KELOMPOK 4
Pembelian xxxx
PPN Masukan XXX
Persedian Barang Dagang XXX
Contoh Kasus:
Pada tanggal 31 Maret 2009, PT Kojak membeli 100 unit barang dagang seharga Rp 5.000.000
( harga belum termasuk PPN) dibayar tunai. PT Kojak sudah PKP dan dukukuhkan pada tanggal
31 Januari 2005. Pembukuan atas persedian dilakukan secara Perpepektual: Jurnal:
Persedian barang dagang 5.000.000
PPN Masukan 500.000
Utang dagang 5.500.000
Pada tanggal 1 April 2009 PT Kojak menjual 30 unit barang dagang secara tunai dengan harga
jual per masing-masing unit sebesar Rp 70.000 ( harga belum termasuk PPN).
Jurnal:
Piutang Dagang 2.310.000,-
PPN Keluaran 210.000
Penjualan 2.100.000
HPP 1.500.000
Persediaan barang dagang 1.500.000
( Rp 50.000 x 30 unit= Rp 1.500.000,-)
Contoh Soal :
1. Ada berapakah metode pengalokasian harga pokok persediaan? Sebutkan !
Jawab :
Alokasi harga pokok persediaan menggunakan tiga metode :
a.Masuk terakhir keluar pertama (last in first out)
b. Masuk pertama keluar pertam (first in first out)
c.Rata-rata (PSAK No. 14). (Gunadi:2009)
4. Apa yang dimaksud dengan Metode Average, dan sebutkan 2sistem periodik yang
digunakan sistem tersebut!
Jawab :
Metode Average (Rata-rata)
Yaitu Metode penentuan persediaan berdasarkan ketentuan dari perhitungan harga
pokok rata-rata per unit dikalikan dengan jumlah unit persediaan. Nilai persediaannya
dihitung berdasarkan harga rata-rata selama periode tertentu.
Untuk sistem periodik digunakan dua jenis metode average atau rata-rata yaitu:
a) Metode rata-rata sederhana
b) Metode rata-rata tertimbang
Diminta :
a) Hitung koreksi fiskal jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk menghitung
harga pokok penjualannya.
b) Apa pengaruhnya terhadap perhitungan Penghitungan Kena Pajak ?
Jawaban :
Koreksi Fiskal
a) Metode Lifo
** Saldo awal 2.000 x 2.500 = 5.000.000
Pembelian :
6) 1.000 x 3.000 = 3.000.000
14) 500 x 6.100 = 1.550.000
22)1.000 x 3.500 = 3.500.000
30)1.000 x 4.000 = 4.000.000 12.050.000
BD siap jual 17.050.000
Persedian Akhir :
2.000 x 2.500 = 5.000.000
500 x 3.000 = 3.500.000 (6.500.000)
Harga pokok penjualan 10.550.000
2. Pada tanggal 31 Desember 2019, Wajib Pajak melakukan inventarisasi persediaan yang
besarnya adalah Rp 35.000.000,00 dalam pemeriksaan pajak oleh fiscus diketahui yang
memerlukan koreksi, yaitu :
a) Barang seharga Rp 1.550.000,00 diterima pada tanggal 6 Januari 2020. Dari faktur
diketahui bahwa barang dikirim berdasarkan frangko pabrik pada tanggal 20 Desember
2019. Barang tersebut tidak dibutuhkan sebagai persediaan.
b) Faktur pembelian barang seharga Rp 3.000.000,00 yang diterima tanggal 27 Desember
2019, belum diterima barangnya sampai tanggal 5 Januari 2020. Barang tersebut talh
dibukukan sebagai persediaan.
c) Barang seharga Rp 8.000.000,00 yang dititipkan dalam suatu pameran pada tanggal 31
Desember 2019 diterima kembali pada tanggal 23 Januari 2020. Barang tersebut tidak
dibutuhkan sebagai persediaan.
d) Barang seharga Rp 3.570.000,00 dihitung dan dimasukan sebagai pemasukan.Barang
diterima pada tanggal 24 Desember 2019 sebagai barang konsinyasi dari perusahaan
lain.
Diminta :
a) Sebutkan daftar persediaan yang benar yang harus disajikan oleh pemeriksa pajak.
b) Apa pengaruh koreksi ini terhadap Penghasilan Kena Pajak pada tahun 2019 ?
Jawaban :
b) Jika nilai persediaan akhir makin bertambah maka HPP semakin rendah sehingga PKP
semakin tinggi.