Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry

Erna Novita Sari1, Lina Handayani2, Azidanti Saufi3


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Jl. Kapas No.9, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
Email: ernanovitasari.ens@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu penyakit akibat kerja yang dapat muncul sewaktu-waktu adalah Musculoskeletal Disorders
(MSDs). Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Musculoskeletal
Disorders (MSDs) dapat dipengaruhi beberapa faktor yang terdiri dari umur, masa kerja, dan sikap kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan masa kerja keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional. Responden merupakan pekerja
laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan Yogyakarta yang berjumlah 35 responden. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Analisis bivariat dengan uji statistik
Chi Square dan uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Responden yang mengalami keluhan Musculoskeletal
Disorders (MSDs) lebih banyak yaitu 22 responden (62,9%). Responden yang berumur >30 tahun lebih
banyak yaitu 20 responden (57,1%). Responden yang memiliki masa kerja <5 tahun lebih banyak yaitu
30 responden (85,8%). Ada hubungan antara umur dengan keluhan MSDs dengan nilai p= 0,005 < α
(0,05) dan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs dengan nilai p= 0,630 > α
(0,05). Ada hubungan antara umur dengan keluhan MSDs namun tidak ada hubungan antara masa kerja
dengan keluhan MSDs.

Kata kunci: Musculoskeletal Disorders (MSDs), umur, masa kerja

Correlation Between Age and Working Periods with


Musculoskeletal Disorders (MSDs) in Laundry Workers
ABSTRACT
One of occupational diseases that can appear any time is Musculoskeletal Disorders (MSDs).
Complaints about Musculoskeletal Disorders (MSDs) are the complaints on the part of the
musculoskeletal felt by a person in such a deep ranging from complaints of mild to hard. Muscuoskeletal
Disorders (MSDs) can be caused by any factors such as age, length of work and work positions. This
research aimed to determine the relationship between age and length of work with Musculoskeletal
Disorders (MSDs) complaint towards laundry worker at Prof. Dr. Soepomo Street, Janturan,
Yogyakarta, Indonesia. This study employed Cross Sectional design. The rspondents of the study were
laundry worker at Prof. Dr. Soepomo street Janturan Yogyakarta, amounted 35 people. The data
collected using Nordic Body Map questionnaire. The data analyzed statistically by Chi Square test and
the alternative test that was Fisher. There were 62.99% respondents suffered MSDs, while 57.1%
rspondents were more than 30 years old. Respondents who had length of work <5 years were 85.5%.
There was a relationship between age and MSDs complaints p= 0.005 < α (0.05) but there was no
relationship between length of work with MSDs complaints with p= 0.630 > α (0.05). There was a
relationship between age with MSDs complaints but there was no relationship between length of work
with MSDs complaints.

Keywords: Musculoskeletal Disorders (MSDs), age, length of work

183
184

Pendahuluan kabupaten atau kota di Indonesia, umumnya


Saat ini perkembangan industri di berupa penyakit musculoskeletal (16%),
Indonesia berlangsung sangat pesat, baik kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (3%) dan
industri sektor usaha formal maupun sektor gangguan THT (1,5%).3
usaha informal. Sektor usaha informal terdiri Setiap pekerjaan memiliki risikonya
dari industri rumah tangga, pertanian, tersendiri baik risiko dalam pekerjaan maupun
perdagangan dan perkebunan. Sektor usaha risiko pada kesehatan. Semua risiko ini terkait
informal di Indonesia diperkirakan mampu dengan jenis pekerjaan dan lingkungan tempat
menyerap sekitar 90% atau sekitar 70 juta jiwa bekerja. Salah satu risiko kesehatan yang paling
pada tahun 2013/2014. Kelompok sektor usaha sering dikeluhkan oleh para pekerja adalah
informal ini tersebar di desa dan kota. Jumlah Musculoskeletal Disorders.4 Keluhan
pekerja sektor usaha informal di Desa adalah musculoskeletal adalah keluhan pada bagian
sekitar 77,3% dari jumlah penduduk dan otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang
sebagian besar didominasi oleh pekerja mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
perempuan. Pekerja sektor usaha informal di sakit. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
Kota adalah sekitar 45,3% dari jumlah terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal
penduduk dan sebagian besar didominasi oleh diantaranya postur kerja yang janggal, gerakan
1
perempuan. berulang yang terlalu sering, dan masa kerja
Tahun 2002, World Health Organization yang lama.5
(WHO) menyatakan bahwa risiko pekerjaan Kerja otot atau upaya fisik adalah
menempati tingkat kesepuluh penyebab kontraksi yang dengannya terjadi gerak tubuh
kematian dan kesakitan. Semua industri sektor dan anggota badan yang mekanismenya
usaha formal dan informal diharapkan dapat ditentukan oleh berubahnya posisi dalam sistem
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja musculoskeletal (otot rangka) gerak tubuh dan
(K3) dalam menjalankan tugas agar para anggota badan demikian membentuk perbuatan
pekerja merasa aman dalam bekerja, bebas dari kerja. Selain otot dan tulang, dalam sistem
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. musculoskeletal terdapat bagian tubuh yang lain
Salah satu penyakit akibat kerja yang dapat seperti saraf, pembuluh darah, ligamen,
muncul sewaktu – waktu adalah persendian serta struktur lainnya, sehingga pada
2
Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hasil bekerjanya, sehingga pada bekerjanya sistem
studi Departemen Kesehatan tentang profil musculoskeletal bagian tersebut juga ikut
masalah kesehatan di Indonesia pada tahun berperan sesuai dengan fungsi fisiologisnya
2006 pun menunjukkan bahwa sekitar 40,5% atau mengalami efek dari bekerjanya
penyakit yang dialami pekerja berhubungan musculoskeletal. Setiap kontraksi otot yang
dengan pekerjaannya. Menurut penelitian yang dipaksakan atau melebihi kemampuan atau
dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 penggunaannya melampaui kapasitasnya dapat

Erna Novita Sari, Lina Handayani dan Azidanti Saufi, Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
185

menyebabkan trauma kepada musculoskeletal melakukan pekerjaanya. Umur pekerja yang


yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.6 berbeda – beda juga mempengaruhi tingkat
Salah satu industri yang memiliki potensi keluhan yang dialami oleh pekerja. Oleh sebab
untuk mengalami bahaya keluhan itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
musculoskeletal adalah pada aktivitas pekerjaan terkait dengan keluhan Musculoskeletal
industri rumah tangga laundry. Saat ini industri Disorders (MSDs).Penelitian ini bertujuan
rumah tangga laundry berkembang sangat pesat untuk mengetahui hubungan antara umur dan
dan dapat kita temukan dengan mudah terutama masa kerja keluhan Musculoskeletal Disorders
di kota-kota besar. Dahulu kebanyakan jasa (MSDs) pada pekerja laundry di Jalan Prof. Dr.
laundry masih dikelola oleh pihak hotel namun Soepomo Janturan Yogyakarta.
saat ini telah menjadi peluang usaha bagi
masyarakat umum. Hal ini disebabkan tingkat Metode Penelitian
kesibukan yang sangat tinggi pada masyarakat Jenis penelitian analitik observasional
khususnya mahasiswa yang kebanyakkan dengan menggunakan rancangan penelitian
bermukim di kota besar untuk menuntut ilmu Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini
sehingga mereka lebih memilih untuk adalah semua pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr.
memanfaatkan jasa laundry untuk mencuci dan Soepomo Janturan Yogyakarta sejumlah 35
menyetrika pakaiannya. responden dan menggunakan teknik sampel
Studi pendahuluan yang dilakukan pada total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu
bulan April terhadap 5 pekerja laundry yang ada kuesioner “Nordic Body Map” untuk mengukur
di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Yogyakarta, didapatkan bahwa 5 responden dengan melakukan wawancara serta observasi.
yang diwawancarai mengalami keluhan pada Analisis data menggunakan analisis univariat
bagian musculoskeletal saat bekerja menjadi dan bivariat. Analisis univariat untuk melihat
pekerja laundry. Pekerja laundry mengeluhkan karakteristik responden dan distribusi frekuensi
adanya keluhan nyeri di daerah lengan atas masing-masing variabel. Analisis bivariat
kanan, bahu kanan, tangan kanan, leher atas, menggunakan uji Chi square untuk mengetahui
pinggang, paha kanan, paha kiri, betis kanan, hubungan antara variabel bebas (umur dan masa
betis kiri, kaki kiri, dan kaki kanan pada saat kerja) dengan variabel terikat yaitu keluhan
bekerja. Keluhan paling sering dirasakan pada Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
bagian bahu kanan. Keluhan yang dialami pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo.
pekerja dapat terjadi karena aktivitas yang
dilakukan secara berulang dan terus-menerus Hasil
dengan waktu yang lama. Aktivitas yang Tabel 1 menunjukkan distribusi
dilakukan oleh pekerja juga bervariasi dari responden berdasarkan umur yang mayoritas
posisi duduk maupun berdiri pada saat responden berjenis kelamin perempuan

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


186

sebanyak 34 responden (97,2%). Umur MSDs sebanyak 22 responden (62,9%). Umur


menunjukkan paling banyak yaitu umur <25 paling banyak pada umur >30 tahun dengan
tahun sebanyak 13 responden (37,2%). kategori berisiko dengan jumlah 20 responden
Kemudian, masa kerja responden sebagai (57,1%). Masa kerja respoden paling banyak
pekerja Laundry paling banyak dengan masa memiliki masa kerja <5 tahun dengan kategori
kerja < 1 tahun sebanyak 18 respoden (51,4%). tidak berisiko jumlah 30 responden (85,8%).

Tabel 1. Karakteristik Responden Tabel 2. Keluhan MSDs, Umur, dan Masa Kerja

Variabel n (%) Pada Pekerja Laundry

Jenis Kelamin Variabel n (%)

Perempuan 34 97,2 Keluhan MSDs

Laki-laki 1 2,8 Mengalami 22 62,9

Umur Tidak Mengalami 13 37,1

< 25 tahun 13 37,2 Umur

26-35 tahun 11 31,4 >30 tahun 20 57,1

36-45 tahun 6 17,1 (berisiko) 15 42,9

>45 tahun 5 14,3 <30 tahun (tidak

Masa Kerja berisiko)

< 1 tahun 18 51,4 Masa Kerja

1-5 tahun 12 34,3 >5 tahun 5 14,2

> 5 tahun 5 14,3 (berisiko) 30 85,8


<5 tahun (tidak
berisiko)
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
Total 35 100
bahwa responden yang mengalami keluhan

Gambar 1. MSDs Berdasarkan Anggota Tubuh Pada Pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo
Janturan Yogyakarta

40
35
30
25
20
15
10
5
0
pergelangan Tangan…
Siku Kiri
Punggung

Pinggang

Paha Kiri

Betis Kiri
Leher Bagian bawah

Lengan Atas Kiri

Pergelangan Tangan Kiri

Paha Kanan
Bahu Kiri

Lengan Bawah Kiri

Pergelangan kaki Kiri


Lutut Kiri

Betis kanan

Kaki Kiri
Kaki Kanan
Bahu Kanan

Lengan Atas Kanan

Pantat
Panggul

Tangan Kiri

Lutut Kanan
Siku Kanan

Lengan Bawah Kanan

Pergelangan kaki kanan


Tangan kanan
Leher Bagian Atas

Jumlah Keluhan

Erna Novita Sari, Lina Handayani dan Azidanti Saufi, Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
187

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat memiliki umur tidak berisiko. Nilai p= 0,005 <
keluhan MSDs dari 35 responden diketahui α(0,05) yang berartibahwa ada hubungan antara
keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan umur dengankeluhan MSDs pada pekerja
pada 10 titik yaitu pada leher bagian bawah dan Laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan
bahu kanan masing-masing sebanyak 34 Yogyakarta.
responden, leher bagian atas, pinggang dan Pada variabel masa kerja terlihat bahwa
panggul masing-masing sebanyak 33 dari 5 responden yang memiliki masa kerja
responden, punggung dan lengan atas kanan berisiko (>5 tahun), ada 4 responden (11,4%)
masing-masing sebanyak 32 responden, pantat, yang mengalami MSDs. Dari 30 responden
siku kanan, dan lengan bawah kanan masing- yang memiliki masa kerja tidak berisiko (<5
masing sebanyak 31 responden. tahun), ada 18 responden (51,5%) yang
Tabel 3 menunjukkan terlihat bahwa dari mengalami MSDs. Artinya proporsi MSDs
20 responden yang memiliki umur berisiko pada responden yang memiliki masa kerja
(>30 tahun) ada 17 orang (48,6%) yang berisiko lebih kecil daripada proporsi MSDs
mengalami MSDs. Dari 15 responden yang pada responden yang memiliki masa kerja tidak
memiliki umur tidak berisiko (<30 tahun), berisiko. Niilai p= 0,630> α(0,05) yang berarti
hanya ada 5 orang (14,2%) yang mengalami bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja
MSDs. Artinya, proporsi MSDs pada responden dengan keluhan MSDs pada pekerja Laundry di
yang memiliki umur berisiko lebih besar Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan Yogyakarta.
daripada proporsi MSDs pada responden yang

Tabel 3. Hubungan Umur dan Masa Kerja dengan Risiko MSDs Pada Pekerja Laundry Di Jalan Prof. Dr.
Soepomo Janturan Yogyakarta.
MSDs Total p- Rp
Variabel Ya Tidak n % value (95% CI)
n % n %
Berisiko 17 48,8 3 8,6 20 57,2 2,550
Umur Tidak Berisiko 0,005 (1,218-5,339)
5 14,2 10 28,6 15 42,8
Masa Kerja Berisiko 4 11,4 1 2,8 5 14,2 0,630 1,333
Tidak Bersiko (0,787-2,258)
18 51,5 12 34,3 30 85,8
Total 22 62,9 13 37,1 35 100

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


188

Pembahasan responden bekerja dengan waktu istirahat yang


Hasil analisis univariat menunjukkan tidak menentu dan jam kerja bervariasi mulai
bahwa sebanyak 22 responden (62,9%) dari jam buka sampai tutup dan ada yg
mengalami keluhan MSDs. Ada juga responden membagi jadwal dalam sehari dengan pekerja
yang tidak mengalami keluhan MSDs karena lain.
berdasarkan hasil wawancara responden Menurut penelitian, posisi duduk kerja
mengaku sudah bisa beradaptasi dengan dapat memberi tekanan pada punggung bawah
pekerjaan dan lingkungan kerja. Penilaian yang cukup berat dan menimbulkan nyeri
keluhan MSDs ini dilakukan dengan punggung bawah pada pekerja. Sama halnya
menganalisis 9 bagian tubuh manusia dengan posisi duduk yang terlalu lama dapat
diantaranya leher, bahu, punggung bagian atas, menyebabkan beban yang berlebihan pada
siku, punggung bagian bawah, pergelangan vertebra lumbal sehingga menimbulkan nyeri
tangan, pinggang/pantat, lutut, dan tumit/kaki pada pungung bawah.8Posisi duduk yang tidak
dengan menggunakan Nordic kuesioner.7 ergonomis akan menimbulkan kontraksi otot-
Bagian tubuh yang paling banyak otot punggung secara isometris (melawan
dikeluhkan oleh responden yaitu leher bagian tahanan) pada otototot utama yang terlibat
atas, leher bagian bawah, bahu kanan, dalam pekerjaan. Otot-otot punggung akan
punggung, lengan atas kanan, pinggang, bekerja keras menahan beban anggota gerak
panggul, pantat, siku kanan, dan lengan bawah atas, akibatnya beban kerja bertumpu di daerah
kanan. Keluhan tersebut dapat terjadi karena pinggang sebagai penahan beban utama
responden melakukan pekerjaan secara terus- sehingga akan mudah mengalami kelelahan dan
menerus dengan sikap yang sama mulai dari selanjutnya akan terjadi nyeri pada otot
menimbang, mencuci, menjemur, menyetrika, punggung bawah.9
melipat, dan mengemas pakaian. Anggota tubuh Pada variabel umur, sebanyak 20
bagian kanan lebih dominan mengalami responden (57,1%) berada pada kategori usia
keluhan MSDs sebab aktifitas cenderung berisiko (>30 tahun). Dari hasil tersebut dapat
menggunakan anggota tubuh bagian kanan. diketahui bahwa rata-rata usia pekerja laundry
Selain itu, keadaan tempat kerja setiap laundry adalah usia produktif. Pada usia tersebut
bervariasi mulai dari fasilitas laundry ada yang kapasitas kekuatan otot mulai berkurang,
dengan menggunakan fasilitas meja dan kursi sehingga pada usia tersebut memiliki risiko
untuk bekerja seperti menyetrika, dengan duduk mengalami keluhan MSDs.Variabel masa kerja
dibawah dengan alas lantai untuk menyetrika. menunjukkan bahwa responden dengan
Pada saat menyetrika dengan posisi kategori masa kerja tidak berisiko (<5 tahun)
membungkuk dan menunduk, melakukan lebih banyak yaitu 30 responden (85,8%). Hal
gerakan berulang pada bagian tangannya ini disebabkan karena banyak responden yang
sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu baru bekerja di industri Laundry tersebut.

Erna Novita Sari, Lina Handayani dan Azidanti Saufi, Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
189

Dari hasil uji statistik menggunakan Chi- kekuatan ototnya sudah mulai berkurang
Square didapatkan nilai p value 0,005 < α sehingga resiko terjadinya keluhan MSDs akan
(0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara umur meningkat apabila masih tetap melakukan
dengan keluhan MSDs.Hasil penelitian ini pekerjaannya. Penelitian ini didukung oleh
sejalan dengan penelitian terdahulu yang pendapat Stanton12 yang mengatakan pada usia
dilakukanpada supir bus trayek diperoleh hasil 30 tahun terjadi degenerasi berupa kerusakan
p value 0,003 < α (0,05) yang berarti terdapat jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan
hubungan antara umur dengan keluhan parut, pengurangan cairan. Hal ini
musculoskeletal. Adanya hubungan antara umur menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot
dengan keluhan musculoskeletal tersebut berkurang. Semakin tua seseorang, semakin
dikarenakan supir bus yang semakin tua tinggi risiko orang mengalami penurunan
kekuatan ototnya sudah mulai berkurang elastisitas pada tulang yang menjadi pemicu
sehingga risiko terjadinya keluhan timbulnya gejala keluhan MSDs. Selain itu, ada
musculoskeletalakan meningkat apabila masih pula pekerja laundry dengan umur tidak
tetap mengemudikan bus.3 berisiko namun mengalami keluhan MSDs. Hal
Penelitian serupa yang dilakukanpada ini disebabkan karena pekerjaan sebelum
pekerja buruh pasar diperoleh hasil nilai p value menjadi pekerja laundry yang melakukan
0,022 < α (0,05). Hal ini menunjukkan ada pekerjaan menggunakan kekuatan otot secara
hubungan yang bermakna antara umur dengan berlebih, posisi kerja, dan gerakan yang
keluhan MSDs tetapi yang bersifat kurang kuat. berulang-ulang.
Hasil pengumpulan data dapat diketahui Menurut Betti’e, et al (1989) yang
frekuensi kategori umur dengan munculnya dikutip Tarwaka (2015)7 telah melakukan studi
keluhan MSDs yaitu mayoritas responden tentang kekuatan statik otot untuk pria dan
berumur lebih dari 30 tahun yaitu 21 buruh wanita dengan usia antara 20-60 tahun.
(84%).10Penelitian lainnya dilakukan pada Penelitian difokuskan untuk lengan, punggung
pekerja bagian polishing diperoleh hasil p value dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
0,030 < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur
hubungan yang signifikan antara usia dengan antara 20--29 tahun, selanjutnya terus terjadi
keluhan MSDs pada pekerja bagian polishing penurunan sejalan dengan bertambahnya umur.
11
PT. Surya Toto Indonesia tahun 2011. Pada saat umur mencapai 60 tahun, rerata
Umur sangat berpengaruh pada pekerja kekuatan otot menurun sampai 20%. Pada saat
laundry karena pada umumnya pekerja laundry kekuatan otot mulai menurun inilah maka risiko
yang ada di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan terjadi keluhan otot akan meningkat.
Yogyakarta memiliki umur yang berisiko untuk Ada beberapa hasil penelitian yang tidak
terkena MSDs. Keluhan MSDs ini diperkirakan sejalan dengan penelitian ini. Seperti yang
karena semakin tua pekerja laundry maka dilakukan pada pekerja Munual Handling di

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


190

pabrik es batu diperoleh hasil p value 0,23 > α dengan fasilitas yang kurang memadai seperti
(0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada responden harus bekerja dengan menggunakan
hubungan yang signifikan antara umur dan meja yang ketinggiannya tidak sesuai pada saat
keluhan sistem muskuloskeletal.13 Penelitian menyetrika dengan gerakan maju mundur, tidak
serupa yang dilakukan pembuat wajan di Desa dalam posisi rileks sehingga dapat
Cepogo Boyolali diperoleh hasil nilai p value > menyebabkan keluhan MSDs. Kursi yang tidak
α (0,05) yang menunjukkan bahwa tidak memiliki sandaran untuk istirahat dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia dapat diatur ketinggiannya untuk mengatur
dengan keluhan MSDs pada setiap sektor postur kerja (berdiri dan duduk) yang
14
tubuh. Penelitian lainnya dilakukan diinginkan. Ada pekerja yang harus bekerja
padaoperator forklift diperoleh hasil p value tanpa menggunakan meja dan kursi pada saat
0,095 > α (0,05) bahwa tidak ada perbedaan menyetrika dan hanya menggunakan alas dan
proporsi usia dengan MSDs (tidak ada duduk di lantai. Hal ini menyebabkan pekerja
hubungan yang signifikan antara usia dengan mengalami keluhan MSDs karena bekerja
MSDs) pada operator forkliftdi PT. LLI 2012.15 dalam keadaan membungkuk dan melipatkan
Hasil uji statistik menggunakan uji kaki yang menyebabkan rasa nyeri dan
alternatif Fisher. Uji tersebut menghasilkan kesemutan yang merupakan gejala keluhan
nilai p value 0,630> α (0,05) sehingga MSDs.
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Hasil penelitian ini sejalan dengan
masa kerja dengan keluhan MSDs. Hal tersebut penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu
terjadi karena sebagian besar responden pada pada tukang angkut beban penambang
memiliki masa kerja <5 tahunsebanyak 30 emas diperoleh hasil p value 0,487 > α (0,05)
responden dengan kategori masa kerja tidak menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
berisiko.Meskipun berada dikategori masa kerja signifikan antara masa kerja pekerja dengan
tidak berisiko namun, sebanyak 18 responden keluhan MSDs pada tukang angkut beban
tetap mengalami keluhan MSDs. Keluhan penambang emas.16Penelitian serupa pada
MSDs ini diperkirakan karena pekerja laundry pekerja buruh pasar dengan nilai p value 0,393
dengan masa kerja <5 tahun melakukan >α (0,05) menunjukkan bahwa tidak ada
pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot hubungan antara masa kerja dengan keluhan
secara berlebih, gerakan yang dilakukan secara MSDs.10 Penelitian lainnya pada pembuat
berulang, sikap kerja menahan sesuatu yang wajan di Desa Cepogo Boyolali diperoleh hasil
statis, sikap kerja dengan posisi membungkuk nilai p value > α (0,05) yang menyatakan bahwa
dan menunduk, waktu istirahat yang tidak tidak ada hubungan yang signifikan antara masa
menentu, dan usia responden. kerja dengan keluhan MSDs di tiap bagian
Selain itu keluhan MSDs dapat tubuh.14 Tidak adanya hubungan antara masa
disebabkan oleh tempat kerja yang bervariasi kerja dengan keluhan MSDs kemungkinan

Erna Novita Sari, Lina Handayani dan Azidanti Saufi, Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
191

disebabkan karena faktor pekerjaan lebih yang tinggi. Responden dengan masa kerja
berpengaruh terhadap timbulnya MSDs. Faktor paling lama yaitu ≥5 tahun memiliki lebih
lain, proses adaptasi dapat memberikan efek banyak anggota tubuh yang dirasa adanya
positif yaitu dapat menurunkan ketegangan dan keluhan.Masa kerja yang lama dengan aktivitas
peningkatan aktivitas atau performansi kerja. yang menitikberatkan pada tenaga manusia
Responden telah beradaptasi dengan pekerjaan dapat menyebabkan penyakit semakin parah.
dan lingkungan kerja.
Hal ini bertentangan dengan teori dimana Kesimpulan dan Saran
masa kerja merupakan salah satu faktor yang Berdasarkan hasil penelitian dan
mempunyai hubungan dengan keluhan otot. pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan
Semakin lama waktu seseorang untuk bekerja bahwa responden yang mengalami keluhan
maka semakin pula berisiko untuk mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs) sebanyak
MSDs.17 Teori ini didukung oleh hasil 22 responden (62,9%) dengan keluhan
penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu cenderung pada bagian tubuh sebelah kanan.
pada pekerja bagian polishing diperoleh hasil p Sebanyak 20 responden (57,1%) tergolong
value 0,004 < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa kategori umur berisiko mengalami keluhan
ada hubungan yang signifikan antara masa kerja MSDsyaitu pada umur >30 tahun. Sebanyak 30
dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian responden (85,8%) tergolong memiliki masa
polishing PT. Surya Toto Indonesia tahun kerja tidak berisiko mengalami keluhan MSDs
2011.11 Penelitian lainnya pada operator forklift yaitu dengan masa kerja <5 tahun.Hasil uji
diperoleh hasil p value 0,005 < α (0,05) bahwa statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
ada perbedaan proporsi masa kerja dengan antara umur dengan keluhan MSDs pada
MSDs (ada asosiasi yang signifikan antara masa pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr. Soepomo
kerja dengan keluhan MSDs) pada operator Janturan Yogyakarta, namun tidak ada
forkliftdi PT. LLI 2012. Operator dengan masa hubungan antara masa kerja dengan keluhan
kerja lebih lama mempunyai kemungkinan yang MSDs pada pekerja Laundry di Jalan Prof. Dr.
lebih besar untuk mengalami MSDs.15 Soepomo Janturan Yogyakarta.
Penelitian serupa dilakukan pada pekerja Pemilik usaha laundry agar memberikan
pemecah batu dengan nilai p value 0,049 < α fasilitas yang memadai untuk kenyamanan
(0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini
antara masa kerja dengan keluhan MSDs.5 Masa dapat berupa menyediakan kursi yang memiliki
kerja merupakan faktor risiko yang sangat penyangga punggung. Juga penting untuk
mempengaruhi seorang pekerja untuk memperbanyak waktu istirahat sesuai dengan
meningkatkan risiko terjadinya keluhan lama kerja dalam sehari. Pekerja perlu
muskuloskeletal, terutama untuk jenis melakukan peregangan otot dan tidak memaksa
pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja tubuh melakukan pekerjaan jika sudah

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017


192

mengalami keluhan MSDs. Perlu adanya Dan Masa Kerja Dengan Keluhan
penelitian selanjutnya terhadap variabel lain Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah
yang dapat mempengaruhi keluhan MSDs Batu,Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
seperti lama kerja, status gizi, dan beban kerja. Journal) Volume 2, No 3. FKM UNDIP,
Semarang.
Daftar Pustaka
6. Suma’mur, 2009, Higiene Perusahaan dan
1. Departemen Kesehatan Republik
Keselamatan Kerja (Hiperkes), Jakarta:
Indonesia, 2006, Upaya kesehatan kerja
Sagung Seto.
sektor informal di Indonesia, Jakarta:
7. Tarwaka, 2015, Ergonomi Industri,
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Harapan Press: Surakarta.
Masyarakat dan Direktorat Bina Peran
8. Ahmad dan Budiman, 2014, Hubungan
Serta Masyarakat.
Posisi Duduk dengan Nyeri Punggung
2. Departemen Kesehatan Republik
Bawah Pada Penjahit Vermak Levis di
Indonesia, 2006,Glosarium data dan
Pasar Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan
informasi kesehatan
Jakarta Utara Tahun 2014,
RI,www.depkes.go.id/download.php?file/
JurnalKesehatan, Universitas Esa Unggul,
pusdatin/glosarium-2006.pdf, Diakses
Jakarta, Volume 11 Nomor 3.
pada tanggal 1 Mei 2016.
9. Risyanto, 2008, Pengolahan dan analisa
3. Enrico, M.J., Kawatu, P.A.T., dan Kandou,
data kesehatan, Yogyakarta: Nuha
G.D., 2016, Hubungan Antara Umur,
Medika.
Lama Kerja, Dan Getaran Dengan Keluhan
10. Arofah, Iva, K., 2012, Faktor-Faktor Yang
Muskuloskeletal Pada Supir Bus Bus
Berhubungan Dengan Keluhan
Trayek Bitung-Manado Di Terminal
Muskuloskeletal Disorders (Msds) Pada
Tangkoko Bitung Tahun 2016, Jurnal
Buruh Angkut Dipasar, Skripsi: Fakultas
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1
Kesehatan Masyarakat Universitas
Februari 2016 ISSN 2302 – 2493, Hal 297-
Muhammadiyah Semarang: Semarang.
302.
11. Handayani, Wita, 2011, Faktor-faktor yang
4. Uginiari, Nyoman, N., dan
Berhubungan dengan Keluhan
Primayanti,Dewa, A.I.D., 2013, Gambaran
Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di
Distribusi Keluhan Terkait
Bagian Polishing PT. Surya Toto
Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada
Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011,
Tukang Suun Di Pasar Anyar Buleleng
Skripsi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Tahun 2013. E-Jurnal Udayana, Vol. 3
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
No. 5, Universitas Udayana, Bali.
Hidayatullah : Jakarta.
5. Rivai, W.T., Ekawati, dan Jayanti, S.,
2014, Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi

Erna Novita Sari, Lina Handayani dan Azidanti Saufi, Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
193

12. Stanton, 2005, Handbook Of Human 15. Nurliah, Aah, 2012, Analisis Risiko
Faktor And Ergonomic Method, America Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
USA : CRC Press. Operator Forklift di PT. LLI 2012, Tesis :
13. Erdiansyah, Muhamad, 2014, Hubungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Program
Tingkat Risiko Postur Kerja Berdasarkan Magister Keselamatan dan Kesehatan
Metode Rula Dengan Tingkat Risiko Kerja Universitas Indonesia : Depok.
Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja 16. Bukhori, Endang, 2010, Hubungan Faktor
Manual Handling Di Pabrik Es Batu Pt. Risiko dengan Terjadinya keluhan
Sumber Tirta Surakarta, Skripsi : Program Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Tukang Angkut Beban Penambang Emas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak
Surakarta: Surakarta. Tahun 2010, Skripsi : Program Studi
14. Mutiah, A., Setyaningsih, Y., dan Jayanti, Kesehatan Masyarakat Fakultas
S., 2013, Analisis Tingkat Risiko Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) Universitas Islam Negeri Syarif
Dengan The Brief Survey Dan Hidayatullah : Jakarta.
Karakteristik Individu Terhadap Keluhan 17. Budiono, A. M. Sugeng, et al, 2003, Bunga
Msds Pembuat Wajan Di Desa Cepogo Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja,
Boyolali, Jurnal Kesehatan Masyarakat Undip: Semarang.
2013, Volume 2 Nomor 2.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 13, No. 2, Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai