Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 6

KESEHATAN MENTAL

NILAI, MOTIVASI, DAN TEORI GOAL

Dosen Pengampu:
Drs. Yusri, M.Pd., Kons.

Fauziah Auliyah
19006078

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
NILAI, MOTIVASI, DAN TEORI GOAL

A.Tujuan Hidup (Life Goal)

Teori ini mula-mula dikembangkan oleh Edwin A. Locke (1968). Teori ini
mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua cognitions yaitu values dan
intentions (atau tujuan). Yang dimaksud dengan values adalah apa yang dihargai seseorang
sebagai upaya mendapatkan kemakmuran/ welfare. Orang telah menentukan goal atas
perilakunya dimasa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku yang sesungguhnya.
Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran) dan niat
seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan/tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh
individu. Jika seorang individu komit dengan sasaran tertentu, maka hal ini akan mempengaruhi
tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi kinerjanya. Penelitian yang menggunakan teori ini
bisa dilihat dari variabel penelitian yang dipergunakan antara lain goal level, goal
commitment need for achievement, serta goal setting (Murray, 1990 dalam Hudayati, A.,2002).

Menurut Shields & Young (1993) penelitian yang menggunakan pendekatan goal theory
memfokuskan hubungan antara desain pengendalian manajemen terhadap variabel motivasional
seperti motivasi, komitmen organisasi, kinerja serta kepuasan kerja.

B.Teori Motivasi dan Self Determination Theory

1. Teori Motivasi

Motivasi merupakan sebuah dorongan individu dalam berperilaku untuk mencapai


tujuan. Seseorang dikatakan mencapai tujuan dapat dikatakan juga bahwa dirinya mencapai
suatu prestasi. Oleh karena dorongan yang seseorang mampu mencapai prestasi disebut
sebagai motivasi berprestasi (McClelland dalam Mamahit, H. C., & Situmorang, D. D.
B.,2017)

Sukadji (2001) (dalam Mamahit, H. C., & Situmorang, D. D. B.,2017) menyatakan


bahwa ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah:
a. selalu berusaha, tidak mudah menyerah dalam mencapai sukses maupun dalam
berkompetisi, dengan menentukan sendiri standard bagi prestasinya

b. secara umum tidak menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas rutin, tetapi
mereka biasanya menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas khusus yang
memiliki arti bagi mereka

c. dalam melakukan sesuatu tidak didorong atau dipengaruhi oleh reward (hadiah atau
uang)

d. cenderung mengambil risiko yang wajar (bertaraf sedang) dan diperhitungkan.


Mereka tidak akan melakukan hal-hal yang dianggapnya terlalu mudah ataupun
terlalu sulit

e. mencoba memperoleh umpan balik dari perbuatannya

f. mencermati lingkungan dan mencari kesempatan/peluang

g. bergaul lebih untuk memperoleh pengalaman

h. menyenangi situasi menantang, dimana mereka dapat memanfaatkan kemampuannya

i. cenderung mencari cara-cara yang unik dalam menyelesaikan suatu masalah

j. Kreatif

dalam bekerja atau belajar seakan-akan dikejar waktu.

2. Self determination

Self determination atau determinasi diri adalah kemampuan diri dalam mengidentifikasi
dan mencapai tujuan berdasarkan pengetahuan dan penilaian individu terhadap dirinya
sendiri (Field & Hoffman, 1994,p. 164 dalam Mamahit, H. C., & Situmorang, D. D.
B.,2017). Jika dikaitkan dengan siswa, maka self determination siswa adalah kemampuan
siswa dalam mencapai tujuannya sebagai pelajar yaitu keberhasilan secara akademik, pribadi
sosial, dan karir. Jika siswa mampu berkembang dengan baik pada keempat aspek tersebut,
maka dapat dikatakan siswa berhasil mencapai tujuannya.

Berdasarkan self-determination theory perilaku manusia dilatar belakangi suatu kontinum


penentuan diri (Ryan & Deci, 2000 dalam Cahyorinartri, N. (2018). Kontinum ini berkisar
dari tidak termotivasi hingga motivasi intrinsik. Sepanjang kontinum ini terdapat empat jenis
motivasi ekstrinsik dari yang paling eksternal hingga diatur secara terregulasi. Empat jenis
motivasi ekstrinsik ini meliputi regulasi eksternal, introyeksi, identifikasi, dan integrasi.
Motivasi-motivasi ekstrinsik ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda yang berasal
dari luar diri individu. Individu dapat menunjukkan perilaku yang sama akan tetapi didasari
oleh motivasi yang berbeda. Hal ini juga berlaku pada mahasiswa yang mengikuti organisasi
mahasiswa. Mahasiswa dapat menunjukkan perilaku yang sama yaitu aktif mengikuti
organisasi, akan tetapi di latar belakangi oleh alasan yang berbeda.

Self Determination Theory (SDT) mengajukan konsep bahwa terdapat perbedaan tipe
motivasi berdasarkan alasan atau tujuan yang mendasari suatu perilaku. Terdapat beberapa
tipe motivasi ekstrinsik, beberapa di antaranya, memang merupakan bentuk sederhana dari
motivasi dan beberapa di antaranya aktif, beberapa bentuknya agenti (Ryan & Decy,
2000 Cahyorinartri, N. (2018). Beberapa dasar motivasi ekstrinsik diantaranya adalah:

a. Integrasi terjadi ketika peraturan diidentifikasi telah sepenuhnya berasimilasi ke


dalam diri sendiri. Hal ini terjadi melalui evaluasi diri dan membawa peraturan baru
ke dalam keselarasan dengan nilai-nilai seseorang dan kebutuhan.

b. Identifikasi. Di sini, orang tersebut telah diidentifikasi regulasi dengan perilaku


pribadi karena adanya kepentingan dan dengan demikian ia menerima peraturan
sebagai bagian dari dirinya

c. Introyeksi, menjelaskan jenis regulasi internal yang masih mengendalikan seseorang,


karena orang melakukan tindakan tersebut dengan perasaan tekanan untuk
menghindari rasa bersalah atau kecemasan atau untuk meningkatkan ego atau
kebanggaan

d. Regulasi Eksternal. Perilaku tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan


eksternal atau mendapatkan hadiah

TEORI-TEORI MOTIVASI

Ada beberapa teori-teori motivasi yaitu (dalam Prihartanta, W.,2015).

1. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)


Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai
motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting:

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)


b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik),
b. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik)

3. Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori y (positif),
Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer.
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan


dengan kerja.

4.Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )


Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun
hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas


b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan.
Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

5.Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-
nya Maslow)
c. Need for Power (dorongan untuk mengatur).

C.Nilai

Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan
(Poerwadarminto, 1999:667 dalam Inayati, Indah, 2019).Nilai (value/qimah) dalam pandangan
Brubacher tak terbatas ruang lingkupnya.Nilai tersebut sangat erat kaitannya dengan pengertian-
pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya.Nilai itu
praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara objektif di dalam
masyarakat (Muhaimin, 1993:109-110 dalam Inayati, Indah, 2019). 45 Nilai bisa juga dikatakan
sebagai kualitas atau harga yang melekat pada tindakan dan jiwa manusia. Didalam kehidupan
ini, kita tidak akan perna terlepas dari nilai, baik itu nilai yang tersurat maupun tersirat. Ada
beberapa nilai yang dapat menjadi pedoman hidup setiap individu. Ada nilai agama, nilai adat,
atau nilai kehidupan yang berlaku umum, yang menurut Prayitno antara lain kasih sayang,
kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan penghargaan (Zubaedi, 2011: 38 dalam Inayati, Indah,
2019).

Dari pengertian diatas, sudah bisa dilihat bahwa setiap manusia mempunyai nilai yang
bisa dijadikan pedoman hidup. Dan setiap manusia akan berbeda, sesuai dengan latar belakang
seseorang tersebut. Seperti dalam hal agama, adat istiadat, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyorinartri, N. 2018. “Motivasi Mahasiswa Berorganisasi di Kampus”:Jurnal Psikologi
Insight, vol 2 No 2, 27-38. (Diakses 29 Maret 2021 19.00 WIB).
Hudayati, A. 2002. “Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai teori
dan pendekatan yang melandasi”: Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol 6
No 2 (Diakses 29 Maret 19.00 WIB).

Inayati, Indah, 2019. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dan Motivasi Dalam Buku Sepatu Dahlan
Karya Khrisna Pabicara”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(Pgmi) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga
(Diakses 29 Maret 19.00 WIB).

Mamahit, H. C., & Situmorang, D. D. B. 2017. “Hubungan self-determination dan


motivasi berprestasi dengan kemampuan pengambilan keputusan siswa SMA”:
Psibernetika,Vol 9 No 2. (Diakses 29 Maret 19.00 WIB).
Prihartanta, W. 2015 . “Teori-teori motivasi”: Jurnal Adabiya, Vol 1 No 83 , 1-14.
(Diakses 29 Maret 19.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai