1
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Materi ini disusun dengan tujuan agar para peserta diklat mampu:
1) menjelaskan landasan hukum sistem penjaminan mutu
perguruan tinggi;
2) menjelaskan pengertian dan tujuan penjaminan mutu perguruan
tinggi;
3) menjelaskan proses penjaminan mutu perguruan tinggi secara
internal dan eksternal;
4) mensintesis peran strategis perguruan tinggi dalam menyiapkan
sumber daya manusia (SDM);
5) menganalisis sistem penjaminan mutu dalam aspek proses
pencapaian tujuan perguruan tinggi.
B. Pendahuluan
2
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
(Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities)
dari United Kingdom, dan AACSB (Association to Advance Collegiate of
Schools of Business). Selain akreditasi, pengakuan PT berkualitas juga
ditunjukkan dengan berbagai pemeringkatan, antara lain klaterisasi oleh
Ristekdikti, webometric, 4ICU, ARWU (Academic Ranking World
University), Times Higher Education World University Rankings, dan QS
World University Rankings.
Budaya mutu adalah pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku
berdasarkan standar pendidikan tinggi yang dilaksanakan oleh semua
pemangku kepentingan (internal stakeholders) di perguruan tinggi.
Peningkatan kualitas mutu sehingga tercipta budaya mutu dari pendidikan
tinggi di Indonesia terus dilakukan karena perannya yang strategis dalam
memajukan bangsa.
3
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
SPM Dikti bertujuan untuk menjamin pemenuhan standar
pendidikan tinggi secara sistemik dan berkelanjutan sehingga tumbuh
dan berkembang budaya mutu di setiap perguruan tinggi di Indonesia.
Dengan demikian, implementasi SPM Dikti dengan struktur seperti di atas
harus mampu menjamin pemenuhan standar pendidikan tinggi di
perguruan tinggi secara sistemik dan berkelanjutan.
4
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
BAB II
BAB II MUTU DAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI
Ada dua aspek terkait dengan mutu perguruan tinggi yaitu reputasi
dan rekognisi. Reputasi perguruan tinggi adalah persepsi pihak lain atau
masyarakat tentang institusi tersebut dalam waktu panjang. Reputasi
tidak tumbuh secara instan tetapi dalam waktu panjang dan akan
5
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
ditentukan oleh konsistensi dalam menghasilkan kinerja terbaik.
Perguruan tinggi yang berkualitas akan dikenal memiliki reputasi yang
baik oleh pihak lain.
6
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)
7
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
Standar Nasional Pendidikan Tinggi wajib:
dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional;
dijadikan dasar untuk pemberian izin pendirian perguruan tinggi dan
izin pembukaan program studi;
dijadikan dasar penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan
kurikulum pada program studi;
dijadikan dasar penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
dijadikan dasar pengembangan dan penyelenggaraan sistem
penjaminan mutu internal;
dijadikan dasar penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal
melalui akreditasi.
Berikut garis besar isi standar nasional pendidikan tinggi (SN Dikti).
1). Standar Nasional Pendidikan
8
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
3) Rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib mengacu pada
deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI, dan memiliki
kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
4) Capaian pembelajaran pada aspek sikap merupakan perilaku
benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan
aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan
spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman
kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
5) Capaian pembelajaran pada aspek pengetahuan merupakan
penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bdang ilmu
tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam
proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian
dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
6) Capaian pembelajaran pada aspek keterampilan merupakan
kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan
konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh
selama proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa,
penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
b. Standar Isi Pembelajaran
1) Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat
kedalaman dan keluasan materi pembejaran dengan mengacu
deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.
2) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada profesi,
spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan doktor terapan,
wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada
masyarakat.
9
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
3) Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
4) Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik.
5) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk
setiap program studi.
c. Standar Proses Pembejaran
1) Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan.
2) Standar proses mencakup: a) karakteristik proses; b)
perencanaan proses; pelaksanaan proses, dan beban belajar
mahasiswa.
3) Karakteristik proses terdiri atas sisfat interaktif, holistik, integratif,
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat
pada mahasiswa.
4) Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata
kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS)
atau istilah lain.
5) RPS memuat sekurang-kurangnya capaian pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, waktu pembelajaran, sumber belajar,
penilaian hasil belajar dan daftar referensi yang digunakan.
6) Pelaksanaan proses pembelajaran dapat dalam berbagai bentuk
pembelajaran, seperti: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, dan
praktikum/praktik bengkel serta praktik lapangan.
10
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
d. Standar Penilaian
1) Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
11
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
12
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
standar penilaian penelitian, e) standar peneliti, f) standar sarana dan
prasarana penelitian, g) standar pengelolaan penelitian, dan h) standar
pembiayaan penelitian.
13
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
14
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
d) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi
PkM dalam melaksanakan program PkM;
e) memiliki panduan tentang kriteria pelaksana PkM dengan
mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses PkM;
f) mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui
kerja sama PkM;
g) melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan
spesifikasi sarana dan prasarana PkM; dan
h) menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi PkM dalam
menyelenggarakan program PkM paling sedikit melalui PD Dikti.
15
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
16
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
BAB III
BAB III PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI
17
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
internasional dan cenderung semakin tinggi agar segera dapat mengejar
ketertinggalan dengan PT luar negeri. Saat ini Pemerintah melalui
Kemenristek Dikti telah mengeluarkan Peraturan tentang Standar
Nasional Perguruan Tinggi (SN DIKTI) yaitu Permenristek Dikti No 44
tahun 2015. Pemerintah juga sudah mengeluarkan Perpres nomor 08
tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
harus juga menjadi acuan penjaminan mutu PT.
18
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
standar mutu ideal. Yang perlu diperhatikan adalah tahapan itu harus
disesuaikan dengan kondisi saat ini (base line).
Proses penjaminan mutu adalah proses pembudayaan komunitas
PT untuk memiliki budaya mutu. Budaya dari komunitas prodi atau
institusi biasanya belum kompatibel dengan sistem penjaminan mutu.
Sistem ini memerlukan budaya mutu yang harus ditumbuhkan dalam
komunitas prodi. Pembentukan budaya adalah upaya pembiasaan yang
biasanya memerlukan waktu yang lama. Dengan prinsip pertama
(consistency) dan kedua (continuous improvement) maka prinsip
pembudayaan mutu akan dengan mudah tumbuh dalam komunitas prodi.
Pentahapan dan penjejangan dalam pencapaian standar mutu PT
bukan hanya mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah
saat ini, tetapi PT juga dapat mengacu pada standar mutu internasional
meskipun pemerintah tidak menetapkan. Dengan kata lain pencapaian
standar mutu PT dapat melampaui standar mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Pada dasarnya upaya peningkatan mutu adalah upaya
pembentukan budaya mutu agar dapat keberlanjutan upaya penjaminan
mutu terus dapat dilakukan. Budaya mutu dapat terbangun melalui proses
penjaminan mutu secara internal oleh perguruan tinggi sendiri dan secara
periodik dikendalikan atau diaudit dari institusi independen di luar
perguruan tinggi, agar hasilnya objektif.
19
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
berencana dan berkelanjutan. SPM Dikti terdiri atas 3 (tiga) sub sistem,
yaitu:
1) Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),
2) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) atau Akreditasi, dan
3) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti).
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik
penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara
otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Setiap perguruan tinggi dapat mengembangkan sendiri SPMI antara lain
sesuai dengan latar belakang sejarah, nilai dasar yang menjiwai pendirian
perguruan tinggi itu, jumlah program studi dan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana perguruan tinggi tersebut tanpa campur tangan
pihak lain.
SPMI dilakukan untuk mencapai (a) kepatuhan terhadap kebijakan
akademik, standar akademik, peraturan akademik, dan manual mutu
akademik, (b) kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi sesuai
dengan yang ditetapkan di setiap program studi, (c) kepastian bahwa
setiap mahasiswa memiliki pengalaman belajar sesuai dengan spesifikasi
program studi, dan (d) relevansi program pendidikan dan penelitian
dengan tuntutan masyarakat dan stakeholders lainnya.
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) adalah kegiatan
penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat
pencapaian mutu program studi dan perguruan tinggi.
PD Dikti merupakan kumpulan data penyelenggaraan pendidikan
tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional. PD Dikti
berfungsi sebagai sumber data dan informasi bagi:
20
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
1) LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) dan BAN-PT untuk melakukan
akreditasi program studi dan perguruan tinggi sesuai dengan
kewenangan masing-masing;
2) Pemerintah, untuk melakukan pengaturan, perencanaan,
pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan
koordinasi program studi dan perguruan tinggi; dan
3) Masyarakat, untuk mengetahui kinerja program studi dan perguruan
tinggi
21
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
22
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
B. Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Mekanisme pelaksanaan proses penjaminan mutu perguruan tinggi
dapat dilihat pada Gambar 3.
23
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
1. Penjaminan Mutu Internal
Kegiatan penjaminan mutu perguruan tinggi internal dimaksudkan
untuk menciptakan budaya dan kebiasaan mutu yang dilakukan oleh
perguruan tinggi sendiri (internally driven) dan untuk menjamin
keberlanjutan upaya tersebut (continuous improvement).
SPMI di suatu perguruan tinggi direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. Hal ini
secara eksplisit disebutkan dalam Pasal 3 ayat (2) Permenristekdikti No.
62 Tahun 2016 Tentang SPM Dikti. Secara ringkas, tahapan
implementasi tersebut disajikan pada Gambar 4.
24
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar Dikti.
Hal ini berarti bahwa kelima langkah utama tersebut harus ada dalam
melaksanakan SPMI, bahkan merupakan inti dari SPMI di setiap
perguruan tinggi.
Merujuk pada Gambar 4, perencanaan SPMI merupakan tahap
penetapan standar dalam siklus PPEPP, yang didokumentasikan
menjadi 4 dokumen SPMI. Diawali dengan penetapan dokumen kebijakan
yakni dokumen tertulis yang berisi uraian secara garis besar tentang
bagaimana suatu Perguruan Tinggi memahami, merancang dan
mengimplementasikan SPMI Perguruan Tinggi dalam penyelenggaraan
pendidikan tinggi, sehingga terwujud budaya mutu pada Perguruan Tinggi
tersebut. Dokumen ini bermanfaat untuk:
a) menjelaskan kepada para pemangku kepentingan PT (internal
dan eksternal) tentang SPMI PT yang bersangkutan secara
ringkas, padat, namun utuh dan menyeluruh;
b) menjadi dasar atau “payung” bagi pelaksanaan SPMI PT secara
sistemik dan terstruktur;
c) membuktikan bahwa PT telah memiliki dan mengimplemen-
tasikan SPMI sebagaimana diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan
25
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
manual penetapan standar, manual pelaksanaan standar, manual
pengendalian pelaksanaan standar dan manual peningkatan standar.
Dokumen ketiga adalah dokumen standar mutu, yang meliputi SN
Dikti yang ditetapkan oleh permenristekdikti dan standar pendidikan tinggi
melampaui SN Dikti yang ditetapkan oleh Perguruan tinggi. Standar Dikti
yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi yang harus ‘melampaui’ SN Dikti
ditentukan oleh Visi Perguruan Tinggi. Pengertian ‘melampaui’ atau
‘dilampaui’ meliputi dua hal, yaitu:
a. melebihi atau dilebihi secara ‘kuantitatif’, dan/atau
b. melebihi atau dilebihi secara ‘kualitatif’.
Kedua jenis standar diturunkan menjadi standar-standar turunan yakni
standar-standar yang ditetapkan secara lebih spesifik pada level yang
lebih rendah untuk menjamin terpenuhinya standar induk pada level yang
lebih tinggi (lebih luas).
Perguruan tinggi dalam menetapkan Standar mutu hendaknya
memperhatikan pedoman sebagai berikut:
a) menjadikan peraturan perundang-undangan (mulai dari UU, PP,
Peraturan Menteri) dan peraturan internal sebagai rambu-rambu yang
harus ditaati;
b) mempelajari dan menginternalisasi SN-Dikti sebagai kriteria minimal;
c) menjadikan Visi, Misi, dan Tujuan institusi sebagai acuan dan sumber
inspirasi;
d) memperhatikan masukan dan saran dari pemangku kepentingan
eksternal PT yaitu pengguna lulusan, asosiasi profesi, alumni, orang
tua / wali mahasiswa, dan masyarakat luas, sebagai bahan
pertimbangan;
e) Melibatkan pemangku kepentingan internal PT seperti dosen, tenaga
kependidikan, dan mahasiswa; dan
26
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
f) menggunakan berbagai standar dalam SPMI dari PT terkemuka,
lembaga akreditasi PT yang kredibel, atau asosiasi beberapa PT, baik
dari dalam maupun luar negeri.
Dokumen keempat adalah dokumen formulir mutu. Setiap standar
membutuhkan beberapa formulir sebagai alat untuk
memenuhi/melengkapi apa-apa yang diaturnya. Misalnya standar
rekruitasi dan seleksi calon mahasiswa membutuhkan formulir:
pengumuman penerimaan calon mahasiswa, daftar calon mahasiswa,
daftar hadir selesksi, formulir daftar ulang, dan lain-lain. Dengan formulir-
formulir tersebut akan menjadi bukti bahwa standar tersebut telah
dilaksanakan.
Tahap kedua pada siklus SPMI adalah pelaksanaan standar. Pada
tahap ini, setiap standar yang telah ditetapkan dilaksanakan dalam
tahapan seperti ditunjukkan pada gambar 4. Artinya, tahap-tahap
pelaksanaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pengendalian, serta peningkatan selalu digunakan pada tahap
pelaksanaan standar beserta turunan-turunannya.
Tahap ketiga pada siklus SPMI adalah evaluasi. Evaluasi bersifat
diagnostik dan formatif dilakukan melalui monitoring dan evaluasi diri oleh
pejabat struktural/atasan. Evaluasi bersifat sumatif dilakukan melalui
audit mutu internal (AMI) oleh auditor mutu internal dan juga melalui
akreditasi.
Audit Mutu Internal (AMI) merupakan kegiatan untuk memeriksa
tentang pemenuhan Standar Dikti pada Tahap Pelaksanaan Standar Dikti
(ketika Standar Dikti dilaksanakan). Hasil Audit Mutu Internal akan
menunjukkan evaluasi pelaksanaan Standar Dikti yang dapat terdiri atas
4 alternatif capaian, yaitu a) mencapai; b) melampaui; c) belum mencapai;
dan d) menyimpang dari Standar Dikti yang telah ditetapkan.
27
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
Hasil audit mutu internal akan dijadikan dasar bagi PT untuk
melakukan tahap pada siklus SPMI berikutnya, yaitu pengendalian
Standar Dikti. Pada tahap ini merupakan langkah untuk mengambil
tindakan penjaminan mutu. Jika standarnya belum tercapai atau
menyimpang, maka tindakan pengendalian adalah melakukan tindakan
koreksi pelaksanaan standar untuk mencapai standar. Jika standarnya
telah tercapai atau terlampaui, maka tindakannya adalah
mempertahankan pencapaian, pelampauan dan berupaya lebih
meningkatkan Standar Dikti.
Tahap akhir pada siklus SPMI adalah peningkatan standar. PPEPP
setiap Standar Dikti akan menghasilkan kaizen atau continuous quality
improvement (CQI) pada semua Standar Dikti, sehingga tercipta Budaya
Mutu.
28
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
Kegiatan akreditasi meliputi akreditasi institusi dan akreditasi
program studi. Sementara ini kedua jenis akreditasi ini masih dilakukan
semuanya oleh BAN PT. Kedua bentuk akreditasi institusi dan program
studi merupakan kegiatan penilaian terhadap Sembilan kriteria.
29
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
30
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
31
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
sebagai salah satu aspek yang dinilai. Tata pamong program studi harus
mencerminkan pelaksanaan good university governance dan
mengakomodasi nilai, norma, struktur, fungsi dan aspirasi stakeholders
prodi. Kepemimpinan prodi harus mampu memberikan inspirasi, arah,
motivasi secara efektif untuk mencapai tujuan, melaksakana misi, dan
mewujudkan visi menggunakan strategi yang dikembangkan bersama.
Tata pamong yang baik dapat dilihat dari lima indikator, yaitu kredibilitas,
transparansi, akuntabilitas, tanggunjawab, dan adil. Sistem tata pamong
berjalan secara efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama,
serta dapat memelihara dan mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan
peran dalam program studi. Tata pamong didukung dengan budaya
organisasi yang dicerminkan dengan ada dan tegaknya aturan, tatacara
pemilihan pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga
kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan
prosedur pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan
studio). Sistem tata pamong (input, proses, output dan outcome serta
lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang
baik) harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau dan
dievaluasi dengan peraturan dan prosedur yang jelas. Pelaksanaan tata
pamong harus bisa dijelaskan secara ringkas sistem dan pelaksanaan
tata pamong di program studi untuk membangun sistem tata pamong
yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil dalam
mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dan
melaksanakan strategi pencapaian sasaran.
Kepemimpinan memegang peran penting dalam prodi.
Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua
unsur dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya
32
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
organisasi yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan
yang tepat dan cepat.
Kepemimpinan harus futuristik dan mampu memprediksi masa
depan, merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, serta
mengkomunikasikan visi kedepan, yang menekankan pada
keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara
intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta
mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh
unsur dalam perguruan tinggi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan
dikenal kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan
kepemimpinan publik. Kepemimpinan operasional berkaitan dengan
kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional
program studi. Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman
tata kerja antar unit dalam organisasi perguruan tinggi. Kepemimpinan
publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi
rujukan bagi publik.
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf,
pengawasan, pengarahan, representasi, dan penganggaran.Kualitas
sistem pengelolaan ini harus bisa dijelaskan dengan baik pada LED dan
harus didukung oleh dokumen yang memadai. Prodi yang bermutu
memiliki sistem penjaminan mutu yang baik dan dilaksanakan secara
konsisten
3. Mahasiswa
Ranah ketiga adalah kemahasiswaan dan alumni. Sistem
Rekrutmen Mahasiswa Baru mencakup kebijakan rekrutmen calon
mahasiswa baru, kriteria seleksi mahasiswa baru, sistem pengambilan
33
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
keputusan, dan prosedur penerimaan mahasiswa baru. Indikator adanya
manajeman mahasiswa dan alumni adalah keberadaan alumni dan
seberapa besar kontribusinya terhadap institusi. Misalnya ada atau
tidaknya himpunan alumni, jika memiliki, perlu dijelaskan spesifikasi
konstribusinya misalnya: jenis partisipasi (dana, fasilitas, masukan untuk
perbaikan proses pembelajaran, pengembangan jejaring) dan hasil
kegiatan dari himpunan alumni untuk kemajuan program studi.
4. Sumber Daya Manusia
Ada dua macam SDM, yaitu dosen dan karyawan non dosen
atau tenaga kependidikan. Demikian juga untuk dosen biasanya ada dua
katagori, yaitu dosen tetap dan dosen tidak tetap. Pengertian dosen tetap
menurut BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai
tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan
Kopertis, dan dosen yayasan pada PTS dalam bidang yang relevan
dengan keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi
dosen tetap pada satu perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja
36 jam/minggu.
Sistem rekrutmen (termasuk persyaratan akademik dan
pengalaman), penempatan, pembinaan, pengembangan dan
pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu
penyelenggaraan program akademik. Mekanisme perekrutan dosen dan
tenaga kependidikan prodi PT harus memenuhi persyaratan kualifikasi
yang ditentukan oleh undang-undang.
5. Keuangan, Sarana, dan Prasarana
Keterlibatan aktif program studi harus tercerminkan dalam dokumen
tentang proses perencanaan, pengelolaan dan pelaporan serta
pertanggungjawaban penggunaan dana kepada pemangku kepentingan
melalui mekanisme yang transparan dan akuntabel. Bagaimana
34
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
keterlibatan program studi dalam perencanaan anggaran dan
pengelolaan dana. Biasanya satuan dan besaran biaya diminta untuk
melaporkan pada kondisi tiga tahun terakhir untuk melihat
kecenderungan dan dinamika perubahan terkait dengan biaya. Jenis
pemasukan dapat dikategorikan sebagai perolehan prodi, usaha sendiri,
kontribusi mahasiswa, alumni, pemerintah pusat atau sumber dana yang
berasal dari swasta.
Biaya pada PT biasanya dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah
operasional pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dana operasional program studi harus mencakup gaji
dosen/karyawan, upah dan pembelian bahan. Biasanya biasa
operasional harus dilaporkan periode 3 tahun terakhir. Dana penelitian
dapat berasal dari diri peneliti, dari prodi atau PT, sponsor, atau hibah dari
pemerintah pusat.
Prasarana mencakup ruang kuliah, ruang dosen, dan ruang tenaga
kependidikan. Berbagai ukuran ruang institusi yang memiliki standar mutu
baik biasanya terpenuhi kecukupan ruang dosen untuk satu ruang yang
diperuntukkan bagi lebih dari 4 dosen, 3-4 dosen; satu ruang untuk 2
dosen, satu ruang untuk 1 dosen bukan pejabat.
Sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang
mendukung keberhasilan pencapaian proses pembelajaran, termasuk
membentuk suasana akademik yang baik. Misalnya ketersediaan
laboratorium, ruang kerja mahasiswa, ruang seminar, perpustakaan,
common room, sarana olah raga, seni, dan ibadah. Selain itu juga perlu
sarana jumlah dan variasi buku yang tersedia di perpustakaan, koleksi
jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional, komputer,
sarana olah raga dan seni.
35
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
Pada era informasi seperti sekarang ini fasilitas akses internet yang
mudah dan lancar untuk keperluan bidang akademik harus menjadi
prioritas pengadaan prasarana. Ukuran fasilitas internet berupa besarnya
bandwidth dapat menunjukkan kualitas prasarana modern dan
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan pada era informasi.
6. Pendidikan
Banyak hal yang harus dideskripsikan yang menyangkut latar
belakang, tujuan, dan rasional atas strategi pencapaian standar
perguruan tinggi dalam bidang pendidikan dan proses pendidikan.
Cakupan deskripsi meliputi kurikulum, pembelajaran (karakteristik proses
pembelajaran, rencana proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, monitoring dan evaluasi proses pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran), integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam
pembelajaran, dan suasana akademik yang didasarkan atas analisis
internal dan eksternal, serta posisi dan daya saing program studi.
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi, bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta
cara penyampaiannya, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi. Kurikulum
memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi
utama, pendukung dan lainnya yang mendukung tercapainya tujuan,
terlaksananya misi, dan terwujudnya visi program studi. Kurikulum
memuat mata kuliah/modul/blok yang mendukung pencapaian
kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk
memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai dengan
minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi mata kuliah/modul/blok,
silabus, rencana pembelajaran dan evaluasi.
36
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
Kurikulum PT harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan
tujuan, cakupan dan kedalaman materi, pengorganisasian yang
mendorong terbentuknya hard skills dan keterampilan kepribadian dan
perilaku (softskills) yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan
kondisi. Kurikulum memuat deskripsi secara ringkas kompetensi lulusan
(kompetensi utama, kompetensi pendukung, kompetensi lainnya) dengan
merujuk pada peraturan yang berlaku (KKNI). Mekanisme peninjauan
kurikulum prodi harus dilakukan sesuai dengan konsep dan teori yang
benar termasuk dalam hal ini periode peninjauan, mekanisme peninjauan
kurikulum dan semua pihak yang seharusnya dilibatkan dalam
pengembangan kurikulum.
Pelaksanaan sistem pembelajaran dibangun berdasarkan
perencanaan yang relevan dengan tujuan, ranah belajar dan hierarkinya.
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan berbagai strategi dan teknik
yang menantang, mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis,
bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen dengan memanfaatkan
berbagai sumber. Pelaksanaan pembelajaran memiliki mekanisme untuk
memonitor, mengkaji, dan memperbaiki secara periodik kegiatan
perkuliahan (kehadiran dosen dan mahasiswa), penyusunan materi
perkuliahan, serta penilaian hasil belajar.
Suasana akademik yang kondusif dapat mendukung proses
pembelajaran dan diharapkan dapat membantu penyelesaian studi
mahasiswa. Suasana akademik di PT mencakup otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan interaksi serta
kemitraan dosn-mahasiswa. Suasana akademik juga harus didukung oleh
budaya ilmiah misalnya seminar, simposium, lokakarya, bedah buku,
penelitian bersama, dan pengenalan kehidupan di kampus.
37
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
7. Penelitian
Kebijakan PT/prodi dalam hal standar penelitian yang meliputi latar
belakang, tujuan, dan rasional atas strategi pencapaian merupakan hal-
hal pokok yang harus dapat ditemui pada bagian ini. Proses yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan
penelitian yang didasarkan atas analisis internal dan eksternal, serta
posisi dan keunggulan pada bidang keilmuan program studi adalah poin-
poin vital yang akan menjadi rujukan BAN PT dalam menilai kualitas
penelitian prodi.
PT/Prodi harus dapat menunjukkan adanya dokumen formal
kebijakan dan standar penelitian yang mendorong adanya keterlibatan
mahasiswa program studi dalam penelitian dosen. Kebijakan penelitian
juga harus memastikan adanya peta jalan penelitian yang memayungi
tema penelitian dosen dan mahasiswa.
PT/Prodi melakukan analisis keberhasilan dan/atau
ketidakberhasilan pencapaian standar penelitian yang telah ditetapkan.
Capaian kinerja harus diukur dengan metoda yang tepat, dan hasilnya
dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap capaian kinerja harus
mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung keberhasilan dan
faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi singkat tindak
lanjut yang akan dilakukan.
8. Pengabdian kepada Masyarakat
Perguruan tinggi memiliki rumusan yang jelas tentang latar
belakang, tujuan, dan rasional atas strategi pencapaian standar
pengabdian kepada masyarakat (PkM). Proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan PkM yang didasarkan atas
analisis internal dan eksternal, serta posisi dan keunggulan pada bidang
keilmuan program studi secara eksplisit dijelaskan. Keberhasilan strategi
38
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
pencapaian didukung dengan adanya sumber daya yang dialokasikan
untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol
ketercapaiannya.
Prodi dan PT harus memiliki kebijakan dan standar PkM yang
mendorong adanya keterlibatan mahasiswa program studi dalam PkM
dosen yang dibuktikan dengan dokumen formal. Kebijakan PkM juga
harus memastikan adanya peta jalan PkM yang memayungi tema PkM
dosen dan mahasiswa.
Pencapaian standar PkM dianalisis untuk mendapatkan data
tentang identifikasi akar masalah, faktor pendukung keberhasilan dan
faktor penghambat ketercapaian standar, dan rencana tindak lanjut yang
akan dilakukan. Capaian kinerja harus diukur dengan metoda yang tepat,
dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi.
39
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
produk/jasa, serta luaran lain. Kesemua luaran tersebut adalah yang
dihasilkan oleh mahasiswa dalam proses pendidikan, baik secara mandiri
atau bersama dosen tetap prodi.
Capaian kinerja dalam luaran dharma PT ini harus diukur dengan
metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah,
faktor pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian
standar, yang kemudian memunculkan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan.
40
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
kelompok, yaitu: dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS
dan dosen tetap yang bidang keahliannya di luar PS.
Pada penilaian akreditasi, terdapat enam elemen dalam penilaian
SDM, yaitu:
1. Efektivitas sistem seleksi, perekrutan, penempatan,
pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan program
akademik,
2. Sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen
dan tenaga kependidikan
3. Kualifikasi akademik, kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional), dan jumlah (rasio dosen mahasiswa, jabatan
akademik) dosen tetap dan tidak tetap (dosen matakuliah, dosen
tamu, dosen luar biasa dan/atau pakar, sesuai dengan
kebutuhan) untuk menjamin mutu program akademik.
4. Jumlah, kualifikasi, dan pelaksanaan tugas Dosen Tidak Tetap
5. Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam tiga
tahun terakhir
6. Jumlah, rasio, kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga
kependidikan (pustakawan, laboran, analis, teknisi, operator,
programer, staf administrasi, dan/atau staf pendukung
lainnya)untuk menjamin mutu penyelenggaraan program studi.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka jelas peran dosen dalam
penjaminan mutu PT adalah dengan meningkatkan kualifikasi akademik,
kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Prodi dan
PT juga harus memperhatikan jumlah rasio (dosen mahasiswa, jabatan
akademik) dosen tetap dan tidak tetap.
41
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
42
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
BAB
PENUTUP
A. Penutup
Proses penjaminan mutu suatu perguruan tinggi dilakukan melalui
dua sistem, yaitu sistem penjaminan mutu internal dan sistem penjaminan
mutu eksternal. Sistem penjaminan mutu internal dilakukan oleh
perguruan tinggi secara mandiri. Sedangkan sistem penjaminan mutu
eksternal dilakukan melalui proses akreditasi.
Ada dua macam akreditasi, yaitu akreditasi institusi dan akreditasi
program studi. Sementara ini kedua macam akreditasi masih
dilaksanakan oleh BAN-PT, ke depan direncanakan akreditasi program
studi akan dilaksanakan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri. Ada sebanyak
sembilan kriteria penilaian akreditasi yang diukur dari interaksi antar SN
Dikti dengan Standar Dikti yang ditetapkan oleh PT. Saat ini hasil akhir
dari proses akreditasi disebutkan dalam bentuk status akreditasi dan
dikategorikan dalam tingkatan: terakreditasi Unggul, Baik Sekali, Baik
atau tidak terakreditasi.
Untuk menunjang kegiatan penjaminan mutu internal di perguruan
tinggi, khususnya peran dosen yang perlu diperhatikan adalah
pemenuhan tri dharma perguruan tinggi yang meliputi kegiatan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
43
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
B. Latihan
1. Mengapa perlu sistem penjaminan mutu untuk PT? Apakah
urgensinya? Andaikata penjaminan mutu tidak ada apa yang akan
terjadi?
2. Dapatkah sistem penjaminan mutu mengantarkan komunitas yang
terlibat mencapai mutu yang ideal yang diharapkan? Jelaskan
alasan atas jawaban anda!
3. Sebutkan prinsip-prinsip sistem penjaminan mutu PT dan jelaskan
masing-masing prinsip tersebut.
4. Perguruan tinggi memiliki peranan yang strategis dalam
mnyiapkan SDM untuk pembangunan Indonesia saat ini dan masa
datang. Berilah alasan secara singkat dan jelas mengapa
demikian.
5. Sistem penjaminan mutu PT terdiri dari sistem penjaminan internal
dan eksternal. Institusi penjamin mutu PT eksternal sementara ini
dilakukan oleh BAN-PT. Sebutkan lingkup dan ranah kegiatan PT
yang menjadi fokus asesmen dari BAN-PT.
Daftar Pustaka
44
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
45
Dr. Sri Andayani, M.Kom.
46