Anda di halaman 1dari 14

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

Dosen Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan :


Kharisma kusumaningtyas SSiT. M.Keb

Penyusun Kelompok 2 :

Dewi Kavita Mayangsari (P27824421056)


Eka Putri Ayu (P27824421057)
Elok Wahidatul Husnia (P27824421058)
Elsabillah Rike Chenarna (P27824421059)
Ema Nur Halimah (P27824421060)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SUTOMO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
tentang Pengertian manajemen asuhan kebidanan dan standar pelayanan antenatal.

Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan saran dari pembimbing akademik. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes., selaku ketua Program Studi


Sarjana Terapan Kebidanan.
2. Kharisma kusumaningtyas SSiT. M.Keb., selaku pembimbing mata
kuliah Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan di Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari


sempurna, maka dari itupenulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surabaya, 8 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................i


Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan.................................................................. 3
2.2 Standar Pelayanan Antenatal...................................................................... 4
2.3 Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil............................................................... 4
2.4 Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Ibu Hamil.................................. 7
2.5 Standar 5: Palpasi Abdominal................................................................... 8

BAB 3 PENUTUP
1.1 Simpulan....................................................................................................10
1.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakang penulisan ini antara lain adalah sebagai syarat memenuhi tugas
mata kuliah “ Manajemen Organisasi“. Semoga dengan adanya pembahasan
standar pelayanan kebidanan dapat menjadi pengetahuan tentang
standar pelayanan kebidanan dari standar 1 sampai dengan standar 25.
Standard pelayanan merupakan bagian penting dari layanan kesehatan
itusendiri yang memainkan peranan penting dalam masalah mutu layanan
kesehatan.Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyelenggarakan
layanankesehatan yang bermutu secara konsisten, keinginan tersebut harus
dijabarkanmenjadi suatu standar layanan kesehatan atau standar operasional.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Manajemen Asuhan Kebidanan ?
2. Apa saja Standar Pelayanan Antenatal ?
3. Apa saja standar pelayanan 3,4, dan 5 ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui majagemen asuhan kebidanan.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui standar pelayanan antenatal.

2.1.1 Tujuan Khusus

4
1. Mahasiswa mampuu mengetahui dan mengaplikasikan
pengetahuannya didalam masyarakat kelak dan memberikan informasi
tentang standar pelayanan antenatal.
2. Mahasiswa mampu memahami bagaimana standar pelayanan antenatal.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakan oleh bidan dan menerapka metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengumuplan data, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian data :

1. Pengumpulan data:
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat obstetri
e. Riwayat kontrasepsi
f. Riwayat kehamilan saat ini
2. Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan panggul
b. Pemeriksaan laboratorium
3. Intepretasi data dasar
4. Antisipasi masalah potensial
Kemungkinan disproporsi caphalopelvik (CPD) yang menimbulkan
kemungkinan tindakan seksio sesaria

5. Kebutuhan untuk melakukan intervensi atau konsultasi segera.


6. Rencana penatalaksanaan
Masing-masing rencana pentalaksanaan akan berkorelasi dengan
intrepretasi data dasar dan masalah yang dapat muncul selanjutnya, atau
ditandai oleh tanda obstetric

6
7. Pelaksanaan dan evaluasi Tindakan

2.2 Standar Pelayanan Antenatal


Terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal sebagai berikut ini:

1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

3. Standar 5 : Palpasi dan Abdominal

4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan

2.3 Stanadar 3 : Pelayanan Ibu Hamil

1. Tujuan

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan


masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2. Hasil dari identifikasi ini :

a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan

b. Ibu, suami, anggota masyarak menyadari manfaat pemeriksaan


kehamilan, secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat
pemeriksaan hamil.

c. meningkatnya cakupan ibu hami yang memeriksakan diri sebelum


kehamilan 16 minggu

7
3. Persyaratannya antara lain:

Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk


menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua hamiltelah
memeriksakan kandungan secara dini dan teratur.

4. Prosesnya antara lain:

Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur


untuk menjelaskna tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hami,
suami, keluarga, maupun masyarakat.

2.4 Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Ibu Hamil

1. Tujuan

Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini,


komplikasi kehamilan.

2. Pelayanan Standar

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.


pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

Bidan juga harus mengenal kehamilan risti atau kelainan


khususnya anemia kurang gizi, hipertensi, PMS, atau infeksi HIV,
memberikan pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.

3. Hasilnya antara lain :

a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama


kehamilan

8
b. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi
dini dan komplikasi kehamilan

c. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda


bahaya kehamilan dan tau apa yang harus dilakukan

d. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi


kegawatdaruratan

4. Persyaratannya antara lain

Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk


penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan
kehamilan atau kartu ibu.

5. Prosesnya antara lain

Menurut Kemenkes RI (2009) dalam pelaksanaan operasionalnya


dikenal standar minimal pelayanan antenatal “10T” yang terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penambahan berat badan setiap bulan kurang dari 1 kilogram atau


kurang dari 9 kilogram selama kehamilan menunjukan adanya
gangguan pertumbuhan janin. Sehingga penimbangan berat badan
dilakukan setiap kunjungan antenatal untuk memantau
perkembangan janin.

b. Ukur tekanan darah

Dilakukan setiap kunjungan antenatal untuk mendeteksi adanya


hipertensi dan preeklamsi.

c. Tentukan nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Untuk mendeteksi ibu hamil berisiko keurang energi kronis (KEK)


yaitu dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm karena
berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah

9
d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran menggunakan pita pengukur yang dilakukan setelah


kehamilan 24 minggu. Pengukuran tinggi fundus uteri untuk
mendeteksi pertumuhan janin sesuai atau tidak dengan kehamilan.

e. Tentukan presentasi janin dan deyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester satu untuk mendeteksi


kegawatan janin bila DJJ kurang dari 160 kali/menit.

f. Skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT) dan diberikan


imunisasi tetanus bila diperlukan.

Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus


neonatorum dan dilakukan sesuai dengan status ibu hamil saat ini.

g. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari kehamilan

Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi

h. Tes laboraturium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan tersebut melipusi golongan darah, kadar hemoglobin


darah/hb, protein dalam urine, kadar gula darah.

i. Tata laksana kasus

Setiap ibu hamil yang mengalami kelainan harus ditangani sesuai


standar dan kewenangan tenaga kesehatan.

j. Temu wicara/konseling

Konseling yang diberikan meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup


bersih dan sehat termasuk pentingnya istirahat, peran suami/keluarga
dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, hubungan seks selama kehamilan, persalinan dan nifas,

10
asupan gizi seimbang, pemberian asi eksklusif dan KB pasca
persalinan.

2.5 Standar 5 : Palpasi Abdominal


1. Tujuan :
Bidan dapat melakukan pemeriksaan abdominal dan
mendeteksi/mengenali apabila ada kelainan pada masa kehamilan pasien
2. Pelayanan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dan melakukan palpasi untuk 
memperkirakan usia kehamilan; serta bila kehamilan bertambah
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin
kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan melakukan
rujukan tepat waktu
3. Hasilnya :
a. Ibu hamil dapat mengenali kondisi dan posisi janinnya
b. Ibu hamil dapat mengetahui apasaja yang harus dilakukan ketika ada
kegawatan pada kehamilannya sesuai dari anjuran bidan
c. Bidan dapat menentukan asuhan yang tepat sesuai dengan
pemeriksaan abdominal karena dengan kemeriksaan ini dapat
menentukan bagaimana status kesehatan janin
4. Persyaratannya :
Bidan harus memiliki kompetensi dalam melakukan asuhan antenatal
care untuk melakukan pemeriksaan Leopold, karena untuk menentukan
kondisi ibu dan janinnya.
5. Prosesnya :
a. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian
janin dalam fundus, dan konsistensi fundus. Pada letak kepala akan
teraba bokong pada fundus, yaitu tidak keras, tidak melenting dan
tidak bulat. Variasi Knebel dengan menentukan letak kepala atau

11
bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis
(Manuaba, 2010).
b. Leopold II
Menentukan batas samping rahim kanan/kiri dan menentukan letak
punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang
teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam Leopold II
terdapat variasi Budin dengan menentukan letak punggung dengan
satu tangan menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan menentukan
letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan di tengah perut
(Manuaba, 2010).
c. Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin di atas simfisis ibu dan bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih
bisa digoyangkan (Manuaba, 2010)
d. Leopold IV
Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin sudah
masuk (pintu atas panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP
telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang
melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan pemeriksanya
konvergen (Manuaba, 2010).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enam standar dalam pelayanan antenatal adalah identifikasi ibu hamil,
pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi abdominal, pengelolaan
anemia dalam kehamilan, pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan, dan
persiapan persalinan.
Identifikasi ibu hamil adalah Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan
dan motifasi ibu ,suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
Tujuan dari Pemeriksaan dan pemantauan antenatal adalah Memberikan
pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini, komplikasi kehamilan.
Bidan dapat melakukan pemeriksaan abdominal dan mendeteksi/mengenali
apabila ada kelainan pada masa kehamilan pasien
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi atau
sempurna yang
digunakan sebagai batas penerimaan. Standar adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai berkaitan dengan
parameter yang telah ditetapkan

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami berharap pembaca dapat memberi masukan dan
mendapatkan manfaat dari makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : PT. Pustaka

Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : TIM

Karwati, Dewi Pujiati. 2011. Srimujiwati. Asuhan Kebidanan 5. Jakarta : Trans


Info Media.

Niken Meilana, dkk. 2013. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya

14

Anda mungkin juga menyukai