Tugas Status Epilepticus
Tugas Status Epilepticus
1. PENDAHULUAN
Status epileptikus (SE) merupakan kedaruratan neurologik yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas yang signifikan. Insidensi tahunan secara keseluruhan mencapai 41 per 100.000 populasi.1
Angka kejadian SE mencapai puncak pada usia muda (<10 tahun) dan lanjut usia (>50 tahun).
Definisi
Status epileptikus (SE) didefinisikan sebagai bangkitan epileptik yang memanjang atau berulang sesuai
durasi bangkitan yang dapat dilihat pada Tabel 21.
1. Semiology
Klasifikasi SE berdasarkan:
SE dengan gejala motorik yang jelas dan disertai gangguan kesadaran dapat disebut sebagai status
epileptikus konvulsivus (SEK), tanpa gejala motorik yang jelas maka disebut sebagai status epileptikus
non-konvulsivus (SENK).
2. Etiologi
Etiologi "diketahui" atau "simtomatik", dapat disebabkan oleh kelainan struktural, gangguan metabolik,
inflamatorik, infeksi, toksik, atau genetik. Berdasarkan waktu perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi
akut, remote, dan progresif.
Tidak ada etiologi "idiopatik" atau "genetik" pada SE. Pada sindrom epilepsi akibat kelainan genetik atau
idiopatik, penyebab SE dapat berupa metabolik atau faktor intrinsik (misalnya kurang tidur); pemberian
OAE yang tidak sesuai dan penghentian OAE yang mendadak dapat mencetuskan SE pada sindrom
epilepsi tersebut.
Terminologi "tidak diketahui" atau "kriptogenik" digunakan jika etiologi SE tidak dapat ditegakkan.
Etiologi Status Epileptikus Non-Konvulsivus
1. Faktor OAE: penghentian OAE mendadak atau konsumsi OAE tidak teratur, penggunaan OAE yang
tidak sesuai (carbamazepine, fenitoin, tiagabine, obat GABAergik lainnya).
2. Faktor lain: alkohol, deprivasi tidur, gangguan siklus tidur-bangun, stres, kelelahan, demam, trauma
kepala ringan, beberapa sindrom elektroklinis.
SENK disertai koma
Status epileptikus (SE) pada neonatus mempunyai etiologi yang berbeda, antara lain:
1. ensefalopati hipoksia-iskemia;
2. stroke iskemik;
3. perdarahan intraserebral;
4. trombosis vena serebral;
5. infeksi susunan saraf pusat;
6. gangguan metabolik: hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, hipofosfatemia,
hiperbilirubinemia;
7. withdrawal narkotik;
8. trauma;
9. malformasi otak;
10. epilepsi neonatus (benign familial neonatal epilepsy, early myoclonic epileptic encephalopathy); dan
11. gangguan metabolik inborn (genetik dan membutuhkan terapi diet khusus). Pyridoxine dependent
epilepsy, folinic acid responsive seizures, hiperglikemia non-ketotik, defisiensi oksidase sulfida,
defisiensi kofaktor molybdenum, defisiensi biotinidase, asiduria organik, penyakit Menkes, gangguan
peroxisomal, intoleransi fruktosa herediter, defisiensi fruktosa 1,6-difosfat, defek siklus urea.
Gambaran EEG
Tidak ada gambaran elektroensefalografi (EEG) iktal yang spesifik pada SE. EEG penting untuk
menegakkan diagnosis SENK, karena gejala klinis biasanya sangat minimal dan tidak spesifik.
4. Usia
1. neonatus (0 - 30 hari);
Status epileptikus non-konvulsivus (SENK) adalah perubahan perilaku dan/atau mental yang
berhubungan dengan cetusan epileptiform pada EEC9 Klasifikasi SENK dapat dilihat pada Tabel 22.
Definisi
Status epileptikus refrakter (SER) adalah status epileptikus yang terus berlangsung setelah mendapatkan
terapi inisial dengan OAE lini pertama (diazepam) dan lini kedua (fenitoin).
Definisi
Status epileptikus super refrakter (SESR) adalah status epileptikus yang terus berlangsung selama 24 jam
atau lebih walau pun telah mendapatkan obat anestesi atau muncul kembali setelah pasien lepas dari
obat anestesi.
New onset refractory status epilepticus (NORSE) adalah status epileptikus tanpa ada etiologi yang jelas
serta tanpa ada riwayat epilepsi sebelumnya dan berlangsung selama lebih dari 24 jam walaupun telah
mendapatkan terapi optimal.