Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RENCANA

STRATEGIS KEPERAWATAN

OLEH :

KELOMPOK 2
KELAS B12-B

FRANSISCA RENATA ARANTHA E.A (193223114)


I KOMANG SUASTIKA (193223119)
I WAYAN BUDIANTO (193223122)
I PUTU SANDI ARTAYASA (193223125)
NI KADEK KEMBAR DANI (193223133)
NI KADEK MITA SELVIAN (193223134)
NI WAYAN SULASMI (193223155)
RIFI AGNI FERLITA (193223160)
VERONIKA DEBIE KOMALASARI (193223161)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2020
TUGAS RENCANA
STRATEGIS KEPERAWATAN

A. Pengertian Analisis SWOT


Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategikyang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dankelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Menurut Pearce and Robinson (2014), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal
perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan
dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhanaini mempunyai
implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses
Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu
yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienansumber
daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masadepan agar lebih
baik lagi

B. Tujuan Analisis SWOT


1. Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan
ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan
penyusunan objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning
2. Untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai
implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.
C. Unsur Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari 4 unsur, yaitu :
1. Strenghts (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar
4. Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar, ancaman ini dapat menggangu organisasi,
proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
D. Langkah-langkah Analisis SWOT
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak
2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan
3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam polaanalisis
4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman
5. Skala prioritas penanganan
Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:
1. Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk
diatasisecara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk
upayamengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi terlebih dahulu
padalangkah 1.
3. Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan langkah 2)
kedalam bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan ata
u jikaterlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen
masukkan, proses, dan keluaran.
4. Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat
direkomendasikanuntuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan
masalah, perbaikan,dan pengembangan lebih lanjut.
5. Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
susunlahsuatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan
E. Strategi dan Matrix SWOT
Dalam penelitian analisa SWOT kita ingin dapat memproleh hasil berupa kesimpulan-
kesimpulan yang  berdasarkan ke-4 faktor yaitu :
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini iyalah dapat memanfaatkan kekuatan atas peluang
yang telah diidentifikasi. Contoh: bila kekuatan perusahaan ada pada keunggulan teknologinya,
maka keunggulan ini harus dapat dimanfaatkan untuk mengisi suatu segmen pasar yang
membutuhkan tingkat teknologi serta kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya
serta kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis ini
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang telah diidentifikasi tidak mungkin dapat dimanfaatkan dikarenakan kelemahan
suatu perusahaan. Contoh : jaringan distribusi pada pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan iyalah  bekerjasama dengan perusahaan yang juga
mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain iyalah dapat mengatasi
kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman juga ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini iyalah
mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk dapat mengurangi
atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi harus menghadapi ancaman serta sekaligus kelemahan intern, strategi yang
umumnya  iyalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil
iyalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada suatua situasi yang mengancam tersebut,
serta mengalihkan pada usaha lain yang lebih cerah.. )
ASPEK Factor Internal
F. Identifikasi LINGKUNGAN INTERNL
dan Eksternal (Dengan(IFAS) LINGKUNGAN
Mengambil Contoh Ruang Perinatologi)EKSTERNAL (EFAS)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Peluang (Opportunity) Ancaman (Treat)

SDM 1. 76,9% perawat dan 1. Jumlah bidan lebih 1. Perawat mempunyai 1. Ada tuntutan tinggi dari
bidan menyatakan dominan kemauan untuk masyarakat untuk
bahwa struktur dibandingkan perawat melanjutkan pelayanan yang lebih
organisasi yang ada 2. Sebagian besar pendidikan yang lebih professional
sesuai dengan perawat dan bidan tinggi 2. Makin tingginya
kemampuan perawat masih berlatar 2. Rumah sakit kesadaran masyarakat
dan bidan belakang pendidikan memberikan kebijakan akan pentingnya
2. Perawat mengatakan vokasi untuk memberi kesehatan
pembagian tugas 3. Sebagian besar beasiswa dan pelatihan 3. Persaingan dengan
sesuai dengan struktur perawat dan bidan bagi perawat ruangan masuknya perawat
organisasi yang ada belum mengikuti 3. Adanya kebijakan asing
3. Perawat menyatakan pelatihan dan seminar pemerintah tentang 4. Kebijakan pemerintah
kepala ruangan sudah secara berkelanjutan profesionalisme tentang askeskin
optimal dalam perawat 5. Rendahnya
melaksanakan tugas kesejahteraan
tugasnya perawat/bidan
4. Jenis ketenagaan di 6. Adanya pertanggung
ruangan : jawaban legalitas bagi
DIII Kep = 3 orang pasien
DIII Keb = 9 orang
Administrasi=1 orang
5. Adanya perawat yang
melanjutkan
pendidikan
6. Beban kerja perawat
di ruangan tidak
terlalu tinggi
Pelayanan 1. Sudah ada model 1. Hanya sedikit perawat 7. Kepercayaan dari 1. Persaingan dengan
Profesional asuhan keperawatan dan bidan yang pasien dan RS lain
yang digunakan yaitu mengetahui masyarakat yang 2. Tuntutan
MAKP TIM. kebutuhan perawatan cukup baik. masyarakat akan
2. Model yang pasien secara 8. Adanya kerjasama pelayanan yang
digunakan sesuai komprehensif dan dengan klinik-klinik maksimal
dengan visi misi model MPKP. independen 3. Kebebasan pers
ruangan. 2. Job yang kadang- 9. Ada kebiijakan mengakibatkan
3. Kebanyakan/hampir kadang tidak sesuai pemerintah tentang mudahnya
semua perawat dengan lulusan profesionalisme penyebaran
mengerti/memahami akademik yang informasi di dalam
model yang berbeda tingkatannya ruangan ke
digunakan dan (kurang jelas) masyarakat
menyatakan cocok
dengan model yang
ada.
4. Model MAKP Tim
yang digunakan
cukup efisien.
5. Memiliki standar
asuhan keperawatan.
6. Terlaksananya
komunikasi yang
cukup baik antar
profesi.
Fasilitas dan 1. Mempunyai sarana 1. Delapan fasilitas 1. Adanya perencanaan 1. Adanya tuntutan yang
Sarana dan prasarana untuk sarana belum ada anggaran pemeliharaan tinggi dari nasyarakat
pasien dan tenaga 2. Nurse Station belum inventaris ruangan untuk melengkapi
kesehatan ( APAR termanfaatkan secara 2. Adanya kesempatan sarana dan prasarana
dll) optimal untuk penggantian alat- 2. Adanya kesenjangan
2. Mempunyai peralatan 3. Kurangnya tempat alat yang tidak terpakai antara jumlah pasien
oksigenasi dan semua sampah botol infus dan alat yang sudah dengan peralatan yang
perawat ruangan dan botol kaca rusak diperlukan
mampu 4. Kurangnya penataan
menggunakannya lingkungan
3. Terdapat administrasi
penunjang
4. Tersedianya Nurse
Station

Pengembangan 1. RS telah melakukan 1. Upaya promosi yang 1. Adanya mahasiswa 1. Persaingan dengan RS
dan Diklat promosi melalui tim cenderung lebih yang praktek di RS swasta
sosial kepada kegiatan 2. Adanya kemajuan 2. Adanya tuntutan dari
2. RS telah memiliki tim internal. teknologi yang masyarakat untuk
promosi tertulis 2. Belum adanya mempermudah pelayanan sesuai
3. Adanya kegiatan pengembangan sosialisasi dengan tarif pelayanan
pelatihan bagi pemberi berbasis 3. Adanya kerjasama 3. Perkembangan dunia
layanan digital/internet dengan institusi kesehatan berbasis
4. Promosi pekerjaan pendidikan internet
untuk petugas yang
kompeten

Peningkatan 1. RSU Bangli merupakan 1. Belum ada uraian 1. Adanya 1. Tuntutan pasien
Mutu Yan Kep RS pendidikan tipe B yang jelas tentang mahasiswayang praktik sebagai konsumen
yang menjadi RS supervisi manajeman untuk mendapatkan
(Manejerial rujukan bagi wilayah 2. Belum mempunyai keperawatan pelayanan yang
dan Klinis) setempat format yang baku 2. Adanya jadwal professional dan
2. Ruang Perinatologi dalam pelaksanaan supervisi oleh mermutu sesuai dengan
merupakan ruangan supervisi pengawas setiap bulan peningkatan biaya
yang memerlukan 3. Kurangnya program 3. Terbuka kesempatan perawatan
perhatian ekstra dari pelatihan dan untuk melanjutkan
petugas kesehatan. sosialisasi tentang pendidikan atau
3. Adanya kemauan supervisi magang.
perawat/bidan untuk
berubah
4. Kepala Ruang
Perinatologi
mendukung kegiatan
supervisi demi
peningkatan mutu
pelayanan.
G. Rencana Strategis Departemen Keperawatan Menggunakan Analisa SWOT

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


1 SDM
a. Internal factor (IFAS)
STRENGHT
7. 76,9% perawat dan bidan 0,20 4 0,80
menyatakan bahwa struktur
organisasi yang ada sesuai
dengan kemampuan perawat dan
bidan
8. Perawat mengatakan pembagian 0,10 4 0,40
tugas sesuai dengan struktur
organisasi yang ada
9. Perawat menyatakan kepala 0,11 4 0,44
ruangan sudah optimal dalam
melaksanakan tugas tugasnya
10. Jenis ketenagaan di ruangan : 0,19 3 0,57
DIII Kep = 3 orang
DIII Keb = 9 orang
Administrasi= 1 orang
11. Adanya perawat yang 0,28 3 0,84 S-W=
melanjutkan pendidikan 3,41-
12. Beban kerja perawat di ruangan 0,12 3 0,36 1,85=
tidak terlalu tinggi 1,56

TOTAL 1 3,41

WEAKNESS
4. Jumlah bidan lebih dominan 0,40 1 0,40
dibandingkan perawat
5. Sebagian besar perawat dan 0,25 3 0,75
bidan masih berlatar belakang
pendidikan vokasi
6. Sebagian besar perawat dan 0,35 2 0,70
bidan belum mengikuti
pelatihan dan seminar secara
berkelanjutan

TOTAL 1 1,85
OPORTUNITY
4. Perawat mempunyai kemauan 0,40 4 0,80
untuk melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi
5. Rumah sakit memberikan 0,32 3 0,96
kebijakan untuk memberi
beasiswa dan pelatihan bagi
perawat ruangan
6. Adanya kebijakan pemerintah 0,28 4 1,12
tentang profesionalisme perawat

TOTAL 1 2,88

THREATENED
7. Ada tuntutan tinggi dari 0,20 4 0,80
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional
8. Makin tingginya kesadaran 0,20 4 0,80 O-T=
masyarakat akan pentingnya 2,88-3,06
kesehatan = -0,18
9. Persaingan dengan masuknya 0,12 2 0,24
perawat asing
10. Kebijakan pemerintah tentang 0,11 1 0,11
askeskin
11. Rendahnya kesejahteraan 0,15 3 0,45
perawat/bidan
12. Adanya pertanggung jawaban 0,22 3 0,66
legalitas bagi pasien
TOTAL 1 3,06
FASILITAS DAN SARANA
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
5. Mempunyai sarana dan 0,40 3 1,20
prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan ( APAR dll)
6. Mempunyai peralatan 0,24 2 0,48
oksigenasi dan semua perawat
ruangan mampu S-W=
menggunakannya 2,40-
7. Terdapat administrasi penunjang 0,18 2 0,36 2,60=
8. Tersedianya Nurse Station 0,18 2 0,36 -0,20

TOTAL 1 2,40
WEAKNES
5. Delapan fasilitas sarana belum 0,47 2 0,94
ada
6. Nurse Station belum 0,20 2 0,40
termanfaatkan secara optimal
7. Kurangnya tempat sampah botol 0,33 2 0,66
infus dan botol kaca
8. Kurangnya penataan 0,30 2 0,60
lingkungan
TOTAL 1 2,60

b. Eksternal Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
3. Adanya perencanaan anggaran 0,50 4 2
pemeliharaan inventaris ruangan
4. Adanya kesempatan untuk 0,50 4 2
penggantian alat-alat yang tidak
terpakai dan alat yang sudah
rusak
TOTAL 1 4,00
O-T=
4,00-
THREATENED 2,00=
3. Adanya tuntutan yang tinggi 0,50 2 1 2,00
dari nasyarakat untuk
melengkapi sarana dan
prasarana
4. Adanya kesenjangan antara 0,50 2 1
jumlah pasien dengan peralatan
yang diperlukan
TOTAL 1 2,00

PELAYANAN PROFESIONAL
b. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan 0,30 4 1,20
keperawatan yang digunakan
yaitu MAKP TIM.
2. Model yang digunakan sesuai 0,20 3 0,60
dengan visi misi ruangan.
3. Kebanyakan/hampir semua 0,15 2 0,30
perawat mengerti/memahami
model yang digunakan dan S-W=
menyatakan cocok dengan 2,80-
model yang ada. 2,00=
4. Model MAKP Tim yang 0,10 2 0,20 0,80
digunakan cukup efisien.
5. Memiliki standar asuhan 0,12 2 0,24
keperawatan.
6. Terlaksananya komunikasi yang 0,13 2 0,26
cukup baik antar profesi.
TOTAL 1 2,80

WEAKNESS
3. Hanya sedikit perawat dan bidan 0,50 2 1,00
yang mengetahui kebutuhan
perawatan pasien secara
komprehensif dan model MPKP. 0,50 2 1,00
4. Job yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan lulusan akademik
yang berbeda tingkatannya
(kurang jelas)
TOTAL 1 2,00

c. Eksternal factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari pasien dan 0,50 3 1,50
masyarakat yang cukup baik.
2. Adanya kerjasama dengan klinik- 0,25 3 0,75
klinik independen
3. Ada kebiijakan pemerintah 0,25 3 0,75
tentang profesionalisme
TOTAL 1 3,00
O-T=
THREATENED 3,00-
4. Persaingan dengan RS lain 0,50 3 1,50 2,75=
5. Tuntutan masyarakat akan 0,25 3 0,75 0,25
pelayanan yang maksimal
6. Kebebasan pers mengakibatkan 0,25 2 0,50
mudahnya penyebaran informasi
di dalam ruangan ke masyarakat
TOTAL 1 2,75
PENINGKATAN MUTU YAN KEP
(MANEJERIAL DAN KLINIS)
b. Internal factor (IFAS)
STRENGTH 0,15 4 0,60
5. RSU Bangli merupakan RS
pendidikan tipe B yang menjadi
RS rujukan bagi wilayah
setempat 0,15 4 0,60 S–W=
6. Ruang Perinatologi merupakan 3,30 –
ruangan yang memerlukan 1,40 =
perhatian ekstra dari petugas 1,90
kesehatan. 0,40 3 1,20
7. Adanya kemauan perawat/bidan
untuk berubah 0,30 3 0,90
8. Kepala Ruang Perinatologi
mendukung kegiatan supervisi
demi peningkatan mutu
pelayanan. 1 3,45
TOTAL

WEAKNESS 0,40 2 0,80


4. Belum ada uraian yang jelas
tentang supervisi 0,30 1 0,30
5. Belum mempunyai format yang
baku dalam pelaksanaan
supervisi 0,30 1 0,30
6. Kurangnya program pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi 1 1,40
TOTAL

c. External factor (EFAS)


OPPORTUNITY 0,5 4 2,00
1. Adanya mahasiswayang praktik
manajeman keperawatan 0,3 4 1,20
2. Adanya jadwal supervisi oleh
pengawas setiap bulan 0,2 4 0,80
3. Terbuka kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan atau
magang. 1 4,00
TOTAL
O–T=
TREATTHENED 1,00 2 2,00 4,0 – 2,0
2. Tuntutan pasien sebagai = 2,0
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang professional dan
mermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan 1 2,00
TOTAL

PENGEMBANGAN DAN DIKLAT S–W


IFAS = 3,6 – 3
Strength = 0,6
5. RS telah melakukan promosi melalui 0,60 4 2,4
tim sosial
6. RS telah memiliki tim promosi 0,15 3 0,45
tertulis
7. Adanya kegiatan pelatihan bagi 0,15 3 0,45
pemberi layanan
8. Promosi pekerjaan untuk petugas 0,10 3 0,3
yang kompeten

Total 1 3,6

Weakness
3. Upaya promosi yang cenderung 0.5 3 3
lebih kepada kegiatan internal.
4. Belum adanya pengembangan 0.5 3
berbasis digital/internet

Total 1 3

EFAS
Opportunity
4. Adanya mahasiswa yang praktek di 0,6 4 2,4 O–T
RS = 3,8 – 3
5. Adanya kemajuan teknologi yang 0,2 4 0,8 = 0,8
mempermudah sosialisasi
6. Adanya kerjasama dengan institusi 0,2 3 0,6
pendidikan
Total 1 3,8
Threat
4. Persaingan dengan RS swasta 0,3 3 1,9
5. Adanya tuntutan dari masyarakat 0,4 3 1,2
untuk pelayanan sesuai dengan tarif
pelayanan
6. Perkembangan dunia kesehatan
berbasis internet 0.3 3 0.9
Total 1 3
H. Diagram Layang Analisa SWOT Keterangan
S= strength
O
W= weakness
O= opportunity
T= treat

A= SDM
C
B=Pelaynan
E
2 professional
C= Sarana dan
prasarana
D= Pengembangan
dan diklat
1 E= peningkatan mutu
D
yan kep

W S

-2 -1 1 2
A

-1

-2

Berdasarkan diagram layang diatas dapat dilihat aspek yang masuk ke dalam kuadran
SO: adalah pelayanan profesional, pengembangan dan diklat, dan peningkatan mutu yan kep.
Aspek yang berada pada kuadran SO memiliki peluang pelaksanaan lebih inggi karena
didukung oleh kekuatan yang dimiliki rumah sakit atau ruangan serta adanya kesempatan
pengembangan yang lebih baik. Aspek yang masuk dalam kuadran ST: adalah SDM.  Dalam
kuadran ST rumah sakit mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang
digunakan untuk dapat mengurangi atau menangkal ancaman dalam melakukan rencana
kegiatan. Aspek yang masuk dalam kuadran WO adalah SDM. Perencanaan dalam kuadran
WO kurang dapat diselesakan dalam jangka waktu cepat, meskipun ada kesempatan untuk
mengatasinya, rumah sakit perlu mengatasi kelemahan-kelemahan yang menghambat
terlaksananya rencana kegiatan yang disusun.
I. Prioritas Masalah Berdasarkan Hasil Skoring

ASPEK MASALAH SKOR PRIORITAS


ANALISIS
SWOT

IFAS EFAS

SDM 1. Sebagian besar 1.6 -0,18 Sebagian besar


perawat/bidan belum perawat/bidan belum
mengikuti pelatihan dan
mengikuti pelatihan
seminar secara
dan seminar secara berkelanjutan
berkelanjutan
2. Sebagian besar perawat
dan bidan masih
berlatar belakang
vokasi
Pelayanan 1. Belum optimalnya 0,8 0,25 Belum optimalnya
Profesional pemahaman MPKP pemahaman MPKP

2. Proses timbang terima


belum mencakup
patient safety

3. Pelaksanan discharge
planing belum optimal

Fasilitas dan 1. Nurse station belum -0,2 2 Nurse station belum


Sarana termanfaatkan secara termanfaatkan secara
optimal optimal

2. Belum terdapat form


supervisi

3. Belum optimalnya
sarana medis

Pengembangan 1. Upaya promosi yang 0.6 0.8 Belum adanya


dan Diklat cenderung lebih kepada pengembangan berbasis
kegiatan internal. digital/internet
2. Belum adanya
pengembangan berbasis
digital/internet

Peningkatan 1. Belum ada uraian yang 1,9 2 Kurangnya program


Mutu Yan Kep jelas tentang supervisi pelatihan dan sosialisasi
(Manejerial 2. Belum mempunyai tentang supervisi
format yang baku dalam
dan Klinis)
pelaksanaan supervisi
3. Kurangnya program
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi
J. Perencanaan Strategis

TAHUN
ASPEK TUJUAN SASARAN STRATEGI PIC PRIORITAS
2020 2021 2022 2023 2024

SDM Untuk Karu dan 1. Lakukan Lakukan


meningkatkan staff pelatihan pelatihan
pengetahuan internal di internal di
dan rumah sakit rumah sakit
ketrampilan/
kompetensi 2. Berikan
staff dalam kesempatan
memberikan staff untuk
pelayanan mengikuti
keperawatan pelatihan atau
yang optimal seminar di luar

3. Adakan
kegiatan yang
mendorong
meningkatkan
kompetensi
staff seperti
lomba karya
tulis ilmiah

Pelayanan Sebagai role Seluruh 1. Mempresentasik Melakukan


Profesional model ketika perawat an model role play
ruang rawat pelayan perawat pelayanan
inap sudah ruangan profesional perawatan
siap profesional
menerpakan 2. Melakukan role seperti
metode play pelayanan pelayanan
MPKP perawatan MPKP
modular profesional moduler
seperti
pelayanan
MPKP moduler

Fasilitas dan Meningkatka Pimpinan 1. Menata kembali Melengkapi


Sarana n fungsi dan dan staff nurse station ruang
peran sarana ruangan sehingga perawatan
dan prasarana mempermudaha dengan
yang sudah dalam materi
tersedia serta memberikan edukasi
menambah layanan untuk pasien
fasilitas yang keperawatan seperti
mendukung leaflet, baner
pelayanan 2. Melengkapi atau poster
kesehatan ruang perawatan kesehatan
dengan materi
edukasi untuk
pasien seperti
leaflet, baner
atau poster
kesehatan

3. Memperbaiki/
mengganti
peralatan yang
rusak

4. Mengkalibrasi
alat kesehatan
secara rutin

Pengembangan Untuk Pimpinan, 1. Melakukan Mengintegra


dan Diklat mengembang dan staff upaya promosi sikan
kan serta lintas sektoral pengembang
mempromosi an rumah
kan rumah 2. Mengintegrasik sakit berbasis
sakit dengan an teknologi/
kelengkapan pengembangan internet
pelayanan rumah sakit
kesehatan berbasis
yang dimiliki teknologi/
yang internet
terintegrasi 3. Memanfaatkan
dengan media sosial
pengembanga dalam
n pendidikan pengembangan
kesehatan dan diklat
rumah sakit

Peningkatan Untuk Pimpinan 1. Menyusun Melakukan


Mutu Yan Kep meningkatkan dan staff indikator mutu role play
(Manejerial dan
mutu sesuai supervisi
Klinis)
pelayanan perubahan dan pelayanan
keperawatan tuntutan keperawatan
keperawatan pelayanan
yang kesehatan yang
diberikan optimal
kepada
masyarakat 2. Melakukan role
play supervisi
pelayanan
keperawatan

3. Melakukan
supervisi
keperawatan
secara rutin
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
A.Pearce, John II, Richard B.Robinson, Jr. 2014. Manajemen strategi. Jakarta: Salemba Empat.
Kurtz, David L. 2008. Pengantar Bisnis Kontemporer, buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraini, Mafilindati, 2013, Profil Kesehatan Sleman Tahun 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman.
Sabarguna, S. 2005. Analisa Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit
IslamJateng.
Supriyanto, Stefanus. 2003. Manajemen Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan. Surabaya: FKM
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai