Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D. Pelatihan pemeran
1. Latihan teknik muncul : teknik muncul (the tectique of entrance)
menurut rendra dalam buku tentang bermain drama (1985, hlm.12)
adalah suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk
pertama kali memasuki sebuah pentas lakon.
Teknik muncul ialah cara pemain memunculkan diri pada saat
tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu drama babak, atau
adegan. Pemunculan tersebut memberi kesan pada para penonton
sesuai peran yang dimainkan. Jika memerankan seorang ustadz, dia
harus memperlihat diri sebagaimana layaknya ustadz, berpakaian
muslim dengan tutur kata yang lemah lembut sesuai dan prilaku
kelihatan sopan dan santun kepada siapa pun.
2. Latihan teknik memberi isi : teknik untuk memberi isi pengucapan
dialog-dialog untuk menonjolkan emosi dan pikiran-pikiran yang
terkandung dalam dialog tersebut.
Contoh teknik ini : Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan
makna tertentu melalui tempo, nada, dinamik, misalnya :
DIA sangat baik padaku (bukan saya atau mereka)
Dia SANGAT baik padaku (bukan kurang atau cukup)
Dia sagat BAIK padaku ( bukan tidak baik )
Dia sangat baik PADAKU (bukan orang lain tapi padaku)
Teknik ini harus terpadu dengan teknik jasmaniah seperti mimik,
sikap, gerak anggota badan lainnya (gestur)
3. Latihan teknik pengembangan
Teknik membuat drama bergerak dinamis menuju klimaks atau
drama tidak datar. Teknik terbagi atas beberapa teknik yang intinya
menyangkut penggunan pengucapan dan jasmaniah.
a. Teknik pengembangan pengucapan: seperti menaikkan volume
suara atau sebaliknya, menaikkan tinggi nada suara atau sebaliknya,
menaikkan kecepatan tempo suara atau sebaliknya
b. Teknik pengembangan jasmaniah, yakni
Menaikkan posisi jasmaniah, dari duduk menjadi berdiri lalu
berjongkok dan seterusnya
Dengan cara memalingkan kepala, tubuh atau seluruh tubuh
Dengan cara berpindah tempat dari kiri ke kanan , dari belakang
ke depan, dan sebagainya
Dengan cara menggerakan anggota badan tanpa berubah tempat
seperti menggerakkan kaki atau jari
Dengan ekspresi wajah (mimik) untuk mencerminkan emosi
tertentu, misalnya mata sendu, muram untuk mengekspresikan
kesedihan dan sebagainya.
4. Teknik membina puncak-puncak : Teknik memina puncak-uncak
adalah teknik yang dilakukan oleh pemeran terhadap jalanannya
pementasan lakon. Teknik ini dilakukan oleh pemeran untuk menuju
klimaks pemain.
5. Latihan Teknik Timing
Teknik ini merupakan ketepatan hubungan antara gerakan
jasmaniah dengan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dalam waktu
yang singkat atau sekejap, misalnya:
a. Bergerak sebelum mengucapkan kata-kata tertentu, seperti
menepuk kepala “aku lupa, maaf!’
b. Bergerak sambil mengucapkan sesuatu seperti menepuk kepala
sambil mengucapkan “Aku lupa, maaf!”
c. Bergerak setelah mengucapkan sesuatu seperti “Aku lupa, maaf!”
lalu menepuk kepala.
6. Latihan teknik improvisasi : merupakan latihan teknik dasar
permainan tanpa ada persiapan atau bersifat spontan. Teknik ini
berguna untuk mengasah kepekaan seorang pemeran untuk mengatasi
suatu masalah yang timbul pada saat pementasaan.
E. Merancang tata pangung
Pengertian tata pentas secara sempit, yaitu benda yang membentuk
suatu larat belakang fisik dan memberi batas lingkungan gerak laku. Dengan
mengacu pada dimensi ini maka dapat ditarik pengertian bahwa Tata Pentas
adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna
menunjang seorang pemeran dalam memainkan lakonnya. Prinsip - prinsip
dalam menata pentas adalah :
Tata rias adalah mengenai tara rias pentas, maka dari itu segala sesuatu
harus ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam
sebuah pementasan suatu lakon. Tata rias yaitu bagaimana cara
menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau
gambaran peran yang hendak dimainkan.
Tugas tata rias, yaitu membantu memberikan dandanan atau perubahan
-perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan
suasana yang sesuai dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi pokok,
atau pula fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok, misalkan tata rias ini
mengubah seorang gadis belia menjadi nenek-nenek atau laki-laki atau pula
sebaliknya. Sebagia fungsi bantuan misalnya seorang gadis muda harus
memainkan peran sebagai gadis muda namun masih membutuhkan sedikit
riasan pada wajah atau rambut dan hal-hal kecil lainnya. Manfaat atau
kegunaan tata rias dalam pementasan.
Merias tubuh sama dengan mengubah hal yang alami menjadi hal yang
berguna, artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat.
Bedanya dengan rias cantik adalah jika rias cantik mengubah yang jelek
menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah merubah hal yang
alami menjadi hal yang dikehendaki.
Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan.
Tata bunyi dapat pula diartikan sebagai mengatur musik, efek bunyi
maupun bunyi-bunyian yang menjadi pendukung terciptanya suasana
sehingga muncullah suasana emosional yang tepat. Tata Bunyi juga
diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih dapat
membayangkan suasana kejadian dalam lakon. Hal-Hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang tata bunnyi yaitu :
Efek dialog,
Efek Bunyi, dan
Efek Musik.
Bunyi pintu, untuk menghasilkan bunyi pintu kita dapat membuat pintu
kecil dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel pintu yang jika
didekatkan dengan mikrofon akan menghasilkan suara pintu yang
sebenarnya.
Bunyi jam, dapat dibuat dengan menggunakan kotak logam dan pensil
atau ballpoint yang digerakkan kekanan dan kekiri.
Bunyi halilintar, dapat dibuat dengan cara menjatuhkan seng atau
memukulnya.
Suara tembakan, dapat dibuat dengan memecahkan balon atau memukul
benda padat dengan keras.
Bunyi pesawat dengan merekan suara pesawat di bandara.