Anda di halaman 1dari 2

Artritis reumatoid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA)
merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem
kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan
radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan
tulang.

Pada Gambar 1, ditunjukkan bahwa RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkak dan
panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan rasio kejadian 3 : 1.

Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu,
lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu
berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah.
Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid
Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari
jumlah penduduk Indonesia.

Daftar isi
 1 Gejala
 2 Penanda RA yang terdahulu
o 2.1 ANTI-CCP IgG
 3 Rujukan

Gejala
Penderita RA selalu menunjukkan simtoma ritme sirkadia dari sistem kekebalan
neuroindokrin.[1]

RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6
minggu, yaitu :

1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi
yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul
rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi
yang meliputi erosi tulang.

Penanda RA yang terdahulu


Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam diagnosis RA dan
sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki nilai RF yang positif. Kelemahan
RF antara lain karena nilai RF positif juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya,
infeksi kronik, dan bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).

Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada awal penyakit sangat
dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (anti-CCP antibodi) merupakan penanda baru
yang berguna dalam diagnosis RA. Walaupun memiliki keterbatasan, RF tetap banyak
digunakan sebagai penanda RA dan penggunaan RF bersama-sama anti-CCP antibodi sangat
berguna dalam diagnosis RA.

ANTI-CCP IgG

Anti-CCP IgG merupakan penanda RA yang baru dan banyak digunakan dalam diagnosis
kondisi RA. Beberapa kelebihan Anti-CCP IgG dalam kondisi RA antara lain :

1. Anti-CCP IgG dapat timbul jauh sebelum gejala klinik RA muncul. Dengan adanya
pengertian bahwa pengobatan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah
kerusakan sendi, maka penggunaan Anti-CCP IgG untuk diagnosis RA sedini
mungkin sangat bermanfaat untuk pengobatan sedini mungkin.
2. Anti-CCP IgG sangat spesifik untuk kondisi RA. Antibodi ini terdeteksi pada 80%
individu RA dan memiliki spesifisitas 98%. Antibodi ini juga bersifat spesifik karena
dapat membedakan kondisi RA dari penyakit artritis lainnya.
3. Anti-CCP IgG dapat menggambarkan risiko kerusakan sendi lebih lanjut. Individu
dengan nilai anti-CCP IgG positif umumnya diperkirakan akan mengalami kerusakan
radiologis yang lebih buruk bila dibandingkan individu tanpa anti-CCP IgG.

Anda mungkin juga menyukai