Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN ANAK (P2K2 I)

ANALISA JURNAL PICOT


PENERAPAN KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN HIPERTERMIA
PADA ANAK DENGAN DEMAM TYPOID
PADA STASE KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM TYPHOID

Disusun oleh : Kelompok I

Fazila Nur Rahmadani 19.20.3030


M. Ismul Fajar 20.20.20048
Rizky Maharani 19.20.3025
Siti Fatimah 19.20.3035
Siti Norkhalisa 19.20.3007

Dosen Pembimbing : Agustina Lestari, Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
ANALISA JURNAL PICOT

1. Judul Jurnal
Penerapan Kompres Hangat Untuk Menurunkan Hipertermia Pada Anak
Dengan Demam Typoid

2. Latar Belakang Masalah


Hipertermia adalah suhu tubuh di atas batas normal. Menurut Alimul (2016)
hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang di tandai
adanya suhu tubuh meningkat, kulit kemerahan, takikardia, takipnea, kulit terasa
hangat, adanya konvulsi yang di sebabkan oleh : adanya penurunan perspirasi,
dehidrasi, pemajanan lingkungan yang panas, adanya penyakit, peningkatan
kecepatan metabolisme, aktivitas berlebihan, dan tindakan pengobatan, dan lain-
lain.
Hipertermia merupakan suhu inti tubuh diatas kisaran normal diatas 37,0oC
karena kegagalan termoregulasi. Demam tifoid menyerang penduduk disemua
negara. Demam tifoid banyak ditemukan di negara berkembang dimana hygine
pribadi dan sanitasi lingkungan kurang baik.
Menurut RISKESDA (2010) dalam Masriadi (2014) besarnya angka pasti
kasus demam typoid di dunia sangat sulit ditentukan penyakit ini dikenal
mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang luas. Data WHO tahun 2003
memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam typoid di seluruh dunia dengan
insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2009 menyebutkan bahwa demam tifoid atau paratifoid menempati uruntan
ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien

3. Tujuan Penelitian
Tujuan studi kasus ini penerapan terapi kompres hangat untuk menurunkan
hipertermia pada anak demam typoid.
4. Metodelogi Penelitian
Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus dan menggunakan bentuk rencana “one group pretest posttest”. Studi kasus ini
menggunakan metode observasi suhu tubuh dengan menggunakan terapi kompres
hangat diberikan kepada 2 responden yaitu An V dan An S.
Dalam pemberian terapi kompres hangat untuk 2 responden tersebut dilakukan
dengan cara yang sama yaitu melakukan terapi kompres hangat pasien diukur suhu
tubuhnya dahulu, setelah itu di lakukan terapi kompres hangat dan kemudian diukur
suhu tubuhnya lagi.

5. Hasil Penelitian
Hasil penerapan terapi kompres hangat bahwa dapat menurunkan suhu tubuh
pada anak demam typoid yang mengalami hipertermia baik pada pasien I dan II.
Karena sebelum terapi kompres hangat dicek suhu tubuh anak terlebih dahulu, dan
anak mengalami hipertermia.
Adapun pasien I sebelumnya 38,8°C dan selama 3 hari 37,9°C dan nilai rata-
rata penurunan suhu tubuhnya 0,4°C. Sedangkan pada pasien II dengan suhu tubuh
sebelumnya 38,5°C dan selama 3 hari menjadi 37,8°C dengan rata-rata penurunan
suhu tubuhnya 0,3°C. Hal ini ada penurunan yang berbeda yaitu 0,1°C. Hasil studi
kasus ini terapi kompres hangat pada pasien demam typoid mengalami rata-rata
menurunan suhu tubuh pasien I 0,4°C dan pasien II 0,3°C.

6. Analisa Pembahasan

Dalam pembahasan jurnal mendeskrisikan mengenai terapi dan tindakan


keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan demam atau suhu tubuh. Studi
kasus ini dilatarbelakangi dengan asuhan keperawatan pengkajian terhadap 2
responden yang mengalami hipertemia akibat demam typoid melalui metode berupa
observasi suhu tubuh dengan menggunakan terapi kompres hangat yang dilakukan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yaitu demam typoid.

Fokus penelitian dalam jurnal ini untuk mengevaluasi dari terapi kompres
hangat yang telah diberikan berdasarkan tindakan keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan yang dapat dijadikan tolak ukur bahwa dengan melakukan
terapi kompres hangat pada kasus hipertermia berpengaruh dalam menurunkan suhu
tubuh nya dengan melihat hasil dari tindakan yang menunjukkan penurunan atau
perubahan suhu rata rata 0,3-0,40C dalam 15 menit melakukan kompres hangat.

Dalam pembahasan didapatkan responden bahwa memiliki perbedaan


penurunan suhu tubuh, hal ini karena faktor yaitu dari data subyektif yang
menyatakan bahwa demam pada kedua responden tersebut dimulai sejak 3 hari dan
2 hari yang lalu oleh karena itu imun tubuh ke dua pasien berbeda.

7. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1) Terdapat manfaat dan pengaruh dari penerapan kompres hangat untuk
menurunkan hipertermia pada pasien Demam Typoid dilihat dari 2
responden tersebut berpengaruh menurunkan suhu tubuh pada pasien
demam typoid dengan menggunakan terapi kompres hangat.
2) Dengan dilakukannya tindakan keperawatan seperti mengobservasi tanda-
tanda vital, melakukan kompres hangat dan menganjurkan pasien minum
air putih didapatkan hasil An V awalnya suhu tubuh 37,9°C menjadi 37,6°C
sedangkan An S awalnya suhu tubuh 38,1°C menjadi 37,8°C.
b. Saran
1) Untuk lebih meningkatkan keefektifan penerapan kompres hangat pada
hipertemia bisa di iringi dengan pemberian obat antipiretik seperti
paracetamol.
2) Memberikan penyampaian bahwa terapi kompres hangat pada hipertermia
dengan demam typoid dapat dilakukan di daerah aksila. Teknik pemberian
kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif terhadap penurunan suhu
tubuh di bandingkan dengan teknik pemberian kompres hangat pada dahi,
karena banyak pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar keringat.
8. Analisis PICOT
Metode Ada / Tidak ada Keterangan

P (Problem) : Ada Dalam penelitian ini


terdapat 2 responden yaitu
pasien I An V dan Pasien
II An S.

Pasien I An V seorang
anak berumur 5 tahun,
jenis kelamin perempuan,
agama islam, alamat
semarang di bawa ke
RSUD Dr. Adhyatma,
MPH Semarang dan di
rawat inap di bangsal
Amarilis 2 dengan kulit
pasien teraba hangat, akral
pasien hangat, mukosa
bibir kering, kulit tampak
kering dan kemerahan,
suhu tubuh pasien 38,7°C.

Pasien II An S seorang
anak berumur 5 tahun,
jenis kelamin laki-laki,
beragama islam, alamat
Cangkiran di bawa ke
RSUD Dr. Adhyatma
Semarang dan di rawat
inap di bangsal Amarilis 2
dengan kulit pasien teraba
hangat, akral pasien
hangat, mukosa bibir
kering, kulit tampak kering
dan kemerahan, suhu
tubuh pasien 38,5°C.

I (Intervensi) : Ada Studi kasus ini


menggunakan metode
observasi suhu tubuh
dengan menggunakan
terapi kompres hangat
diberikan kepada 2
responden yaitu An V dan
An S. Dalam pemberian
terapi kompres hangat
untuk 2 responden tersebut
dilakukan dengan cara
yang sama yaitu
melakukan terapi kompres
hangat pasien diukur suhu
tubuhnya dahulu, setelah
itu di lakukan terapi
kompres hangat dan
kemudian diukur suhu
tubuhnya lagi.

Tindakan keperawatan
yang dilakukan
mengobservasi tanda-tanda
vital, melakukan kompres
hangat, menganjurkan
pasien minum air putih.

Penurunan suhu tubuh


dengan terapi kompres
hangat sebelum di berikan
antipiretik kurang efektif
penurunan suhu tubuhnya.
Sebaiknya di lakukan
terapi kompres hangat
pada pasien demam typoid
setelah atau seiringan
dengan di berikan
antipiretik.

C (Compare) : Ada Bahwa penerapan terapi


kompres hangat dapat
menurunkan suhu tubuh
pada anak demam typoid
yang mengalami
hipertermia baik pada
pasien I dan II. Karena
sebelum terapi kompres
hangat dicek suhu tubuh
anak terlebih dahulu, dan
anak mengalami
hipertermia. Adapun
pasien I sebelumnya
38,8°C dan selama 3 hari
37,9°C dan nilai rata-rata
penurunan suhu tubuhnya
0,4°C. Sedangkan pada
pasien II dengan suhu
tubuh sebelumnya 38,5°C
dan selama 3 hari menjadi
37,8°C dengan rata-rata
penurunan suhu tubuhnya
0,3°C. Hal ini ada
penurunan yang berbeda
yaitu 0,1°C

O (Outcome) : Ada Hasil evaluasi didapatkan


bahwa penerapan terapi
kompres hangat dapat
menurunkan suhu tubuh
pada anak demam typoid
yang mengalami
hipertermia baik pada
pasien I dan II. Karena
sebelum terapi kompres
hangat dicek suhu tubuh
anak terlebih dahulu, dan
anak mengalami
hipertermia. Hasil studi
kasus ini terapi kompres
hangat pada pasien demam
typoid mengalami rata-rata
menurunan suhu tubuh
pasien I 0,4°C dan pasien
II 0,3°C.

T (Time) : Ada 31 Desember 2018 di


RSUD Dr. Adhyatma
Semarang dan rawat inap
di bangsal Amarilis 2

9. Kelebihan
a. Jurnal memamaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan
hingga kesimpulan.
b. Intervensi keperawatan yang diteliti merupakan intervensi yang mudah
dilakukan, mudah dipelajari, tidak membahayakan, sehingga dapat
diaplikasikan dengan mudah.
c. Intervensi yang dilakukan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
pelaksanaannya
d. Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan pembuatan penulisan jurnal
e. Isi jurnal juga dicantumkan beberapa penelitian para ahli.

10. Kekurangan
Responden penelitian yang digunakan dalam jumlah yang minim yaitu 2
responden sehingga kurang memperkuat hasil dari penelitian.

11. Analisis / justifikasi kronologis (keterkaitan antar konsep atau variabel dalam
sebuah penelitian)
Kompres hangat merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh, kompres
hangat sangat efektif untuk menurunkan suhu tubuh yang dilakukan pada aksila.
Menurut Irwanti (2015) dalam penelitiannya rata rata derajat penurunaan suhu tubuh
sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat pada daerah aksila sebesar 0,247°C.
Rata rata derajat penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres air
hangat pada daerah sebesar 0.111°C.
Kompres hangat dapat juga dilakukan pada bagian dahi atau temporal lobe dan
abdomen yang dapat menurunkan suhu tubuh. Menurut penelitian Yunus & Uly
(2018) menunjukan hasil perbedaan reaksi penurunan suhu tubuh yang pada klien
thypoid yang dilakukan kompres pada area temporal lobe terdapat penurunan suhu
1.08oC dan kompres yang dilakukan di area abdominal terdapat penurunan suhu
0,48oC.
Dengan pemberian kompres hangat yang dilakukan sesuai dengan prosedur
tindakan benar dinyatakan dapat menurunkan suhu tubuh hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian Wardiyah, Setiawati, Setiawan (2016) didapatkan hasil rata rata
penurunan suhu tubuh setelah pemberian kompres hangat sebesar 0,5oC berdasarkan
prosedur tindakan.
Kompres hangat yang di gunakan untuk menurunkan suhu tubuh pasien
dengan demam thypoid dapat dilakukan kompres pada abdomen, hal ini efektif
untuk menurunkan suhu tubuh yang di perkuat dengan hasil penelitian menurut Eka
(2016), dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dari 20 responden terdapat
19 responden yang mengalami penurunan suhu tubuh dengan nilai mean penurunan
adalah 0,8 yang artinya terdapat perubahan penurunan suhu tubuh pemberian
kompres hangat abdomen pada pasien demam thypoid. Sehingga dapat disimpulkan
metode kompres hangat efektif dalam menurunkan demam pada tubuh.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2008) yang menyatakan
kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi, hasil
penelitiannya menunjukkan kompres hangat telah diketahui dapat menurunkan suhu
tubuh anak yang mengalami panas tinggi di Rumah Sakit karena menderita berbagai
penyakit infeksi. Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
menjadi hangat sehingga suhu akan menginterprestasikan bahwa suhu diluaran
cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh. Hasil dari tindakan yang menunjukkan
penurunan atau perubahan suhu rata rata 0,3-0,40C dalam 15 menit melakukan
kompres hangat.

12. Manfaat dan Saran


Kompres hangat telah diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam
menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami panas tinggi di Rumah Sakit karena
menderita berbagai penyakit infeksi. Dengan kompres hangat menyebabkan suhu
tubuh diluaran akan menjadi hangat sehingga suhu akan menginterprestasikan
bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol
pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu
diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan memahami
vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran
panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh.
Saran nya adalah agar lebih meningkatkan keefektifan penerapan kompres
hangat pada hipertemia bisa di iringi dengan pemberian obat antipiretik seperti
paracetamol. Memberikan penyampaian bahwa terapi kompres hangat pada
hipertermia dengan demam typoid dapat dilakukan di daerah aksila. Teknik
pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif terhadap penurunan suhu
tubuh di bandingkan dengan teknik pemberian kompres hangat pada dahi, karena
banyak pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar keringat.

13. Implikasi Keperawatan


Kompres hangat merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh.
Pemberian kompres hangat pada aksila (ketiak) lebih efektif karena pada daerah
tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar
keringat.
Dalam keperawatan penerapan kompres hangat ini dilakukan berdasarkan
tindakan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan yang dapat dijadikan tolak
ukur bahwa dengan melakukan terapi kompres hangat pada kasus hipertermia
berpengaruh efektif dalam menurunkan suhu tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Eka.(2016). Perubahan Suhu Tubuh Dengan Metode Kompres Hangat Pada Dinding
Abdomen Pasien Thypoid Di Rsi Siti Hajar Sidoarjo

Irwanti, W. (2015). Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo.
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Vol 3. http://ejournal.almaata.ac.id/index.
php/JNKI/article/view/93., diakses pada tanggal 31 Oktober 2018, Jam 13.26
WIB.

Masriadi. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: Rajawali Pres.

Purwanti, S. (2008). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada
Pasien Anak Hipertermia Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Vol 1 http://journals.ums.ac.id/index.php/ BIK/article/view/3741., diakses pada
tanggal 31 Oktober 2018, Jam 14.24 WIB

Wardiyah, Setiawati & Setiawan. (2016). Perbandingan efektifitas pemberian kompres


hangat dan tepidsponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami
demam di RSUD dr.H. Abdul moeloek provinsi lampung. Jurnal Ilmu
Keperawatan Vol 4 No. 1 Mei 2016. Diakses tanggal 25 juni 2020.

Yunus, Uly. (2018). Tindakan kompres hangat pada temporal lobe dan abdomen
terhadap reaksi suhu tubuh pasien dengan thypoid fever. Jurnal Skolastik
Keperawatan Vol 4 No. 1 Januari- Juni 2018. Diakses tanggal 25 juni 2020

Anda mungkin juga menyukai