet. Benda magnetis yang didekatkan dengan
magnet akan berubah sifatnya menjadi magnet namun sifatnya hanya sementara
dan kemagnetannya bisa hilang.
Bila besi dan baja didekatkan (tidak menyentuh) pada bahan magnet
yangkuat, maka besi dan baja akan menjadi magnet. Terjadinya magnet seperti ini
disebutdenganinduksi.Setelahdijauhkankembali,besiakanmudahkehilangansifatma
gnetnya,dan baja tetapmempertahankan sifatmagnetnya.
Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah besi dan baja. Besi lebih mudah
untuk dijadikan magnet daripada baja. Tapi sifat kemagnetan besi lebih mudah
hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan untuk membuat
elektromagnet.
16
F.Bumi Memiliki Sifat Magnet
Ratusan tahun yang lalu, para pelaut berlayar mengarungi samudera yang
belum diketahui arahnya. Mereka tidak memiliki peta modern atau mesin
elektronik untuk mengetahui arah mata angina. Akan tetapi, mereka mengetahui
arah utara,selatan, timur dan barat sehingga mereka mengetahui kea rah mana
akan. Bagaimanakah pelaut itu tahu kea rah mana mereka akan berlayar ?ternyata,
mereka menggunakan suatu alat yang disebut kompas.
Bumi sebagai magnet yang besar, magnet jarum pada kompas akan selalu
mengarah ke utara dan selatan bumi. Hal ini menunjukan bahwa bumi memiliki
kemagnetan. Pada kutub uatara dan selatan bumi terdapat suatu tarikan besar yang
memengaruhi magnet pada kompas.gangguan pada jarum kompas ini diakibatkan
pengaruh medan magnet bumi.
Bumi merupakan sebuah magnet yang sangat besar. Medan magnet yang
dihasilkanya memiliki sifat-sifat yang sama seperti sifat medan magnet pada
magnet batang, yaitu dapat memengaruhi medan magnet di sekitarnya. Magnet
bumi memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Pada magnet
batang yang digantung dan pada jarum kompas, kutub – kutub magnet akan
mengarah ke kutub utara dan kutub selatan bumi. Hal ini menunjukan bahwa di
daerah utara dan selatan terdapat kutub magnet bumi. Jika kutub utara magnet
bebas mengarah ke kutub utara geografi bumi, di kutub tersebut terdapat kutub
selatan magnet bumi. Begitu pula sebaliknya, di kutub selatan geografi bumi
terdapat kutub utara magnet bumi. Kutub utara dan kutub selatan magnet bumi
tidak berimpit dengan kutub utara dan selatan geografi bumi, namun agak
menyimpang. Sudut penyimpangan kutub-kutub magnet bumi dari kutub utara
dan kutub selatan arah geografi disebut sudut deklinasi. Besarnya sudut deklinasi
berbeda-beda bergantung pada letak suatu tempat atau daerah di permukaan bumi.
Sudut deklinasi ini selalu berubah dari tahun ke tahun. Arah garis gaya
magnet bumi ternyata tidak sejajar dengan permukaan bumi atau garis horizontal,
tetapi agak miring. Hal ini menyebabkan jarm kompas tida berimpit dengan
bidang datar. Sudut yang dibentuk antara kutub selatan magnet bumi dan arah
17
horizontal bumi disebut inklinasi. Besarnya sudut inklinasi di berbagai tempat di
permukaan bumi tidak tidak sama..sudut inklinasi terbesar di kutub utara dan
kutub selatan magnet bumi, yaitu sebesar 90o. Sudut inklinasi terkecil adalah 0o
yang terdapat di daerah khatulistiwa. Sudut inklinasi terkecil disebut aklin.
G.Medan magnet
Medan adalah suatu daerah (ruang) dimana setiap titik pada daerah itu
mempunyai harga (besar atau besar dan arah). Medan Magnet, dalam ilmu Fisika,
adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus
listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet
dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang
menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen". Sebuah medan
magnet adalah medan vektor, yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang
vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang
dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
Menurut hukum Coulumb dua muatan listrik pada keadaan diam akan
melakukan gaya satu sama lain. Jika kedua muatan tersebut bergerak, maka gaya
yang dilakukan akan berubah.
18
( رeٌ ار ِه ْم ِإ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي
ِ صَ َب بِ َس ْم ِع ِه ْم َوَأ ْب ْ فِي ِه َوِإ َذا َأ
َ َولَوْ َشا َء هَّللا ُ لَ َذهeظلَ َم َعلَ ْي ِه ْم قَا ُموا
)20
Artinya :
“ Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh, dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak
jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah
meliputi orang-orang yang kafir “(19)
ق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ٰللِ ٖ ۚه َويُن َِّز ُل eَ اَلَ ْم ت ََر اَ َّن هّٰللا َ ي ُْز ِج ْي َس َحابًا ثُ َّم يَُؤ لِّفُ بَ ْينَهٗ ثُ َّم يَجْ َعلُهٗ ُر َكا ًما فَتَ َرى ْال َو ْد
ُصيْبُ بِ ٖه َم ْن يَّ َش ۤا ُء َويَصْ ِرفُهٗ ع َْن َّم ْن يَّ َش ۤا ۗ ُء يَ َكا ُد َسنَا بَرْ قِ ٖه ِ ال فِ ْيهَا ِم ۢ ْن بَ َر ٍد فَيٍ َِمنَ ال َّس َم ۤا ِء ِم ْن ِجب
ار
ِ ص َ يَ ْذهَبُ بِااْل َ ْب
Artinya :
19
3.Q.S An Nisa.[4] ayat 153
Artinya :
Artinya :
20
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitar kita sebenarnya memiliki
rahasia yang dapat diungkapkan dan hasilnya akan berguna bagi kehidupan.
2.Arus listrik timbul karena adanya perpindahan muatan dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
4.Dengan listrik suatu benda dapat dijadikan magnet dan sebaliknya dengan
bantuan magnet energi listrik dibangkitkan.
B.Saran
Dengan penulisan makalah ini Kajian tentang Konsep Dasar Listrik dan
Kemagnetan itu akan memberikan pengetahuan dan wawasan kepada tenaga
kependidikan. Hal itu sangat penting agar para pendidik dapat memahami dan
memberikan ilmunya kepada para siswa sehingga kelak dapat memberikan
kontribusi terhadap dinamika pendidikan itu.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas,
Jakarta
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
22