Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

DAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN KONTEMPORER

Disusun Oleh :

Seliati Lase

Dosen Pembimbing :

Ranggi Rahimul Insan, SP.,M.Si

JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya
penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi
tugas  mata kuliah Kewirausahaan.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan


yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran
dalam materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


Pengembangan Kewirausahan baik secara dasar maupun secara
Kontemporer.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa
yang akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Padang, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

2.1. Konsep Pengembangan Kewirausahaan ...................................... 4

2.2. Tahapan Pengembangan Usaha .................................................... 5

2.3. Tekhnik Pengembangan Usaha ...................................................... 6

2.4. Jenis2Jenis Strategi Pengembangan Usaha .....................................

2.5. Perencanaan Pengembangan Unit Bisnis .........................................

2.6. Pengembangan Kewirausahaan Kontemporer .................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 7

3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 7

3.2. Saran ............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kemiskinan yang membelenggu masyarakat Indonesia bukanlah
masalah baru sehingga seolah bukan menjadi masalah lagi. Namun
kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya krisis ekonomi yang
dimulai pertengahan tahun 1997 dan kemudian diikuti dengan krisis multi-
dimensi. Jumlah penduduk miskin yang sebelumnya telah berhasil ditekan
sekitar 11%, disinyalir oleh BPS sempat menjadi sekitar 24% pada puncak
krisis tahun 1998 akibat dari PHK massal dari kelompok sector foot-loose
industry.
Sementara dari itu dampak krisis tersebut cukup signifikan
berpengaruh terhadap kemiskinan pada tahun 1999 mencapai 7,43%
penduduk miskin. Angkat tersebut hampir mencapai sekitar dua kali lipat
dibanding penduduk miskin pada tahun 1998 dimana dalam catatan BPS
masih sekitar 4,91% dan sampai tahun 2003 angkat kemiskinan tersebut
terus meningkat hingga 13,48%. Dengan berbagai upaya program
penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan, persentase penduduk
miskin pada tahun 2004 berhasil ditekan sekitar 9,51%. Namun kebijakan
pemerintah terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak pada tahun
2005, cukup telak memukul masyarakat rawan jatuh dalam
kelompokmiskin hingga angka tersebut melonjak mencapai 11,70%.
Dalam kesuraman krisis ekonomi, industri besar yang semula
cukup memberikan kontribusi besar terhadap tingkat pertumbuhan
ekonomi, namun saat krisis satu persatu ambruk. Berkebalikan dengan
usaha mikro, kecil dan menengah, telah terbukti pada saat krisis mampu
memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh
karenanya, salah satu cara yang bisa ditempuh dalam menangani
problem kemiskinan adalah memberdayakan mereka melalui kelompok-
kelompok usaha yang disesuaikan dengan potensi ekonomi yang ada di
sekitarnya serta tingkat kemampuan yang dimilikinya.
Dalam upaya itu diperlukan model usaha yang tepat untuk tiap-tiap
kelompok berdasarkan potensi ekonomi di wilayah itu, serta potensi dasar
yang dimiliki oleh masing-masing kelompok. Pemodelan usaha ini menjadi
kunci jawaban keberhasilan usaha. Karena itu diperlukan kejelian dalam
menyusun dan membentuknya.
Pembangunan UKM di Indonesia telah berjalan secara baik, namun
bagi banyak kalangan dirasakan masih berjalan lamban, sehingga upaya
percepatan pembangunan UKM selalu dimasukkan dalam berbagai
program monitoring yang terkait dengan pinjaman internasional, seperti:
ADB, IMF (pada masa lalu ), dan juga menjadi perhatian utama dari
Presiden RI yang memasukkan pentingnya perluasan peranan UKM
dalam Keppres No 17 Tahun 2006 tentang UKP3R. Masuknya
pembangunan UKM dalam agenda percepatan reformasi ekonomi
mengindikasikan perlunya upaya percepatan pembangunan UKM di
Indonesia pada masa mendatang.
Pemberdayaan sektor UKM berkaitan dengan banyak aktor dan
banyak variabel yang berpengaruh serta bersifat multi year, sehingga sulit
untuk diukur tingkat keberhasilannya sebagai ‘buah karya’ suatu instansi
atau bahkan suatu rezim pemerintahan. Kondisi ini diperparah dengan
tidak adanya basis data UKM yang akurat, program yang konsisten dan
berkelanjutan, serta lemahnya koordinasi lintas pelaku dalam
memberdayakan UKM.
Fenomena di sebagian besar Negara menjadi bukti bahwa UKM
dapat berperan sebagai dinamisitor dan stabilisator perekonomian
nasional, disamping sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi
nasional. Hal inilah yang menyebabkan dunia internasional dan pengamat
ekonomi sangat yakin, bahwa UKM sebagai salah satu instrument
peningkatan kesejahteraan rakyat yang ampuh dan berkelanjutan, serta
akan selalu menjadi isu politik yang utama dalam menarik dukungan
rakyat.
Tidak tersedianya data dan informasi yang komprehensif dan
akurat mengenai UKM serta kebutuhannya, mengakibatkan pemerintah
dan aktor lainnya dalam menyusun program pemberdayaan hanya
mengandalkan data yang terbatas, sehingga sering kali program
dilaksanakan hanya untuk menyelesaikan symptom permasalahan UKM,
dan bukan akar masalah yang sebenarnya dihadapi UKM. Akibatnya,
program yang dilaksanakan cenderung bersifat hit and run, dan dasarnya
hanya menduga-duga; serta sesuai dengan estimasi mereka.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap strategi
pemasaran pada usaha kecil manufaktur.
2. Menganalisis pengaruh kemampuan manajemen terhadap strategi
pemasaran pada usaha kecil manufaktur.
3. Menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja
usaha kecil manufaktur.
4. Menganalisis pengaruh kemampuan manajemen terhadap kinerja
usaha kecil manufaktur.
5. Menganalisis pengaruh strategi pemasaran terhadap kinerja usaha
kecil.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pengembangan Kewirausahaan

Perekonomian Sektor Usaha Kecil dan menengah (UKM) selama


ini telah memainkan peran yang cukup strategis dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional. Bahkan dalam
periode pasca krisis tetap memperlihatkan kinerjanya sebagai katup
pengaman perekonomian dengan menyediakan ragam lapangan usaha
yang luas bagi banyak tenaga kerja.

Dibanding usaha besar, kondisi UKM memang lebih memiliki


kekebalan yang kuat terhadap krisis mata uang yang berupa kemerosotan
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Oleh karena itu, orientasi
pembangunan ke depan yang memberikan bobot lebih kepada
pemberdayaan UKM, perlu memperoleh dukungan dari segenap
masyarakat termasuk di dalamnya peran pemerintah dan para pelaku
ekonomi lainnya.

Selanjutnya, program perberdayaan kelompok UKM perlu didukung


sistem perencanaan yang lebih matang dan terarah untuk mewujudkan
proses pembangunan yang lebih merata dan adil bagi seluruh lapisan
masyarakat. Untuk itu, perlu disusun suatu indikator makro sektoral yang
dapat menunjukkan kinerja kelompok UKM dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan tingkat
perkembangan usaha yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja UKM
dari tahun ke tahun.

Dari gambaran umum obyek penelitian tentang kondisi riil UKM


yang ada maka model pengembangan yang tepat adalah dengan melalui:
(1) Strategi Pengembangan UKM
Salah satu upaya konstruktif dalam menyelaraskan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan adalah dengan memberikan
kesempatan kepada setiap individu dalam masyarakat untuk
mengoptimalkan segala kemampuan dan produktivitasnya dalam
pengelolaan berbagai sumberdaya yang ada. Upaya ini tidak akan
terealisasikan jika tingkat pengangguran dan tenaga kerja yang
memiliki skill yang rendah, masih berada pada level yang tinggi.
Instrumen kebijakan yang biasanya diadopsi untuk mengurangi tingkat
pengangguran adalah ekspansi permintaan agregat (agregate
demand) dan kebijakan industrialisasi, baik dalam skala modal besar
maupun skala menengah.
(2) Pengembangan Kerjasama Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM)
Sebagai bagian dari upaya pengembangan UKM menuju bentuk
kelembagaan yang lebih mapan dan strategic, maka diperlukan suatu
pengembangan kerjasama kelembagaan ekonomi yang tepat,
terencana dan sistematis. Pengembangan kerjasama kelembagaan
diarahkan kepada adanya peningkatan nilai ekonomi dan strategik
usaha kecil menengah dalam kerangka penciptaan kesejahteraan
pelaku usaha di sektor ini. Program ini juga selaras dengan upaya
restrukturisasi perekonomian yang lebih mantap dan tangguh.

2.2. Tahapan Pengembangan Usaha

Dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seorang


wirausahawan pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan
usaha tersebut melalui tahap – tahap pengembangan usaha sebagai
berikut :
1. Memiliki ide usaha
Awal usaha seorang wirausahawan berasal dari suatu ide usaha.
Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari
berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat
keberhasilan bisnis orang lain (pengamatan). Selain itu ide usaha
juga dapat timbul karena adanya sense of business yang kuat dari
seorang wirausahawan.
2. Penyaringan ide/Konsep usaha
Wirausahawan akan menterjemahkan ide usaha tersebut ke dalam
konsep usaha yang merupakan penerjemah lebih lanjut ide usaha
ke dalam matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-
ide usaha tersebut akan dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian
kelayakan ide usaha secara formal maupun yang dilakukan secara
informal.
3. Pengembangan Rencana Usaha
Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber
daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian
komponen utama dari perencanaan usaha yang akan
dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan
proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi rugi-laba
merupakan muara dari berbagai komponen perencanaan bisnis
lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam
menyusun rencana usaha, harus segera ditambahkan bahwa para
wirausahaan memiliki perbedaan yang mencolok dalam membuat
rincian rencana usaha.
4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global,
tertulis maupun tidak tertulis selanjutkan akan diimplementasikan
dalam pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan
bagi pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang
wirausahawan. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha,
seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya
yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk
menjalankan kegiatan usaha.

2.3. Tekhnik Pengembangan Usaha


Berikut langkah dalam mengembangkan usaha Anda agar lebih
berkembang:

 Meningkatkan Promosi

Melakukan peningkatan promosi dengan sangat gencar sehingga


mampu meningkatkan penjualan secara signifikan sehingga usaha
Anda akan semakin lebih besar. Hal ini bisa tercapai jika langkah
promosi yang dilakukan dirancang dengan tepat, sesuai target pasar
yang dituju, dan juga melakukan promosi dengan gencar. Namun,
sebelum itu, pastikan jika penyediaan stok produk cukup memadai
sehingga hasil dari dilakukannya promosi bisa maksimal didapatkan.

 Memperluas Jaringan

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan


menambahkan jumlah area pemasaran. Hal ini bisa membuat
konsumen didapat lebih banyak, seperti membuka cabang lokasi
usaha atau jangkauan free ongkir sebagai promosi. Maka, tidak
hanya sektor pemasaran saja yang perlu Anda perluas, tetapi juga
perluasan dalam hal produksi, sumber daya hingga suplay bahan.
Namun, jangan lupa bahwa teknik pengembangan usaha ini harus
didukung dengan peningkatan sistem promosi agar lebih maksimal.

 Meningkatkan Keterampilan Sumberdaya

Sumber daya yang ada pada perusahaan seperti pegawainya juga


harus dibina agar keterampilan atau skill mereka semakin
bertambah, maka langkah teknik pengembangan usaha dalam
peningkatan keterampilan bisa memberikan hal positif pada
pengembangan bisnis Anda. Untuk tidak tidak mengherankan jika
pada perusahan berskala besar, banyak yang memikirkan hal ini,
mereka memberikan fasilitas hingga training gratis bagi para
karyawannya.

 Memperhatikan Keluhan Pelanggan

Keluhan pelanggan tidak boleh diacuhkan. Hal ini haruslah di respon


balik agar pengembangan bisnis Anda mendapatkan review baik
dikemudian hari. Keluhan pelanggan bisa sebagai sarana evaluasi
untuk memperbaiki kinerja atau apapun yang menjadi keluhan
mereka. Manfaat bagi bisnis Anda sangatlah besar. Jika Anda
mampu memperbaiki membenahi kekurangan tersebut, maka akan
semakin lama juga usaha Anda untuk menjadi lebih baik lagi
sehingga bisnis akan bertahan lebih lama.

 Kenali Kompetitor Bisnis

Anda bisa memperhatikan persaingan bisnis di pasar yang memiliki


usaha serupa dengan Anda. Maka, ide, inovasi hingga kreatifitas
akan terus ada yang bagian dari teknik pengembangan usaha untuk
memperbaiki kualitas agar lebih baik terus kedepannya. Inovasi
sangat penting sehingga produktifitas semakin meningkat.

2.4. Jenis-Jenis Strategi Pengembangan Usaha

Menurut Subagyo (2008), secara umum pengembangan usaha


dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pengembangan vertikal. Pengembangan vertikal adalah perluasan
usaha dengan cara membangun inti bisnis baru yang masih memiliki
hubungan langsung dengan bisnis utamanya.
2. Pengembangan horizontal. Pengembangan horizontal adalah
pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama
untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk
tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya.
Menurut Humaizar (2010), berdasarkan caranya pengembangan
usaha dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Perluasan ke hulu atau ke hilir. Arah pengembangan usaha
disesuaikan dengan posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut
berada di hilir, maka pengembangannya kearah hulu. Kelebihan:
pengembangan pada posisi ini lebih muda, karena telah mengetahui
pasar, sumber material, dan teknologi. Kekurangan: jika terjadi
permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka tingkat penjualan
akan menurun.
2. Diversifikasi usaha. Diversifikasi usaha adalah mengembangkan
usaha ke berbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usaha
mengalami penurunan permintaan pasar (rugi), maka usaha yang lain
masih dapat menutupi kerugiannya. Kekurangan: pengembangan cara
ini cukup sulit dilakukan karena harus mempelajari dari awal baik
pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya.
3. Menjual bisnis (franchise). Arti dari menjual bisnis disini adalah
menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah
memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya.

Strategi Pengembangan Usaha 

Menurut Hendro (2011), terdapat beberapa strategi yang biasa


digunakan dalam pengembangan usaha, yaitu sebagai berikut:

a. Mengembangkan pasar dari sisi produknya

Mengembangkan pasar dari sisi produknya adalah langkah yang


paling memungkinkan untuk dilakukan pertama kali karena produk
utamanya telah diperkenalkan dan sudah tumbuh, sehingga masalah
profitabilitas (kemampuan mendapatkan laba) serta popularitas dan
kualitas sudah diterima di pasar. Contohnya adalah :

1. Memperbesar variasi produk, misalnya: melalui kemasan botol,


sachet, gelas, dan lain-lain.
2. Melalui kategori produk, misalnya: kategori untuk dewasa, kategori
untuk remaja, kategori untuk ibu-ibu, kategori untuk anak-anak,
kategori untuk usia diatas 50 tahun, dan lain-lain. Masing-masing
kategori produk bisa dibedakan secara dosis, ukuran atau
kadarnya, dan hal-hal lain yang disesuaikan dengan kepentingan
pemakainya.
3. Berdasarkan lini produk, misalnya: untuk produk dengan bahan
herbal, untuk produk tanpa bahan pengawet, untuk produk dengan
yang mengandung DHA atau Omega 3, dan lain-lain.
4. Berdasarkan fungsinya, misalnya: produk untuk rambut kering,
produk untuk rambut berminyak, produk untuk rambut normal, dan
lain-lain.
5. Menentukan produk baru dengan pasar yang baru. Dengan
pengembangan produk, maka diharapkan penjualan akan
meningkat karena pasar yang dibidiknya semakin berkembang dan
bervariasi.
b. Mengembangkan pasar dari sisi sistem penjualannya
Banyak strategi mengembangkan pasar yang dilakukan
mengembangkan sistem penjualannya, antara lain:
1. Mengembangkan sistem distribusi penjualan kedalam (internal),
antara lain: 1) Mengembangkan sendiri, seperti: membuka cabang
baru dikota-kota besar, membuka outlet, agen, atau sejenisnya
atas dana sendiri dan membuka jalur distribusi sendiri. 2)
Mengembangkan melalui kerja sama dengan pihak lain, 
2. Mengembangkan sistem jaringan pemasaran dengan pihak lain,
antara lain: 1) Membuat jaringan pemasaran secara berjenjang,
MLM (multi level marketing) dimana konsumen adalah pemasar
(ranting pemasaran) dan distributor sekaligus. 2) Membuat,
menyusun, merencanakan sistem franchising dengan menjual
jaringan, standar operasional, merek produk, nama perusahaan,
popularitas, dan lain-lain. 3) Sub-kontraktor sebagian dan seluruh
proses pemasaran, misalnya subkontraktor desain, supplier,
broker, dan lain-lain. 4) Kerja sama operasional atau outsourcing
untuk bagian dari kegiatan pemasaran, misalnya kerja sama
developer dengan broker.
3. Mengembangkan pasar dengan menggabungkan bisnis yang lain
dalam satu industri. Cara yang tepat untuk memperbesar pasar bila
modalnya cukup dan ingin cepat menjadi besar adalah akuisisi
(mengambil alih bisnis lain) dan Merger (menggabungkan dua
badan usaha atau lebih).

c. Mengembangkan Pasar dengan Strategi Integrasi (Penyatuan)


Terdapat dua jenis strategi integrasi, yaitu:
1. Integrasi vertikal (hulu ke hilir dari flow industry). Penyatuan
integrasi vertikal dengan cara membeli perusahaan kedalam
(pemasok, konsultan, produsen, dan lain-lain) atau membeli
perusahaan keluar arah konsumen (distributor, wholeseller, agen,
outlet, dan lain-lain). Contohnya adalah perusahaan mie yang
membeli perusahaan gandum, perusahaan hypermarket yang
membeli perusahaan jaringan mini market, dan lain-lain. 
2. Integrasi horizontal (antar produk, antar kategori). Penyatuan
integrasi perusahaan-perusahaan yang produknya tidak sama
tetapi menunjang kesuksesan bisnisnya. Contohnya adalah
perusahaan sepatu membeli perusahaan alat-alat olahraga, dan
lain-lain.
d. Mengembangkan pasar dengan sinergisme
Melakukan pengembangan pasar dengan cara mengadakan
perjanjian kerja sama antara dua perusahaan yang berbeda pasar
dengan tujuan swap market atau tukar pasar dan memperkuat satu
sama lainnya karena keduanya mempunyai keistimewaan.
Perusahaan yang satu ingin memasarkan produknya ke pasar dan
perusahaan yang lainnya ingin menambah calon pelanggan.
Contohnya adalah bank dan asuransi, rumah sakit dengan asuransi,
dealer mobil dengan asuransi, dan lain-lain.

2.5. Perencanaan Pengembangan Unit Bisnis


A. Perencanaan Usaha Bisnis
Mengawali usaha tidak mungkin tanpa ada rencana
sebelumnya. Rencana harus ada betapa pun sederhananya. Seorang
wirausaha yang tidak dapat membuat perencanaan sebenarnya
merencanakan kegagalan (David H. Bangs, Jr, 1995). Perencanaan
usaha (Bussines plan) adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan
baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai
suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan Sumber Daya
Manusia.
1. Alasan Pembuatan Perencanaan Usaha
Untuk dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian
kegiatan usaha sehari-hari .
 Perencanaan usaha yang telah disusun dengan baik
akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui apakah
tindakan mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.
 Dengan adanya perencanaan usaha yang disusun
(tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan
cermat dapat lah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan
mana yang diperlukan dan mana yang tidak.
 Dengan adanya perencanaan usaha, maka segala kegiatan
dapat dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan
tahap-tahap yang semestinya.
2. Untuk mendapatkan pembiayaan dari Lembaga Pemberi Pinjaman
(To obtain the institution financing).
3. Untuk mendapatkan dana investasi (To obtain investment funds)
4. Untuk mengatur dengan siapa harus bekerjasama (To arrange
strategic alliances).
5. Untuk mendapatkan kontrak besar (To large contracts)
6. Untuk menarik tenaga kerja inti (To attract key employes)
7. Untuk memotivasi dan fokus (To motivate and focus.
2. Tujuan Pembuatan Perencanaan Usaha

Sebuah perencanaan usaha paling tidak mempunyai tiga tujuan


utama yakni:
1. Sebagai Rencana Aksi (Action Plan)
2. Sebagai Peta Jalan (Road Map)
3. Sebagai Alat Penjualan (Sales Tool)
Rencana usaha yang disusun memuat pokok-pokok pikiran
perencanaan yang mencakup antara lain:
- Nama perusahaan - Lokasi
- Komoditi - Konsumen yang dituju
- Pasar yang akan dimasuki - Partner yang akan diajak kerjasama
- Personil yang dipercaya untuk menjalankan usaha
- Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
- Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
- Penyebaran Promosi
B. Pengembangan usaha
Pengembangan Usaha adalah Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk
keputusan strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan
usaha.
Ada beberapa definisi pengembangan usaha menurut para ahli,
diantaranya:
 Mahmud Mach Foedz
Perkembangan usaha adalah perdagangan yg dilakukan oleh
sekelompok orang yg terorganisasi untuk mendapatkan laba
dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
 Brown dan Petrello
Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan
barang dan jasa yg dibutuhkan masyarakat.apabila kebutuhan
masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat
pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh laba.
 Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barang
atau jasa yg diperlukan oleh konsumen yg memiliki badan usaha,
maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum maupun
badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat
izin tempat usaha.
 Hughes dan Kapoor
Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yg
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna
mendapatkan keuntungan.
 Mussleman dan Jackson
Pengembangan usaha adalah suatu aktifitas yg memenuhi
kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan
di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
 Allan Affuah
Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktiftas yg
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasi berbagai sunber daya menjadi barang/jasa yg
diinginkan konsumen.
 Glos, Steade dan Lawry
Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yg
diorganisir oleh orang-orang yg berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yg menyediakan barang dan jasa untuk
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta
kualitas hidup mereka.
 Huat, T Chwee

Menurut Huat,T Chwee pengertian pengembangan usaha itu ada 2

yaitu :
 Pengembangan usaha dalam arti yg luas adalah istilah umum
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yg menproduksi
barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.
 Pengembangan usaha adalah sekumpulan uang kecil yg dikelolah
sekumpulan orang banyak sehingga berubah menjadi barang
nyata.

2.6. Pengembangan Kewirausahaan Kontemporer


a. Pengertian bisnis kontemporer
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan
oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada
konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah
memperoleh keuntungan/laba (profit). Padadasarnya, kita
melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau
keuntungan(profit) .Kontemporer merupakan suatu pengertian
kekinian modern atau lebihtepatnya adalah sesuatu yang sama
dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini.
Dengan ini pengertian bisnis kontemporer ialah seseorang yang
menciptakan suatu produk dan dijual kepada konsumen
(masyarakat) dengan tujuan utamanya,memperoleh
keutungan/laba. Tetapi dalam pemasaran produk ini
menggunakancara modern, seperti penjualan dalam via internet
(online), delivery makananataupun barang.
b. Ciri-ciri bisnis kontemporer
yang diminatinya kepada sang penjual. Seperti kualitas dan
keawetan barang tersebut atau mungkin sang konsumen bisa

mengkomplain tentang ketidakpuasan barang yang telah

dibelinya.
c. Lingkungan bisnis kontemporer
Dalam Lingkungan bisnis kontemporer tahun ini sangat
berpengaruh penting pada modifikasi dalam praktek-praktek
manajemen biaya. Perubahan-perubahan tersebut sebagai
berikut :
1. Meningkatnya Kompetisi Global
Perkembangan penting yang mendorong perubahan yang
meluas dalamlingkungn bisnis kontemporer adalah
pertumbuhan pasar dan perdaganganinternasional, dengan ini
semakin banyaknya perdagangan internasional (online)karana
perkembangan zaman yang tak akan pernah berhenti.
2. Fokus pada pelanggan
Perubahan kunci dalam lingkungan bisnis adalah
meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation)
terhadap fungsionalitas dan kualitas produk.Harapan
pelanggan ialah produk yang di pesan atau di beli dalam
keadaan baik dan berkualitas. Jadi, bagi para pembisnis
dalam via perdagangan internet tetap harus.
3. Penggunaan Teknologi Informasi
Perubahan bisnis yang paling menigkat akhir tahun ini adalah
penggunaan teknologi informasi yang semakin menigkat,
seperti internet, dan lain sebagainya. Meningkatnya
perkembangan zaman yang setiap tahun terus berubah
pastilahmembuat para masyarakat lebih tertarik dengan
perdagangan internet, untu pembisnis pilih cara alternatif dan
tetep harus mengikuti perkembangan yang ada agar
penjualan produk terus meningkat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat memahami isi
yang didalamnya. Bisnis kontemporer merupakan usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh perseorangan maupun organisasi menjual suatu
produk kepada para konsumendengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Sedangkan kontemporer merupakan suatu pengertian
kekinian modern dan lebih tepatnya sesuatu yang samadengan kondisi
waktu yang sama atau saat ini. Kegiatan bisnis ini melakukan pemasaran
dengan melakukan penjualan internet, delivery, jasa pesan antar, danlain
sebagainya. Dan dalam menjalankan bisnis seseorang perlu melakuakan
risetatau mempelajari tentang lingkungan bisnisnya berserta aspek-aspek
yang di perlukan dalam kegiatan bisnis - berbisnis seperti yang telah di
bicarakan di atasagar dapat memmudahkan seorang pembisnis
menjalankan bisnisnya.
Dengan mempelajari segi pengertian bisnis, aspek-aspek yang
bersangkutan, dan lingkungan yang mendukung kegiatan berbisnis,
maupun teknik manajemen bisnis dan foktor keberhasilanya. Ke depan
nya semoga makalah yang saya buat ini dapat membantu teman -teman
semua dalam melakukan usaha bisnis. Ataupun dapat memahami isi dari
materi yang saya sampaikan.

3.2. Saran
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini yang
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat membantu
saya dalam mencapai tujuan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis.
Solihin,Ismail, Pengantar Bisnis, (2014,Penerbit Erlagga, Ciracas,
Jakarta).
Mulyadi, Sri, Ahmad, Pengantar Bisnis Kontemporer, (2014, Citra
Bahagia, jakarta).
http://rizaldi-suaib.blogspot.com/2014/10/teknik-manajemen-kontemporer-
pertemuan.
Mulyadi, Bisnis Kontemporer, (2013,Marcu Buana, Jogjakarta).
Muhammad, Lulu, Manajemen Bisnis, (2015, Salemba Empat, Jogjakarta).
M,Hendy, Bisnis Kontemporer (2013.Salemaba,Jakarta).
http://E-book.repo.markubuana.ac.id.
http://portal.garuda org/artikel.php.

Anda mungkin juga menyukai