Anda di halaman 1dari 16

1.

Tehnik listrik
a. Sumber daya listrik
Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya – Daya Listrik atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap
atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan
listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya
akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat
konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh
Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang
diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan
daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi
pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya
adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi
tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :

P=E/t

Dimana :

P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik)

Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt

b. Muatan
Muatan listrik adalah sifat (muatan dasar) yang dibawa oleh partikel dasar sehingga
menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak
menolak. Muatan listrik dari suatu partikel dasar bisa berjenis positif dan negatif. Jika
dua benda memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua benda tersebut
akan tarik menarik jika muatannya berbeda jenis. Asal sobat hitung tahu, partikel
dasar dan subatomik seperti elektron dan proton punya muatan listrik. Elektron
bermuatan negatif dan proton bermuatan positif.

Muatan listtrik terdiri dari dua jenis yaitu


1. Elektron yang membawa muatan nefgatif
2. Proton yang membawa muatan positif
Masing-masing muatan mempunyai

Muatan 1 elektron = -1,6.10-19 coulomb


Muatan 1 elektron = +1,6.10-19 coulomb
Muatan listrik dari suatau benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang
dikandung benda tersebut.

 Bila sebuah benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron > Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan negatif
 Bila benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ elektron < Σ Proton), maka
benda tersebut bermuatan positif
 Jika jumlah elektron = jumlah Σ proton = Σ elektron maka benda tersebut tidak
bermuatan (muatan netral)

c. Arus
Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Electric Current adalah
muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu.
Muatan listrik pada dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom.
Proton memiliki muatan positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif.
Namun, Proton sebagian besar hanya bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk
membawa muatan dari satu tempat ke tempat lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal
ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti logam sebagian besar bebas
bergerak dari satu atom ke atom lainnya
Atom dalam bahan konduktor memiliki banyak elektron bebas yang bergerak dari
satu atom ke atom lainnya dengan arah yang acak (random atau tidak teratur)
sehingga tidak mengalir ke satu arah tertentu. Namun ketika diberikan Tegangan
pada konduktor tersebut, semua elektron bebas akan bergerak  ke arah yang sama
sehingga menciptakan aliran arus listrik. Arus listrik atau Electric Current biasanya
dilambangkan dengan huruf “I” yang artinya “intesity (intensitas)”. Sedangkan satuan
Arus Listrik adalah Ampere yang biasa disingkat dengan huruf “A” atau “Amp”. 1
Ampere arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah elektron atau muatan (Q
atau Coulombs) yang melewati titik tertentu dalam 1 detik (I = Q/t).
Sedangkan dalam Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya Arus Listrik (I) yang
mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor adalah berbanding lurus dengan
beda potensial atau Tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R). 
Rumus Hukum Ohm adalah I = V/R.

Arus listrik dapat kita analogikan sebagai aliran air pada sebuah tangki air. Makin
besar tekanan airnya dan makin kecil hambatan pada pipa (ukuran pipa yang besar)
maka jumlah aliran air juga akan banyak. Demikian juga dengan aliran arus listrik,
makin tinggi Tegangan yang diberikan dan makin kecil hambatan listrik pada suatu
rangkaian, makin besar pula Arus listriknya. Tekanan air dapat mewakili Tegangan
listrik (V) sedangkan hambatan yang kecil (ukuran pipa yang besar) dapat mewakili
Hambatan Listrik (R ).
d. Tegangan
Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit
muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan
dengan satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada
dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi
daripada benda lain karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya
muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Tegangan listrik dapat juga dianggap sebagai gaya yang mendorong perpindahan
elektron melalui konduktor dan semakin tinggi tegangannya semakin besar pula
kemampuannya untuk mendorong elektron melalui rangkaian yang diberikan.
Muatan listrik dapat kita analogikan sebagai air di dalam sebuah tangki air,
sedangkan Tegangan listrik dapat kita analogikan sebagai tekanan air pada sebuah
tangki air, semakin tinggi tangki air di atas outlet semakin besar tekanan air karena
lebih banyak energi yang dilepaskan. Demikian juga dengan tegangan listrik,
semakin tinggi tegangan listriknya maka semakin besar energi potensial yang
dikarenakan semakin banyak elektron yang dilepaskan.
Apabila pada saat dua distribusi muatan listrik yang dipisahkan oleh jarak tertentu,
maka akan terjadi kekuatan listrik diantara keduanya. Jika distribusinya memiliki
muatan yang sama (kedua-duanya positif atau kedua-duanya negatif) maka saling
berlawanan atau saling tolak menolak. Namun apabila dua distribusi muatan berbeda
(satu positif dan satunya lagi negatif) maka akan menyebabkan gaya yang saling
tarik-menarik. Pada saat kedua distribusi muatan tersebut disambungkan dengan
rangkaian atau beban yang unit positifnya sedikit maka unit positif tersebut akan
dipengaruhi oleh kedua distribusi muatan tersebut.

Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya disebut dengan tegangan DC
(tegangan searah) sedangkan sumber tegangan listrik yang bervariasi secara berkala
dengan waktu disebut dengan tegangan AC (tegangan bolak balik). Tegangan listrik
diukur dengan satuan Volt yang dilambangkan dengan simbol huruf “V”. 1 Volt (satu
Volt) dapat didefinisikan sebagai tekanan listrik yang dibutuhkan untuk menggerakan
1 Ampere arus listrik melalui konduktor yang beresistansi 1 Ohm. Istilah “VOLT” ini
diambil dari nama fisikawan Italia yang menemukan baterai volta (Voltaic Pile) yaitu
Alessandro Volta (1745-1827).
Baterai dan pencatu daya (power supply) merupakan contoh sumber yang
menghasilkan tegangan DC (tegangan searah) yang stabil seperti menghasilkan
tegangan DC 1,5V, 3V, 5V, 9V, 12V dan 24V. Sementara sumber tegangan AC
(tegangan bolak-balik) tersedia untuk keperluan peralatan rumah tangga dan industri.
Tegangan AC standar yang digunakan di Indonesia adalah 220V, sedangkan di
negara lain ada yang menggunakan 100V, 110V ataupun 240V.

e. Daya
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber
Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang
terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya
listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik.
Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap
daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater
mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya
semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya
adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi
tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :

P=E/t

Dimana
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik)

Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt

f. Perkabelan
Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Cable adalah
media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari Konduktor dan Isolator.
Konduktor atau bahan penghantar listrik yang biasanya digunakan oleh Kabel Listrik
adalah bahan Tembaga dan juga yang berbahan Aluminium meskipun ada juga yang
menggunakan Silver (perak) dan emas sebagai bahan konduktornya namun bahan-
bahan tersebut jarang digunakan karena harganya yang sangat mahal. Sedangkan
Isolator atau bahan yang tidak/sulit menghantarkan arus listrik yang digunakan oleh
Kabel Listrik adalah bahan Thermoplastik dan Thermosetting yaitu polymer (plastik
dan rubber/karet) yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali pemanasan dan
pendinginan.
Kabel Listrik pada dasarnya merupakan sejumlah Wire (kawat) terisolator yang diikat
bersama dan membentuk jalur transmisi multikonduktor. Dalam pemilihan kabel
listrik, kita perlu memperhatikan beberapa faktor penting yaitu warna kabel listrik,
label informasi dan aplikasinya. Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan
informasi-informasi penting tentang kabel listrik yang bersangkutan sehingga kita
dapat menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan penggunaan kita. Informasi-
informasi penting yang tercetak di kabel listrik tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :

Ukuran Kabel (Cable Size), yaitu ukuran pada setiap individu wire yang terikat
bersama pada kabel yang bersangkutan. Berdasarkan ukuran American Wire Gauge
(AWG), Ukuran yang tercetak tersebut diantaranya seperti 8, 10, 12, 14, 16 dan lain-
lainnya yang masing-masing angka tersebut mewakilkan diameter wire pada
kabelnya. Makin besar angka tersebut makin kecil ukuran wire kabelnya. Sedangkan
di Indonesia, kita biasanya menggunakan satuan mm2 seperti 1.5mm², 2.5mm²,
4mm², 6 mm² dan seterusnya.
Tegangan nominal, yaitu tegangan operasional wire kabel yang bersangkutan seperti
450/750V yang artinya tegangan nominalnya adalah sekitar 450V hingga 750V.
Kode Bahan dan Jumlah Wire dalam Kabel, beberapa kode kabel yang sering kita
jumpai diantaranya seperti NYA, NYAF, NGA, NYM, NYMHY, NYY, NYYHY
dan lain-lainnya. Dari kode tersebut kita dapat mengetahui Bahan Konduktor dan
Bahan Isolator yang digunakan serta jumlah wire konduktornya tunggal atau serabut
(lebih dari satu).

g. Alat ukur
Untuk mengukur arus listrik yang arahnya selalu bolak-balik atau arus listrik AC, kita
dapat menggunakan beberapa alat ukur listrik seperti berikut ini.

Amperemeter AC

Untuk mengetahui besarnya arus pada rangkaian listrik AC, kita dapat menggunakan
Amperemeter AC yang disusun secara seri. Nantinya, alat ukur listrik ini akan mendapatkan arus
yang melewati penghantar yang dipasangkan pada suatu rangkaian listrik AC.
Adapun cara menggunakan Amperemeter AC adalah sebagai berikut.

 Pasang Amperemeter AC pada rangkaian listrik secara seri dengan memotong konduktor
agar arus listrik dapat melewati Amperemeter.
 Sambungkan Amperemeter AC ke konduktor yang sudah dipotong tadi.
 Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang menunjukkan angka pada
Amperemeter AC.
 Untuk mendapatkan besaran arus listrik yang tepat, kita harus benar-benar memahami dan
memperhatikan karakteristik Amperemeter AC yang digunakan.
 Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya arus listrik dengan mengalikan angka
yang ditunjuk dan angka skala maksimum.

Frekuensi Meter

Untuk mengetahui banyaknya frekuensi pada rangkaian listrik AC, kita dapat menggunakan
Frekuensi Meter. Frekuensi di sini adalah banyaknya jumlah getaran yang terjadi pada suatu
rangkaian listrik AC setiap detiknya. Alat ukur listrik ini tidak dapat digunakan pada rangkaian
listrik DC karena tidak memiliki frekuensi.

Adapun cara menggunakan Frekuensi Meter adalah sebagai berikut.

 Siapkan frekuensi meter dengan lidah getar, kabel penghubung, dan setop kontak.
 Pasang dengan benar kabel penghubung yang sudah disiapkan pada 2 lubang frekuensi
meter.
 Hubungkan secara bersamaan 2 kabel yang sudah dipasangkan pada frekuensi meter ke
setop kontak yang dialiri arus listrik bolak-balik atau arus listrik AC.
 Hasil pengukuran dapat kita peroleh dari lidah getar yang bergetar paling cepat.

Voltmeter AC
Untuk mengetahui besarnya tegangan pada rangkaian listrik AC, kita dapat menggunakan
Voltmeter AC yang disusun secara paralel. Selain menggunakan alat ukur listrik AC ini, kita
juga dapat menggunakan multimeter dengan mengubah selector switch-nya menjadi AC Volt.

Adapun cara menggunakan Voltmeter AC adalah sebagai berikut.

 Pasang Voltmeter AC pada rangkaian listrik secara paralel yang memiliki potensial
berbeda.
 Sesuaikan pemasang kutub-kutub Voltmeter AC, kutub positif dipasangkan dengan
potensial tinggi dan kutub negative dipasangakan dengan potensial rendah.
 Lakukan pengukuran dengan melihat angka yang ditunjukkan pada Voltmeter AC.
 Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya tegangan arus listrik dengan mengalikan
angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum.

Wattmeter
Untuk mengetahui besarnya daya pada rangkaian listrik AC, kita dapat menggunakan Wattmeter
yang terbuat dari perpaduan antara amperemeter AC dan voltmeter AC. Ada 3 macam wattmeter
yang dapat kita gunakan untuk mengukur daya listrik, yaitu wattmeter analog, wattmeter digital,
dan wattmeter induksi.

Adapun cara menggunakan Wattmeter digital adalah sebagai berikut.

 Hubungkan kabel In Put (POWER SOURCE) ke terminal WATT & 10 A.


 Hubungkan kabel Out Put (LOAD) ke terminal COM & V.
 Geser tombol ke posisi ON untuk menghidupkan Wattmeter digital.
 Tekan tombol PILIHAN untuk mengukur daya yang diinginkan. Pilihan Watt 1 untuk
daya 2.000 Watt dan Watt 2 untuk daya 6.000 hingga X10 Watt.
 Pilih WATT ZERO ADJUST di pengaturan untuk membuat tampilan layar berangka nol.
 Hubungkan kabel In Put ke setop kontak agar LOAD bekerja.
 Jika menggunakan Watt 1, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur daya pada LOAD.
Jika menggunakan Watt 2, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur daya yang sudah
dikalikan 10.
Jika sudah selesai digunakan, matikan Wattmeter dengan menggeser tombol ke posisi
OFF.

Macam-Macam Alat Ukur Listrik DC


Arus listrik DC terjadi secara konstan dari arus listrik yang berpotensial tinggi ke arus listrik
yang berpotensial rendah, baik melalui konduktor, semikonduktor, pancaran ion, maupun
pancaran elektron. Untuk mengukur arus listrik searah, kita dapat menggunakan beberapa alat
ukur listrik seperti berikut ini.

Amperemeter DC
Selain untuk mengukur besarnya arus listrik AC, Amperemeter juga dapat digunakan untuk
mengukur besarnya arus listrik DC yang dihubungkan secara seri pada suatu sirkuit. Cara
menggunakan Amperemeter DC sama seperti cara menggunakan Amperemeter AC.

Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur daya listrik dan mengukur
resistensi rangkaian listrik. Selain itu, Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengetes apakah
kabel, saklar, dan sekering terputus atau tidak.

Adapun cara menggunakan Ohmmeter adalah sebagai berikut.

 Putuskan hubungan semua daya yang terhubung ke rangkaian yang ingin diuji.
 Masukkan 2 probe ke dalam lubang meteran masing-masing.
 Atur meteran agar berada di posisi angka nol.
 Pilih perangkat atau rangkaian yang ingin diuji.
 Sentuhkan 1 probe ke salah satu ujung rangkaian dan 1 probe ke ujung lainnya, kemudian
catat hasilnya.
 Matikan Ohmmeter jika sudah selesai digunakan.

Voltmeter

Selain untuk mengukur a rus listrik AC, Voltmeter juga


dapat digunakan untuk mengukur arus listrik dan mengukur tegangan listrik DC, termasuk untuk
mengukur tegangan listrik dalam baterai. Selain itu, voltmeter juga dapat digunakan untuk
mengukur tegangan listrik yang turun dalam sebuah sirkuit. Cara menggunakan Voltmeter DC
sama seperti cara menggunakan Voltmeter AC.

Multimeter
Jika ingin mengukur aliran arus listrik, daya listrik, dan tegangan listrik dalam satu alat ukur, kita
dapat menggunakan Multimeter, baik multimeter tipe digital maupun multimeter tipe analog.
Dibandingkan dengan multimeter tipe analog, multimeter tipe digital memiliki keakuratan yang
jauh lebih baik.

h. transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan
prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik
(AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian
tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun
perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

i. Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah energi gerak (Mekanik) menjadi energi
listrik. generator bekerja sesuai dengan prinsip elektromagnet. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sirkuit listrik eksternal, Generator tidak menciptakan arus listrik
yang sudah ada di dalam kabel lilitan. Sumber energi mekanik bisa berupa turbin mesin uap,
mesin pembakaran dalam, turbin pada air terjun, energi surya, dan lain sebagainya.

Arus listrik AC dihasilkan dari hasil induksi elektromagnetik, sebuah lilitan kawat yang
berdekatan dengan kutub magnet permanen. Kutub permanen diputar pada sumbu nya, maka di
ujung-ujung lilitan timbul tegangan listrik yang ditunjukkan oleh penunjukan jarum volt meter.
Jarum volt meter bergoyang kearah kanan dan kiri, ini menunjukan suatu waktu polaritasnya
positif, dan di suatu waktu yang lain polaritasnya negatif.

Gambar konstruksi sederhana generator AC dengan  rotor empat kutub.


Saat rotor diputar satu putaran, ujung belitan diukur teganagan dengan voltmeter. setiap satu
putaran rotor dihasilkan dua siklus tegangan sinusoida. jika frekuensi diinginkan 50 Hz, maka
rotor dalam satu detik harus berputar 25 putaran/detik, atau kalau satu menit, rotor harus
berputar sebanyak 1500 putaran/menit.
Kutub magnet utara dan selatan menghasilkan garis fluk magnet. lilitan kawat dengan poros
yang ujung-ujungnya dihubungkan dengan dua cincin putar. Ketika poros diputar, lilitan kawat
memotong garis fluk magnet, sesuai dengan hukum tangan kiri Flemming maka pada ujung  ke
dua cincin akan timbul tegangan berupa gelombang sinus.

Gambar Prinsip kerja Generator


Generator diperkenalkan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama Michael Faraday pada
tahun 1832. Sebuah kawat penghantar digantung kedua ujungnya ditempatkan diantara kutub
magnet permanen utara dan selatan. antara kutub utara dan selatan terjadi garis medan magnet
(Φ).
Kawat penghantar digerakkan dengan arah panah, maka terjadi kedua ujung kawat terukur
tegangan induksi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kecepatan menggerakkan kawat
penghantar, jumlah pengantar, kerapatan medan magnet permanen (B).

j. Dinamo
Dinamo Listrik atau generator adalah sebuah alat yang prinsip kerjanya berdasarkan pada
induksi elektromagnetik. Sedangkan induksi elektro magnetik sendiri adalah peristiwa
timbulnya arus listrik yang di akibatkan oleh perubahan Fluks magnetik. Dan pengertian dari
Fluks magnetik sendiri adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.
k. Accu
Accumulator atau yang akrab disebut accu / aki adalah salah satu komponen penting pada
kendaraan bermotor. Selain berfungsi untuk menggerakkan motor starter, aki juga berperan
sebagai penyimpan listrik dan sekaligus sebagai penstabil tegangan dan arus listrik kendaraan.
Aki terdiri dari beragam jenis:
- aki basah konvensional
- aki hybrid
- aki kalsium
- aki bebas perawatan/maintenance free (MF)
- aki sealed

l. Power suplay
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik
yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika
lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric
Power Converter.

2. Tehnik elektro
a. Komponen dasar elektronika

Ketika kita mempelajari elektronika, yang pertama harus kita lakukan adalah mempelajari dan
mengenal terlebih dahulu komponen-komponen dasar elektronika. Dengan begitu maka kita
akan lebih mudah mempelajari elektronika dan membangun suatu sistem elektronika yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah 5 jenis komponen
dasar elektronika beserta fungsi dan simbolnya yang harus kamu ketahui, terdiri dari resistor,
kapasitor, induktor, dioda, dan transformator.

1. Resistor

Resistor bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, yang berfungsi untuk menghambat
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup. Kemampuan resistor menghambat suatu
arus kita disebut resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω). Besarnya nilai resistansi
suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat pada badan resistor.

Gambar dan Simbol Resistor

2. Kapasitor

Kapasitor merupakan salah satu dari 5 komponen dasar elektronika yang fungsinya penting
untuk kamu ketahui karena sering digunakan. Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator
merupakan komponen yang mampu menyimpan dan melepaskan muatan listrik.

Satuan dari kapasitor disebut dengan Farad, yang menunjukkan kemampuan kapasitor dalam
menyimpan muatan listrik atau kapasitansi. Farad diambil dari nama Michael Faraday, seorang
ilmuan yang menemukan kapasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor


3. Induktor

Induktor adalah komponen yang digunakan sebagai beban induktif. Induktor berfungsi sebagai
penyimpanan energi dimedan magnet akibat tegangan listrik yang melaluinya. Induktor yang
ideal terdiri dari kawat yang dililit tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah
induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan, dan bahan
yang mengelilinginya. Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry.

Gambar dan Simbol Induktor


4. Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengahantarkan arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda bisa juga digunakan untuk
mengontrol arus, yakni sebagai saklar elektronik. Dioda terdiri dari 2 komponen elektroda
yaitu Anoda dan Katoda.

Gambar dan Simbol Dioda

5. Transistor

Transistor merupakan komponen dasar elektronika yang harus kamu ketahui karena memiliki


banyak fungsi dan merupakan komponen yang memegang peranan sangat penting dalam dunia
elektronika modern ini. Pada prinsipnya transistor terdiri atas dua buah dioda yang disatukan.
Transistor terdiri dari 3 kaki yaitu Basis (B), Colector (C), dan Emitor (E). Agar transistor
dapat bekerja, kepada kaki-kakinya harus diberikan tegangan, tegangan ini dinamakan bias
voltage. Basis-Emitor diberikan forward voltage, sedangkan Basis-Colector diberikan reverse
voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara Colector dan Emitor akan ada arus (transistor
akan menghantarkan) bila ada arus basis. Makin besar arus basis makin besar
penghantarannya.

Beberapa fungsi transistor diantaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai Switch, stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal, penyearah dan lain sebagainya.

Gambar dan Simbol Transistor


Rangkaian Adaptor adalah rangkaian yang berguna untuk mengubah tegangan AC menjadi
DC. Rangkaian ini bisa menjadi alternatif penganti dari tegangan DC, contohnya adalah baterai
dan accumulator. Adaptor juga banyak di gunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya
amplifier, radio, pesawat televisi mini dan perangkat elektronik lainnya. Bila dibandingkan
dengan tipe rangkaian yang lain, rangkaian adaptor jauh lebih praktis dan tidak terlampu besar
sehingga bisa dengan mudah dipakai oleh seluruh orang.
Kelebihan dari menggunakan Rangkaian Adaptor dibanding dengan menggunakan baru baterai
atau accumulator adalah sangat praktis dihubungkan dengan tegangan karena adaptor dapat
diambil dari sumber tegangan AC yang ada di rumah kita masing-masing dimana setiap rumah
pada saat ini sudah menggunakan listrik. Selain kelebihan tersebut, rangkaian adaptor juga
memiliki jangka waktu yang lebih lama asalkan ada tegangan AC, tegangan AC inilah yang
merupakan kubutuhan primer dalam kehidupan manusia.
GAMBAR SKEMA RANGKAIAN ADAPTOR

Anda mungkin juga menyukai