Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 8 Nomor 2 Agustus 2020

Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas: Studi


Kasus di Kabupaten Pekalongan
Fitria Qotrotun Nada*, Hanifa Maher Denny**, Yuliani Setyaningsih**
*)**)
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email: fitriaqnada@gmail.com, hanifadenny@live.undip.ac.id, yulianifkm@live.undip.ac.id

Manajemen Kesehatan
ABSTRACT Manajemen Kesehatan Indonesia
PENDAHULUAN
The regulation of “PERMENKES Kesehatan merupakan salah satu
NO. 52/2018” stipulates that a health care hak dasar manusia. Didalam amanat Pasal
service institution is requied to implement 28 H ayat (1) UUD 1945 1945 tentang
the occupational health program for its penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
employees This study utilized qualitative dan fasilitas pelayanan umum yang layak
methods to explain the implementation of yang merupakan bagian dari sumber daya
occupational safety and health in a health kesehatan yang sangat diperlukan dalam
care setting. The main informants were 5 mendukung penyelenggaraan upaya
1
people and triangulations were 2 people. kesehatan adalah Puskesmas.
The instruments in this study used indepth Kesehatan Kerja ditujukan untuk
interview guidelines and observation melindungi pekerja agar hidup sehat dan
sheets. The study site was conducted in terbebas dari gangguan kesehatan serta
pekalongan district. The result indicated pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
that Delegation or SK, Resources , Waste pekerjaan. Upaya kesehatan kerja yang
Treatment, Incident Reporting, dimaksud meliputi pekerja disektor formal
Occupational Disease Reporting, Health dan informal dan berlaku bagi setiap orang
care and Emergency Response selain pekerja yang berada di lingkungan
accordance with the regulation. However, tempat kerja. 2
OSH Policy, Annual Work Plan, The level Puskesmas memiliki potensi bahaya
of compliance with OSH implementation yang berpengaruh kepada petugas, pasien,
and The Socialization of SOP didn’t pengunjung dan masyarakat sekitar.
accordance with the regulation. Based on Potensi bahaya meliputi fisik, kimia,
the results of research on the biologi, ergonomik dan psikososial.
implementation of 10 indicators of success Potensi bahaya biologis merupakan
OSH Primary Health Care, there are 4 bahaya paling sering yang menyebabkan
variables (OSH Policy, Annual Work gangguan kesehatan di puskesmas.2
Plan, The level of compliance with OSH Pada tahun 2010, WHO kasus
implementation and The Socialization of infeksi akibat tusukan jarum (NSI) yang
SOP) must be improved. terkontaminasi virus. Akibat dari Tusukan
Jarum (NSI) tersebut mengakibatkan
Keywords: Implementation of OSH, OSH sebanyak 32% petugas kesehatan
Success Indicators, Health Center terinfeksi virus hepaitis B, 40% petugas

98
kesehatan terinfeksi virus hepaitis C dan METODE PENELITIAN
5% petugas kesehatan terinfeksi HIV.1 Penelitian ini menggunakan metode
Puskesmas X merupakan Puskesmas penelitian kualitatif. Metode penelitian
yang berada di bawah naungan Dinas yang digunakan adalah wawancara
Kesehatan Kabupaten Pekalongan dengan mendalam (indepth interview) pada
tipe non rawat inap. Wilayah kerja subyek penelitian, observasi dan
Puskesmas X berjumlah 16 Desa dengan dokumentasi. Adapuntujuanpenelitianini
jumlah penduduk 54.106 Jiwa. Jumlah untuk menggambarkan bagaimana
Sumber Daya Manusia (SDM) di implementasi Kesehatan dan Keselamatan
Puskesmas X berjumlah 64. Dari hasil Kerja (K3) pada Puskesmas X Kabupaten
observasi awal diketahui bahwa di Pekalongan berdasarkan Indikator
Puskesmas X terdapat belum adanya Keberhasilan K3.
poster untuk menggunakan APD sesuai Subyek penelitian yang digunakan
bahaya ditempat kerja terutama dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan sarung tangan sebelum menggunakan metode purposive sampling
melakukan tindakan invansive. Dari hasil dengan validitas data
wawancara singkat kepada Penanggung menggunakantekniktriangulasi. Informan
Jawab K3 pada tahun 2018 dari 50 tenaga utama dalam penelitian ini terdiri
kesehatan diketahui 50% pernah dariPenanggung jawab Tim Tanggap
mengalami tertusuk jarum suntik pada saat Darurat, Penanggung jawab Pelayanan
bekerja dan sebanyak 8% petugas Kesehatan Kerja, Penanggung jawab
kesehatan diperkirakan sakit akibat kerja. Pengelolaan Limbah B3, Penanggung
Puskesmas X telah terakreditasi madya jawab Promosi Kesehatan, Ketua Tim
dengan sudah memenuhi kriteria indikator PMKP.
akreditasi puskesmas tingkat madya pada Informan triangulasi terdiri dari
tahun 2017 dan sedang mempersiapkan Kepala Puskemas yang berperan dalam
untuk akreditasi paripurna pada November pembuatan kebijakan dan keputusan di
2019. Puskesmas serta Penanggung Jawab
Indikator Keberhasilan K3 yang Pelaksanaan K3 di Puskesmas X. Metode
diatur didalam Pedoman K3 Puskesmas pengolahan data dilakukan dengan teknik
Kementerian Keseshatan RI tahun 2011 transkripping, koding, reduksi, penyajian
merupakan pedoman dalam melaksanakan data dan penarikan kesimpulan.
K3 di Puskesmas. Didalamnya terdapat 10
Indikator dalam melaksanakan K3 di HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas. 10 indikator tersebut meliputi Komitmen dan Kebijakan Puskesmas
Komitmen dan Kebijakan Kepala Komitmen pelaksanaan K3 di
Puskesmas, Adanya SK Kepala Puskesmas diwujudkan dalam bentuk
Puskesmas Pelaksanaan K3 Puskesmas, penanadatanganan kesepakatan oleh
Dokumen Tertulis Rencana K3 Dalam seluruh pegawai Puskesmas setelah
Bentuk Rencana Kerja Tahunan, Adanya dilakukannya sosialisasi oleh Kepala
Dukungan Sumber Daya, Tingkat Puskesmas. Dalam pelaksanaan K3 di
Kepatuhan Pelaksanaan K3, Pembudayaan Fasyankes harus ada komitmen dari
K3 melalui pemanfaatan SOP, pimpinan tertinggi Fasyankes yang
Pengelolaan Limbah Angka Kecelakaan dituangkan dalam kebijakan tertulis dan
Kerja, Angka Penyakit Akibat Kerja ditandatangani oleh pimpinan
3,4,5,20,21
(PAK), Pelayanan Kesehatan Kerja dan tersebut.
Tanggap Darurat.3Dalam pelaksanaannya Berdasarkan hasil wawancara
di Puskemas Wiradesa telah menerapkan mendalam menyatakan bahwa komitmen
Indikator tersebut akan tetapi terdapat sudah dibuktikan dengan adanya SK Tim
beberapa indikator yang belum diterapkan. Pelaksanaan K3 meskipun belum adanya

99
penandatangan bahwa Puskesmas telah penyelenggaraan K3 di Fasyankes dengan
berkomitem K3 dan tidak adanya sasaran yang jelas dan terukur.
kebijakan tertulis K3 di Puskesmas X. Penyusunan perencanaan harus
Pernyataan informan utama tersebut sesuai memperhatikan peraturan perundang-
dengan pernyataan yang disampaikan oleh undangan, kondisi yang ada, dan
informan triangulas. Hal tersebut juga berdasarkan hasil identifikasi risiko. 4,7,22,23
sesuai dengan hasil observasi yang telah Berdasarkan hasil wawancara
dilakukan, yaitu tidak adanya tanda tangan mendalam menyatakan bahwa sudah
komitmen terhadap K3 melainkan adanya rencana kerja Tim K3 yang
komitmen terhadap keselamatan pasien, disusun berdasarkan kebutuhan dan
mutu dan kinerja dan tidak ditemukan rencana kerja wajib. Pernyataan seluruh
adanya kebijakan K3. Belum sesuainya informan utama tersebut sesuai dengan
komitmen dan kebijakan K3 dengan pernyataan yang disampaikan oleh
peraturan Peraturan Menteri Kesehatan No informan triangulasi. Berdasarkan hasil
52 Tahun 2018 Tentang K3 di Fasilitas observasi terdapat adanya rencana kerja
Kesehatan.4 K3 yang telah disetujui oleh Kepala
Puskesmas terdapat beberapa hal yang
SK Kepala Puskesmas tentang belum sesuai dengan Peraturan Menteri
Pelaksanaan K3 Puskesmas Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang K3
Surat Keputusan Kepala Puskesmas di Fasilitas Kesehatan, yaitu rencana kerja
yang dibuat tentang Pelaksanaan K3 K3 yang disusun tidak berdasarkan resiko
Puskesmas, Tim Pelaksana K3 dan Tugas yang ada atau hasil dari identifikasi resiko
dan Fungsi Tim. Tim K3 di Fasyankes melainkan berdasar kegiatan wajib dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan hanya rencana kerja tambahan apabila
Pimpinan Fasyankes yang memuat dibutuhkan.4
susunan organisasi, uraian tugas, dan
tanggung jawab. 4,7 Dukungan Sumber Daya
Berdasarkan hasil wawancara Sumber daya menunjang atas
mendalam menyatakan bahwa SK Tim keberhasilan implementasi K3 yang
Pelaksanaan K3 Puskesmas sudah ada dan dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
sudah disahkan sejak awal tahun 2019. yaitu suatu keterampilan dan keahlian
Didalam SK sudah tercantum nama khusus yang harus dimiliki oleh tenaga
anggota yang menjadi Tim K3 beserta kerja guna bisa melaksanakan
tupoksinya Pernyataan informan utama pekerjaannya dengan baik. Sumber daya
tersebut sesuai dengan pernyataan manusia harus memiliki keterampilan dan
informan triangulasi. Berdasarkan hasil keahlian khusus perlu dilakukannya
observasi terdapat adanya SK Kepala pelatihan atau peningkatan kompetensi di
Puskesmas tentang Kelompok Kerja bidang K3 agar mampu meningkatkan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang keterampilan tentang pelaksanaan K3 di
telah disahkan pada awal tahun 2019 oleh Puskesmas. Terdapat hal terpenting
Kepala Puskesmas. Hal tersebut sudah lainnya adalah sumber dana yang tersedia
sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri dalam menjalankan program K3.4,8,9
Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang K3 Berdasarkan hasil wawancara
di Fasilitas Kesehatan.4 mendalam menyataka bahwa sudah
adanya SDM yang berkompeten dibidang
Dokumen Tertulis Rencana K3 Dalam K3 dan hanya terdapat satu orang. Sudah
Bentuk Rencana Kerja Tahunan dilaksanakannya pelatihan terkait K3
Fasyankes harus membuat seperti pelatihan pelatihan workshop
perencanaan K3 di Fasyankes yang efektif manajemen resiko, insiden keselamatan
agar tercapai keberhasilan pasien, pencegahan infeksi, pelatihan

100
APAR, pelatihan triage dan pelatihan kesehatan meningkat sehingga penerapan
simulasi keadaan darurat. Sudah adanya SOP dapat berjalan. Beberapa program
anggaran dana untuk program K3 dengan untuk mengkomunikasikan K3 yang telah
anggaran dana yang diberikan hanya dilakukan diantaranya adalah dengan
berdasar kebutuhan program K3. adanya safety talk pada saat akan bekerja
Pernyataan seluruh informan utama dan pergantian shift, adanya poster-poster
tersebut sesuai dengan pernyataan yang K3, pertemuan bulanan P2K3, sosialisasi
disampaikan oleh informan triangulasi. SOP K3, banner K3, buku saku patient
Hal tersebut sudah sesuai dengan safety.4,11,12,13
peraturan Peraturan Menteri Kesehatan No Berdasarkan hasil wawancara
52 Tahun 2018 Tentang K3 di Fasilitas mendalam menyatakan bahwa sosialisasi
Kesehatan. 4 SOP dilakukan pada saat rapat dan belum
adanya jadwal yang terstruktur terkait
sosialisasi. Pernyataan seluruh informan
utama tersebut sesuai dengan pernyataan
Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan K3 yang disampaikan oleh informan
Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan triangulasi. Berdasarkan hasil observasi
harus melaksanakan PPI di Fasilitas belum adanya bentuk sosialisasi berupa
Pelayanan melalui pembentukan Komite poster promosi K3 dan poster penggunaan
atau Tim PPI. PPI dilaksanakan melalui APD, hanya terdapat beberapa poster
penerapan prinsip kewaspadaan standar. promosi kesehatan. Berdasar hal tersebut
Prinsip utama standard menurut Peraturan Menteri Kesehatan No
precaution/kewaspadaan antara lain yaitu 52 Tahun 2018 Tentang K3 di Fasilitas
cuci tangan, pemakaian apd, pengelolaan Kesehatan belum sesuai karena pada poin
jarum dan benda tajam, pengelolaan tugas dari tim K3 menyebutkan bahwa
limbah medis dan non medis. 4,10 tugas dari Tim K3 adalah membantu
Berdasarkan hasil wawancara pimpinan Fasyankes menyelenggarakan
mendalam menyatakan bahwa sudah promosi.4
terbentuknya Tim PPI. Terkait SOP
standard precaution belum adanya SOP Pengelolaan Limbah
mencuci tangan. Terkait Pengelolaan limbah B3 secara aman
rewardandpunishment belum adanya dan sehat wajib dilakukan oleh Fasyankes
pemberian penghargaan (reward) dan sesuai standar dan peraturan yang ada.
sudah adanya punishmet. Pernyataan Pengelolaan limbah B3 dalam aspek K3
seluruh informan utama tersebut sesuai Fasyankes harus memastikan pelaksaan
dengan pernyataan yang disampaikan oleh pengelolaan menjamin keselamatan dan
informan triangulasi. Berdasarkan hasil kesehatan kerja SDM. 4,14
observasi sudah adanya susunan organisai Berdasarkan hasil wawancara
dan SK penunjukan Tim PPI. Adanya Tim mendalam menyatakan bahwa pengelolaan
PPI sudah sesuai dengan peraturan. 32 limbah B3 khususnya limbah medis padat
Belum adanya SOP mencuci tangan dan menggunakan Pihak ke-3 sedangkan
pemberian reward belum sepenuhnya limbah medis cair dan domestik mampu di
sesuai dengan Peraturan Menteri kelola sendiri. Sudah adanya SOP
Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang K3 penyimpanan limbah B3, lembar data
di Fasilitas Kesehatan.4 keselamatan, sarana keselamatan dan
APD. Berdasarkan hasil observasi sudah
Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan adanya lembar perjanjian dengan pihak
SOP ketiga, SOP limbah B3, sarana
Sosialisasi penting untuk dilakukan keselamatan dan APD. Hal tersebut sudah
secara berkala agar pemahaman petugsas sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri

101
Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang K3 Pelayanan Kesehatan Kerja dan
di Fasilitas Kesehatan. 4 Tanggap Darurat
Pelayanan kesehatan kerja terdiri
Pelaporan Kecelakaan Kerja atas pemeriksaan kesehatan sebelum
Fasyankes wajib melakukan bekerja, berkala dan khusus untuk petugas
pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan yang paling berisiko di
K3 Fasyankes secara secara periodik. Puskesmas. Selain pelayanan kesehatan
Pencatatan dan pelaporan secara semester kerja terdapat hal terpenting juga yaitu
meliputi kasus yang berhubungan dengan terkait tanggap darurat bencana antaranya
kejadian keselamatan dan kesehatan pembentukan panitia, pembuatan standar
kerja.4,15,16 operasional prosedur (SOP) tanggap
Berdasarkan hasil wawancara darurat, pemenuhan fasilitas dan pelatihan
mendalam menyatakan bahwa sudah mengenai kebakaran. 14,18,19,24-26
adanya SOP apabila terjadi kecelakaan Berdasarkan hasil wawancara
kerja didalamnya memuat alur pelaporan mendalam menyatakan bahwa sudah
dan tindak lanjut pelaporan. Berdasarkan adanya pemeriksaan kesehatan awal bagi
hasil observasi tedapat SOP pelaporan petugas baru bekerja, pemeriksaan
kecelakaan kerja dan dokumen analisa dan kesehatan berkala dan pemeriksaan
tindak lanjut monitoring kecelakaan kerja. kesehatan khusus. sudah adanya Tim
Hal tersebut sudah sesuai dengan Tanggap Darurat atau Tim Red Code
peraturan Peraturan Menteri Kesehatan No dengan petugas yang sudah terlatih. Hanya
52 Tahun 2018 Tentang K3 di Fasilitas terdapat prosedur evakuasi yang telah
Kesehatan. 4 dipasang berdampingan dengan jadwal
petugas red code. sudah pernah
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja dilakukannya simulasi keadaan darurat
(PAK) yang dilakukan bersama dengan Badan
Penyakit Akibat Kerja adalah Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan Sudah dilakukannya mapping bahaya
dan lingkungan kerja. Diagnosis menderita lingkungan kerja dengan cara melakukan
Penyakit Akibat Kerja berdasarkan surat pengukuran lingkungan kerja di setiap
keterangan dokter merupakan diagnosis ruangan. Berdasarkan hasil observasi
jenis Penyakit Akibat Kerja yang sudah sesuai dengan pernyataan seluruh
dilakukan oleh dokter atau dokter spesialis informan. Hal tersebut sudah sesuai
yang berkompeten di bidang kesehatan dengan peraturan Peraturan Menteri
kerja. Penyakit yang telah didiagnosis Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang K3
sebagai Penyakit Akibat Kerja dilakukan di Fasilitas Kesehatan. 4
pencatatan dan pelaporan.17
Berdasarkan hasil wawancara KESIMPULAN
mendalam menyatakan bahwa belum Puskesmas X merupakan tempat
adanya pelaporan PAK karena penjelasan pelayanan kesehatan yang sudah memiliki
mengenai alur pelaporan dan tindak lanjut komitmen K3 yang dibuktikan dengan
pelaporan ada didalam SOP Pelayanan ketersediaan SK Kepala Puskesmas
Kesehatan. Berdasarkan hasil observasi tentang pelaksanaan K3 puskesmas serta
tedapat SOP Pelayanan Kesehatan yang di SK Tim Pelaksanaan K3, tersedia sumber
dalamnya terdapat alur pelaporan apabila daya manusia yang kompeten dan
terindikasi dakit akibat kerja Hal tersebut didukungn dengan adanya pelatihan dan
sudah sesuai dengan peraturan Peraturan alokasi dana, tersedia Tim PPI dan SOP
Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tingkat Kepatuhan Kewaspadaan Standar,
Tentang K3 di Fasilitas Kesehatan. 4 tersedia pengelolaan limbah B3 yang
dilakukan oleh pihak ketiga, tersedia SOP

102
dan APD terkait pengelolaan limbah, Pemalang. JKM (e-Journal).
tersedia SOP pelaporan kecelakaan kerja, 2014;2(1):35-41.
pelaporan penyakit akibat kerja serta 6. Suhadi, Rais MK. Perencanaan
tersedia Tim Tanggap Darurat atau Tim Puskesmas. Jakarta Timur: Buku
Red Code. Namun masih terdapat Kesehatan; 2015.
beberapa kendala terkait pelaksanaan K3 7. Husein Umar. 2009. Rencana
di Puskesmas X antara lain rencana kerja Kerja Perusahaan Yang Baik. Jakarta:
tahunan belum disusun berdasarkan hasil Rajawali
identifikasi risiko dan belum dilakukan 8. L M, Kurniawidjaja. Teori dan
sosialisasi SOP dalam membudayakan K3. Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI
Press; 2012.
UCAPAN TERIMA KASIH 9. Bangun, Wilson. 2013.
”Manajemen Sumber Daya Manusia”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jakarta : Erlangga.
Puskesmas lokasi penelitian serta Dinas 10. Peraturan Menteri Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Pekalongan atas ijin Nomor 27 Tahun 2017 tentang
yang diberikan untuk melaksanakan Pedoman Pencegahan dan
penelitian. Penulis juga mengucapkan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
terima kasih kepada seluruh responden Pelayanan Kesahatan.
yang bersedia berpartisipasi pada 11. Destari, Nurhuda, Baju W dan
penelitian. Ida W. Analisis Implementasi
Promosi K3 Dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT
DAFTAR PUSTAKA X (Proyek Pembangunan Gedung Y
Semarang). JKM(e-Journal).
1. Wijayanti R, et al.
2017;5(1):397–404.
Identification, risk assesment and 12. Sari, Reny Yulita, dkk.
determining control in Gambirsari
Pengaruh Sosialisasi Sop Apd Dengan
public health center Surakarta. Perilaku Perawat Dalam Penggunaan
Indones J Med Sci. 2017;4(2):150–6.
Apd (Handscoon, Masker, Gown) Di
2. Saputra N, Saputri WC. Rsud Dr. H. Soewondo. Jurnal
Analysis Of Management Prevention
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
And Fight Fire At The Health Center 2014.
Of Cipayung East Jakarta. J Kesehat
13. Gibson JL, Ivancevich JM,
Masy. 2018;8(1):18–26. Konopaske R. Organizations:
3. Kementerian Kesehatan RI.
Behavior, Structure, Processes. 14
Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA. edition. Dubuque, IA: McGraw-Hill
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan
Education; 2011. 640 p.
Kerja Puskesmas. 14. Triwibowo C, Erlisya M.
Jakarta:Kementerian Kesehatan
Kesehatan Lingkungan dan K3.
RI;2011. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No 52 Tahun 2018 tentang No 1998 Tata Cara Pelaporan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Pemeriksaan Kecelakaan.
Fasilitas Kesehatan. 16. Mentang, Marisca Imaculata
5. Ivana, Azza, Baju W dan Siswi
Firani. Evaluasi Penerapan Sistem
J. Analisa Komitmen Manajemen Manajemen K3 Pada Peningkatan
Rumah Sakit (RS) Terhadap
Fasilitas PT. Trakindo Utama
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Balikpapan. Jurnal Sipil Statik.
(K3) Pada RS Prima Medika
2013;1(5):318-327.

103
17. Peraturan Presiden RI Nomor 7
Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja.
18. Maharja, Rizky. Analisis
Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan
Beban Kerja Fisik Perawat Di
Instalasi Rawat Inap Rsu Haji
Surabaya. The Indonesian Journal Of
Occupational Safety And Health.
2015;4(1):93-102.
19. Arrazy, Sy afran, dkk.
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Kebakaran Di Rumah
Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi
Rawas JIKM. 2014;5(2):105-111.
20. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
21. Efendi S. Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2015
22. Adisasmito W. Sistem
Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada; 2014
23. Adisaputro, Gunawan, 2010,
Manajemen Pemasaran (Analisis
Untuk Perancangan Strategi
Pemasaran), Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta
24. Efendi, F. dan Makhfudli.
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika; 2009.
25. Jeyaratnam J. Buku Ajar Praktik
Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.
26. Hepiman, Fison. Rancangan dan
Tanggap Darurat Terhadap Bahaya
Kebakaran di Rumah Sakit dr. Ernaldi
Bahar Palembang, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.2009.

104

Anda mungkin juga menyukai