Pertempuran Surabaya
Pertempuran Ambarawa
Pada bulan Oktober 1945, pasukan Sekutu dan NICA mulai datang serta
melakukan pendudukan terhadap kota Bandung. Pasukan Sekutu dan NICA
segera mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Bandung untuk menyerahkan
senjata milik mereka sehingga memicu kemarahan. Pertempuran bersenjata
kemudian berlangsung selama kurun waktu November 1945-Maret 1946.
Puncak pertempuran terjadi ketika tanggal 23 Maret 1946, pihak Sekutu dan
NICA mengeluarkan ultimatum untuk mengosongkan kota Bandung.
Komandan Divisi III Siliwangi A.H. Nasution bersama pemuda mengambil
inisiatif untuk mengosongkan kota Bandung dan membakar seluruh kota
beserta infrastruktur penting pemerintahan ataupun militer pada tanggal 24
Maret 1946. Salah satu tokoh yang berperan dalam pertempuran ini
adalah Moh. Toha yang harus gugur ketika berupaya meledakkan gudang
mesiu milik NICA di Bandung Selatan. Peristiwa ini kemudian dikenal
dengan Peristiwa Bandung Lautan Api.
Peristiwa ini menimbulkan pertempuran yang lebih besar antara rakyat Medan
melawan Sekutu. Sekutu bersama NICA melancarkan aksi besar-besaran
sejak 10 Desember 1945, serta mengusir dan menindas rakyat Indonesia.
Rakyat Medan merespon pada tanggal 10 Agustus 1946 dengan membentuk
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area untuk melanjutkan
perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. Pertempuran Medan Area berakhir
tanggal 1 Desember 1946 setelah pihak NICA mengajukan gencatan senjata
kepada pihak Republik.
Puputan Margarana