Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Offering : QQ
NIM : 210422621309
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi,
sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam
menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian. Teknik sampling dibagi
menjadi 2 yaitu
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan
probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau random dari populasi yang
ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya. Cara
tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak
terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan
dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya akan
menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.
Contoh: Jumlah siswa disebuah kelas di SMA tertentu di Jakarta yang akan diberikan
bantuan. Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, tabel
bilangan random atau dengan acak sistematis
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat
membuat strata.
Contoh: Suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan S1: 30. S2:
40, SMA: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah meliputi strata pendidikan diambil
perwakilan sesuai kebutuhan.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
Contoh: Pegawai PT A memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 400
orang SMA, 600 oran SMP, maka khusus lulusan S3 dan S2 harus diambil semuanya sebagai
sampel karena kedua kelompok tersebut paling kecil dibandingkan dengan kelompok lainnya.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik pengambilan sampel
ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat error samplingnya. Jika
lebih banyak di bandingkan dengan pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit
memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain
di dalam populasi.
Contoh: satu kecamatan terdiri dari 15 desa, kemudian kita ambil hanya dua desa. Teknik ini
bisa disebut sebagai teknik sampling daerah.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
Contoh: Teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya ada populasi 100 orang kemudian diambil yang ganjil saja atau yang
genap saja (1,3,4,7,…99).
b. Sampling Kuota atau Quota Sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan
langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit
sampel dimana setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu
sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
Contoh: Akan diambil 10.000 sampel dari 4 juta anggota populasi. Tahapannya : •
Menentukan kategori populasi secara umum, misalnya : – Jenis Kelamin » Pria 60 % » Wanita
40% – Usia » 18 – 30 thn 40 % » 31 – 45 thn 30% » 46 – 60 thn 23% » > 60 thn 7% • Sampel
dibreakdown berdasarkan proporsi tersebut di atas, misalnya diambil 6.000 orang responden
pria dan 4.000 orang responden wanita 23
c. Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti
langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Contoh: Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut. Kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang
kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan yang diajukan kepada mereka yang
kebetulan yang dijumpai di pasar atau ditempat-tempat lainnya.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-
kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
Contoh: seorang peneliti akan meneliti kasus tawuran pelajar.sudah diketahui umum bahwa
yang suka tawuran itu hanya dari beberapa sekolah tertentu saja jadi secara sengaja
(purposive),peneliti lakukan pemburuan(hunting) sampel murid yang suka tawuran kesekolah
tertentu saja.disekolah itu saja pun mungkin peneliti harus cukup lama berakrab akrab dulu
dengan murid murid sebelum mendapatan sampel para petawur itu
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30
orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
Contoh: Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah satu sekolah swasta di Yogtakarta.
Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh guru dijadikan sample.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju
yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan sampel purposive dan snowball.
Contoh: Akan diteliti pendapat para dokter spesialis kanker senior Indonesia tentang
pengobatan alternatif tertentu. Pertimbangan dan langkahnya : • Populasi dokter spesialis
kanker di Indonesia jumlahnya tidak banyak dengan lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia,
tetapi dipastikan mereka saling mengenal satu sama lain • Langkahnya, dicari satu orang
spesialis kanker, yang selanjutnya dari sinilah ukuran sampel akan membesar 26
1. Upah
Upah termasuk variabel kuantitatif. Skala pengukuran rasio.
2. Gender
Gender termasuk variabel kualitatif. Skala pengukuran nominal.
3. Volume penjualan sepatu
Volume penjualan sepatu termasuk variabel kuantitatif. Skala pengukuran ordinal.
4. Pilihan minuman ringan
Pilihan minuman ringan termasuk variabel kualitatif. Skala pengukuran nominal.
5. Penilaian IQ mahasiswa
Penilaian IQ mahasiswa termasuk variable kuantitatif. Skala pengukuran interval.
6. Jarak yang ditempuh siswa ke kelas
Jarak yang ditempuh siswa ke kelas termasuk variable kuantitatif. Skala pengukuran
interval/ordinal.
7. Klasifikasi siswa berdasarkan tempat kelahiran
Klasifikasi siswa berdasarkan tempat kelahiran termasuk variabel kualitatif. Skala
pengukuran nominal.
8. Penilaian terhadap seorang profesor keuangan
Penilaian terhadap professor keuangan termasuk variabel kualitatif. Skala pengukuran
ordinal.
9. Jumlah komputer di rumah
Jumlah computer di rumah termasuk variable kuantitatif. Skala pengukuran ordinal.
10. Agama seseorang
Agama seseorang termasuk variable kualitatif. Skala pengukuran nominal.