Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA

HUMAN TRAFICKING

OLEH

ANGRY DIANTY NOMENI

JOHAN IFANTRI TAHUN

SELFI ORANCE KOLLO

YELSI MEHELINE TUNIS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmatnya
kami bisa menyelesaikan makalah tentang “ HUMAN TRAFICKING ” dapat
terselesaikan dengan baik.

Berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan
harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman 
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupunmena
mbah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan 
maupun pengalaman saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karna itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................iii

a. Latar Belakang......................................................................................1
b. Rumusan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................iv

a. Human Traficking di Indonesia..............................................................3


b. Traficking di Nusa Tenggara Timur.......................................................4
c. Intervensi terhadap Human Traficking....................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................v

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vi
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pemahaman masyarakat terhadap perdagangan orang berhubungan dengan sikapk
esadaran hukum mengenai pentingnya aturan yang berupa hukum positif.Berhubu
ngan dengan tingkat kesadaran hukum, karena itu pemahaman terhadaphukum tid
ak hanya pada pengertian pemberlakuan perundangundangan, tetapilebih pada tata
ran implementasi, sehinggga pemahaman terhadap perdaganganorang tidak hanya 
pada tataran konsep, tetapi lebih diutamakan pada tataranimplementasi atau pener
apan yang berhubungan dengan kesadaran hukum.Peraturan sudah dirasakan seba
gai kebutuhan, maka akan menjadi perasaaanhukum, sehingga peraturan hukum a
kan dapat berlaku sesuai kebutuhan dan bukan karena keterpaksaan. Demikian tuj
uan hukum dan penegakan hukum akan berjalan sesuai dengan supremasi hokum. 
(Nurhenny, 2010: 350).Secara historis, perdagangan orang dapat dikatakan sebaga
i perbudakan dan jugamelanggar hak asasi manusia. Kondisi ini berkembang pada 
masyarakat ekonomiyang memiliki tingkat ekonomi lemah, pemahaman agama at
au moralitas yangkurang, dan bergantung pada kelompok masyarakat ekonomi ku
at.alasan yangdiberikan oleh korban umumnya perbuatan mereka adalah legal den
gan dasar perjanjian. Pelanggaran hak asasi manusia yang berupa perbudakan um
umnya berupa perampasan kebebasan dari seseorang, yang dilakukan oleh kelomp
okekonomi kuat kepada kelompok ekonomi lemah. Maka, atas dasar itu pencegah
an perdagangan orang dalam perspektif pelanggaran hak asasi manusia harusdilak
ukan secara komprehensif dan integral, yang dapat dilakukan melalui tatarankebij
akan hukum pidana dengan cara legislasi, eskekusi, dan yudikasi. (Farhana,2010: 
198).

Perdagangan orang sudah di atur dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007


tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, dan diancam dengan sanksi pidana
asasi manusia, dimana para pelaku akan dikenakan sanksi pidana, dimana di lihat
dari efektivitasnya ternyata peraturan ini tidak efektif.
Penyebabnya tentu berbagai macam alasan, dapat disebabkan faktor-
faktorlainnya, sehingga proses penegakan hukum yang tidak efektif atauketidakpe
rcayaan masyarakat terhadap institusi hukum, karena menganggap tidak
akan mendapatkan keadilan

Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati,universal dan abadi sebagai anugerah tuhan yang maha esa, meliputi haku
ntuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri,hak keadilan, hakkemerde
kaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan kesejahteraan yang olehkarena itu ti
dak boleh diabaikan atau di rampas oleh siapapun. Undang-undang Nomor 39
tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia masalah perlindungan hak.perempuan seri
ng menjadi korban kekerasan karena seksualitasnya sebagai perempuan. Banyak h
asil peneltian dan juga dijumpai dalam kenyataan 
hari yang ditampilkan oleh media massa, menunjukan bagaimana lemahnya posisi 
perempuan ketika mengalami kekerasan yang dilakukan dirinya. Tulisan ini akan 
membicarakan tentang Perdagangan Orang (Traficking)
sebagai Pelanggaran Hak Asasi manusia.

b. Rumusan Masalah

1.Bagaimana kejahatan Human Trafficking di Indonesia 

2.Bagaimana kejahatan Human Trafficking di Nusa Tenggara Timur

3.Bagaimana intervensi terhadap Human Trafficking

  

 
 

BAB II

PEMBAHASAN

 Human Trafficking (perdagangan manusia) merupakan salah satu masalah
kontemporer yang tengah mendapat perhatian serius. Karakteristiknya bersifat
represif dengan tujuan eksploitasi manusia (individu atau kelompok). Luasnya
pengaruh dan dampak ancaman yang di timbulkan, membuat isu Human
Traficking diklasifikasikan sebagai bentuk kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime).

 Perdagangan orang merupakan suatu perbuatan pidana yang melanggar undang
undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.Dalam
hal ini hak-hak seseorang untuk dapat hidup dengan layak telah dilanggar.Hak
tersebut merupakan hak asasi manusia yang hakiki, sehingga perdagangan orang
termasuk pelanggan terhadap undang-undang hak asasi manusia, dimana para
pelaku akan di kenakan sanksi pidana.
Untuk itu dalam penerapan sanksi hukum bagi pelaku  orang perlu kajian dalam sa
nksi berat yang terdapat dalam undang-
undang tentang perdagangan orang, atau undang-undang tentang hak asasi
manusi).Tindak pidana perdagangan orang dapat diketahui bahwa penanganan seti
ap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia saat terjadi keadaan darurat harus segera 
dilakukan berdasarkan peraturan keadaan darurat yang penyelesaiannya dibatasi s
ecara tegas,melalui pengadilan.  Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 21 
Tahun 2007 tentang Tindak PidanaPerdagangan Orang menyatakan bahwa: Tinda
k pidana perdagangan orang dianggapdilakukan oleh korporasi apabila tindak pida
na tersebut dilakukan oleh orangorangyang bertindak untuk dan/atau atas nama ko
rporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan kerja maup
un hubungan lain, bertindak dalam lingkungankorporasi tersebut baik sendiri mau
pun bersama-sama.Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahu
n 1945 adalah dasarhukum tertulis yang didalamnya memuat HakHak Asasi Manu
sia Indonesia sertakewajibankewajiban yang bersifat dasar pula, namun istilah per
kataan Hak AsasiManusia itu sendiri sebenarnya tidak dijumpai dalam UUD 1945
.
Berbicara tentang hak asasi manusia maka yang pertama perlu ditinjau pengertian
dari negara hukum atau yang lebih sering disebut rule of law. Negara hukum atau 
ruleof law dalam arti menurut konsepsi dewasa ini, mempunyai sendi-sendi yang 
bersifatuniversal, seperti pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi, leg
alitas dari pada tindakan Negara dalam arti tindakan aparatur Negara yang dapat d
ipertanggug jawabkan secara hukum dan terjaminnya peradilan yang bebas.Perny
ataan umum tentang hak asasi manusia mengacu pada deklarasi yangdirumuskan 
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1946, di mana pernyataanitu mencak
up perlindungan terhadap hak asasi manusia dan kemerdekaan. Deklarasiini menc
akup kebebasan mendasar bagi siapa pun, pria dan wanita, tanpadiskriminasi apa 
pun. Intinya adalah bahwa Hak Asasi Manusia telah ada sejakseseorang tinggal di 
dalam rahim ibu, lahir,  seumur hidup, dan sampai mati.

Hakasasi manusia terlahir bersama manusia. Dengan kata lain, hak asasi manusia 
sudahada sejak manusia itu ada. Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal menjadi 
elemen pertama dari regulasi hakasasi manusia (international bill of rights) 
sebagai dasar bergabungnya protokolsecara hukum dan tambahan dalam.
perjanjian internasional tentang hakhak sipil dan politik dan dua komite ini menga
wasi pelaksanaannya dan setiap perjanjianmenyediakan mekanisme menegakkan 
hak. Kepatuhan pada prinsip yang tercermin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia menjadi kriteria utama pengakuan suatu negara atau rezim baru oleh neg
aralain. Selain itu, penghormatan terhadap hak asasi manusia secara nyata menjadi 
persyaratan keanggotaan di berbagai organisasi internasional dan regional, termas
ukPBB. Tidak ada negara yang dapat bertanggung jawab atas kerugian yang mung
kinterjadi karena ketidaktahuan akan hak asasi manusia. Di sisi lain, mereka harus
memastikan penghormatan terhadap hak dan kebebasan yang dinyatakan dalamDe
klarasi sebagai standar minimum. Mungkin benar untuk mengatakan bahwa tidaka
da instrumen internasional lain yang memiliki efek semacam itu.

 Menurut Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang terdapat didala
mPasal 7 menyebutkan bahwa: 36 orang sama didepan hukum dan berhak atas per
lindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun. Semua orang.
berhakuntuk mendapatkan perlindungan yang sama terhadap diskriminasi apapun 
yangmelanggar deklarasi ini dan terhadap segala hasutan untuk melakukan.
diskriminasitersebut. Sejalan perkembangan sosial politik dan hukum di Indonesia
, yang disebut dengan jaman reformasi, maka pemerintah telah membuat 
perundangundangan baru. Khususuntuk masalah hak asasi manusia pada awalnya 
Indonesia hanya berpatokan padaketentuan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) ya
itu the universal declaration ofhuman right pada tanggal 10 desember 1948 sekara
ng bangsa Indonesia boleh banggadengan disahkannya Undang-undang Nomor 39 
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

 Menurut UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,seba
gaimana bunyi pada Pasal 1 menyatakan bahwa: Hak asasi manusia (HAM)adalah 
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaaan manusia sebagaimak
hluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,diju
njung tinggi,dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orangde
mi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia.Berdasarkan perkemb
angan dan kemajuan dalam perjalanan bangsa Indonesia kinikita dapat saksikan a
danya kesamaan visi hak asasi manusia dan misi tentang peningkatan hak asasi m
anusia antara pemerintah disatu sisi dan kalangan masyarakat. Sekalipun demikian 
perbedaan diantara keduanya masih tetap adayaitu terletak dalam cara bagaimana 
mewujudkan perlindungan hak asasi manusiatersebut kedalam kenyataan kehidup
an masyarakat.B, baik bersifat antar Negara maupun dalam negeri, sehinggamenaj
adi ancaman terhadap masyarakat,bangsa dan Negara, serta terhadap normanorma 
kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Keinginan untuk mencegah dan menanggulangi tindak pidana perdagangan orang
nilai luhur, komitmen nasional, dan internasional, penindakan terhadap pelaku.
Peraturan Undang-
undang. Perdagangan orang juga merupakan salah satu bentuk perlakuanterburuk 
dan pelanggaran harkat dan martabatnya dengan sendirinya merupakan pelanggar
an hak asasi manusia. Pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan 
orang merupakan tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah,masyarakat, dan 
keluarga. Untuk mewujudkan langkah-langkah
Tindakan perdagangan orang yang sering korbannya adalah anak-anak dan perem
puan, semakin bertambah maraknya masalah perdagangan orang
di berbagai Negara, termasuk Indonesia dan Negara-Negara yang sedang berkemb
ang lainnya,telah menjadi perhatian Indonesia
sebagai bangsa. Berdasarkan bukti eempiris,perempuan dan anak adalah 
kelompok yang paling banyak menjadi korban , tindak pidana perdagangan orang.

2.1 Human Trafficking di Indonesia

Berdasarkan penelusuran liter atur, -
sendi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. International Organization for Migr
ation(IOM) mencatat, pada periode Maret 2005 hingga Desember 2014,

6.651orang. Dari jumlah itu, 82 persen adalah perempuan yang bekerja di dalam d
an di luarnegeri sebagai tenaga kerja informal dan 18 persen merupakan laki-laki 
yangmayoritas mengalami eksploitasi ketika bekerja sebagai Anak Buah Kapal (A
BK).Dikutip dari Serikat Pekerja Indonesia Luar Negeri (SPILN) tahun 2015, may
oritaskorban sindikat perdagangan manusia didominasi kelompok Buruh Migran I
ndonesia(BMI) yang lazimnya dikenal sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Fak
tor utamayang menyeret para pekerja adalah masalah ekonomi. Dalam segala kete
rbatasan, para migran kerap secara mudah dipengaruhi iming-iming kesejahteraan 
oleh oknumatau mafia kejahatan perdagangan orang. Konteks kejahatan perdagan
gan manusiamenimbulkan kekhawatiran. Ancaman dan resikonya menjadi gejala 
sosial yangmulai jamak di masyarakat.

2.2 Human Trafficking di Nusa Tenggara Timur

Bahayahuman trafficking  semakin menggejala hingga ke daerah. Salah satu daera
hyang menjadi objek kajian dalam pembahasan ini adalah Propinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT). Kejahatan dan ancaman human trafficking tengah menjadi isu aktu
al di NTT. Dalam  beberapa tahun terakhir, NTT menempati rangking teratas, 
didaulatsebagai daerah asal  korban tindak pidana perdagangan manusia.Upaya.
pemberantasan perdagangan orang di NTT tetap menjadi sorotan oleh berbagai 
macam kalangan.KemensosRIkondisi kronis, sehingga langkah penanganan menja
diurgensi bersama. Secara
umum, jumlah buruh migran dari NTT bukan yangterbanyak di Indonesia, tetapi 
angka kasus human trafficking dari NTT menurut data
Bareskrim Polri tertinggi di Indonesia. Sejak Februari 2014, kasus perdagangan
orang telah menjadi ‘titik api’ protes gerakan masyarakat sipil di NTT.

 Human trafficking di  dapat
dikatakan sudah darurat karena banyak sekali warga NTT terutama kaum wanita 
berumur 15 tahun ke atas yang dijadikan TKW ke luarnegeri, khususnya Malaysia
, Singapura, Taiwan, dan negara-negara lain. Data
Institute of Resource Governance and Social Change(IRGSC) bulan Januari

sampaiDesember 2015, terdapat 941 orang menjadi korban, disinyalir ada tujuh
jaringan perusahaan dan perorangan yang terlibat. Tahun 2015 terdapat 1.667 TK
W asal NTT yang menjadi korban human trafficking 
Sementara, pada 2016, bulan

Januari sampaiJuli, ada sekitar 726 TKW yang masalah atau terindikasi praktek.
perdaganganmanusia.Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT).
1.667 orang calontenaga kerja wanita (TKW) asal NTT dikirim keluar 
daerah secara illegal. Para calonTKW rencananya akan dikirim oleh sejumlah jari
ngan 
perdagangan manusia untuk bekerja di Medan dan Malaysia. Dengan kondisi ini,
karena sebelumnya, secara
nasional, NTT belum pernah masuk dalam peringkat tertinggi daftar kasus

Human trafficking  di Indonesia.

2.3 Intervensi Terhadap Human Trafficking

a. Faktor Penyebab terjadinya Human Trafficking

Terdapat aspek universal dibalik masalah human trafficking 

 yang dialami negara-negara di seluruh dunia. Penyebabnya adalah:

 poverty, globalization, the sex TourismIndustry, women’s rights, and General glo
bal education levels.

Korban  trafficking

adalah mereka yang terpinggirkan, terutama kaum perempuan (kondisi kemiskina
ndan ketidakmandirian yang mereka alami). Kondisi-kondisi psikologis dan masal
ahkemiskinan secara sistematis mendorong individu untuk melakukan apapun unt
ukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut adalah faktor-faktor yang dipandang se
bagai penyebab terjadinya masalah
human trafficking seperti yang diilustrasikan oleh Cameron & Newmann, Faktor-
Faktor Penyebab Human Trafficking

a. Kemiskinan

Kemiskinan termasuk faktor utama yang mendorong orang untuk melakukan apap
unagar keluar dari keterbatasan yang dialami. Berikut gambaran umum mengenai 
tigaaspek kemiskinan; dipengaruhi faktor kemiskinan yang dialami individu(keter
batasan sarana dan akses kebutuhan hidup). Sisi permintaan (
1. demand side

mengacu pada industry komersial atau kegiatan yang mengandalkan kemiskinan

sebagai komoditas (individu diperdagangkan secara ilegal) dengan tujuanmempert
ahankan profit atau keuntungan. Berbagai pandangan lembaga atauorganisasi seca
ra mayoritas menyebut, faktor utama dan akar penyebab perdaganganmanusia ada
lah dipengaruhi

2. Supply side

 akibat dari kemiskinan.Faktor kemiskinan mendorong jutaan orang Indonesia mel
akukan migrasi, domestikmaupun internasional yang dipandang sebagai sebuah 
cara memperoleh kehidupanyang baik bagi dirinya dan keluarga., sebuah studi di 
41negara menunjukkan bahwa keinginan untuk meningkatkan kondisi ekonomi da
nkurangnya kesempatan kerja adalah salah satu alasan utama wanita mencari peke
rjaandi luar negeri.Maraknya perdagangan manusia di Nusa
Tenggara Timur (NTT) disinyalir lantarankemisikinan yang melanda wilayah.
bagian timur Indonesia itu. Direktur Eksekutif

3. Migrant Care

 Anis Hidayah, mengatakan dengan alasan itu perempuan menjadisasaran empuk 
yang dijadikan korban untuk "dilego" ke luar negeri.Kasus perdagangan manusia 
di NTT muncul sebagai konsekuensi kemiskinan danminimnya akses kesejahteraa
n. Ketimpangan dan gejala kemiskinan di NTTmemunculkan masalah bagi hak-
hak perempuan di NTT, mereka dituntut untukmemperbaiki kondisi ekonomi. Pad
a kondisi ini, mereka semakin tertekan dan mudahterpengaruh oleh resiko kejahat
an.Kemiskinan merupakan sebuah masalah sosial utama yang terjadi Propinsi NT
T.Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2014, sekitar 19,6 da
ritotal 4,9 juta populasi NTT tergolong dalam kategori penduduk miskin.Pengaruh 
kemiskinan tersebut melahirkan berbagai dampak sosial. Terdapat faktamemprihat
inkan, bahwa konsekuensi kemiskinan menempatkan posisi pperempua  NTT seba
gai pihak yang sangat beresiko terjebak kejahatan, intimidasi, dieksploitasi 
praktek perdagangan manusia. 

b. Minimnya Tingkat pendidikan

Selain faktor ekonomi, rendahnya pemenuhan hak atas akses pendidikan turutmel
atari munculnya korban kejahatan. Tingginya kasus perdagangan di NTT tidakhan
ya disebabkan faktor kemiskinan atau ekonomi, tetapi juga pada minimnyatingkat 
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pendidikan.Mayoritas 
warga NTT secara ilegal direkrut sebagai TKW
TKI karena tidak memiliki pemahaman akan bahaya dan resiko. Pengaruhnya.
pada tingkat pendidikan yangminim, tamat SD atau bahkan tidak bersekolah.

Humantraficking .Dalam konteks ini,“Darurat Manusia”, orang dengan mudah
ditipu akan mendapat kerja yang bagus dan diiming-dimingii gaji yang tinggi. Situ
asiini menjadikan NTT sebagai lahan basah bagi 
para calon.Studi kasus, seperti dialami Wilfrida Soic, wanita berumur 17 tahun.
yang hanyaengenyam pendidikan sampai kelas 4 SD. Ia dijadikan korban oleh pel
aku dalamhal ini calo, secara terorganisir mengirimnya ke luar negeri, tanpa mem
bawadokumen apa pun. Dalam kasus ini, paspor Wilfrida difasilitasi dan dibuat di 
Jakartakemudian dikirim dari NTT menuju Jakarta dan ke SSingapurakemudianor
rel menyatakan “

c. Faktor ekonomi

pelaku perdaganganmanusia termotivasi oleh uang. Kalimat ini hendak memberi s
uatu pemahaman, bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama terja
dinya kejahatan yangdilatarbelakangi kesenjangan ekonomi, dan lapangan kerja y
ang tidak memadaidengan besarnya jumlah penduduk. Hal mendesak inilah yang 
mendorong seseorangmencari pekerjaan meski harus keluar daerah.Kemiskinan d
an rendahnya kesempatan kerja mendorong jutaan penduduk Indonesiamelakukan 
migrasi didalam dan keluar negeri guna menemukan cara agar dapatmenghidupi d
iri mereka dan keluarga. Selain kemiskinan, kesenjangan tingkatkesejahteraan ant
ar negara juga menjadi penyebab terjadinya perdagangan manusia. Negara-negara 
yang tercatat sebagai penerima korban perdagangan manusia dariIndonesia, mayo
ritas memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi lebih baik seperti
Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan dan Saudi Arabia. Kesejahteraan ekono
mimenjadi tujuan mereka bermigrasi ke negara lain.

d. Pengangguran

Pengangguran sebagai salah satu penyebab maraknya korban perdagangan manusi
adi NTT. Berbagai sumber mencatat, masalah sosial berpengaruh besar terhadapk
ompleksitas kejahatan di NTT. Beberapa korban adalah mereka yang tidak mamp
u,atau dikategorikan sebagai kelompok masyarakat rentan.Agenda forum Seminar 
Perdagangan Orang yang digelar Komisi PerlindunganPerempuan dan Anak Daer
ah (KPPAD) Provinsi Bali, Sabtu 29 Oktober 2016,membahas tingginya presentas
e Kasus Perdagangan Manusia di Nusa TenggaraTimur (NTT). Laporan Serikat P
erempuan Indonesia (Seruni), angka pengangguranyang tinggi menjadi salah satu 
pemicu terjadinya eksodus buruh migran dari NTT.Pada kondisi ini, NTT berada 
dalam posisi memprihatinkan, angka pengangguranmencapai angka 88 ribu ooran

Seruni mencatat, terdapat 44 korban meninggal asal NTT akibat tersangkut kasus 
perdagangan orang. Perempuan muda asal NTT, mudah direkrut perusahaan jasate
naga kerja menjadi buruh migran. Bahkan, dari penelusuran yang dilakukan, 
faktor
kemiskinan sebagai pendorong sebagian orangtua di NTT mengizinkan anaknyadi
rekrut bekerja di luar negeri.

B.  Dampak/Pengaruh Human Trafficking

bagi Warga NTTFenomena human trafficking merupakan masalah social yang me
ngganggu stabilitaskehidupan masyarakat. Dampak- dampak mental 

(gangguan mental)karena efek trauma psikologis. Sebagian besar korban perdagan
gan manusia akanmengalami persoalan psikologis antara lain:
1. Trauma

Trauma merupakan masalah psikologis yang dialami individu atau kelompok atas 
perbuatan traumatis yang dialaminya. Jenis-jenis masalahnya dapat berupa tindak
kekerasan, penyiksaan dan perbuatan represif lain yang memberikan tekanan psik
ologis.Trauma adalah :

Warga NTT, khususnya para perempuan yang menjadi korban

HumanTrafickingmengalami trauma mendalam,. Masalah-masalah sosial berupa t
ekanan psikologis juga mempengaruhi aktivitas dan

 interaksi sosial Kekerasan (violence)  dan Korban Meninggal Dunia

Akumulasi masalah dan penyiksaan yang dialami para korban perdagangan manus
iatelah menghadirkan berbagai masalah sosial. Khususnya persoalan yang dialami 
parakorban human trafficking di NTT tidak hanya tekanan psikologis, namun lebi
hekstrem menyebabkan korban meninggal dunia.Polda NTT mencatat sekitar 1.66
7 calon Tenaga Kerja Wanita asal NTT yang dikirimkeluar daerah secara ilegal da
n menjadi korban Human Trafficking. Hingga tahun2016, 37 warga NTT meningg
al dunia ketika menjadi Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar Negeri. Kem
udian, dari hasil komparasi data yang berbeda, menurutdata Serikat Perempuan In
donesia (Seruni), terdapat 44 korban meninggal asal NTTakibat tersangkut kasus 
perdagangan orang.

2. Assessment dan Strategi Intervensi

human trafficking di NTT. Pada bagian ini, Pekerja Sosial perlu mencari 
hubungansebabakibat sampai menimbulkan masalah. Untuk itu,, mengapa 
masalahhuman trafficking  di NTT dapat terjadi danmenjadi masalah sosial.
Menjawab itu, penyebab utama sebagaimana dibahas pada isi pengantar, yaitu.
Faktorfaktor ekonomi, kemiskinan dan pengangguran. Demi mendapat akses kesej
ahteraan,masyarakat berupaya meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan 
pendapatan.Ketika kemiskinan menjadi isu sosial yang paling dominan, yang terja
di adalah pola- pola kejahatan cenderung tinggi, salah satunya kasus human
trafficking 

3. Assessment Masalah

Pada tahap assessment (penilaian) masalah, Pekerja Sosial memberikan gagasan at
au perspektif intervensi terhadap masalah yang ingin ditangani. Dalam konteks pe
nilaianmasalah, Pekerja Sosial perlu melakukan prinsip-prinsip kajian, penilaian s
ebelummenentukan langkah yang tepat untuk pencegahan (preventif). Pencegahan 
dapatdilakukan setelah kasus atau hubungan timbal balik antara penyebab dan ma
salahdipahami secara komprehensif. Langkah assessment ini penting untuk mensi
nergikan proses intervensi dan berupaya menghindari terjadinya masalah di kemu
dian harimelalui praktek-praktek pencegahan lewat intervensi.Pada aspek ini, Pek
erja Sosial berperan menganalisa dan mengidentifikasi sumbersumber masalah ser
ta saran untuk praktek 
penanganannya sesuai konteks permasalahan. Dalam kaitan kasus
human trafficking di NTT, Assessment (penilaian)yang dapat

dianalisis adalah terkait penyebab masalah yaitu lebih ditentukan olehlingkungan 
dan minimnya akses sumber daya sosial (ekonomi, pendidikan).Kejahatan mudah 
terjadi akibat sumber-sumber primer masyarakat cenderungterabaikan, sehingga k
ondisi marginal dan ketersingkiran membuat produktifitaskeberfungsian sosial tid
ak terakomodasi secara baik. Untuk itu, dalam konteks preventif, Pemerintah Daer
ah dan Pusat perlu singeri untuk mencari model bersamauntuk mencegah kasus-
kasus perdagangan manusia di NTT. Misalnya, perangkataturan atau penegakan 
hukum lebih inklusif sehingga hakhak masyarakat dapatdifasilitasi secara baik dan 
yang terpenting, para pelaku kejahatan ditindak tegas.Kemudian, setelah para korb
an atau masyarakat yang terlibat diselamatkan dari rantai perdagangan manusia, la
ngkah yang harus disiapkan adalah bagaimana prosesmengelola sumber daya man
usia dan menciptakan lapangan pekerjaan agar merekatidak kembali menjadi korb
an. Ketika para korban telah kembali ke masyarakatTahap assessment atau penilai
an terhadap dampak, dilakukan setelah melalui fase penilaian penyebab (caused) d
an analisis kasus atau masalah. Pekerja Sosial berperanmemberikan solusi, melalu
i penentuan langkahlangkah dan intervensi praktis terkait penyelesaian masalah. K
asus human trafficking di NTT, 

dapatdiidentifikasi dari beberapa aspek, sebagai resiko yang timbul dari kejahatan. 
Dampakdampak yangdapat dijadikan bagian dari assessment ini adalah lebih di
dominasi faktor gangguan psikologis yang dialami korban (perempuan dan pekerj
a anak). Masalah inimenimbulkan berbagai persoalan lain, misalnya, keterasingan 
dari komunitas sosial,interaksi sosial dan terpuruknya status sosial. Untuk itu, Pek
erja Sosial dalammengkaji masalah ini perlu terlebih dahulu memahami pokok per
soalan secara baikdan menyeluruh. Dalam konteks peran Pekerja Sosial untuk me
ngatasi dampak darikasus ini, dapat dilakukan dengan metode intervensi terhadap 
korban, mencari tahusecara pasti keinginan dan potensi korban agar kembali berd
aya di lingkungansosialnnya. Misalnya, dapat digunakan
sterngth based   perspective yaitu semaksimalmungkin menggali potensi yang dim
iliki korban (sebagai penyandang masalah),kemudian meyakinkan secara mental d
an psikologis bahwa korban mampumenyelesaikan masalahnya serta keluar dari k
eterasingan dan stigma masyarakat.Untuk mencapai itu, proses pelibatan (engage
ment )orangorang terdekat (keluarga,tetangga) sebagai pihak yang penting dan san
gat berpengaruh  terhadap proses penyembuhan dan pemberdayaan korban yang s
edang mengalamitrauma.

4.  Intervensi Pekerjaan Sosial terhadap Human Trafficking Kasus

human trafficking di NTT merupakan masalah sosial yang patut ditangani.Terkait 
konteks penanganan, ada beberapa kategori yang dapat digunakan sebagai pendek
atan pemecahan masalah. Pendekatan Pekerjaan Sosial sebagai praktek profesiona
l menawarkan konsep yang disebut intervensi dan assessment dalam
 bentuk strategi praktis mencari penyebab, menggali masalah, analisis, identifikasi 
dansolusi pemberdayaan bagi klien (orang yang membutuhkan bantuan) atauPeny
andang Masalah Sosial.Strategi penanganan Pekerja Sosial mengenal istilah Siste
m Dasar, diperkenalkanoleh Allen Pincus dan Minahan. Pada tahun 1973, Pincus 
dan Minahan dalam karyapendeatan penerapan analisissistem pada praktek pekerj
aan sosial. Asumsi dasarnya adalah, bahwa terdapat
common core (inti pokok) mengenai keahlian dan konsep esensial dalam praktek 
pekerjaan sosial, yaitu melihat fakta berdasarkan interpretasi teoritis dan teori sist
em.Pincus & Minahan menggunakan empat sistem dasar Pekerjaan Sosial sebagai 
suatu pendekatan perubahan terencana. 

BAB III

PENUTUP

Maraknya terjadi perdagangan orang (trafficking) di Indonesia, yang mana kejahat
anini adalah jenis kejahatan yang dilakukan oleh para sendikat yang sudah terorga
nisiryang meliputi nasional sampai dengan internasional. Jenis kejahatan merupak
an pelanggaran hak asasi manusia, yakni hak yang melekat dalam diri setiap manu
siameliputi secara kodrati, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hakmenge
mbangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hakkeamanan
, dan kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan ataudirampas oleh 
siapapun. Maka untuk memberantas kejahatan itu perlu dilakukan pencegahan dal
am perdagangan orang tersebut agar tindakan perdagangan orangseperti penjualan 
anak, prostitusi anak, penyelundupan manusia, migran dandiskriminasi serta perda
gangan wanita dan pelacuran. Bentuk pelanggaran hak asasimanusia terutama mas
alah perdagangan orang adalah dengan adanya upaya pemerintah untuk meratifika
si ketentuan hukum internasional ke dalam hukumnasional seperti dengan disahka
nnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentangTindak Pidana Perdagangan 
Orang dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi Manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan IlmuIlmu Sosial Perdagangan Orang (Trafficking) sebagaiPelan
ggaran Hak Asasi Manusia Riswan Munthe. 2015(https://jurnal.unimed.ac.id/
2012/index.php/jupiis/article/viewFile/3126/4512. Diakses 11 Februari 2019)
Lusiana M. Tijow1, Sudarsono2, Rachmad Safa’at3, Bambang Sugiri4, The Bindi
ngAuthority Of Human Right Law As Guarantee Of Legal Protection Toward The 
BodyIntegrity Of Woman As The Victim Of Not-Fulfilled Promise To Marry. Vol
. 8(1)March 2017.(http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./Vol.8(1)/
ARInt.2017(8.1-10).pdf . Diakses 11 Februari 2019)Everd Scor Rider Daniel

1, Nandang Mulyana

2, Budhi Wibhawa

3 , Human Trafficking

Di Nusa Tenggara Timur. Vol. 7 No. 1.(https://media.neliti.com/media/
publications/181641-ID-human-trafficking-di-nusa-tenggara-timur.pdf . Diakses 1
1 Februari 2019)

Anda mungkin juga menyukai