Anda di halaman 1dari 3

Menurut Dr. Asril Bahar Sp.

PD, KP, Kger, diagnosis pneumonia secara klinis umumnya mudah


ditegakkan. “ Tandanya sangat khas yakni bila ditemukan demam, batuk berdahak (sputum yang
produktif)  atau nyeri dada. Diagnosis lebih menyakinkan bila didapatkan infiltrat baru pada
pemeriksaan foto rontgen paru dan penemuan mikroba penyebabnya.

Masalahnya sulit untuk mendapatkan mikorba penyebab yang memenuhi syarat dengan
pemeriksaan yang non invasif. Apalagi, banyak penyakit dengan gejala dan tanda mirip
pneumonia seperti influenza, bronkitis, gagal jantung kongestif, edema paru,
atelektasis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emboli paru, tuberkulosis paru
serta kanker paru.

Mengenal penyakit pneumonia

Ada dua jens pneumonia yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial. Dr.
Dr. Zulkifli Amin, Sp.PD KP, FCCP, pneumonia nosokomial (PN) didefinisikan sebagai
pneumonia yang terjadi pada pasien rawat inap setelah minimal 48 jam atau 72 jam masuk
rumah sakit. Pneumonia nosokomal dibagi menjadi tiga jenis yaitu hospital acquired
pneumonia (HAP), ventilator associated pneumonia  (VAP) dan health care associated
pneumonia  (HCAP).

Insiden HAP dilaporkan 5-10 kasus dari 1000 pasien rawat inap sekitar 10% pasien ICU
menderita HAP dan sebanyak 20-30% pasien yang menggunakan ventilasi mekanik
menderita HAP. Secara umum, insiden dan lebih banyak di rumah sakit besar. HAP
merupakan infeksi nosokominal kedua tersering dengan angka kematian tertinggi
dibandingkan infeksi nosokomial lainnya. Angka kematian HAP diperkirakan sebesar 20-
50% dan dilaporkan sebesar 70%  terjadi pada pasien dengan VAP.

Dr. Anna Uyainah ZN, Sp.PD,KP, MARS menjelaskan, pada pneumonia komunitas atas
community acquired pneumonia (CAP), sekitar 20-40% perlu dirawat di rumah sakit, 5-10%
diantaranya dirawat di instansi rawat intensif (ICU) dan 5-10% meninggal dunia. Menurut
Dr. Aryanto Suwondo, Sp.PD, K-P, baik pneumonia komunitas maupun pneumonia
nosokomial keduanya mempunyai etiologi yang sama yaitu kuman patogen seperti
Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis dan beberapa
bakteri atipikal.

Penyebab utama PN adalah bakteri gram negatif Haemophilus influenzae. Meski begitu,
sekitar 17% PN disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa yang ternyata menjadi biang
keladi kematian dan kesakitan pada PN. Pneumonia karena jamur tidak banyak
ditemukan tetapi  biasanya terdapat pada pasien dengan gangguan imunologik seperti
AIDS dan pemakaian obat-obatan immunosupresi pada pasien transplantasi,
kemoterapi kanker dan penyakit immuno-compromised lainnya.

Jamur yang sering menimbulkan pneumonia adalah Candida, Aspergillus, Histoplasma


capsulatuem, Cryptococcus neoformans dan Coccidioides immitis. Pneumonia pada
immuno-compromised hos disamping penyebabnya adalah bakteri dan jamur
oportunistik dapat juga disebabkan virus seperti Cytomegalovirus, Epstein-Barr virus,
Rhinovirus, Adenovirus, Paramyxovirus, Parainfluenza virus, Herpes simplex, Herpes
virus 6 dan Herpes virus 8.
Mereka yang Rentan

Tirah baring lama di rumah sakit merupakan penyebab terbanyak. Penyebab lain
pneumonia adalah pemakaian ventilator mekanik, malnutrisi dalam jangka panjang,
pemakaian obat yang menekan keasaman lambung, gagal organ seperti jantung, paru,
hati dan ginjal serta pasien dengan gangguan immunocompromised. Pasien dengan
umur tua (lansia) dan penggunaan terapi antibiotik yang lama juga sangat rentan
terinfeksi pneumonia.

Posted in Penyakit Pneumonia | Tagged artikel pneumonia, aspirasi pneumonia, bakteri


pneumonia, definisi pneumonia, gambar penyakit pneumonia, gambar pneumonia, gejala
pneumonia, makalah pneumonia, patofisiologi pneumonia, pencegahan pneumonia,
pengertian penyakit pneumonia, penularan pneumonia, penyakit pneumonia, penyebab
penyakit pneumonia, penyebab pneumonia, pneumonia adalah | Leave a comment

Bakteri Pneumonia
Posted by penyakit pneumonia

Penyakit pneumonia ini sering menyebabkan kematian pada penderita yang mempunyai
risiko tinggi dan juga menimbulkan biaya tinggi dalam ekonomi, kesehatan, pendekatan
terhadap penyakit ini adalah dengan pencegahan menggunakan vaksin dan kemoprofilaksis.

Pemberian obat antibiotik tidak


mengeradikasi kuman dan mikroorganisme ini masih ada pada sekret sistem pernapasan
sampai beberapa bulan setelah pengobatan. Pemberian amantadine sebagai pengobatan untuk
mengurangi gejala (simtomatik) pada pneumonia yang disebabkan oleh virus hasilnya sangat
efektif.

Namun sayangnya bila penyakit pneumonia ini masih banyak melandar pada lansia yang
disebabkan oleh infeksi akut paru-paru (pneumonia) dan kardiovaskuler. Penyakit pneumonia
saat ini menjadi ancaman lansia dan berdampak pada morbiditas serta mortalitas, cara
mencegah penyakit pneumonia ialah dengan melakukan imunisasi. Adapun imunisasi yang
waji bagi lansia adalah imunisasi flu dan pneumonia. Sayangnya imunisasi ini tidak dibiayai
serta pasien harus membeli sendiri vaksinnya dan masih diimpor.

Imunisasi influenza memang merupakan referensi WHO, sebab organisasi kesehatan dunia
itu mencatat antara tahun 1957-1958 terjadai wabah flu spanyol (Spanish flu), kemudian pada
tahun 1968-1969 terajadi wabah flu Hongkong. Kedua wabah itu banyak menewaskan lansia.
Oleh karena itu, pada tahun 2004 WHO mecanangkan perlunya imunisasi pada lansia untuk
setiap negara. Imunisasi influenza diberikan sejali dalam setahun dan imunisasi pneumonia
diberikan satu kali seumur hidup, bisa juga lima tahun sekali.

Penyakit pneumonia yang umumnya memang menyerang organ paru sering menberat
menjadi abses paru seperti pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae,
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, spesies Nocardia dan spesies jamur.

Kejadian abses paru yang paling sering adalah sebagai komplikasi pneumonia aspirasi yang
disebabkan oleh mikroorganisme anaerob. Penderita abses paru biasanya menderita penyakit
periodontitis dengan higiene mulut yang buruk. Abses paru akibat pneumonia apsirasi
biasanya terletak pada segmen psoterior lobus atas atau segmen superior lobus bawah paru
kanan.

Anda mungkin juga menyukai